Akuntansi untuk perusahaan manufakturDeskripsi lengkap
Full description
Perlakuan akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam obligasiFull description
yes, it isFull description
yes, it isDeskripsi lengkap
Akuntansi untuk perusahaan manufaktur
skema dana pensiunDeskripsi lengkap
Spreadsheet Untuk Akuntansi 2013Deskripsi lengkap
bahan ajar seni rupa smp
jbmFull description
jbmDeskripsi lengkap
Akuntansi Pusat Dan Cabang-akuntansi keuangan lanjutan 1Deskripsi lengkap
AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG
Transaksi yang dicatat seperti biasa dan tidak ada perlakuan khusus yang diperlukan. Sebagai tambahan, baik kantor pusat maupun cabang harus mencatat transaksi yang terjadi diantara mereka pada siistem akuntansinya masing-masing. Walaupn kantor pusat dan masing-masing cabang menegelola pembukuan secara terpisah, seluruh pencacatan akan digabungkan untuk pelaporan eksternal sehingga laporan keuangan ekternal menyajikan perusahaan sebagai entitas ekonomi tunggal.
AKUN-AKUN ANTARPERUSAHAAN
Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga dicatat seperti biasa kecuali bahwa mereka turut mencatat akun antarperusahaan. Akun-akun ini merupakan akun resiprokal antara kantor pusat dengan kantor cabang. Akun antarperusahaan di pembukuan kantor pusat disebut investasi dicabang, sementara akun resiprokal di pembukuan cabang dinamakan kantor pusat. Ketika perusahaan memiliki lebih dari satu cabang, dibuat akun investasi terpisah untuk setiap cabang.
Saldo investasi di cabang mmenunjukkan besaran investasi kantor pusat di cabang tertentu melalui kontribusi kas dan transfer ke cabang. Prosedur akuntansi yang diterapkan kantor pusat untuk investasi di cabang dengan yang diterapkan oleh perusahaan induk atas investasinya di anak perusahaan dengan menggunakan metode ekuitas. Akun resiprokal kantor pusat dipembukuan cabang menunjukkan jumlah modla kantor pusat di cabang, dan saldo tersebut disajikan di bagian ekuitas pemilik pada laporan keuangan cabang terpisah yang ditujukan kepada pihak internal.
PENDIRIAN CABANG
Ketika suatu perusahaan mendirikan sebuah cabang, transfer aset ke cabang dicatat oleh kantor pusat pada akun investasi di cabang. Hal yang sama, cabang mencatat transfer tersebut di akun kantor pusat. Sebagai ilustrasi, PT Jaya yang berlokasi di Jakarta, mendirikan sebuah cabang di Medan, Sumatra Utara. Kantor pusat mentransfer ke cabang berupa kas Rp20.000.000, peralatan kantor baru senilai Rp 5.000.000, dan peralatan toko baru senilai Rp30.000.000. Kantor pusat mencatat transaksi tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut.
H(1) Investasi di cabang Medan 55.000.000 Kas 20.000.000 Peralatan Kantor 5.000.000 Peralatan Toko 30.000.000(Transfer aset ke cabang Medan)H(1) Investasi di cabang Medan 55.000.000 Kas 20.000.000 Peralatan Kantor 5.000.000 Peralatan Toko 30.000.000(Transfer aset ke cabang Medan)
H(1) Investasi di cabang Medan 55.000.000
Kas 20.000.000
Peralatan Kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
(Transfer aset ke cabang Medan)
H(1) Investasi di cabang Medan 55.000.000
Kas 20.000.000
Peralatan Kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
(Transfer aset ke cabang Medan)
Cabang Medan PT Jaya mencatat pentrasferan sejumlah aset dari kantor pusat dengan ayat jurnal berikut.
