ANATOMI & FISIOLOGI MATA SISTEM PENGLIHATAN DAN HEMATOLOGI
DI SUSUN OLEH: y
Afrisal Kurniadi
`
14.401.10.002
y
Ahmad Syamsul Arifin
14.401.10.006
y
Amalia Puji Hartatik
14.401.10.008
y
Dedy Kurniawan
14.401.10.022
y
Fitri Susyanti
14.401.10.041
y
Imron Rosidi
14.401.10.045
y
Q orib oribu
Riziki
14.401.10.070
y
Radtya Bagus Hery P
14.401.10.071 14.401.10.07 1
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA PROGRAM STUDI D-III D -III KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2010-011
Kata pengantar
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ANATOMI DAN FISIOLOGI, yang kami sa jikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Krikilan, 30 Maret 2011
Penyusun
DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Be lakang 1.1.2 Rumusan Masalah 1.1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
1.1 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGLIH ATAN NORMAL 1.1.1 Bagian-Bagian Bola Mata 1.1.2 Fungsi Mata 1.1.3 Bagian-Bagian Luar Mata 1.1.4 Kelainan Pada Mata 1.2PROSES PENGLIHATAN 1.3MACAM-MACAM PENYAKIT SYSTEM MATA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.4 Latar Belakang Mata adalah organ indra yang kompleks, pada mata terdapat reseptor khusus cahaya yang disebut foto reseptor. Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ fisus) terdiri dari organ okuli asesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf cranial ke 2), timbul dari selsel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.
1.5 Rumusan Masalah 1) Bagaimana anatomi dan fisiologi system penglihatan ? 2) Bagaimana kelainan dan gangguan pada system penglihatan ? 3) Bagaimana proses penglihatan itu ? 4) Jelaskan konsep penyakit (kelainan dan gangguan) ?
1.6 Tujuan 1) Dapat mengetahui anatomi dan fisiologi system penglihataan. 2) Mengerti tentang kelainan dan gangguan pada system penglihatan. 3) Men jelaskan proses penglihatan. 4) Men jelaskan secara ringkas kelainan dan gangguan penglihatan.
BAB 2 PEMBAHASAN
1.1 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGLIHATAN NORMAL
Saraf optikus atau urat saraf kraniel adalah saraf sensorik untuk penglihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung membentuk saraf optikus.saraf ini bergerak kebelakang secara media dan melintasi kanalis optikus memasuki rongga kronium, menuju kiasma optikum. S araf penglihatan memiliki 3 pe mbungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen otak. L apisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan sclera. L apisan tengah halus seperti araknoid, sementara lapisan dalam adalah vakuler (mengandung banyak
pembuluh darah). A. Bagian-Bagian Bola Mata
Umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lon jong dan bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis tengah kira-kira 2,5 cm. bagian depannya bening, serta terdiri dari 3 lapisan. y
Lapisan luar, fibrus yang merupakan lapisan penyangga.
y
Lapisan tengah, vaskuler
y
Lapisan dalam, lapisan saraf
a. Sclera Adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sclera membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang bening,
yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk bi ji mata. b. Koroid Adalah lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Membentuk iris yang berlubang ditengahnya atau disebut pupil (manik) mata. Selaput berpigmen belakang iris memancarkan warna yang dapat menentukan apakah sebuah mata itu berwarna biru, cokelat, kelabu, dst. Koroid bersambung pada bagian depannya dengan iris, dan tepat dibelakang iris selaput ini menebal membentuk korpus siliare, sehingga korpus terletak antara koroid dan iris. Korpus siliare berisi serabut otot sirkular dan serabut-serabut yang letaknya seperti jari- jari sebuah lingkaran. Kontraksi otot sirkular menyebabkan pupil mata juga berkontraksi . c. Retina Adalah lapisan saraf pada mata yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf , batang-batang, dan kerucut. Semuanya termasuk dalam konstruksi retina yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar menuju diskus optic, yang merupakan titik tempat saraf optic meninggalkan bi ji mata yang disebut bintik buta karena tidak mempunyai retina.
