LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP GAWAT DARURAT DENGAN KLIEN DISPEPSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PLG
OLEH: JUPRIANSYAH 09.14201.30.22 PSIK A1/ SMT. VI
LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA
1.1 Pengertian Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti pencernaan. pencernaan. Dispepsia Dispepsia merupakan kumpulan kumpulan keluhan/gej keluhan/gejala ala klinis klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488). Dispepsia atau sakit maag adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, rasa penuh atau atau cepat cepat kenyang kenyang,, dan sering sering bersen bersendaw dawa. a. Biasan Biasanya ya berhub berhubunga ungan n dengan dengan pola pola makan yang tidak teratur, makanan yang pedas, asam, minuman bersoda, kopi, obatobatan tertentu, ataupun kondisi emosional tertentu misalnya stress (Wibawa, 2006).
b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsia fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, endoskopi (teropong saluran pencernaan).
1.2 Anatomi dan Fisiologi
Gaster Gaster merupak merupakan an bagian bagian dari dari salura saluran n pencern pencernaan aan yang yang meleba melebar r seperti kantong, terletak didalam rongga perut terutama didaerah epigastrik. Sebagian terletak dibagian kiri daerah hipokondriak dan umbilikal. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk g dan dalam keadaan penuh lambung berbentuk seperti buah dengan kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter. Lambung terbagi atas cardiac gaster, fundus gaster, corpus gaster, antrum pylorus, pylorus, spinkter kedua pada ujung lambung lambung untuk mengatur pengeluaran pengeluaran dan pemasukkan, mengalirkan makanan masuk ke duodenum dan ketika berkontraksi spinkter ini akan mencegah terjadinya aliran balik dari usus kelambung.
Didala Didalam m lambun lambung g makana makanan n ditamp ditampung ung,, dilanc dilancark arkan, an, digil digiling ing,, dan beberapa fungsi, antara lain: 1) fungsi fungsi motorik motorik terdir terdirii atas: atas: a.
fungsi reservoir, menyimpan makanan sehingga sedkit demi sedikit
akan dicerna dan akan masuk kedalam saluran cerna. b. b. Fung Fungsi si penca pencamp mpur uran, an, meme memeca cahka hkan n makan makanan an menj menjad adii part partik ikel el partikel kecil dan bercampur dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung. Kontraksi peristaltik diatur oleh satu irama listrik intrinsik dasar. c.
Fung Fungsi si pen pengo goso song ngan an lam lambu bung ng,, diat diatur ur pem pembu buka kaan an spi spink nkte terr pilo piloru russ dan dan
dipe dipeng ngar aruh uhii oleh oleh visk viskos osit itas as (kek (keken enta tala lan) n),, volu volume me,, keasa keasama man, n, aktif aktifit itas as motori motorik, k, keadaa keadaan n fisik fisik serta serta emosi, emosi, dan obat-oba obat-obatan tan.. Lambung Lambung biasan biasanya ya kosong dalam waktu empat jam setelah makan dapat lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari banyak makanan yang masuk.
2) Fungsi Fungsi pencernaa pencernaan n dan sekresi sekresi Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL, pencernaan karbohidrat dan
korte korteks ks sere serebr brii atau atau pusat pusat nafs nafsu u maka makan, n, impul impulss efer eferen en kemu kemudi dian an dihan dihanta tark rkan an mela melalu luii sara saraff vagus vagus ke lamb lambun ung. g. Hasiln Hasilnya ya kelenj kelenjar ar gastri gastrik k dirang dirangsan sang g mengel mengeluar uarkan kan asam asam HCL. b) Fase Fase gastri gastrik k Dimula Dimulaii antrum antrum piloru pilorus, s, disten distensi si di antrum antrum menyeb menyebabka abkan n terjad terjadiny inyaa rangsa rangsangan ngan mekani mekaniss dari dari resept reseptoror-res resept eptor or pada dinding dinding lambung, lambung, gastrik gastrik dilepaskan dilepaskan dari antrum antrum kemudian kemudian dibawa dibawa oleh oleh aliran aliran darah darah menuju menuju kelenj kelenjar ar lambung lambung untuk untuk merangsang sekresi pelepasan HCL. c) Fase Fase intest intestina inall Dimu Dimula laii dari dari gera geraka kan n kimu kimuss dari dari lamb lambun ung g ke duode duodenu num. m. Adanya protein yang telah dicerna sebagian dalam duodenum tampaknya merangsang pelepasan gastrin usus suatu hormon yang menyebabkan lambung terus-menerus mensekresi cairan lambung.
d. Penyakit Penyakit sistemik sistemik seperti seperti diabetes mellitus, mellitus, penyakit penyakit tiroid, penyakit penyakit jantung koroner. Dispepsia fungsional dibagi menjadi 3, yaitu: a. Dispepsia Dispepsia mirip mirip ulkus bila bila gejala gejala yang dominan adalah adalah nyeri nyeri ulu hati. b. Dispep Dispepsia sia mirip dismotil dismotilita itass bila bila gejala gejala domina dominan n adalah adalah kembung kembung,, mual, cepat kenyang. c. Disp Dispep epsi siaa non-s non-spe pesi sifi fik k yait yaitu u bila bila geja gejala lany nyaa tida tidak k sesu sesuai ai denga dengan n dispepsia mirip ulkus dan dispepsia mirip dismotilitas. Peranan pemakaian OAINS dan infeksi H. Pylori sangat besar pada kasuskasus dengan kelainan organic (Panchmatia, 2010).
