Sekaran Sekarang g ini pasien pasien kanker kanker,, termasuk termasuk keganasa keganasan n darah, darah, dapat dapat hidup hidup aktif aktif lebih lebih lama, lama, dibandingkan sebelumnya. Persentase harapan hidup 5 tahun makin baik, bahkan di negara maju rata-rata lebih dari 50%. Saat ini lebih dari 3 juta orang dengan kanker masih bertahan hidup aktif lebih lebih dari 5 tahun, tahun, dan cukup cukup banyak banyak di antarany antaranya a yang yang hidup hidup aktif jauh melebihi 5 tahun. Sebagai Sebagai akibatny akibatnya a kebutuhan kebutuhan psikologis psikologis pasien kanker tidak lagi hanya hanya masalah masalah death and menjelang g meningg meninggal, al, namun namun juga dyin ying, tida tidakk lagi lagi hany hanya a masa masala lah h kema kemati tian an dan dan pros proses es menjelan dukungan dukungan terhadap berbagai masalah keji!aan yang dijumpai pasien di setiap tahap yang ia lalui akibat penyakit kankemya. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n dan dan duku dukung ngan an emos emosii sert serta a psik psikol olog ogis is untu untukk pasi pasien en kank kanker er dan dan keluarganya menjadi amat penting. namun merupakan upaya yang sukar dikerjakan buat tim penanggulangan kanker. "anker dapat menyebabkan berbagai macam gejala psikologis, dari gejala yang adaptif, maladaptif sampai sindrom yang berat. #da beberapa gejala yang dapat diobati oleh tim kanker rumah sakit, beberapa masalah dapat diatasi oleh dokter keluarga atau dokter Puskesmas, tetapi ada masalah lain yang memeriukan pengobatan oleh psikiater. Tahap penyakit kanker 1. Tahap Pra-Diagnosls
$ntuk beberapa pasien, dugaan kemung-kinan menderita kanker sudah merupakan beban psiko psikolog logis is yang yang bera beratt dan menye menyebab babkan kan kegeli kegelisah sahan an yang yang mendal mendalam, am, takut takut mati, mati, takut takut disingkirkan dari pergaulan, takut nyeri dan masalah kosmetik. espons seseorang terhadap kemungkinan kanker amat berbeda-beda. Respons penyesuaian
Sebagian pasien dengan gejala kanker menunjukkan reaksi takut. Pasien ini memeriukan dukungan, perlu diyakinkan tentang perlu-nya pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dan bah!a pengobatan yang adekuat akan diberikan sesuai dengan diagnosis. Respon penyesuaian yang keliru (maladaptif} (maladaptif}
padaan yang beriebihan beriebihan (hypervigilance), semua espons yang keliru dapat berupa ke!as- padaan perubahan di tubuhnya dianggap gejala kanker. espons kurang tepat yang lain dapat berupa gejala kanker yang masih di rasa kan pasien !alaupun hasit pemeriksaan negatif. $ntuk pasien dengan respons yang keliru ini diperlukan penyuluhan dan konseling, bila perlu rujukan ke psikiater. (denial al)) kemungkinan kanker !alaupun misalnya jelas #dapula pasien yang menyangkal menyangkal (deni payudaranya makin besar dan teraba benjolan yang dapat ia rasa kan sendiri. Pasien-pasien dengan dengan reaksi denial jarang denial jarang pergi me-meriksakan me-meriksakan diri ke dokter, sehingga seringkali diagnosis terlambat ditegakkan. 2. Tahap Diagnosis Setelah diagnosis ditegakkan, dokter harus memberitahukan hal tersebut pada pasien.
