31
DAFTAR PUSTAKA
Engel. J. 1999. Pengkajian 1999. Pengkajian Pediatrik. Jakarta. EGC Ngastiyah. 1997. Keperawatan 1997. Keperawatan Anak Sakit. Jakarta. EGC. Sacharin, M.R. 1996. Prinsip 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta. EGC. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. 2000. Buku 1. Jakarta. Infomedika.
31
LAPORAN PENDAHULUAN ATRESIA ANI IMPERFORATA ANI (ATRESIA ANI) Definisi
Imperforata ani adalah tidak komplit perkembangan embrionik pada distal (anus) atau tertutupnya anus secara abnormal.
Patofisiologi
-
Terdapat dua tipe yaitu tipe letak tinggi, yang mana terdapat penghalang diatas otot leverator ani. Tipe letak rendah adalah adanya penghalang dibawah otot leverataor ani.
-
Anus dan rectum berkembang dari embrionik bagian belakang. Ujung ekor dari bagian belakang beerkembang jadi kloaka yang merupakan bakat genetourinary da struktur anorektal.
-
Terjadi stenosis anal karena adanya peyempitan pada pada kanal anorektal.
-
Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan migrasi dan perkembangan struktur kolon antara 7 dan 10 minggu dalam perkembangana fetal.
-
Gangguan migrasi dapat juga karena kegagalan dalan agenesisi sakral dan abnormallitas pada uretra dan vagina.
-
Tidak ada pembukaan usus besar yang keluar anus menyebabakan fecal tidak dapat dikeluarkan sehingga intestinal mengalami obstruksi.
Komplikasi •
Obstruksi intestinal.
Etiologi •
Secara pasti belum diketahui
•
Merupakan anomali gastrointestinal dan genetourinary
31
Manifestasi klinik •
Kegagalan lewatnya mekonium saat atau setelah lahir.
•
Tidak ada atau stenosis kanal.
•
Adanya membran anal.
•
Fistula eksterrnal pada perineum
Panatalaksanaan terapeutik •
Pembedahan : Kolostomi. Transversokolostomi (kolostomi dikolon trangversum) Sigmoidostomi (kolostomi dikolon sigmoid) Bentuk yang aman adalah daoudle barret atau laran ganda. Diagnosa keperawatan
1. Inkontinen bowel (tidak efektif fungsi ekskretorik) berhubungan dengan tidak lengkapnya pembentukan anus. 2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi. 3. Resiko infeksi beerhubungan dengan prosedur pembedahan 4. Kecemasan keluarga berhubungan dengan prosedur permbedahan dan kondisi bayi 5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan keperwatan dirumah dan pembedahan.
Intervensi
Diagnosa 1 dan 2 1. Berikan perawatan kulit pada anoplasty dan jaga area tetap bersih 2. Kaji adanya kemerahan, bengkak, dan drainase 3. Posisikan bayi miring kesamping dengan kaki fleksi atau dengan kaki prone dan panggul ditinggikan pembedahan.
untuk
mengurangi edema
dan
tekanan
pada area
31
4. Gunakan kantong kolostomi yang hipoalergi untuk melindungi kalit yang sensitif. 5. Petahankan puasa dan berikan terapi hidrasi melalui IV sampai fungsi usus normal. 6. Kaji kolostomi : warna harus pink, dan tidak ada purulen, pembengkakan atau kerusakan kulit. 7. Dilatasikan anal setelah pembedahan sesuai program Diagnosa 3 1. Kaji tanda – tanda infeksi. 2. Mengganti balutan dengan teknik steril 3. Hindari bahan – bahan yang dapat mengkontaminasi insisi pembedahan. 4. Jaga kulit tetap kering dan tidak ada pembesaran. 5. Pantau kolostomi dengan konstan Diagnosa 4 1. Ajarkan untuk mengekspresikan perasaan. 2. Berikan onformasi tentang kondisi, pembedahan dan perawatan dirumah. 3. Ajarkan keluarga untuk berpartitisifasi dalam perawatan bayi 4. Berikan pujian pada orangtua saat melakuakan perawatan pada bayi 5. Lakukan boding orangtua – bayi 6. Jelaskan kebutuhan terapi : IV, NGT, pengukuran tanda – tanda vitaldan pengkajian Diagnosa 5 1. Ajarkan perawatan kolostomi dan partisifasi keluarga dalam perawatan sampai mereka dapat melakukan perawatan 2. Konsulkan keperwat enterostomal bila perlu. 3. Berikan pujian saat melakukan perawatan dan jawab pertanyaan secara jujur apa yang dibutuhkan keluarga 4. Ajarkan untyuk mengenal tanda – tand dan gejala yang perlu dilaporkan pada perwat , dokter, atau perawat enterostomal. 5. Ajarkan bagaimana memberikan pengamanan pada bayi dan melakukan dilatasi pada anal.