Bagian yang paling peka pada retina adalah makula, yang terletak tepat eksternal terhadap diskus optic, persis berhadapan dengan pusat pupil.
d. Kornea
Bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang putih dan tidak tembus cahaya. Terdiri atas beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah
epithelium berlapis yang bersambung dengan kon jungtiva e. Bilik anterior (kamera okuli anterior) Terletak antara kornea dan iris f .
Iris Tirai berwarna didepan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos (kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil, sementara kelompok yang lain melebarkan ukuran
pupil itu). g. Pupil
Bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris, tempat cahaya masuk guna mencapai retina. h. Bilik posterior (kamera okuli posterior)
Terletak diantara iris dan lensa. B ilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan akueus humor. i.
Akueus humor Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali kedalam aliran darah
pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlem.
j.
Lensa Sebuah benda transparan bikonveks (cembung depan belakang) yang terdiri atas beberapa lapisan. Terletak persis dibelakang iris. Membrane yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium mengendur, lensa mengerut dan menebal.
Sebaliknya jika ligamen menegang, lensa men jadi gepeng. Mengendurnya lensa dikendalikan kontraksi otot siliare.
k. Vitreus humor
Darah sebelah belakang bi ji mata mulai dari lensa hingga retina diisi cairan penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti agar-agar, yaitu vitreus humor yang
berf ungsi
memberi
bentuk
dan
kekokohan
pada
mata,
serta
mempertahankan hubungan antara retina dan selaput koroid dan sklerotid.
B. Fungsi Mata Mata dibentuk untuk menerima rangsangan bekas-bekas cahaya pada retina, dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus mengalihkan rangsangan ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan. y
Kornea : beker ja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada di belakangnya serta membantu memfokuskan bayangan pada retina.
Kornea tidak mengandung pembuluh darah. y
Iris : memiliki celah ditengahnya yaitu pupil, sebuah cakram yang yang dapat bergerak berf ungsi sebagai tirai yang melindungi retina serta mengendalikan
jumlah cahaya yang masuk ke mata y
Lensa : organ focus utama yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat men jadi bayangan yang jelas pada retina. Lensa berada dalam sebuah kapsul elastis yang dikaitkan pada korpus siliare koroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan mempergunakan otot siliare, permukaan anterior lensa dapat lebih atau agak kurang dicembungkan, guna memfokuskan benda-benda dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi
visual y
Lapisan koroid yang berpigmen : menggelapkan bilik tengah mata, kira-kira dapat dibandingkan dengan bagian dalam kamera yang diberi warna gelap.
y
Retina : mekanisme penyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervus optikus, serta dapat disamakan dengan lempeng film dalam fotografi.
TABEL FUNGSI
BAGIAN MATA
Bagian bola mata
Fungsi
Kon jungtiva
Melindungi kornea dari gesekan
Sclera
Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan men jadi tempat melekatnya otot mata
Otot-otot
Otot-otot yang melekat pada mata : 1) Muskulus rektus superior : menggerakkan mata ke atas
2) Muskulus rektus inf erior : menggerakkan mata ke bawah
3) Muskulus rektus medial : menggerakkan mata ke dalam
4) Muskulus rektus lateral : menggerakkan mata ke sisi luar
5) Muskulus oblikus superior : menggerakkan mata ke atas sisi luar
6) Muskulus oblikus inf erior : menggerakkan mata ke bawah sisi luar
Kornea
Memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi cahaya
Koroid
Mengandung pembuluh darah penyuplay retina dan melindungi refleksi cahaya dalam mata
Badan siliaris
Menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa berubah bentuk , dan mensekresikan aqueous humor ( homor berair )
Iris ( pupil )
Mengendaliakan ukuran pupil, sedangakan pigmennya
mengurangi lewatnya cahaya
Lensa
Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
Retina
Mengandung sel batang dan kerucut
Fovea ( bintik kuning )
Bagian retina yang mengandung sel kerucut
Bintik buta
Daerah tempat syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang
Vitreous
humor
(
humor
bening ) Aqueous
Menyokong lensa dan menolong dalam men jaga bentuk bola mata
humor
(
humor
Men jaga bentuk kantong depan bola mata
berair )
Bila sebuah bayangan tertangkap mata, berkas-berkas cahaya benda yang dilihat menembus kornea, akueus humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang ujung-
ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus optikus menuju daerah visual dalam otak untuk ditafsirkan. Kedua daerah visual menerima berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk. C. Bagian-Bagian Luar Mata a) Alis Adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi bulu. A is dikaitkan
pada otot-otot sebelah bawahnya, serta berf ungsi melindungi mata dari sinar matahari yang terlalu terik. b) Kelopak Mata
Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lempengan tarsal yang terdiri atas fibrus yang sangat padat, serta dilapisi k ulit dan dibatasi kon jungtiva. Jaringan dibawah kulit ini tidak mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih
besar daripada kelopak mata bawah, serta digerakkan ke atas oleh otot levator
palpabrae. Kelopak-kelopak itu ditutup otot-otot melingkar yaitu muskulus orbukularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggiran kelopak mata, serta melindungi mata dari debu dan cahaya.