1.4 Patofisiologi Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menj menjad adii kura kurang ng sehi sehing ngga ga lamb lambung ung akan akan koson kosong, g, kekos kekosong ongan an lamb lambun ung g dapat dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi kondisi demiki demiki
dapat dapat
gakibat gakibatkan kan
ingkat ingkat
duksi duksi HCL
aka
1.5 Patoflow Faktor resiko
Faktor pemicu
Perubahan pola makan, stress
Aspirin (OAINS), biometosin
Lambung kosong lama
Memblok prostaglandin
Makanan masuk
Sekresi mukus
Peregangan di perut
Permeabilitas dinding lambung
Merangsang syaraf lambung
H CL
di kirim ke hipotalamus
Mengikis dinding lambung
Nausea Regu Regurg rgit itas asii HCL HCL
HCL mengi mengiri rita tasi si dind dindin ing g eso esofa fagu guss (eso (esofa fagi giti tis) s)
Ggn pemenuhan kebutuhan nutrisi
Disfagia, anorexia
merusak flora infeksi bakteri E.Coli bakteri sisa masuk ke usus
pengeluaran BPH Merangsang reseptor nyeri
kelelahan
intoleransi aktivitas
1.6 Manifestasi Klinik Klasif Klasifika ikasi si klinis klinis prakti praktis, s, didasa didasarka rkan n atas atas keluha keluhan n gejala gejala yang yang domina dominan, n, membagi dyspepsia menjadi tiga tipe: 1. Dispepesia Dispepesia dengan dengan keluhan seperti seperti ulkus (ulkus, (ulkus, like dyspepsi dyspepsia), a), dengan gejala: a. Nyeri Nyeri epigastriu epigastrium m terlok terlokalisa alisasi si b. Nyeri Nyeri hilang setel setelah ah makan atau atau pemberian pemberian antasida antasida c. Nyer Nyerii saat saat lapa lapar r d. Nyer Nyerii epis episod odic ic 2. Dispepsia Dispepsia dengan gejala seperti seperti dismotilitas dismotilitas (dysmotil (dysmotilityity- like dysmotility), dysmotility), dengan gejala: a. Muda Mudah h keny kenyan ang g b. Perut cepat terasa terasa penuh penuh saat makan c. Mual d. Munt untah e. Upper abdomi abdominal nal bloating bloating (bengkak (bengkak perut perut bagian bagian atas) atas) f. Rasa Rasa tak ny
n bertamb bertambah ah saat saat mak
Jika dyspepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksan.
1.7 Komplikasi Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya komp kompli lika kasi si yang yang tida tidak k ring ringan. an. Sala Salah h satu satuny nyaa komp kompli lika kasi si disp dispep epsi siaa yait yaitu u luka luka didind didinding ing lambun lambung g yang yang dalam dalam atau atau meleba melebarr tergant tergantung ung berapa berapa lama lama lambun lambung g terpap terpapar ar oleh oleh asam asam lambung lambung.. Bila Bila keadaan keadaan dispep dispepsia sia ini terus terus terjad terjadii luka luka akan akan semakin dalam dan dapat menimbulkan komplikasi pendarahan saluran cerna yang ditandai dengan terjadinya muntah darah, dimana merupakan pertanda yang timbul belakangan. Awalnya penderita pasti akan mengalami buang air besar berwarna hitam terlebih dulu yang artinya sudah ada perdarahan awal. Tapi komplikasi yang paling dikuwatirkan adalah terjadinya kangker lambung yang mengharuskan penderitanya melakukan operasi. Adapun komplikasi dari didpepsia antara lain: a. Perd Perdar arah ahan an b Ka
ker ker lambu lambu
1.
Peme Pemeri riks ksaa aan n labo labora rato tori rium um bias biasan anya ya meli melipu puti ti hitu hitung ng jeni jeniss sel sel dara darah h yang yang
lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja dan urine. Dari hasil pemeriksaan darah bila ditemu ditemukan kan lekosi lekositos tosis is berart berartii ada tandatanda-tan tanda da infeks infeksi. i. pada pemeri pemeriksa ksaan an tinja, tinja, jika jika tampak cair berlendir atau banyak mengandung lemak berarti kemungkinan menderta malabsorbsi malabsorbsi.. Seseorang Seseorang diduga menderita dispepsia dispepsia tukak, sebaiknya diperiksa asam lambung lambung (Hadi, (Hadi, 2002). Pada karsinoma karsinoma saluran pencernaan pencernaan perlu diperiksa diperiksa pertanda pertanda tumor, tumor,
misalnya misalnya dugaan karsinoma karsinoma kolon kolon perlu diperiksa diperiksa CEA, dugaan dugaan karsinoma karsinoma
pankreas perlu diperiksa CA 19-9 (Vilano et al, cit Hadi, 2002).