31
6. Berikan instruksi secara tertulis dan verbal tentang alat – alat yang dibutuhkan untuk perwatan dirumah. 7. Tekankan tetap mengadakan stimulasi pada bayi untuk mensupport tumbuh kembang.
31
PATOFISIOLOGI ATRESIA ANI POST OPERASI G3 pembentukan anus
Harga diri rendah Gangguan istirahat
Atresia ani
< support
Pembedahan atau kolostomi
Nyeri
Luka kolostomi
Frekuensi BAB tidak terkontrol Pola BAB
< support sitem biaya informasi prosedur operasi
Feses bersifat asam Resiko terjadi infeksi Resiko kerusakan kulit
G3 psikologi
Feses bersifat asam
Pembedahan PSA
BAB tidak terkontrol
nyeri
Luka
Penurunan
anesthesi
< informasi cara Luka PSA menutup Menyempit kembali
Resiko cidera
PSA gagal Status puasa Hilangnya nafsu makan Mual / muntah
Defisit
Nutrisi kurang dari kebutuhan
G3 kebutuhan eliminasi BAB
Istirahat
31
KOLOSTOMI
Defenisi
: Kolostomi adalah pengalihan isi kolon yang dapat permanen atau
sementara. Kolostomi asenden, transversum, dan sigmoid dapat dilakukan. Kolostomi trasnversum biasanya sementara. Kolostomi sigmoid paling umum untuk stoma permanen, biasanya dilakukan pada kanker
Masalah Keperawatan 1. Kerusakan integritas kulit 2. Gangguan body image 3. Nyeri akut 4. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan 5. Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi 6. Gangguan pola tidur Diagnosa keperawatan 1. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit sehubungan dengan aliran feses yang terus menerus karena tidak adanya sfingter stoma 2. Gangguan body image sehubungan dengan kehilangan kontrol usus eliminasi karena adanya stoma 3. Gangguan rasa nyaman nyeri akut sehubungan dengan kerusakan jaringan karena insisi/drein 4. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan sehubungan dengan pembatasan masukan secara medik 5. Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan pembatasan bulk dan makanan mengandung sisa 6. Gangguan pola tidur sehubungan dengan takut kebocoran kantong atau cedera stoma
Intervensi dan Rasional 1. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit sehubungan dengan aliran feses yang terus menerus karena tidak adanya sfingter stoma Tujuan: Mempertahankan integritas kulit dengan kriteria: Peningkatan penyembuhan Intervensi dan rasional: No. Rencana Tindakan Rasional 1. Observasi area kulit peristomal/stoma Memantau proses penyembuhan/keefektifan alat dan pada tiap penggantian kantong. mengidentifikasi masalah pada area, kebutuhan Bersihkan dengan air dan keringkan. untuk evaluasi/intervensi lanjut. Mempertahankan Catat iritasi, kemerahan, (warna gelap, kebersihan/mengeringkan area untuk membantu kebiru-biruan) pencegahan kerusakan kulit. Identifikasi dini nekrosis stoma/iskemia atau infeksi jamur (dari perubahan
31
2. Ukur stoma secara periodik, misalnya tiap perubahan kantong selama 6 minggu pertama, kemudian sekali sebulan selama 6 bulan. 3. Yakinkan bahwa lobang pada bagian belakang kantong berperekat sedikitnya lebih besar 1/8 ukuran stoma dengan perekat adequate menempel pada kantong 4. Berikan pelindung kulit yang efektif, misalnya wafer stomahesive 5. Konsongkan, irigasi, dan bersihkan kantong ostomi dengan rutin, gunakan alat yang tepat
6. Sokong kulit sekitar bila mengangkat kantong dengan perlahan. Lakukan pengangkatan kantong sesuai indikasi kemudian cuci dengan baik 7. Observasi keluhan terbakar/gatal/ melepuh di sekitar stoma
flora normal usus) memberikan intervensi tepat waktu untuk mencegah komplikasi serius. Stoma harus kemerahan dan lembab. Area ulkus pada stoma mungkin dari lubang kantong yang terlalu sempat atau lempengan yang menekan ke dalam stoma. Sesuai dengan penyembuhan edema pasca operasi (6 minggu pertama) ukuran kantong yang dipakai harus tepat sehing feses terkumpul sesuai aliran ostomi dan kontak dengan kulit dapat dicegah Mencegah trauma pada jaringan stoma dan melindungi kulit periostomal. Perekatan area yang adequate penting untuk mempertahankan cincin kantong. Perekatan terlalu kencang menyebabkan iritasi kulit pada pengangkatan kantung Melindungi kulit dari perekat kantong, meningkatkan perekatan kantong dan memudahkan pengangkatan kantong bila perlu Penggantian kantong yang sering mengiritasi kulit dan harus dihindari. Pengosongan dan pencucian kantong dengan cairan yang tepat tidak hanya menghilangkan bakteri dan menyebabkan bau feses dan flatus tetapi juga membuat kantong menjadi bau Mencegah iritasi jaringan/kerusakan sehubungan dengan Penarikan kantong.
