PEDOMAN PE DOMAN UMUM SEKOLAH KOLAH LAPANG LAPANG I KLI M TA. TA. 20 09
DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR DEPARTEMEN PERTANIAN 2009
Dampak perubahan iklim yang mengakibatkan banjir dan kekeringan di lahan usahatani akan mengancam ketahanan pangan nasional. Untuk itu petani sebagai ujung tombak pelaksanaan usahatani diharapkan mampu melaksanakan usahatani degan meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi sehingga tidak terjadi penurunan produksi. Sekolah Lapang Iklim menjadi salah satu upaya pemberdayaan petani dalam upaya mengantisipasi bencana banjir dan kekeringan di lahan usahatani usahatani sebagai akibat dampak perubahan iklim iklim Pedoman Umum ini disusun dengan maksud untuk menjadi pedoman dan acuan pelaksanaan bagi pelaksana kegiatan Sekolah Lapang Iklim dan semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan ini. Dengan adanya acuan atau pedoman ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak di propinsi dan juknis di kabupaten agar petugas dapat memahami
dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan dan sasaran kegiatan ini dapat terwujud sesuai harapan yang ingin dicapai. Demikian semoga pedoman umum ini dapat dilaksanakan oleh para pelaksana di Pusat maupun di Daerah dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab. Jakarta,
Januari 2009
Direktur Pengelolaan Air
............................... NIP. ...............
i
KATA PENGANTAR ........ ............ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ...... ..ii DAFT AFTAR IS ISII .................... .............................. .................... .................... .................... .................... ................ ...... iii
I.
PENDAHULUAN LUAN ........ ............ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ .... 1
A. Latar Belakang Belakang ........................... ......................................... ............................. ................. 1 B. Tujuan Tujuan ........................... .......................................... ............................. ............................ ..............33 C. Sasaran Sasaran ............................ ........................................... ............................. ......................... ...........44 D. Istilah Istilah ............................ .......................................... ............................ ............................ .................. 5 II. II.
SEKOLAH LAPANG IKLIM ....... ........... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ .... 12
A. Prinsip Dasar Sekolah Lapang Iklim .........................13 B. Azas-azas Sekolah Lapang Iklim ...................... .......... ................... ....... 13 C. Proses Proses Belajar Belajar ............................ .......................................... ............................ .................. 14 D. Pemandu/F Pemandu/Fasili asilitator tator .......................... ........................................ ....................... .........16 16 III.
PROSES SEKOLAH LAPANG IKLIM IKLIM .... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... 17
A. Metode Pelaksana Pelaksanaan an ........................... ......................................... ..................... ....... 17 B. Lokasi dan Peserta Sekolah Lapang Iklim.................18 C. Persiapan Persiapan .......................... ........................................ ............................ ......................... ...........18 18 D. Kurikulum Sekolah Lapang Iklim ....................... ........... ................... ....... 20 E. Pelaporan Pelaporan ........................... ......................................... ............................ ........................ ..........28 28 F. Pembiayaa Pembiayaann ............................ .......................................... ............................ ................... ..... 28
ii
IV.
IND INDIKATO IKATOR KINE KINERJA ........ ............ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ....... ... 30
A. Keluaran (Output ) ........................... ......................................... .......................... ............30 30 B. Hasil (Outcome ) .......................................................30 C. Manfaat (Benefit ) ............................ .......................................... .......................... ............30 30 D. Dampak (Impact ) ............................ .......................................... .......................... ............30 30 V.
MONITORING DAN EVALUASI ..................... ................. .... 31
A. Monitoring Monitoring dan Evaluasi Evaluasi .......................... ........................................ ................. ... 31 B. Pelaporan Pelaporan ........................... ......................................... ............................ ........................ ..........31 31 VI.
PENUTUP.................... .............................. ..................... ..................... .................... .................... .......... 33
DAFT AFTAR PUSTAKA ........ ............ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ....... ... 34
LAMPIRAN
iii
I . PENDAHULUA PENDAHULUAN N
A.
Latt ar Belakang La
Pemanasan global (global warming) telah mengubah kondisi iklim global, regional, dan lokal. Mengingat iklim adalah unsur utama yang berpengaruh dalam sistem metabolisme dan fisiologi tanaman, maka perubahan iklim global akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan ketahanan pangan. Perubahan iklim global akan mempengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan pertanian, yaitu: (a) naiknya suhu udara yang juga berdampak terhadap unsur iklim lain, terutama kelembaban dan dinamika atmosfer, (b) berubahnya pola curah hujan, (c) makin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrim (anomali iklim) seperti El-Nino dan La-Nina, dan (d) naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara.
Selain menurunkan produktivitas terutama akibat terjadinya banjir dan kekeringan, pergeseran musim dan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim, global warming juga menjadi penyebab penciutan dan fluktuasi luas tanam serta memperluas areal pertanaman yang akan gagal panen, terutama tanaman pangan dan tanaman semusim lainnya. Oleh sebab itu perubahan iklim dan kejadian iklim ekstrim seperti El-Nino dan La-Nina akan mengancam ketahanan pangan nasional, dan keberlanjutan pertanian pada umumnya. Sebagai gambaran, satu kali kejadian El-Nino (Lemahsedang) dapat menurunkan produksi padi nasional sebesar 2-3%. Jika iklim
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
1
ekstrim diikuti oleh peningkatan suhu udara maka penurunan produksi padi akan lebih tinggi.
