ANALISIS TETANGGA TERDEKAT
(NEAREST NEIGHBOUR ANALYSIS)
Analisis tetangga terdekat adalah sebuah analisis untuk menentukan suatu pola permukiman penduduk. Dengan menggunakan perhitungan analisis tetangga terdekat, sebuah permukiman dapat ditentukan polanya, misalnya pola mengelompok, tersebar ataupun seragam. Analisis tetangga terdekat memerlukan data tentang jarak antara satu permukiman dengan permukiman yang paling dekat yaitu permukiman tetangganya yang terdekat.
Pada hakekatnya, analisis tetangga terdekat digunakan untuk daerah dimana antara satu permukiman dengan permukiman lain tidak ada hambatan-hambatan alamiah yang belum dapat teratasi, misalnya jarak antara dua permukiman yang relatif dekat tetapi dipisahkan oleh jurang atau sungai besar.
Rumus yang digunakan:
Semakin mendekati nilai 0 maka pola yang terbentuk adalah mengelompok, semakin mendekati nilai 2,15 maka pola yang terbentuk adalah uniform/regular/seragam.
T
Pola
0 – 0,7
Mengelompok
0,71 – 1,4
Acak
1,41 – 2,15
Seragam atau menyebar
Untuk mengetahui pola permukiman penduduk di beberapa desa di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dengan menggunakan peta yang memiliki skala 1 : 25.000 telah diperoleh data :
NO.
TITIK
TITIK TERDEKAT
JARAK PADA PETA
JARAK SEBENARNYA
(cm)
(cm)
(km)
1
2
3
3,5
87500
0,875
2
3
2
3,5
87500
0,875
3
4
5
0,9
22500
0,225
4
5
4
0,9
22500
0,225
5
6
5
1,8
45000
0,45
6
9
10
1,5
37500
0,375
7
10
9
1,5
37500
0,375
8
14
15
0,75
18750
0,1875
9
15
16
0,5
12500
0,125
10
16
15
0,5
12500
0,125
11
21
22
1,85
46250
0,4625
12
22
21
1,85
46250
0,4625
13
23
24
0,4
10000
0,1
14
24
23
0,4
10000
0,1
15
26
27
0,4
10000
0,1
16
27
28
0,3
7500
0,075
17
28
27
0,3
7500
0,075
18
29
30
0,5
12500
0,125
19
30
29
0,5
12500
0,125
20
32
33
0,5
12500
0,125
21
33
32
0,5
12500
0,125
22
38
39
1
25000
0,25
23
39
38
1
25000
0,25
24
40
41
0,7
17500
0,175
25
41
40
0,8
20000
0,2
26
42
41
0,8
20000
0,2
n = 26
d
6,7875
dnDengan nilai Σd = 6,7875 km dan n = 26, maka dengan menggunakan beberapa rumus dapat diperoleh nilai T .
d
n
Ju =
6,787526
6,7875
26
= = 0,26106
l (pada peta) = 16 cm
l (lapangan) = 16 cm x 25.000
L uas (A) = p x l = 4 km x 7,0625 km = 28,25 km2 = 400.000 cm
L uas (A) = p x l
= 4 km x 7,0625 km
= 28,25 km2
= 4 km
p (pada peta) = 28,25 cm
p (lapangan) = 28,25 cm x 25.000
= 706.250 cm
= 7,0625 km
nA
n
A
P =
2628,25
26
28,25
= = 0,92035
12 P
1
2 P
Jh =
12 0,92035
1
2 0,92035
= = 0,521187
JuJh
Ju
Jh
T =
0,261060,521187
0,26106
0,521187
= = 0,50089
ANALISIS
Daerah yang diteliti adalah beberapa desa di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Data penelitian diperoleh dari peta yang panjang dan lebarnya secara berturut-turut adalah 28,25 cm dan 16 cm. Dengan menggunakan skala peta 1 : 25.000, dapat diketahui luas daerah penelitian adalah 28,25 km2. Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai T atau parameter tetangga terdekatnya, yaitu 0,50089. Dengan memperhatikan kontinuum tentang nilai tetangga terdekat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pola penyebaran permukiman di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar adalah mengelompok (cluster).
Berdasarkan asosiasi yang terdapat di peta, pola permukiman di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar mengelompok dan merupakan rural farming atau merupakan pedesaan yang sifatnya pertanian. Pola permukiman penduduk mendekati areal persawahan, perkebunan atau ladang, dan memanjang di sepanjang jalan. Pola permukiman penduduk yang mengelompok ini sebagian besar karena para penduduk berprofesi sebagai petani sehingga mereka bermukim di sekitar areal persawahan mereka. Hal itu dikarenakan agar mereka dapat dengan mudah mengolah sawah mereka dan menjaganya. Selain itu, pola permukiman penduduk yang mengelompok ini karena beberapa alasan, yaitu berasosiasi sosial, alasan keamanan dan juga keagamaan.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan analisis tetangga terdekat adalah beberapa desa di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar memiliki pola permukiman penduduk yang mengelompok atas dasar perhitungan yang menghasilkan kontinuum nilai nearest neighbour statistic (T) = 0,50089. Pola permukiman yang mengelompok itu di karenakan sebagian penduduknya berprofesi sebagai petani sehingga pola permukiman mereka mendekati areal persawahan, perkebunan atau ladang tempat mereka bekerja.