Fungsi refraksi mata
Berkas-berkas cahaya yang jatuh diatas mata akan menimbulakan bayangan yang telah difokuskan pada retina. Bayangan itu menembus dan diubah oleh kornea, lensa, badan-badan akueus, dan vitreus. Lensa merupakan alat utama
yang membiaskan cahaya, dan memfokuskan bayangan pada retina. Pada mata normal berkas-berkas ini bersatu menangkap sebuah titik pada retina, dan pada titik itulah bayangan difokuskan.
Kelainan refraksi kelainan pembiasan sinar oleh media pengelihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, atau pan jang bola mata, sehingga bayangan benda dibiaskan tidak tepat didaerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi . Ke adaan ini disebut ametropia yang dapat berupa miopia, hipermiopia, atau astigmatisma.
Sebaliknya emetropia adalah keadaan dimana sinar yang seja jar atau jauh dibiaskan atau difokuskan oleh sistem optik mata tepat pada daerah makula lutea tanpa mata melakukan akomodasi . Miopia adalah mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang
seja jar atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina. Ke lainan ini diperbaiki dengan lensa negatif sehingga bayangan tergeser kebelakang dan diatur tepat jatuhdi retina. Hipermetropia adalah mata dengan kekuatan lensa positif yang kurang sehingga
sinar seja jar tanpa akomodasi di fokuskan dibelakang retina.Diperbaiki dengan lensa
positif sehingga bayangan benda tergeser ke depan dan diatur tepat jatuh di retina. Astigmatisma adalah mata dengan kekuatan pembiasan yang berbeda beda
dalam dua bidang utama,biasanya tegak lurus satu sama lainnya.Kelainan ini di perbaiki dengan lensa silinder.Kelainan lain pada pembiasan mata normal adalah gangguan
perubahan kecembungan lensa akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga ter jadi akomodasi .Gangguan akomodasi ini terutama terlihat pada usia lan jut,sehingga terlihat keadaan yang disebut resbiopia. Resbiopia adalah gangguan yang ter jadi pada usia lan jut akibat kurang lenturnya
lensa dan melemahnya kontraksi badan siliar.Titik terdekat yang masih dapat dilihat terletak maikn jauh didepan mata.Gejala umumnya adalah sukar pada jarak dekat yang biasanya terdapat pada usia 40 tahun,dimana pada usia ini amplituda akomodasi pada
pasien hanya menghasilkan titik dekat sebesar 25 cm pada jarak ini seorang emitiopria yang berusia 40 tahun dengan cara baca 25 cm akan menggunakan akomodasi maksimal sehingga men jadi cepat lelah, membaca dengan men jauhkan kertas yang dibaca,dan memerlukan sianar yang lebih terang. Biasanya diberikan kaca mata untuk membaca dekat denga lensa sf eris + yang dihitung berdasarkan amplitudo akomodasi pada masing
masing kelompok umur. y
+ 1.0 D untuk usia 40 tahun
y
+ 1.5 D untuk usia 45 tahun
y
+ 2.0 D untuk usia 50 tahun
y
+ 2.5 D untuk usia 55 tahun
y
+ 3.0 D untuk usia 60 tahun
Pemeriksaan tajam penglihatan
Dilakukan dikamar yang tidak terlalu terang dengan kartu senellen. -
Cara: y
Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup.