Selain akan menciutkan luas lahan pertanian akibat terendam air laut, peningkatan permukaan air laut juga akan meningkatkan salinitas (kegaraman) tanah sekitar pantai. Salinitas pada tanah bersifat racun bagi tanaman sehingga mengganggu fisiologis dan fisik pada tanaman, kecuali tumbuhan laut dan pantai atau varietas adaptif. Salinitas pada padi sangat erat kaitannya dengan keracunan logam berat, terutama Fe dan Al. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai garis dan hamparan pantai yang sangat panjang, sehingga penciutan lahan pertanian akibat peningkatan permukaan air laut menjadi sangat luas. l uas.
Salah satu dampak perubahan iklim global yaitu bergesernya awal musim hujan, hal ini berdampak sangat besar untuk para petani. Sedangkan informasi ramalan akhir musim hujan atau awal musim kemarau, sangat diperlukan untuk menentukan musim tanam berikutnya akan menanam komoditas apa? Dan kapan mulai tanam.
Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat petani akan dampak perubahan iklim, pemahaman terhadap prilaku iklim (hujan) dan upaya penyesuaian pola tanam dan jadwal tanam, diperlukan Sekolah Lapang Iklim yaitu sekolah informal bagi para petani yang belajar mengenai iklim secara mandiri melalui proses mengalami, berbagi pendapat, menarik kesimpulan
dan
menentukan
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
langkah
aksi
yang
akan 2
melahirkan
pengalaman baru yang ditularkan ke petani lain.
B.
1.
Tujuan
Meningkatkan
pengetahuan
&
kemampuan
petani
dalam
pemanfaatan informasi iklim dan kearifan lokal dalam kegiatan budidaya tanaman 2.
Meningkatkan
kemampuan
petani
untuk
menanggulangi
permasalahan banjir & kekeringan di lahan usahataninya sehingga dapat meminimalkan resiko kehilangan hasil 3.
Meningkatkan kemampuan petani dalam mengidentifikasi perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkan terkait ketersediaan air
4.
Meningkatkan sikap kritis petani dalam mengambil keputusan menyangkut upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
C.
1.
Sasaran
Meningkatnya
pengetahuan
&
kemampuan
petani
dalam
pemanfaatan informasi iklim dan kearifan lokal dalam kegiatan budidaya tanaman 2.
Meningkatnya
kemampuan
petani
untuk
menanggulangi
permasalahan banjir & kekeringan di lahan usahataninya sehingga dapat meminimalkan resiko kehilangan hasil 3.
Meningkatknya kemampuan petani dalam mengidentifikasi perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkan terkait ketersediaan air
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
3
4.
Meningkatknya sikap kritis petani dalam mengambil keputusan menyangkut upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
D.
Istilah
Dalam Pedoman Teknis ini akan dijumpai istilah-istilah yang memiliki pengertian sebagai berikut : 1.
Cuaca
Keadaan fisik atmosfer pada suatu saat (waktu tertentu) di suatu tempat, yang dalam waktu singkat (pendek) berubah keadaannya, seperti panas, kelembaban atau gerak udaranya 2.
Iklim
Peluang statistik keadaan cuaca rata-rata atau keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah, meliputi kurun waktu beberapa bulan atau beberapa tahun 3.
Unsur nsur I klim
Radiasi matahari, Temperatur, Kelembaban, Awan, Presipitasi, Evaporasi, Tekanan Udara, Angin 4.
Faktor/ Peng engend endali ali I klim
Ketinggian tempat, Latitude/ garis lintang, Daerah tekanan, Arus laut, Permukaan tanah
5.
Musim
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
4
Rentang waktu yang mengandung fenomena (nilai sesuatu unsur cuaca) yang dominan atau mencolok
6.
Gas Rum Rum ah Kaca ( GRK)
Gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk menyerap radiasi
matahari
yang
dipantulkan
oleh
bumi
sehingga
menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi hangat.
7.
Ef ek Rum ah Kaca
Bertambahnya jumlah gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya dilepas ke luar atmosfir
bumi
dipantulkan
kembali
ke
permukaan
dan
menyebabkan temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas. 8.
Pemanasan Global
Kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.
9.
Perubahan erubahan I klim
Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi menyebabkan terjadinya perubahan pada unsur-unsur iklim lainnya, seperti naiknya suhu air laut, meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara yang pada akhirnya merubah pola iklim dunia.
10.
El Ni no
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
5
Penampakan suhu air permukaan laut yang panas yang tidak normal di wilayah ekuator bagian timur dan tengah yang memberi dampak kemarau kering berkepanjangan di Indonesia
11.
La Nin a
Penampakan
suhu
permukaan
laut
yang
lebih
rendah
dari
normalnya di wilayah ekuator bagian timur dan tengah yang memberi dampak musim hujan deras terus menerus di Indonesia 12.
D a t a I klim
Data cuaca yang dapat digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan iklim di suatu tempat
13.
Adaptasi
Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan dampak negatif dari perubahan iklim.
14.
Mitigasi
Upaya untuk mengurangi emisi GRK sehingga laju perubahan iklim dapat ditekan.
15.
Curah Hujan (m m)
Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
6
yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
16.
Curah hujan kumulatif ( mm )
Jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing Zona Prakiraan Iklim (ZPI). 17.
Zona Prakir aa aan n I klim (ZPI (ZPI )
Daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut No n ZPI .
Luas suatu wilayah ZPI tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZPI bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZPI.
18.