2.
Barium Barium enema untuk untuk memeri memeriksa ksa kerong kerongkong kongan, an, lambung lambung atau atau usus usus halus halus
dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan (Mansjoer, 2007).
3.
Endoskopi bisa bisa diguna digunakan kan untuk untuk memeri memeriksa ksa kerongk kerongkong ongan, an, lambung lambung atau atau
usus usus kecil kecil untuk untuk mendapa mendapatka tkan n contoh contoh jaring jaringan an untuk untuk biopsy biopsy dari dari lapisa lapisan n lambun lambung. g.
bagian atas sebaiknya dengan kontras ganda. Pada refluks gastroesofageal akan tampak peristaltik di esofagus yang menurun terutama di bagian distal, tampak anti peristaltik di antrum yang meninggi meninggi serta serta sering sering menutupnya menutupnya pylorus, sehingga sedikit barium yang masuk ke intestine (hadi, 2002). Pada tukak baik dilambung, maupun di duodenum akan terlihat gambar yang disebut niche, yaitu suatu kawah dari tukak yang terisi kontras media. Bentuk niche dari tukak yang jinak umumnya regular, semisirkuler, dengan dasar licin. Kangker dilambung secara radiologis, akan tampak massa yang ireguler tidak terlihat peristaltik di daerah kangker, bentuk dari lambung berubah. Pankreatitis akut perlu dibuat foto polos abdomen, yang akan terlihat tanda seperti terpotongnya usus besar (colon cuf off sign), atau tampak dilatasi dari intestine terutama di jejunum yang loops. disebut sentinel disebut sentinel loops. 5.
Kada Kadang ng
dila dilaku kuka kan n
peme pemeri riks ksaa aan n
lain lain,,
sepe sepert rtii
peng penguk ukur uran an
kont kontra raks ksii
kerongkongan atau respon kerongkongan terhadap asam.
1.10 Penatalaksanaan Medik Berdasarkan konsensus nasional penanggulangan Helicobact Helicobacter er pylori 1996, ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra kesehatan
2. Anti Antikol kolene energ rgik ik Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapa dapatt mens mensen enkr kres esii asam asam lamb lambung ung seki sekita tarr 28-43 28-43%. %. Pire Pirenze nzepi pin n juga juga memiliki efek sitoprotektif.
3. Antagon Antagonis is rese resepto ptorr H2 Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
4.
Penghambat pompa asam ( proton proton pump inhibitor= PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asamm lambung pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol. Obat Omep Omeper eraz azol ol
Indikasi Tuka Tukak k pept peptik ik
Dosis 1x20
Pemberian Efek samping Setiap pagi, Saki Sakitt kepa kepala la,,
Pros Prosto togl gland andin in sint sintet etik ik sepr seprti ti miso misopr pros osto toll (PGE (PGE1) 1) dan enpr enpros osti till (PGE2). Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi protoglandin endogen, endogen, yang selanjutny selanjutnyaa memperbaiki memperbaiki mikrosirku mikrosirkulasi lasi,, meningkatkan meningkatkan produ produksi ksi mukus mukus dan mening meningkat katkan kan sekres sekresii bikarb bikarbonat onat mukosa mukosa,, serta serta membentuk lapisan protektif ( site site protective), protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA)
6. Golonga Golongan n prok prokine ineti tik k Obat Obat yang yang term termas asuk uk golong golongan an ini, ini, yait yaitu u sisa sisapr prid id,, domp domper erid idon on,, dan dan metaklopram metaklopramid. id. Golongan Golongan ini cukup efektif efektif untuk mengobati dispepsia fung fungsi sion onal al dan dan
refl refluk ukss
esof esofag agit itis is deng dengan an menc menceg egah ah refl refluk ukss
dan dan
memperbaiki bersihan asam lambung (acid (acid clearance)
7.
