Analisis Film “Dangerous Mind” A.
Review Film “Dangerous Minds”
Film ini menceritakan tentang LouAnne Johnson yaitu seorang mantan marinir yang menjadi guru Bahasa Inggris, LouAnne Johnson kini akrab di kenal dengan sebutan Mrs John’s. Dia terdampar di Parkmont High School, menjadi pengajar sekelompok anak muda cerdas, dengan sedikit atau tanpa pendidikan, yang cenderung menerima kegagalan sebagai warna hidupnya. Mrs John’s memilih untuk meraih kepercayaan dan membuat perubahan pada hidup mereka. Cerita bermula dari diterimanya Mrs John’s sebagai guru akademik yang bekerja penuh, di Parkmont High School. Mrs John’s yang memiliki kemampuan dalam bidang sastra Inggris dan pengalaman sebagai marinir dan belum memiliki sertifikat mengajar. Dia berhenti dari marinir, karena mengalami kegagalan rumah tangga dan bercerai dengan suaminya. Sehingga dia menerima dengan senang hati ketika Carla Nicholas, sang Wakil Kepala Sekolah menawarkan kepadanya posisi guru akademik kelas khusus, dengan gaji 24.700 dolar per tahun. Hari pertama mengajar, Mrs John’s bersemangat karena di janjikan akan mendapat siswa khusus yang cerdas. Namun kenyataannya berbeda ketika ia masuk di kelas tersebut. Ternyata yang dihadapinya adalah anak- anak yang sulit untuk dikendalikan. Anak-anak yang berasal dari ras yang beragam tersebut, masih tetap bernyayi, bercakap-cakap dan sibuk dengan urusan masing-masing. Ketika berusaha meminta perhatian, tetap saja dia diabaikan. Bahkan Mrs John’s harus menerima pelecehan dari Emilio Ramirez, siswa yang paling berpengaruh di kelas tersebut, ketika berusaha bertanya tentang kenapa guru sebelumnya berhenti mengajar. Dan hari pertama berakhir dengan kemarahan dan rasa malu yang harus dibawa ketika Mrs Johns memutuskan untuk meninggalkan kelas. Orang pertama yang ditemui Mrs John’s adalah Griffith rekan kerjanya. Mrs Johns merasa iri dengan kelas yang di ajar oleh Griffith. Lalu Griffith mencoba memperingatkan tentang bagaimana anak-anak yang akan dihadapinya di kelas khusus, kuncinya bahwa guru harus bisa memusatkan perhatian siswa. Lalu sesampai di rumah, Mrs John’s berfikir bagaimana cara mengatasi permasalahan yang kini dihadapinya. Semalaman Ia membaca buku tentang mengajar dan mendapat masukan dari temannya untuk menarik perhatian siswa- siswanya. Akhirnya Mrs John’s menemukan jalan keluar untuk mengatasi masalah ini. Ia memutuskan untuk mengajari karate pada awal pertemuannya, dan memperkenalkan diri sebagai mantan marinir. Ketika dua orang muridnya Raul dan Durrel merespon ajarannya dan melakukan dengan baik, Mrs John’s memberikan nilai A untuk semua siswanya, dengan syarat mereka harus mempertahankan sampai akhir tahun agar bisa lulus dari SMA. Perhatian dan antusiasme ini yang kemudian digunakannya untuk mengajarkan jenis kata, konjugasi kata, makna kata dan makna kalimat. Topik yang dipilihpun berdekatan dengan apa yang sehari-hari harus dihadapi oleh siswa-siswanya dengan lingkungan yang kental dengan kekerasan, seperti memilih, kematian, mengendalikan hidup dan memilih dalam menghadapi