Perm ulaan Musim Kemarau
Berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (rata-rata 1971-2000). 19.
Perm ulaan Musim Musim Huj an
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
7
Berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10 hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari normalnya (ratarata 1991-2000). 20.
Dasarian Rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu : a. Dasarian I
: tanggal 1 sampai dengan 10.
b. Dasarian Dasarian II
: tanggal 11 sampai dengan 20.
c. Dasarian III
: tanggal 21 sampai dengan
akhir bulan. 21.
Sifat Hujan Perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971-2000).
Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a.
Diatas Normal (AN)
:
jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. b. Normal (N)
:
jika nilai curah hujan antara 85%--115% terhadap rata-ratanya. rata-ratanya.
c.
Dibawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rataratanya.
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
8
22.
Dinas Pertanian
Dinas Pertanian adalah dinas yang di dalam tugas pokok dan fungsinya mendapat mandat di bidang pertanian tanaman pangan.
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
9
I I . SE SEKOLA KOLAH H LAP LAPANG I KLI KLI M
Sekolah Lapang Iklim adalah Sekolah lapang yang dilaksanakan di alam terbuka dengan memberdayakan petani agar mampu membaca kondisi iklim serta kearifan lokal untuk melaksanakan budidaya pertanian spesifik lokasi agar dapat meminimalisir penurunan produksi akibat dampak fenomena iklim (banjir dan kekeringan).
Sekolah Lapang Iklim seperti sekolah lapang lainnya, diselenggarakan di lapangan dan mempunyai kurikulum , system evaluasi belajar dan sertifikat tanda kelulusan.
Pada Sekolah lapang iklim hanya dikenal peserta dan fasilitator. Karena dalam proses belajarnya peserta diharapkan dapat membangun materi pembelajaran dengan bantuan pemandu lapangan sebagai fasilitatornya. fasilit atornya.
A.
Pri nsip Dasar Dasar Sekolah Sekolah Lapang Lapang I kl im
“ Belajar dengan melakukan sesuatu (Learning by doing) dan Belajar melalui Pengalaman (Learning by experiencing)” Prinsip ini berdasarkan pada Saya baca, saya lupa. Saya Lihat, saya ingat. Saya melakukan sesuatu, saya bisa. Saya menemukan, saya menguasai.”
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
10
B.
Azas Azas – Azas Azas Sekol ah La Lapang pang I kl im
:
1.
Sarana belajar utama di lapangan
2.
Cara belajar lewat pengalaman
3.
Mengembangkan perencanaan dari bawah
4.
Tidak ada guru, yang ada fasilitator sebagai pelayan yang membantu melancarkan proses belajar
5.
Pengkajian agroekosistem dan iklim
6.
Metode serta bahan praktis dan tepat guna
7.
Kurikulum berdasarkan ketrampilan yang dibutuhkan
8.
Dilaksanakan dalam satu musim tanam
9.
Pelaksanaan terbagi atas tahap persiapan dan pelaksanaan
10.
Peserta berasal dari 1 GP3A yang mewakili P3A bagian hulu, tengah dan hilir
11.
GP3A terpilih adalah GP3A yang aktif dalam kegiatan usahataninya
dan
sering
mengalami
masalah
dalam
ketersediaan air. 12.
Lokasi yang menjadi pengamatan dan tempat belajar ditententukan
oleh
peserta
yang
dianggap
paling
representative disesuaikan dengan kebutuhan materi
C.
Pr oses Belaj ar
Selama proses belajar, peserta akan melaksanakannya melalui proses “Daur
Belajar
dari
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
Pengalaman ”.
Yaitu
Mengalami/melakukan 11
(mengamati di lapangan), Mengungkapkan (menggambar ekosistem), Menganalisis (diskusi/analisa), Menyimpulkan (memutuskan tindakan yang perlu dilakukan) dan Menerapkan/Kembali melakukan (di lahan belajar dan lahan sendiri).
Proses ini merupakan proses belajar yang yang alamiah, tidak ada ada murid dan guru, peserta belajar dari dirinya/pengalamannya sendiri. Pemandu Lapangan hanya berperan membantu agar proses belajar berjalan dengan baik. Proses Daur Belajar dapat dapat dilihat pada pada siklus berikut :
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
12
D.
Pemandu/ Fasilit asilit ator
Pemandu bukanlah guru atau instruktur melainkan fasilitator yang akan menggali dan membangkitkan kemampuan kritis petani dalam proses belajar. Untuk itu pemandu sekolah lapang iklim mempunyai syarat sebagai berikut :
1.
Telah mengikuti TOT Sekolah Lapang Iklim
2.
Menguasai metode pendidikan orang dewasa
3.
Menguasai konsep mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta mampu mengolah data/informasi iklim dan kearifan lokal
untuk
dirumuskan
menjadi
suatu
penanggulangan dampak perubahan iklim.
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
13
strategi
I I I . PROS ROSES SEKOLAH KOLAH LAPA LAPANG NG I KLI M
Proses Sekolah Lapang Iklim menjelaskan bagaimana Sekolah Lapang Iklim dilaksanakan sehingga tujuan dan sasaran penyelenggaraan dapat berjalan baik. Proses itu meliputi beberapa tahapan mulai dari metoda pelaksanaan, persiapan, pelaksanaan, hari lapang petani evaluasi dan pelaporan. Oleh karena itu, sekolah lapang ini dilaksanakan dalam 1 musim tanam.
A.
