1 Mata Kuliah
:
Kimia Fisika I
Semester
:
II
Satuan Kredit
:
3 SKS
Prasyarat
:
Kimia Dasar
Program Studi
:
Teknik Kimia
Tujuan Instruksional Umum : Mahas Mahasisw iswa a mampu mampu memah memahami ami geja gejala la perub perubah ahan an fisika fisika yang yang melip meliputi uti laruta larutan, n, fenome fenomena na permukaan, peristiwa elektrolitik.
Tujuan Instruksional Khusus: Pada Pada akhir akhir perkulia perkuliahan han,, diharapk diharapkan an mahasis mahasiswa wa mampu mampu memaham memahamii gejala gejala perubah perubahan an fisika fisika yang meliputi larutan, fenomena permukaan,peristiwa elektrolitik dan pembentukan zat koloid.
Materi Kuliah :
1. 2. . !. 5. 6. #. %. '. )*. )). 12. ). )!. ). )/. )#. --
Sifat-sifat umum larutan Larutan gas dalam zat cair. Larutan zat padat dalam zat cair. Larutan zat cair dalam zat cair "istribusi zat terlarut antara dua fasa cair. Sifat koligatif larutan. $lektrokimia sel. &otokimia. (egangan pe permukaan. +- sinar tampak. bsorpsi at atom. $misi nyala. $lektrolisis. Potensiometri. $lektroda ion spesifik. Pertukaran ion. Permentasi gel.
2 Kimia Fisika I
0imia &isika merupakan cabang 1lmu 0imia yang mengkaji hubungan antara sifat kimia dan sifat fisika suatu zat berdasarkan pada gejala fisik dan atau perubahan energinya. (ermasuk dalam rumpun 0imia &isika diantaranya 2 • • • • • • • •
(ermodinamika kimia 0inetika kimia 0imia koloid 0imia permukaan 0imia Listrik 1katan kimia (ermokimia Spektroskopis, dll
Sifat Umum Larutan:
3 "alam kimia, kimia, larutan adalah larutan adalah campuran campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. 3at yang jumlahnya jumlahnya lebih sedikit sedikit di dalam larutan larutan disebut disebut !at" terlarut atau terlarut atau solut, solut, sedangkan zat yang jumlahnya jumlahnya lebih banyak banyak daripada daripada zat-zat lain dalam larutan larutan disebut disebut #elarut atau #elarut atau sol$en. sol$en . 0omposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi . 4ontoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti cairan, seperti garam atau gula dilarutkan gula dilarutkan dalam air. 5as juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau dioksida atau oksigen oksigen dalam dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. (erdapat pula larutan padat, misalnya aloi 6campuran logam7 dan mineral tertentu. mineral tertentu.
KIMI% L%&UT%' ()* Kom#onen Larutan Larutan adalah campuran homogen 6komposisinya sama7, serba sama 6ukuran partikelnya7, tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut 6tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut7, partikel- partikel penyusunnya berukuran sama 6baik ion, atom, maupun molekul7 dari dua zat atau lebih. "alam larutan fase cair, pelarutnya 6sol8ent7 adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut 6solute7, bisa berwujud padat, cair, atau gas. "engan demikian, larutan 9 pelarut 6sol8ent7 : zat terlarut 6solute7. 0husus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah 8olume terbesar. da ; reaksi reaksi dalam larutan, yaitu2 yaitu2 a7 $ksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari dari campu campuran ran reaksi reaksi akan akan naik naik dan dan energ energii poten potensia siall dari dari zatzat- zat zat kimia kimia yang yang bersangkutan akan turun. b7 $ndote $ndoterm, rm, yaitu yaitu menyerap menyerap panas dari lingkung lingkungan an ke sistem, sistem, temperat temperatur ur dari camp campur uran an reak reaksi si akan akan turu turun n dan dan ener energi gi pote potens nsia iall dari dari zatzat- zat zat kimi kimia a yang yang bersangkutan akan naik. Larutan dapat dibagi menjadi , yaitu2 a7 Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung mengandung solute 6zat terlarut7 kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. tau dengan kata lain, larutan yang parti partike kell- parti partike kelny lnya a tidak tidak tepa tepatt habi habis s berea bereaksi ksi deng dengan an perea pereaksi ksi 6masih 6masih bisa bisa melarutkan zat7. Larutan Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi konsentrasi ion < 0sp berarti larutan belum jenuh 6 masih dapat larut7. b7 Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengada mengadakan kan kesetimba kesetimbangn ngn dengan dengan solut solut padatn padatnya. ya. tau dengan dengan kata lain, lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi 6zat dengan konsentrasi konsentrasi maksimal7. Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi konsentrasi ion 9 0sp berarti larutan tepat jenuh. c7 Larutan sangat jenuh 6kelewat jenuh7 yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. tau dengan kata lain, larutan larutan yang tidak dapat dapat lagi melarutk melarutkan an zat terlarut terlarut sehingg sehingga a terjadi terjadi endapa endapan. n. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion = 0sp berarti larutan lewat jenuh 6mengendap7. >erdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi ;, yaitu2 a7 Larut Larutan an peka pekatt yaitu yaitu laruta larutan n yang yang menga mengand ndun ung g relati relatiff lebih lebih banya banyak k solute solute dibanding sol8ent. b7 Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding sol8ent. "alam suatu larutan, pelarut dapat berupa air dan tan air.
4
Sifat koligatif larutan Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif 6dari kata Latin colligare, ?mengumpul bersama?7. Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik. @suntingA Benis-jenis larutan Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya. (abel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-komponennya. ,at terlarut +ontoh larutan -as
-as
+airan
+dara 6oksigen dan +ap air di udara gas-gas lain dalam 6kelembapan7 nitrogen7
ir terkarbonasi Pelarut +airan 6karbon dioksida dalam air7
Didrogen larut Padatan dalam logam, misalnya platina
Padatan
>au suatu zat padat yang timbul dari larutnya molekul padatan tersebut di udara
$tanol dalam airC campuran berbagai hidrokarbon 6minyak bumi7
Sukrosa 6gula7 dalam airC natrium klorida 6garam dapur7 dalam airC amalgam emas dalam raksa
ir dalam arang aktifC uap air dalam kayu
loi logam seperti baja dan duralumin
>erdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Sifat koligatif larutan Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari
5
Laruan gara!
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya[1]. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit [1].
Daftar isi "se!bun#ikan$ 1 %olalias dan &raksi %ol ○
1.1 %olalias '!(
○
1.2 &raksi %ol
2 )i*a +oligai* Laruan onelekroli ○
2.1 -enurunan ekanan /ap
○
2.2 +enaikan iik Didih
○
2.3 -enurunan iik 0eku
○
2.4 ekanan s!oik
3 )i*a +oligai* Laruan lekroli ○
3.1 -enurunan ekanan /ap enuh
○
3.2 +enaikan iik Didih
○
3.3 -enurunan iik 0eku
○
3.4 ekanan s!oik
4 Liha -ula 5 e*erensi 6 -ranala Luar
6
[sunting] Molalitas dan Fraksi Mol Dalam larutan, terdapat beberapa sifat zat yang hanya ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut[2]. Oleh karena sifat koligatif larutan ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut, maka perlu diketahui tentang konsentrasi larutan [2]. [sunting] Molalitas (m)
olalitas !kemolalan" adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg !1### gram" pelarut[2]. olalitas didefinisikan dengan persamaan berikut [2]$
+eerangan :
m % molalitas larutan !mol & kg" n % jumlah mol zat terlarut !g & mol" ' % massa pelarut !g"
[sunting] Fraksi Mol
(raksi mol merupakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya dinyatakan berdasarkan mol[2]. (raksi mol komponen i, dilambangkan dengan xi adalah jumlah mol komponen i dibagi dengan jumlah mol semua komponen dalam larutan[2]. (raksi mol j adalah xj dan seterusnya[2]. )umlah fraksi mol dari semua komponen adalah 1[2]. 'ersamaannya dapat ditulis[2]. olalitas didefinisikan dengan persamaan berikut[2]$
[sunting] Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit eskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan[*]. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan u ap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik [*].