hidup dan kematian. Siswa-siswanya mulai tertarik, Callie, Raul, Durrel, ternyata cukup cerdas menanggapi pelajaran yang diberikan. Keberhasilan pertama Mrs John’s diiringi peringatan keras dari kepala sekolah karena mengajarkan karate pada siswanya, walaupun dengan alasan untuk menarik perhatian sekalipun. Mrs John’s harus mengikuti kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut. Mrs John’s meneruskan usahanya mengajarkan tentang kata dan penggunaannya dengan memberikan coklat dan makanan kecil bagi mereka yang dapat menjawab atau menjelaskan dengan benar. Motivasi yang semakin terbentuk kemudian diperkuat dengan tantangan untuk memahami puisi. Bila mereka mampu membaca puisi, maka mereka dapat membaca apa saja. Mrs John’s memberi tugas untuk membaca dan memahami satu puisi dengan janji, bila mereka berhasil mereka semua akan di bawa ke arena bermain, dengan roller coaster dan permainan lainnya yang terbaik di dunia. Mereka tidak harus membayar sepeserpun karena didanai oleh Dewan Pendidikan (padahal semua dana berasal dari uangnya pribadi). Sekali lagi, Mrs John’s mendapat tantangan dari Emilio yang menganggap semuanya omong kosong, tantangan untuk menundukkan siswa yang paling berpengaruh di kelasnya. Mrs John’s memberikan puisi-puisi Bob Dylan yang berisi kehidupan jalanan dengan para pengedar narkotika dan kekerasan, serta kemampuan untuk memilih dalam memaknai hidup. Mrs John’s ingin mengajari mereka tentang makna hidup dengan menyentuh langsung kehidupan mereka. Mrs John’s sendiri sebenarnya sedang mencari makna hidupnya, trauma akan penyiksaaan suami, perceraian dan aborsi yang terpaksa harus dilakukan, membuat dia masih menutup diri untuk hubungan pribadi. Dan hal semangat siswa-siswanya sebenarnya semangat juga bagi dirinya. Masalah bertambah ketika Raul dan Gusmaro yang bertubuh kecil, berkelahi dengan Emilio yang bertubuh tinggi, besar dan kekar. Mrs Johns berusaha memisahkan mereka, tapi melakukan satu kesalahan fatal, mengatakan bahwa Emilio jauh lebih kuat dari Raul dan Gusmaro, dan tak pantas berkelahi dengan mereka. Ini di rasa sebagai pelecehan terhadap Raul dan Gusmaro. Tanpa sepengetahuan Mrs John’s, perkelahian inipun tetap terjadi, Raul dan Gusmaro yang mengeroyok Emilio diskors tiga hari, sedang Emilio mendapatkan peringatan keras. Mrs John’s ingin membantu Emilio yang penuh kebencian, namun dia menolak bantuan tersebut. Hari itu juga Mrs John’s melakukan kunjungan ke rumah Raul. Mrs John’s menjelaskan pada orang tua Raul yang marah dan ingin memberikan hukuman tambahan pada anak tersebut, bahwa Raul tidak bersalah. Bukan dia yang memulai perkelahian. Bahkan Raul dikatakan sebagai salah satu murid favoritnya yang cerdas, lucu dan pandai bicara. Pernyataan yang mampu membuat Raul dan orang tuanya bangga dan terharu. Mrs John’s melakukan kunjungan yang sama pada dua siswa yang lain. Kunjungan yang akhirnya mendapatkan penghargaan yang baik, bahkan oleh Emilio. Sehingga dia mendapatkan dukungan dari Emilo ketika anak-anak lain dikelas menuduh mengadukan perkelahian tersebut. Bahkan Emilio mau bergabung dalam diskusi kelas, hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Berkali-kali Mrs John’s mengatakan bahwa anak-anak tersebut bukanlah korban, memiliki hak untuk memilih dan mengatur apa yang akan dilakukan dalam hidupnya. Dan dia menyampaikannya selalu melalui media pembahasan makna puisi. Setelah memenuhi janjinya mengajak anak-anak tersebut ke taman bermain, dan kembali mendapat teguran keras karenanya, Mrs John’s mengadakan Dylan-Dylan Contest, dengan hadiah makan
