ANALISIS STRATEGI MANAJEMEN PT UNILEVER
LAKSMITA DEWI ASASTANI 120110120182 12/21/2014
A. CASE ABSTRACT Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi perusahaan terkemuka Home Care dan Personal serta produk makanan dan Ice Cream di Indonesia. Unilever Indonesia memiliki banyak produk terbaik di dunia diantaranya seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove,Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Wall, Blue Band, Royco,Bango dan masih banyak lagi. Unilever Indonesia menawarkan sahamnya ke public pada tahun 1981 dan telahterdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982. Perseroan peringkat enam padaakhir tahun 2011 dalam hal kapitalisasi pasar. Perseroan memiliki dua anak perusahaan: PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), anak perusahaan yang dimiliki 100% yang telahkonsolidasi dengan PT Technopia Lever, anak perusahaan yang dimiliki sekitar 51%saham yang bergerak di bidang distribusi, ekspor, dan impor barang dagangan denganmerek Domestos Nomos. Ada lebih dari 6.000 karyawan yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. B. VISION STATEMENT
“Pilihan utama bagi konsumen, pelanggan, dan masyarakat” C.MISSION STATEMENT Actual “Menambah vitalitas dalam kehidupan, memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari sehari-hari dengan produk-produk yang membantu para para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup”
Dalam misi tersebut belum termuat unsur Technology; Concern for Survival, Growth, and Profitability; Philosophy; Concern for Public Image; and Concern for Employees. Meskipun demikian misi tersebut cukup menjawab pertanyaan “ What is Our Business?” . Misi Unilever
memberikan gambaran bahwa Unilever bergerak di bidang
bisnis pemenuhan kebutuhan nutrisi, kebersihan, dan perawatan pribadi sehari-hari.
Proposed PT. Unilever Indonesia, Tbk. belum memenuhi ke-sembilan unsur misi menurut Fred. R. David. Berikut adalah rekomendasi misi yang sebaiknya dimiliki PT. Unilever Indonesia, Tbk.: Menambah vitalitas dalam kehidupan. Memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk berkualitas tinggi hasil pemrosesan teknologi canggih, yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup. Mengoperasikan perusahaan dengan basis finansial yang baik untuk mencapai pertumbuhan laba, meningkatkan nilai pemegang saham, serta menciptakan peluang karier dan penghargaan finansial bagi para karyawan. Memiliki kepercayaan bahwa dengan semangat melayani, berbagi dan keinginan memberikan yang terbaik, Unilever dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat. masyarakat.
Mission Statement
Motto Unilever : “To become the first choice of consumer, ”
costumer and comm unity
.
COMPETITIVE PROFILE MATRIX
Critical Success Factors
Weight
Un il ever ver
Rating
Win gs Group
Weighted- Rating Score
P& G
Weighted- Rating Score
Kao
Weighted- Rating Score
WeightedScore
Advertising Product Quality
0,20 0,10
4 3
0,8 0,3
3 3
0,6 0,3
3 3
0,6 0,3
3 3
0,6 0,3
Price Competiveness Management
0,10
3
0,3
3
0,3
2
0,2
2
0,2
0,10
4
0,4
3
0,3
3
0,3
3
0,3
Financial Position
0,10
3
0,3
3
0,3
1
0,1
1
0,1
Customer Loyalty Global Expansion
0,10
4
0,4
3
0,3
3
0,3
2
0,2
0,15
4
0,6
4
0,6
3
0,45
3
0,45
Market Share Sales Distribution Customer Service
0,05 0,05
3 4
0,15 0,2
3 4
0,15 0,2
3 3
0,15 0,15
3 3
0,15 0,15
0,05
4
0,2
2
0,1
3
0,15
