Askep Jiwa Pada Lansia

ASKEP JIWA PADA LANSIA Proses menua yg dialami oleh lansia menyebabkan mrk m’alami berbagai mcm perasaan spt sedih, cemas kesepian dan mudah tersinggung. Perasaan tsb mrpk mslh kes jiwa yg tjd p d lansia Ada bbrp factor risiko yg mdukung tjdnya mslh kes jiwa pd lansia. Faktor2 resiko tsb adl ; esehatan fisik yg mburuk  Perpisahan dg pasangan Perumahan dan transportasi yg tdk memadai !umber financial kurang "ukungan social kurang

#angguan psikiatri yg srg tjd pd lansia ; sindroma otak o rganic, ski$ofrenia, ketergantungan obat, mkn btahan sejak masa muda. %ampir semua gangguan jiwa pd masa muda dpt btahan sampai atau timbul lg pd mada tua. &erosa bs berupa nerosa cemas dan depresi. #angguan psikosomatik  dpt jg blangsung sampai masa tua, ttp bbrp mjd lebih baik atau hilang sdr. sdr. Penyakit fisik berupa "', hipertensi dan glaucoma dpt diperhebat o( depresi. )nsomnia, anoreksia, dan konstipasi srg didapati dan tdk jarang g ejala ini bd depresi. Pengobatan bagi usila dg gangguan jiwa mempunyai tujuan umum sbb ; *. 'engurangi penderitaan pasien agar keluhanya mjd minimal 2. 'pbaiki prilakunya dan mengurangi pselisihan antar+manusia agar keluhan lingkungan mengenai perlakunya mjd minimal . 'ptinggi kmampuan mcr dan mptahank teman dr kedua se- dan mnunjukan perilaku se-ual yg dpt dterima oleh masyarakat . 'engembalikan klien ke suatu pekerjaan atau kesibukan dalm batas2 sumber dayanya dan ssi intelegensinya, ketr dan peranan social yg biasa dlkk  /. 'bangkitk keinginan btindak atau berbuat sesuatu agar ia produktif dan kreatif scr optimal Proses keperawatan *. Pengkajian 0ujuan ; untuk menentukan kemampuan klien dalam memlihara diri sdr, melengkapi data dasar untuk mbuat rencana keperawatan, serta mberi wkt pd klien untuk bkomunikasi. Pengkajian meliputi aspek fisik, psikis, social dan spiritual. 2. "iagnosa kep 1ansia biasanya cendrung mengalami ketidakseimbangan emosi seperti ; marah, cemas, kehilangan, depresi, sedih, kecewa, dll. "iagnosa ;  #angguan penyesuaian  Ansietas  %ambatan komunikasi 3erbal  onfusi akut  etidakefektifan koping  etakutan

 erusakan memori  etidakberdayaan  %ambatan interaksi social  #angguan konsep diri  Anger   4erduka  dll

. )nter3ensi ecemasan a. #ejala cemas yg dialami o( lansia ; 5 Perasaan khawatir ( takut yg tdk rasional akan kejadian yg akan tjd 5 !ulit tidur sepanjang malam 5 6asa tegang dan cepat marah 5 !ering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut(khawatir thdp penyakit yg berat ; hipertensi, kanker, yang sebenarnya tidak dialaminya 5 !ering mbayangk hal2 yg menakutkan 5 6asa panic thdp masalah yg ringan 5 4icara sembarangan 5 'enolak ikut serta dlm tind kep 5 'enolak makan minum 5 'engacauj peralatan pengobatan  b. 0idakan 0idakan u mengatasi kecemasan pd lansia ; 5 7obalah u mdapatk dukungan klg dg rasa kasih sayang 5 4icaralah ttg rasa khawatir lansia dan cobalah untuk mcari penyebab yg mdasar 8dg memandang lansia scr holistic9 5 7obalah u mengalihk penyebab dan berikan rasa aman dg penuh empati 5 4ila penyebabnya tidak jelas dan mdasar, berikan alasan2 yg dpt dterima olehnya 5 onsultasikan dg dokter bila penyebabnya tdk bs ditk atau bila telah dcoba dg berbagai cara tetappi gejala menetap "epresi a. #ejala 2 adalah ; 3 !ering mengalami ggn tidur  3 !ering kelelahan, lemas dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari2 3 ebersihan dan kerapian diabaikan 3 'udah marah dan tersinggung 3 "aya konsentrasi berkurang 3 Pembicaraan ; srg bganti topic yg mengarah ke pesimis,putus asa dan bunuh diri. 3 4erkurang ( hilangnya nafsu makan  b. )nter3ensi

 erusakan memori  etidakberdayaan  %ambatan interaksi social  #angguan konsep diri  Anger   4erduka  dll

. )nter3ensi ecemasan a. #ejala cemas yg dialami o( lansia ; 5 Perasaan khawatir ( takut yg tdk rasional akan kejadian yg akan tjd 5 !ulit tidur sepanjang malam 5 6asa tegang dan cepat marah 5 !ering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut(khawatir thdp penyakit yg berat ; hipertensi, kanker, yang sebenarnya tidak dialaminya 5 !ering mbayangk hal2 yg menakutkan 5 6asa panic thdp masalah yg ringan 5 4icara sembarangan 5 'enolak ikut serta dlm tind kep 5 'enolak makan minum 5 'engacauj peralatan pengobatan  b. 0idakan 0idakan u mengatasi kecemasan pd lansia ; 5 7obalah u mdapatk dukungan klg dg rasa kasih sayang 5 4icaralah ttg rasa khawatir lansia dan cobalah untuk mcari penyebab yg mdasar 8dg memandang lansia scr holistic9 5 7obalah u mengalihk penyebab dan berikan rasa aman dg penuh empati 5 4ila penyebabnya tidak jelas dan mdasar, berikan alasan2 yg dpt dterima olehnya 5 onsultasikan dg dokter bila penyebabnya tdk bs ditk atau bila telah dcoba dg berbagai cara tetappi gejala menetap "epresi a. #ejala 2 adalah ; 3 !ering mengalami ggn tidur  3 !ering kelelahan, lemas dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari2 3 ebersihan dan kerapian diabaikan 3 'udah marah dan tersinggung 3 "aya konsentrasi berkurang 3 Pembicaraan ; srg bganti topic yg mengarah ke pesimis,putus asa dan bunuh diri. 3 4erkurang ( hilangnya nafsu makan  b. )nter3ensi