malam dengannya di sebuah restoran mahal terkemuka. Kontes tersebut merupakan kontes mencari persamaan satu puisi karya Bob Dylan tentang kematian, dengan satu puisi Dylan Thomas. Kontes tersebut dimenangkan oleh Raul, Durrel dan Callie, namun semuanya mendapat hadiah untuk usaha yang telah dilakukan. Sayangnya, hanya Raul yang bisa pergi makan malam, karena kedua murid yang lain harus bekerja pada malam hari. Pada saat itu masalah muncul lagi karena Raul memutuskan untuk berhutang jas seharga 200 dollar kepada renternir untuk makan malam tersebut, dan harus mengembalikannya dalam beberapa hari. Dan Raul pun menceritahakan hal tersebut kepada Mrs John’s dan meminta ijin membolos untuk mencari uang pengganti kepada rentenir tersebut, atau dia akan dibunuh. Mrs John’s, tidak memberikan ijin kepada Raul, tetapi ia bersedia meminjami Raul uang yang dibutuhkan dengan syarat, Raul harus bisa lulus dari sekolah, sebagai bayaran hutang, dan Mrs John’s menekankan bahwa Raul adalah orang yang bertanggung jawab terhadap janjinya. Mrs John’s juga menghadapi masalah ketika akhirnya tahu bahwa Callie, siswa terpandai di kelasnya telah hamil dan memutuskan untuk keluar dari Parkmont, dan masuk ke Clearview, sekolah yang mengajarkan cara merawat bayi dan menjadi ibu muda yang baik. Walaupun akhirnya Mrs John’s tahu bahwa di sekolah tersebut sebenarnya tidak pernah ada larangan bagi siswi untuk hamil, seperti yang disangka oleh Callie, namun dia tak mampu mengubah keputusan Callie. Keputusan Callie didukung oleh ibunya, yang menganggap Mrs John’s sebagai wanita yang tidak suka laki-laki dan tidak suka pernikahan. Siswa juga mulai ketagihan dengan hadiah setiap mempelajari puisi yang baru. Namun Mrs John’s mampu menanamkan bahwa belajar itu sendiri merupakan hadiah bagi mereka. Bisa membaca dan memahami sesuatu, tahu cara berpikir, dan mampu melatih proses berpikir adalah hadiah. Pikiran yang kuat harus dilatih terus, tiap kenyataan baru memberi pilihan yang lain, tiap pemikiran baru membentuk otot pikir yang baru, dan kita butuh otot-otot tersebut sebagai senjata dalam hidup kita. Masalah lain muncul ketika Durrel dan Lionel, dua saudara kembar, keluar dari sekolah karena ibunya menganggap Mrs John’s telah meracuni mereka dengan puisi dan impian tentang masa depan yang tidak relistis dengan kehidupan mereka. Goncangan terberat yang dirasakan Mrs John’s adalah saat dia tidak mampu menolong Emilio mengatasi permasalahan yang dihadapi. Emilio dituduh oleh murid Parkmont High School lain yang juga menjadi pengedar narkoba, merebut pacarnya. Emilio diancam akan dibunuh. Mrs Johns memberinya tempat menginap dan berhasil menyadarkan Emilio untuk tidak gelap mata dan melakukan pembunuhan sebelum dia sendiri dibunuh. Emilio disarankan untuk melaporkan kasus tersebut dan meminta perlindungan kepada Kepala Sekolah. Emilio mau melakukannya. Sayangnya, Emilio diusir oleh Kepala Sekolah hanya karena tidak mengetuk pintu, sebelum masuk kantor Kepala Sekolah. Di hari yang sama pengusiran yang dilakukan Kepala Sekolah, Emilio ditemukan tiga blok dari sekolahnya, dalam keadaan tidak bernyawa. Kejadian tersebut membuat Mrs John’s terpukul dan memutuskan untuk berhenti mengajar pada akhir semester pertama. Namun demikian, murid-muridnya menyadarkan Mrs Johns tentang ajaran-ajarannya tentang memilih jalan hidup dan untuk tidak menyerah pada kegagalan. Di hari terakhir Mrs John’s mengajar, Callie yang telah memutuskan untuk masuk sekolah ke’’ibu’an, kembali dan menyadarkan Mrs John’s, bahwa semua siswa- siswanya yang masih bertahan sangat membutuhkan Mrs John’s. Mereka membutuhkan kehadirannya untuk tetap bersama mereka untuk mewujudkan cita-cita dan jalan yang telah mereka pilih,
untuk sekolah dengan serius. Dan akhirnya Mrs John’s bersedia kembali, dan menemukan kembali semangatnya untuk bersama-sama mewujudkan apa yang telah dia mulai.
