Makalah
MAL PRAKTEK
Disusun Oleh :
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
FORT DE KOCK BUKITTINGGI TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA KATA PENGANTAR PEN GANTAR
Assalamualaikum wr, wb Puji Puji syuk syukur ur keha kehadi dirat rat ALLA ALLAH H SW SWT T, yang yang telah telah memb memberi eri keku kekuat atan an dan dan kesempatan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapk harapkan an walaupu walaupun n dalam dalam bentuk bentuk yang yang sangat sangat sederha sederhana, na, dimana dimana makalah makalah ini membahas tentang “MAL PRAKTEK” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita khususnya tentang bagaimana dan apa bahaya dari
MAL
PRAKTEK. Dengan adanya makalah ini,mudah-mudahan dapat membantu mengetahui dan
memahami tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu indiidu kita !ami !ami sangat sangat menyad menyadari ari bahwa bahwa dalam dalam pembua pembuatan tan makalah makalah ini masih masih sangat sangat minim, sehinga saran dari d"sen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan demi perbaikan makalah ini# !ami u$apkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini# %ukittinggi, &anuari '()* Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN
A#
Latar %elakang ##################################################################################################
%#
Tujuan ################################################################################################################
BAB II PEMBAHASAN
A#
Pengertian Malpraktek#######################################################################################
%#
Malpraktek Dibidang Hukum############################################################################
+#
Pembuktian Malpraktek Dibidang Pelayanan !esehatan##################################
D#
Tanggung &awab Hukum ###################################################################################
#
paya Pen$egahan dan Menghadapi##################################################################
BAB III TINJAUAN KASUS
A#
.lustrasi !asus####################################################################################################
%#
Analisis !asus####################################################################################################
+#
Malpraktek Ditinjau dari Segi Hukum###############################################################
D#
Malpraktek Ditinjau dari Sudut Pandang Agama###############################################
#
Malpraktek Ditinjau dari Segi tika##################################################################
BAB IV PENUTUP
A#
!esimpulan #######################################################################################################
%#
Saran###################################################################################################################
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakan Ma!ala"
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan hak-haknya merupakan salah satu indikat"r p"siti/ meningkatnya kesadaran hukum dalam masyarakat# Sisi negati/nya adalah adanya ke$enderungan meningkatnya kasus malpraktek dikalangan ked"kteran, diadukan atau bahkan dituntut pasien yang akibatnya seringkali membekas bahkan men$ekam para tenaga ked"kteran yang pada gilirannya akan mempengaruhi pr"ses pelayanan kesehatan dimasa yang akan datang# Masalahnya tidak setiap upaya pelayanan kesehatan hasilnya selalu memuaskan semua pihak terutama pasien, yang pada gilirannya dengan mudah menimpakan beban kepada pasien bahwa telah terjadi malpraktek# !asus malpraktek yang sering dipahami sebagai kelalayan d"kter juga harus dianalisis lebih dalam terkait alat-alat ked"kteran yang menjadi penunjang keberhasilan pada pr"ses pelayanan kesehatan# Terkait kasus-kasus yang mun$ul mengenai malpraktek, kasus yang baru-baru ini terjadi adalah dugaan kasus malpraktek Mauren di 0umah Sakit Awal %r"s Tangerang %anten# Mengingat semakin maraknya kemun$ulan kasus-kasus malpraktek yang terjadi akhir-akhir ini bersamaan dengan semakin meningkatnya kemajuan dalam pelayanan medis, maka kasus malpraktek ini harus dikaji sebagai sebuah kasus kriminalitas yang terjadi akibat suatu kelalayan dan pr"pesi"nalitas tenaga ked"kteran#
1.# R$%$!an Ma!ala"
%erdasarkan latar belakang diatas dapat dilihat masih adanya pelayanan kesehatan "leh tenaga medis yang kurang memuaskan pada pasien# Maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang permasalahan malpraktek tenaga medis dan upaya pen$egahannya#
1.& T$'$an Pen$l(!an
)#
Menjelaskan pengertian malpraktek
'#
Menjelaskan jenis-jenis malpraktek ked"kteran
1#
Menjelaskan $ara-$ara pembuktian malpraktek
2#
Menjelaskan tentang tanggung jawab se$ara hukum
3#
Memahami upaya pen$egahan malpraktek dan mengetahui $ara menghadapi tuntutan hukum#
BAB II KAJIAN TE)RI
#.1 Penert(an Mal*raktek
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum si/atnya dan tidak selalu berk"n"tasi yuridis# Se$ara har/iah 4mal5 mempunyai arti 4salah5 sedangkan 4praktek5 mempunyai
arti
4pelaksanaan5
atau
4tindakan5,
sehingga
malpraktek
berarti