3
0,15
1,00
3,65
3,15
2,70
2,60
EXTERNAL AUDIT (EFE MATRIX) WEIGHTEDKEY EXTERNAL FACTORS
WEIGHT RATING SCORE
Opportunities : Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan 1 pertumbuhan yang
menggembirakan
bagi
0,03
3
0,09
0,08
4
0,32
0,06
3
0,18
0,05
4
0,2
0,07
4
0,28
0,08
3
0,24
0,05
3
0,15
0,07
3
0,21
ekonomi
Indonesia sebesar Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah 2 pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari 3 predikat prima indeks kepuasan konsumen Banyaknya pemain pasar nasional yang 4 belum memiliki Cara Produksi Kosmetik yang Baik Luasnya potential market sekitar 250 juta 5 tepatnya 122.527.186
laki-laki
(49,9%)
dan
122.922.553 (50.1%) Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat 6 akan jenis produk consumer goods Rekomendasi investasi pada saham dengan 7 level beta di bawah 1 Tinggi
dan
stabilnya
tingkat
8 masyarakat atas produk consumer goods 83%
kesetiaan
Threats : Adanya kenaikan biaya bahan baku dan 1 bahan kemasan
0,09
4
0,36
seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas Instabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata 2 uang asing
0,03
3
0,09
3 Melemahnya daya beli konsumen
0,03
3
0,09
0,07
4
0,28
0,03
2
0,06
0,02
2
0,04
0,02
1
0,02
0,09
3
0,27
0,05
2
0,1
10 Produk pesaing dengan harga lebih rendah
0,08
4
0,32
TOTAL
1,00
Maraknya pemalsuan dan penyelundupan 4 produk dari Rendahnya
infrastruktur
yang
memadai
5 berupa jalan yang
menyebabkan
tingginya
biaya
pemasaran produk Adanya penghapusan subsidi BBM bagi 6 industri Tidak
konsistennya
pasokan
gas
dari
7 Pertamina Adanya
tren
perubahan
gaya
hidup
8 masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produkproduk luar Adanya
campaign against
unilever
oleh
9 Greenpeace akibat
penggundulan
hutan
yang
membahayakan
3,30
NET WORTH ANALYSIS PT. Unilever Indonesia, Tbk - Net Worth Analysis Th. 2013 (jutaan rupiah
1. Stockholder s’ s’ Equity + Goodwill Goodwill
2.773.404
2. Net Income x 5
9.733.260
3. (Share Price/EPS) x Net Income
51.128.019
4. Number of Shares Outstanding x Share Price
Average Method
51.502.500
28.784.296
keterangan (dalam jutaan) : Stockholders' Equity
Rp2.692.141
Goodwill
Rp81.263
Net Income
Rp1.946.652
Share Price (closing)
Rp6.750
Earning Per Share
Rp257
Number of Shares Outstanding
7.630
PT. Unilever Indonesia, Tbk - Net Worth Analysis Th. 2012 (jutaan rupiah)
1. Stockholders’ Equity + Goodwill Goodwill
2.368.587
2. Net Income x 5
8.607.975
3. (Share Price/EPS) x Net Income
50.276.668
4. Number of Shares Outstanding x Share Price 50.358.000
Average Method
27.902.808
keterangan (dalam jutaan) : Stockholders' Equity
Rp2.368.587
Goodwill
Rp0
Net Income
Rp1.721.595
Share Price (closing)
Rp6.600
Earning Per Share
Rp226
Number of Shares Outstanding
7.630
FINANCIAL RATIO ANALYSIS Unilever Indonesia
Industri
Sales (average)
11,48%
17,93%
Net Income
10,97%
13,90%
Dividends
0,13%
6,47%
12,4
6,17
Gross Margin
50,20%
47,45%
Pre-tax
22,49%
14,00%
Net Profit Margin
15,52%
9,81%
Gross Margin (average)
10,59%
34,56%
Pre-tax (average)
11,90%
10,89%
Growth Rates %
Price Ratios Price Earning Ratio Profit Margins
Net Profit Margin (average) 10,97%
8,55%
Financial Condition Debt/Equity Ratio
0,98
0,4
Current Ratio
1,11
3,65
Quick Ratio
0,76
6,64
Return on Equity
72,31%
29,97%
Return on Assets
36,50%
17,44%
Return on Capital
0,44%
6,41%
Income/Employee