"isesuaikan dg masalah kep yg timbul

. :3aluasi a. lien dapat menyesuaikan diri dg keadaan skr 8 proses menua9  b. 4isa beradaptasi dg masalah yg ada A!%A& :P:6A
A. 'engkaji pasien lansia dengan demensia "emensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya penurunan fungsi kesadaran. "emensia aatu kepikunan seringkali dianggap wajar tjd pd lansia krn mrpk bagian dr proses  penuaan yang normal.Faktor ketidaktahuan, baik dr pihak klg, masy, maupun pihak tenaga kes mengenai tanda dan gejala demensia, dapat menyebabk demensi sering tidak terdeteksi dan lambat ditangani. !eiring dg meningkatnya jumlah lansia di )ndonesia, )ndo nesia, masalah ini semakin sering dijumpai. Pemahaman yg benar ttg penyakit ini ptg dimiliki agar penyakit demensia dpt dideteksi dan ditangani sedini mkn. "imensia ditandai dengan ; !ukar melaksanak tugas sehari2 Pelupa !ering mengulang kata2 0idak mengenal waktu, ruang dan tempat ; lupa minum obat 7epat marah dan sulit diatur  "aya ingat hilang !ulit belajar dan mengingat informasi baru urang konsentrasi urang kebersihan diri *=. 6esiko sidera ; jatuh 0remor  urang koordinasi gerak 

4. 'embina hubungan saling percaya dengan pasien lansia ntuk mlkk pengkajian pada lansia denga dimensia, pertama2 saudara harus membina hubungan saling percaya dengan melakukan hal2 sbb brk ; a. !elalu mengucapkan salam kpd pasien spt; Assalammualikum Assalammualikum  b. Perkenalkan nama saudara dan nama panggilan termasu menyampaikan bahwa saudara adl  perawat yang akan merawat pasien

c. 0anyakan pula nama pasien dan panggilan kesukaanya d. >elaskan tujuan saudara merawat pasien dan akt3 yg akan dilakukan e. >elask pula kapan akt3 akan dlaksanakan dan brp lama akt3 tsb f. 4ersikap empati g. #unakn kalimat yg singkat, jelas, sedrhana dan mudah dimengerti 8 hindari istilah yg tdk umum9 h. 4icara lambt, ucapkan kata dan kalimat dg jelas dan jk mberik pertanyaan beri waktu kpd  pasien u memikirkan jawabanya i. 0anya * pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaan dg kata2 yang sama  j. ?olume suara ditingkatk dengan nada rendah jk ada ganggua pen dengaran k. omunikasi 3erbal disertai dg non3erbal yang baik  l. !ikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahank kontak mata, relaks dan terbuka m. 7iptakan lingkungan yg teraupetik pd saat berkomunikasi dg pasien ; tidak berisik ( rebut, ruang nyaman, cahaya dan 3entilasi cukup, jarak disesuaikan, untuk meminimalkan gangguan ntuk mengkaji pasie lansia, dpt mgunakan tehnik mengobser3asi perilaku pasien dan wawancara langsung dengan pasiendan keluarganya. @bser3asi dapat disesuiak dg tanda dan gejala yang sudah djelask sebelumnya. Aspek psikososial yg perl dikaji adl ; apakah pasien mengalami kebingungan, kecemsan, menunjukan afek yg albil(datar(tdk ssi. 7ontoh pendokumentasian hsil pengkajian ; "ata  Pasien sering mengulang pbicaraan, kadang thenti sejenak, tampak bingung, tdk mengenal wkt, orang dan tempat, 0dk dpt mengingat kejadian masa lalu dan saat ini, kurang konsentrasi dlm  pbicaraan, tdk dpt bhitung, tdk dpt mlkk akt3 sehari2, rentan tdpt kecelakaan dan kurang koordinasi gerak  4erdaasarkan tanda dan gejala yg ditemukan pd saat pengkajian, maka ditetapkan diagnosa kep *. #angguan proses pikir ; pikun 2. 6esiko cidera ; jatuh 7. 0indakan keperawatan *. 0indakan kep pasien lansia dimensia dg gangguan proses pikir; pikun ( pelupa a9 0indakan kep pd p0ujuan   b Pasien mengenal wkt, tempat dan org c Psien dpt mlkk akt3 sehari2 scr optimal 0indakan  a. 4eri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya missal ; pakaian, kacamata, dll  b. 4eri kesempatan bg p- untk mengenal wkt dengan mgunakan jam besar, kalender yg mempunyai lembar perhari denga tulisan besar  c. 4eri kesempatan pd pasien u msebutkan namanya dan anggota klg tdekat d. 4eri kesempatan bg p- untk mkenal dmana dia berada e. 4erikan pujian jk pasien dpt mjawab dg benar  f. @bs3 kemampuan pasien unk mlkk akt3 sehari2

g. 4erik kesempatan bg p- unk memilih akt3 yg dpt dlkk  h. 4antu p- u mlkk kgt yg dipilihnya i. 4eri pujian jk p- dpt mlkk kgt yg dipilihnya  j. 0anyak perasaa p- jk mampu mlkk kgtnya k. 4sama p- mbuat jadwal kgt sehari2  b9 0indakan kep pd klg 0ujuan ; a. lg dpt mengorientasikan p- wkt, tempat da org  b. lg msedikan sarana yg dibutuhkan pasien unk mlkk orientasi realitas c. lg mbantu p- dlm mlkk akt3 sehari2 0indakan kep ; a. "iskusikan dg klg cara2 m’orientasik wkt, t dan org pd p b. Anjurk klg u msediak jam besar dan kalender dg tulisan besar  c. "iskusik dg klg kmampuan yg pernah dimilki pasien d. 4antu klg memilih kmampuan yg bs dlkk p- saat ini e. Anjurk klg u mbantu lansia mlkk kgt ssi kmampuan yg dimilikinya f. Anjurk klg u memantau kgt sehari2 p- ssi dg jadwal yg tlah dibuat g. Anjrk klg u mberik pujian jk p- mlkk kgt ssi dg jadwal kgt yg sdh dbuat

h. Apabila p- mdapat obat2an, jelask pd klg ttg obat2 tsb mcakup ; *9 Prinsip lima benar minun obat 29 Pentingnya pgunaan obat pd lansia dg dimensia 9 Akbat bila obat tdk dgunak ssi program 9 :fek samping obat dan hal2 u mhindari efek samping obat /9 7ra mdapatk obat atau berobat ". :3aluasi *. Pasien mampu msebutkan hari, tgl, dan tahun skr dg benar  2. 'ampu menyebutkan nama org yg dikenal . 'ampu menyebutkan tempat dimana pasin berada saat ini . 'ampu mlkk kgt harian ssi jadwal /. 'ampu mengungkapkan perasaanya stelah mlkk kgt