Kadangkala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti-
depresi dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak ja
keluha keluha
cul berhubu berhubu
deng
faktor faktor kejiwa kejiwa
erti erti
Di Jepang, itoprid yang merupakan dopamin antagonis D2 dengan kerja acetylcholinesterase, sering diresepkan untuk pasien dispepsia menghambat acetylcholinesterase, fungsional . walaupun obat ini tlah menunjukkan merangsang kemampuan gerak spontan (motality) (motality) lambung, lambung, penelitian penelitian yang dirancang dirancang secara secara tepat, tepat, acak dan controlled trials terahadap pasien dispepsia fungsional masih lemah. Di jepang, itoprid diresepkan 50 mg untuk tiga kali sehari. Bagaimanapun, respon kecil terhadap pemberian dosis d osis harus dipandang dari populasi lainnya. Peneli Peneliti tian an yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh Holtma Holtman n dkk memban membandin dingkan gkan antara antara pasien pasien dispepsia dispepsia fungsional fungsional yang diberi resep placebo placebo dan itoprid. itoprid. Pasien dispepsia fungsional secara acak menerima pengobatan itoprid (50, 100, atau 200 untuk tiga kali sehari) atau placebo. Setelah delapan minggu pengobatan, tiga poin efikasi untuk di analisa: perubahan dasar berbagai gejala
TEORI KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
IDENTITAS
1. Identi Identitas tas pasien: pasien: nama, nama, umur, umur, jenis jenis kelami kelamin, n, suku/ suku/ bangsa bangsa,, agama, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat. 2. Iden Identi tita tass pena penangg nggun ung g jawa jawab: b: nama, nama, umur umur,, jeni jeniss kelam kelamin in,, agam agama, a, pekerjaan, hubungan dengan pasien, alamat.
PENGKAJIAN •
Alasan utama datang ke rumah sakit
•
Keluhan utama (saat pengkajian)
•
Riwayat kesehatan sekarang
•
Riwayat kesehatan dahulu
•
Riwayat kesehatan keluarga
•
Riwayat pengobatan dan alergi
d. Siste Sistem m kardio kardiovas vaskul kular: ar: tekana tekanan n darah, darah, denyut denyut nadi, bunyi bunyi jantun jantung, g, kekuatan, pengisian kapiler, edema, dan lain-lain. e. Sistem Sistem saraf pusat: pusat: kesadaran, kesadaran, bicara, pupil, pupil, orientasi orientasi waktu, orientasi orientasi tempat, orientasi orang, dan lain-lain. f. Sistem Sistem gastrointe gastrointestinal stinal:: nafsu makan, diet, diet, porsi makan, makan, keluhan, keluhan, bibir, mual dan tenggorokan, kemampuan mengunyah, kemampuan menelan, perut, kolon dan rektum, rectal toucher, dan lain-lain. g. Sistem Sistem muskuloskele muskuloskeletal: tal: rentang rentang gerak, keseimbanga keseimbangan n dan cara jalan, kemampuan kemampuan memenuhi memenuhi aktifitas aktifitas sehari-hari, sehari-hari, genggaman genggaman tangan, otot kaki, akral, fraktur, dan lain-lain. h. Sistem Sistem integumen: integumen: warna kulit, kulit, turgor, turgor, luka, memar, memar, kemerahan, kemerahan, dan lain-lain. i. Sist Sistem em repr reprod oduks uksi: i: infe infert rtil il,, masa masala lah h mens menstr trua uasi si,, skro skrotu tum, m, test testis is,, prostat, payudara, dan lain-lain. j. Sistem Sistem perkemihan: perkemihan: urin urin (warna, (warna, jumlah jumlah,, dan pancaran), pancaran), BAK, BAK, vesika vesika urinaria. 3. Data Data
ja
•
Cara mengatasinya
•
Pandangan klien tentang aktivitas sosial di lingkungannya
c. Budaya •
Budaya yang diikuti oleh klien
•
Aktivitas budaya tersebut
•
Keberatannya dalam mengikuti budaya tersebut
•
Cara mengatasi keberatan tersebut
d. Spir Spirit itua uall •
Aktivitas ibadah yang biasa dilakukan sehari-hari
•
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
•
Aktivitas ibadah yang sekarang tidak dapat dilaksanakan
•
Perasaaan klien akibat tidak dapat melaksanakan hal tersebut
•
Upaya klien mengatasi perasaan tersebut
•
Apa Apa keyak keyakin inan an klie klien n tent tentan ang g peri perist stiw iwa/ a/ma masa sala lah h kese keseha hata tan n yang yang
sekarang sedang dialami
Tujuan : Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, Kriteria hasil: klien melaporkan terjadinya terjadinya penurunan atau hilangnya rasa rasa nyeri INTERVENSI 1.
RASIONAL
Kaji tingkat nyeri, beratnya
(skala 0 – 10) 2.
Beri Berika kan n ist istiiraha rahatt den denga gan n pos posiisi
klien
maka makana nan n
yang ang
untuk
dapat
dapa dapatt
abdo abdome men n
meningkatkan kerja asam lambung. 4.
Anju Anjurk rkan an klie klien n untu untuk k teta tetap p
mengatur waktu makannya. 5.
Observasi TTV
6.
Diskusi usikan dan dan ajarkan tek teknik
relaksasi
kefektifan
dalam obat,
kemajuan penyembuhan 2.
Anjurkan
meng menghi hind ndar arii
Berguna
pengawasan
semifowler 3.
1.
Dengan po posisi se semi-fowler menghi ghilang angkan yang yang
bert bertam amba bah h
tegan gangan deng dengan an
posisi telentang 3.
dapat me menghilangkan ny nyeri
akut/hebat akut/hebat dan menurunkan menurunkan aktivitas aktivitas peristaltik 4.
mencegah te terjadinya pe perih
pada ulu hati/epigastrium
INTERVENSI 1.
