ANALISIS TRANSITIVITY TRANSITIVITY DARI TEKS BERITA DALAM DUA JENIS MEDIA CETAK YANG DIPILIH
A. Latar Belakang
Teks merupakan rangkaian kata, klausa, atau kalimat yang saling berhubungan dan membentuk suatu makna. Teks bisa berupa teks tertulis ataupun teks lisan. Dalam memahami suatu teks, sebaiknya tidak hanya dilihat dari satu aspek atau sudut pandang, tetapi dapat juga ditelaah dari banyak sisi. Seperti konsep yang dikemukakan oleh Halliday, yaitu context of situation, yang memiliki makna bahwa melalui sebuah hubungan yang sistematik antara lingkungan sosial pada satu sisi dan organisasi bahasa fungsional pada sisi lainnya (Halliday, 1985: 11). Oleh karena itu, untuk memahami makna suatu t eks harus juga dilihat dari konteks situasinya. Bisa saja ditemukan beberapa teks pada satu halaman yang sama pada suatu majalah, tetapi ketika ditilik lebih dalam teks-teks tersebut tentu saja akan ditemukan banyak perbedaan, baik ba ik dilihat dari judulnya, bahasa yang digunakan, pesan yang disiratkan, bentuk teks yang digunakan, maupun yang lainnya. Suatu teks memang harus dilihat juga dari segi struktur dan tata bahasanya, tetapi belum tentu akan memiliki pesan atau makna jika tidak dibuat dengan konsep dan tujuan. Jadi, teks merupakan suatu keseluruhan, baik dari segi tata bahasa maupun makna yang dikandungnya. Selain itu, koherensi antara satu kalimat dengan kalimat lainnya harus diperhatikan. Walaupun suatu kalimat memiliki makna, apabila kalimat satu dan yang lainnya tidak koheren, maka maknanya menjadi sia -sia. Teks tidak terlepas dari bahasa dan bahasa sebagai sistem semantis mampu memaparkan makna teks. Bahasa dikatakan memiliki tiga komponen makna, yaitu makna ideasional, makna interpersonal dan makna tekstual. Makna ideasional memaparkan tugas bahasa sebagai pemberi arti pada pemaparan pengalaman seseorang. Makna interpersonal mengemukakan makna dalam suatu
interaksi. Selanjutnya, makna tekstual adalah makna yang digunakan untuk merangkai pengalaman linguistik menjadi satu kesatuan yang padu. Banyak teori linguistik yang muncul, salah satu di antaranya adalah teori Linguistik Fungsional Sistemik yang juga dikenal dengan nama tata bahasa fungsional (untuk seterusnya disingkat menjadi LFS). Tata bahasa fungsional pertama kali dikemukakan oleh Halliday pada tahun 1985, beliau membahas materi ini secara detail dan jelas j elas tapi kurang mendalam. Analisa teori tata bahasa fungsional ini ada dalam bukunya yang berjudul An Introduction to Functional Grammar. Seiring dengan berkembangnya zaman bertambah pula para linguist yang membahas tentang tata bahasa fungsional antara lain Bloor & Bloor, Martin Mattinsen, Gerot & Wignell pada medio tahun 1994 sampai awal tahun 2000-an, dan disusul oleh Sujatna pada tahun 2008 yang ikut menulis buku yang membahas tata bahasa fungsional dengan menggunakan Bahasa Indonesia. LFS yang dikenal juga dengan systemic functional grammar adalah teori yang melihat bahasa sebagai suatu sistem dan berusaha menjelaskan susunan bahasa dari segi fungsionalitasnya. Fokus studi dari teori ini adalah pendekatan fungsional yaitu pada penggunaan bahasa. Sehingga secara umum pendekatan ini i ni ditujukan untuk mengungkapkan banyaknya pilihan yang dimiliki pengguna pengguna bahasa dalam interaksi dan menunjukkan maknanya (Gerot & Wignell, 1994). Tata bahasa fungsional menggambarkan bagaimana struktur-struktur yang terdapat di dalamnya membangun makna dan menjadikan klausa sebagai suatu unit yang paling penting. Berbeda dengan tata bahasa fungsional, tata bahasa tradisional fokus studinya berkaitan dengan “kelompok “ kelompok istilah” ist ilah” seperti noun, adjective, verb, adverb, pronoun, article, conjunction, atau preposition. Pendekatan kajiannya pada analisis arti berdasarkan level masing-masing kata dalam kalimat secara terpisah. Misalnya pada kelompok verba dalam kalimat, tata bahasa tradisional melihatnya dari sudut pandang perlu atau tidaknya verba
tersebut disertai objek. Sehingga muncul verba yang disebut transitif dan intransitif. Adapun tata bahasa fungsional, Halliday ternyata menganalisis verba berdasarkan tiga komponen yang dinamainya dengan “Transitivity System”, jadi tidak hanya dilihat dari sudut perlu atau at au tidaknya verba tersebut diikuti objek. Ketiga hal yang disebutkan oleh Halliday tersebut ialah participant, process, dan circumtance yang berkaitan dengan proses tersebut. Dalam LFS dikenal istilah transitivitas. Jika dibicarakan dalam nuansa kelinguistikan, transitivitas bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Ketransitifan suatu klausa dapat diukur jika dilihat dari sudut semantik dan gramatikalnya. Dalam kaitan ini kata kerja yang berperan dalam suatu klausa atau kalimat bisa berupa kata kerja transitif ataupun intransitif. Berbeda dengan istilah transitivitas yang dibahas dalam tulisan ini. Secara umum, transitivitas dapat dikatakan sebagai penjelasan bagaimana suatu makna direpresentasikan dalam suatu kalimat. Transitivitas memiliki peran dalam menunjukkan bagaimana manusia menggambarkan pikiran mereka mengenai kenyataan dan bagaimana mereka menggabungkan pengalaman itu dengan kenyataan sekitar mereka. mere ka. Namun, dalam linguistik, transitivitas berhubungan dengan makna proposional dan fungsi elemen-elemen semantik. Teks berita merupakan salah satu teks yang menarik untuk dianalisis menggunakan LFS. Jika dilihat dari konteksnya, teks berita tentunya akan memiliki bentuk bahasa yang berbeda-beda. Begitu juga jika dilihat dari siapa yang menulis teks tersebut, latar belakang penulis, yang dapat memengaruhi bentuk bahasa di dalamnya. Dalam tulisan ini, teks berita yang dianalisis adalah teks berita dari dua media cetak yang berbeda yang mengandung topik berita yang sama. Pemilihan kata yang tepat dan beragam sangat sering se ring digunakan oleh para reporter dalam menulis beritanya. Kata yang digunakan biasanya berbelit-belit untuk menggambarkan suatu objek berita agar menjadi lebih jelas dan tepat. Keberagaman kata yang dipakai inilah tentunya yang bisa mencerminkan seorang reporter dalam menulis beritanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan seperti berikut ini. 1.
Bagaimanakah tipe proses transitivitas yang terdapat dalam kedua teks berita yang dipilih dalam dua jenis media cetak yang berbeda?
2.
Tipe proses apa sajakah yang mendominasi teks berita pertama dan kedua dan bagaimana perbedaan tipe proses masing-masing teks berita tersebut?
3.
Bagaimanakah hubungan antara sistem transitivitas dan konteks situasi dalam berita yang diberitakan pada kedua teks berita yang dipilih?