4pelaksanaan atau tindakan yang salah5# Meskipun arti har/iahnya demikian tetapi kebanyakan istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu pr"/esi# Sedangkan di/inisi malpraktek pr"/esi kesehatan adalah 4kelalaian dari sese"rang d"kter atau tenaga keperawatan 6perawat danbidan7 untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam meng"bati dan merawat pasien, yang la8im dipergunakan terhadap pasien atau "rang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama5 69alentin # La S"$iety de %ien/aisan$e Mutuelle de L"s Angel"s, +ali/"rnia, ):3;7# %erlakunya n"rma etika dan n"rma hukum dalam pr"/esi bidan# Di dalam setiap pr"/esi termasuk pr"/esi tenaga bidan berlaku n"rma etika dan n"rma hukum#
%$ntuk malpraktek hukum atau yuridi$al malpra$ti$e dibagi dalam 1 kateg"ri sesuai bidang hukum yang dilanggar, yakni +riminal malpra$ti$e,+iil malpra$ti$e dan Administratie malpra$ti$e#
)# +riminal malpra$ti$e Perbuatan sese"rang dapat dimasukkan dalam kateg"ri $riminal malpra$ti$e manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni > a#
Perbuatan tersebut 6p"sitie a$t maupun negatie a$t7 merupakan perbuatan ter$ela#
b# Dilakukan dengan sikap batin yang salah 6mens rea7 yang berupa kesengajaan 6intensi"nal7, ke$er"b"han 6reklessness7 atau kealpaan 6negligen$e7# ? a#
+riminal malpra$ti$e yang bersi/at sengaja 6intensi"nal7> Pasal 1'' !HP, tentang Pelanggaran Wajib Simpan 0ahasia !ebidanan, yang berbunyi> Ayat 6)7 %arangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pen$ahariannya, baik yang sekarang, maupun yang dahulu dian$am dengan pidana penjara paling lama sembi .an bulan atau denda paling banyak enam ratu rupiah# Ayat 6'7 &ika kejahatan dilakukan terhadap se"rang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut ata pengaduan "rang itu#
b#
Pasal 12; sampai dengan pasal 12: !HP, tentang Ab"rtus Pr""katus# Pasal 12; !HP Mengatakan> Se"rang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh "rang lain untuk itu, dian$am dengan pidana penjara paling lama empat tahun#
$#
Pasal
12*
!HP
menyatakan> Ayat
6)7
%arangsiapa
dengan
sengaja
menggugurkan atau me@matikan kandungan se"rang wanita dengan persetujuannya, dian$am dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan# Ayat 6'7 &ika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun# d#
Pasal 12: !HP menyatakan> &ika se"rang d"kter, bidan atau juru "bat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 12;, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 12 dan 12*, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat di$abut hak untuk menjalankan pen$aharian dalam mana kejahatan dilakukan#
e#
Pasal 13) !HP, tentang penganiayaan, yang berbunyi> Ayat 6)7 Penganiayaan dian$am dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah# Ayat 6'7 &ika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun# Ayat 617 &ika
mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun# Ayat 627 Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan# Ayat 637 Per$"baan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana# ?
+riminal malpra$ti$e yang bersi/at $er"b"h 6re$klessness7 misalnya melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien in/"rmed $"nsent#
a#
Pasal
12
!HP menyatakan> Ayat
6l7
%arangsiapa
dengan sengaja
menggugurkan dan me@matikan kandungan se"rang wanita tanpa persetujuannya, dian$am dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun# Ayat 6'7 &ika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakart pidana penjara paling lama lima belas tahun# b#
Pasal 12: !HP menyatakan> &ika se"rang d"kter, bidan atau juru "bat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 12;, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 12 dan 12*, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat di$abut hak untuk menjalankan pen$aharian dalam mana kejahatan dilakukan#
?
+riminal malpra$ti$e yang bersi/at negligen$e 6lalai7 misalnya kurang hati-hati melakukan pr"ses kelahiran#
a#
Pasal-pasal
13:
sampai
dengan 1;)
!HP,
pasal-pasal
karena
lalai
menyebabkan mati atau luka-luka berat# Pasal 13: !HP, karena kelalaian menyebabkan "rang mati > %arangsiapa karena kealpaannya menyebabkan matinya "rang lain, dian$am dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lamasatu tahun# b#
Pasal 1;( !HP, karena kelalaian menyebakan luka berat> Ayat 6)7 %arangsiapa karena kealpaannya menyebakan "rang lain mendapat luka-luka berat, dian$am dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lamasatu tahun# Ayat 6'7 %arangsiapa karena kealpaannya menyebabkan "rang lain luka- luka sedemikian rupa sehinga menimbulkan penyakit atau alangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pen$aharian selama waktu tertentu, dian$am dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah#
$#
Pasal 1;) !HP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan 6misalnya> d"kter, bidan, ap"teker, s"pir, masinis dan .ain-lain7 apabila melalaikan
peraturan-peraturan pekerjaannya hingga mengakibatkan mati atau luka berat, maka mendapat hukuman yang lebih berat pula# Pasal 1;) !HP menyatakan> &ika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pen@$aharian, maka pidana ditambah dengan pertiga, dan yang bersalah dapat di$abut haknya untuk menjalankan pen$aharian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusnya diumumkan# Pertanggung jawaban didepan hukum pada $riminal malpra$ti$e adalah bersi/at indiidualBpers"nal dan "leh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada "rang lain atau kepada rumah sakitBsarana kesehatan#