14,11
18,14
Revenue/Employee
90,91
182,57
Inventory Turnover
13,86
6,75
Fixed Asset Turnover
15,47
1,47
Receivable Turnover
31,98
14,56
Investment Returns %
Management Efficiency
INTERNAL AUDIT (IFE MATRIX) WEIGHTEDKEY INTERNAL FACTORS
WEIGHT RATING SCORE
Strenghts : Kinerja keuangan perusahaan yang stabil dan 1 cenderung menaik
0,10
4
0,40
3
0,15
4
0,32
0,06
4
0,24
0,05
4
0,20
4
0,32
terlihat dari tetap meningkatnya pertumbuhan penjualan (13%; 11% dan 19%), pertumbuhan laba bersih (14%), marjin laba bersih (15%), marjin laba kotor (50,2%),arus kas bersih dari aktivitas operasi (Rp2.250 miliar), pembayaran dividen (Rp1.640 miliar; Rp215), laba bersih (Rp1,964 Triliun), Laba bersih per saham (Rp257), price to earning ratio (23,2 kali), Adanya
kenaikan
pangsa
pasar
untuk
2 kategori-kategori penting
0,05
seperti Face Care, Savoury dan Ice Cream Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan 3 para pemasok,
0,08
pelanggan dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-tempat penjualan. Alokasi pembelanjaan iklan dan promosi yang 4 tinggi yang cenderung Menaik Tingginya investasi sebesar Rp677 miliar untuk 5 pembelanjaan modal
Memiliki tim yang terdiri orang-orang berdedikasi, 6 terampil dan
0,08
termotivasi di segenap jajaran Tingginya
alokasi
Capital
Expenditure
yang
7 berasal dari dana
0,05
4
0,20
goods di Indonesia 8 Pemimpin pasar consumer goods di
0,10
4
0,40
9 Sahamnya memiliki level beta 0,7
0,07
3
0,21
1 rendah
0,05
1
0,05
2 Jumlah karyawan yang tambun
0,07
2
0,14
0,04
1
0,04
0,05
2
0,10
0,04
1
0,04
0,07
2
0,14
7 tertentu
0,04
2
0,08
TOTAL
1,00
keuangan internal
Weaknesses : Growth omzet di Industrinya tahun 2013 lebih
Birokrasi
yang
panjang
karena
kebijakan
3 sentralisasi yang menyebabkan Unilever Indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan Sesuatu Mayoritas produk Unilever memiliki entry barrier 4 yang rendah
Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan 5 keputusan Struktur
matriks
yang
menjadikan
sulitnya
6 koordinasi kegiatan antardepartemen, komunikasi yang tidak efektif, resolusi konflik antar supporting depertemen dengen lini product Ketidakjelasan sertifikasi halal untuk produk
3,03
SWOT MATRIX
1.Kinerja keuangan
1. Growth omzet di industri
perusahaan yang stabil
tahun 2013 lebih rendah.
dan cenderung naik. 2. 2. Adanya kenaikan
Jumlah
karyawan
yang
tambun.
pangsa pasar untuk kategori kategori penting seperti Face Care, Savoury dan Ice Cream. 3, Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan pemasok 4. Alokasi pembelanjaan iklan dan promosi yang tinggi cenderung menarik 5.Tingginya investasi 6. Memiliki tim yang berdedikasi dan terampil 7. Tingginya alokasi Capital Expenditure 8. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia
3.
Birokrasi
yang
panjang
karena kebijakan sentralisasi. 4. Mayoritas produk Unilever memiliki
entry
barrier
yang
rendah. 5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan. 6.
Struktur
matriks
yang
menjadikan sulitnya koordinasi kegiatan antardepartemen.
Opportunities 1.
S-O Strategies
Stabilitas
ekonomi
yang relatif baik 2. Pertumbuhan ekonomi yang
kuat
di
wilayah
pulau pulau 3. Tingginya kepuasaan
W-O Strategies
1. Ekspansi
1. Balanced Business Strategy
perusahaan
(BSS)
dalam
Business Plan (BBP) dalam
rangka
dan
Balanced
memicu
bentuk yang lebih handy
pertumbuhan
untuk
kinerja.
perusahaan.