Indikasi kebocoran feses dengan iritasi periostomal, atau kemungkinan infeksi kandida yang memerlukan intervensi Memberikan kesempatan untuk pemecahan masalah, menentukan kebutuhan intervensi lebih lanjut
8. Evaluasi produk perekat dan kecocokan kantong secara terus menerus 9. Kolaborasi: berikan sprei aorosol Membantu penyembuhan bila terjadi iritasi periostomal/ kartikosteroid dan bedak nistatin sesuai infeksi jamur. Produk ini mempunyai efek samping yang indikasi besar dan harus digunakan dengan jumlah sedikit saja
2. Gangguan body image sehubungan dengan kehilangan kontrol usus eliminasi karena adanya stoma Tujuan: Menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa harga diri yang negatif dengan kriteria: Melihat/menyentuh stoma dan berpartisipasi dalam perawatan diri Intervensi dan rasional: No. Rencana Tindakan Rasional 1. Pastikan apakah konseling dilakukan Memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan bila mungkin dan atau ostomi perlu orang terdekat terhadap pengetahuan tentang situasi untuk didiskusikan dengan orang terdekat pasien dan proses penerimaan
31
2. Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan perasaan tentang ostomi. Akui kenormalan perasaan marah, depresi dan kehilangan.
Membantu pasien untuk menyadari perasaannya tidak biasa dan perasaan bersalah tentang mereka tidak perlu/tidak membantu. Pasien perlu untuk mengenali perasaan sebelum mereka dapat menerima dengan efektif 3. Kaji ulang alasan untuk pembedahan Pasien atau orang terdekat dapat menerimanya ini dan harapan untuk masa datang lebih mudah bahwa ostomi dilakukan untuk memperbaiki penyakit kronis/jangka panjang dari pada sebagai cedera traumatic meskipun ostomi hanya sementara. Juga pasien yang akan mengalami prosedur kedua (untuk mengubah ostomi ke penampung anal atau kontinen) mungkin menimbulkan derajat yang lebih kecil pada masalah gambaran diri karena fungsi tubuh akan menjadi lebih normal 4. Catat perilaku menunjukan diri Dugaan masalah pada penilaian yang dapat peningkatan ketergantungan, manipulasi, memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat atau tidak terlibat pada perawatan. 5. Berikan kesempatan pada pasien atau Meskipun integrasi stoma pada gambaran diri orang terdekat untuk memandang dan memerlukan waktu berbulan-bulan/juga tahunan, menyentuh stoma, gunakan kesempatan melihat pada stoma dan mendengarkan komentar untuk memberikan tanda positif tentang dapat membantu pasien atau orang terdekat dalam penyembuhan, penampilan normal dan penerimaan ini. Menyentuh stoma meyakinkan pada sebagainya. Ingatkan pada pasien atau pasien atau orang terdekat bahwa hal itu tidak orang terdekat bahwa penerimaan mudah rusak dan bahwa gerakan pada stoma secara memerlukan waktu baik secara fisik nyata menunjukan peristaltic yang normal dan emosi. 6. Berikan kesempatan pada pasien untuk Ketergantungan pada perawatan diri membantu menerima ostomi melalui partisipasi untuk memperbaiki kepercayaan diri dan pada perawatan diri (bila usianya penerimaan situasi memungkinkan) 7. Pertahankan pedekatan positif selama Bantu pasien atau orang terdekat untuk menerima aktivitas perawatan, hindari ekspresi perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri menghina atau reaksi berubah sendiri. Marah paling sering ditujukan pada situasi mendadak. Jangan memperlihatkan dan kurang kontrol individu terhadap apa yang rasa marah secara pribadi. terjadi (tidak berdaya) bukan pada pemberi perawatan
3. Gangguan rasa nyaman nyeri akut sehubungan dengan kerusakan jaringan karena insisi/drein Tujuan: Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria: - Nyeri hilang atau terkontrol - Mampu tidur atau istirahat dengan tepat Intervensi dan rasional: No. Rencana Tindakan 1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0 – 10)