ASKEP DENGAN GANGGUAN JIWA PADA LANJUT USIA

A!%A& :P:6A)
perubahan+perubahan

B'enyebutkan

masalah

yang

psikososial

timbul

sebagai

yang

menyertai

konsekuensi

proses

perubahan

menua

psikososial

B 'engidentifikasi C menyusun rencana inter3ensi sebagai implikasi keperawatan terhadap masalah yang timbul. A. Perubahan Psikososial 1ansia B Pensiun B )dentitas sering dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan B !adar akan kematian B ehilangan hubungan dengan teman+teman C family B Penyakit kronis C ketidakmampuan B Perubahan terhadap gambaran diri, konsep diri B esepian 8loneliness9 4. 'asalah Psikososial 1ansia B Aspek !osial 1ansia  !ikap, nilai, keyakinan terhadap lansia, label(stigma, perubahan social B etergantungan  Penurunan fungsi, penyakit fisik  B #angguan konsep diri B #angguan alam perasaan  "epresi 7. Faktor 6esiko 'asalah Psikososial 1ansia B !umber finansial yang kurang B 0ipe kepribadian  manajemen stress B ejadian yang tidak terduga B >umlah kejadian pada waktu yang berdekatan B "ukungan sosial kurang P:&#:60)A& @&!:P ")6) onsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui indi3idu tentang dirinya dan mempengaruhi indi3idu dalam berhubungan dengan orang lain 8!tuart dan !undeen, *DDE9. onsep diri adalah cara indi3idu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual 84eck,
 begitu  indi3idu di lahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat pertumbuhan dan  perkembangan indi3idu. onsep diri akan terbentuk karena pengaruh ligkungannya onsep diri juga akan di pelajari oleh indi3idu melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai stressor yang dilalui indi3idu tersebut. #angguan onsep diri  ekacaua indi3idu dalam melihat citra tubuh, penampilan peran atau identitas personal. @'P@&:& @&!:P ")6) *. #ambaran diri ( 7itra 0ubuh 8 4ody )mage 9 #ambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. !ikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap indi3idu 8!tuart and !undeen , *DD*9.#angguan #ambaran "iri Perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan bentuk, ukuran, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Perubahan fisik terkait usia, efek penyakit 2. )deal "iri. )deal diri adalah persepsi indi3idu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu 8 !tuart and !undeen ,*DD*9. !tandart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita + cita, nilai

+

nilai

yang

ingin

di

capai

.

'enurut Ana eliat 8 *DDE 9 ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri yaitu  *.

ecenderungan

2.

Faktor

indi3idu

menetapkan

akan

mempengaruhi

budaya

ideal

pada

indi3idu

batas

kemampuannya.

menetapkan

ideal

diri.

. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk  mengklaim diri dari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri. . ebutuhan yang realistis. /. einginan untuk menghindari kegagalan. . Perasaan cemas dan rendah diri. )deal diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai 8elliat, *DD2 9. #angguan )deal diri  )deal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai, dan tidak realistis, . %arga "iri 8!elf G :steem9 %arga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa  jauh >ika %arga

perilaku indi3idu diri

memenuhi sering diperoleh

ideal

gagal

, dari

diri

8!tuart

maka

cenderung

diri

sendiri

and

!undeen,*DD*9.

harga

diri

rendah.

orang

lain.

dan

Aspek utama adalah di cintai dan menerima penghargaan dari orang lain 8eliat, *DD29. #angguan %arga diri  Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, . Peran. Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan  posisinya

di

masyarakat

8eliat,

*DD2

9.

!tress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau peran yang

terlalu

banyak.

Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan 8eliat, *DD29. #angguan Peran  4erubah atau berhentinya fungsi peran disebabkan oleh penyakit, proses menua,

putus

sekolah,

'uncul

tatkala

perubahan

putus

hubungan

tidak

kerja.

diterima

indi3idu.

Faktor yang mempengaruhi  peran berlebihan, citra tubuh, perubahan fisik, faktor sosial. /. )dentitas )dentitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari obser3asi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh 8!tuart and !undeen, *DD*9 %al

yang

penting

dalam

identitas

adalah

jenis

kelamin

8eliat,*DD29.

arakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari perilaku dan perasaan seseorang, seperti  *. )ndi3idu mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan berbeda dengan orang lain. 2. )ndi3idu mengakui atau menyadari jenis seksualnya . )ndi3idu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya, peran, nilai dan prilaku secara harmonis . )ndi3idu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai dengan penghargaan lingkungan sosialnya /. )ndi3idu sadar akan hubungan masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang . )ndi3idu mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan direalisasikan 8'eler dikutip !tuart and !undeen, *DD*9 #angguan )dentitas  kekaburan(ketidakpastian memandang diri sendiri, penuh keraguan, sukar  menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan. ". 'A!A1A% :P:6A
etidakmampuan :. P6)&!)P 0)&"AA& 'eningkatkan harga diri 'emaksimalkan kemandirian  self care, A"1 'eningkatkankontrol diri  peran serta,  pengambilan

keputusan

'enyediakan dukungan social F. 6:&7A&A 0)&"AA& onseling indi3idual B

Perawat

berperan

sebagai

fasilitator

untuk

membantu

klien

B 0ripple H!H  !abar, !impatik, !er3ice Fokus  + 0erapi indi3idual + 4antu indi3idu mengidentifikasi kekuatan + Penurunan harapan yang tidak realisti! Pendekatan kelompok  B 0ujuan  + 'enguatkan integritas ego pada lansia + Penguatan kontak sosial bagi anggota kelompok  + 'eningkatnya perasaan HsamaH terhadap perubahan menjadi tua + 'eningkatkan ingatan masa lalu C kemampuan berempati terhadap annggota lain #. )nter3ensi >aringan B 0ujuan  + 'eningkatkan peran+peran yang tersedia bagi lansia termasuk identitas personal, harga diri C  penampilan

peran

'odifikasi lingkungan B%indari

penilaian

negatif,

beri

B Perluas kesadaran klien terhadap aspek positif yang dimiliki B 4eri kesempatan klien untuk berhasil B "iskusikan harapan+harapan klien B 0ingkatkan interaksi social %. :?A1A!) B "apat diukur melalui  + Perilaku merawat diri + ontak mata + Postur  + Pernyataan tentang diri

pujian

realistis

A1A' P:6A!AA& Adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan

fungsi

kehidupan

seseorang.

#angguan alam perasaan  gangguan emosional yang disertai gejala mania atau depresi. A. 'ania  !uatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya alam perasaan yang meningkat, meluas atau keadaan emocional yang mudah tersinggung dan terangsang. 4. "epresi  !tatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan cedI dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan 7. "epresi pada lansia bukan merupakan patologi tunggal,  biasanya multifactorial oleh karena stress lingkungan C penurunan kemampuan beradaptasi. "iagnosis "epresi menurut kriteria "!'+))) 6  >ika terdapat /(lebih gejala  B Perasaan tertekan hampir sepanjang hari B !ecara nyata penurunan perhatian(keinginan untuk berbagai akti3itas(kesenangan B 44 turun(naik secara nyata B )nsomnia(hipersomnia B Agitasi B 6asa capai(lemah C hilangnya kekuatan B Perasaan bersalah, tidak berharga B %ilangnya kemampuan berfikir, konsentrasi atau membuat keputusan B Pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri"epresi pada lansia seringkali kurang(tidak  terdiagnosa karena hal+hal sbb B Penyakiit fisik yang dideriat seringkali mengacaukan gambaran depresi, e-mudah lelah, Penuruanan 44 B 1ansia yang menutupi rasa sedihnya justru dengan menunjukkan bahwa dia lebih aktif  B ecemasan, obsesional, histeria hipokondria yang merupakan gejala depresi justru sering menutupi