Met oda Pelaksanaan Pelaksanaan
Sekolah Lapang Iklim dilaksanakan dalam 1 musim tanam yang terdiri dari 12 kali pertemuan dengan jarak antar pertemuan 7 hari/ 1 minggu. Untuk menilai keberhasilan pada pertemuan ke 12 dilakukan evaluasi.
B.
Lokasi d an Pesert Pesert a SLI SLI
1.
Lokasi a.
Pilih lokasi di areal/wilayah GP3A atau Gapoktan
b.
Tempat belajar/latihan dapat berpindah pindah pada setiap P3A/Kelompok Tani yang ada di wilayah tersebut sesui dengan materi yang dibicarakan
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
14
2.
Peserta a.
Jumlah peserta 25 orang
b.
Peserta mewakili semua P3A/Kelompok tani yang ada di wilayah GP3A/Gapoktan tersebut
c.
C.
Pilih peserta yang cukup aktif di P3A/Kelompok taninya.
Persiapan
Kegiatan Persiapan meliputi upaya koordinasi dengan para pihak terkait.
Persiapan Sekolah Lapang Iklim dilakukan dalam 2 kali pertemuan (Lampiran 1). Kegiatan yang dilakukan adalah adalah : 1.
Persiapan ke - 1 -
Sosialisasi
Pelaksanaan
SLI
dengan
mengundang
pengurus P3A yang ada dalam GP3A terpilih. -
Menentukan Pemandu dan Peserta SLI
-
Mendata kebutuhan data informasi iklim dan ketersediaan air untuk menentukan awal musim tanam
2.
Persiapan ke - 2 -
Kontrak Belajar Metoda pembelajaran partisipatoris yang dikembangkan bertujuan agar semua orang yang terlibat mempunyai rasa memiliki terhadap program Sekolah Lapang Iklim
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
15
(SLI) yang akan dilakukan, sehingga para peserta memiliki
motivasi
dan
komitmen
yang
kuat
untuk
mengikuti seluruh kegiatan sekolah lapangan. -
Mengolah data informasi iklim dan ketersediaan air untuk menentukan jenis komoditas awal musim tanam dan awal pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim.
D.
-
Menyusun Jadwal, Materi dan Lokasi SLI
-
Menyusun kebutuhan bahan dan dana pelaksanaan SLI
Kurikulum Sekolah ekolah La Lapang pang I klim
Sekolah Lapang Iklim dilaksanakan dalam 1 (satu) musim tanam. Contoh jadwal pelaksanaan kegiatan Sekolah Lapang Iklim pada Lampiran 2. Kurikulum SLI disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan peserta. Contoh Kurikulum Sekolah Lapang Iklim yang dapat digunakan adalah: 1.
Evalu asi asi Hasil Pengam Pengam at an di La Lapangan pangan
Peserta diharapkan mengamati kondisi lapangan (pertanaman) selama
seminggu
dan
mendiskusikan
hasilnya
pada
saat
pertemuan berikutnya. 2.
Dinamika Kelompok Kelompok
Dinamika kelompok dimaksud untuk meningkatkan Kerjasama, Komunikasi, Kepemimpinan dan Kreativitas antara para petani peserta dalam suatu kelompok .
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
16
3.
Pengenalan unsur cuaca cuaca dan ik lim
Pengamatan cuaca, yang diamati : Cuaca Sesaat, Sesaat, Tekanan Udara, Tempreratur
udara,
Kelembaban
Udara,
Angin,
Perawanan,
Presipitasi, Radiasi Matahari, Visibilitas dll. 4.
Pengenalan Ekosist em
Pengamatan lapangan sangat membantu peserta untuk lebih mengenal ekosistem yang dihadapinya, sehingga mereka akan lebih mudah mengetahui permasalahan yang terjadi dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. 5.
Pengenalan I st ilah dalam Prakir aa aan n Musim
Membangun kemampuan peserta untuk menterjemahkan hasil prakiraan BMG untuk menduga atau memprakirakan iklim.
6.
Konsep Peluang (Prakiraan atau ramalan mengandung kesalahan)
Kondisi iklim pada satu musim ke musim yang sangat berfluktuasi karena banyaknya faktor yang mempengaruhinya. Pada musim tertentu kemampuan meramal menjadi kurang baik karena faktor yang tidak diketahui dan sulit diduga perilakunya. Pada musim lain kemampuan meramal menjadi lebih baik karena ada dominasi faktor yang sudah dipahami perilakunya seperti fenomena El-Nino dan La-Nina. El-Nino berkaitan dengan kejadian kekeringan, LaNina berkaitan dengan kejadian banjir
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
17
7.
Pengaruh cuaca dan iklim terhadap perkembangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) serta Pertumbuhan Tanaman.
Mempelajari pengaruh cuaca dan iklim terhadap perkembangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) untuk mempelajari cara pencegahan dan pengendalian hama. Mempelajari Pengaruh cuaca dan iklim terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman untuk menilai penurunan produksi yang mungkin terjadi akibat dampak perubahan iklim.
8.
Field Tri p
Kunjungan
ke
stasiun
Klimatologi
ditujukan
untuk
memperkenalkan lebih jauh tentang jenis-jenis peralatan yang digunakan untuk mengukur unsur iklim
9.