'# +iil malpra$ti$e Se"rang
bidan
akan disebut
melakukan
$iil
malpra$ti$e
apabila
tidak
melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati 6ingkar janji7#
Tindakan bidan yang dapat dikateg"rikan $iil malpra$ti$e antara lain> a#
Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan#
b# Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat melakukannya# $#
Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna#
d# Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan# Pertanggung jawaban $iil malpra$ti$e dapat bersi/at indiidual atau k"rp"rasi dan dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan prin$iple "/ i$arius liability# Dengan prinsip ini maka rumah sakitBsarana kesehatan dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dilakukan karyawannya 6bidan7 selama bidan tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya# 1#
Administratie malpra$ti$e %idan dikatakan telah melakukan administratie malpra$ti$e manakala bidan tersebut telah melanggar hukum administrasi# Perlu diketahui bahwa dalam melakukan p"li$e p"wer, pemerintah mempunyai kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan di bidang kesehatan, misalnya tentang persyaratan bagi bidan
untuk menjalankan pr"/esinya 6Surat .jin !erja, Surat .jin Praktek7, batas kewenangan serta kewajiban bidan# Apabila aturan tersebut dilanggar maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum administrasi# #.& Pe%+$kt(an Mal*raktek D(+(,an Pela-anan Ke!e"atan
Dari de/inisi malpraktek adalah 4kelalaian dari sese"rang d"kter atau tenaga keperawatan 6perawat dan bidan7 untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam meng"bati dan merawat pasien, yang la8im dipergunakan terhadap pasien atau "rang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama5 69alentin # La S"$iety de %ien/aisan$e Mutuelle de L"s Angel"s, +ali/"rnia, ):3;7# Dari de/inisi tersebut malpraktek harus dibuktikan bahwa apakah benar telah terjadi kelalaian bidan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang ukurannya adalah la8im dipergunakan diwilayah tersebut# Andaikata akibat yang tidak diinginkan tersebut terjadi apakah bukan merupakan resik" yang melekat terhadap suatu tindakan medis tersebut 6risk "/ treatment7 karena perikatan dalam transaksi teraputik antara bidan dengan pasien adalah perikatanBperjanjian jenis daya upaya 6inspaning erbintenis7 dan bukan perjanjianBperjanjian akan hasil 6resultaat erbintenis7# Apabila bidan didakwa telah melakukan kesalahan pr"/esi, hal ini bukanlah merupakan hal yang mudah bagi siapa saja yang tidak memahami pr"/esi kesehatan dalam membuktikan ada dan tidaknya kesalahan# Dalam hal bidan didakwa telah melakukan $iminal malpra$ti$e,harus dibuktikan apakah perbuatan bidan tersebut telah memenuhi unsur tidak pidanya yakni > a#
Apakah perbuatan 6p"siti/ a$t atau negati/ a$t7 merupakan perbuatan yang ter$ela
b# Apakah perbuatan tersebut dilakukan dengan sikap batin 6mens rea7 yang salah 6sengaja, $er"b"h atau adanya kealpaan7# Selanjutnya apabila bidan dituduh telah melakukan kealpaan sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia, menderita luka, maka yang harus dibuktikan adalah adanya unsur perbuatan ter$ela 6salah7 yang dilakukan dengan sikap batin berupa alpa atau kurang hati-hati ataupun kurang praduga# Dalam kasus atau gugatan adanya $iil malpra$ti$e pembuktianya dapat dilakukan dengan dua $ara yakni > ?
+ara langsung
a#
Duty 6kewajiban7 Dalam hubungan perjanjian bidan dengan pasien, bidan haruslah bertindak berdasarkan> )7 Adanya indikasi medis, '7 %ertindak se$ara hatihati dan teliti, 17 %ekerja sesuai standar pr"/esi, 27 Sudah ada in/"rmed $"nsent#
b#
Dereli$ti"n "/ Duty 6penyimpangan dari kewajiban7 &ika se"rang bidan melakukan pekerjaan menyimpang dari apa yang seharusnya atau tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard pr"/esinya, maka bidan tersebut dapat dipersalahkan#
$#
Dire$t +ausati"n 6penyebab langsung7
d#
Damage 6kerugian7 %idan untuk dapat dipersalahkan haruslah ada hubungan kausal 6langsung7 antara penyebab 6$ausal7 dan kerugian 6damage7yang diderita "leh karenanya dan tidak ada peristiwa atau tindakan sela diantaranya, dan hal ini haruslah dibuktikan dengan jelas# Hasil 6"ut$"me7 negati/ tidak dapat sebagai dasar menyalahkan bidan# Sebagai adagium dalam ilmu pengetahuan hukum, maka pembuktiannya adanya kesalahan dibebankanBharus diberikan "leh si penggugat 6pasien7#
?
+ara tidak langsung +ara tidak langsung merupakan $ara pembuktian yang mudah bagi pasien, yakni dengan mengajukan /akta-/akta yang diderita "lehnya sebagai hasil layanan 6d"ktrin res ipsa l"Cuitur7# D"ktrin res ipsa l"Cuitur dapat diterapkan apabila /akta-/akta yang ada memenuhi kriteria> a#
akta tidak mungkin adaBterjadi apabila bidan tidak lalai
b# akta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab bidan
