Diesel Engine Generator
Yang maksud dengan Diesel Engine Generator Sets adalah sebuah bentuk
pembangkit listrik dimana sebagai penggerak utamanya ( prime mover ) adalah
mesin diesel dan di hubungkan (couple) dengan generator listrik dalam satu
dudukan ( base frame) yang kokoh dan terinstal dengan baik sehingga dapat
dioperasikan dengan baik. Sebagai suatu unit pembangkit listrik yang
berpenggerak mesin diesel mempunyai bagian bagian dan system yang saling
berkaitan erat. Apa bagian bagian dan system itu dapat diterangkan sebagai
berikut
1. Radiator
Radiator adalah bagian dari mesin diesel yang berfungsi sebagai pemindah /
pelepas kalor mesin. Konstruksi radiator terdiri dari pipa pipa tipis yang
disusun sejajar dan satu sama lain dan dilekatkan sirip sirip plat tipis.
Konstruksi ini bertujuan untuk memperluas bidang permukaan dari air yang
lewat pipa radiator, dibantu dengan hembusan angin dari kipas radiator yang
melewati kisi kisi dan sirip sirip radiator proses perpindahan/ pembuangan
berlangsung, hal ini dapat dirasakan bahwa udara yang keluar dari radiator
terasa hangat atau panas.
Sistem pendinginan dalam generator engine dapat dibedakan sebagai berikut :
1.1 Direct Air Coolling System
Yaitu system pendinginan udara dihembuskan dari kipas centrifugal yang
tersambung secara mekanik dengan mesin. Pendinginan ini tanpa menggunakan
air dimana bagian bagian mesin dibentuk sedemikian rupa dengan kisi-kisi
yang berselungkup agar luas penampang bagian mesin menjadi lebih luas
sehingga pendinginan bisa tercapai secara optimal. Pendinginan model ini
jarang digunakan lagi dan hanya untuk kapasitas kapasitas kecil saja.
1.2 Direct Water Cooling Sistem :
Yaitu sistem pendinginan menggunakan media air yang disirkulasikan melalui
radiator oleh water pump. Kalor panas yang disirkulasikan oleh radiator
dibuang dengan menggunakan kipas radiator yang tersambung secara direct
maupun dengan V-belt ke engine. Pada keadaan dingin air disirkulasikan
langsung ke engine tanpa lewat radiator ini dimaksudkan agar engine dapat
cepat mencapai temperature kerja berkisar 75 o Celcius. Jika suhu mesin
sudah mencapai nilai tertentu mekanikal thermostat akan membuka dengan
demikian sebagian air akan mengalir ke radiator dan menjaga temperature
kerja mesin. Dimana temperature kerja mesin rata rata 70 o sampai maksimal
85 o. Lebih dari itu engine akan shutdown pada temperature 90 sampai 98 o
celcius.
1.3 Separate Water Cooling System :
Yaitu sistem pendinginan secara terpisah. Biasanya engine dalam ruangan
(indoor) sedangkan radiator di luar ruangan (outdoor ). Sebagai pengganti
penggerak kipas digunakan motor listrik yang disupply dari generator itu
sendiri. Sistem ini biasanya dipakai untuk generator berdaya besar diatas 1
Mega Watt. Sistem ini cocok untuk generator yang diletakkan di lantai
bawah/ground bangunan (basement) dan tidak memungkinkan dibuat ruang
radiator.
1.4 Cooling Tower Water Cooling System :
Yaitu sistem pendinginan menggunakan menara pendingin (cooling tower)
dimana air dipompa dan disirkulasikan ke cooling tower. Air kemudian
dilewatkan dalam pipa berlubang untuk disemprotkan dalam bentuk butiran air
(spray) sehingga titik-titik air tersebut dapat bersinggungan langsung
dengan udara yang dihisap keluar / keatas. Sehingga proses pendinginan
terjadi. Air yang telah dingin disirkulasikan lewat heat-exchanger yang
mana di dalam terdapat pipa pipa air yang tersambung ke dalam mesin (close
circuit) sedangan dalam sirkulasi ke cooling tower terjadi sirkulasi open
circuit.
2. Water pump
Water pump adalah bagian dari mesin diesel yang berfungsi mensirkulasikan
air pendingin ( cooling water ) dari engine ke radiator dan kembali ke
engine lagi. Water pump ini digerakkan oleh putaran mesin itu sendiri
melewati mekanisme pulley yang disambung dengan V-belt.
3. Dinamo starter
Dinamo starter ini bagian dari mesin yang berfungsi sebagai penggerak awal
dari mesin. Dimana melalui mekanisme roda gigi dan pinion dynamo starter
ini menggerakkan Flywheel. Dari awal putaran diporos ini akan menghasilkan
kompresi diruang bakar dan putaran injection pump yang akan mengabutkan
bahan bakar.Setelah terjadi pembakaran dan menghasilkan gerakan berputar
sendiri , dynamo akan lepas dari gigi flywheel.
Karena arus start yang tinggi hingga sampai 100 Ampere atau lebih maka
diperlukan solenoid, solenoid ini terdapat kontak yang mempunyai rating
yang cukup besar hingga mampu men ngalirkan arus sesaat smpai 200 A atau
lebih. Seporos dengan solenoid ini terdapat mekanisme penggerak pinion yang
akan tersambung dengan flywheel di awal start dan akan terlepas di akhir
start.
Lilitan magnetic dari solenoid ini masih cukup besar sehingga perlu
penambahan relay bantu..karena kontak kunci mempunyai rating ampere yang
terbatas.
Dinamo starter ini didesain untuk bekerja hanya sesaat pada saat starting.
Dengan daya kw yang besar dan ukuran fisik yang relative kecil maka
kemampuan menahan panas tidak cukup jika dioperasikan dengan waktu yang
agak lama. Paling tidak waktu starting tidak boleh melebihi 10 detik . dan
dalam satu perioda tidak lebih dari 7 kali starting dengan interval yang
pendek.
Untuk itu biasanya dalam panel kontrol diperlengkapi dengan safety relay
yang akan membatasi start hingga tidak lebih dari 10 detik.
Selain menggunakan electric starter, digunakan juga air starter. Hal ini
mengingat kapasitas electric starter yang terbatas khususnya untuk genset
dengan daya diatas 2000 KVA.
Cara bekerjanya sebagai berikut :
Yaitu menggunakan media tekanan udara sebagai energi mekaniknya. Tekanan
udara dihasilkan oleh kompressor yang kemudian ditampung dalam tangki
tekanan sampai sebatas 25 sampai 30 Bar. Air starter ini terbagi menjadi 2
macam :
1. Air motor starter : yaitu menggunakan sebuah mekanika bilah turbin yang
mana tekanan udara yang tinggi sekitar 20-30 bar memutar sudu sudu turbin
dan menghasilkan tenaga putar mekanik 1500 – 2500 rpm.Air motor starter ini
terpa
sang sama seperti electric motor starter yang akan memutar roda flywheel.