y
Pasien diminta untuk membaca huruf yang tertulis pada kartu,mulai dari baris paling atas kebawah, dan tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar.
y
Bila pasien tidak dapat membaca garis paling atas ( terbesar ) maka dilakukan uji hitung jari dari jarak 6 meter.
y
Jika pasien tidak dapat menghitung jari dari jarak 6 meter,maka jarak dapat dikurangi 1 meter, sampai maksimal jarak penguji dengan pasien 1 meter .
y
Jika pasien tetap tidak bisa melihat , dilakukan uji lambaian tangan dari jarak 1 meter.
y
Jika pasien tetap tidak bisa melihat lambaian tangan, dilakukan uji denga arah sinar.
y
Jika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar,maka dikatakan
penglihatanya adalah 0 atau buta total
PEMERIKSAAN KELAINAN REFLAKSI
Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dengan mata kanan kemudian mata kiri .Dilakukan setelah ta jam mata penglihatan diperikasa dan diketa jui terdapat k jelainan reflaksi . -
Cara: y
Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu snellen.
y
Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca baris terkecil ynag masih dapat dibaca.
y
Pada mata yang terbuka diletakkan lensa positif + 0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan
y
Kemudian diletakkan lensa positif tambahan , dika ji: Bila penglihatan tidak bertambah baik,berarti pasien tidak hipermetropia Bila bertambah jelas dan dengan kekuaatan lensa yang ditambah perlahan lahan bertambah baik,berarti pasien menderita hipermetropia .lensa positif terkuat yang masih memberikan keta jaman terbaik m erupakan ukuran lensa koreksi untuk hipermetropia tersebut
y
Bila pengelihatan tidak bertambah baik ,maka diletakan lensa negatif . bila men jadi jelas,berati pasien menderita miopia. U kuran lensa koreksi adalah lensa negatif teringan yang memberikan keta jaman penglihatan maksimal
y
Bila baik dengan lensa positif maupun negatif penglihatan tidak maksimal ( penglihatan tidak dapat mencapai 6/6 ) maka dilakukan uji pinhole. Letakkan pinhole di depan mata yang sedang diuji mata di mitak membaca
barisan
tertakhir yang masih di baca sebelumnya. Bila : Pinhole
tidak memberikan perbaikan,berarti mata tidak koreksi lebih
lan jut karena media penglihatan keruh, terdapat kelainan kepada retina atau saraf optik. Ter jadi
perbaikan penglihtan, maka terdapat astigmatisma atau silinder
pada mata tersebut yang belum mendapat koreksi. y
Bila pasien astik matisma maka pada mata tersebut dipasang lensa positif yang cukup besar untuk membuat pasien menderita kelainan refleksi astigmatismus omiopikus. Pemeriksaan presbiopia
Untuk lan jut usia dengan keluhan dalam membaca dilan jutkan dengan pemeriksaan presbiopia. Cara : y
Dilakukan penilaian ta jam penglihatan dan koreksi kelainan refraksi bila terdapat miopia, hipermetropia, atau astigmatisma, sesuai prosedur diatas
y
Pasien diminta membaca kartu baca pada jarak 30 40 cm( jarak baca )
y
Diberikan lensa positif + 1 dinaikkan perlahan lahan sampai terbaca huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan kekuatan lensa ini ditentukan.
y
Dilakukan pemeriksaan mata satu persatu.
D. Kelainan Pada Mata 1) Hordeolum : radang pada folikel pada pinggiran kelopak mata, dimana bulu mata harus dicabut, sementara lukanya dapat diobati dengan cara memanaskann ya.
2) Kista Meibom : kista sebakeus pinggiran kelopak mata yang harus disingkirkan dan harus diobati.
3) Blefaritis adalah peradangan kelopak mata; dimana kelopak mata berwarna merah, perih, dan gatal. Semua keruping harus dibuang, disusul dengan kompres
panas, sebelum pengobatan dimulai 4) Ektropion, atau terlipat-ke-luarnya kelopak mata, yang mungkin disebabkan lukus atau luka. Entropion atau terlipat-ke-dalamnya kelopak mata, y ang ter jadi akibat adanya kontraksi sesudah ulkus atau luka : dimana bulu mata menusuk mata, yang menimbulkan rasa sakit.
