ASIMETRIS WAJAH Definisi asimetris wajah : Asimetri berarti adanya adanya ketidakseimbangan ukuran, bentuk serta susunan susunan
pada bidang, titik ataupun garis antara satu sisi dengan dengan sisi yang lain Klasifikasi asimetris wajah : Asimetri Dental [ Asimetri dental merupakan asimetri yang dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah gigi dengan lengkung gigi yang tersedia, jumlah gigi rahang atas dan bawah pada segmen yang sama dan ketidakseimbangan lengkung gigi rahang atas dan bawah secara keseluruhan atau sebagian ]. Asimetri Fungsional [Asimetri fungsional adalah asimetri yang terjadi oleh karena adanya pergeseran mandibula ke lateral atau anteroposterior. Pergeseran letak mandibula tersebut terjadi karena terdapat hambatan oklusi sewaktu gerakan relasi sentris ke posisi interkuspasi maksimum pada saat menutup mulut ]. Asimetri Jaringan Lunak [Asimetri jaringan lunak merupakan asimetri yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan perkembangan otot – – otot ekspresi wajah. Asimetri ini dapat terjadi pada kondisi penyakit hemifacial atrophy atau cerebral palsy ], Asimetri Skeletal [ Asimetri skeletal dapat melibatkan satu tulang seperti rahang atau mandibula , atau mungkin mempengaruhi sejumlah struktur rangka di satu sisi wajah , seperti dalam microsomia spasm . Ketika satu sisi perkembangan tulang kurang berkembang, sisi kontralateral akan terjadi distorsi pertumbuhan . Asimetri otot dapat terjadi dalam kondisi seperti spasm microsomia. Fungsi otot yang abnormal , seperti dalam masseter hipertrofi dan secara langsung menyebabkan asimetris wajah , atau bisa juga berkontribusi terhadap asimetri gigi dan asimetri skeletal karena adanya keabnormalan tarikan otot. Fibrosis otot sternokleidomastoid sebagai terlihat pada tortikolis dapat membuat deformasi kraniofasial jika dibiarkan tidak diobati untuk jangka waktu tertentu . Tidak hanya wajah tetapi juga endocranial morfologi terpengaruh dan terdistorsi , Deformasi menjadi lebih parah seiring berjalannya waktu . ETIOLOGI ASIMETRIS WAJAH : 1.Kongenital: Terjadi saat dalam kandungan : Celah bibir, celah palatum, hemifacial microsomia, neurofibromastosis, torticollis, craniosynostosis, kelainan vaskuler. 2. Developmental: Terjadi saat tumbuh kembang : kebiasaan buruk, mengunyah hanya di satu sisi, tidur di satu sisi dengan frekuensi yang tinggi. 3. Acquired : Terjadi setelah terkena penyakit atau trauma : trauma, arthritis dan infeksi pada TMJ, trauma facial, tumor facial, radiotherapy pada saat anak-anak.
Defek perkembangan,trauma dan patologi Defek perkembangan adalah adanya gangguan yang terjadi selama proses perkembangan seseorang dari kondisi yang sebelumnya simetri menjadi asimetri seperti kebiasaan mengunyah di satu sisi, tidur dengan posisi miring ke satu sisi yang menyebabkan terjadi perubahan skeletal ataupun jaringan lunak yang bersifat ipsilateral (hanya pada satu sisi). Trauma pada sendi temporomandibula dapat menyebabkan perkembangan mandibula pada sisi yang terkena trauma tidak sesuai dengan perkembangan yang seharusnya sehingga menyebabkan tampilan asimetri pada wajah. Penyakit seperti artritis dan infeksi pada sendi temporomandibula, dan paralisis otot – otot ekspresi wajah seperti yang terjadi pada pasien Bell’s Palsy juga menyebabkan asimetri pada wajah.
Penegakkan diagnosis ; Pemeriksaan kesimetrisan wajah pada pasien dengan posisi natural head, mandibula dalam keadaan relasi sentrik, dan jaringan lunak dalam keadaan istirahat.Evaluasi garis tengah dental pada posisi mulut terbuka, relasi sentrik, kontak dini, oklusi sentrik. Evaluasi pergeseran anteroposterior unilateral. Evaluasi pergeseran vertical. Evaluasi pergeseran dalam jurusan lateral. Evaluasi pergeseran rotasi Pemeriksaan radiografi : *Panoramik radiografik: pemeriksaan ini berguna untuk melihat gigi dan struktur tulang, bentuk kondil dan ramus mandibula kiri dan kanan dapat diperbandingkan.*Posterior-anterior sefalogram: teknik ini sangat berguna untuk mempelajari struktur bagian kiri dan kanan wajah, dapat digunakan dengan oklusi sentrik maupun dengan mulut terbuka untuk melihat adanya deviasifungsional. *Submental vertex radiografik: melihat asimetri pada mandibula, zygoma, zygomatic arches Penatalaksaan asimetris wajah : Jika pada kasus ringan/ sedang maka bisa digunakan fixed ortho/ ortho lepasan dan bisa dikombinasikan dengan ektraksi gigi asimetri . Jika pada kasus parah (maloklusi kelas I/II yang parah, kelainan dentoalveolar, gigitan sangat dalam, profil facial tidak baik, dll) maka dapat dilakukan bedah orthognatik atau kombinasi dari bedah orthognatik dan pemasangan fixed orthodonti Perawatan asimetris skeletal : *Pada kasus yang ringan dan pasien masih dalam masa tumbuh kembang cukup dilakukan dengan menggunakan alat – alat ortodonti misalnya dengan melakukan ekspansi rahang menggunakan slow expansion maupun rapid maxillary expansion baik dengan piranti lepasan maupun cekat, tetapi untuk kasus yang berat maka bedah orthognati pada rahang yang menyebabkan asimetri merupakan pilihan perawatan.*Penggunaan distractory device yang ditanam pada tulang untuk merangsang pertumbuhan tulang adalah pilihan yang tepat