2. Direct pressure : Yaitu tekanan udara yang tersimpan dalam tangki
diinjeksikan langsung menuju ruang bakar melalui sebuah distributor dimana
distributor ini urutannya menyesuaikan firing order / urutan pengapian.
Tekanan yang dibutuhkan sekitar 30 bar.
4. Alternator Charging
Alternator charging adalah bagian dari mesin yang berfungsi sebagai pengisi
battery aki sewaktu mesin jalan. Alternator charging ini dilihat dari
konstruksinya menyerupai generator 3 phase dimana statornya terlilit
kumparan 3 Phase namun tegangannya kecil antara 12 – 15 V atau 24 – 28 V .
Keluaran 3 phase ini disearahkan dengan 6 buah dioda sehingga terbentuk
terminal positif dan negative. Tegangan DC ini dikontrol oleh regulator.
Keluaran dari regulator ini akan mengatur exsitasinya.
Regulator ini berfungsi untuk mengatur arus charging supaya tidak
berlebihan, jika aki belum penuh alternator ini akan mengisi dengan laju
arus yang cukup besar dan akan mengurangi laju arus pengisian jika aki
sudah akan penuh. Didalam terminal alternator terdapat terminal yang dapat
dipakai untuk undikasi sinyal bahwa alternator dalam keadaan mengisi.
Untuk mengetahui bahwa alternator sudah bekerja atau mengisi bisa dengan
mengukur tegangan baterry pada saat setelah jalan. Diukur dengan voltmeter
voltasenya akan perlahan lahan naik .dan akan terlihat jelas dengan
pengukuran Voltmeter digital.
5. Turbocharger
Turbocharger adalah bagian dari mesin yang berfungsi untuk membantu
menaikkan tekanan udara didalam saluran udara masuk, Karena turbocharger
tidak lain adalah sebuah compressor yang digerakkan oleh turbin gas buang.
Dengan naikknya tekanan didalam saluran udara masuk kandungan udara yang
berarti kandungan oksigen akan lebih padat. Dengan kandungan oksigen yang
lebih padat maka jumlah bahan bakar yang dapat terbakar akan lebih banyak,
sehingga tenaga mesin yang menggunakan turbocharger ini akan meningkat dari
20 sampai 35 % dari daya sebelum menggunakan turbocharger
6. Injection pump
Injection pump adalah bagian dari mesin yang berfungsi sebagai pompa
injeksi ke ruang bakar melalui nozel. Pompa injeksi ini mempunyai tekanan
kerja yang tinggi hingga mencapai bar.Tekanan kerja yang tinggi inilah
hingga bahan bakar solar
dapat dikabutkan diruang bakar.
Injection pump terdiri dari plunger 2 yang digerakkan melalui mekanisme cam
yang berputar. Plunger plunger ini yang memompa bahan bakar ke ruang
silinder sesuai urutan firing order. Injection pump ini diputar oleh mesin
melalui mekanisme roda gigi. Didalam injection pump ini terdapat pengaturan
pemasukan bahan bakar sehingga kecepatan/ speed dapat diatur .
7. Engine Control Panel
Engine Control Panel adalah bagian dari generator sets yang berfungsi
sebagai Proteksi, Monitoring, command. roteksi yang dimaksud adalah
memberikan pengamanan terhadap mesin antara lain high water temperature
switch, low oil pressure switch, overspeed relay . Pada genset yang
kapasitas besar proteksi didalamnya lebih banyak dan komplit karena sdh
dalam bentuk modul kontrol.
Monitoring yang dimaksud adalah pembacaan parameter Volt,Ampere, Frekuensi
, jam kerja ,suhu air dan tekanan oli.
Command yang dimaksud adalah untuk perintah start engine, stop engine dan
emergency stop.
8. Air Filter
Air filter adalah bagian dari mesin yang berfungsi untuk menyaring atau
memfilter udara yang masuk. Udara yang ada disekitar kita mengandung
partikel partikel debu , Jika debu debu ini dibiarkan masuk kedalam ruang
bakar tanpa difilter terlebih dahulu maka akan mengakibatkan ruang bakar
cepat kotor dan hitam karena sebagian dari debu ini akan melekat dan hangus
menempel di kepala silinder.Lama kelamaan performa mesin akan cepat turun
karena ruang bakar kotor dan saluran masuk serta buang akan terhambat .
9.Fuel filter
Fuel filter adalah bagian dari mesin yang berfungsi untuk menyaring kotoran
kotoran yang ikut terbawa dalam bahan bakar bisa berupa pasir, serbuk
serbuk besi atau kotoran lain yang berbahaya bagi mesin. Akibat jika
terdapat kotoran yang tidak tersaring adalah mesin akan turun performanya
karena saluran injeksi pump ke nosel injector akan buntu dan akan
mengganggu kelancaran pengabutan bahan bakar.
10.Oil Filter
Oil Filter adalah bagian dari mesin untuk menyaring kotoran kotoran yang
bersirkulasi, karena pemakaian oli akan menjadi hitam dan serbuk 2 yang
ikut terbawa akibat perputaran mesin. Hal ini untuk menghindari dari
kerusakan mesin terutama pada dinding silinder agar tidak tergores.
11.Jacket Water Heater
Adalah perlengkapan tambahan generator yang dipakai untuk mesin kapasitas
menengah keatas ( up 250 KVA ). Peralatan ini bentuknya semacam heater
pemanas yang dipasang disamping mesin mempunyai 2 buah pipa flexible. Daya
yang dipakai untuk pemanas ini berasal dari listrik PLN. Prinsip kerja
peralatan ini adalah memanasi sebagian air yang melewati jacket water
heater , karena panas sifat alami dari air akan naik sehingga mengelilingi
mesin berulang ulang.
Maksud dan tujuan dari pemasangan ini adalah untuk mengkondisikan bahwa
genset dalam keadaan selalu hangat dan siap setiap saat jika di start.
Dengan kondisi hangat mesin dikondisikan mendekati temperature kerja
sehingga bila dibebani dapat lebih optimal. Nilai tingkat panas dari heater
ini dibatasi oleh water temperature switch yang ada diengine dengan suhu
limit 42 derajat celcius. Jika temperature mesin sudah mencapai suhu
tersebut maka arus listrik ke jacket water heater akan terputus.