Pengenala engenalan n Alat pengukur unsur cuaca cuaca// ikli m dan cara cara kalibrasi kalibrasi dat a
-
Alat pengukur unsur cuaca/iklim tidak bisa dibuat secara sembarangan
tetapi
harus
mengikuti
pedoman
baku
sehingga tingkat ketelitian pengukuran dapat diandalkan. -
Kalibrasi merupakan kegiatan untuk menyesuaikan data hasil pengukuran alat yang tidak memenuhi standar dengan data hasil pengukuran alat yang standar.
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
18
10.
Mengenal Prose Proses s pembent uk an huj an
Peserta diajak untuk mengenal unsur alam yang mempengaruhi proses pembentukan hujan dan bagaimana pengaruh hutan dilingkungan mereka dapat menahan air hujan untuk disimpan lebih banyak dalam tanah.
11.
Memanfaat Memanfaat kan I nform asi asi prakiraan musim dan Kea Kearif rif an lokal untuk m engat engat ur st st rat egi penanaman penanaman
-
Dalam menentukan budidaya atau teknologi penanaman yang akan dilakukan sebaiknya ikut mempertimbangkan hasil ramalan musim. Dengan demikian kemungkinan kegagalan dapat dihindari atau dikurangi.
-
Bila diramalkan pada musim gadu El-Nino terjadi, maka resiko terkena kekeringan akan tinggi. Kalau penanaman tetap dilakukan seperti biasanya, khususnya pada daerah yang rentan, maka sebaiknya perlu diperhatikan saat tanam, atau menggunakan varietas yang tahan kering atau diganti dengan komoditi non-padi yang kebutuhan airnya sedikit.
-
Bila diramalkan pada musim rendeng dengan curah hujan tinggi (hujan akan lebih tinggi dari normal), maka daerah yang biasa terkena banjir sebaiknya perlu mengatur waktu tanam sehingga ancaman banjir dapat dihindari.
12.
Mengenal ekologi t anah
Mempelajari keseimbangan antara jumlah air yang diberikan ke
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
19
lahan (hujan dan irigasi) dan jumlah air yang hilang lewat penguapan, run off dll untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman serta potensi terjadinya banjir. 13.
Mempelajari
Neraca
air
lahan
untuk
menentukan
kebut uhan irigasi irigasi dan menilai potensi potensi kej adian adian banji r.
Neraca air lahan menunjukkan keseimbangan antara jumlah air yang diberikan ke suatu lahan (hujan dan irigasi) dan jumlah air yang hilang baik lewat penguapan ataupun aliran permukaan dan pengisian air tanah 14.
Analisa Usahat Usahat ani Sederh Sederh ana
Menghitung secara sederhana keuntungan secara ekonomi dari aktifitas usahatani yang dilakukan.
15.
Penilaian enilaian ekonomi ekonomi inf orm asi asi prakiraan musim/ iklim
Kejadian iklim ekstrim selalu/seringkali menimbulkan kerugian yang besar tanpa mampu mengatasinya. Kemampuan prakiraan dan tingkat adopsi thd hasil prakiraan masih rendah
16.
Mengenal Fakt Fakt or Penyebab Penyebab Banj Banj ir dan kekeri ngan
Mengidentifikasi
faktor
penyebab
banjir
dan
kekeringan
di
wilayahnya serta peluang bencana itu terjadi.
17.
Pengendalian masalah masalah banj banj ir & k ekeringan
Banjir dan kekeringan merupakan dua bentuk bencana alam yang
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
20
disebabkan oleh iklim ekstrim Hal yang perlu dilakukan dalam mengatasi kejadian iklim ekstrim: •
Kenali wilayah yang termasuk rawan pada saat hujan menyimpang dari normal
•
Temukan atau pelajari faktor-faktor dominan penyebab penyimpangan iklim
•
Cari sumber informasi iklim atau ramalan tentang kejadian iklim ekstrim(BMG dan internet) dan catat nomor hotlinenya.
•
Identifikasi bentuk kegiatan operasional/ program antisipasi atau mengatasi kejadian iklim ekstrim. Seperti pembuatan embung, sumur pompa, diversifikasi usahatani, penerapan sistem sorjan, dll.
18.
Hari Lapang Pet Pet ani
Hari lapang petani merupakan media pertemuan antara petani peserta SLI dan petani yang belum mengikuti SLI dalam rangka memperkenalkan
kegiatan
SLI
yang
sedang
berlangsung.
Kegiatan ini dilaksanakan di akhir kegiatan. Pada hari lapang petani menunjukkan hasil proses kegiatan SLI dan memberikan rekomendasi pola tanam dan jadwal tanam yang dihasilkan petani peserta SLI selama proses belajar. 19.
Evalu asi asi Belaj Belaj ar
Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
21
pelaksanaan kegiatan SLI. 20.
Pemberian Sertifikat
Evaluasi
dilakukan
untuk
mengetahui
tingkat
keberhasilan
pelaksanaan kegiatan SLI. Peserta yang berhasil menyelesaikan SLI akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti kelulusan/keikut sertaan. E.
Pembiayaan
Biaya disediakan melalui dana Tugas Pembantuan, Anggaran tersebut digunakan untuk : - ATK, - Display/alat peraga/modul, - Konsumsi Rapat - Perlengkapan Peserta - Foto Copy Bahan - Penyusunan Laporan - Honor Panitia dan Narasumber - Penggantian Transport Peserta dan Petugas Petugas
Pelaksanaan kegiatan Sekolah Lapang Iklim dilaksanakan di 55 (lima puluh lima) kabupaten di 9 (sembilan) propinsi. Rincian lokasi tersebut pada Lampiran 5. Penggunaan
anggaran
Sekolah
Lapang
Iklim
dijelaskan
Lampiran 6.
