LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH
DISUSUN OLEH: DEWI RIMPANG ANJANI PUTRI E1A 012 008
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2015
ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH
A. Pelaksanaan Praktikum 1. Tujuan praktikum
: Agar mahasiswa terampil dalam melakukan prosedur untuk menghitung sel darah merah manusia.
2. Hari/tanggal praktikum : Senin, 20 April 2015 3. Tempat praktikum
: Laboratorium Biologi FKIP, Universitas Mataram.
B. Landasan Teori Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kirakira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah,sedang 45% sisanya terdiri dari sel
darah.Fungsi
utama
transportasi,pengaturan
darah
suhu,
dalam
sirkulasi
pemeliharaan
adalah
keseimbangan
sebagai cairan,
media serta
keseimbangan basa eritrosit selama hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke--hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni (Evelyn C. Pearce, 2006:134 ).
Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigensampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh
hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolism berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui pembuluh arteripulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya (Sloane, 2003: 98).
Haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya. Hemocytometer diciptakan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari tebal kaca mikroskop slide dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan ruang. Ruangan ini diukir dengan menggunakan laser-tergores grid dari garis tegak lurus. Perangkat ini disusun dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis yang diketahui, dan kedalaman ruang juga dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel-sel atau partikel dalam volume tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi dalam cairan sel-sel secara keseluruhan (Anonim, 2010:1).
C. Alat dan Bahan 1. Alat -
Seperangkat haemacytometer
-
Hand counter
-
Mikroskop
-
Colony counter
-
Alat tulis
-
Blood lancet
-
Cawan petri
2. Bahan -
Cairan haem
-
Darah praktikan
-
Alcohol
-
Kapas
-
Tisu
-
Air
D. Cara Kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, 2. Membersihkan tangan dan jari praktikan dengan diusapkan menggunakan kapas yang diberi alcohol, 3. Menusukkan blood lancet pada salah satu jari tangan praktikan, 4. Menekan atau memijat jari praktikan pada sekitar tusukan agar darah keluar, 5. Mengambil darah praktikan dengan menyedot menggunakan pipet sahli, 6. Menyedot cairan hayem dengan menggunakan penyedot yang sama dengan penyedot darah praktikan hingga tepat pada skala 101, 7. Mencampurkan cairan yang ada pada penyedot dengan memegangkedua ujung pipet lalu membolak-balikkan sampai homogen, 8. Membuang 3 tetes larutan pada penyedot untuk menghilangkan gelembung udara, 9. Membentuk kamar hitung pada mikroskop,
10. Meneteskan larutan darah pada kamar hitung, 11. Mengamati sel-sel darah merah yang terlihat pada kamar hitung dengan menggunakan mikroskop, 12. Menghitung sel-sel darah merah yang terlihat menggunakan hand counter, 13. Mencatat hasil perhitungan pada tabel hasil pengamatan.
E. Hasil Pengamatan 1. Tabel Hasil Pengamatan No
Nama
Jumlah sel darah merah Jumlah sel darah merah dalam 5 kotak
Laki-
Perempuan
Perhitungan Laki-laki
Perempuan
laki 1
Jagat
-
421
2
-
Riskia
1386
13.860.000
3
-
Ida
409
4.090.000
2. Analisis Data a. Jagat SDM Perhitungan = 200 X 50 X SDM = 200 X 50 X 421 = 4.210.000 sel/ml b. Riskia SDM Perhitungan = 200 X 50 X SDM = 200 X 50 X 1386 = 13.860.000 sel/ml c. Ida SDM Perhitungan = 200 X 50 X SDM = 200 X 50 X 409
4.210.000
= 4.090.000 sel/ml F. Pembahasan Praktikum tentang menghitung jumlah sel darah merah ini bertujuan agar mahasiswa terampil dalam melakukan prosedur untuk menghitung sel darah merah manusia. Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Darah terdiri dari sel darah merah dan sel darah putih. Mereka memiliki fungsi yang berbeda – beda. Selain itu, jumlah sel darah merah dan sel darah putih pada setiap jenis makhluk hidup berbeda-beda.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi salah satu fungsi darah di dalam tubuh adalah sebagai alat transportasi. Di dalam tubuh darah berperan dalam transport oksigen, karbon dioksida, zat makanan , metabolit- metabolit yang tidak diperlukan, mengatur suhu tubuh normal, mempertahankan keseimbangan asam basa, mengatur keseimbangan air, mengatasi infeksi, transport hormone untuk metabolisme dan transport metabolit- metabolit antar jaringan. Fungsi utama dari sel-sel darah merah (eritrosit) adalah mengangkut Hb yang seterusnya akan membawa oksigen yang berasal dari paru- paru ke jaringan. Sel darah merah normal berbentuk pelat, cekung ganda dan berdiameter 8 mikron. Konsentrasi pada pria lebih besar daripada wanita.
Pada praktikum ini ditentukan praktikan yang akan dihiting sel darahnya yaitu Jagat, Riskia, dan Ida, untuk mengetahui jumlah eritrosit pada laki – laki dan perempuan. Ujung salah satu jari dibersihkan dengan alcohol. Larutan alkohol berwarna bening dan bersifat disinfektan, yaitu mencegah timbulnya mikroorganisme yang tidak dibutuhkan. Hal ini dilakukan agar ujung jari praktikan menjadi steril dan tidak infeksi. Jari yang dipakai adalah jari manis tangan kiri hal ini dikarenakan pada jari tersebut memiliki saraf sedikit. Pada percobaan ini digunakan tangan kiri karena jaringan epidermis pada tangan kiri lebih tipis dibandingkan tangan kanan sehingga pembuluh darah lebih cepat terluka dan darah lebih cepat keluar. Jari ditusuk dengan jarum lanset. Penusukan ini bertujuan untuk membuat luka (merusak) pembuluh darah sehingga darah mengucur keluar. Jarum yang digunakan pada masing-masing praktikan harus baru sehingga tidak terjadi infeksi atau pencampuran darah yang tidak homogen. Kemudian dengan cepat darah yang mengucur keluar dihisap dengan pipet thoma hingga skala 0,5.