[sunting] Penurunan Tekanan ap
%arie &rancois aoul '137 8 1971( il!uan #ang !en#i!pulkan enang ekanan uap ;enuh laruan
olekul + molekul zat air yang meninggalkan permukaan menyebabkan adanya tekanan uap zat air [*]. Semakin mudah molekul + molekul zat air berubah menjadi uap, makin tinggi pula tekanan uapzat air [*]. -pabila tekanan zat air tersebut dilarutkan oleh zat terlarut yang tidak menguap, maka partikel + partikel zat terlarut ini akan mengurangi penguapan molekul + molekul zat air [*]. aut mati adalah ontoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. -ir berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi[*]. 'ersamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis[*] $
/ P % '# + ' '# 0 ' +eerangan :
'# % tekanan uap zat air murni ' % tekanan uap larutan 'ada tahun 1#, arie (ranois aoult seorang kimia3an asal 'eranis melakukan perobaan mengenai tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia menyimpulkan tekanan uap jenuh larutan sama dengan fraksi mol pelarut dikalikan dengan tekanan uap jenuh pelarut murni[*]. 'ersamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis[*]. 4esimpulan ini dikenal dengan Hukum Raoult dan dirumuskan dengan[*]. 'ersamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis[*] $ ' % '# 5 6p
/ P % '# 5 6t +eerangan :
' % tekanan uap jenuh larutan '# % tekanan uap jenuh pelarut murni 6p % fraksi mol zat pelarut 6t % fraksi mol zat terlarut
[sunting] Kenaikan Titik Didi!
7itik didih zat air adalah suhu tetap pada saat zat air mendidih. 'ada suhu ini, tekanan uap zat air sama dengan tekanan udara di sekitarnya[8]. 9al ini menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat air. 7itik didih zat air diukur pada tekanan 1 atmosfer [8]. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya[8]. 9al ini disebabkan adanya partikel + partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristi3a penguapan partikel + partikel pelarut[8]. Oleh karena itu, penguapan partikel + partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar [8]. 'erbedaan titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih yang dinyatakan dengan !/Tb"[8]. 'ersamaannya dapat ditulis [8] $
/Tb % Tblarutan : Tbpelarut
+eerangan :
/7b % kenaikan titik didih kb % tetapan kenaikan titik didih molal m % massa zat terlarut r % massa molekul relatif Tabel Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) Beberapa Pelarut [;]
Pelarut
Titik Didi!
Tetapan (K")
56,2
1,1
0en=ena
7,1
72,53
+a!*er
274,7
75,61
+arbon eraklorida
6,5
74,95
)ikloheksana
7,
72,9
a*alena
21,
75,7
&enol
12
73,74
177,7
77,52
[sunting] Penurunan Titik Beku
-danya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan lebih keil daripada titik beku pelarutnya. 'ersamaannya dapat ditulis sebagai berikut[;] $
/Tf % Tfpelarut : Tblarutan +eerangan :
/7f % penurunan titik beku kf % penurunan titik beku molal m % massa zat terlarut
9
r % massa molekul relatif Tabel Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa Pelarut [;] Titik Beku
Pelarut
Tetapan (Kf)
895,35
2,47
0en=ena
5,45
5,12
+a!*er
19,
39,
+arbon eraklorida
823
29,
)ikloheksana
6,5
27,1
a*alena
7,5
6,94
&enol
43
,2
7
1,6
[sunting] Tekanan #smotik
>an? @o**
7ekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui selaput semipermiabel ke dalam larutan[;]. embran semipermeabel adalah suatu selaput
17
yang dapat dilalui molekul + molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut. enurut Van't Hoff , tekanan osmotik larutan dirumuskan [;]$
< % MxRxT +eerangan :
< % tekanan osmotik % molaritas larutan % tetapan gas ! #,#2 " 7 % suhu mutlak
[sunting] Sifat Koligatif Larutan $lektrolit 'ada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit memliki nilai yang lebih besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit[=]. >anyaknya partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi larutan elektrolit dirumuskan dalam faktor Van't Hoff [=]. 'erhitungan sifat koligatif larutan elektrolit selalu dikalikan dengan faktor ?an@t 9off [=] $
i % 1 A !n : 1"B +eerangan :
i % faktor ?an@t 9off n % jumlah koefisien kation
B % derajat ionisasi [sunting] Penurunan Tekanan ap %enu!
umus penurunan tekanan uap jenuh dengan memakai faktor ?an@t 9off adalah[=] $
/ P %'# [sunting] Kenaikan Titik Didi!
'ersamaannya adalah[=]$
/Tb% [sunting] Penurunan Titik Beku
'ersamaannya adalah[=] $
/Tf % [sunting] Tekanan #smotik
'ersamaannya adalah[=] $
< % [sunting] Li!at Pula 1.
+elaruan
11 2.
+elaruan elekroli
3.
+elaruan onelekroli
4.
Laruan
Sifat.sifat kimia dan fisika %ir
Informasi dan sifat.sifat Eama sistematis
air
Eama alternatif
aFua, dihidrogen monoksida, Didrogen hidroksida
Gumus molekul
D;H
Massa molar
)%.*) gImol
"ensitas dan fase
*.''% gIcmJ 6cariran pada ;* K47 *.'; gIcmJ 6padatan7
(itik lebur
* K4 6;#.) 07 6; K&7
(itik didih
)** K4 6#.) 07 6;); K&7
0alor jenis
!)%! BI6kg07 6cairan pada ;* K47 /alaman data tam0ahan Disclaimer and references
Artikel utama: Air (molekul)
12 ir adalah substansi kimia dengan rumus kimia D;H2 satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara ko8alen pada satu atom oksigen. ir bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan )** kPa 6) bar7 and temperatur ;#,) 0 6* K47. 3at kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. 0eadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. "engan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor , dan fosfor , sulfur dan klor . Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. lasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut 6kecuali flor7. (arikan atom oksigen pada elektronelektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. danya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. 5aya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. 5aya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen. ir sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. ir berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. "alam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen 6 D:7 yang berasosiasi 6berikatan7 dengan sebuah ion hidroksida 6 HD-7.
(ingginya konsentrasi kapur terlarut membuat warna air dari ir (erjun Da8asu terlihat berwarna turquoise. 1sunting2 lektrolisis air Artikel utama: Elektrolisis air Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas D ; dan ion hidrokida 6HD -7. Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen 6H;7, melepaskan ! ion D : serta mengalirkan elektron ke katoda. 1on D : dan HD- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Geaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.
5as hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan
13 hidrogen dan hidrogen peroksida 6D ;H;7 yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen. @%A@'A@)*A 1sunting2 Kelarutan sol$asi" ir adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. 3at-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air 6misalnya garam-garam7 disebut sebagai zat-zat ? hidrofilik? 6pencinta air7, dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air 6misalnya lemak dan minyak7, disebut sebagai zat-zat ? hidrofobik? 6takut-air7. 0elarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik 6gaya intermolekul dipol-dipol7 antara molekul-molekul air. Bika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
>utir-butir embun menempel pada jaring laba-laba. 1sunting2 Kohesi dan adhesi ir menempel pada sesamanya 6kohesi7 karena air bersifat polar. ir memiliki sejumlah muatan parsial negatif 6-7 dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang 6hampir7 tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif 6:7 dekat atom oksigen. "alam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogenNyang berarti, ia 6atom oksigen7 memiliki lebih ?kekuatan tarik? pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya 6juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut7 dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen. ir memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya. [ sunting ] Tegangan permukaan
>unga daisy ini berada di bawah permukaan air, akan tetapi dapat mekar dengan tanpa terganggu. (egangan permukaan mencegah air untuk menenggelamkan bunga tersebut. ir memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Dal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan 6 non-soluble7C air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. "i atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis 6thin film7 karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air 6gaya adhesi7 lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air. "alam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilikC yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air. 1r8in Langmuir mengamati suatu gaya tolak yang kuat antar permukaanpermukaan hidrofilik. +ntuk melakukan dehidrasi suatu permukaan hidrofilik N dalam arti
14 melepaskan lapisan yang terikat dengan kuat dari hidrasi air N perlu dilakukan kerja sungguhsungguh melawan gaya-gaya ini, yang disebut gaya-gaya hidrasi. 5aya-gaya tersebut amat besar nilainya akan tetapi meluruh dengan cepat dalam rentang nanometer atau lebih kecil. Pentingnya gaya-gaya ini dalam biologi telah dipelajari secara ekstensif oleh . drian Parsegian dari Eational 1nstitute of Dealth.@))A 5aya-gaya ini penting terutama saat sel-sel terdehidrasi saat bersentuhan langsung dengan ruang luar yang kering atau pendinginan di luar sel 6eOtracellular freezing7.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. sel 6extracellular freeing 7.