depresinya

B 'asalah sosial yang juga diderita seringkali membuat gambaran depresi menjadi lebih rumit. ). P:&#A>)A& a. Faktor predisposisi  #enetik 8kembar mono$igot9, kehilangan, tipe kepribadian tertentu, penilaian negatif terhadaf  diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, ketidakberdayaan 8keyakinan akan ketidakmampuannya ; tidak berupaya

mengembangkan respon adaptif9, kurangnya pujian positif selama berinteraksi dengan lingkungan.  b. Faktor presipitasi   berbagai penyakit fisik 8faktor biologis9, kehilangan 8faktor psikologis9  b. Perilaku C mekanisme koping  denial, supresi >. 'A!A1A% :P:6AA& C 0)&"AA& 0ujuan



mengajarkan

klien

untuk

bersepons

emosional

yang

adaptif 

0indakan  1ingkungan aman, cegah terjadinya kecelakaan %ubungan saling percaya prwt G klien "orong untuk mengekspresikan pengalaman yang menyakitkan untuk mengurangi intensitas masalah bah

pikiran

negatif

identifikasi

aspek

positif

8kemampuan,

keberhasilan9,

 bantumengubah persepsi yang salah(negatif ; positif, beri pujian 1ibatkan dalam kegiatan dan interaksi sosial 'eningkatkan status kesehatan  perawatan diri, istirahat, makan, minum. Diposkan oleh Mas Perawat di 06.03 Label: Keperawatan Jiwa

SUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA USIA LANJUT 22./ Andy !aputra  &o comments Pengkajian Pasien 1ansia Pengkajian pasien lansia menyangkut beberapa aspek yaitu biologis, psikologis, dan sosiokultural yang beruhubungan dengan proses penuaan yang terkadang membuat kesulitan dalam mengidentifikasi masalah keperawatan. Pengkajian perawatan total dapat mengidentifikasi gangguan primer. "iagnosa keperawatan didasarkan pada hasil obser3asi pada perilaku pasien dan berhubungan dengan kebutuhan.

a.
depresi. !eseorang yang sedang sakit, khususnya pada leher, kepala, punggung atau perut dengan sejarah penyebab fisik. #ejala lain pada lansia termasuk kehilangan berat badan, paranoia, kelelahan, distress gastrointestinal dan menolak untuk makan atau minum dengan konsekuensi  perawatan selama kehidupan. !akit fisik dapat menyebabkan depresi sekunder. 4eberapa penyakit yang berhubungan dengan depresi diantaranya gangguan tiroid, kanker, khususnya kanker lambung, pancreas, dan otak,  penyakit Parkinson, dan stroke. 4eberapa pengobatan daJat meningkatkan angka kejadian depresi, termasuk steroid, Phenothia$ines, ben$odia$epines, dan antihypertensi3e. !kala "epresi 1ansia merupakan ukuran yang sangat reliable dan 3alid untuk mengukur depresi. f.6espon Perilaku Pengkajian perilaku merupakan dasar yang paling penting dalam perencanaan keperawatan pada lansia. Perubahan perilaku merupakan gejala pertama dalam beberapa gangguan fisik dan mental. >ika mungkin, pengkajian harus dilengkapi dengan kondisi lingkungan rumah. %al ini menjadi modal pada faktor lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan pada lansia. Pengkajian tingkah laku termasuk kedalam mendefinisikan tingkah laku, frekuensinya, durasi, dan faktor presipitasi atau triggers. etika terjadi perubahan perilaku, ini sangat penting untuk dianalisis. g.emampuan fungsional Pengkajian fungsional pada pasien lansia bukan batasan indokator dalam kesehatan jiwa. "ibawah ini merupakan aspek+aspek dalam pengkajian fungsional yang memiliki dampak kuat  pada status jiwa dan emosi. h.'obilisasi Pergerakan dan kebebasan sangat penting untuk persepsi kesehatan pribadi lansia. %al yang harus dikaji adalah kemampuan lansia untuk berpindah di lingkungan, partisipasi dalam aktifitas  penting, dan mamalihara hubungan dengan orang lain. "alam mengkaji ambulasi , perawat harus mengidentifikasi adanya kehilangan fungsi motorik, adaptasi yang dilakukan, serta jumlah dan tipe pertolongan yang dibutuhkan. emampuan fungsi i.Acti3ities of "aily 1i3ing Pengkajian kebutuhan perawatan diri sehari+hari 8A"19 sangat penting dalam menentukan kemampuan pasien untuk bebas. A"1 8 mandi, berpakaian, makan, hubungan seksual, dan aktifitas toilet9 merupakan tugas dasar. %al ini sangat penting dalam untuk membantu pasien untuk mandiri sebagaimana penampilan pasien dalam menjalankan A"1.  j.0he at$ )ndeks Angka at$ indeks dependen dibandingkan dengan independen untuk setiap A"1 seperti mandi,  berpakaian, toileting, berpindah tempat , dan makan. !alah satu keuntungan dari alat ini adalah kemampuan untuk mengukur perubahan fungsi A"1 setiap waktu, yang diakhiri e3aluasi dan akti3itas rehabilisasi. k.Fungsi Fisiologis Pengkajian kesehatan fisik sangat penting pada pasien lansia karena interaksi dari beberapa