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
22
dalam
I V.
A.
I NDI KAT KATOR KI NE NER RJA
Keluaran Keluaran ( Output )
Terlaksananya kegiatan Sekolah Lapang Iklim.
B.
Hasil Hasil ( Outcome )
Tersosialisasikannya informasi iklim untuk penentuan pola tanam dan jadwal tanam
C.
Manfaat Manfaat ( Benefit ) Benefit )
Terlaksananya usahatani dengan pola tanam dan jadwal tanam sesuai informasi iklim sehingga dapat mengurangi resiko akibat adanya pengaruh iklim.
D.
Dampak Da mpak ( Impact )
Meningkatkan upaya antisipasi dan adaptasi perubahan iklim sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas lahan.
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
23
V. MONI TORI TORI NG, EVAL EVALUAS UASII DAN PELAP PELAPORA ORAN N
A.
Monit ori ng dan Evaluasi valuasi
Monitoring dan Evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan Sekolah
Lapang
Iklim
yang
meliputi
kegiatan
persiapan
dan
pelaksanaan yaitu : 1.
Terhadap kegiatan persiapan meliputi antara lain pemilihan lokasi, petani, sosialisasi, rencana pembiayaan, dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lain-lain.
2.
Terhadap pelaksanaan meliputi kegiatan penyusunan rencana kegiatan, organisasi, tugas dan fungsi pelaksana, pengadaan dan
penggunaan
bahan/alat,
pelaksanaan
kegiatan
SLI,
produktivitas pekerjaan dan lain-lain.
B.
Pelaporan
Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Adapun macam laporan adalah :
Lapor por an Persiapan 1) La
Laporan ini berisi antara lain data dan informasi tentang hasil
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
24
persiapan pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim antara lain hasil sosialisasi, penentuan fasilitator, peserta, lokasi kegiatan, jadwal pelaksanaan, kurikulum dan pembiayaan.
2) Laporan akhi r
Setelah pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim selesai, penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program Sekolah Lapang Iklim baik dari segi fisik maupun keuangan. Laporan akan lebih informatif
dan
komunikatif
bila
dilengkapi
dengan
foto-foto
dokumentasi selama pelaksanaan kegiatan. Out line laporan akhir adalah seperti Lampiran 7.
Laporan akhir ke Pusat disampaikan ke Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air cq. Direktorat Pengelolaan Air dengan alamat: Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550. Outline Laporan akhir terlampir pada Lampiran 4.
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
25
VI . PENUTUP PENUTUP
Sekolah Lapang Iklim bersifat spesifik lokasi. Materi yang dibahas disesuaikan dengan kebutuhan petani peserta dengan memanfaatkan informasi iklim serta kearifan local, diharapkan peserta mampu merumuskan suatu rekomendasi pola tanam serta jadwal tanam yang paling sesuai diterapkan di wilayahnya dalam Musim Hujan maupun Musim Kemarau.
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
26
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Pedoman Sekolah Lapangan _Pengengalian Hama Terpadu Tanaman Pangan, Direktorat Perlindungan Tanaman, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian. Anonim, 2007. Pedoman Training of Trainers Sekolah Lapang Iklim (TOT SLI),
Direktorat
Perlindungan
Tanaman,
Direktorat
Jenderal
Tanaman Pangan, Departemen Pertanian. Anonim, 2007. Pedoman Umum Sekolah Lapang Iklim, Direktorat Perlindungan Tanaman, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian. Anonim, 2007, Modul Pengantar Sekolah Lapangan Iklim : Materi Iklim dan Aplikasi, Direktorat Perlindungan Tanaman, Institut Pertanian Bogor, Pemda Kabupaten Indramayu, dan Badan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta Tim Litbang Pertanian, 2008, Draft Final Panduan Penyelenggaraan Sekolah Lapang Iklim, Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
27
Lampiran 1
JADUAL PERS PERSII APAN PELAKS PELAKSANAAN ANAAN KEGI KEGI ATAN SEKOLA SEKOLAH H LAPANG I KLI M
No. 1. 2. 3.
Materi Materi
Peserta
Persiapan Ke – 1 - Sosialisasi Sekolah Lapang Iklim - Menentukan Peserta SLI - Mendata kebutuhan data informasi iklim dan ketersediaan air untuk menentukan awal musim tanam
- Dinas Pertanian - Dinas Pengairan - Petugas Lapangan /PPL - Pengurus P3A (wakil Wil. hulu, tengah, hilir)
Persiapan Ke – 2 1. 2.
Kontrak Belajar - Mengolah data informasi iklim dan ketersediaan air untuk menentukan jenis komoditas, awal musim tanam dan awal pelaksanaan SLI
3.
- Menyusun Jadwal, Materi dan Lokasi SLI
4.
- Menyusun kebutuhan bahan dan dana pelaksanaan SLI
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
- Dinas Pertanian - Dinas Pengairan - Petugas Lapangan/PPL - Peserta SLI terpilih
28
Lampiran 2 JADUAL PELAKS PELAKSANAAN ANAAN KEGI KEGI ATAN SEKOLAH KOLAH LAPANG LAPANG I KLI M No
Materi
1.
Pembukaan
2.
Mengenal unsur cuaca dan iklim
3.
Mengenal Ekosistem
4
Dinamika Kelompok
1.
Evaluasi Hasil Pengamatan Lapangan
2.