0ehidupan di dalam laut.
"ari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. ir dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organic untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. ir merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. ir juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. &otosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Didrogen akan digunakan untuk membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.
15 1sunting2 Makhluk air Artikel utama: !idrobiologi Perairan bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Semua makhluk hidup pertama di >umi ini berasal dari perairan. Dampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Dewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. >ahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. (umbuhan laut seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. "i samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.
0<0 > +&I)I DI)I0/)I 5.1.u;uan -ercobaan 1. %enenukan koe*isien disribusi. 2. %eneukan pengaruh suhu erhadap besarn#a koe*isien disribusi. 5.2.in;aun -usaka
Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih. Jadi pada sistem heterogen dapat dijumpai reaksi antara padat dan gas, atau antara padat dan cairan. Cara yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan pada sistem heterogen adalah menganggap komponen-komponen dalam reaksi bereaksi pada fase yang sama. 'on# 0ird, C+i!ia &isik unuk /niversias, hal. 169(
Kesetimbangan heterogen ditandai dengan adanya beberapa fase. Antara lain fase kesetimbangan fisika dan kesetimbangan kimia. Kesetimbangan heterogen dapat dipelajari dengan 3 cara : a. Dengan !e!pela;ari eapan kesei!bangann#a, cara ini digunakan unuk kesei!bangan ki!ia #ang berisi gas b. Dengan huku! disribusi ners, unuk kesei!bangan suau =a dala! 2 pelaru. c. Dengan huku! *ase, unuk kesei!bangan #ang u!u!. ')oekar;o, C+i!ia &isika, hal. 234 (
@al8hal #ang !e!pengaruhi kesei!bangan : 1. -engaruh perubahan konsenrasi
-erhaikan sise! kesei!bangan sebagai beriku: 2)2B 2
16
2 SO3 Bila ke dalam sistem ditambahkan gas oksigen, maka posisi keseimbangan akan bergeser untuk menetralkan efek penambahan oksigen. 2. -engaruh ekanan Bila tekanan dinaikkan, keseimbangan akan bergeser ke kiri yaitu mengarah pada pembentukan NO2. Dengan bergesernya ke kiri, maka volume akan berkurang sehingga akan mengurangi efek kenaikkan tekanan. 3. -engaruh perubahan suhu Reaksi pembentukan bersifat endotermik dan eksotermik. Jika suhu dinaikkan, maka keseimbangan akan bergeser ke kanan, kearah reaksi yang endotermik sehingga pengaruh kenaikkan suhu dikurangi. 'on# 0ird, C+i!ia &isik unuk /niversias, hal. 169(
Satu jenis kesetimbangan heterogen yang penting melibatkan pembagian suatu spesies terlarut antara dua fase pelarut yang tidak dapat bercampur. Misalkan dua larutan tak tercampur seperti air dan karbon tetraklorida dimasukkan kedalam bejana. Larutan-larutan ini terpisah menjadi dua fase dengan zat cair yang kerapatannya lebih rendah, dalam hal ini air berada dibagian atas larutan satunya. Contoh penggunaan hukum distribusi dalam kimia yaitu dalam proses ekstraksi dan proses kromatografi. 'Eob#, Fillis, C-rinsip8prinsip ki!ia !odern edisi 4 ;ilid 1, hal : 3398347(
-ersa!aan huku! disribusi : F< G F
F0 G F0o B ln a 0 Dala! kesei!bangan !aka, F< GF0 F
F F a a ln H G
+ a a + F F a a ln 0 < o0 o<
1 0 <
G G H G
Di!ana :F< dan F0 G enaga bebas =a erlaru dala! pelaru < dan 0 F
Di!ana : + G koe*isien disribusi J< G konsenrasi =a erlaru pada pelaru organik J0 G konsenrasi =a erlaru pada pelaru anorganik ')ukard;o,+i!ia &isika, hal. 242(
@uku! disribusi adalah suau !eode #ang digunakan unuk !enenukan akivias =a erlaru dala! sau pelaru ;ika akivias =a erlaru dala! pelaru lain dikeahui, asalkan kedua pelaru idak erca!pur se!purna sau sa!a lain. '). +. Dogra K ). Dogra, C+i!ia &isika dan )oal8soal, hal : 674(
*akor8*akor #ang !e!pengaruhi koe*isien disribusi dianaran#a: 1. e!peraur #ang digunakan. )e!akin inggi suhu !aka reaksi se!akin cepa sehingga volu!e irasi !en;adi kecil, akiban#a berpengaruh erhadap nilai k. 2. enis pelaru. Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k. 3. enis erlaru. Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k. 4. +onsenrasi %akin besar konsenrasi =a erlaru !akin besar pula harga k. 'anon#!ous, hp:.che!ica!p.blogspo.co!(
Harga K berubah dengan naiknya konsentrasi dan temperatur. Harga K tergantung jenis pelarutnya dan zat terlarut. Menurut Walter Nersnt, hukum diatas hanya berlaku bila zat terlarut tidak mengalami disosiasi atau asosiasi, hukum di atas hanya berlaku untuk komponen yang sama. @uku! disribusi ban#ak dipakai dala! proses eksraksi, analisis dan penenuan eapan kesei!bangan. Dala! laboraoriu! eksraksi dipakai unuk !enga!bil =a8=a erlaru dala! air dengan !enggunakan pelaru8 pelaru organik #ang idak berca!pur seperi eer, J@Jl3, JJl4, dan ben=ene. Dalam industri ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang tidak disukai dalam hasil, seperti minyak tanah, minyak goreng dan sebagainya. ')ukard;o,+i!ia &isika, hal : 2428245(
1
Hukum Distribusi Nernst ini menyatakan bahwa solut akan mendistribusikan diri di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga setelah kesetimbangan distribusi tercapai, perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua fasa pelarut pada suhu konstan akan merupakan suatu tetapan, yang disebut koefisien distribusi (KD), jika di dalam kedua fasa pelarut tidak terjadi reaksi-reaksi apapun. Akan tetapi, jika solut di dalam kedua fasa pelarut mengalami reaksi-reaksi tertentu seperti assosiasi, dissosiasi, maka akan lebih berguna untuk merumuskan besaran yang menyangkut konsentrasi total komponen senyawa yang ada dalam tiap-tiap fasa, yang dinamakan angka banding distribusi (D). '. &%I-< /niversias egeri %alangM%I-
Contoh dalam penggunaan koefisien distribusi dalam teknik kimia yaitu pada aplikasi sel elektrik (sel daniel). Dimana dapat dilihat pada gambar berikut:
19
>
Pada sel elektrik seperti gambar diatas elektron akan mengalir dari anoda tembaga ke katoda seng. Hal ini akan menimbulkan perbedaan potensial antara kedua elektroda. Perbedaan potensial
27
akan mencapai maksimum ini dinamakan GGL sel atau Ese. Nilai Esel bergantung pada berbagai faktor. Bila konsentrasi larutan seng dan tembaga adalah 1.0 M dan suhu system 298oK (25oC), Esel berada dalam keadaan standart dan diberi simbol Eosel. )alah sau *akor #ang !e!pengaruhi sel dalah konsenrasi. -ersa!aan #ang !enghubungkan konsenrasi dengan sel dina!akan persa!aan nerns. 0enuk persa!aan ersebu adalah sebagai beriku: s e l G o sel 8 ... a a ... a a ln n& b0 a< dD cJ
,..... a , a , a , a dD cJ b0 a<
adalah akivias dipangkakan dengan koe*isien reaksi & G konsenrasi *arada# n G ;u!lah elekron #ang diperukarkan dala! reaksi redoks. '0ird on#,19, -enunun -rakiku! +i!ia &isik unuk /niversias, @al: 686(
5.3..2.1. sel elekrik 'sel Daniel(
<.