1. B.
Pemaknaan Proses Belajar dari Film “Dangerous Minds”
Dari ringkasan cerita di atas, bahwa pembelajaran yang diterapkan oleh Louanne Johnson terhadap anak-anak didiknya adalah dengan menerapkan teori-teori belajar sebagai berikut: 1. Teori Behavioristik Teori Behavioristik (dalam Sugihartono, 2007:91-104). Teori ini diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian (Sugihartono, 2007:104). Dalam pendekatan ini diterapkan bahwa anak-anak membutuhkan peran orangtua dalam pembelajaran, mereka suka meniru dan menyukai berbagai bentuk penghargaan seperti hadiah ataupun pujian. Beberapa tokoh penting dalam teori behavioristik adalah Edward Lee Thorhndike, Ivan Petrovich pavlov, Burrhus Frederic skinner, Robert Gagne, dan Albert Bandura. Penerapan yang dilakukan oleh Mrs John’s dalam penerapannya dalam teori belajar behavioristik adalah: 1. Tingkah laku yang selalu diulang oleh Louanne agar terciptanya asosiasi yang kuat antar keduanya. Contoh tingkah laku yang berulang adalah dengan memberikan kasih sayang kepada anak-anak didiknya dengan selalu mencoba membantu masalah yang dihadapi oleh anak-anak didiknya. 2. Terjadi penguatan positif yang diberikan Mrs John’s kepada anak-anak didiknya. 3. Jika dicocokkan dengan teori instruksional milik Robert Gagne , bahwa Mrs John’s melakukan kontribusi dalam pembelajarannya. salah satunya, menyediakan pembimbingan. Mrs John’s membimbing anak-anak didiknya jika melakukan kesalahan.
1. Teori Belajar Kognitif Menurut teori ini proses belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara tepat dan serasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Contoh yang diterapkan Louanne dalam teori ini adalah Mrs John’s memberikan materinya sesuai dengan keadaan atau kondisi anak-anak didiknya mengenai kekerasan, kehidupan, dan kematian. Sehingga murid mampu mencerna dengan baik pelajaran yang diberikan. Seperti puisi yang bertemakan tentang lingkungan yang di dalamnya puisi tersebut terdapat nilai-nilai kekerasan, kehidupan, dan kematian.
1. Teori Humanistik Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memenusiakan manusia (Sugihartono, 2007:116). Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik ialah membantu anak didiknya untuk mengembangkan dirinya (Sugihartono, 2007:117). Mrs John’s memberikan meaning atau makna atau arti disetiap pelajarannya. Mrs John’s dalam hal ini mencoba untuk memaknai arti pendidikan dan kasih sayang yang diberikan kepada anak-anak didiknya melalui pelajarannya. Sebagai contoh, sebagai pendidik Mrs John’s tidak hanya memberikan pelajaran saja, melainkan melalui pelajarannya itu diberikannya nilai-nilai kehidupan disetiap materi-materinya. Selain itu, Mrs John’s selalu peduli dengan anak-anak didiknya disaat mereka mendapat masalah, sehingga hasilnya pun berhasil membuat anakanak didiknya yang tadinya nakal, urakan, dan berandalan menjadi anak-anak yang baik dan saling mengerti satu sama lain.