Setelah itu, dengan segera dilanjutkan menghisap larutan hayem hingga skala 101. Larutan hayem yang memiliki fungsi antara lain mengencerkan darah, merintangi pembekuan, bentuk eritrosit terlihat jelas, sedangkan bayangan leukosit dan trombosit lenyap. Komposisi larutan hayem adalah Natrium sulfat kristal (5,0 gram), natrium klorida (1,0 gram), merkuri klorida (0,5 gram) dan air suling (200 ml). Setelah diencerkan dengan larutan hayem maka pipet dikocok secara horisontal agar tercampur sempurna. 3 tetes dibuang atau di teteskan pada tissu hal ini dilakukan agar dalam hemaecitometer benar-benar mengandung sel darah merah bukan larutan hayem saja, selain itu juga untuk menghilangkan kemungkinan gelemung udara. . Campuran darah dan hayem dimasukkan kedalam hemacytometer untuk diamati dan dihitung jumlah eritrositnya.
Untuk mengetahui jumlah eritrosit dalam darah dilakukan penghitungan eritrosit dengan menggunakan haemocytometer. Penambahan larutan Hayem adalah untuk melisiskan sel darah putih untuk memudahkan perhitungan darah merah. Dengan menggunakan larutan Hayem tersebut, darah sekaligus diencerkan 200x menggunakan pipet eritrosit. Metode yang digunakan adalah metode kamar hitung. Perhitungan hanya dilakukan pada 5 kamar hitung yaitu 4 kotak ditiap ujung dan 1 kotak paling tengah. Jumlah butir darah yang berada dalam kamar hitung hanya mewakili sebagian dari banyaknya butir darah dalam 0,5 mm darah seluruhnya. Sehingga diperlukan perhitungan lebih lanjut dengan mengalikan faktor pengenceran dan jumlah darah, untuk mendapatkan hasil akhir dari jumlah darah.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain. Normalnya kita memiliki 4x109 hingga 11x109 sel darah putih dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes.
Setelah pengamatan pada praktikum kali ini, ternyata jumlah sel darah merah untuk jagat (laki-laki) jumlahnya dibawah kisaran jumlah yang telah ditentukan oleh literatur. Jumlah sel darah merah jagat (laki-laki) yang didapatkan yaitu sebanyak 4.210.000, sedangkan untuk wanita jumlah SDM Ida sebanyak 4.090.000 dan Riskia sebanyak 13.860.000. Jumlah penghitungan sel darah ida sesuai dengan yang telah ditentukan oleh literature sedangkan Riskia memiliki jumlah sel darah merah yang melebihi literatur. Jadi, eritrosit yang di dapat pada
praktikan Riskia ini melebihi jumlah normal, mungkin karena pengenceran yang dilakukan tidak merata dan menghitung jumlah sel yang terlalu rumit. Kesalahan perhitungan dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu teknis, sampling, dan peralatan. Kesalahan teknis yaitu adanya gelembung saat mengambil darah atau larutan pengencer sehingga bisa mempengaruhi volume pengenceran, penyedotan yang terlalu kuat sehingga volume darah yang diambil tidak sesuai dengan skala yang ditentukan, pengocokan yang kurang homogen menyebabkan sel darah akan sulit diamati karena bertumpuk atau tidak ada karena yang masuk pada haemacytometer adalah larutan pengencernya. Kesalahan peralatan bisa dikarenakan mikroskop yang memiliki fokus kurang tepat sehingga sel darah sulit diamati, pipet toma yang digunakan tidak berfungsi dengan baik sehingga sulit digunakan dalam penyedotan darah dan larutan pengencernya. Kesalahan sampling antara lain pada jari terdapat alkohol yang belum kering sehingga membuat darah yang keluar cepat beku, terdapat air pada pipet toma yang baru dibersihkan.
G. Kesimpulan Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan, dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1) Ukuran eritrosit kecil, berbentuk bulat bikonkaf tidak berinti, dengan warna ungu bening. Leukosit berbentuk bulat berinti di tengah dengan warna ungu. Sedangkan trombosit berukuran sangat kecil terlihat seperti titik berwarna gelap. 2) Jumlah eritrosit pada laki-laki yang didapatkan lebih rendah atau kurang jika dilihat menurut literature. 3) Jumlah erirosit pada perempuan yakni ida sudah sesuai dengan literature sedang jumlah eritrosit pada riskia melebihi dari yang ditentukan literature.
4) Jumlah eritrosit dalam darah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, usia, berat badan, aktivitas, nutrisi, dan faktor lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Menghitung Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih. Diakses dari https://dhamadharma.wordpress.com/2010/02/11/laporan-akhir-praktikummenghitung-sel-darah-merah-dan-sel-darah-putih-pada-ikan-lele-clariasgariepinus.html pada tanggal 25 April 2015. Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Sloane, Ethel.1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC PenerbitBuku Kedokteran.