12.Prelubrication Pump
Prelubrication pump atau disebut priming pump adalah perlengkapan tambahan
untuk diesel generator yang berfungsi untuk memberikan pelumasan pada mesin
dalam keadaan berhenti/ standby. Pelumasan yang dimaksud adalah
mensirkulasikan minyak pelumas keseluruh bagian mesin dengan mekanisme
pompa oli yang digerakkan oleh motor listrik. Biasanya pompa ini disetting
bahwa setiap 6 jam sekali pompa oli akan hidup selama 6 menit. Dengan
kondisi bahwa keadaan mesin sudah terlumasi maka jika suatu saat dibutuhkan
untuk hidup bisa segera dibebani dan tidak khawatir kerusakan pada mesin
karena oli belum melumasi. Selain untuk itu juga untuk mengkondisikan bahwa
oli tidak mengendap dan mengembun dibandingkan jika tidak dipakai dalam
jangka waktu yang lama.
13. Water Separator
Water Separator adalah peralatan tambahan bagi mesin sebagai pemisah antara
bahan bakar dan kandungan air. Kandungan air jika ikut masuk dalam system
bahan bakar akan membahayakan terhadap mesin itu sendiri dan bisa rusak.
Tangki tangki penampungan bahan bakar yang dibiarkan terlalu lama bisa
mengakibatkan pengembunan baik pagi maupun malam, peristiwa ini
memungkinkan terbentuk tetes tetes air yang akan mengendap ditangki bahan
bakar. Untuk menghindari air sampai masuk ke engine maka saluran bahan
bakar sebelum ke engine ditambahkan water separator.
14. Main stator
Stator generator adalah bagian statis dari generator yang merubah perubahan
garis garis gaya magnet yang melaluinya menjadi sumber tegangan/
mengeluarkan tegangan. Didalam stator generator terdapat belitan belitan
penghantar yang disusun sedemikian rupa sesuai kaidah baik jumlah lilitan,
jarak antara lilitan (pitch factor) dan beda sudut antara phase, sehingga
menghasilkan tegangan 3 phase yang mempunyai sudut 120 derajat terhadap
phase lainnya.
Kemampuan dan kualitas generator ditentukan juga oleh bahan inti besi dan
bahan tembaga yang dipakai serta tingkat ketahanan isolasi terhadap panas
yang melaluinya. Bahan inti dari stator merupakan bahan terpilih yang
mempunyai tingkat permeabilitas magnetic yang tinggi, terbentuk dari
lapisan lapisan plat yang terlaminasi satu sama lain. Hal ini adalah
dimaksudkan untuk mengurangi rugi besi karena rugi arus hystrisis yang
berpusar dalam inti besi.
Demikian juga dengan lilitan tembaga atau kawat email mempunyai kualitas
yang khusus disamping biasanya mempunyai lapisan isolasi ( email ) yang
double/ ganda. Juga mempunyai ketahahanan yang tinggi sampai 150 derajat
celcius sehingga tahanan isolasi masih cukup kuat untuk menahan panasnya
stator generator maupun arus lilitan itu sendiri.
15. Mains rotor
Mains rotor adalah bagian dinamis dari generator, yaitu sebagai bagian yang
berputar yang memberikan perubahan garis garis gaya magnet terhadap
permukaan inti stator. Mains rotor ini terdiri dari inti besi yang
membentuk sepatu kutub yang didalamya terdapat kumparan magnet yang akan
membentuk kutub utara dan selatan.
Konstruksi Mains rotor ini harus sangat kokoh karena mempunyai bagian yang
selalu berputar, bagian yang berputar akan mempunyai gaya tekanan keluar (
sentrifugal ) , untuk itu bisa dilihat bahwa sambungan dan ikatan pada
mains rotor terlihat kokoh.
16. Exciter
Exciter adalah bagian generator yang berfungsi untuk pembangkitan tegangan
sebagai sumber arus mains rotor untuk pembentukan kutub. Exciter ini
terdiri dari exciter stator dan exciter rotor. Exciter stator dapat sumber
arus dari AVR sedangkan Exciter rotor mengeluarkan tegangan untuk arus
kutub mains rotor.
17. Automatic Voltage Regulator ( AVR )
Adalah bagian dari Generator yang berfungsi mengatur , mengontrol dan
memonitor tegangan yang keluar dari mains stator berdasarkan prinsip umpan
balik / feed back dimana output dimonitor untuk mengontrol input supaya
terjadi keseimbangan antara tegangan keluar dengan tegangan
reference.sehingga tegangan yang keluar dari generator selalu konstan
dengan berbagai level beban.
18. Cooling Fan
Cooling Fan adalah bagian dari generator yang berfungsi mengeluarkan
disipasi panas dari dalam generator, sumber panas yang terbesar berasal
dari inti stator dan inti rotor sumber panas lain berasal dari penghantar/
belitan .Cooling fan ini digerakkan oleh poros generator itu sendiri.
Dengan bentuk fan sentrifugal yang akan menghisap udara dari dalam
generator dan mengeluarkan secara sentrifugal . Cooling fan ini sangat
penting artinya untuk menjaga temperature generator tidak melebihi ambient
temperature kerja.
19. Space heater
Space heater adalah peralatan tambahan dari generator yang berfungsi untuk
memberikan pemanasan di dalam generator. Pemanasan ini dimaksudkan untuk
mengurangi / menghindarkan kelembaban didalam generator. Kelembaban yang
berlebihan dapat merusakkan nilai resistansi atau tahanan isolasi dari
hantaran / lilitan.
Cooling system ( sistem pendinginan )
Yang dimaksud dengan cooling system adalah metode pendinginan mesin.
Pendinginan mesin disini akan membahas pendinginan dengan menggunakan
radiator.Bagaimana sirkulasi air pendingin didalam cooling system ini dapat
diterangkan sebagai berikut :
1. Pada saat engine start up dan running terjadi proses kimiawi didalam
ruang silinder, yaitu pembakaran campuran bahan bakar dan oksigen oleh
karena kompresi yang tinggi. Ledakan ledakan yang terjadi selain
menghasilkan tenaga gerak juga menghasilkan kalor panas. Dan energi panas
ini diserap oleh bahan bahan metal dari mesin sehingga terjadi kenaikan
temperature.
2. Didalam mesin terdapat rongga rongga yang mengelilingi bagian mesin,
rongga rongga ini berisi air pendingin. Air pendingin ini menyerap panas
dari mesin sehingga juga mengalami kenaikan suhu.
3. Water pump yang ada dalam mesin akan mensirkulasikan air ke seluruh
bagian mesin. Pada saat mulai beroperasi air hanya bersirkulasi dari dan ke
mesin. Ini disebabkan saluran menuju radiator masih tertutup oleh karena
terdapat thermostat .Hal ini dimaksudkan agar mesin dapat cepat mencapai
temperature kerja antara 70 – 85 derajat celcius.
4. Setelah mencapai temperature kerja , thermostat akan membuka secara
otomatis karena efek panas. Suhu yang diperlukan untuk thermostat dapat
membuka sekitar 79 derajat Sehingga air disirkulasikan lewat radiator
dengan tujuan untuk menurunkan temperature air.
5. Didalam radiator terjadi proses pemindahan / pembuangan kalor panas
karena dihembus atau didorong dengan kipas radiator.