Rasional Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesik atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi. Nyeri pada area anal sehubungan dengan reseksi abdominal perianal
31
dapat terjadi selama satu bulan 2. Berikan tindakan kenyamanan dengan Menurunkan ketegangan otot, meningkatkan mengubah posisi. Yakinkan pasien relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan bahwa perubahan posisi tidak akan koping mencederai stoma 3. Bantu melakukan latihan rentang gerak Menurunkan kekakuan otot atau sendi ambulasi dan dorong ambulasi dini. Hindari mengembalikan organ ke posisi normal dan posisi duduk yang lama meningkatkan kembalinya fungsi ke tingkat normal. Ambulasi dan perubahan posisi sering menurunkan tekanan perianal 4. Kolaborasi: pemberian analgesik Menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan.
4. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan sehubungan pembatasan masukan secara medik Tujuan: Mempertahankan hidrasi adequat dengan kriteria: - Membran mukosa lembab - Turgor kulit baik - Pengisian kapiler baik - Tanda vital stabil - Secara individual mengeluarkan urine dengan tepat Intervensi dan rasional:
dengan
No. Rencana Tindakan Rasional 1. Awasi masukan dan haluaran dengan Memberikan indikator langsung keseimbangan ceramat, ukur feses cair. Timbang cairan. berat badan tiap hari 2. Awasi tanda vital, catat hipotensi postural, Menunjukan status hidrasi atau kemungkinan takikardia. Evaluasi turgor kulit, kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan pengisian kapiler dan membran mukosa. 3. • Koaborasi: Mendeteksi homeostasis atau ketidakseimbangan Awasi hasil laboratorium, • misalnya hematokrit dan elektroklit dan membantu menentukan kebutuhan penggantian Dapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi Berikan cairan IV dan • jaringan adequat/fungsi organ. elektrolit sesuai indikasi
5. Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan pembatasan bulk dan makanan mengandung sisa. Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria: - Berat badan dipertahankan/meningkat - Hasil laboratorium dalam batas normal dan bebas tanda malnutrisi Intervensi dan rasional: No. Rencana Tindakan 1. Lakukan pengajian nutrisi dengan seksama 2. Auskultasi bising usus 3. Anjurkan pasien atau orang terdekat
Rasional Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk membantu memilih intervensi. Kembalinya fungsi usus menunjukan kesiapan untuk memulai makanan lagi. Dapat membantu menurunkan pembentukan bau.
31
untuk peningkatan penggunaan yogurt dan mentega susu. 4. Diskusikan mekanisme menelan udara Minum melalui sedotan, ngorok, ansietas, dan sebagai faktor pembentukan platus dan meneguk makanan meningkatkan produksi platus. beberapa cara pasien yang dapat Terlalu banyak platus tidak hanya perlu untuk mengontrol latihan pengosongan tetapi dapat menjadi faktor penyebab kebocoran dari banyaknya tekanan dalam kantong. 5. Kolaborasi: Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien Konsul dengan ahli diet • dalam perubahan pencernaan dan fungsi usus. Tingkatkan diet dari cairan sampai Diet rendah sisa dapat dipertahankan selama 6 – 8 • minggu pertama untuk memberikan waktu yang makanan rendah residu bila adequat untuk penyembuhan usus. masukan oral dimulai
6. Gangguan pola tidur sehubungan dengan takut kebocoran kantong atau cedera stoma Tujuan: Kebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi d engan kriteria: - Merasa segar setelah bangun tidur. - Tidak mudah marah - Tidak gelisah/tidak letargik Intervensi dan rasional: No. Rencana Tindakan 1. Jelaskan perlunya pengawasan fungsi usus dalam periode pasca operasi 2. Berikan sistem kantong adequat. Konsongkan kantong sebelum tidur 3. 4.
5. 6.
Rasional Pasien lebih dapat mentoleransi gangguan dan memahami alasan atau pentingnya perawatan Platus/fese berlebihan terjadi meski diintervensi. Pengosongan pada jadwal teratur meminimalkan kebocoran. Biarkan pasien mengetahui bahwa Pasien akan mampu beristirahat lebih baik bila stoma tidak akan cedera bila akan tidur merasa aman tentang stoma dan ostominya. Batasi masukan makanan atau Caffeine dapat memperlambat pasien untuk tidur dan minuman yang mengandung caffeine mempengaruhi tidur tahap REM, mengakibatkan pasien tidak merasa segar saat bangun. Dukung kelanjutan kebiasaan ritual Meningkatkan relaksasi dan kesiapan untuk tidur sebelum tidur Kolaborasi: Berikan obat sedatif saat Obat yang tepat waktu dapat meningkatkan istirahat tidur sesuai indikasi atau tidur selama periode pasca operasi
31
TUTUP KOLOSTOMI
Tutup kolostomi
: Penutupan kolostomi transfersum yang sudah dibuat sebelumnya
sekaligus mengalihkan saluran kolon ke anus. Masalah Keperawatan Masalah Kolaborasi Pra Operasi - Infeksi 1. Kurang pengetahuan orang tua - Devisit volume cairan Post Operasi 1. Resiko tinggi terhadap infeksi 2. Nyeri akut 3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan 4. Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi Diagnosa keperawatan Pra Operasi 1. Kurang pengetahuan orang tua sehubungan dengan kurangnya informasi tentang persiapan operasi Post Operasi i. Resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan dengan luka penutupan kolostomi ii. Gangguan rasa nyaman nyeri akut sehubungan dengan luka penutupan kolostomi iii. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan sehubungan dengan pembatasan masukan secara medik iv. Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan pembatasan bulk dan makanan mengandung sisa Intervensi dan Rasional Pra Operasi 1. Kurang pengetahuan orang tua sehubungan dengan kurangnya informasi tentang persiapan operasi Tujuan: Orang tua dapat memahami tentang prosedur persiapan operasi dengan kriteria: - Berpartisipasi dalam program pengobatan (persiapan operasi) Intervensi: a. Berikan penjelasan tentang prosedur operasi kolaborasi dokter. b. Dorong mengajukan pertanyaan yang akan membuat pemahaman sejati tentang pembedahan dan menghilangkan rasa takut. c. Berikan penjelasan pada orang tua dan anak, tergantung umur anak dan kemampuannya untuk memahami. d. Berikan penjelasan secara lengkap tentang kolostominya dan prosedur operasi. e. Kaji data tentang status perkembangan mental anak, kehidupan rutin seharihari yang disukai dan tidak disukai anak, makan kesukaan, posisi anak dalam
31
keluarga, kebiasaan sehari-hari, kebiasaan tidur, hal-hal yang dianjurkan kepada anak sesudah operasi. f. Berikan penjelasan tentang prosedur pra operasi. i. Puasa ii. Pemeriksaan labor iii. Transfortasi ke kamar operasi dengan tempat tidur bayi/brankar. iv. Ruangan dimana orang tua dapat menunggu selama operasi g. Berikan pengertian pada orang tua bahwa dokter akan memberikan penjelasan setelah operasi selesai. h. Beri penjelasan tentang lingkungan kamar operasi. i. Dokter dan perawat mengenakan baju operasi, topi dan masker ii. Izinkan anak untuk mencoba mengenakan baju operasi i. Berikan penjelasan tentang anastesi. i. Anak akan tertidur selama pemberian anastesi ii. Tidak merasa sakit, iii. Tidak terbangun selama pembedahan j. Berikan penjelasan tentang: selama operasi di kamar operasi: i. Dokter dan perawat selalu ada setiap saat. ii. Anak akan dibantu Bernafas dengan respirator/alat bantu nafas dan selang pada tenggorok. iii. Anak akan bangun segera setelah operasi k. Berikan penjelasan tentang lingkungan pasien setelah operasi i. Anak akan berada di ruang pulih sadar (recovery room) ii. Setelah sadar anak akan dipindahkan kembali keruangan rawatan biasa. Post Operasi 7. Resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan dengan luka penutupan kolostomi Tujuan: Meningkatkan penyembuhan luka dengan benar dengan kriteria: - Tidak ada tanda infeksi, - Tidak ada drainase purulen, - Tidak ada iritema, - Tidak ada demam Intervensi dan rasional: No. Rencana Tindakan 1. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental, meningkatnya nyeri abdomen 2. Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka apseptik 3. Observasi keadaan luka, catat