B(2) Kas 20.000.000 Peralatan Kantor 5.000.000 Peralatan Toko 30.000.000 Kantor Pusat 55.000.000(Transfer aset dari kantor pusat) B(2) Kas 20.000.000 Peralatan Kantor 5.000.000 Peralatan Toko 30.000.000 Kantor Pusat 55.000.000(Transfer aset dari kantor pusat)
B(2) Kas 20.000.000
Peralatan Kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
Kantor Pusat 55.000.000
(Transfer aset dari kantor pusat)
B(2) Kas 20.000.000
Peralatan Kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
Kantor Pusat 55.000.000
(Transfer aset dari kantor pusat)
Perhatikan bahwa setelah kantor pusat dan cabang mencatat transfer aset, akun investasi di cabang buku kantor pusat dan kantor pusat pada buku cabang memiliki saldo resiprokal Rp55.000.000. Neraca terpisah yang dibuat oleh kantor cabang Medan sesaat setelah ditransfer adalah sebagai berikut.
Cabang Medan PT Jaya
Neraca
Aset:
Kas Rp20.000.000
Peralatan kantor 5.000.000
Peralatan Toko 30.000.000
Total Rp55.000.000
Kewajiban:
Kantor Pusat Rp55.000.000
Total Rp55.000.000
PENGAKUAN LABA CABANG
Laba tiap cabang dihitung secara periodik dengan cara yang normal seperti biasa. Cabang jarang menghitung pajak penghasilan atas laba untuk setiap cabang atau mencatat beban pajak penghasilan atas laba di pembukuannya. Oleh karena kantor pusat dan cabang bukan entitas legal terpisah, pajak penghasilan atas laba dihitung sebagai kewajiban perusahaan secara keseluruhan. Beban pajak dapat dialokasikan ke setiap cabang oleh kantor pusat, namun hal ini tidak umum dilakukan karena akan sedikit mengganggu pengendalian internal.
Saldo Ikhtisar laba rugi menunjukkan laba cabang pada suatu periode dan ditutup ke akun Kantor pusat. Akun kantor pusat disajikan di bagian ekuitas pemilik dan saldo laba pada pembukuan cabang.
Misalnya, asumsikan akun ikhtisar laba rugi cabang Medan memiliki saldo kredit Rp63.000.000 pada akhir periode. Akun ikhtisar laba rugi ditutup di buku cabang Medan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
B(3) Ikhtisar Laba Rugi 63.000.000 Kantor Pusat 63.000.000(Menutup ikhtisar laba rugi)B(3) Ikhtisar Laba Rugi 63.000.000 Kantor Pusat 63.000.000(Menutup ikhtisar laba rugi)
B(3) Ikhtisar Laba Rugi 63.000.000
Kantor Pusat 63.000.000
(Menutup ikhtisar laba rugi)
B(3) Ikhtisar Laba Rugi 63.000.000
Kantor Pusat 63.000.000
(Menutup ikhtisar laba rugi)
Saat menerima laporan cabang Medan, kantor pusat mencatat ayat jurnal sebagai berikut.
H(4) Investasi di Cabang Medan 63.000.000 Laba Cabang Medan 63.000.000(Mencatat laba cabang medan)H(4) Investasi di Cabang Medan 63.000.000 Laba Cabang Medan 63.000.000(Mencatat laba cabang medan)
H(4) Investasi di Cabang Medan 63.000.000
Laba Cabang Medan 63.000.000
(Mencatat laba cabang medan)
H(4) Investasi di Cabang Medan 63.000.000
Laba Cabang Medan 63.000.000
(Mencatat laba cabang medan)
Ayat jurnal diatas menunjukkan hubungan resiprokal antara akun Investasi di Cabang Medan dan akun kantor pusat. Saat laporan keuangan disusun untuk perusahaan secara keseluruhan, akun investasi di cabang Medan, akun kantor pusat, dan akun laba canag Medan seluruhnya harus di eliminasi.
sumber Referensi : Baker. Richard E., Dkk, Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia) Advanced Financial Accounting. 2010. Buku 2, Salempa Empat.