6. Air yang keluar dari radiator ini sudah mengalami penurunan suhu dengan
selisih antara 7 – 12 derajat celcius. Dan disirkulasikan lagi keseluruh
bagian mesin.
7. Proses ini terjadi berulang ulang sehingga temperature mesin tetap
terjaga pada temperature kerja yaitu antara 70 sampai 85 derajat celcius.
Lubrication System (sistim pelumasan )
Didalam mesin banyak terdapat bagian yang bergerak dan berputar , gerakan
dan putaran ini akan menimbulkan gesekan gesekan antara bahan metal
sehingga mempunyai kecenderungan aus dan panas. Untuk menghindari keadaan
tersebut diperlukan pelumasan disetiap bagian mesin yang bergerakn dan
berputar. Bagaimana sistim sirkulasi dari minyak pelumas dapat di terangkan
sebagai berikut.
1. Minyak pelumas yang ada dalam bak / karter sebelum dihisap menuju pompa
olie melewati dulu strainer, strainer ini berupa anyaman kawat seperti
saringan yang bertujuan untuk menyaring kotoran kotoran .
2. Setelah itu dipompa dengan mekanisme pompa yang terpasang di internal
mesin disalurkan menuju oil cooler. Yaitu pendingin olie dengan media air
radiator.
3. Selanjutnya disalurkan ke filter olie untuk menyaring partikel partikel
kecil yang ikut terbawa.
4. Dari oil filter menuju ke relief valve sebagai katup, dan
didistribusikan keseluruh bagian mesin. Antar lain turbo, fuel injection
pump.camshaft bearing,piston, idle gear dll.
5. Dan semua kembali lagi ke karter , begitu seterusnya bersirkulasi.
6. Volume oli pelumas lama kalamaan akan berkurang disebabkan oleh sebagian
oli yang ikut terbakar didinding silinder sehingga perlu diperhatikan level
olie setiap akan menjalankan mesin.
III. Fuel System ( system bahan bakar )
Fuel system adalah system sirkulasi bahan bakar didalam mesin.Bagaimana
gambarannya dapat dilihat dari gambar dibawah ini :
1. Bahan bakar (solar) didalam tangki mengalir melalui feed pump. Letak
tangki bahan bakar sebaiknya lebih tinggi dibanding dengan mesin itu
sendiri agar aliran bahan bakar berdasarkan gaya grafitasi.
2. Feed pump ini berfungsi jika terjadi kemasukan udara didalam mesin.
Dengan memompa maka terdapat aliran solar kedalam seluruh system. Didalam
mesin diesel tidak diperkenankan ada rongga udara dalam pipa bahan bakar.
3. Setelah itu dialirkan menuju ke fuel filter , fuel filter ini berfungsi
menyaring bahan bakar dari kotoran 2 yang ikut masuk dalam bahan bakar.
4. Dari fuel filter mengalir ke injeksi pump, didalam injeksi pump terdapat
plunger yang akan menginjeksi bahan bakar dengan tekanan dari putaran cam,
tekanan yang dihasilkan sangat tinggi sehingga pipa injeksi harus kuat dan
kokoh tidak ada kebocoran.
5. Dari pipa Injeksi ini masuk ke nosel untuk dikabutkan menjadi butiran
butiran partikel yang kecil sebagian bahan bakar yang dipompa digunakan
untuk pengabutan , masih ada sisa bahan bakar sisa didalam nosle dan
dialirkan kembali ke system penyimpanan bahan bakar.
Langkah langkah awal menjalankan generator
1. Cek level air radiator
2. Cek level Oli pelumas
3. Cek Level solar
4. Cek Level air aki dan tegangan battery.
5. Cek kekencangan baut battery
6. Cek kekencangan baut terminal kabel kontrol
7. Cek kekencangan baut terminal power ( R,S,T,N)
8. Cek kekencangan neple oli pelumas
9. Cek secara visual didalam kipas pendingin alternator
10. Cek secara Visual daerah sekitar kipas radiator.
11. Cek dengan memutar barring gear minimal satu putaran generator.
12. Cek kran kran bahan bakar suply dan return dalam keadaan terbuka.
13. Pompa bahan bakar melalui feed pump dan buka sedikit baut di filter
solar sampai solar meluber dan kemudian kencangkan.
14. Lepas kabel koneksi ke actuator
15. Lepas kabel koneksi ke Magnetic Pick Up (MPU).
16. ON –kan switch battery
17. ON- kan MCB kontrol panel Engine
18. Crank sesaat (kurang lebih 2 detik )pastikan tidak ada suara dalam
engine atau generator yang tidak lazim.
19. Crank sesaat lagi (kurang lebih 4 detik) pastikan tidak ada suara dalam
engine atau generator yang tidak lazim.
20. Crank sekali lagi ( kurang lebih 6 detik) dan pastikan aman.
21. Pasang kembali kabel koneksi ke actuator.
22. Pasang kembali kabel koneksi ke MPU.
23. Putar adjust potensiometer speed pada putaran rendah.
24. Lepas jumper Di AVR untuk non aktifkan AVR
25. Crank sesaat sambil berjaga jaga tombol emergency stop
26. Cranking engine sambil memutar potensio adjust speed diputar naik (
increase) sampai engine berhasil running dalam putaran rendah.
27. Putar potensio speed perlahan lahan sampai tachometer menunjukkan 1500
Rpm. Sesaat kemudian matikan engine.
28. Pasang jumper AVR untuk mengaktifkan AVR.
29. Cranking engine ,jika sudah running amati tegangan generator dan atur
sampai tegangan kerja yang dikehendaki.Jika dipanel AMF menggunakan remote
Adjust Volt maka posisikan potensiometer ditengah (midle) dan kemudian atur
voltage melalui trimer di AVR sampai tegangan kerja yang dikehendaki.
30. Amati tekanan oli pelumas .tekanan kerja antara 4 – 6 bar.
31. Amati semua bagian mesin jangan ada rembesan/kebocoran solar maupun oli
pelumas.
32. Cek proteksi High Water temperature dan Low oil Pressure dengan
menghubungsingkatkan switch HWT dan LOP, dan engine harus dapat shutdown
33. Cek proteksi Overspeed dengan menaikkan kecepatan engine dengan memutar
potensiometer speed sampai 55 HZ atau 1650 Rpm dan engine harus shutdown.
34. Cek emergency stop dengan menekan tombol emergency stop waktu engine
running dan engine harus shut down.
35. Matikan switch engine dalam posisi OFF, dan engine ditest dari remote
AMF meliputi Start,Stop dan emergency. Berikut proteksi proteksi yang ada
di modul AMF.
36. Cek urutan phase Generator dan sesuaikan dengan urutan phase PLN dengan
menggunakan phase sequence meter.