5) Epifora adalah mengalir keluarnya cairan kon jungtiva hingga pipih, yang ter jadi karena terhambatnya saluran lakrimal pada eversio kelopak mata dan pada kon jungtivitis. Ptosis adalah kelemahan kelopak mata sebelah atas.
6) Kon jungtivitis atau peradangan pada kon jungtivita dapat akut atau kronik : y ang disebabkan berbagai jenis organisme salah sebuah atau kedua mata terasa panas dan seolah olah mengandung pasir, kelopak mata bengkak, kon jung tiva berwarna merah, mata berair, serta tidak tahan cahaya atau fotofobia.
Pengobatan ditujukan pada penyebabnya. 7) Trakom adalah salah satu bentuk peradangan kon jungtivitis, sebagai akibat inf eksi virus pada kon jungtivita. Trakom sangat banyak terdapat di Negaranegara berkembang. Trakom adalah penyebab utama ter jadinya kebutaan yang menimpa sebagian umat manusia di seluruh dunia.
8) Keratitis adalah peradangan pada kornea. 9) Katarak adalah mengaburnya lens, dapat menyerang sebagian atau keseluruhan lensa. Katarak ini bersifat congenital, disebabkan cidera atau komplikasi pada diabetes.
Sementara
katarak
senilis
sering
kali
disebabkan
perubahan
degenerative pada orang-orang yang mengin jak usia lan jut.
10) Glaucoma ditimbulkan akibat adanya penambahan tekanan dalam mata, yang dapat akut ataupun kronok. Glaucoma disebabkan adanya cairan dalam bilik anterior yang belum sempat disalurkan keluar, sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menimbulkan tekanan pada syaraf optic yang lama-lama dapat menghilangkan daya lihat mata.
11) Hipermetropi ( mata dekat ) penyebabnya bayangan benda jatuh didepan retina karena bola mata terlalu pan jang ( cembung ). Dapat diatasi dengan lensa cekung.
12) Miopi ( mata jauh ) penyebabnya bayangan benda jatuh di belakang retina kerena bola mata terlalu pendek ( mata terlalu pipih ) dapat diatasi dengan lensa cembung.
13) Astigmatisma penyebabnya kecembungan kornea tidak merata sehingga bayanagn men jadi tidak terfokus ( kabur ) dapat diatasi dengan lensa silinder
1.2 PROSES PENGLIHATAN Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah kemudian diinterpretasikan. Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat. Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina.
1.3 Macam-macam Penyakit System Mata 1) Blefaritis Blefaritis adalah radang pada kelopak dan tepi kelopak y
Etiologi Inf eksi atau alergi yang biasanya ber jalan kronik atau akibat disf ungsi kelen jar meibom. Alergi dapat disebabkan oleh debu, asap, bahan kimia iritatif ,
atau bahan kosmetik. Inf eksi oleh bakteri disebabkan stafilokok, streptococc us alpha atau beta hemolyticus, pneumokok yang menyebabkan blefaritis seboroik.
2) Skleritis Skleritis adalah radang kronis granulomatosa pada sclera yang ditandai dengan destruksi kolagen, infiltrasi sel dan vaskulitis. Biasanya bilateral dan lebih sering ter jadi pada wanita. y
Etiologi
Sebagian besar disebabkan reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV yang berkaitan dengan penyakit sistemik. 3) Entropion Entropion adalah suatu keadaan melipatnya margo palpebra kearah dalam sehingga silia akan tumbuh mengarah kedalam (trikiasis) dan menyebabkan komplikasi kekon jungtifa dan kornea. y
Etiologi Senilitas, kongonital, spasme, sikatriks, dan sbg
4) Ektropion Ektropion adalah kelainan posisi kelopak mata di mana tepi kelopak mata mengarah keluar sehingga bagian dalam kelopak atau kon jungtiva tarsal berhubungan langsung dengan dunia luar. Etiologi Kelainan kongenital, paralisis nervus fasialais, senil, spastic, dan sikatrik. y
5) Kon jungtivitis Bakteri Kon jungtivitis adalah radang kon jungtifa yang bisebabkan oleh bakteri dan mudah menular. y
Etiologi Stafilokok, streplokok, corinebacterium diphtheriae, pseudomonas aeugenosa, neisseria gonorrhea, dan haemophilus influenza.