RASIONAL
Pantau da dan do dokume umenta ntasikan da dan
haluaran tiap jam secara adekuat Timbang BB klien
3.
Berikan makanan sedikit tapi
2.
Membantu
menentukan
keseimbangan cairan yang tepat
4.
Catat kul kulit,
inte integr grit itas as
status
nutrisi
timbang
muko mukosa sa
paasien:
ber berat
mulu mulut, t,
bad badan,
3.
gaster
mene menela lan, n, adan adanya ya bisi bising ng usus usus,, riwa riwaya yatt
4.
mual/rnuntah atau diare. Kaji
pola
diet
secara periodik.
Berguna
klien
yang
intervensi yang tepat Berguna dalam pengawasan
intake
dalam
mendefinis mendefinisikan ikan derajat derajat masalah masalah dan
disukai/tidak disukai. Monitor
Meminimalkan
anore anoreks ksia ia,, dan dan meng mengur uran angi gi irit iritas asii
kema kemamp mpua uan n
6.
mengid mengidenti entifik fikasi asi
yang diharapkan
sering
5.
Untuk Untuk
indika indikasi/ si/ perkem perkemban bangan gan dari dari hasil hasil
2.
turgor gor
1.
dan
output
kefektifan
obat,
kemajuan penyembuhan. 5. kebutuhan
Membantu
intervensi
yang
spesifik,
kriteria kriteria hasil: hasil: klien mempertahank mempertahankan/men an/menunjukkan unjukkan perubahan perubahan keseimbangan keseimbangan cairan, dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik. INTERVENSI 1.
RASIONAL
Awasi Awasi tekana tekanan n darah darah
1.
Indi Indika kattor
kead keadek ekua uattan
dan nadi, pengisian kapiler, status
volume volume sirkul sirkulasi asi perife periferr dan hidras hidrasii
membran mukosa, turgor kulit.
seluler.
Awasi jumlah dan tipe
2.
masu masuka kan n caira cairan, n, ukur ukur halu haluar aran an
cair cairan an
urine dengan akurat.
dehidrasi atau mengganti cairan untuk
2.
3.
Disk Diskus usik ikan an
stra strate tegi gi
untuk menghentikan muntah dan penggunaan laksatif/diuretik. 4.
Iden Identi tifi fikas kasii
renc rencana ana
Klien tidak mengkomsumsi sama sama
seka sekali li
meng mengak akib ibat atka kan n
masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit. 3.
Membantu klien menerima
perasaan bahwa akibat muntah dan atau
untuk
penggunaan laksatif/diuretik mencegah
meningkatkan/mempertahankan
kehilangan cairan lanjut.
kese keseim imba bang ngan an
cair cairan an
opti optima mall
4.
Meli Meliba batk tkan an
klie klien n
dala dalam m
awas awasii vita vitall sign sign:: TD, TD, nadi nadi,, pernapasan sebelum dan sesudah aktivitas. a ktivitas. 3. beri bantuan dalam melakukan aktivitas 2.
kondisi klien 3. Menjaga ke keamanan klien, klien, dan menghem menghemat at energi energi klien
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN ”S” DENGAN DISPEPSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS. MUHAMMADIYAH PLG
Tang Tangga gall masuk asuk IGD RS
: 22 Janua anuarri 2012 2012
Tanggal pengkajian
: 22 Januari 2012
Pukul
: 10.00 WIB
Pasien: N am a
Penanggung jawab: : Tn ”S”
U mu r
: 26 tahun
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Bekerja Pertamina
Status pernikahan
: Belum menikah
Alamat
: Palembang
Dx medik
: Dispepsia
Pengkajian Alasan utama datang ke IGD:
Tidak ada penyakit bawaan dari keluarga Pengkajian fisik 1.
Keadaan umum:
Sakit/ nyeri
: sedang 6
Status gizi
: Kurus
Sikap
: Menahan nyeri
Personal hygiene
: - Kuku : baik/ bersih - Rambut : baik/ bersih - Kulit : baik/ bersih
2. a.
Data sistemik
Sistem pe persepsi se sensori Pendengaran
: normal
Penglihatan
: normal
Peng Pengec ecap ap,, peng penghi hidu du : norm normal al Peraba
: normal
Masalah Masalah keperawata keperawata : Tidak ada ada
c.
Sistem pernapasan Frekuensi
: 18x/ menit, kualitas: normal
Batuk
: tidak ada
Bunyi napas
: vesikuler
Sumbatan Sumbatan jalan jalan napas : tidak ada Masalah Masalah keperawata keperawatan n : Tidak ada ada
d.
Sistem kardiovaskuler Tekanan darah
: 120/ 90 mmHg
Tekanan nadi
: 72x/ menit, irama: teratur
Bunyi jantung
: normal
Kekuatan
: kuat, akral: dingin
Edema
: tidak ada
Masalah Masalah keperawata keperawatan n : Tidak ada ada
e.