2. Dengan
2. Outsourcing
menunjang
kinerja
kepada
kampanya
perusahaan yang pabrikasi
slogan,
produk
4. Banyak pemain pasar
mengeluarkan
prestasi
nasional
beberapa
objektif.
konsumen
memiliki
yang cara
belum produksi
produk agar
yang baik.
bersaing
Luasnya
potential
market sekitar 250 juta
penilaian
karyawan
secara
produk
dan
sejenis 3. Inovasi
langsung 5.
serta
memperjelas sertifikasi halal terutama produk makanan.
3. Meningkatkan promosi
dan
menjaga supply
6. Tingginya tingkat
chain.
ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
4. Akuisisi terhadap brand yang
7. Rekomendasi investasi
telah
punya image
pada saham Unilever 8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods. Threats 1.
S-T Strategies
Kenaikan
minyak,
kimia
komoditas lainnya.
harga 1. Strategi dan
W-T Strategies agresif
1. Perbaikan
system
dengan
Corporate
Governance
memasarkan
menjadi lebih baik.
2. Instabilitas nilai tukar
produk
rupiah
harga
terhadap
mata
uang asing.
dengan yang
lebih
terjangkau
konsumen. 4. Maraknya pemalsuan dan
penyelundupan
cost
dengan
tetap
Rendahnya
infrastruktur
yanh
produk
pemenuhan produk ke
yang
ramah
konsumen dengan cost
subsidi
BBM
bagi
industri. 7.
Tidak
konsistennya
pasokan
gas
dari
Pertamina. 8. Adanya perubahan tren gaya
hidup
menjadi
produk luar negeri. 9. aginst
Adanyacampaign unilever
oleh
Greenpeace. 10.Produk dengan rendah.
pesaing harga
seekonomis mungkin produk
lebih
4. Menggunakan
business
dengan kelas yang
intelligence
untuk
lebih
mengetahui
kekuatan
tinggi
sindrom 6. Adanya penghapusan
alternatif
kualitas
untuk
mengantisipasi
memadai berupa jalan
3. Menggunakan
distribusi terbaik untuk
3. Inovasi 5.
Unilever Training Centre.
menggunakan
lingkungan.
produk dari Cina.
program mentalitas make it mine dan can do dan
2. Efisiensi 3. Melemahnya daya beli
2. Mengembangkan
konsumsi
produk luar negeri.
dan posisi pesaing.
SPACE MATRIX
Berdasarkan The Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matrix dapat disimpulkan bahwa PT. Unilever Indonesia, Tbk. berada di directional vector of Aggressive Profiles. Profiles. Strategi yang dapat diambil adalah adalah Integration Strategies (forward, backward, dan horizontal integration), Intensive Strategies (market penetration, market development, dan product development0, dan strategi diversifikasi atau kombinasinya. PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. -- SPACE Matrix RATINGS AVERAGE FINANCIAL STRENGTH Net Profit (laba bersih) meningkat 14,11% per 31 Desember 2013 menjadi
5
1,965 triliun rupiah. Arus kas bersih dari aktivitas aktivitas operasi di tahun 2013 2013 adalah Rp2,250 Rp2,250
4
Trilliun , naik dari Rp2,175 Trilliun tahun lalu. Working Capital yang mulai mengalami penurunan dari tahun ke tahun
2
EPS yang yang meningkat dari 226 menjadi 255 per 31 Desember 2013
5 16
4
INDUSTRY STRENGTH Kebutuhan dan ketergantungan masyarakat yang tinggi terhadap produk
4
consumer goods Peningkatan penjualan barang konsumsi di Indonesia berperingkat ketiga,
4
setelah China dan India Pertumbuhan pasar produk kebutuhan sehari-hari yang cukup bagus
4
Industri barang keperluan rumah tangga dan consumer goods adalah salah satu
5
industri yang akan tetap berjaya di masa krisis 17
4,25
ENVIRONMENTAL ENVIRONMENTAL STABILITY Stabilitas Ekonomi Makro cukup terjaga yang ditunjukkan dengan penurunan
-2
suku bunga dan inflasi (meskipun akan terjadi sedikit gejolak ) dan Isu penggunaan bahan formalin pada beberapa industry termasuk pada
-4
industry consumer goods Penurunan Pendapatan rata-rata masyarakat (kemungkinan (kemungkinan terjadinya krisis
-3