1. Pendekatan kontruktivistik Dalam pendekatan ini lebih ditekankan pada pemahaman siswa serta siswa mampu memecahkan persoalan dalam konteks pemaknaan yang dimiliki siswa. Dalam film ini dapat kita lihat bahwa Mrs John’s lebih mengutamakan pemahaman murid-muridnya dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih menarik siswa dan juga lebih banyak menularkan pengalaman serta ilmu pengetahuan sebagai modal untuk masa depan yang lebih baik.
1. C.
Hal- hal yang bisa kita ambil dari Film “Dangerous Minds”
Film Dangerous Minds ini sangat baik untuk disimak terutama bagi para pendidik ataupun peserta didiknya. Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari film ini, terutama bagaimana tokoh Mrs John’s sebagai seorang guru yang harus berjuang keras dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didiknya yang bisa dibilang bandel dan sulit diatur. Beberapa hal yang dapat kita ambil dari film ini adalah: 1. Sebagai seorang guru, kita harus mampu memahami karakteristik peserta didik kita sebelum kita (guru) melakukan pembelajaran. Dengan mengenali karakteristik peserta didik, kita bisa menentukan metode atau cara yang tepat untuk membelajarkan kepada siswa. Kecocokan penggunaan metode sangatlah penting agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dikuasai oleh peserta didik. Jika metode yang guru pakai tidak cocok dengan karakteristik siswa, maka yang terjadi adalah pembelajaran sulit dilaksanakan, ada tantangan dari peserta didik dan pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.
2. Sebagai seorang guru, diperlukan adanya suatu perjuangan atau semangat tinggi untuk melakukan pembelajaran. Kita tidak boleh mudah putus asa atau mudah menyerah ketika satu cara yang kita terapkan mengalami sebuah kegagalan. Guru harus pandai, dan terampil dalam menciptakan atau menggabung-gabungkan berbagai metode agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. 3. Banyak cara yang bisa digunakan guru untuk menarik perhatian murid-muridnya, antara lain:
• Memberi motivasi • Memberi hadiah • Memberi hukuman yang positif
Tetapi perlu diingat bahwa saat memberikan suatu hadiah jangan dilakukan terlalu. Karena hal ini dapat membuat mental peserta didik menjadi kurang baik, misalnya jika tidak diberi hadiah maka tidak mau melakukan tugas dari guru. Sadarkan siswa bahwa belajar itu sendiri merupakan hadiah yang sangat berharga dan sangat bermanfaat bagi masa depan peserta didik. 1. Karakteristik setiap siswa dalam satu kelas itu tidak sama. Oleh sebab itu, sebagai seorang guru juga harus bisa melakukan berbagai pendekatan kepada siswa. Adapun pendekatan tersebut bisa kita lakukan secara kelompok maupun secara personal atau individual. Contoh pendekatan kelompok yang dapat kita ambil dari film tersebut yaitu ketika diadakan Dylan-Dylan Contest. Sedangkan pendekatan personal dapat kita ketahui ketika Mrs John’s mengadakan kunjungan pada siswanya yang bermasalah. Selain itu, sebagai seorang guru kita juga harus bisa menumbuhkan semangat bagi siswa serta menarik siswa untuk senantiasa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Masalah keluarga, seperti keluarga yang termasuk ”broken home”, dan berasal dari keluarga miskin, dapat mempengaruhi perkembangan psikologi individu tersebut, misalnya individu tersebut menjadi tertutup, tertekan, dll. Untuk itu sebagai seorang guru juga harus memperhitungkan dan memberikan perhatian lebih kepada perkembangan psikologis peserta didiknya.