Mengenal Istilah Prakiraan Musim
3.
Konsep Peluang
4.
Dinamika Kelompok
1.
Evaluasi Hasil Pengamatan Lapangan
2.
Pengaruh Cuaca dan Iklim terhadap Perkembangan OPT serta
Tujuan Pertemuan Ke – 1 Kegiatan SLI dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten dan dihadiri oleh instansi terkait Mengamati unsur cuaca seperti cuaca sesaat, tekanan udara, temperatur, kelembaban, angin, perawanan, presipitasi, radiasi matahari dll Mengenal unsur ekosistem di wilayahnya yang dapat menjadi penyebab permasalahan dalam usahatani dan upaya pengendaliannya Peserta secara aktif mengidentifikasi unsur cuaca dan ekosistem yang mempengaruhi aktifitas usahataninya Pertemuan Ke – 2 Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah Membangun kemampuan peserta untuk menterjemahkan hasil prakiraan BMG untuk menduga atau memprakirakan iklim Mempelajari ketepatan peramalan iklim dengan memahami prilaku fenomena El-Nino & La Nina Peserta secara aktif menghitung kemungkinan penurunan hasil akibat iklim ekstrim Pertemuan Ke – 3 Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah - Mempelajari Cara Pencegahan Pencegahan dan Pengendalian Hama - Mempelajari kemungkinan penurunan produksi akibat dampak perubahan iklim
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
29
No
3.
Materi Pertumbuhan Tanaman Dinamika Kelompok
1.
Evaluasi Hasil Pengamatan Lapangan
2.
Field Trip ke Stasiun Klimatologi Dinamika Kelompok
3.
1.
Evaluasi Hasil Pengamatan Lapangan
2.
Mengenal alat ukur cuaca/iklim dan cara kalibrasi data Mengenal Proses Pembentukan Hujan. Dinamika Kelompok
3.
4.
1.
Evaluasi Hasil Pengamatan Lapangan
Tujuan
Peserta secara aktif mengidentifikasi kemungkinan serangan hama dan penurunan hasil akibat dampak perubahan iklim dan cara pencegahan serta pengendaliannya Pertemuan Ke – 4 Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah Peserta diajak berkunjung ke Stasiun Klimatologi untuk mengenal jenis - jenis peralatan yang digunakan untuk mengukur unsur iklim Peserta secara aktif mendiskusikan bentuk sederhana yang dapat mereka buat dan gunakan untuk mengukur faktor cuaca/iklim Pertemuan Ke – 5 Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah Mengukur unsur cuaca/iklim dengan alat ukur buatan sendiri dan melakukan kalibrasi dengan data hasil pengukuran alat yang standar. Mengenal unsur alam yang mempengaruhi terjadinya hujan dan bagaimana pengaruh hutan dalam menyimpan air hujan. Peserta secara aktif melakukan percobaan terjadinya hujan, menghitung air yang jatuh dan mengkalibrasi hasilnya. Pertemuan Ke – 6 Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
30
No 2.
Materi Mengenal Ekologi Tanah
3.
Mempelajari Neraca Air Lahan dan menilai potensi terjadinya banjir Dinamika Kelompok
4.
1.
Evaluasi Hasil Pengamatan Lapangan
2.
Mengatur strategi penanaman
3.
Dinamika Kelompok
1.
Evaluasi Hasil Pengamatan Lapangan
2.
Analisa Usahatani Sederhana Pengenalan Ekonomi informasi prakiraan musim Dinamika Kelompok
3.
4.
Tujuan Mempelajari struktur dan tekstur tanah serta organisme yang hidup didalamnya yang mem pengaruhi kemampuan tanah menyimpan air Mempelajari keseimbangan antara jumlah air yang diberikan ke lahan (hujan dan irigasi) dan jumlah air yang hilang lewat penguapan, run off dll untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman serta potensi terjadinya banjir. Peserta secara aktif melakukan perhitungan neraca air lahan, menilai ketersediaan air untuk pertanaman serta upaya penanggulangannya Pertemuan Ke – 7 Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah Mempelajari informasi prakiraan iklim, kearifan lokal dan ketersediaan air untuk menentukan pola tanam dan jadwal tanam untuk mengurangi kegagalan panen. Peserta secara aktif mempelajari prakiraan iklim serta mengidentifikasi kearifan lokal untuk menyusun pola tanam dan jadwal tanam Pertemuan Ke – 8 Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah Menghitung secara sederhana keuntungan secara ekonomi dari aktifitas usahatani yang dilakukan. Mempelajari kerugian yang dialami petani pada kejadian iklim ekstrim. Peserta secara aktif menyusun analisa usahatani sederhana dengan memperhitungkan kejadian iklim ekstrim Pertemuan Ke – 9
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
31
No 1.
2.
3.
4.
Materi Evaluasi Hasil Pengamatan Lapangan Pengenalan faktor penyebab banjir dan kekeringan Pengendalian Banjir dan Kekeringan Dinamika Kelompok
1.
Hari Lapang Petani
2.
Evaluasi Belajar
3.