kondisi kronis, adanya deficit sensori, dan frekuensi tingkah laku dalam masalah kesehatan jiwa. Prosedur diagnostic yang dilakukan diantaranya ::#, lumbal; funksi, nilai kimia darah, 70 !can dan '6). !elain itu, nutrisi dan pengobatan medis juga harus dikaji. l.&utrisi 4eberapa pasien lansia membutuhkan bantuan untuk makan atau rencana nutrisi diet. Pasien lansia yang memiliki masalah psikososial memiliki kebutuhan pertolongan dalam makan dan monitor makan. Perawat harus secara rutin menge3aluasi kebutuhan diet pasien. Pengkajian nutrisi harus dikaji lebih dalam secara perseorangan termasuk pola makan rutin, waktu dalam sehari untuk makan, ukuran porsi, makanan kesukaan dan yang tidak disukai. m.Pengobatan 'edis :mpat faktor lansia yang beresiko untuk keracunan obat dan harus dikaji yaitu usia, polifarmasi, komplikasi pengobatan, komorbiditas. n.Penyalahgunaan 4ahan+bahan 4erbahaya !eorang lansia yang memiliki sejarah penyalahgunaan alcohol dan $at+$at berbahaya beresiko mengalami peningkatan kecemasan dan gangguan kesehatan lainnya apabila mengalami kehilangan dan perubahan peran yang signifikan. Penyalahgunaan alcohol dan $at+$at berbahaya lainnya oleh seseorang akan menyebabkan jarak dari rasa sakit seperti kehilangan dan kesepian. o."ukungan !osial "ukungan positif sangat penting untuk memelihara perasaan sejahtera sepanjang kehidupan, khususnya untuk pasien lansia. 1atar belakang budaya pasien merupakan faktor yang sangat  penting dalam mengidentifikasi support system. Perawat harus mengkaji dukungan sosial pasien yang ada di lingkungan rumah, rumah sakit, atau di tempat pelayanan kesehatan lainnya. eluarga dan teman dapat membantu dalam mengurangi shock dan stres di rumah sakit.  p.interaksi Pasien+ eluarga Peningkatan harapan hidup, penurunan angka kelahiran, dan tingginya harapan hidup untuk semua wanita yang berakibat pada kemampuan keluarga untuk berpartisipasi dalam pemberian  perawatan dan dukungan kepada lansia. ebanyakan lansia memiliki waktu yang terbatas untuk  berhubungan dengn anaknya. 'asalah perilaku pada lansia kemungkinan hasil dari ketiakmampuan keluarga untuk menerima kehilangan dan peningkatan kemandirian pada anggota keluarga yang sudah dewasa. "iagnosa "iagnosa yang di gunakan ialah diagnose tunggal. Perencanaan dan inter3ensi %asil yang diharapkan berhubungan dengan perawatan lansia harus relistik berdasarkan  perubahan yang potensial. 7ontohnya tujuan yang ingin dicapai pada pasien dengan depresi yang  bermasalah dalam personal hygiene  Pasien dapat mandi, berpakaian, dan menyikat gigi secara mandiri 0heurapheutic 'illeu

+!timulasi kognitif  Akti3itas yang dilakukan harus direncanakan untuk menjaga atau meningkatkan kemampuan kognitif pasien. "iskusi kelompok dapat membantu pasien fokus pada topik. +'eningkatkan rasa aman dan nyaman 1ansia sering melakukan yang terbaik pada situasi yang direncanakan untuk perawatan mereka. !etting jiwa lansia harus dirancang dengan warna yang lembut. >ika ada musik harus yang menenangkan dan disukai oleh lansia. 7ahaya yang menyilaukan harus dihindari. 4agi lansia yang tidak tinggal dirumah mereka barang+barang seperti foto+foto keluarga, objek religius, afghan, atau benda+benda yang menenangkan. emananan harus dipertimbangkan karena lansia sering terjatuh, lantai tidak boleh licin dan tidak ada rintangan. +7onsisten physical layout Perubahan ruangan harus dihindari, barang+barang yang ada harus tetap, hal ini membantu lansia yang disorientasi dan menjaga keselamatan lansia. +!tructured routine >adwal sehari+hari harus direncanakan dengan pasti. ika lansia tidak mampu  berkomunikasi, anggota keluarga dapat memberikan informasi mengenai kehidupan mereka dan memberi kegiatan yang dsukai lansia. +'inimi$e disrupti3e beha3ior  'emahami perilaku pasien dapat mengurangi agitasi dan krisis perilaku. +'inimal demand for compliant beha3ior  1ansia yang mengalami kerusakan kognitif sering menentang permintaan dari orang lain. 'ereka tidak mengerti apa yang ditanyakan pada mereka atau mereka menjadi takut pada perubahan akti3itas yang tidak dapat diprediksi. 0erapi somatic +0erapi elektro konfulsif  0erapi ini efektif untuk inte3ensi pada lansia yang mengalami depresi. ontraindikasi pada lansia yang memiliki lesi intracranial dengan peningkatan tekanan intracranial, aritmia, dan infark miokard lebih dari  bulan. +Pengobatan psikotropika @bat pada lansia harus hati+hati, karena obat dapat berpengaruh pada perilaku lansia dan system saraf pusat. :3aluasi !tuart dan !undeen 8*DD/9 menyebutkan beberapa kondisi dan perilaku perawat yang diperlukan  pada saat melakukan e3aluasi dalam proses keperawatan, yaitu +ondisi perawat  !uper3isi, analisis diri, peer re3iew, partisipasi pasien dan keluarga +Perilaku perawat ; 'embandingkan respon pasien dan hasil yang diharapkan, mere3iew proses keperawatan, memodifikasi proses keperawatan sesuai yang dibutuhkan, berpartisipasi dalam peningkatan kualitas dari aktifitas yang dilakukan. 4A4 ?

P:&0P esimpulan. Perawat yang bekerja dengan lansia yang memiliki gangguan kejiwaan harus menggabungkan keterampilan keperawatan jiwa dengan pengetahuan gangguan fisiologis, proses penuaan yang normal, dan sosiokultural pada lansia dan keluarganya. !ebagai pemberi pelayanan perawatan  primer, perawat jiwa lansia harus pandai dalam mengkaji kognitif, afektif, fungsional, fisik, dan status perilaku. Perencanaan dan inter3ensi keperawatan mungkin diberikan kepada pasien dan keluarganya atau pemberi pelayanan lain. Perawat jiwa lansia mengkaji penyediaan perawatan lain pada lansia untuk mengidentifikasi aspek tingkah laku dan kognitif pada perawatan pasien. Perawat jiwa lansia harus memiliki  pengetahuan tentang efek pengobatan psikiatrik pada lansia. 'ereka dapat memimpin macam+ macam kelompok seperti orientasi, remoti3asi, kehilangan dan kelompok sosialisasi dimana  perawat dengan tingkat ahli dapat memberikan psikoterapi. !aran "iharapkan mahasiswa benar+benar mampu memahami tentang asuhan keperawatan kehilangan disfungsional ntuk institusi pendidikan hendaknya lebih melengkapi literatur yang berkaitan dengan kehilangan "AF0A6 P!0AA !tuart C !undeen. *DD/. Principles and Practice of Psychiatric &ursing Fifth :dition. nited !tate of America  'osby. 7arpenito, 1. K "iagnosa eperawatan Aplikasi Pada Praktek linisH, :disi ke+, :#7, >akarta, 2===.

askep lansia dengan gangguan jiwa

Proses menua yg dialami oleh lansia menyebabkan mrk m’alami berbagai mcm perasaan spt sedih, cemas kesepian dan mudah tersinggung. Perasaan tsb mrpk mslh kes jiwa yg tjd pd lansia Ada bbrp factor risiko yg mdukung tjdnya mslh kes jiwa pd lansia. Faktor2 resiko tsb adl ; . !esehatan fisik yg mburuk 2. Perpisahan dg pasangan ". Perumahan dan transportasi yg tdk memadai #. $umber financial kurang

%. &ukungan social kurang 'angguan psikiatri yg srg tjd pd lansia ; sindroma otak organic, ski(ofrenia, ketergantungan obat, mkn btahan sejak masa muda. )ampir semua gangguan jiwa pd masa muda dpt btahan sampai atau timbul lg pd mada tua. *erosa bs berupa nerosa cemas dan depresi. 'angguan psikosomatik dpt jg blangsung sampai masa tua, ttp bbrp mjd lebih baik atau hilang sdr. Penyakit fisik berupa &+, hipertensi dan glaucoma dpt diperhebat o depresi. -nsomnia, anoreksia, dan konstipasi srg didapati dan tdk jarang gejala ini bd depresi.