37. Aktifkan AMF mode auto hingga supply power PLN dapat close sampai ke
beban.
38. Cek sembarang beban 3 phase yang ada digedung pompa, kipas atau
compressor dan pastikan putaran motor benar.
39. Untuk simulasi Panel AMF dapat mematikan sumber PLN langsung atau dari
MCB kontrol Panel AMF.
40. Sewaktu PLN Padam segera setelah itu engine harus cranking dan running
sesaat kemudian GCB (generator Circuit Breaker ) segera close untuk
mensuply beban.
41. Perhatikan semua parameter listrik di modul AMF dan naikkan beban
secara bertahap sampai mencapai beban maksimal gedung tanpa melebihi beban
kapasitas genset.
42. Setelah dirasa cukup aman dan tidak ada kendala. Engine dapat ditest
ulang sesuai procedure test beban.
Trouble shooting generator
Langkah langkah trouble shooting untuk mencari penyebab generator tidak
mengeluarkan tegangan :
1. Amati secara Visual apakah terdapat kerusakan fisik atau bau hangus di
kabel kontrol ,lilitan exciter, lilitan main rotor ,dan lilitan main stator
.Cek juga apa terdapat goresen di stator dan rotor karena penyebab tidak
center.
2. Lepas sambungan AVR terhadap exciter, tegangan sensor dan Permanen
Magnet Generator (PMG)
3. Ukur tahanan lilitan Permanen Magnet Generator.Ukur dengan skala 1 Ohm.
4. Ukur tahanan lilitan exciter.Ukur dengan skala 1 ohm.
5. Ukur lilitan main stator dan lilitan exciter terhadap body / ground.
Untuk memastikan tidak ada yang bocor / short ke body.
6. Ukur tahanan dioda dalam rotor exciter. Satu arah tersambung /terukur
tahanan satu arah sebaliknya mempunyai nilai tahanan tinggi. Jika terdapat
dioda yang kedua arahnya tersambung / short maka segera diganti.
7. Sambungkan tegangan 12 V DC dari Aki atau adaptor ke lilitan exciter,
lebih baik jika terpasang melewati fuse atau MCB 2 A karena memberikan
proteksi jika lilitan dalam keadaan short.
8. Operasikan diesel engine / Start up sampai putaran idle terlebih dahulu.
Amati kondisi apakah ada kondisi yang mencurigakan dari genset tersebut,
Perlahan lahan naikkan putaran sampai mencapai putaran nominal.
9. Amati dan ukur tegangan yang keluar dari mains stator,jika perlu cek
arus DC yang melewati Exciter.Tegangan yang terukur pada mains stator
biasanya sudah mencapai lebih dari 300 V AC.
10. Amati dan ukur juga tegangan yang keluar dari Permanen magnet generator
apakah sudah keluar tegangan. Tegangan PMG ini biasanya terukur diatas 100
V antara Phase to Phase. Setelah itu matikan mesin.
11. Jika tegangan sudah terukur dapat di simpulkan bahwa system exsitasi
tidak mengalami masalah.
12. Pasang kembali AVR dan koneksi kabel kontrolnya kecuali koneksi ke
Exciter.
13. Start up Engine sekali lagi sampai mencapai putaran nominal. Cek
tegangan keluaran AVR diterminal Exciter. Tegangan yang harus keluar
minimal 12 VDC. Jika tidak mengeluarkan tegangan berarti ada yang rusak
dalam system AVR nya. Jika mengeluarkan tegangan maka koneksi lagi dengan
Exciter sehingga terdapat penguatan sendiri.
14. Jika AVR sudah baik/ sudah diganti , trim tegangan di AVR sampai
mencapai tegangan nominal kerja.
URUTAN KERJA PEMBANGKITAN TEGANGAN GENERATOR
1. Terbangkit tegangan dimulai di PMG stator. Jika poros generator mulai
berputar. PMG stator ini mendapatkan perpotongan flux magnetic dari magnet
permanent 8 kutub yang terdapat pada rotor PMG
2. Lilitan Stator PMG mengeluarkan tegangan 170 – 220 V ac 3 phase 3 wire
dengan frekuensi 100 Hz.
3. Tegangan 3 phase ini masuk ke AVR sebagai catu daya exciter. Dari AVR
ini memberikan tegangan dan arus exsitasi ke stator exciter dengan tegangan
berkisar antara 13 Volt sampai 60 V DC dengan arus kerja dari 0,5 sampai
3,7 ampere.
4. Medan Magnet yang terbentuk dalam stator exciter memberikan perpotongan
garis garis gaya magnet ke rotor exciter .Dalam rotor exciter terbangkit
tegangan AC 3 phase.
5. Tegangan ini disearahkan dengan rotating dioda yang terbentuk dari 6
buah yang terpasang seri paralael sehingga terbentuk tegangan DC positif
dan negative.
6. Tegangan ini diperlukan oleh main rotor untuk membentuk kutub tetap .
yaitu kutub utara dan kutub selatan .
7. Kutub magnet yang terbentuk di main rotor ini akibat aliran arus DC dari
rotating dioda , karena perputaran shaft generator maka mains winding dari
generator akan terinduksi magnet dari main rotor hingga terbangkitlah
tegangan dari lilitan stator.
8. Tegangan main stator ini dihubungkan dengan isolation transformer dengan
perbandingan 2 : 1 yaitu 480 / 240 V AC.
9. Tegangan keluaran dari trafo isolasi yang akan dihubungkan dengan AVR
sebagai input sensing tegangan.
10. Tegangan ini diperbandingkan dengan tegangan reference dalam AVR , jika
perbandingan dengan tegangan reference lebih kecil maka AVR secara otomatis
menambah jumlah arus dengan menaikkan tegangan ke exciter stator sampai
tercapai keadaan sama dengan tegangan reference., sebaliknya jika
perbandingannya lebih besar maka AVR akan menurunkan jumlah arus dengan
menurunkan tegangan ke stator exciter sampai tercapai tegangan sama dengan
tegangan reference.
11. Dengan bertambahnya beban maupun menurunnya beban AVR ini akan mengatur
secara otomatis jumlah arus yang akan disupply ke exciter stator. Sehingga
selalu dalam keadaan stabil output dari tegangan generator .
PROSES KERJA AVR AGAR TEGANGAN KERJA KONSTAN DENGAN BERBAGAI LEVEL BEBAN
1. Disaat generator tersambung beban listrik maka akan mengalir arus
listrik didalam lilitan stator dan besarnya sesuai dengan beban litrik yang
tersambung.
2. Dengan adanya arus yang mengalir dalam lilitan dengan inti besi, maka
timbul garis garis gaya magnet didalam permukaan stator.
3. Garis garis gaya magnet ini mempunyai sifat yang berlawanan dengan garis
garis gaya magnetik yang ditimbulkan oleh kutub kutub rotor yang berputar.