Peraturan ini berlaku di negara maju dan seharusnya juga diterapkan di &ndonesia, k arena pasien telah mempercayakan kese-hatan dan kerahasiaan data dirinya kepada dokter. 'amun sampai sekarang, ada dokter di &ndonesia yang mengerjakan demikian, dan ada banyak dokter yang menyampaikan diagnosis kanker justru hanya kepada keluarga pasien, sedangkan pasiennya tidak diberitahu. "ebiasaan di &ndonesia ini perlu diperbaiki dengan peraturan atau perundangan, agar pasien tidak dirugikan. &nformasi tentang diagnosis kanker perlu disampaikan kepada pasien dengan cara yang baik sesuai dengan prinsip konseling, tidak buru-buru, sejujumya, sampaikan harapan yang realistik, dan yakinkan pasien bah!a dokter akan selalu mendampingi dan men-dukung pasien. Pemberian keterangan harus disesuaikan dengan bahasa yang mudah dipahami pasien, dan dilaksanakan bertahap pada beberapa kali tatap muka. (ukungan keluarga amat bermanfaat, sehingga perlu di-identifikasi bersama pasien. Setelah diagnosis kanker dipahami pasien, beberapa jenis reaksi psikologis bisa muncul. Respons penyesuaian diri
)a* +anyak pasien yang merasa terkejut dan tidak percaya (shock and disbelief) bah!a ia memang menderita kanker. "adang- kadang reaksi ini begitu hebat sehingga pengobatan kankernya harus ditunda karena pasien memerlukan pengobatan dan dukungan untuk reaksi psikologis ini. )b* Penyangkalan segera dan sebagian (immediate and partial denial). ,enyangkal mengakui bah!a ia menderita kanker adalah suatu mekanisme protektif yang !ajar, pasien tidak perlu disalahkan. )c* "emarahan )anger*. asa marah sering-kali timbul pada pasien sesudah diberitahu bah!a ia menderita kanker rasa marah mengapa ia yang sakit kanker, mengapa bukan orang lain. Pasien sebaiknya diberi-kan dorongan untuk entilasi, mengutara- kan apa yang pasien rasakan terhadap dokternya, keluarganya, temannya atau pemuka agamanya. (okter yang mera!at harus menyadari bah!a rasa marah tersebut bukan masalah pribadi. )d* "egelisahan. (ukungan emosi dan pende- /$. katan yang menentramkan hati diperlukan pasien untuk mengatasi kegelisahan se- telah mendengar bah!a ia sakit kanker. )e* (epresi. "esedihan, depresi yang ringan hampir selalu terjadi pada semua pasien kanker. $ntuk depresi yang berat diperlukan interensi, pengobatan dari psikiater. Respons penyesuaian yang kellru (maladaptif)
)a* Penyangkalan yang berlebihan. Penyangkalan berlebihan setelah penyuluhan beberapa kali dan yang mempengaruhi program pengobatan memerlukan rujukan ke psikiater. )b* (epresi dan rasa putus asa. (epresi dapat muncul setiap saat setelah pasien diberitahu penyakitnya. /ejala psikologis dan psikosomatik seperti kehilangan nafsu makan, tidak bisa tidur, pupus harapan, tidak bisa konsentrasi dan rasa bersalah yang berlebihan menunjukkan reaksi depresi yang berat. ujukan segera ke psikiater diperlukan bila pasien merasa lebih baik mati dan menolak pengobatan apapun. )c* encari pengobatan alternatif. Pemakaian pengobatan tradisional atau eksperimental yang mungkin tidak menyembuhkan, namun efek sampingnya ringan sebagai tambahan pengobatan standar sebaiknya tidak dilarang. 1etapi apabila pasien men-cart obat de!a yang segera menyembuhkan sebagai pengganti pengobatan konen-sional, pasien perlu mendapat penyuluhan dan konseling.