Rasional Dugaan adanya infeksi atau terjadinya sepsis atau abses Menurunkan resiko penyebaran bakteri Memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi,
31
karakteristik cairan, adanya eritema 4. Berikan informasi yang tepat dan jujur Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan pada pasien atau orang terdekat dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas 5. Kolaborasi: Berikan antiobitik sesuai Menurunkan jumlah microorganisme dan penyebaran indikasi lebih lanjut
8. Gangguan rasa nyaman nyeri akut sehubungan dengan luka penutupan kolostomi Tujuan: Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria: - Nyeri hilang atau terkontrol - Mampu tidur atau istirahat dengan tepat - Tanda vital dalam batas normal Intervensi dan rasional: No. Rencana Tindakan 1. Berikan tindakan kenyamanan dengan mengubah posisi. Yakinkan pasien atau orang terdekat bahwa perubahan posisi tidak akan mencederai luka penutupan kolostomi 2. Dorong/bantu melakukan ambulasi dini.
Rasional Menurunkan ketegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping
Meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh; merangsang peristaltic dan kelancaran flatus, menurunkan ketidak nyamanan abdomen. 3. Berikan aktivitas hiburan (bermain) Fokus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping. 4. Kolaborasi: pemberian analgesik Menurunkan nyeri dan meningkatkan kenyamanan. 5. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, Membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan intensitas (skala 0 – 10) dan keefektifan analgesik atau dapat menyatakan terjadinya komplikasi.
9. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan sehubungan pembatasan masukan secara medik Tujuan: Mempertahankan hidrasi adequat dengan kriteria: - Membran mukosa lembab - Turgor kulit baik - Pengisian kapiler baik - Tanda vital stabil - Secara individual mengeluarkan urine dengan tepat Intervensi dan rasional:
dengan
No. Rencana Tindakan Rasional 1. Awasi masukan dan haluaran dengan Memberikan indikator langsung keseimbangan cermat, ukur feses cair. Timbang berat cairan. badan tiap hari 2. Awasi tanda vital. Evaluasi turgor kulit, Menunjukan status hidrasi atau kemungkinan pengisian kapiler dan membran mukosa. kebutuhan untuk peningkatan penggantian cairan 3. Auskultasi bising usus. Catat kelancaran Indikator kembalinya peristaltic, kesiapan untuk flatus, gerakan usus pemasukan peroral. 4. Berikan perawatan mulut sering dengan Dehidrasi mengakibatkan mulut dan bibir kering perhatian khusus pada perlindungan bibir. dan pecah-pecah
31
5. Kolaborasi: Mendeteksi homeostasis atau ketidakseimbangan Awasi hasil laboratorium, • misalnya hematokrit dan elektroklit dan membantu menentukan kebutuhan penggantian Dapat diperlukan untuk mempertahankan perfusi Berikan cairan IV dan • jaringan adequat/fungsi organ. elektrolit sesuai indikasi
10. Resiko tinggi terhadap gangguan pemenuhan nutrisi sehubungan dengan pembatasan bulk dan makanan mengandung sisa. Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria: - Berat badan dipertahankan/meningkat - Hasil laboratorium dalam batas normal dan bebas tanda malnutrisi Intervensi dan rasional: No. Rencana Tindakan 1. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama 2. Auskultasi bising usus 3. Timbang berat badan sesuai indikasi 4. Kolaborasi: Konsul dengan ahli diet • •
Rasional Mengidentifikasi kekurangan/kebutuhan untuk membantu memilih intervensi. Kembalinya fungsi usus menunjukan kesiapan untuk memulai makanan lagi. Mengawasi keefektifan rencana diet.
Membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pencernaan dan fungsi usus. Tingkatkan diet dari cairan sampai Diet rendah sisa dapat dipertahankan selama 6 – 8 minggu pertama untuk memberikan waktu yang makanan rendah residu bila adequat untuk penyembuhan usus. masukan oral dimulai