Pemberian Sertifikat
Tujuan Peserta mendiskusikan hasil pengamatan lapangan selama seminggu, tetang kondisi tanaman, ketersediaan air, kendala dan upaya pemecahan masalah Mengidentifikasi faktor penyebab banjir dan kekeringan di wilayahnya serta peluang bencana itu terjadi. Mengidentifikasi upaya yang dapat dilakukan untuk mengupayakan pengendalian bencana banjir dan kekeringan Peserta secara aktif mengidentifikasi penyebab banjir dan kekeringan di wilayahnya dan menyusun upaya penanggulangannya. Pertemuan Ke – 10 Peserta menunjukkan hasil proses kegiatan SLI dan memberikan rekomendasi pola tanam dan jadwal tanam yang dihasilkan petani peserta SLI selama proses belajar kepada petani disekitar yang belum mengikuti SLI Pelaksanaan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan SLI. Setiap peserta SLI yang dinyatakan lulus diberikan sertifikat keikut sertaan dalam SLI.
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
32
Lampir an 3 JADUAL PALANG KEG KEGI ATAN ATAN SEKOL SEKOLAH AH LAPANG LAPANG I KLI M No
Minggu ke ...
Kegiatan 1
2
3
4
5
6
7
8
Pem Pem 9
10
11
12
Persiapan ke – 1
bobotan
10%
- Penetapan Penetapan SK-SK Tim
- Menentukan Peserta SLI -Mendata kebutuhan data 1
informasi iklim dan ketersediaan air untuk menentukan awal musim tanam
2
Persiapan ke - 2
20%
3
Pertemuan ke – 1
28%
4
Pertemuan ke – 2
36%
5
Pertemuan ke – 3
44%
6
Pertemuan ke – 4
52%
7
Pertemuan ke – 5
60%
8
Pertemuan ke – 6
68%
9
Pertemuan ke – 7
76%
10
Pertemuan ke – 8
84%
11
Pertemuan ke – 9
92%
12
Pertemuan ke–10
100%
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
33
Lampir an 4
Out Line dari Line dari Laporan Akhir ini adalah :
Kata Pengantar Daftar Isi I.
II.
Pendahuluan
Latar belakang
Tujuan dan Sasaran
Pelaksanaan A. Masukan B. Lokasi C. Tahap Pelaksanaan D. Permasalahan E. Pemecahan Masalah
III. Permasalahan dan Upaya Pemecahan IV. Kesimpulan dan Saran Lampiran Dokumentasi setiap tahapan kegiatan Tabel perkembangan kegiatan
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
34
Lampir an 5 LOKAS LOKASII SEKOLAH KOLAH LAPA LAPANG NG I KLI M TA. 20 09
No 1.
2.
PROPINSI / KABUPATEN PROP PR OPII NSI JAWA BARAT BARAT
UNIT 10
Kabupaten Bekasi
1
Kabupaten Cirebon
1
Kabupaten Garut
1
Kabupaten Indramayu
1
Kabupaten Karawang
1
Kabupaten Kuningan
1
Kabupaten Majalengka
1
Kabupaten Sukabumi
1
Kabupaten Tasikmalaya
1
Kabupaten Subang
1
PROP PR OPII NSI JAWA TENG TENGAH AH
11
Kabupaten Banyumas
1
Kabupaten Batang
1
Kabupaten Blora
1
Kabupaten Boyolali
1
Kabupaten Cilacap
1
Kabupaten Demak
1
Kabupaten Grobogan
1
Kabupaten Jepara
1
Kabupaten Pati
1
Kabupaten Pekalongan
1
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
35
No
3.
4.
5.
6.
7.
PROPINSI / KABUPATEN
UNIT
Kabupaten Pemalang
1
PROP PR OPII NSI DI . YOG YOGYAKARTA YAKARTA
4
Kabupaten Bantul
1
Kabupaten Gunung Kidul
1
Kabupaten Kulon Progo
1
Kabupaten Sleman
1
PROP PR OPII NS NSII JAWA JAWA TI MUR
4
Kabupaten Bojonegoro
1
Kabupaten Nganjuk
1
Kabupaten Tulungangung
1
Kabupaten Ponorogo
1
PROPI PROPI NSI SU SUMATE MATERA RA UTARA
6
Kabupaten Tanah Karo
1
Kabupaten Tapanuli Selatan
1
Kabupaten Asahan
1
Kabupaten Serdang Bedagai
1
Kabupaten Padang Sidempuan
1
Kabupaten Labuhan Batu
1
PROPI PROPI NSI SUMATERA SUMATERA BARAT
1
Kabupaten Pasaman
1
PROPI PROPI NSI SU SUMATE MATERA RA SELATAN SELATAN
6
Kabupaten Musi Banyu Asin
1
Kabupaten Ogan Komering Ulu
1
Kabupaten Muara Enim
1
Kabupaten Musi Rawas
1
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
1
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
36
No
8.
9.
PROPINSI / KABUPATEN
UNIT
Kabupaten Ogan Ilir
1
PROP PR OPII NSI LAMPUNG LAMPUNG
5
Kabupaten Lampung Selatan
1
Kabupaten Tulang Bawang
1
Kabupaten Way Kanan
1
Kabupaten Lampung Tengah
1
Kabupaten Pesawaran
1
PROP PR OPII NSI SULAWES ULAWESI SELATAN LATAN
8
Kabupaten Maros
1
Kabupaten Luwu
1
Kabupaten Bulukumba
1
Kabupaten Bantaeng
1
Kabupaten Sidrap
1
Kabupaten Soppeng
1
Kabupaten Enrekang
1
Kabupaten Luwu Utara
1
TOTAL
55
mpiran 6
Penggunaan Anggaran Sekolah Sekolah Lapang Lapang I kl im
Pedoman Teknis Sekolah Lapang Iklim 2009
37