akta itu terjadi tanpa ada k"ntribusi dari pasien dengan perkataan lain tidak ada $"ntribut"ry negligen$e# Misalnya ada kasus saat bidan akan mem"t"ng tali pusat bayi, saat mem"t"ng tali pusat ikut terluka perut pasien tersebut# Dalam hal ini perut yang luka dapat dijadikan /akta yang se$ara tidak langsung dapat membuktikan kesalahan bidan, karena> a#
Perut bayi tidak akan terluka apabila tidak ada kelalaian tenaga perawatan#
b#
Mem"t"ng tali pusat bayi adalah merupakanBberada pada tanggung jawab bidan#
$#
PasienBbayi tidak mungkin dapat memberi andil akan kejadian tersebut#
#. Tan$n Ja/a+ H$k
%$Seperti dikemukakan di depan bahwa tidak setiap upaya kesehatan selalu dapat memberikan kepuasan kepada pasien baik berupa ke$a$atan atau bahkan kematian# Malapetaka seperti ini tidak mungkin dapat dihindari sama sekali# =ang perlu dikaji apakah malapetaka tersebut merupakan akibat kesalahan bidan atau merupakan resik" tindakan, untuk selanjutnya siapa yang harus bertanggung gugat apabila kerugian tersebut merupakan akibat kelalaian bidan# Di dalam transaksi teraputik ada beberapa ma$am tanggung gugat, antara lain> )#
+"ntra$tual liability Tanggung gugat ini timbul sebagai akibat tidak dipenuhinya kewajiban dari hubungan k"ntraktual yang sudah disepakati# Di lapangan kewajiban yang harus dilaksanakan adalah daya upaya maksimal, bukan keberhasilan, karena health $are pr"ider baik tenaga kesehatan maupun rumah sakit hanya bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan yang tidak sesuai standar pr"/esiBstandar pelayanan#
'#
9i$arius liability 9i$arius liability atau resp"ndeat superi"r ialah tanggung gugat yang timbul atas kesalahan yang dibuat "leh tenaga kesehatan yang ada dalam tanggung jawabnya 6sub "rdinate7, misalnya rumah sakit akan bertanggung gugat atas kerugian pasien yang diakibatkan kelalaian bidan sebagai karyawannya#
1#
Liability in t"rt Liability in t"rt adalah tanggung gugat atas perbuatan melawan hukum 6"nre$htmatige daad7# Perbuatan melawan hukum tidak terbatas hanya perbuatan yang melawan hukum, kewajiban hukum baik terhadap diri sendiri maupun terhadap "rang lain, akan tetapi termasuk juga yang berlawanan dengan kesusilaan atau berlawanan dengan ketelitian yang patut dilakukan dalam pergaulan hidup terhadap "rang lain atau benda "rang lain 6H"geraad 1) &anuari ):):7#
#.0 U*a-a Penea"an ,an Men"a,a*(
paya
pen$egahan
malpraktek
dalam
pelayanan
kesehatan# Dengan
adanya
ke$enderungan masyarakat untuk menggugat bidan karena adanya mal praktek diharapkan para bidan dalam menjalankan tugasnya selalu bertindak hati-hati, yakni>
a#
Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya, karena perjanjian berbentuk daya upaya 6inspaning erbintenis7 bukan perjanjian akan berhasil 6resultaat erbintenis7#
b# Sebelum melakukan interensi agar selalu dilakukan in/"rmed $"nsent# $#
Men$atat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis#
d# Apabila terjadi keragu-raguan, k"nsultasikan kepada seni"r atau d"kter# e#
Memperlakukan
pasien
se$ara
manusiawi
dengan
memperhatikan
segala
kebutuhannya# /#
Menjalin k"munikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan masyarakat sekitarnya# paya menghadapi tuntutan hukum Apabila upaya kesehatan yang dilakukan kepada pasien tidak memuaskan sehingga bidan menghadapi tuntutan hukum, maka bidan seharusnyalah bersi/at pasi/ dan pasien atau keluarganyalah yang akti/ membuktikan kelalaian bidan# Apabila tuduhan kepada bidan merupakan $riminal malpra$ti$e, maka bidan dapat melakukan >
a#
.n/"rmal de/en$e, dengan mengajukan bukti untuk menangkisBmenyangkal bahwa tuduhan yang diajukan tidak berdasar atau tidak menunjuk pada d"ktrin-d"ktrin yang ada, misalnya bidan mengajukan bukti bahwa yang terjadi bukan disengaja, akan tetapi merupakan risik" medik 6risk "/ treatment7, atau mengajukan alasan bahwa dirinya tidak mempunyai sikap batin 6men rea7 sebagaimana disyaratkan dalam perumusan delik yang dituduhkan#
b# "rmalBlegal de/en$e, yakni melakukan pembelaan dengan mengajukan atau menunjuk pada d"ktrin-d"ktrin hukum, yakni dengan menyangkal tuntutan dengan $ara men"lak unsur-unsur pertanggung jawaban atau melakukan pembelaan untuk membebaskan diri dari pertanggung jawaban, dengan mengajukan bukti bahwa yang dilakukan adalah pengaruh daya paksa# $#
%erbi$ara mengenai pembelaan, ada baiknya bidan menggunakan jasa penasehat hukum, sehingga yang si/atnya teknis pembelaan diserahkan kepadanya# Pada perkara perdata dalam tuduhan $iil malpra$ti$e dimana bidan digugat membayar ganti rugi sejumlah uang, yang dilakukan adalah mementahkan dalil-dalil penggugat, karena dalam peradilan perdata, pihak yang mendalilkan harus membuktikan di pengadilan, dengan perkataan lain pasien atau penga$aranya harus membuktikan
dalil sebagai dasar gugatan bahwa tergugat 6bidan7 bertanggung jawab atas derita 6damage7 yang dialami penggugat# d# ntuk membuktikan adanya $iil malpra$ti$e tidaklah mudah, utamanya tidak diketemukannya /akta yang dapat berbi$ara sendiri 6res ipsa l"Cuitur7, apalagi untuk membuktikan adanya tindakan menterlantarkan kewajiban 6dereli$ti"n "/ duty7 dan adanya hubungan langsung antara menterlantarkan kewajiban dengan adanya rusaknya kesehatan 6damage7, sedangkan yang harus membuktikan adalah "rang"rang awam dibidang kesehatan dan hal inilah yang menguntungkan bidan#
BAB III PEMBAHASAN
&.1 Il$!tra!( Ka!$! P("ak RS A/al Br2! Be+erkan Ka!$! Ma$reen 3"a(r$l
(2 Mar '()) 6Tangerang, !"mpas#$"m7 Dugaan kasus malpraktik yang terjadi di 0umah Sakit Awal %r"s Tangerang, %anten terhadap bayi Maureen Angela berusia delapan bulan yang kini kehilangan jari kelingkingnya, masih perlu pembuktian# Tim !ementerian !esehatan juga telah diturunkan untuk mengawasi penyelesaian kasus tersebut# Dalam jumpa pers yang digelar di lantai 3 0S Awal %r"s Tangerang, !amis E1B17 sekitar pukul )1#(( W.%, Dr li8abeth yang menangani Maureen menjelaskan, Maureen datang ke .nstalasi Fawat Darurat 6.FD7 pada ); G"ember '()( dengan alasan ndak sadar, kejang, na/as tersengal-sengal, denyut jantung sangat $epat, demam tinggi, kekurangan $airan berat, gangguan keseimbangan $airan dan elektr"lit dalam tubuh# Menurutnya, tim d"kter yang bertugas di .FD saat itu mengambil langkah-langkah medis untuk mengatasi ke gawat daruratan tersebut Maureen diberi $airan bi$nat yang disuntikkan jarum in/us# !arena kandungan pH darahnya asam, maka diberi $airan bi$nat sebelum dilakukan tindakan, kami telah meminta persetujuan keluarga dan telah disetujui, papar li8abeth# &arum in/us yang terpasang di tangan Maureen dibalut dengan perban agar jarum tidak lepas# Langkah yang sama juga dilakukan bagi pasien anak# Pemantauan dilakukan dengan baik terbukti aliran in/us berjalan dengan baik, ungkapnya# Setelah itu, k"ndisi Maureen
berangsur-angsur
membaik
dan
nyawanya
terselamatkan#
Dengan
membaiknya kesehatan Maureen, maka kemungkinan tangan Maureen bergerak-gerak sehingga mengakibatkan $airan in/us merembes ke tangan, paparnya# 0embesan itu mengakibatkan kerusakan pada ujung jari kelingking kanan# !erusakan jaringan tersebut merupakan suatu hal yang sangat tidak diharapkan terjadi# Semua yang kami lakukan itu adalah upaya untuk menyelamatkan nyawa pasien# Gamun sampai dari resik" memang dapat terjadi dalam suatu pr"ses peng"batan terhadap siapa saja, kilahnya# Gamun, sangat disayangkan li8abeth dan pihak 0S Awal %r"s tidak memberi kesempatan kepada wartawan untuk bertanya lebih jauh# !ami selaku manajemen rumah sakit akan senantiasa menyediakan waktu untuk
berk"munikasi dengan keluarga pasien, katanya mengakhiri keterangan persnya# Se$ara terpisah, Direktur %ina paya 0ujukan Direkt"rat &enderal %ina paya !esehatan !ementerian !esehatan dr +hairul 0ajab Gasuti"n mengatakan, kasus dugaan malpraktik di 0S Awal %r"s itu perlu pembuktian se$ara "byekti/# !ita harus membuktikan se$ara "byekti/, apakah ini kasus sebab akibat penyakit sebelumnya atau karena ada kelalaian yang dilakukan "leh tim medis, kata +hairul kepada wartawan di !ant"r !ementerian !esehatan, !amis 61B17 sekitar pukul )3#(( W.%# Dia mengatakan, !emenkes telah melakukan k""rdinasi terhadap kasus dugaan malpraktik yang menimpa anak Maureen Angela# &ika ada yang salah, !ementerian !esehatan pasti akan melakukan tindakan tegas sesuai dengan kesalahan yang terbukti, kata +hairul# ntuk pembuktian itu, harus melalui beberapa pr"ses melalui !"mite Medik 0umah Sakit untuk membuktikan se$ara diagn"stik medik# Sedangkan !ementerian !esehatan sebagai regulat"r akan melihat se$ara administrati/nya# 0S, d"kter 0umah Sakit Awal %r"s, !"ta Tangerang, belum menerima surat panggilan dari !ep"lisian 0es"r Metr" Tangerang !"ta terkait pelap"ran sang d"kter "leh "rang tua Maureen 6* bulan7# D"kter yang merawat Maureen itu dilap"rkan Linda !urniawati 6117 dan %udi !un$ahya 61:7 ke P"lda Metr" Ja-a, tapi dilimpahkan ke P"lrestr" Tangerang !"ta# %elum ada panggilan dari p"lisi untuk d"kter 0S# !ami menunggu *r2!e! "$k$% berjalan, kata juru bi$ara 0umah Sakit Awal %r"s, d"kter li8abeth, saat dihubungi wartawan, 0abu 6:B1B'())7# D"kter 0S dilap"rkan atas dugaan perawatan dari sang d"kter yang menyebabkan dua ruas jari kelingking Maureen putus# Pihak 0S Awal %r"s berupaya menjalin k"munikasi dengan keluarga Maureen# saha tersebut sebagai iktikad baik 0S yang dahulu bernama 0S Fl"bal Medika untuk tidak mengabaikan penderitaan yang dialami Maureen# !eluarga pasien terakhir kali k"ntak dengan kami pada tanggal '* ebruari '()) saat Maureen k"ntr"l kesehatan rutin tiap akhir bulan, kata li8abeth# Sementara,
ibu
perkembangan ka!$! hukum
k"rban, d"kter
Linda, yang
mengatakan,
merawat
anaknya#
belum
tahu
!eluarga
masih
menunggu *r2!e! "$k$% berjalan# Linda mengatakan, terakhir kali datang ke 0S Awal %r"s pada '* ebruari '()) lalu# Pihak 0S menjanjikan akan melakukan "perasi 1-; bulan mendatang# Tapi, belum tahu untuk biaya "perasi, apakah gratis atau membayar lagi# Padahal, kami sudah keluar uang sampai puluhan juta rupiah, u$ap Linda# Seperti
diberitakan, Maureen adalah k"rban dugaan tindak malapraktik di 0S Awal %r"s pada G"ember '()(# Akibat diberikan $airan keras, yakni bi$nat di in/usnya, tangan Maureen membengkak, membiru, hingga bernanah# D"kter bedah plastik sempat menyarankan jari Maureen diamputasi# Gamun, saran itu akhirnya tidak dilakukan hingga d"kter bedah plastik menjalani "perasi pertama untuk mengangkat nanah di punggung telapak tangan Maureen# Setelah "perasi itu, jari di tangan kanan Maureen semakin mengeru$ut sampai akhirnya pada bulan Desember '()( dua ruas kelingking Maureen terputus#
&.# Anal(!(! Ka!$!
Masalah dugaan malpraktik medik, akhir-akhir ini, sering diberitakan di media masa# Dugaan kasus malpraktek yang terbaru adalah kasus malpraktek mauren yang mengalami putusnya dua jari kelingking mauren# Gamun, sampai kini, belum ada yang tuntas penyelesaiannya# Tadinya masyarakat berharap bahwa Praktik !ed"kteran itu akan juga mengatur masalah malpraktek medik# Gamun, materinya ternyata hanya mengatur masalah disiplin, bersi/at intern# Walaupun setiap "rang dapat mengajukan ke Majelis Disiplin !ed"kteran, tetapi hanya yang menyangkut segi disiplin saja# ntuk segi hukumnya, undang-undang merujuk ke !HP 6!itab ndang-ndang Hukum Pidana7 bila terjadi tindak pidana# .nd"nesia berdasarkan hukum tertulis, seharusnya tetap terbuka putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap menjadi yurisprudensi# Masyarakat semakin sadar terhadap masalah pelayanan kesehatan, DP0 yang baru harus dapat menangkap k"ndisi tersebut dengan berinisiati/ membentuk ndang-ndang 67 tentang Malpraktik Medik, sebagai pelengkap Praktik !ed"kteran# %agaimana materinya, kita bisa belajar dari negara-negara yang telah memiliki peraturan tentang hal tersebut# Harapan masyarakat, ketika mereka merasa dirugikan akibat tindakan medis, landasan hukumnya jelas# Sedangkan di pihak para medis, setiap tindakannya tidak perlu lagi dip"lemikan sepanjang sesuai undang-undang# !etidakter$antuman istilah dan de/inisi menyeluruh tentang malpraktek dalam hukum p"siti/ di .nd"nesia, ambiguitas kelalaian medik dan malpraktek yang berlarutlarut, hingga re/erensi-re/erensi tentang malpraktek yang masih d"minan diad"psi dari luar negeri yang releansinya dengan k"ndisi di .nd"nesia masih dipertanyakan# .n"asi
pemerintah guna menangani kasus malpraktek dan sengketa medik adalah lahirnya 0 Praktik !ed"kteran# Dalam beberapa pasal, 0 Praktik !ed"kteran memang memberikan kepastian hukum bagi d"kter sekaligus perlindungan bagi pasien# Se$ara substansial, 0 yang terdiri dari )*' pasal ini memuat pasal-pasal yang implisit dengan te"ri-te"ri pembelaan d"kter yang umumnya digunakan dalam peradilan# 0 Praktek !ed"kteran memungkinkan sebuah sistem untuk meregulasi pelayanan medis yang terstandardisasi dan terkuali/ikasi sehingga pr"babilitas terjadinya malpratek dapat diatasi seminimal mungkin# Dengan di$antumkannya peraturan pidana dan perdata serta peradilan pr"/esi tenaga medis, harapan perlindungan terhadap pasien dapat terealisasi# Salah satu upaya untuk menghindarkan dari malpraktek adalah adanya in/"rmed $"nsent 6persetujuan7 untuk setiap tindakan dan pelayanan medis pada pasien# Hal ini sangat perlu tidak hanya ntuk melindungi dari kesewenangan tenaga kesehatan seperti d"ter atau bidan, tetapi juga diperlukan untuk melindungi tenaga kesehatan dari kesewenangan pasien yang melanggar batas-batas hukum dan perundang-undangan malpraktek# !asus Mauren mauren memang harus dianalisi "leh pihak-pihak terkait untuk menentukan dugaan-dugaan yang mun$ul dan penyelesaian yang diajukan untuk mengatasi kasus ini#
&.& Mal*raktek D(t(n'a$ ,ar( Se( H$k
%$)# Sangsi hukum &ika perbuatan malpraktik yang dilakukan d"kter terbukti dilakukan dengan unsur kesengajaan 6d"lus7 dan ataupun kelalaian 6$ulpa7seperti dalam kasus malpraktek dalam bidang "rth"pedy yang kami ambil, maka adalah hal yang sangat pantas jika d"kter yang bersangkutan dikenakan sanksi pidana karena dengan unsur kesengajaan ataupun kelalaian telah melakukan perbuatan melawan hukum yaitu menghilangkan nyawa sese"rang# Perbuatan tersebut telah nyata-nyata men$"reng keh"rmatan d"kter sebagai suatu pr"/esi yang mulia# Pekerjaan pr"/esi bagi setiap kalangan terutama d"kter tampaknya harus sangat berhati-hati untuk mengambil tindakan dan keputusan dalam menjalankan tugastugasnya karena sebagaimana yang telah diuraikan di atas# Tuduhan malpraktik bukan hanya ditujukan terhadap tindakan kesengajaan 6d"lus7 saja#Tetapi juga akibat kelalaian 6$ulpa7
dalam
menggunakan
keahlian,
sehingga
mengakibatkan
kerugian,
men$elakakan, atau bahkan hilangnya nyawa "rang lain# Selanjutnya, jika kelalaian d"kter tersebut terbukti merupakan tindakan medik yang tidak memenuhi S
!itab-ndang-undang
Hukum
Pidana
6!HP7
kelalaian
yang
mengakibatkan $elaka atau bahkan hilangnya nyawa "rang lain# Pasal 13:, misalnya menyebutkan, 4%arangsiapa karena kealpaannya menyebabkan matinya "rang lain, dian$am dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun5# Sedangkan kelalaian yang mengakibatkan teran$amnya keselamatan jiwa sese"rang dapat dian$am dengan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1;( !itab-ndang-ndang Hukum Pidana 6!HP7, 6)7 I%arang siapa karena kealpaannya menyebabkan "rang lain mendapat luka-luka berat, dian$am dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahunJ# 6'7 %arangsiapa karena kealpaannya menyebabkan "rang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pen$aharian selama waktu tertentu, dian$am dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau kurungan paling lama enam bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah# Pemberatan sanksi pidana juga dapat diberikan terhadap d"kter yang terbukti melakukan malpraktik, sebagaimana Pasal 1;) !itab-ndang-ndang Hukum Pidana 6!HP7, 4&ika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pen$arian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat di$abut hak untuk menjalankan pen$arian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan#5 Gamun, apabila kelalaian d"kter tersebut terbukti merupakan malpraktik yang mengakibatkan teran$amnya keselamatan jiwa dan atau hilangnya nyawa "rang lain maka pen$abutan hak menjalankan pen$aharian 6pen$abutan i8in praktik7 dapat dilakukan# %erdasarkan Pasal 1;) !itab-ndang-ndang Hukum Pidana 6!HP7# Tindakan malpraktik juga dapat berimplikasi pada gugatan perdata "leh sese"rang 6pasien7 terhadap d"kter yang dengan sengaja 6d"lus7 telah menimbulkan kerugian kepada pihak k"rban, sehingga mewajibkan pihak yang menimbulkan kerugian 6d"kter7 untuk mengganti kerugian yang dialami kepada k"rban, sebagaimana yang diatur dalam Pasal )1;3 !itab-ndang-ndang Hukum Perdata 6!HPerdata7, 4Tiap perbuatan
melanggar hukum, yang membawa kerugian pada se"rang lain, mewajibkan "rang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut#5 Sedangkan kerugian yang diakibatkan "leh kelalaian 6$ulpa7 diatur "leh Pasal )1;; yang berbunyi> 4Setiap "rang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hatihatinya#5 '# !epastian hukum Melihat berbagai sanksi pidana dan tuntutan perdata yang tersebut di atas dapat dipastikan bahwa bukan hanya pasien yang akan dibayangi ketakutan# Tetapi, juga para d"kter akan dibayangi ke$emasan diseret ke pengadilan karena telah melakukan malpraktik dan bahkan juga tidak tertutup kemungkinan hilangnya pr"/esi pen$aharian akibat di$abutnya i8in praktik# Dalam situasi seperti ini a8as kepastian hukum sangatlah penting untuk dikedepankan dalam kasus malpraktik demi ter$iptanya supremasi hukum# Apalagi, a8as kepastian hukum merupakan hak setiap warga negara untuk diperlakukan sama di depan hukum 6eCuality be/"re the law7 dengan a8as praduga tak bersalah 6presumpti"ns "/ inn"$en$e7 sehingga jaminan kepastian hukum dapat terlaksana dengan baik dengan tanpa memihak-mihak siapa pun# Hubungan kausalitas 6sebab-akibat7 yang dapat dikateg"rikan se"rang d"kter telah melakukan malpraktik, apabila 6)7 %ahwa dalam melaksanakan kewajiban tersebut, d"kter telah melanggar standar pelayanan medik yang la8im dipakai# 6'7 Pelanggaran terhadap standar pelayanan medik yang dilakukan merupakan pelanggaran terhadap !"de tik !ed"kteran .nd"nesia 6!"deki7# 617 Melanggar G"# '1 Tahun )::' tentang !esehatan#
&. Mal*raktek D(t(n'a$ ,ar( Se( Et(ka
Ditinjau dari Sudut Pandang tika 6!"de tik !ed"kteran .nd"nesia B! bagaimana saya harus hidup dan
bertindakK# %agi se"rang s"si"l"g, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku "rang"rang dari lingkungan budaya tertentu# %agi praktisi pr"/essi"nal termasuk d"kter dan tenaga kesehatan lainnya, etika berarti kewajiban dan tanggungjawab memenuhi harapan pr"/esi dan masyarakat, serta bertindak dengan $ara-$ara yang pr"/essi"nal, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjadinya interaksi antara pemberi dan penerima jasa pr"/esi se$ara wajar, jujur, adil, pr"/essi"nal dan terh"rmat# Dalam !
Peran pengawasan terhadap pelanggaran k"de etik 6!
Gamun, jika kesalahan tersebut ternyata tidak sekedar pelanggaran k"de etik tetapi juga dapat dikateg"rikan malpraktik maka M!! tidak diberikan kewenangan "leh undang-undang untuk memeriksa dan memutus kasus ter sebut# Lembaga yang berwenang memeriksa dan memutus kasus pelanggaran hukum hanyalah lembaga yudikati/# Dalam hal ini lembaga peradilan# &ika ternyata terbukti melanggar
hukum
maka
d"kter
yang
bersangkutan
dapat
dimintakan
pertanggungjawabannya# %aik se$ara pidana maupun perdata# Sudah saatnya pihak
berwenang mengambil sikap pr"akti/ dalam menyikapi /en"mena maraknya gugatan malpraktik# Dengan demikian kepastian hukum dan keadilan dapat ter$ipta bagi masyarakat umum dan k"munitas pr"/esi# Dengan adanya kepastian hukum dan keadilan pada penyelesaian kasus malpraktik ini maka diharapkan agar para d"kter tidak lagi menghindar dari tanggung jawab h"kum pr"/esinya#
&.0 Mal*raktek D(t(n'a$ ,ar( S$,$t Pan,an Aa%a
Ditinjau dari Sudut Pandang Agama# Adapun agamaagama memandang malpraktek, khususnya yang menyebabkan kematian atau bisa pasien kehilangan nyawanya# Menurut pandangan .slam# Dikatakan bahwa jatah hidup itu merupakan ketentuan yang menjadi hak prer"gati/ Tuhan, biasanya disebut juga haCCullNh 6hak Tuhan7, bukan hak manusia 6haCCul Ndam7# Artinya, meskipun se$ara lahiriah atau tampak jelas bahwa saya menguasai diri saya sendiri, tapi saya sebenarnya bukan pemilik penuh atas diri saya sendiri# ntuk itu, saya harus juga tunduk pada aturanaturan tertentu yang kita imani sebagai aturan Tuhan# Atau, meskipun saya memiliki diri saya sendiri, tetapi saya tetap tidak b"leh membunuh diri# Dari sini dapat kita katakana bahwa, sebagai indiidu saja kita tidak berhak atas diri atau kehidupan yang kita miliki, apalagi kehidupan "rang lain# !arena itu maka setiap tindakan yang "ada akhirnya menghilangkan hidup atau nyawa sese"rang bisa dianggap sebagai satu tindakan yang melanggar hak prer"gati/ Tuhan# Dengan demikian segala ma$am tindakan malpraktek adalah suatu pelanggaran#
BAB VI PENUTUP
.1 Ke!(%*$lan
Atas dasar beberapa uraian yang telah disebutkan di muka kiranya dapat diambil suatu kesimpulan sehubungan dengan masalah malpraktek bidan, adalah sebagai berikut> )# !asus malapraktek merupakan suatu kasus yang menarik, yang sering dialami "leh masyarakat, dan yang sekaligus merupakan mani/estasi dari kemajuan tekn"l"gi kesehatan dengan berbagai peralatannya yang $anggih# Sementara itu dengan semakin banyaknya kasus malpraktek yang disidangkan di Pengadilan dan bermun$ulannya berita-berita tentang malpraktek tenaga medis di mass media karena kegagalannya
dalam
berpraktek
sehingga
mengakibatkan
$idera-nya
atau
meninggalkan pasien, menunjukkan bahwa tingkat kesadaran hukum masyarakat mulai meningkat, sehingga perpaduan antara kedua hal tersebut di atas akan menimbulkan suatu perbenturan atau sengketa# '# Sedangkan altrnati/ untuk menyelesaikan sengketa itu sendiri, untuk sementara waktu ini belum memadai, sehingga kasus-kasus malpraktek dijumpai kandas di pemeriksaan sidang pengadilan#
&.# Saran
)# !iranya pihak aparat penegak hukum, sebagai pen$ari penegakan hukum yang akti/ di dalam masyarakat, kiranya dapat berperan akti/ dan melihat dengan jeli indikasiindikasi kasus malapraktek ini# '# Selanjutnya, sebagai rangkaian dalam keakti/annya dalam men$ari penegakan hukum, !ejaksaan sebagai Penuntut mum dan sebagai pengawasan penyidik sesuai dengan isi !HP, dapat meningkatkan peranannya dengan jalan membina kerja sama yang erat dengan pihak penyidik 6p"lisi7 untuk dapat memb"ngkar kasus-kasus
malapraktek yang selama ini masih banyak yang ter-tutup, baru kemudian tugas bagi hakim untuk lebih teliti dan "byekti/ dalam mengambil "nisnya# 1# Perlu juga untuk menambah pengetahuan bagi para penegak hukum ini, khususnya pengetahuan dalam bidang kebidanan, sehingga jika terjadi kasus malapraktek mereka dapat menyidik, menuntut dan memutus perkara dengan tepat sesuai dengan kemampuanBpengetahuannya# Hal ini dapat ditempuh dengan $ara mengadakan seminar-seminar atau diberikan sema$am pendidikan khusus yang menyangkut masalah kebidanan, khususnya hal-hal yang sangat erat kaitannya dengan kejadiankejadian yang timbul di sekitar malapraktek# Atau minimal mereka diberikan suatu peganganBped"man tentang h"kum untuk pr"/esi bidan dan segala aspeknya# Dari hal ini diharapkan agar nantinya setiap kasus malpraktek dapat benar-benar diselesaikan dengan tuntas# 2# Diharapkan tenaga medis akan lebih waspada dan hati-hati dalam melaksanakan tugasnya, masyarakat menjadi aman dan puas atas pelayanannya dan penegak hukum dapat lan$ar dalam bertugas, akhirnya penegakan hukum dapat berjalan sebagaimana kita harapkan#
DAFTAR PUSTAKA
Ameln, #, )::), !apita Selekta Hukum !ed"kteran, Fra /ikatama &aya, &akarta# Mariyanti, Ginik, ):**, Malpraktek !ed"kteran, %ina Aksara, &akarta# ndang undang n"m"r ': tahun '((2 tentang Praktik !ed"kteran http>BBn"name/a$e#w"rdpress#$"mB'()(B('B(;Bp"in-p"in-penting-undang-undangkesehatan-n"-1;-th-'((:B http>BBwww#kksp#"r#idBKpilihOlihatdlidO1( http>BBbataiase#$"#idBn"deB3:(:;; http>BBikpreg)b#bl"gsp"t#$"mB'())B()Bkasus-malpraktek-dalam kesehatan#html http>BBlahasmile#$"mB;'2;*Bkasus-maureen-harus-dipr"ses-hukum#html http>BBarsipberita#$"mBarsipBkasus-maureen-gl"bal-medika#html http>BBwww#ind"nesiaheadlines#$"mBindeQ#phpKidO)22('*3