Sistem saraf pusat K
d
C
M
ti GCS 15
Mulut/ esofagus
: normal, peradangan pada esofagus
Kemampuan menguny unyah
: kesulitan
Kemampuan menelan
: nyeri telan
Perut
: nyeri tekan bagian epigastrium
Kolon dan rektum BAB
: diare
Gaster
: te terdapat pe p eradangan pa p ada la l apisan lamb lambun ung, g,
penin peningka gkata tan n
HCL, HCL,
infe infeks ksii
H.pylori & E.coli Masalah keperawatan
: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan cairan.
g.
Sistem mus muskuloskeletal Rentang gerak
: penuh
Kemampuan Kemampuan berjalan berjalan : tidak tidak mampu mampu Kemampuan memenuhi aktivitas sehari-hari: dibantu sebagian Geng Gengga gama man n tang tangan an Ak l
: sang sangat at kuat kuat di
i
Pancaran urine: normal BAK
: normal
Vesika urinaria: normal Masalah keperawatan: tidak ada
3.
Data penunjang
Tidak ada 4.
Terapi yang diberikan
•
Bed rest
•
Diet pencernaan
•
IVFD RL: NaCl, gtt 20x/ menit
•
Antacid 20-150 ml/ hari
•
Omeperazol 1x20mg/hari
Prioritas masalah
1.
Nyeri ulu hati
2.
Nut Nutrisi isi kur kurang ang dar darii keb kebut utuh uhan an tub tubuh uh
Analisa data
Nama
: Tuan “S”
Diagnosa keperawatan: Dispepsia
Jenis kelamin : laki-laki
No. Med. Record
:
Ruang
Hari/ Tanggal
: Minggu, 22 jan 2012
No.
1.
: IGD
Data senjang
Etiologi
Masalah keperawatan
DS: DS: klie klien n meng mengat atak akan an Pengaruh OAINS (Aspirin) Nyeri nyer nyerii pada pada daer daerah ah ulu ulu Memblok prostaglandin hati DO: -klien Nampak meme memega gang ng peru perutt dan dan gelisah -skala nyeri: 6
produksi HCL iritasi lapisan lambung pengeluaran BPH merangsang reseptor nyeri
-KU: lemah -TD: 120/ 90 mmHg, -N:72x/menit -RR: 28, T: 36,6c Porsi makanan: 3 sendok
merangsang syaraf lambung Dikirim ke hipotalamus Mual Regurgitasi HCL lewat esophagus Esofagitis, disfagia, anorexia Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3.
DS: DS: klie klien n meng mengat atak akan an Pengaruh OAINS (Aspirin) munt muntah ah >4x, >4x, tubu tubuhny hnyaa Memblok prostaglandin lemas, BAB sering DO: - klien Nampak lesu - Lemah - TD: 120/ 90 mmHg,
produksi HCL iritasi lapisan lambung merusak flora infeksi bakter E.coli E.coli
ketidakseimbangan cairan tubuh
-RR: 28, T: 36,6c -mual (+), muntah(+)
anorexia dalam waktu lama (hipermatabolik)
penurunan pembentukan ATP kelelahan intoleransi aktivitas
Nursing Planning
Nama
: Tuan “S”
Diagnosa keperawatan
: Dispepsia
Jenis kelamin : laki-laki
No. Med. Record
:
Ruang
Hari/ Tanggal
: minggu, 22 jan 2012
No.
1.
: IGD
Diagnosa keperawatan
Nyeri
Jam
Tujuan (SMART)
Rencana keperawatan
Rasionalisasi
hati 10.3 10.30 0 Dala Dalam m 1x2 1x24 4 jam jam - Kaji tingkat nyeri,beratnya(skala nyeri,beratnya(skala 10-0) masa ma sala lah h klie kl ien n berhubungan berhubungan dengan - Beri Berika kan n isti istira raha hatt deng dengan an posi posisi si teratasi: iritasi iritasi dan inflamasi inflamasi semifowler -nyeri berkurang pada lapisan mukosa, submukosa,
ulu
dan
lapisan otot lambung
-Klien -Klien tenang
nampa nampak k
- Anjurkan Anjurkan klien untuk untuk menghind menghindari ari makan makanan an yang yang dapa dapatt
menin meningka gkatka tkan n
kerja asam lambung.
-Bergu -Berguna na dalam dalam penga pengawas wasan an kefek kefektif tifan an obat, obat, kemajuan penyembuhan -Dengan posisi semi-fowler dapat menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang -dapa -dapatt
mengh menghila ilang ngka kan n
nyeri nyeri
akut/h akut/heb ebat at
dan
menurunkan aktivitas peristaltik
- Anjurkan klien untuk tetap mengatur -mencegah
terjadinya
perih
pada
ulu
waktu makannya.
hati/epigastrium
- Observasi TTV
-sebaga -sebagaii indikato indikatorr untuk untuk melanjut melanjutkan kan interven intervensi si
-
Disk Diskus usik ikan an
dan dan
ajar ajarka kan n
tekn teknik ik
berikutnya - Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol
relaksasi.