3. Tahap !al Pengo"atan Setiap kali pengobatan jenis apapun )bedah, kemoterapi, radioterapi dll* dimulai, selalu muncul tantangan psikologis tertentu. #edah
Sebagian besar pasien menganggap operasi merupakan jenis pengobatan yang menyembuhkan. 'amun karena merupakan tin-dakan yang inasif, banyak pasien yang me rasa takut di samping juga memunculkan harapan akan kesembuhan total dari kankernya. %espons penyesuaian diri terhadap tindak- an bedah dapat berupa rasa takut. enjelang operasi, pasien menampakkan rasa takut akan nyeri akibat operasi dan takut mati. "egelisahan muncul sebagai akibat ketakutan kemungkinan terjadi komplikasi se!aktu tidak sadar. Pasien perlu mendapat kesempatan mengutarakan perasaannya dan dokter perlu mem-perbaiki salah pengertian, miskonsepsi tentang risikooperasi. "esedihan dan rasa duka akibat perubahan terhadap citra fisis. 2perasi mastektomi seringkali diidentikkan dengan kehilangan ke!anrtaan, seksualitas dan rasa percaya diri. (emikian pula kolostomi dan operas3 daerah urogenital. 2perasi di daerah leher dan kepala juga sering menyebabkan kesedihan mendalam untuk alasan yang serupa. Pemahaman yang realistik perlu dibicarakan dengan pasien, demikian pula kemungkinan operasi bedah plastik untuk memperbaiki secara kosmetik. 1indakan bedah dapatjuga menyebabkan respons yang keliru. 4ukup banyak pasien yang menunda operasi dengan berbagai alasan. +ila sukar dratasi, rujukan dan konseling psikiatri dipertukan. Sebagian pasien yang lain, bahkan lari dari kenyataan dan mencari peng obatan alternatlf. (okter bedah dan anggota tim kanker perlu !aspada terhadap respons pasien seperti ini sehingga operasi dapat dikerjakan dan pera!atan pasca operasi dapat berj5alan baik. (epresl pasca operasi tidak jarang ditemukan, namun bila gejalanya terialu berat, diperlukan konsultasi dengan psikiater. Pengo"atan radiasi (radioterapl) 1ujuan pengobatan radioterapi yang ber-beda dari pasien ke pasien yang lain, seperti juga tujuan tindakan bedah dan kemoterapi harus dijelaskan secara tegas kepada pasien. Pasien perlu mendapat penjelasan apakah tujuannya untuk menyembuhkan, untuk paliatif, untuk local control atau untuk mengurangi besarnya masa tumor sebelum pengobatan kemoterapi. espons penyesuaian diri terhadap radioterapi dapat berupa kekha!atiran terhadap efek samping radioterapi dan terhadap mesin radioterapi. Penjelasan mengenai prinsip radioterapi dapat mengurangi miskonsepsi dan kekha!atiran tersebut. "ekha!atiran lain adalah perasaan bah!a dokter yang mula-mula mengobati 6dokter primer*, sekarang lepas tangan dan rasa tidak adanya koordinasi an tar dokter. "onsultasi berkala kepada dokter primer merupakan suatu keharusan untuk menghindari masalah tersebut. +eberapa pasien kadang-kadang menam-pakkan gejala yang berat, bahkan sampai delusi dan halusinasi sehingga rujukan ke psikiater diperlukan. Pengo"atan kemoterapi Sesekali ketakutan terhadap efek samping kemoterapi dapat melebihi ketakutan terhadap penyakit kankernya. &nformasi yang akurat termasuk pemberian obat-obat modern untuk mencegah muntah dan mengatasi leukopenia perlu disampaikan kepada pasien dengan sebenarnya. 1ujuan kemoterapi juga ber-macam-macam sama halnya yang telah dijelaskan
mengenai radioterapi. $ntuk tujuan penyembuhan pasien perlu mendapat penje lasan bah!a efek samping yang mungkin timbul, seimbang untuk dijalani bila dibanding-kan dengan manfaat yang diharapkan, yaitu kesembuhan dari penyakit kanker. (ijelaskan misalnya angka kesembuhan pada leukemia misalnya hanya 30% dan dijelaskan bah!a angka remisi lengkap pada tahun pertama 70-80% tanpa pengobatan hampir semua pasien leukemia akut akan meninggal pada tahun pertama. espons yang dapat timbul antara tain kegelisahan antisipatif. Pasien yang mem-punyai pengalaman muat dan muntah-muntah se!aktu mendapat kemoterapi, dapat meng- alami gejala yang sama, mual dan muntah sebelum kemoterapi berikutnya, sehingga dapat menimbulkan kegelisahan dan depresi. Penerapan teknik relaksasi otot dapat mengurangi gejala ini dan obatobat anti muntah yang baru sebaiknya