6) Kon jungtivitis Viral Kon jungtifitas viral adalah radang kon jungtiva yang disebabkan virus.
y
Etiologi Biasanya disebabkan Adenovirus, Herpes simpleks, Herpes zoster, Klamidia, New castie, Pikorna, Enterovirus, dan sebainya.
7) Kon jungtivitis Alergi Kon jungtivitis alergi adalah radang kon jungtifa akibat reaksi alergi terhadap noninf eksi. y
Etiologi Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat , atau reaksi antibody humoral tehadap allergen . pada keadaan yang berat merupaklan bagian dari sindrom steven jhonson, suatu pe nyakit eritema multiformal buerat akibat creaksi alergi pada orang dengan predisposisi alergi obat obatan. P ada pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat ter jadi reaksi alergi.
8) Kon jungtivitis Sika Kon jungtivitis sika atau kon jungtivitis dry eyes adalah suatu keadaan keringnnya permukaan kon jungtiva akibat berkurangnya sekresi kelen jar lakrimal. y
Etiologi Ter jadi pada penyakit-penyakiy yang menyebabkan devisiensi komponen lemak air mata,kelen jar air mata musim, akibat penguapan berlebihan, atau karena parut kornea atau hilangnya mikrovili kornea. Bila ter jadi bersama arthritis rheumatoid dan penyakit autoimun lain, disebut sebagai sindrom Sjogren
9) Keratitis Adalah peradangan pada kornea Etiologi Bakteri, jamur, virus, dan proses peradangan. y
10) Urkus kornia Adalah hilangnya sabagian permukaan kornia akibat kematian jaringan kornia Etiologi Bakteri, jamur, acanthamoeba (biasanya berasal dari cairan pencuci lensa kontak) dan herpes simleks. y
11) Endoftalmetis Adalah peradangan supuratif dalam bola mata. Etiologi Inf eksi kuman atau kuman jamur setelah terauma atau bedah, atau secara endogen akibat sepsis. Bakteri yang seringa men jadi penyebab adalah stafilokok, streptok, peneumokok, pseudomas, sedangkan jamur yang sering men jadi penyebab aktinomises, asf erginus dan sebagainya. y
12) Uveitis anterior Adalah peradangan jaringan uvea anterior, terdiri dari iritis atau iridosiklitis. Ter jadi mendadak, biasanya ber jalan 6-8 minggu. Etiologi Penyebab eksogen seperti terauma uvea atau infasi mikro organism atau agen lain dari luar. Se cara endogen dapat disebabkan idiopatik, autuimun keganasan, mikro organism atau agen lain dari dalam tubuh pasien, misalnya tuber kolosis, heper simpleks dan sebagainya. 13) Glaukoma Akut Adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi. Etiologi Dapat ter jadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Y ang paling banyak di jumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien 40 th atau lebih. y
y
y
MATA TENANG VISUS MENURUN PERLAHAN
14) GLAUKOMA KRONIK adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga ter jadi kerusakan anatomi dan f ungsi mata yang permanen.
ETIOLOGI Keturunan dalam keluarga , diabetes militus , arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka pan jang, mitopia tinggi dan progresif dan lain-lain. y
KATARAK
Katarak setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat ter jadi akibat hidrasi (penambahan cairan ) lensa, denaturasi protein lensa , atau akibat kedua-keduanya . biasanya mengenai kedua mata dan ber jalan progresif .
ETIOLOGI Penyebabnya bermacam-macam . umumnya adalah usia lan jut (senil), tapi dapat ter jadi secara kongenital akibat inf eksi
virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan
perkembangan; kelainana sitem atau metabolik , seprti diabetes militus, gelaktosomi, dan distrofi miotonik; traumatik; terapi kortikosteroid sistemik; dan sebagainya. Rokok dan konsumsi alkohol meningkatkan katarak.