global) -9 COMPETITIVE ADVANTAGE
-3
Dana iklan/promosi yang sangat besar
-1
Penghargaan atas produk-produk unilever dan ICA (Indonesia CSR Award) yang yang -2 mengindikasikan kepuasan konsumen Jaringan Distribusi yang kuat
-2
Kekuatan Merk (Branding)
-2 -7
-1,75
KESIMPULAN FS Average adalah 4,00 IS Average adalah 4,25 ES Average adalah - 3,00 CA Average adalah -1,75 Directional Vector Coordinates Coordinates : x-axis (CA + IS) : -1,75 + (+4,25) = +2,50 y-axis (ES + FS) : -3,00 + (+4,00) = +1,00 Koordinat xy {(2,50 ),( 1,00)}
GRAND STRATEGY MATRIX
Quadrant II
Quadrant I
Quadrant III
Quadrant IV
Karena perusahaan berada di posisi kuadran I, strategi yang bisa diambil adalah Market development, Market development, Market penetration, Product development, Forward integration, Backward integration, Horizontal integration, dan Related dan Related diversification. INTERNAL – INTERNAL – EXTERNAL EXTERNAL MATRIX
4.0
Strong
Average
Weak
3.00 - 4.00
2.00 - 2.99
1.00 - 1.99
3.0
2.0
1.0
High I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3.0 - 4.0
3.0 Medium
2.00 - 2.99
2.0 Low
1.00 - 1.99 1.0
Keterangan : I, II, IV I V tergolong grow and build III, V, VII tergolong hold and maintain VI, VIII, IX tergolong tergolong harvest or divest
Dengan
menggunakan
Internal – – External
Matrix,
masing-masing
divisi
menunjukkan posisi yang berbeda. Divisi Home and Personal Care Care berada di kuadran II yang tergolong grow and build. Strategi Strategi intensive seperti seperti market penetration, market development, product development dan strategi integrative strategi integrative yaitu backward integration, forward integration, horizontal integration, integration, baik diterapkan dalam posisi ini. Sedangkan divisi divisi Food and Ice Cream memperlihatkan posisi di kuadran V yang tergolong hold and maintain. maintain. Dengan posisi ini, Unilever dapat melakukan market penetration penetration dan product development . Kondisi inilah yang menjadi alasan mengapa divisi Food and Ice Cream lebih Cream lebih banya melakukan akuisisi atas beberapa produk dibanding divisi Home and Personal Care. Care. Hal ini lebih didukung kegagalan-kegagalan kegagalan-kegagalan atas peluncuran beberapa produk inovasi hasil kerja research and development and development .
BOSTON CONSULTING GROUP (BCG MATRIX)
QSPM Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Inovasi
Akuisisi
Promosi/Ad
Produk
Perusahaa vertising n
Key Factors
Weight AS
TAS
AS
TAS AS
TAS
0,03
2
0,06
4
0,12
3
0,09
0,08
2
0,16
3
0,24
4
0,32
0,06
-
-
-
-
-
-
0,05
2
0,1
4
0,2
3
0,15
0,07
4
0,28
2
0,14
3
0,21
0,08
2
0,16
3
0,24
4
0,32
0,05
-
-
-
-
-
-
0,07
-
-
-
-
-
-
0,09
-
-
-
-
-
-
Opportunities : Stabilitas
ekonomi
yang
relatif
baik
dengan
1 pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6,3% Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau2 pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat 3 prima indeks kepuasan konsumen Banyaknya pemain pasar nasional yang belum 4 memiliki Cara Produksi Kosmetik yang Baik Luasnya potential market sekitar 250 juta tepatnya 5 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50.1%) perempuan Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan 6 enis produk consumer goods Rekomendasi investasi pada saham dengan level 7 beta di bawah 1 Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat 8 atas produk consumer goods 83%
Threats : Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan 1 kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa dan bahan berbahan dasar petroleum
yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya Instabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang 2 asing
0,03
-
-
-
-
-
-
3 Melemahnya daya beli konsumen
0,03
2
0,06
4
0,12
3
0,09
0,07
4
0,28
2
0,14
3
0,21
0,03
-
-
-
-
-
-
6 Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri
0,02
-
-
-
-
-
-
7 Tidak konsistennya pasokan gas dari Pertamina
0,02
-
-
-
-
-
-
0,09
-
-
-
-
-
-
0,05
-
-
-
-
-
-
10 Produk pesaing dengan harga lebih rendah
0,08
3
0,24
4
0,32
2
0,16
TOTAL
1,00
2
0,2
4
0,4
3
0,3
Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk 4 dari Cina Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa 5 alan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk
Adanya tren perubahan perubahan gaya hidup masyarakat masyarakat dari 8 produk tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri Adanya
campaign
against
unilever
oleh
9 Greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan komunitas
Strenghts : 1
0,10 Kinerja keuangan perusahaan yang stabil dan cenderung menaik terlihat dari tetap meningkatnya pertumbuhan penjualan (13%; 11% dan 19%), pertumbuhan laba bersih (14%), marjin laba bersih (15%), marjin laba kotor (50,2%),arus kas bersih dari aktivitas operasi
(Rp2.250
miliar),
pembayaran
dividen
(Rp1.640 miliar; Rp215), laba bersih (Rp1,964 Triliun), Laba bersih per saham (Rp257), price to earning ratio (23,2 kali),
Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori2 kategori penting seperti Face Care,
0,05
3
0,15 0, 15
2
0,1
4
0,2
0,08
-
-
-
-
-
-
0,06
3
0,18
2
0,12
4
0,24
0,05
2
0,1
4
0,2
3
0,15
0,08
-
-
-
-
-
-
0,05
2
0,1
4
0,2
3
0,15
goods di Indonesia 8 Pemimpin pasar consumer goods di
0,10
2
0,2
3
0,3
4
0,4
9 Sahamnya memiliki level beta 0,7
0,07
-
-
-
-
-
-
1 rendah 1 persen
0,05
-
-
-
-
-
-
2 Jumlah karyawan yang tambun
0,07
3
0,21
1
0,07
2
0,14
0,04
-
-
-
-
-
-
0,05
3
0,15
2
0,1
4
0,2
0,04
-
-
-
-
-
-
Savoury dan Ice Cream 3 Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, pelanggan dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-tempat penjualan. Alokasi pembelanjaan iklan iklan dan promosi yang tinggi 4 yang cenderung menaik Tingginya investasi sebesar Rp677 miliar untuk 5 pembelanjaan modal
Memiliki tim yang terdiri orang-orang berdedikasi, 6 terampil dan termotivasi di segenap Jajaran 7 Tingginya alokasi Capital Expenditure yang berasal dari dana keuangan internal
Weaknesses : Growth omzet di Industrinya tahun 2013 lebih
Birokrasi
yang
panjang
karena
kebijakan
3 sentralisasi yang menyebabkan Unilever Indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu Mayoritas produk Unilever memiliki entry barrier 4 yang rendah Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan 5 keputusan
Struktur
matriks
yang
menjadikan
sulitnya
6 koordinasi kegiatan antardepartemen,
0,07
-
-
-
-
-
-
7 tertentu
0,04
-
-
-
-
-
-
TOTAL
1,00
komunikasi yang tidak efektif, resolusi konflik antar supporting depertemen dengen lini Product Ketidakjelasan
sertifikasi
halal
untuk
produk
Total Attractiveness Score
2,63
3,01
KESIMPULAN Tahapan strategi seperti formulasi, implementasi dan evaluasi sebenarnya merupakan bagian yang tidak terpisah atas pencapaian tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Long-term Long-term dan annual objectives milik objectives milik PT. Unilever Indonesia, Tbk. tidak hanya ditujukan untuk menaikkan nilai bagi pemegang saham, namun lebih jauh lagi bertujuan mencapai beberapa hal seperti mendukung kebijakan pemerintah, melakukan pembayaran dividen dengan nominal yang semakin tinggi, pemenuhan kebutuhan masyarakat di berbagai segmen, sampai menjaga keterikatan loyalitas konsumen.