. 2. ". #. %.

Pengobatan bagi usila dg gangguan jiwa mempunyai tujuan umum sbb ; +engurangi penderitaan pasien agar keluhanya mjd minimal +pbaiki prilakunya dan mengurangi pselisihan antarmanusia agar keluhan lingkungan mengenai perlakunya mjd minimal +ptinggi kmampuan mcr dan mptahank teman dr kedua se/ dan mnunjukan perilaku se/ual yg dpt dterima oleh masyarakat +engembalikan klien ke suatu pekerjaan atau kesibukan dalm batas2 sumber dayanya dan ssi intelegensinya, ketr dan peranan social yg biasa dlkk +bangkitk keinginan btindak atau berbuat sesuatu agar ia produktif dan kreatif scr optimal

Proses keperawatan . Pengkajian 0ujuan ; untuk menentukan kemampuan klien dalam memlihara diri sdr, melengkapi data dasar untuk mbuat rencana keperawatan, serta mberi wkt pd klien untuk bkomunikasi. Pengkajian meliputi aspek fisik, psikis, social dan spiritual. 2. &iagnosa kep 1ansia biasanya cendrung mengalami ketidakseimbangan emosi seperti ; marah, cemas, kehilangan, depresi, sedih, kecewa, dll. &iagnosa ;  'angguan penyesuaian  Ansietas  )ambatan komunikasi erbal  !onfusi akut  !etidakefektifan koping

       

!etakutan !erusakan memori !etidakberdayaan )ambatan interaksi social 'angguan konsep diri Anger 3erduka dll

". -nterensi !ecemasan a. 'ejala cemas yg dialami o lansia ;  Perasaan khawatir  takut yg tdk rasional akan kejadian yg akan tjd  $ulit tidur sepanjang malam  4asa tegang dan cepat marah  $ering mengeluh akan gejala yang ringan atau takutkhawatir thdp penyakit yg berat ; hipertensi, kanker, yang sebenarnya tidak dialaminya  $ering mbayangk hal2 yg menakutkan  4asa panic thdp masalah yg ringan  3icara sembarangan  +enolak ikut serta dlm tind kep  +enolak makan minum  +engacauj peralatan pengobatan b. 0idakan u mengatasi kecemasan pd lansia ;  5obalah u mdapatk dukungan klg dg rasa kasih sayang  3icaralah ttg rasa khawatir lansia dan cobalah untuk mcari penyebab yg mdasar 6dg memandang lansia scr holistic7  5obalah u mengalihk penyebab dan berikan rasa aman dg penuh empati  3ila penyebabnya tidak jelas dan mdasar, berikan alasan2 yg dpt dterima olehnya  !onsultasikan dg dokter bila penyebabnya tdk bs dit"k atau bila telah dcoba dg berbagai cara tetappi gejala menetap &epresi a. 'ejala 2 adalah ; $ering mengalami ggn tidur

$ering kelelahan, lemas dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari2  !ebersihan dan kerapian diabaikan  +udah marah dan tersinggung  &aya konsentrasi berkurang  Pembicaraan ; srg bganti topic yg mengarah ke pesimis,putus asa dan bunuh diri.  3erkurang  hilangnya nafsu makan 

b. -nterensi &isesuaikan dg masalah kep yg timbul #. 8aluasi a. !lien dapat menyesuaikan diri dg keadaan skr 6 proses menua7 b. 3isa beradaptasi dg masalah yg ada

asuhan kepeawa!an gangguan jiwa pada usia lanju! 4A4 ) P:&"A%1A& *.*.

1atar 4elakang eperawatan geriatrik adalah cabang keperawatan yang memperhatikan pencegahan, diagnosis, dan terapi gangguan fisik dan psikologis pada lanjut usia dan dengan meningkatkan umur panjang. Pelayanan( asuhan keperawatan gangguan mental pada lanjut usia memerlukan  pengetahuan khusus karena kemungkinan perbedaan da lam manifestasi klinis, patogenesis, dan  patofisiologi gangguan mental antara dewasa muda dan lanjut usia. Faktor penyulit pada pasien lanjut usia juga perlu dipertimbangkan; faktor+faktor tersebut adalah sering adanya peny akit dan kecacatan medis penyerta, pemakaian banyak medikasi, dan peningkatan kerentanan terhadap gangguan kognitif. Program :poidiomological 7atchment Area 8:7A9 dari &ational )nstitute of 'ental %ealth telah menemukan bahwa gangguan mkental yang paling sering pada lanjut usia adalah gangguan depresif, gangguan kognitif, fobia, dan gangguan pemakaian alkohol. 1anjut usia juga memiliki resiko tinggi untuk bunuh diri dan gejala psikiatrik akibat obat. 4anyak gangguan mental pada lanjut usia dapat dicegah, dihilangkan, atau bahkan dipulihkan. !ejumlah faktor resiko  psikososial juga mempredisJosisiskan lanjut usia kepada gangguan mental. Faktor resiko tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya otonomi, kematian teman, atau sanak saudara,  penurunan kesehatan, peningkatan isolasi, keterbatasan finansial, dan penurunan fungsi kognitif.

!aat ini sudah dapat diperkirakan bahwa  juta lansia di Amerika mengalami gangguan kejiwaan seperti demensia, psikosis, Penggunaan alcohol kronik, atau kondisi lainnya. %al ini menyebabkan perawat dan tenaga kesehatan professional yang lain memiliki tanggung jawab yang lebih untuk merawat lansia dengan masalah kesehatan jiwa dan emosi. esehatan mental  pada lansia dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti status fisiologi dan psikologi, kepribadian, sosial support, sosial ekonomi dan pola hidup. ":P:! 6) membagi 1ansia sebagai berikut  *. kelompok menjelang usia lanjut 8/ G / th9 sebagai masa ?)6)1)0A! 2. kelompok usia lanjut 8// G  th9 sebagai masa P6:!:&)' . kelompok usia lanjut 8/ th L 9 sebagai masa !:&)' !edangkan <%@ membagi lansia menjadi  kategori, yaitu  *. sia lanjut  = G M tahun 2. sia 0ua  M/ G ED tahun . sia sangat lanjut  L D= tahun *.2. 0>A& P:&1)!A& *. 0ujuan umum ntuk dapat memahami tentang Asuhan eperawatan klien dengan kehilangan dan berduka disfungsional. 2. 0ujuan khusus a. 'ahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat dan benar tentang >enis G jenis kehilangan  b. 'ahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat dan benar tentang konsep dan teori dari proses  berduka c. 'ahasiswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi reaksi kehilangan. *.. ':0@": P:&1)!A& *. 'etode penulisan. "idalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan metode deskripsi. 2. 0ekhnik penulisan. a. 'etode obser3asi Naitu bentuknya langsung yang diajukan pada narasumber terhadap permasalahan yang akan di  bahas  b. 'etode perpustakaan Naitu diambil dari buku  !tuart C !undeen. *DD/. Principles and Practice of Psychiatric &ursing Fifth :dition. nited !tate of America  'osby. 7arpenito, 1. K "iagnosa eperawatan Aplikasi Pada Praktek linisH, :disi ke+, :#7, >akarta, 2===.  &ugroho, akarta 2===. 1eeckenotte, Annete #lesler. KPengkajian #erontologiH, :disi ke+2, :#7, >akarta, *DDM. akarta 2==.