baang pengaduk 8
beakerglass 8
bool aOuades 8
bure 8
corong kaca 8
corong pe!isah 8
rlen!e#er 8
gelas arlo;i 8
gelas ukur 8
kare penghisap 8
labu ukur 8
pipe ees 8
pipe volu!e 8
sai* dan kle! 8
er!o!eer 8
aerbah 0. 0ahan8bahan #ang digunakan 8
aOuades '@2( 8
asa!asea 'J@3J@( 8
asa!oksala '@2J24.2@2( 8
indikaor phenolphhalein 'J27@144( 8
21 kloro*or! 'J@Jl3( 8
nariu!hidroksida 'a@( 5.4.-rosedur -ercobaan <. %enenukan koe*isien disribusi. 8
%e!bua 577 !L a@ 7,2 dan !ensandardisasin#a dengan asa!oksala. 8
%en#ediakan 5 buah rlen!e#er dan !asing8!asing diisi dengan asa!asea 1 seban#ak 2, 4, 6, , dan 17 !L. 8
%e!asukkan aOuades ke dala! rlen!e#er ersebu seban#ak 17, , 6, 4, dan 2 !L. 8
%ena!bahkan ke dala! rlen!e#er, !asing8!asing 17 !L kloro*or! dan !engocokn#a sela!a 3 !eni. 8
%e!asukkan laruan ersebu ke dala! corong pe!isah, !e!biarkann#a hingga !e!benuk 2 lapisan ke!udian !e!isahkann#a. 8
%asing8!asing lapisan diukur volu!en#a, ke!udian !enirasin#a dengan a@ #ang elah disandardisasi. 0. -engaruh suhu erhadap koe*isien disribusi. 8
%e!bua 577 !L a@ 7,2 dan !ensandardisasin#a dengan asa!oksala. 8
Menyediakan 5 buah Erlenmeyer dan masing-masing diisi dengan asamasetat 1 N sebanyak 2, 4, 6, 8, dan 10 mL.Memasukkan aquadest ke dalam Erlenmeyer tersebut sebanyak 10, 8, 6, 4, dan 2 mL.
8
%ena!bahkan ke dala! rlen!e#er, !asing8!asing 17 !L kloro*or! dan !engocokn#a sela!a 3 !eni. 8
%e!anaskan ca!puran ersebu dala! aerbah sa!pai 35PJ. 8
%e!isahkan ca!puran ersebu dengan !enggunakan corong pe!isah. 8
Mengeluarkan masing-masing lapisan dan mengukur volumenya, menitrasinya dengan NaOH yang telah distandardisasi dengan menggunakan indikator pp. 5.5.Daa -enga!aan <. )andardisasi a@ dengan asa!oksala abel 5.5.1. Daa sandardisasi laruan a@ dengan asa!o ksala o >olu!e olu!e a@ '!L( 1. 2. 3. 10 10 10 13,1 11,3 11,1
22
0. -enenuan volu!e irasi anara J@3J@ dala! @2 dan J@3J@ dala! J@Jl3 abel 5.5.2 Daa volu!e irasi anara J@3J@ dala! @2 dan J@3J@ dala! J@Jl3 anpa perubahan e!peraur '25PJ( >ol. lapisan '!L( >irasi '!L( >lapisan '!L( >irasi '!L( 17 642 246 17 10 10 10 10 10 13,5 12,5
23
12,3 12 11,6 62,3 69,8 74,2 78,3 86,1 8,5 9,5 9,7 10 10,4 1,3 1,8 2,5 3,4 5,1 abel 5.5.3 Data volume titrasi antara CH3COOH dalam H2O dan CH3COOH dalam CHCl3 dengan perubahan temperatur (35°C)
24
25
26
Vol. Air (mL) Volume CH3COOH (mL) >ol. J@Jl3 '!L( Lapisan aas 'J@3J@ dan @2( Lapisan baah 'J@3J@ dan J@Jl 3( >lapisan '!L( >irasi '!L( >lapisan '!L( >irasi
2 '!L( 17 642 246 17 10 10 10 10 10 12,5 12,5 14,5 14 13,5 10,6 18,4 30,6 36,5 39,5 999 ,5 9 0,6 1,05 1,65 1,7 2,9 5.6.@asil -erhiungan <. %e!bua laruan a@ 7,2 seban#ak 577 !L > 1777 0 W a@ a@ a@
Q G
7, 2 G > 1777 E 47 Wa@
W G 4 gra! Jadi, untuk membuat larutan NaOH 0,17 N sebanyak 500 mL adalah dengan menimbang 4 gram NaOH, kemudian melarutkannya dengan aquadest hingga volumenya 500 mL dalam labu ukur. 0. %e!bua laruan asa!oksala 7,2 seban#ak 57 !L .2@ J @ 2 4 2 2
G > 1777 0
2 W .2@ J @ .2@ J @ 2 4 2 2 2 4 2 2
Q
7,2 G 57 1777 63 W @ 2 . J @ 2 4 2 2
Q
W 2 .2@ 4 2 J 2 @
G 7,63 gra!
Jadi untuk membuat larutan asamoksalat 0,2 N sebanyak 50 mL dengan menimbang 0,63 gram asamoksalat, kemudian melarutkannya dengan aquadest hingga volumenya 50 mL dalam labu ukur. J. %e!bua laruan asa!asea 1 seban#ak 257 !L di!ana : J@ J@3
R G 1,749 gr!L >2J@3J@ G 257 !L 2J@3J@ G1 0J@3J@ G 67 gr!ol +onsenrasi G 99,9 S J@ J@3
G J@ J@3
0 17 R S Q Q
G 67 1777 749 , 1 99 , 7 Q Q
29 G 67951 , 174 G 465 , 1 > 1 Q 1 G > 2 >1Q 1,465 G 257Q 1 >1 G 14,291 !L
Q
2
Jadi, untuk membuat larutan asamasetat 1 N sebanyak 250 mL dengan cara memipet 14,2891 mL asamasetat kemudian melarutkannya dengan aquadest hingga volumenya 250 mL dalam labu ukur. D. )andardisasi a@ dengan asa!oksala
>irasi raa8raa G'
( !L 3 , 11 3 !L 11,1 11,3 13,1 G B B
%enenukan konsenrasi laruan a@ '> . (a@ G '> . ( @ J 11,3 !L E a@ G 17 E 7,2 a@ G 7,1691 adi nor!alias a@ hasil sandardisasi adalah 7,1691 . %enenukan nor!alias laruan J@3J@ >1 E1 G >2 E2 di!ana : >1 G volu!e lapisan aas >2 G volu!e irasi lapisan aas 1 G nor!alias lapisan aas 2 G nor!alias a@ >1 E 1 G >2 E2 13,5 E 1 G 62,3 E 7,1691 1 G 7,74 2
2
4
37
Dengan cara yang sama diperoleh normalitas untuk lapisan atas dan lapisan bawah baik dengan perubahan suhu (25oC) maupun dengan perubahan suhu (35oC) pada tabel berikut : abel 5.6.1. Daa raa8raa nor!alias ana ra J@3J@ dala! @2 dan J@3J@ dala! J@Jl3 a!pa pe!anas ' 25oJ( Lapisan aas 'J@3J@ dan @2( Lapisan baah 'J@3J@ dan J@Jl 3(
31
>lapisan '!L( >irasi
32 '!L( or!alias '( >lapisan '!L( >irasi '!L( or!alias '( 13,5 12,5 12,3 12 11,6 62,3 69,8 74,2 78,3 86,1 0,7804 0,9442 1,0201 1,1034 1,2551 8,5 9,5 9,7 10 10,4 1,3 1,8 2,5 3,4 5,1 0,0259 0,0320 0,0436 0,0575 0,0829 abel 5.6.2. Daa raa8raa nor!alias ana ra J@3J@ dala! @2 dan J@3J@ dala! J@Jl3 dengan perubahan suhu ' 35oJ( Lapisan aas 'J@3J@ dan @2( Lapisan baah 'J@3J@ dan J@Jl 3( >lapisan '!L( >irasi '!L( or!alias '( >lapisan '!L( >irasi '!L( or!alias '( 12,5 12,5 14,5 14
33
10,6 18,4 30,6 36,5 0,1434 0,2489 0,3569 0,4409 999 ,5 0,6 1,05 1,65 1,7 0,0113 0,0197 0,0310 0,0338
34
13,5 39,5
35 7,494 9 2,9 7,7545 &. %enenukan harga koe*isien disribusi + G anorganik lapisan organik lapisan
( @ J@ 'J@ ( J@Jl J@ 'J@ 2 3 3 3
B B
G
74 , 7 7259 , 7 G
G 7,7332 Dengan cara yang sama diperoleh harga K untuk CH3COOH dalam CHCl3 dan CH3COOH dalam H2O dengan pemanasan ataupun tanpa perubahan suhu (25oC) maupun dengan perubahan suhu (35oC) pada tabel 5.6.3 dan 5.6.4 abel 5.6.3. @arga + raa8raa anara lapisan organi k dan lapisan anorganik anpa pe!anasan 25oJ Lapisan rganik Lapisan anorganik + 0,0259 0,0320 0,0436 0,0575 0,0829 0,7804 0,9442 1,0201 1,1034 1,2551 0,0332 0,0339 0,0427 0,0521 0,06600456 , 7 5 7667 , 7 7521 , 7 742 , 7 7339
36 , 7 7332 , 7 + raa raa