-Menghil -Menghilang angkan kan rasa nyeri nyeri dan mempermu mempermudah dah - Kolabora Kolaborasi si dengan dengan pemberi pemberian an obat kerjasama dengan intervensi terapi lain 33
analgesik 2.
Nutri Nutrisi si kuran kurang g dari dari 10.3 10.30 0 keb kebutuh tuhan tub tubuh berhubungan berhubungan dengan disfag disfagia, ia, esofag esofagiti itiss dan anorexia
Dala Dalam m 1x2 1x24 4 jam jam -Pan -Panta tau u dan dan doku dokume ment ntas asik ikan an dan dan masa masala lah h klie klien n haluaran tiap jam secara adekuat teratasi: -Berikan makanan sedikit tapi sering -muntah -Catat -Catat status status nutri nutrisi si paasie paasien: n: turgo turgor r berkurang kulit, kulit, timbang timbang berat berat badan, badan, integrit integritas as -naf -nafsu su maka makan n mukosa mukosa mulut, mulut, kemamp kemampuan uan menelan menelan,, meningkat adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah atau diare.
-Untuk mengidentifikasi mengidentifikasi indikasi/perkembang indikasi/perkembangan an dari hasil yang diharapkan -Memban -Membantu tu menentuk menentukan an keseimb keseimbanga angan n cairan cairan yang tepat -meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster -Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan dan
inte interv rven ensi si
-Kaji pola diet klien yang disukai/tidak pen penga gawa wasa san n disukai.
yang yang
tepa tepatt Berg Bergun unaa
kefe kefekt ktif ifan an
obat obat,,
dala dalam m kema kemaju juan an
penyembuhan
-Mon -Monit itor or inta intake ke dan dan outp output ut seca secara ra -Memban -Membantu tu interven intervensi si kebutuh kebutuhan an yang spesifik, spesifik, periodik.
meningkatkan intake diet klien.
-Catat adanya anoreksia, mual, muntah,
-Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan
dan tetapk tetapkan an jika jika ada ada hubun hubunga gann nnya ya
-Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi
denga dengan n
medika medikasi. si. Awasi Awasi
freku frekuens ensi, i, pemecahan pemecahan masalah untuk meningkatkan meningkatkan intake
volume, volume, konsiste konsistensi nsi Buang Buang Air Besar Besar nutrisi. 3.
(BAB). Ketidakseimbangan 10.3 10.30 0 Dala Dalam m 1x2 1x24 4 jam jam -Awa -Awasi si teka tekana nan n dara darah h dan dan nadi nadi,, masa ma sala lah h klie kl ien n cairan cairan berhubun berhubungan gan peng pengisi isian an kapile kapiler, r, status status membr membran an teratasi: dengan muntah, mukosa, turgor kulit -frekuen -frekuensi si BAB -Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, gastroenteritis berkurang ukur haluaran urine dengan akurat 34
-Indikat -Indikator or keadeku keadekuatan atan volume volume sirkulas sirkulasii perifer perifer dan hidrasi seluler - Klien tidak mengkomsumsi cairan sama sekali mengaki mengakibatk batkan an dehidras dehidrasii atau menggan mengganti ti cairan cairan untuk untuk masuka masukan n kalor kalorii yang yang berdam berdampa pak k pada pada
-kebutuhan cairan tercukupi
-
Intolera Intoleransi nsi
strategi
untuk keseimbangan elektrolit
menghentikan muntah dan penggunaan
- Memb Memban antu tu klien klien mene menerim rimaa perasa perasaan an bahwa bahwa
laksatif/diuretic
akibat
-
4.
Diskusikan
Identifikasi
rencana
muntah
untuk laksat laksatif/ if/diu diuret retik ik
dan menc menceg egah ah
atau
penggunaan
kehil kehilan angan gan
caira cairan n
meningkatkan/mempertahankan
lanjut
keseimbangan keseimbangan cairan optimal misalnya :
-
jadwal masukan cairan
memperbaiki keseimbangan untuk berhasil
- Berikan/awasi hiperalimentasi IV
- Tindaka Tindakan n daruat daruat untuk untuk memperb memperbaiki aiki ketidak ketidak
aktivita aktivitass
10.3 10.30 0 Dala Dalam m 1x2 1x24 4 jam jam - kaji kemampuan klien untuk masa masala lah h klie klien n melakuk melakukan an aktivitas aktivitas dan catat catat laporan laporan berhubungan berhubungan dengan teratasi: kelelahan kelemahan kelemahan fisik - awasi vital sign: TD, nadi, pernapasan -klien dapat sebelum dan sesudah aktivitas melakukan aktivita aktivitass seperti seperti - beri beri bant bantua uan n dala dalam m mela melaku kuka kan n biasanya aktivitas -kli -klien en Namp Nampak ak bersemangat
35
Meli Meliba batk tkan an
klie klien n
dala dalam m
renc rencan anaa
untu untuk k
seimbangan cairan elektroli - untuk melakukan intervensi selanjutnya - Untuk mengetahui kondisi kklien - Menja Menjaga ga keam keamana anan n klien klien,, dan dan meng menghem hemat at energi klien
Nursing Implementation
Nama
: Tuan “S”
Diagnosa keperawatan
: Dispepsia
Jenis kelamin : laki-laki
No. Med. Record
:
Ruang
Hari/ Tanggal
: minggu, 22 jan 2012
No. 1.