4. Dengan perlawanan ini gaya magnetic dari rotor berkurang, sehingga
tegangan yang ditimbulkan oleh lilitan stator berkurang.
5. Kecenderungan tegangan yang akan turun dideteksi oleh input sensing dari
AVR dan diperbandingkan dengan tegangan reference yang sudah diset.
6. Dengan tegangan yang turun maka perbandingannya lebih kecil dengan
tegangan reference sehingga sesegera mungkin AVR memberikan tambahan arus
dengan menaikkan tegangan exciter.
7. Kenaikan arus pada stator exciter berpengaruh terhadap tegangan yang
dihasilkan exciter rotor. Dan berpengaruh pula terhadap arus yang ke mains
rotor, hingga medan magnet yang dihasilkan juga bertambah.
8. Penambahan garis garis gaya magnet setara dengan perlawanan garis garis
gaya yang ditimbulkan arus lilitan stator.
9. Dengan demikian tegangan yang terbangkit akan tetap besarnya.
10. Begitu pula sebaliknya, bila ada penguranganan beban , perlawanan gaya
magnet menjadi semakin kecil dan dengan hal ini kecenderungan tegangan akan
naik karena garis garis gaya pada rotor utama berlebih.
11. Kecenderungan kenaikan tegangan ini dideteksi oleh input sensing dari
AVR dan diperbandingkan dengan tegangan reference yang sudah diset.
12. Dengan tegangan yang naik maka perbandingan tegangan menjadi lebih
besar dari tegangan reference, sehingga sesegera mungkin AVR mengurangi
arus di lilitan exciter stator dengan menurunkan tegangan exsitasi.
13. Hal ini akan mengurangi arus pada lilitan main rotor, hingga medan gaya
magnetnya turun sebesar perlawanan yang turun.
14. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa AVR akan dapat mengatur secara
otomatis kenaikan dan penurunan arus exsitasi sehingga tegangan yang
dihasilkan akan tetap dengan berbagai level beban.
AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR
AVR (automatic Voltage Regulator ) merupakan peralatan vital bagi generator
. Dari AVR inilah otomatis pengaturan tegangan diatur. Apa dan bagaimana
AVR itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. AVR pengaturan Voltagenya dapat disambungkan dengan menggunakan
Potensiometer. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengaturan secara
remote/ jarak jauh. Caranya :
- Lepas jumper no : 1-2
- Hubungkan dengan potensiometer
- Cek / ukur tahanan potensiometer pada skala 10 K
- Putar potensio kekanan dan kekiri, dan pastikan jika diputar kekanan/
searah jarum jam , tahanan potensio mengecil,dan jika diputar kekiri
tahananya besar.
- Posisikan Potensiometer pada kondisi midle/ tengah.
- Putar trimmer Volts di AVR kekiri ( anticlockwise) kira kira seperempat
putaran.
- Start up generator, dan amati penunjukan voltmeter, putar trimer Volt
kekanan atau kekiri sampai tegangan menunjukkan tegangan nominal yang
dikehendaki.
Untuk kebutuhan sinkron, Genset memerlukan tambahan
CT droop untuk kebutuhan sharing Kvarnya. CT droop dipasang disebagian
lilitan phase. Hal ini dimaksudkan pada saat parallel dengan genset lain.
Pembagian daya Kvarnya sama pada daya Kw yang sama. Hal ini dapat dilihat
dari penunjukan cosphi yang relative sama. CT droop ini mengeluarkan arus
yang akan diperbandingkan dengan besaran tegangan sehingga terbaca sudut
cosphi. Melalui proses elektronik didalam AVR inilah antar kedua genset
atau lebih Cosphinya akan diatur sama / seimbang
RUGI RUGI YANG TERJADI PADA GENERATOR
· Energi yang terserap menjadi energi mekanik dari nilai kalor bahan bakar
adalah sekitar 38 % dari nilai kalor satuan bahan bakar, Rugi kalor gas
buang sekitar 35 %, rugi panas air pendingin (panas yang terserap air
radiator ) sebesar 25 %, Rugi panas radiasi dari mesin sebesar 2 %.
· Energi mekanik yang didapat sebesar 38 % masih di kurangi energi mekanik
dari kipas radiator, energi mekanik pompa sirkulasi air radiator, energi
mekanik pompa sirkulasi minyak pelumas dan energi mekanik Alternator
charging battery sehingga menjadi energi mekanik output engine dalam satua
Kwm ( killowatt mekanik )
· Energi mekanik ini satu poros / shaft dengan generator dimana generator
listrik ini juga mempunyai effisiensi yang berarti mempunyai rugi rugi.
· Rugi Rugi Generator meliputi :
o Rugi tembaga : dimana rugi rugi ini sebanding dengan arus yang mengalir
ke stator dengan rumus perkalian tahanan lilitan di kalikan dengan arus : I
R dikenal dengan istilah electrical loss.
o Rugi inti besi : dimana adanya arus eddy current yang melewati inti besi
dan hyterisis yaitu pertentangan medan magnet antara kutub stator dan kutub
rotor yang berinteraksi.
o Rugi exsitasi dimana jika beban terlalu induktif ada pergeseran arus
armatur sehingga terjadi pengurangan besar flux rotor yang disebut
demagnetisasi sehingga diperlukan arus eksitasi sedikit lebih karena
cebderung tegangan menurun karena demagnetisasi tersebut.
o Rugi angin / kipas pendingin yang digunakan untuk sirkulasi udara dingin
dari dalam generator keluar generator yang menggunakan tenergi mekanik dari
mesin atau disebut dengan istilah windage loss.
o Rugi gesekan : Rugi gesekan ini sangat kecil sekali sehingga tidak
terlalu diperhitungkan, biasanya terdapat pada bearing generator atau
generator yang masih menggunakan sikat sikat exciter.
o Rugi kebocoran flux. Dimana tidak sepenuhnya flux medan magnet terserap
menjadi arus listrik karena mekanisme dari armatur dan rotor tidak
memungkinkan mencakup flux seluruhnya.
KERJA ELECTRIC GOVERNOR AGAR PUTARAN MESIN TETAP STABIL PADA BERBAGAI LEVEL
BEBAN
Governor system terdiri menjadi 3 bagian :
- Governoor control : Yaitu bagian yang mengontrol secara electronik dan
membandingkan antara input berupa pulse dari Magnetic pick-up dengan output
berupa tegangan DC yang menggerakkan actuator control. Peralatan ini lazim
disebut speed control.
- Governoor Actuator : Yaitu bagian yang menggerakkan mekanisme fuel pump
yang mengatur pembukaan katup bahan bakar sehingga putaran mesin dapat naik
atau turun.
- Magnetic Pick Up : Yaitu peralatan yang dapat membangkitkan pulsa
tegangan antara 5 – 50 volt ac dengan frekuensi sebesar 1000- 2750 Hz.