diberikan sebelum kemoterapi siklus perlama untuk menghindari reaksi tersebut. Perubahan citra diri akibat rambut rontok seringkali amat mengganggu pasien. Pema-kaian rambut palsu dan teknik menutup kepala yang baik dapat mengurangi trauma psikis karena kepala gundul akibat rambut rontok. "emoterapi kadang-kadang dapat menyebabkan sindrom otak organik, dengan gejala disorientasi dan halusinasi. /ejala ini dapat diperberat bila pasien juga mengalami infeksi, panas dan minum banyak obat-obatan. "elainan psikologis lain yang cukup sering dialami pasien adalah depresi dan psikosis se!aktu pasien dimasukkan ruang ra!at steril karena neutropenia berat pasca kemoterapi. (i ruang steril pasien tidak diperbolehkan di-tengok "e kamarnya, komunikasi hanya melalui telpon dan melihat melalui jendela kaca. /ejala keji!aan ini muncut akibat pasien merasa terlsolasi, putus hubungan, padahal ia sedang memerlukan sekali dukungan dan teman untuk mendengarkan ketuhan-keluhannya. $. %ekam"uhan +eban keji!aan yang dirasakan pasien se!aktu penyakit kankernya kambuh, serupa dengan se!aktu diagnosis kanker ditegakkan, bahkan lebih berat karena berarti kegagalan pengobatan dengan tujuan kuratif. Pasien harus mendapat penjelasan mengenai per-ubahan tujuan pengobatan dan perlu dibahas bersama mengenai )kecilnya* harapan keber-hasilan pengobatan berikutnya, (ukungan emosi secara profesional seringkali diperlukan se!aktu kanker kambuh. &. Tahap Terminal
Sebagian besar pasien sebetulnya menyadari perjalanan penyakit yang makin progresif dan ireersibel se!aktu penyakit kankernya masuk ke tahap terminal, !alaupun dokternya belum membicarakan masalah ini. Pada tahap tersebut diperlukan konseling, dukungan agama dan obat untuk mengurangi beban emosi. "etakgtan ditinggalkan seringkali dialami oleh pasien terminal, karena ia merasa dokter, pera!at dan tenaga medis lain sudah angkat tangan, sehingga pasien takut tidak diperhati-kan lagi. +eberapa langkah perlu diupayakan agar pasien mendapat kualitas layanan ke-sehatan dan dukungan emosi yang baik, 9alaupun kanker dan pengobatannya mungkin terasa kurang humanistik, namun pasien tetap berhak meninggal dengan tetap terjaga martabatnya. "etakutan menderita nyeri kanker. (i tahap terminal, pengobatan untuk mengatasi rasa nyeri seharusnyalah merupakan sasaran penting yang harus dicapai, dan karena itu upaya mengatasi nyeri kanker perlu mendapat prioritas utama. "adang-kadang pasien mengalami keta-kutan menlnggalkan urusan yang belum
selesai, masalah finansial dan masalah keluarga yang belum terpecahkan serta ketakutan meninggalkan anak yang masih kecit. Dukungan untuk keluarga pasien
"eluarga perlu mengembangkan strategi menghadapi anggota keluarga yang sakit kanker dan harus menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan baru. Sebagai contoh: anggota keluarga mendadak harus mengelola keuang-an, harus menolong pasien di bidang medis, harus memberikan dukungan keji!aan dan mengatur masalah transportasi se!aktu menengok ke rumah sakit. Suami, isteri ataupun pacar pasien seringkali harus menyembunyikan perasaan, kese-dihan mereka. (ialog antara pasien, keluarga pasien dan tim dokter untuk berbagi peng-alaman dan memutuskan masalah pasien ter-nyata mampu meningkatkan penyesuaian diri. 2rangtua yang anaknya meninggal akibat kanker seringkali mengalami stres. "arena disintegrasi keluarga, minum obat penenang sembarangan sering dijumpai pada keluarga yang ditinggal mat anaknya, rujukan dini ke psikiater dianjurkan. Sebaliknya, anak-anak yang ditinggal mati orangtuanya, akibat kanker, juga menunjukkan kelainan keji!aan, seringkali bermanifestasi sebagai masalah perilaku di sekolahnya. Ru'ukan untuk Pasien %anker
+ila seorang dokter menerima tanggung ja!abnya mengobati pasien kanker, ada beberapa alamat yang bisa dihubungi oleh dokternya atau tenaga medik lain per tilpon atau melalui surat. ;. S "anker (harmais, layanan paliatif dan nyeri kanker. <. =ayasan "anker &ndonesia )="&* membantu pengadaan obat kanker murah dan baik. 3. S 4ipto angunkusumo, layanan nyeri kanker