: IGD Nomor Tindakan I
Jam 11.00
Tindakan Keperawatan - Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, dan penyebaran nyeri
Respon
- Nyeri: 5 di ulu hati
- Memberikan klien dengan posisi semifowler/ nyaman
- Klien kooperatif
- Menganjurkan klien untuk menghindari makanan yang
- Klien kooperatif
dapat meningkatkan kerja asam lambung. - Observasi TTV
2.
3.
II
II I
11.00
11.00
- TD: 120/ 90 mmHg, N:72x/menit, N:72x/menit, RR: 28, T:36,6c
- Mendiskusikan dan mengajarkan teknik relaksasi.
- Klien kooperatif
- Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik (Ranitidin)
- Nyeri berkurang
- Memberikan makanan sedikit tapi sering
- Klien kooperatif
- Mengkaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai.
- Nafsu makan meningkat
- Menganjurkan makan makanan yang hangat
- Klien kooperatif
- Berkolaborasi pemberian obat anti-emesis
- Muntah berkurang
- Me Mengawasi tek tekanan da darah da dan na nadi, pen pengisian ka kapiler, - TD: 120/ 90 mmHg, normal 36
status 37embrane mukosa, turgor kulit - Mendiskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan
- Muntah berkurang, BAK klien lancar
penggunaan laksatif/diuretic. 4.
1V
11.00
- me mengkaji ke kemampuan kl klien un untuk me melakukan ak aktivitas - aktivitas klien dibantu keluarga dan catat laporan kelelahan - mengawasi vital sign: TD, nadi, pernapasan sebelum dan sesudah aktivitas -
meng mengan anju jurk rkan an
kelu keluar arga ga
memb memban antu tu
melakukan aktivitas
37
klie klien n
dala dalam m
- TD: 120/ 90 mmHg, N:72x/menit, N:72x/menit, RR: 28, T:36,6c - keluarga kooperatif
Evaluasi
Nama
: Tuan “S”
Diagnosa keperawatan
: Dispepsia
Jenis kelamin : laki-laki
No. Med. Record
:
Ruang
Hari/ Tanggal
: minggu, 22 jan 2012
: IGD
No. Nomor diagnosa 1. Nyeri ulu hati berhubungan dengan iritasi
dan dan
infl inflam amas asii
pada pada
lapi lapisa san n
muko mukosa sa,,
submukosa, dan lapisan otot lambung
Jam 10.15 10.15
Evaluasi S: klien klien meng mengata atakan kan nyeri nyeri pada pada daerah daerah ulu hati hati
O: - klien Nampak memegang perut dan gelisah - skala nyeri: 6 - TD: 120/ 90 mmHg,
38
- N:72x/menit - RR: 28, T: 36,6c A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan 2.
Nut Nutri risi si kura kurang ng dari dari kebu kebutu tuha han n
tubu tubuh h 10.15 10.15
berhub berhubunga ungan n dengan dengan disfagia disfagia,, esofagit esofagitis is
S: klie klien n meng mengata atakan kan mual mual dan dan munt muntah ah >4x >4x,, tubu tubuh h lema lemass O:
dan anorexia
- klien Nampak lesu - KU: lemah - TD: 120/ 90 mmHg, - N:72x/menit - RR: 28, T: 36,6c - Porsi makanan: 3 sendok A: Masalah teratasi sebagian
3.
Ketidaks Ketidakseimb eimbanga angan n cairan cairan berhubun berhubungan gan dengan muntah, gastroenteritis gastroenteri tis
10.15 10.15
P: intervensi dilanjutkan S: klie klien n meng mengata atakan kan muntah muntah >4x, >4x, tubuh tubuhnya nya lemas, lemas, BAB BAB serin sering g O: - klien Nampak lesu - Lemah - TD: 120/ 90 mmHg, 39
- N:72x/menit - RR: 28, T: 36,6c A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan 4.
Intoleransi aktivitas berhubungan berhubungan dengan kelemahan fisik
10.1 10.15 5
S:kl S:klie ien n men menga gata taka kan n tub tubuh uhny nyaa lem lemas as O: - KU: lemah - Berjalan perlu dibantu - TD: 120/ 90 mmHg, - N:72x/menit - RR: 28, T: 36,6c - mual (+), muntah(+) A: Masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan
40
41