Dengan dasar induksi magnetic yang timbul dikarenakan perputaran flywell
dimana terdapat gigi-gigi antara 118 teeth sampa 148 teeth .
System kerja :
§ Dalam keadaan running dan beban kosong engine diset dalam putaran 1500
Rpm atau setara dengan 50 Hz .
§ Jika terjadi kenaikan beban pada generator , maka arus yang mengalir ke
stator membuat perlawanan / interaksi terhadap main rotor sehingga timbul
gaya yang sifatnya melawan dan menghambat putaran.Dengan demikian poros
diesel generator cenderung menurun putarannya karena beban tersebut.
Semakin besar beban yang tiba tiba masuk semakin kuat dan semakin turun
putaran generator.
§ Melalui tranducer berupa magnetic pick up ini frekuensi impulse yang
terbaca menjadi ikut turun. Melalui referensi pulsa MPU ini dibaca dan di
compare oleh speed control . Karena sudah diset sedemikian rupa pada pulsa
impule 2,75 khz akan berputar pada 1500 Rpm. Maka jika terjadi penurunan
impulse maka sesaat / segera speed control memerintahkan actuator untuk
menambah sudut buka fuel sehingga kecepatan ditambah sampai MPU mengirimkan
sinyal pulse sebesar 2,75 khz. Dengan berbagai level beban maka didapat
speed yang konstan. Waktu dan reaksi yang dibutuhkan untuk kembali pada
putaran nominal dapat diatur melalui setelan Proporsional, Differensial dan
Integral yang ada pada speed kontrol.
§ Jika pada saat beban tinggi kemudian ada pengurangan beban yang tiba tiba
atau perlahan. Maka terjadi pengurangan arus listrik yang ada pada stator
generator. Sehingga interaksi perlawanan medan magnet berkurang . Dengan
demikian putaran poros generator cenderung naik karena beban lebih ringan.
Maka terjadi kenaikan impulse pada MPU, segera speed control memerintahkan
actuator untuk mengurangi sudut buka fuel sehingga kecepatan berkurang dan
mendekati putaran nominal .
§ Demikian terus berkelanjutan berulang ulang, sehingga dapat disimpulkan
putaran generator dan frekuensi generator akan tetap dengan berbagai level
beban.
Ada beberapa teori dasar yang dapat menjadi acuan bahwa mesin diesel dapat
ditingkatkan daya outputnya dengan beberapa cara yaitu :
a) Mesin Diesel dengan pemasukan oksigen pada ruang bakar secara biasa
(Natural Aspirated) komposisi oksigen yang masuk pada ruang bakar hanya
diambil karena kevakuman pada piston waktu bergerak ke bawah ( titik mati
bawah) dengan demikian kandungan oksigen terbatas pada udara yang masuk.
Sehingga proses pembakaran pada pengabutan solar hanya terpenuhi sebatas
oksigen yang masuk tersebut.Jika secara teoritis kandungan oksigen dapat
diperbanyak tidak hanya berasal dari kevakuman piston tetapi dari dorongan
/ kompresi dari luar. Maka komposisi oksigen akan lebih banyak sehingga
dapat lebih banyak pula jumlah bahan bakar yang dapat dibakar pada proses
pembakaran. Dengan demikian kualitas pembakaran lebih sempurna. Alat yang
dapat mendorong udara dengan tekanan/ kompresi itu dinamakan Turbocharger.
Turbocharger ini di gerakkan oleh semacam turbin yang seporos dengan gas
buang. Gas buang panas dengan tekanan ini dimanfaatkan untuk memutar
turbocharger tersebut. Semakin besar beban genset semakin banyak gas buang
yang dikeluarkan dan semakin besar pula kecepatan putar turbo
tersebut.Putaran turbo bisa mencapai 10.000 – 12.000 Rpm Hingga pada beban
penuh suara turbo terdengar melengking karena semakin cepatnya putaran
turbo. Dengan penambahan Turbocharger terjadi peningkatan daya output
engine antara 25 – 40 %. Namun perlu diketahui dengan tambahnya daya output
maka tekanan kerja semakin tinggi pada ruang bakar. Dan total panas engine
yang perlu di sirkulasikan semakin meningkat. Dengan demikian maka lifetime
operasional engine akan lebih pendek dibanding tanpa menggunakan
turbocharger.
b) Udara yang keluar dari turbo masih mempunyai suhu yang tinggi berkisar
80 o Celcius. Disebabkan rumah turbo satu bagian dengan saluran gas buang
di mana gas buang mempunyai suhu berkisar 300 – 500 o Celcius . Hingga pada
suatu kondisi beban penuh Exhaust manifold sampai membara. Dapat
dibayangkan berapa derajat suhu udara yang masuk ke ruang pembakaran.
Dengan asumsi bahwa kepadatan oksigen akan lebih kecil atau berkurang pada
suhu tinggi maka perlu cara untuk menurunkan suhu tersebut. Yaitu dengan
mendinginkan udara tersebut melewati radiator melalui kisi kisi dan sirip
sirip yang punya penampang cukup luas untuk melewatkan udara panas. Udara
panas tersebut turun suhunya sekitar 40 derajat. Dengan demikian kipas
radiator mendinginkan dua media sekaligus yaitu air panas dan udara panas.
Peralatan yang mendinginkan udara panas dinamakan After cooler / Air to Air
cooler. Dengan ditambahkannya sistem ini maka akan ada sedikit tambahan
daya output sebesar 5 – 8 %.
c) Oli / minyak pelumas pada kondisi mesin bekerja penuh akan mengalami
peningkatan temperatur hingga 100 – 120 o Celcius. Dengan suhu sedemikian
tinggi maka kekentalan (viskositas) dan daya pelumasan sedikit berkurang.
Karena oli juga melewati bagian bagian yang panas seperti halnya rumah
turbo dan rumah piston. Agar daya lumas oli tetap terjaga dan viskositas
juga terjaga maka dipasang alat yang dinamakan Oil Cooler. Dapat dipasang
sebagian bersamaan dengan pendinginan radiator. Atau didinginkan dengan
motor kipas tersendiri. Temperature setelah melewati oil cooler ini
mencapai 60 – 80 derajat celcius . Sehingga performa pelumasan terap
terjaga sempurna. Dengan demikian output dapat sedikit ditingkatkan dengan
semakin membaiknya daya pelumasan walau tidak terlalu signifikan.