y
MATA TENANG VIRUS MENURUN MEND ADAK
ABLASI RETINA retina adalah suatu keadaan terpisahnya lapisan sensoris retina dari lapisan epitel
Albasi
pigmen retina Etiologi Abasi dapat ter jadi secara sepontan atau sekunder setelah trauma. akibat adanya robekan pada retina, cairan masuk ke blakang dan mendorong retina (regmatogen), atau ter jadi penimbunan
ekssuded dibawah retina sehingga retina terangkat (non regmatogen), atau tarikan jaringan paruh pada badan kaca (traksi). penimbunan eksudat ter jadi akibat penyakit koroit, misalnya yang ter jadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, uveitis, dan teksomia gravidarum. jaringan perut pada badan kaca dapat si sebabkan diabetus melitus prolif eratif , trauma , inf eksi, atau pasca bedah. y
TRAUMA MATA
Trauma alkali Trauma oleh bahan kimia bisa menyebabkan proses penyembuhan membran sel di sertai dehidrasi sel ter jadi kerusakan jaringan yang menembus sampai ke lapisan yang lebih dalam dengan cepat dan berlangsung terus hingga kerusakan terus ter jadi lama setelah trauma. terbentuk koagulase yang akan menambah kerusakan kolagen kornea. bila menembus bola mata, akan merusak retina dan berakhir dengan kebutaan. bahan kaustik soda dapat menembus bilik mata depan dalam waktu 7 detik.
KOMPLIKASI Keraritis sika, perut, neovaskularisasi kornea, entropion, simblefaron, glaukoma sudut tertutup, katarak, dan ftisis bulbi y
PENYAKIT KELOPAK MAT
Herdeolum Herdeolum adalah pradangan suporatif kelen jar pada kelopak mata (meibom,zeiss,atau moll) Etiologi Stafilokok y
KELAINAN REFRAKSI
Kelainan refaksi adalah kelainan pembiasaan sinar oleh media pengelihatan yang terdiri dari kornea, cairan mata, lensa badan kaca atau pan jang bola mata, sehingga bayangan benda di biasakan tidak tepat di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi . keadaan ini di debut ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia,atau astigmatisma. sebaliknya emetropia adalah keadaan di mana sinar yang seja jar atau jauh di biasakan atau di fokuskan oleh sistem optik mata tepat pada daerah makula lutea tanpa mata melakukan akomodasi . y
TUMOR MATA
Retinoblastoma Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokular yang di temukan pada anak-anak, trauma pada usia di bawah 5 tahun. tumor berasal dari jaringan retina embrional. dapat ter jadi
unilateral (70%) dan bilateral (30%). sebagian besar kasus bilateral bersifat hirediter yang di wariskan melaui kromosom.
Masatumor di retina dapat tumbuh ke dalam vitreus (endefitik) dan tumbuh menembus keluar (eksofitik). pada beberapa kasus ter jadi penyembuhan secara spontan. sering ter jadi perubahan degeneratif , diikuti nekrosis dan klasifikasi. pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50% menurunkan anak dengan retinoblastoma. pewarisan ke saudara sebesar 4-7%
Etiologi Ter jadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14.bisa karena mutasi yang di turunkan primer, menyerang
pasien 40 th atau lebih.
y
MATA MERAH VISUS NORMAL -
Blefaritis Adalah radang pada kelopak dan atau tepi kelopak
-
Skleritis Adalah radang kronis granulomatosa pada sklera yang ditandai dengan destruksi kolagen, infiltrasi sel dan faskulitis. Biasanya bilateral dan lebih sering ter jadi pada wanita.
-
Ekrupion Adalah kelainan posisi kelopak mata dimana tepi kelopak mata mengarah keluar sehingga bagian dalam kelopak atau kon jingtiva tarsal berhubungan langsung dengan dunia luar
-
Kon jungtivitis bakteri
Adalah radang kon jungtiva yang disebabkan oleh bakteri.mudah menular. -
Kon jungtivitis viral Adalah radang kon jungtiva yang disebabkan oleh virus
-
Kon jungtivitis alergi Adalah radang kon jungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninf eksi.
-
Kon jungtivitis Sika Adalah
suatu
keadaan
keringnya
permukaan
kon jungtiva
akibat
berkurangnya sekresi kelen jar lakrimal. y
MATA MERAH VISUS MENURUN -
Keratitis Adalah peradangan pada kornea.