G B B B B G H
abel 5.6.4. @arga + raa8raa anara lapisan organi k dan lapisan anorganik anpa pe!anasan 35oJ Lapisan rganik Lapisan anorganik + 0,0113 0,0197 0,0310 0,0338 0,0545 0,1434 0,2489 0,3569 0,4409 0,4948 0,0788 0,0791 0,0869 0,0767 0,1101 763 , 7 5 1171 , 7 76
3 , 7 769 , 7 791 , 7 7 , 7 + raa raa
G B B B B G H
5..Fra*ik 7 7.71 7.72 7.73 7.74 7.75 7.76 7.7 7.7 7.79 7 7.5 1 1.5
Lapisan rganik +oe*isienDi sribusi )uhu 25 J )uhu 35 J
Fra*ik 5..1. @ubungan anara lapisan organik dengan lapisan anorganik pada suhu 25oJ. 7 7.72 7.74 7.76 7.7 7.1 7.12 7 7.2 7.4 7.6
Lapisan rganik +oe*isienDi sribusi )uhu 35 J )uhu 25 J
Fra*ik 5..2. @ubungan anara lapisan organik dengan lapisan anorganik pada suhu 35oJ. 5..-e!bahasan Dalam buku Perry’s Chemical Hand book edisi 5 pada tabel 15.5 diperoleh harga K pada suhu 25oC adalah 0,0865 sedangkan pada percobaan didapatkan harga K sebesar 0,0456. Harga K percobaan yang kami peroleh lebih kecil dibanding dengan harga K secara teori, hal ini disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam menimbang zat yang yang akan dianalisis, memipet volume larutan yang diambil dalam analisa tersebut, volume titran yang banyak keluar pada saat titrasi berlangsung serta penyimpanan zat yang mudah menguap karena tutup yang kurang rapat.
3
Dalam buku Perry’s Chemical Hand book edisi 5 pada tabel 15.5 diperoleh harga K pada suhu 35oC adalah 0,1088 sedangkan pada percobaan harga K yang kami peroleh sebesar 0,0863. Untuk harga Krata-rata pada suhu 35oC ini belum
sesuai dengan teori. Harga K percobaan yang kami peroleh lebih kecil dibanding dengan harga K secara teori, penyimpangan ini disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam menimbang zat yang yang akan dianalisis, memipet volume larutan yang diambil dalam analisa tersebut, volume titran yang banyak keluar pada saat titrasi berlangsung serta penyimpanan zat yang mudah menguap karena tutup yang kurang rapat. Pada grafik 5.7.1. diperoleh harga K tanpa pemanasan (25oC) lebih kecil daripada harga K dengan pemanasan (35oC). Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi temperatur, maka harga koefisien distribusi yang di dapat semakin besar. 5.9.+esi!pulan 1. @arga + raa8raa dari hasil percobaan pada suhu 25oJ adalah 7,7456 dan pada suhu 35oJ adalah 7,763. 2. )e!akin inggi suhu !aka koe*isien disribusin#a se!akin besar.
Praktikum Koefisien Distribusi Do3nload this Doument for (ree'rintobileColletionseport Doument Report this document?
'lease tell us reason!s" for reporting this doument (op of &orm !da/'*;de%cf%
doc
Spam or junk 'orn adult ontent 9ateful or offensie Ef you are the opyright o3ner of this doument and 3ant to report it, please follo3 these diretions to submit a opyright infringement notie. eport Canel >ottom of &orm
7his is a priate doument.
nfo and Rating eads$ 1#,F= Gploaded$ #HH&2##F Category$ Shool Iork 0Study Juides, Kotes, L Muizzes ated$
39
*
.
false
Copyright$ -ttribution Kon+ommerial beberapa senya3a padat distribusi beberapa distribusi karbon pembahasan distribusi grafik distribusi !more tags" beberapa senya3a padat distribusi beberapa distribusi karbon pembahasan distribusi grafik distribusi karbon anorganik fisika distribusi distribusi pelarut tidak ampur pengeertian tetapan koefisien !fe3er " (ollo3 aggagita
Share ! "mbed Related Documents 'reiousKe5t 1.
p.
p.
p. 2.
false
*
47
p.
p.
p. *.
p.
p.
p. 8.
p.
41
p.
p. ;.
p.
p.
p. =.
p.
42
p.
p. H.
p.
#ore from this user 'reiousKe5t 1.
;; p.
= p.
21 p. 2.
43
2# p.
1 p.
2# p. *.
2# p.
21 p.
2# p. 8.
*2 p.
44
1=H p.
1 p. ;.
1 p.
1 p.
* p. =.
p.
H p.
45
= p. H.
11 p.
8 p.
2# p. .
H p.
2# p.
46
1 p. F.
2# p.
Recent Readcasters
$dd a %omment (op of &orm !da/'*.;de%cf %
Submit Charaters$ 8## documentPcomme
!gen
>ottom of &orm
4
01M1 &1S10 ) ; S0S (ujuan Pembelajaran2 Setelah mengikuti mata kuliah 0imia &isika ), mahasiswa mampu2 ). Memahami prinsip, hukum dan teori kimia Tsika. ;. Menyelesaikan masalah yang menyangkut gejala kimia Tsika. . >ekerja dalam kelompok. Silabus2 "alam kuliah 0imia &isika ), akan dibahas topik berikut2 ). Mekanika kuantum ;. 0eadaan 5as . Larutan $lektrolit dan Eon-$lektrolit Prasyarat2 $E5 ))*, 0imia "asar >uku ajar2 ). Maron, S.M. Q B.>. Lando, &undamental of Physical 4hemistry, Macmillan Publishing 4o. 1nc., Eew Rork, )'#!. ;. >arrow, 5.M., Physical 4hemistry, Mc5rawDill, )''/. . tkins, P.., 0imia &isika, jilid ) dan ;, Penerbit $rlangga. !. lberty and "aniels, Physical 4hemistry, Bohn illey, Singapore, )'%
4DS);*%* 01M1 HG5E10 ) ; S0S (ujuan pembelajaran 2 Mahasiswa mampu menggunakan aturan dan simbol kimia organik untuk menamai dan menggambarkan struktur, menjelaskan hubungan struktur dengan sifatsifat Tsika dan kereaktifan kimia senyawa-senyawa organik terutama yang banyak digunakan dalam industri kimia, minyak dan gas bumi, dan menjelaskan beberapa mekanisme reaksi kimia organik, khususnya reaksi radikal, reaksi adisi elektroTlik dan reaksi substitusi aromatik pada senyawa alkana, alkena, benzena. Silabus 2 (ata nama senyawa organik 2 alkana, sistim $,3 stereokimia, kiralitas, sistim GIS. Menggambarkan struktur Lewis Q struktur "2 ikatan ionik dan ko8alen., muatan formal, orbital atom, molekul, hibridasi, Dubungan struktur dan sifat Tsika 2 interaksi non-ko8alen. Dubungan struktur dan reakti Ttas kimia 2 resonansi, asam basa, stabilitas karbokation. "asardasar reaksi dan mekanismenya 2 reaksi radikal, perengkahan 6cracking7, reaksi adisi elektro Tlik pada alkena, reaksi polimerisasi, reaksi substitusi eletroTlik aromatik pada benzena. Prasyarat 2 >uku ajar2 ). &esseden, alih bahasa2 .Dadiyana Pujat- maka, 0imia Hrganik, edisi 0edua $rlangga )'%/ ;. Morrison, G( and >oyd, GE, Hrganic 4hemistry, rd, Prentice Dall )'#%. . Dand out.
4
"lektrokimia Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari
0aerai asa!8i!bal
"lektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Nlemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Nlektrokimia seara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galani dan sel elektrolisis.
"lektrokimia Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari
0aerai asa!8i!bal
"lektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Nlemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Nlektrokimia seara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel galani dan sel elektrolisis.
&otokimia Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
49
Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari
Ilusrasi spekru! elekro!agneik. erliha spekru! a!pak beriku ila#ah ulraungu dan in*ra!erah.
&otokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari interaksi antara atom, molekul keil, dan ahaya !atau radiasi elektromagnetik ". Sebagaimana disiplin ilmu lainnya, fotokimia menggunakan sistem satuan SE atau metrik. Gnit dan konstanta yang sering dipergunakan antara lain adalah meter, detik, hertz, joule, mol, konstanta gas R, serta konstanta >oltzmann. Semua unit dan konstanta ini juga merupakan bagian dari bidang kimia fisik . )%
1 )ecions no available Noo! u Noo! In &ullscreen Ei &ullscreen )elec >ie %ode
View Mode 0ook)lidesho)croll (op of &orm Search withi
>ottom of &orm eadcas
57
eading should be socialU -os a !essage on #our social neorks o le ohers kno ha #ou?re reading. )elec he sies belo and sar sharing.
eadcas his Docu!en (op of &orm !da/'*;de%cf%
Login to &dd a 'omment
Submit !gen
>ottom of &orm
S!are $m"ed
Donload his Docu!en *or &ree
0<0 > +&I)I DI)I0/)I 5.1.u;uan -ercobaan
1. %enenukan koe*isien disribusi. 2. %eneukan pengaruh suhu erhadap besarn#a koe*isien disribusi. 5.2.in;aun -usaka
51
Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih. Jadi pada sistem heterogen dapat dijumpai reaksi antara padat dan gas, atau antara padat dan cairan. Cara yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan pada sistem heterogen adalah menganggap komponen-komponen dalam reaksi bereaksi pada fase yang sama. 'on# 0ird, C+i!ia &isik unuk /niversias, hal. 169(
Kesetimbangan heterogen ditandai dengan adanya beberapa fase. Antara lain fase kesetimbangan fisika dan kesetimbangan kimia. Kesetimbangan heterogen dapat dipelajari dengan 3 cara : a. Dengan !e!pela;ari eapan kesei!bangann#a, cara ini digunakan unuk kesei!bangan ki!ia #ang berisi gas b. Dengan huku! disribusi ners, unuk kesei!bangan suau =a dala! 2 pelaru. c. Dengan huku! *ase, unuk kesei!bangan #ang u!u!. ')oekar;o, C+i!ia &isika, hal. 234 (
@al8hal #ang !e!pengaruhi kesei!bangan : 1. -engaruh perubahan konsenrasi
-erhaikan sise! kesei!bangan sebagai beriku: 2)2B 2
2 SO3 Bila ke dalam sistem ditambahkan gas oksigen, maka posisi keseimbangan akan bergeser untuk menetralkan efek penambahan oksigen. 2. -engaruh ekanan
Bila tekanan dinaikkan, keseimbangan akan bergeser ke kiri yaitu mengarah pada pembentukan NO2. Dengan bergesernya ke kiri, maka volume akan berkurang sehingga akan mengurangi efek kenaikkan tekanan. 3. -engaruh perubahan suhu
52
Reaksi pembentukan bersifat endotermik dan eksotermik. Jika suhu dinaikkan, maka keseimbangan akan bergeser ke kanan, kearah reaksi yang endotermik sehingga pengaruh kenaikkan suhu dikurangi. 'on# 0ird, C+i!ia &isik unuk /niversias, hal. 169(
Satu jenis kesetimbangan heterogen yang penting melibatkan pembagian suatu spesies terlarut antara dua fase pelarut yang tidak dapat bercampur. Misalkan dua larutan tak tercampur seperti air dan karbon tetraklorida dimasukkan kedalam bejana. Larutan-larutan ini terpisah menjadi dua fase dengan zat cair yang kerapatannya lebih rendah, dalam hal ini air berada dibagian atas larutan satunya. Contoh penggunaan hukum distribusi dalam kimia yaitu dalam proses ekstraksi dan proses kromatografi. 'Eob#, Fillis, C-rinsip8prinsip ki!ia !odern edisi 4 ;ilid 1, hal : 3398347(
-ersa!aan huku! disribusi : F< G F
F0 G F0o B ln a 0 Dala! kesei!bangan !aka, F
<
GF
0
F
F F a a ln H G
+ a a + F
53 F a a ln 0 < o0 o< 0 <
G G H G
Di!ana :F< dan F0 G enaga bebas =a erlaru dala! pelaru < dan 0 F
Di!ana : + G koe*isien disribusi J< G konsenrasi =a erlaru pada pelaru organik J0 G konsenrasi =a erlaru pada pelaru anorganik ')ukard;o,+i!ia &isika, hal. 242(
@uku! disribusi adalah suau !eode #ang digunakan unuk !enenukan akivias =a erlaru dala! sau pelaru ;ika akivias =a erlaru
54 dala! pelaru lain dikeahui, asalkan kedua pelaru idak erca!pur se!purna sau sa!a lain. '). +. Dogra K ). Dogra, C+i!ia &isika dan )oal8soal, hal : 674(
*akor8*akor #ang !e!pengaruhi koe*isien disribusi dianaran#a: 1. e!peraur #ang digunakan. )e!akin inggi suhu !aka reaksi se!akin cepa sehingga volu!e irasi !en;adi kecil, akiban#a berpengaruh erhadap nilai k. 2. enis pelaru.
Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k. 3. enis erlaru.
Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k. 4. +onsenrasi %akin besar konsenrasi =a erlaru !akin besar pula harga k. 'anon#!ous, hp:.che!ica!p.blogspo.co!(
Harga K berubah dengan naiknya konsentrasi dan temperatur. Harga K tergantung jenis pelarutnya dan zat terlarut. Menurut Walter Nersnt, hukum diatas hanya berlaku bila zat terlarut tidak mengalami disosiasi atau asosiasi, hukum di atas hanya berlaku untuk komponen yang sama. @uku! disribusi ban#ak dipakai dala! proses eksraksi, analisis dan penenuan eapan kesei!bangan. Dala! laboraoriu! eksraksi dipakai unuk !enga!bil =a8=a erlaru dala! air dengan !enggunakan pelaru8 pelaru organik #ang idak berca!pur seperi eer, J@Jl3, JJl4, dan ben=ene.
Dalam industri ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang tidak disukai dalam hasil, seperti minyak tanah, minyak goreng dan sebagainya. ')ukard;o,+i!ia &isika, hal : 2428245(
Hukum Distribusi Nernst ini menyatakan bahwa solut akan mendistribusikan diri di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga setelah kesetimbangan distribusi tercapai, perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua fasa pelarut pada suhu konstan akan merupakan suatu tetapan, yang disebut koefisien distribusi (KD), jika di dalam kedua fasa pelarut tidak terjadi reaksi-reaksi apapun. Akan tetapi, jika solut di dalam kedua fasa pelarut mengalami reaksi-reaksi tertentu seperti assosiasi, dissosiasi, maka akan lebih berguna untuk merumuskan besaran yang
55
menyangkut konsentrasi total komponen senyawa yang ada dalam tiap-tiap fasa, yang dinamakan angka banding distribusi (D). '. &%I-< /niversias egeri %alangM%I-
Contoh dalam penggunaan koefisien distribusi dalam teknik kimia yaitu pada aplikasi sel elektrik (sel daniel). Dimana dapat dilihat pada gambar berikut:
56
>
5 +aoda seng e!baan gara! Nn2B'aO( 1.7 % Ju2B'aO( 1.7 %
Pada sel elektrik seperti gambar diatas elektron akan mengalir dari anoda tembaga ke katoda seng. Hal ini akan menimbulkan perbedaan potensial antara kedua elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum ini dinamakan GGL sel atau Ese. Nilai Esel bergantung pada berbagai faktor. Bila konsentrasi larutan seng dan tembaga adalah 1.0 M dan suhu system 298oK (25oC), Esel berada dalam keadaan standart dan diberi simbol Eosel. )alah sau *akor #ang !e!pengaruhi sel dalah konsenrasi. -ersa!aan #ang !enghubungkan konsenrasi dengan sel dina!akan persa!aan nerns. 0enuk persa!aan ersebu adalah sebagai beriku:
s e l
... a a ... a a ln n& b0 a< dD cJ
,..... a , a , a , a dD cJ
G
o sel
8
5 b0 a<
adalah akivias dipangkakan dengan koe*isien reaksi & G konsenrasi *arada# n G ;u!lah elekron #ang diperukarkan dala! reaksi redoks. '0ird on#,19, -enunun -rakiku! +i!ia &isik unuk /niversias, @al: 686(
5.3..2.1. sel elekrik 'sel Daniel(
<.
baang pengaduk 8
beakerglass 8
bool aOuades 8
bure 8
corong kaca 8
corong pe!isah 8
rlen!e#er 8
gelas arlo;i 8
gelas ukur 8
kare penghisap 8
labu ukur 8
pipe ees 8
pipe volu!e 8
sai* dan kle! 8
er!o!eer 8
aerbah 0. 0ahan8bahan #ang digunakan 8
59 aOuades '@2( 8
asa!asea 'J@3J@( 8
asa!oksala '@2J24.2@2( 8
indikaor phenolphhalein 'J27@144( 8
kloro*or! 'J@Jl3( 8
nariu!hidroksida 'a@( 5.4.-rosedur -ercobaan
<. %enenukan koe*isien disribusi. 8
%e!bua 577 !L a@ 7,2 dan !ensandardisasin#a dengan asa!oksala. 8
%en#ediakan 5 buah rlen!e#er dan !asing8!asing diisi dengan asa!asea 1 seban#ak 2, 4, 6, , dan 17 !L. 8
%e!asukkan aOuades ke dala! rlen!e#er ersebu seban#ak 17, , 6, 4, dan 2 !L. 8
%ena!bahkan ke dala! rlen!e#er, !asing8!asing 17 !L kloro*or! dan !engocokn#a sela!a 3 !eni. 8
%e!asukkan laruan ersebu ke dala! corong pe!isah, !e!biarkann#a hingga !e!benuk 2 lapisan ke!udian !e!isahkann#a. 8
%asing8!asing lapisan diukur volu!en#a, ke!udian !enirasin#a dengan a@ #ang elah disandardisasi. 0. -engaruh suhu erhadap koe*isien disribusi. 8
%e!bua 577 !L a@ 7,2 dan !ensandardisasin#a dengan asa!oksala. 8
Menyediakan 5 buah Erlenmeyer dan masing-masing diisi dengan asamasetat 1 N sebanyak 2, 4, 6, 8, dan 10 mL.Memasukkan aquadest ke dalam Erlenmeyer tersebut sebanyak 10, 8, 6, 4, dan 2 mL.
67
8
%ena!bahkan ke dala! rlen!e#er, !asing8!asing 17 !L kloro*or! dan !engocokn#a sela!a 3 !eni. 8
%e!anaskan ca!puran ersebu dala! aerbah sa!pai 35PJ. 8
%e!isahkan ca!puran ersebu dengan !enggunakan corong pe!isah. 8
Mengeluarkan masing-masing lapisan dan mengukur volumenya, menitrasinya dengan NaOH yang telah distandardisasi dengan menggunakan indikator pp. 5.5.Daa -enga!aan <. )andardisasi a@ dengan asa!oksala abel 5.5.1. Daa sandardisasi laruan a@ dengan asa!o ksala o >olu!e olu!e a@ '!L(
1. 2. 3. 10 10 10 13,1 11,3 11,1
61
0. -enenuan volu!e irasi anara J@3J@ dala! @2 dan J@3J@ dala! J@Jl3 abel 5.5.2 Daa volu!e irasi anara J@3J@ dala! @2 dan J@3J@ dala! J@Jl3 anpa perubahan e!peraur '25PJ( >ol.
Volume CH3COOH (mL) Volume CHCl3 (mL) Lapisan aas 'J@3J@ dan @2( Lapisan baah 'J@3J@ dan J@Jl 3( >lapisan '!L( >irasi '!L(
62 >lapisan '!L( >irasi '!L( 17 642 246 17
10 10 10 10 10 13,5 12,5 12,3 12 11,6
62,3 69,8 74,2 78,3 86,1 8,5 9,5 9,7 10 10,4 1,3 1,8 2,5 3,4 5,1 abel 5.5.3 Data volume titrasi antara CH3COOH dalam H2O dan CH3COOH dalam CHCl3 dengan perubahan temperatur (35°C)
63
64
65
66
Vol. Air (mL) Volume CH3COOH (mL) >ol. J@Jl3 '!L( Lapisan aas 'J@3J@ dan @2( Lapisan baah 'J@3J@ dan J@Jl 3( >lapisan '!L( >irasi '!L( >lapisan '!L( >irasi '!L( 17 642 246 17
10 10 10 10 10 12,5 12,5 14,5 14 13,5 10,6 18,4 30,6 36,5 39,5 999
6 ,5 9
0,6 1,05 1,65 1,7 2,9 5.6.@asil -erhiungan
<. %e!bua laruan a@ 7,2 seban#ak 577 !L > 1777 0 W a@ a@ a@
Q G
7, 2 G > 1777 E 47 Wa@
W G 4 gra!
Jadi, untuk membuat larutan NaOH 0,17 N sebanyak 500 mL adalah dengan menimbang 4 gram NaOH, kemudian melarutkannya dengan aquadest hingga volumenya 500 mL dalam labu ukur. 0. %e!bua laruan asa!oksala 7,2 seban#ak 57 !L .2@ J @ 2
4
6 2
2
G > 1777 0 W .2@ J @ .2@ J @ 2
4
2
2
2
4
2
2
Q
7,2 G 57 1777 63 W @ 2 . J @ 2
4
2
2
Q
W
69 2 .2@ 4 2 J 2 @
G 7,63 gra!
Jadi untuk membuat larutan asamoksalat 0,2 N sebanyak 50 mL dengan menimbang 0,63 gram asamoksalat, kemudian melarutkannya dengan aquadest hingga volumenya 50 mL dalam labu ukur. J. %e!bua laruan asa!asea 1 seban#ak 257 !L di!ana : J@ J@3
R G 1,749 gr!L >2J@3J@ G 257 !L 2J@3J@ G1 0J@3J@ G 67 gr!ol +onsenrasi G 99,9 S J@ J@3
G J@ J@3
0 17 R S Q Q
G
7 67 1777 749 , 1 99 , 7 Q Q
G 67951 , 174 G 465 , 1 >
1
Q
1
G >
2
Q
2
>1Q 1,465 G 257Q 1 >1 G 14,291 !L
Jadi, untuk membuat larutan asamasetat 1 N sebanyak 250 mL dengan cara memipet 14,2891 mL asamasetat kemudian melarutkannya dengan aquadest hingga volumenya 250 mL dalam labu ukur. D. )andardisasi a@ dengan asa!oksala
>irasi raa8raa G'
( !L 3
1 , 11 3 !L 11,1 11,3 13,1 G B B
%enenukan konsenrasi laruan a@ '> . (a@ G '> . ( @ J 2
2
4
11,3 !L E a@ G 17 E 7,2 a@ G 7,1691 adi nor!alias a@ hasil sandardisasi adalah 7,1691 . %enenukan nor!alias laruan J@3J@ >
1
E
G >
1
2
E
2
di!ana : >1 G volu!e lapisan aas >2 G volu!e irasi lapisan aas 1 G nor!alias lapisan aas 2 G nor!alias a@ >
1
E
G >
2
1
E
2
13,5 E 1 G 62,3 E 7,1691 1 G 7,74
2
Dengan cara yang sama diperoleh normalitas untuk lapisan atas dan lapisan bawah baik dengan perubahan suhu (25oC) maupun dengan perubahan suhu (35oC) pada tabel berikut : abel 5.6.1. Daa raa8raa nor!alias ana ra J@3J@ dala! @2 dan J@3J@ dala! J@Jl3 a!pa pe!anas ' 25oJ( Lapisan aas 'J@3J@ dan @2( Lapisan baah 'J@3J@ dan J@Jl 3(
3
4
>lapisan '!L( >irasi '!L( or!alias '( >lapisan '!L( >irasi '!L( or!alias '(
13,5 12,5 12,3 12 11,6
5
62,3 69,8 74,2 78,3 86,1 0,7804 0,9442 1,0201 1,1034 1,2551 8,5 9,5 9,7 10 10,4 1,3 1,8 2,5 3,4 5,1 0,0259 0,0320 0,0436 0,0575 0,0829 abel 5.6.2. Daa raa8raa nor!alias ana ra J@3J@ dala! @2 dan J@3J@ dala! J@Jl3 dengan perubahan suhu ' 35oJ( Lapisan aas 'J@3J@ dan @2( Lapisan baah 'J@3J@ dan J@Jl 3( >lapisan '!L( >irasi '!L( or!alias '( >lapisan '!L( >irasi '!L( or!alias '(
12,5 12,5 14,5 14 10,6 18,4 30,6 36,5
6
0,1434 0,2489 0,3569 0,4409 999 ,5
0,6 1,05 1,65 1,7 0,0113 0,0197 0,0310 0,0338
13,5 39,5 7,494 9 2,9 7,7545 &. %enenukan harga koe*isien disribusi + G anorganik lapisan organik lapisan
( @ J@ 'J@ ( J@Jl J@ 'J@ 2
3
3
3
B
B
9 G
74 , 7 7259 , 7 G
G 7,7332
Dengan cara yang sama diperoleh harga K untuk CH3COOH dalam CHCl3 dan CH3COOH dalam H2O dengan pemanasan ataupun tanpa perubahan suhu (25oC) maupun dengan perubahan suhu (35oC) pada tabel 5.6.3 dan 5.6.4 abel 5.6.3. @arga + raa8raa anara lapisan organi k dan lapisan anorganik anpa pe!anasan 25oJ Lapisan rganik Lapisan anorganik +
0,0259 0,0320 0,0436 0,0575 0,0829 0,7804 0,9442 1,0201 1,1034 1,2551 0,0332 0,0339 0,0427 0,0521 0,06600456 , 7 5 7667 , 7 7521 , 7 742
7 , 7 7339 , 7 7332 , 7 + raa raa
G B B B B G H
1
2
abel 5.6.4. @arga + raa8raa anara lapisan organi k dan lapisan anorganik anpa pe!anasan 35oJ Lapisan rganik Lapisan anorganik +
0,0113 0,0197 0,0310 0,0338 0,0545 0,1434 0,2489 0,3569 0,4409 0,4948 0,0788 0,0791 0,0869 0,0767 0,1101 763 , 7 5 1171 , 7 76
3 , 7 769 , 7 791 , 7 7 , 7 + raa raa
G B B B B G H
5..Fra*ik 7 7.71 7.72 7.73 7.74 7.75 7.76 7.7 7.7 7.79 7 7.5 1 1.5
Lapisan rganik +oe*isienDi sribusi )uhu 25 J
4 )uhu 35 J
Fra*ik 5..1. @ubungan anara lapisan organik dengan lapisan anorganik pada suhu 25oJ.
7 7.72 7.74 7.76 7.7 7.1 7.12 7 7.2 7.4 7.6
Lapisan rganik +oe*isienDi sribusi )uhu 35 J )uhu 25 J
Fra*ik 5..2. @ubungan anara lapisan organik dengan lapisan anorganik pada suhu 35oJ. 5..-e!bahasan
Dalam buku Perry’s Chemical Hand book edisi 5 pada tabel 15.5 diperoleh harga K pada suhu 25oC adalah 0,0865 sedangkan pada percobaan didapatkan harga K sebesar 0,0456. Harga K percobaan yang kami peroleh lebih kecil dibanding dengan harga K secara teori, hal ini disebabkan
5
karena kurangnya ketelitian dalam menimbang zat yang yang akan dianalisis, memipet volume larutan yang diambil dalam analisa tersebut, volume titran yang banyak keluar pada saat titrasi berlangsung serta penyimpanan zat yang mudah menguap karena tutup yang kurang rapat. Dalam buku Perry’s Chemical Hand book edisi 5 pada tabel 15.5 diperoleh harga K pada suhu 35oC adalah 0,1088 sedangkan pada percobaan harga K yang kami peroleh sebesar 0,0863. Untuk harga Krata-rata pada suhu 35oC ini belum sesuai dengan teori. Harga K percobaan yang kami peroleh lebih kecil dibanding dengan harga K secara teori, penyimpangan ini disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam menimbang zat yang yang akan dianalisis, memipet volume larutan yang diambil dalam analisa tersebut, volume titran yang banyak keluar pada saat titrasi berlangsung serta penyimpanan zat yang mudah menguap karena tutup yang kurang rapat. Pada grafik 5.7.1. diperoleh harga K tanpa pemanasan (25oC) lebih kecil daripada harga K dengan pemanasan (35oC). Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi temperatur, maka harga koefisien distribusi yang di dapat semakin besar. 5.9.+esi!pulan 1. @arga + raa8raa dari hasil percobaan pada suhu 25oJ adalah 7,7456 dan pada suhu 35oJ adalah 7,763. 2. )e!akin inggi suhu !aka koe*isien disribusin#a se!akin besar.
Praktikum Koefisien Distribusi Donload his Docu!en *or &ree-rin%obileJollecionsepor Docu!en
Report this document?
'lease tell us reason!s" for reporting this doument (op of &orm !da/'*.;de%cf%
doc
Spam or junk 'orn adult ontent 9ateful or offensie Ef you are the opyright o3ner of this doument and 3ant to report it, please follo3 these diretions to submit a opyright infringement notie. eport Canel
6 >ottom of &orm
his is a privae docu!en.
nfo and *ating eads: 17,96 /ploaded: 772779 Jaegor#: )chool WorkV)ud# Fuides, oes, K ui==es aed: *
Jop#righ: <ribuion on8co!!ercial
beberapa sen#aa pada disribusi beberapa disribusi karbon pe!bahasan disribusi gra*ik disribusi '!ore ags( beberapa sen#aa pada disribusi beberapa disribusi karbon pe!bahasan disribusi gra*ik disribusi karbon anorganik *isika disribusi disribusi pelaru idak ca!pur pengeerian eapan koe*isien '*eer( &ollo
false
false
*
aggagia
S!are $m"ed *elated Do+uments -reviouseE 1.
p.
p.
p.
2.
p.
p.
p.
3.
p.
p.
p.
4.
p.
p.
p.
5.
9
p.
p.
p.
6.
p.
p.
p.
.
p.
97
More from t!is user -reviouseE 1.
55 p.
6 p.
21 p.
2.
27 p.
1 p.
27 p.
3.
91
27 p.
21 p.
27 p.
4.
32 p.
16 p.
1 p.
5.
1 p.
92
1 p.
3 p.
6.
p.
p.
6 p.
.
11 p.
93
4 p.
27 p.
.
p.
27 p.
1 p.
9.
27 p.
*e+ent *ead+asters
94
&dd a 'omment (op of &orm !da/'*.;de%cf%
)ub!i Jharacers: 477 documentPcomme
!gen
>ottom of &orm
Print t!is do+ument ,ig! -ualit.
Open the do3nloaded doument, and selet print from the file menu !'D( reader reuired". Donload and -rin
Sign up
Gse your (aebook login and see 3hat your friends are reading and sharing. Other login options Login ih &acebook (op of &orm http2IIwww.scribd.c
http2IIwww.scribd.c
>ottom of &orm
95
Signup
E don@t hae a (aebook aount (op of &orm !da/'*.;de%cf%
default
e!ail address 'reOuired(
creae userna!e 'reOuired(
passord 'reOuired( )end !e he )cribd esleer, and occasional accoun relaed co!!unicaions. )ign /p -rivac# polic# Xou ill receive e!ail noi*icaions regarding #our accoun acivi#. Xou can !anage hese noi*icaions in #our accoun seings. We pro!ise o respec #our privac#. >ottom of &orm
/!. Sign up0 Discover and connec ih people o* si!ilar ineress.
-ublish #our docu!ens Ouickl# and easil#.
)hare #our reading ineress on )cribd and social sies.
-lready hae a Sribd aountP (op of &orm !da/'*;de%cf %
e!ail address or userna!e
passord Log In
rouble logging inY >ottom of &orm
Login Su++essful
Ko3 bringing you bak...