Peralatan tambahan untuk generator
a.Jacket Water Heater :
adalah perlengkapan tambahan generator untuk menjaga agar suhu mesin tetap
dalam kondisi hangat 42 C dan siap setiap saat untuk dioperasikan dan
langsung dibebani dengan total beban pada bangunan. Peralatan ini berupa
Heater elemen yang terpasang di kanan kiri mesin. Dengan rating daya 2 x
1,5 – 2 kw 380 V 3 Phase. Dengan teori bahwa air dengan suhu lebih tinggi
akan naik keatas. Maka secara otomatis air akan dengan sendirinya
bersirkulasi karena adanya perbedaan suhu tersebut. Air mengalir ke
radiator kemudian ke seluruh bagian mesin kembali ke tabung heater lagi dan
demikian seterusnya.
b. Prelubrication Oil Pump / Oil Priming Pump :
Adalah perlengkapan tambahan generator untuk tetap menjaga agar bagian
bagian mesin tetap terlumasi dengan baik meskipun tidak terpakai. Hingga
jika saatnya dibutuhkan untuk mesin beroperasi. Mesin sudah / setiap saat
siap. Peralatan ini terdiri dari mekanik pompa oli digerakkan oleh motor
berdaya antara 0,5 – 1,5 kw 380 V 3 Phase. Sequence waktu standar untuk
menghidupkan motor priming pump tersebut yaitu hidup selama 5 -10 menit
dengan interval 6 – 8 jam sekali periode.
Lain halnya dengan engine diesel yang dipakai bukan untuk stanby
Maka biasanya sebelum mesin dihidupkan prelubrication pump
akan beroperasi terlebih dahulu kurang lebih satu sampai 2 menit
setelah beberapa saat engine baru distart. Dan biasanya digunakan
pada industri 2 yang sumber utamanya menggunakan generator.
c. Generator Space Heater :
Adalah perlengkapan tambahan generator yang berfungsi untuk menjaga kondisi
Alternator supaya tidak dalam kondisi lembab. Sehingga tingkat insulation
nya tetap terjaga baik. Peralatan ini berupa heater yang terpasang dalam
alternator mempunyai rating daya antara 100 - 200 watt yang beroperasi
terus menerus selama alternator tersebut tidak beroperasi. Terutama untuk
daerah yang mempunyai kelembaban tinggi dan pada dataran tinggi. Space
heater ini sangat diperlukan.
d. Battery Charger :
Adalah peralatan untuk menjaga agar tingkat level tegangan DC pada Battery
Accumulator tetap terjaga. Tegangan floating pada generator antara 27,6
sampai 28,8 Volt DC. Battery charger ini akan tetap mengisi dan akan mati
atau berkurang jika accumulator sudah tercapai kondisi penuh. Sehingga
dalam keadan emergency accumulator siap untuk mengoperasikan engine.
Disamping ada alternator pengisi accu yang hanya bekerja jika generator
beroperasi.
e.Exhaust Fan :
Adalah alat perlengkapan tambahan untuk mengkondisikan ruangan genset tidak
pengap dan panas setelah generator beroperasi. Besarnya exhaust fan
tergantung dari luas ruangan genset dan berapa besar dan jumlah genset.
Exhaust fan biasanya beroperasi selama 10 – 15 menit setelah generator
berhenti beroperasi. Ada pula Exhaust fan yang berfungsi memasukkan udara
segar dan bekerja selama generator beroperasi.
f. Fuel Separator :
Adalah perlengkapan tambahan untuk generator yang fungsinya selain sebagai
filter bahan bakar juga memisahkan minyak dari kandungan air atau material
padat yang mungkin terlarut dalam bahan bakar yang akan masuk ke mesin.
Tangki penyimpanan bahan bakar bisa saja tercampur oleh air yang menetes
karena proses pengembunan dan biasa terjadi pada malam hari maupun pagi
hari. Pada peralatan ini akan terlihat air yang terpisahkan jika minyak
solar tercampur kandungan air dan dapat dibuang melalui drain.
e. Sound Attenuator :
Adalah perlengkapan tambahan untuk generator yang fungsinya untuk
mengurangi tingkat kebisingan suara yang dihasilkan oleh engine. Adapun
suara kebisingan tersebut berasal dari tiga sumber. suara mesin, radiator
dan silencer / knalpot. Peredaman suara dalam ruang genset biasanya dibuat
dengan melapisi tembok ruangan dengan rockwooll / serat asbes dan ditutup
kain asbes yang tahan panas. Sehingga kontur permukaan tidak memantulkan
suara bahkan dapat menyerap suara. Sedangkan untuk luar ruangan berkaitan
dengan udara yang masuk dan keluar dibuat mekanisme sedemikian rupa
sehingga terjadi banyak belokan sehingga dapat memperlemah suara tanpa
mengurangi sirkulasi udara. Dan untuk knalpot/ silencer ada dua macam cara
yaitu dinaikkan tinggi keatas. Atau dihembuskan terlebih dahulu keruang
bawah tanah/ terowongan bawah tanah yang bersekat-sekat sehingga suara yang
keluar dari silencer tersebut dapat berkurang. Ukuran standar kebisingan
yang diijinkan adalah 65 – 70 db diukur 1 meter dari tembok terluar ruang
genset.
f. Automatic Fuel System :
Adalah perlengkapan yang dapat ditambahkan untuk operasional generator
sistem pompa bahan bakar otomatis. Yang dapat dengan sendirinya memompa
bahan bakar jika kondisi bahan bakar telah mencapai 20 – 30 % dari level
bawah. Di samping ada tangki bulanan ada juga tangki harian yang ukurannya
dapat diperhitungkan dari 12 jam kerja genset dalam keadaan beban penuh.
Sebagai contoh jika beban penuh mesin pada 1000 kw maka kapasitas tangki
bahan bakar minimal adalah 1000 x SFC engine x 12 jam operasi. Dimana SFC
engine diperkirakan 0,25 liter/ kwh. Sehingga kapasitas minimal tangki
harian sebesar. 3000 liter / 3 meter kubik.
g. Winding Temperature Sensor
Adalah alat perlengkapan tambahan yang fungsinya untuk pengukuran
temperature winding generator. Biasanya terpasang 3 (tiga) buah RTD
(Resistant Temperature Device) yang terpasang pada bagian dalam lapisan
winding generator sehingga nilai temperature dapat dibaca seakurat
mungkin.Nilai tahanan ohmnya berubah seiring kenaikan suhu. RTD ini
disambung ke thermocontrol yang akan membaca tingkat suhu winding generator
dan bisa digunakan untuk Shut down genset jika melebihi nilai setting yang
ditentukan. Tingkat isolasi dari winding generator mempunyai kelas H yang
nilai tingkat isolasi sampai 150 o Celcius. Namun untuk proteksi biasa
dipakai nilai 85 o Celcius sebagai batas maksimal temperature winding.
j) Bearing Temperature Sensor :
Adalah perlengkapan tambahan yang fungsinya untuk pengukuran temperature
bearing pada poros generator. Yang mana akan terdeteksi dengan pengukuran
panas jika terjadi keausan atau tidak centernya poros generator dan poros
engine.Perlengkapan ini biasanya terpasang pada generator dengan kapasitas
besar yang dipakai pada pembangkit atau power Plant.