PT. Unilever Indonesia, Tbk. menunjukkan posisi keuangan yang stabil, positif dan cenderung menaik tiap tahunnya. Pada tahun 2013, terlihat adanya pertumbuhan penjualan secara keseluruhan sebesar 13%, pertumbuhan penjualan masing-masing divisi Home and Personal Care sebesar 11% dan dan Food and Ice Cream sebesar 19%. Pertumbuhan laba bersih menunjukkan angka 14%, marjin laba bersih 15%, marjin laba kotor 50,2%. Arus kas bersih dari aktivitas operasi Rp2.250 miliar, dengan pembayaran dividen Rp1.640 miliar yaitu Rp215 per lembar saham. Laba bersih Rp1,964 Triliun, laba bersih per saham Rp257. Kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam rangka melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang sahamnya. Kecenderungan pertumbuhan posisi keuangan positif juga menjadi faktor yang mengindikasikan optimism peningkatan kemampuan membayar dividen untuk jangka waktu selanjutnya.
3,33
Kebijakan Unilever secara global adalah adaptive adaptive terhadap lingkungan cakupan wilayah kerja, tidak hanya mencakup area bisnis namun budaya, sosial kemasyarakatan. Praktek bisnis yang dijalankan PT. Unilever Indonesia, Tbk. diarahkan untuk memberikan nilai tambah secara umum kepada masyarakat dan pemerintah. Kebijakan-kebijakan yang menyangkut baik internal maupun eksternal selalu dipertimbangkan secara matematis analitis logis atas kesemua faktor-faktor terkait, sehingga tidak ada salah satu pihak yang berpotensi merasa dirugikan. Dalam rangka pemulihan kondisi ekonomi Indonesia, perusahaan berupaya meningkatkan kinerja sebaik mungkin, menciptakan kondisi persaingan sesehat mungkin, mengupayakan iklim usaha yang dapat dinikmati semua pihak baik komisaris, manajemen, staf pegawai, buruh pekerja, masyarakat, pemasok, sampai pemerintah. Sehingga niat PT. Unilever Indonesia, Tbk. dalam mewujudkan iklim investasi bagi Indonesia dapat terwujud. t erwujud.
Kebijakan maupun strategi yang diterapkan PT. Unilever Indonesia, Tbk. selalu diupayakan consumer-based , memperhatikan selera, keinginan, kebutuhan, harapan, masukan, serta saran konsumen. Data konsumen tersebut diperoleh langsung baik melalui layanan konsumen ((customer customer service service : suara konsumen), survey pasar pasar maupun pendekatan business intelligence. intelligence. Konsumen yang dimaksud dalam hal ini adalah konsumen setia maupun potensial konsumen dari berbagai segmen dalam masyarakat, baik segmen lapisan masyarakat bawah, menengah maupun premium. Melihat kecenderungan positif dari sisi penjualan dan segmentasi portfolio produk, dapat dikatakan secara optimis bahwa PT. Unilever Indonesia dapat memenuhi setiap kebutuhan konsumen untuk segala segmentasi pasar.
PT. Unilever Indonesia, Tbk. tidak lagi berkutat dalam porsi besar pada strategi memperebutkan pangsa pasar dengan para pesaingnya. Yang lebih utama adalah membangun dan mempertahankan loyalitas atas produknya dipasaran industri consumer goods. goods. Pembangunan loyalitas ini dilakukan secara intensif dan berkesinambungan dengan melakukan manuver melalui promosi above the line dengan iklan-iklan yang memiliki misi intelektualitas dan pengikutsertaan konsumen secara emosional serta promosi below the line melalui event-event baik baik on air mapun mapun off air seperti pemberdayaan petani, ibu rumah tangga, layanan kecantikan gratis atau bahkan pemberian hadiah-hadiah tertentu dengan mekanisme yang
tertentu pula. Sampai saat ini, strategi-strategi tersebut dinilai cukup berhasil.
Keempat tantangan jangka panjang di atas, berangsur-angsur terlihat hasilnya. Hasil tersebut diperoleh atas kerja keras semua pihak terkait, baik manajemen (di setiap lini), pegawai sampai tenaga buruh, pemasok, distributor semua tingkatan, pemerintah, sampai Unilever Internasional. Semoga perjalanan selanjutnya yang ditempuh PT. Unilever Indonesia, Tbk. sebagai market leader industri consumer goods goods dapat berjalan baik dan sesuai dengan tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan.