ABAH GURU HADIR MAULID DI MUSHOLLA AR-RAUDHAH SEKUMPUL - MARTAPURA ?????????????????????? Kisah ini alfaqir alami langsung di dalam Musholla Ar-Raudhah - Sekumpul hari Ah ad / malam Senin. Tepatnya saat pembacaan Asyroqol ( Ya Nabi Salam 'Alaika ) / M ahalul Qiyam... Tepatnya posisi kami berada dibelakang kamera tengah ( kamera untuk memvideo Aba h Guru biasa saat beliau ber'Majelis ) Kejadian ini alfaqir lupa tanggalnya, tapi kalau tidak salah hanya beberapa ming gu saja setelah berpulangnya Al-'Alimul 'Allamah Al-'Arif Billah KH. Muhammad Za ini bin H. Abdul Ghani ( Abah Guru Sekumpul ) Masih alfaqir rasakan suasana duka yang menyelimuti hati kami para Murid kepada beliau Abah Guru panutan kami... Tidak sedikit yang berhadir Maulid mereka-mereka yang meneteskan air mata saat d ibacakannya Rawi dan Qasidah saat itu... Duduk disamping alfaqir seorang yang lumayan tua, alfaqir perkirakan umur beliau sekitar 35-40 tahunan, badan beliau kurus dan kulit beliau berwana kecoklatan. Orang yang melihat sekilas pasti akan mengira orang ini tidak terawat penghidupa nnya dan pasti hidup dalam kesusahan. Pakaian beliau sangat sederhana...Beliau hanya memakai sarung coklat yang lusuh, dan baju hem agak kehijauan muda berlengan panjang yang kumal. Alfaqir mengetahui bahwa beliau bukan orang sekitar, dikarenakan banyaknya perbe kalan beliau saat itu, tapi kesemuanya perbekalan itu hanya dibungkus oleh kanto ng plastik berwarna hitam... Beliau dari awal pembacaan Maulid sampai kejadian yang luar biasa itu terjadi... .Hanya menundukkan kepala beliau, dan memejamkan matanya. Sesekali beliau terdengar sesegukan dan menyeka matanya, tanda bahwa beliau meng alami keharuan yang hanya beliau sendiri yang mengetahuinya... Alfaqir sangat maklum melihatnya...Karena menurut pengalaman alfaqir, mereka-mer eka yang datang dari jauh atau luar daerah memang terkesan lebih khusyu' dan had ir hati mereka dibandingkan kami-kami ini yang setiap minggunya selalu berhadir (mungkin dikarenakan faktor momen yang sangat jarang berhadir, maka mereka sanga t menghargai momen tersebut). Sampai kepada guru Tamami membacakan Rawi : "Wamundzu 'aliqot...." (saat itu yang membaca Rawi Wamundzu masih guru Tamami, dan Rawi Fahiina qoruba adalah guru Fahmi, sekarang bertukar Rawi yang dibaca) Dan disambung pembacaan Rawi "Fahiina Qorubaa" oleh guru Fahmi...Tanda akan dila ksanakannya Mahalul Qiyam ( pembacaan Qasidah / Sholawat dengan berdiri ). Shollalloh 'alaa Muhammad... Shollallahu 'alaaih wa sallam... (2x) Shollallahu 'alaa Muhammad...Ya Robbi Sholli wa sallim... Guru Fahmi, Guru Guru Tamami & Guru H. Ahmad ( keponakan Abah Guru Sekumpul ) pu n mulai membacakan Qasidah..... : "YAA NABII SALAM 'ALAIKAA.. YA ROSUUL SALAM 'ALAIKAA.. YA HABIB SALAM 'ALAIKAA.. SHOLAWATULLOH 'ALAIKAA." sampai pada bacaan Qasidah : "ROBBI FAJ'AL MUJTAMA'NAA GHOOYATUH 'HUSNUL KHITAAMI - WA'TINAA MAA QOD SA-ALNAA MIN 'ATOO YAA KAL JISAAMII..." Orang yang tadi berada disamping alfaqir mulai badannya turun kebawah seperti he ndak sujud... Tampak beliau sangat sesegukkan sambil menangis... Alfaqir dan orang disekitar beliau kemudian berusaha untuk menahan tubuh beliau agar masih bisa berdiri saat itu... Sampai pada Qasidah : "WAKRIMIL ARWAA'HA MINNAA... BILIQOO KHOIYRIL ANAAMI..." Orang tersebut langsung jatuh ke tempat pesujudan. Terkejutlah alfaqir melihatnya, alfaqir mengira beliau pingsan saat itu... Lalu alfaqir bersama beberapa orang disana mencoba menurunkan badan kami, dan me
n'cek kondisi beliau... SUBHANALLAH....!!! Ini yang membuat hati alfaqir bergetar.... Kurang lebih begini kata-kata beliau saat itu sambil tetap dalam sujudnya : "AMPUNI ULUN GURUUU..... AMPUNI ULUN GURUU...." Ternyata beliau tidak pingsan, dan hanya ucapan itu saja yang beliau ulang-ulang ... Sambil kami tuntun beliau untuk kembali berdiri, dan akhirnya beliau bisa berdir i... Tapi kembali beliau saat memandang ke arah Muhammad Amin Badali & Ahmad Hafi Bad ali berdiri, kembali beliau berkata-kata dengan ucapan yang lumayan nyaring : "ABAH GURU AMPUNII ULUUN - ABAH GURU AMPUNI ULUUN" Sehingga mengundang perhatian jamaah yang lainnya... Bahkan rombongan Maulid, Muhammad Amin dan Ahmad Hafi sempat sebentar melihat ke arah kami, tapi saat itu sudah selesai Mahalul Qiyam... Dan Muhammad Amin Badali seperti memberikan komando agar segera duduk (tidak sep erti biasanya, yang setelah Qasidah baru duduk) Saat itulah alfaqir memberanikan diri bertanya kepada beliau : "Paman....Pian kenapa tadi mengiau Abah Guru nyaring banar?" Lalu dijawab oleh beliau...Dan jawaban beliau ini membuat alfaqir langsung menan gis terharu, dan membuat kami-kami yang berada disekitar beliau menjadi terdiam seribu bahasa : "ABAH GURUU...SIDIN BERDIRI DISITU, SIDIN DISITUU... ( menunjuk ke posisi Muhammad Amin & Ahmad Hafi Badali berada ) SIDIN MELIHATI AKU....AKU BANYAK DOSAA... ULUN MINTA AMPUUN LAWAN PIAN ABAH GURU - ULUN MINTA AMPUUN" Kembali beliau menangis sejadi-jadinya sambil kembali ke posisi bersujud. Allah Kariim... Sungguh beruntung orang-orang yang Allah Ta'ala bukakan hijab kepada mereka, seh ingga dapat melihat dan mengetahui akan kehadiran para Auliya Allah saat itu jug a. Setelah pembacaan Do'a selesai, maka bergegas orang tersebut keluar dari Musholl a Ar-Raudhah Sekumpul, kami mengira beliau akan mengambil Wudhu, akan tetapi sam pai selesainya Sholat Isya berjamaah, orang tersebut tidak pernah kembali lagi k etempat duduknya disamping alfaqir... Sehingga kami tidak bisa lagi bertanya lebih lanjut kepada beliau, tentang siapa nama beliau, berasal dari daerah mana...Dan yang paling utama mengambil barokah kepada beliau walaupun dengan hanya bersalaman saja. Inilah sebahagian dari pengalaman alfaqir, tentang keadaan yang tidak biasa dial ami oleh orang-orang kebanyakan. Dan sebagai tanda bukti, bahwa mereka para Auliya Allah itu, mereka hanya berpin dah tempat saja... Sebagaimana Firman Allah Ta'ala : "BAL AHYA U'INDA ROBBIHIM YURZAQUUN" Semoga ada barokahnya dengan kita mengisahkan dan membacakan sebahagian dari ten tang Abah Guru kita tercinta ini. Dan semoga jama'ah maupun yang mengadakan acara atau pembacaan Maulid-Maulid aga r senantiasa meninggikan adabnya saat dibacakan Maulid tersebut...Karena Rosulul lah SAW, beliau hadir saat dilaksanakannya Maulidnya beliau. Seperti yang Abah Guru Sekumpul dulu pernah lakukan, beliau menegur orang yang b erada jauh dari penglihatan beliau (Abah Guru didalam Musholla), yang mana orang tersebut sedang menyalakan dan menghisap rokok di bawah satu pohon didekat Mush olla... Maka Abah Guru tegur orang tersebut menggunakan Mic : "Maaf lah...Tolong nang begana dibawah pohon anu itu, di matii rokoknya nang lah ...Rosulullah kada mau hadir kena pun" Maka bergegaslah orang tersebut, yang memang berada dibawah pohon yang mana nama pohonnya tadi disebutkan oleh Abah Guru adalah memang pohon yang disandari oleh orang tersebut...
Lalu mematikan rokoknya dan bergegas mengambil wudhu'. Kisah ini nyata adanya. Alfaqir dengar sendiri dari orang yang berada di dekat o rang yang merokok tersebut yang mengisahkannya kepada alfaqir. Ujar sidin : "LANGSUNG SEITU SEINI INYA MEMATII LAWAN ROKOKNYA NITU...SAMBIL SUPAN-SUPAN INYA KE PEUDHUAN" Wallahu a'Lam bis-Showaab.