-
Ulkus Kornea Adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.
-
Endoftalmitis Adalah peradangan supuratif dalam bola mata
-
Uveitis anterior Adalah peradangan jaringan uvea anterior, terdiri dari iritis atau iridosiklitis.
Ter jadi mendadak, biasanya ber jalan 6 8 minggu. -
Glukoma akut Adalah penyakit yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.
y
MATA TENANG VISUS MENURUN PERLAHAN -
Glaukoma kronik Adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata sehingga ter jadi kerusakan anatomi dan f ungsi mata yang permanen.
-
Katarak Katarak setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat ter jadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan ber jalan progresif .
y
MATA TENANG VISUS MENURUN MENDADAK -
Ablasi Retina Adalah suatu keadaan terpisahnya lapisan sensoris retina dan lapisan epitel
pigmen retina.
-
Neuritis optic Dikenal dua bentuk yaitu papilitis, atau peradangan papil saraf optic, dan neuritis retrobulbar, berupa radang saraf optic yang terletak dibelakang bola mata dan tidak menun jukkan kelainan. Lebih sering ter jadi pada dewasa dewasa dan dapat ter jadi bilateral.
y
TRAUMA MATA -
Trauma alkali Trauma oleh bahan kimia basa menyebabkan proses penyabunan membrane sel disertai dehidrasi sel. Te r jadi kerusakan jaringan yang menembus sampai kelapisan yang lebih dalam dengan cepat dan berlangsung terus sehingga kerusakan terus ter jadi lama sehingga trauma. Terbentuk koagulase yang akan menambah kerusakan kolgen kornea. B ila nmenembus bola mata, akan merusak retina dan berakhir dengan kebutaan. Bahan kaustik soda dapat menembus bilik mata depan dalam waktu 7 detik.
-
Trauma Asam Bahan kimia asam menyebabkan pengendapan/penggumpalan protein permukaan sel, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi tidak akan destruktif seperti alkali. Asam membentuk suatu sawar presipitat pada jaringan yang terkena, sehingga membatasi kerusakan lebih lan jut. K onsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan yang lebih dalam s eperti trauma alkali.
-
Trauma tembus Ter jadi akibat masuknya benda asing kedalam bola mata.
y
PENYAKIT KELOPAK MATA -
Herdeolum Adalah peradangan supuratif kelen jar pada kelopak mata.
-
Kalazion Adalah peradangan granulomatosis kronis kelen jar meibom yang tersumbat.
y
INFEKSI MATA -
Kon jungtivitis bakteri Adalah radang kon jungtiva yang disebabkan oleh bakteri.mudah menular.
-
Kon jungtivitis viral Adalah radang kon jungtiva yang disebabkan oleh virus
-
Kon jungtivitis alergi Adalah radang kon jungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninf eksi.
-
Kon jungtivitis Sika
Adalah
suatu
keadaan
keringnya
permukaan
kon jungtiva
akibat
berkurangnya sekresi kelen jar lakrimal. -
Keratitis Adalah peradangan pada kornea.
-
Endoftalmitis Adalah peradangan supuratif dalam bola mata
-
Uveitis anterior Adalah peradangan jaringan uvea anterior, terdiri dari iritis atau iridosiklitis.
Ter jadi mendadak, biasanya ber jalan 6 8 minggu. y
TUMOR MATA -
Retinoblastoma Merupakan tumor ganas utama intraocular yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia dibawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina
embrional. Dapat ter jadi unilateral (70%) dan bilateral (30%) sebagaian besar kasus bilateral bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom.
Masa tumor diretina dapat tumbuh kedalam vitreus (endovitik) dan tubuh menembus keluar (eksovitik).
Pada beberapa kasus ter jadi penyembuhan secara spontan. Sering ter jadi perubahan degenerative, diikuti nekrosis dan kalsifikasi. P asien yang selamat memiliki kemungkinan 50% menurunkan anak dengan retinoglastoma.
Pewarisan
kesaudara
sebesar
4
7
Daftar pustaka
Saif udin. 2006. Anatomi fisiologi. Jakarta : ECG Pearce, evelyn. 2008 . anatomi fisiologi untuk para medis. Jakarata :PT. Gramedia