*..

!)!0:'A0)A P:&1)!A& Adapun sistematika penulisan 'akalah Asuhan eperawatan ini terdiri dari  bab, yang mana dari perbab dan isi dalam bab tersebut diuraikan sebagai berikut 4A4 )

 P:&"A%1A&

4ab yang memberikan gambaran awal dari 'akalah Asuhan eperawatan yang berisikan latar  belakang, tujuan, metode penulisan, sistematika penulisan 4A4 ))  0)&>AA& 0:@6)0)! 0eori+teori tentang ehilangan  definisi, tipe kehilangan, jenis G jenis kehilangan, rentan respon kehilangan. 4erduka  definisi, 0eori dan proses berduka, 4A4 )))  A!:P 4:6"A ")!F&#!)@&A1 Asuhan keperawatan berduka disfungsional terdiri dari  Pengkajian, "iagnosa keperawatan, batas karakteristik, sasaran, inter3ensi dengan rasional tertentu,serta hasil pasien yang diharapkan. 4A4 )?

 P:&0P 4erisikan kesimpulan dan saran

4A4 )) @&!:P "A!A6 !)A 1A&>0 2.*

Proses Penuaan Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari.
!ecara umum perubahan proses fisiologis proses menua adalah  terjadi dalam sel seperti 2.*.2.* Perubahan 'ikro 4erkurangnya cairan dalam sel  4erkurangnya besarnya sel   4ekurangnya jumlah sel 2.*.2.2 Perubahan 'akro adalah perubahan yang jelas terlihat seperti   'engecilnya mandibula 'enipisnya discus inter3ertebralis  :rosi permukaan sendi+sendi   @steoporosis Atropi otot 8otot semakin mengecil, bila besar berarti ditutupi oleh lemak tetapi kemampuannya  menurun9 :mphysema Pulmonum  Presbyopi   Arterosklerosis 'anopause pada wanita  "emintia senilis   ulit tidak elastic 6ambut memutih  2.2. 0eori Penuaan #erontologis tidak setuju tentang adaptasi penuaan. 0idak ada satu teoripun dapat memasukan semua 3ariable yang menyebabkan penuaan dan respon indi3idu terhadap hal itu. !ecara garis besar teori penuaan dibagi menjadi teori biologis, teori psikologis, dan teori sosiokultural. 2.2.* 0eori 4iologis a. 4iological Programming 0heory 0eori program biologis merupakan suatu proses sepanjang kehidupan sel yang terjadi sesuai dengan sel itu sendiri. 0eori waktu kehiduan makhluk memperlihatkan adanya kemunduran  biologis, kognitif, dan fungsi psikomotor yang tidak dapat dihindari dan diperbaiki, walaupun  perubahan diet atau hipotermi dalam waktu yang lama dapat menunda proses tersebut.  b.
2.2.2. 0eori psikologis, a. :rikson’s !tage of :go )ntegrity 0eori :rikson tentang perkembangan manusia mengidentifikasi tugas yang harus dicapai  pada setiap tahap kehidupan. 0ugas terakhir, berhubungan dengan refleksi tentang kehidupan seseorang dan pencapaiannya, ini diidentifikasi sebagai integritas ego. >ika ini tidak tercapai maka akan mengakibatkan terjadinya gangguan.  b. 1ife 6e3iew 0heory Pada lansia, melihat kembali kehidupan sebelumnya merupakan proses yang normal  berkaitan dengan pendekatan terhadap kematian. 6eintegrasi yang sukses dapat memberikan arti dalam kehidupan dan mempersiapkan seseorang untuk mati tanpa disertai dengan kecemasan dan rasa takut. %asil diskusi terakhir tentang proses ini menemukan bahwa melihat kembali kehidupan sebelumnya merupakan salah satu strategi untuk merawat masalah kesehatan jiwa  pada lansia. c. !tability of Personality Perubahan kepribadian secara radikal pada lansia dapat mengakibatkan penyakit otak. Para  peneliti menemukan bahwa periode krisis psikologis pada saat dewasa tidak akan terjadi pada inter3al regular. Perubahan peran, perilaku dan situasi membutuhkan respon tingkah laku yang  baru. 'ayoritas lansia pada studi ini memperlihatkan adaptasi yang efektif terhadap kebutuhan ini. 2.2.. 0eori !osiokultural a. "isengagement 0heory Postulat pada teori ini menyatakan bahwa lansia dan penarikan diri dari lingkungan sosial merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. 0erdapat stereotype yang kuat dari teori ini termasuk ide bahwa lansia merasa nyaman bila berhubungan dengan orang lain seusianya.  b. Acti3ity 0heory 0eori akti3itas berpendapat bahwa penuaan harus disertai dengan keaktifan beraktifitas sebisa mungkin. 0eori ini memperlihatkan efek positif dari akti3itas terhadap kepribadian lansia, kesehatan jiwa, dan kepuasan dalam hidup. c.

0he Family in 1ater 1ife 0eori keluarga berfokus pada keluarga sebagai unti dasar perkembangan emosi seseorang. 0eori ini berpendapat bahwa pusat proses siklus kehidupan adalah perubahan sistem hubungan dengan orang lain untuk medukung fungsi masuk, keluar dan perkembangan anggota keluarga. #ejala fisik, emosi, dan sosial dipercaya merupakan repleksi dari masalah negosiasi dan transisi  pada siklus kehidupan keluarga.

4A4 ))) >:&)!+>:&)! #A&##A& >)0 .*

!ki$ofrenia #angguan jiwa ski$ofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat ketika muncul  pada lanjut usia 8lansia9 karena menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial+  budaya. !ki$ofrenia pada lansia angka pre3alensinya sekitar *O dari kelompok lanjut usia 8lansia9 8"ep.es.*DD29 4anyak pembahasan yang telah dikeluarkan para ahli sehubungan dengan timbulnya ski$ofrenia pada lanjut usia 8lansia9. %al itu bersumber dari kenyataan yang terjadi pada lansia  bahwa terdapat hubungan yang erat antara gangguan pa rafrenia, paranoid dan ski$ofrenia. Parafrenia lambat 8late paraphrenia9 digunakan oleh para ahli di :ropa untuk pasien+pasien yang memiliki gejala paranoid tanpa gejala demensia atau delirium serta terdapat gejala waham dan halusinasi yang berbeda dari gangguan afektif. #angguan ski$ofrenia pada lanjut usia 8lansia9 ditandai oleh gangguan pada alam pikiran sehingga pasien memiliki pikiran yang kacau. %al tersebut juga menyebabkan gangguan emosi sehingga emosi menjadi labil misalnya cemas, bingung, mudah marah, mudah salah faham dan sebagainya. 0erjadi juga gangguan perilaku, yang disertai halusinasi, waham dan gangguan kemampuan dalam menilai realita, sehingga penderita menjadi tak tahu waktu, tempat maupun orang. #anguan ski$ofrenia berawal dengan keluhan halusinasi dan waham kejaran yang khas seperti mendengar pikirannya sendiri diucapkan dengan nada keras, atau mendengar dua orang atau lebih memperbincangkan diri si penderita sehingga ia merasa menjadi orang ketiga. "alam kasus ini sangat perlu dilakukan pemeriksaan tinggkat kesadaran pasien 8penderita9, melalui  pemeriksaan psikiatrik maupun pemeriksaan lain yang diperlukan. arena banyaknya gangguan  paranoid pada lanjut usia 8lansia9 maka banyak ahli beranggapan bahwa kondisi tersebut termasuk dalam kondisi psikosis fungsional dan sering juga digolongkan menjadi senile psikosis. Parafrenia merupkan gangguan jiwa yang gawat yang pertama kali timbul pada lanjut usia 8lansia9, 8misalnya pada waktu menopause pada wanita9. #angguan ini sering dianggap sebagai kondisi diantara !ki$ofrenia paranoid di satu pihak dan gangguan depresif di pihak lain. 1ebih

sering terjadi pada wanita dengan kepribadian pramorbidnya 8keadaan sebelum sakit9 dengan ciri+ciri paranoid 8curiga, bermusuhan9 dan ski$oid 8aneh, bi$ar9. 'ereka biasanya tidak menikah atau hidup perkawinan dan se-ual yang kurang bahagia, jika punya sedikit itupun sulit mengasuhnya sehingga anaknyapun tak bahagia dan biasanya secara khronik terdapat gangguan  pendengaran. mumnya banyak terjadi pada wanita dari kelas sosial rendah atau lebih rendah. #angguan ski$ofrenia sebenarnya dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu  *9 !ki$ofrenia paranoid 8curiga, bermusuhan, garang dsb9 29 !ki$ofrenia katatonik 8seperti patung, tidak mau makan, tidak mau minum, dsb9 9 !ki$ofrenia hebefrenik 8seperti anak kecil, merengek+rengek, minta+minta, dsb9 9 !ki$ofrenia simplek 8seperti gelandangan, jalan terus, kluyuran9 /9 !ki$ofrenia 1atent 8autustik, seperti gembel9 Pada umumya, gangguan ski$ofrenia yang terjadi pada lansia adalah ski$ofrenia paranoid, simplek dan latent. !ulitnya dalam pelayanan keluarga, para lansia dengan gangguan kejiwaan tersebut menjadi kurang terurus karena perangainya dan tingkahlakunya yang tidak menyenangkan orang lain, seperti curiga berlebihan, galak, bersikap bermusuhan, dan kadang+ kadang baik pria maupun wanita perilaku seksualnya sangat menonjol walaupun dalam bentuk  perkataan yang konotasinya jorok dan porno 8walaupun tidak selalu9. .2. #angguan >iwa Afektif  #angguan jiwa afektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya gangguan emosi 8afektif9 sehingga segala perilaku diwarnai oleh ketergangguan keadan emosi. #angguan afektif ini antara lain *9 #angguan Afektif tipe "epresif  #angguan ini terjadi relatif cepat dalam beberapa bulan. Faktor penyebabnya dapat disebabkan oleh kehilangan atau kematian pasangan hidup atau seseorang yang sangat dekat atau oleh sebab penyakit fisik yang berat atau lama mengalami penderitaan. #angguan ini paling banyak dijumpai pada usia pertengahan, pada umur = + /= tahun dan kondisinya makin buruk pada lanjut usia 8lansia9. Pada usia perttangahan tersebut prosentase wanita lebih banyak dari laki+laki, akan tetapi diatas umur = tahun keadaan menjadi seimbang. Pada wanita mungkin ada kaitannya dengan masa menopause, yang berarti fungsi seksual mengalami penurunan karena sudah tidak produktif lagi, walaupun sebenarnya tidak harus  begitu, karena kebutuhan biologis sebenarnya selama orang masih sehat dan masih memerlukan tidak ada salahnya bila dijalankan terus secara wajar dan teratur tanpa menggangu kesehatannya. #ejala gangguan afektif tipe depresif adalah sedih, sukar tidur, sulit berkonsentrasi, merasa dirinya tak berharga, bosan hidup dan kadang+kadang ingin bunuh diri. 4eberapa pandangan menganggap bahwa terdapat 2 jenis depresi yaitu "epresi tipe &eurotik dan Psikotik. Pada tipe neurotik kesadaran pasien tetap baik, namun memiliki dorongan yang kuat untuk sedih dan tersisih. Pada depresi psikotik, kesadarannya terganggu sehingga kemampuan uji realitas 8reality testing ability9 ikut terganggu dan berakibat bahwa kadang+kadang pasien tidak dapat mengenali orang, tempat, maupun waktu atau menjadi seseorang yang tak tahu malu, tak ada rasa takut, dsb. 29 #angguan Afektif tipe 'anik  #angguan ini sering timbul secara bergantian pada pasien yang mengalami gangguan afektif tipe depresi sehingga terjadi suatu siklus yang disebut gangg uan afektif tipe 'anik "epresif. "alam keadaan 'anik, pasien menunjukkan keadaan gembira yang tinggi, cenderung  berlebihan sehingga mendorong pasien berbuat sesuatu yang melampaui batas kemampuannya,  pembicaraan menjadi tidak sopan dan membuat orang lain menjadi tidak enak. ondisi ini lebih  jarang terjadi dari pada tipe depresi. ondisi semacam ini kadang+kadang silih berganti, suatu

ketika pasien menjadi eforia, aktif, riang gembira, pidato berapi+api, marah+marah, namun tak lama kemudia menjadi sedih, murung, menangis tersedu+sedu yang sulit dimengerti. ..  &eurosis #angguan neurosis dialami sekitar *=+2=O kelompok lanjut usia 8lansia9. !ering sukar untuk mengenali gangguan ini pada lanjut usia 8lansia9 karena disangka sebagai gejala ketuaan. %ampir separuhnya merupakan gangguan yang ada sejak masa mudanya, sedangkan separuhnya lagi adalah gangguan yang didapatkannya pada masa memasuki lanjut usia 8lansia9. #angguan neurosis pada lanjut usia 8lansia9 berhubungan erat deng an masalah psikososial dalam memasuki tahap lanjut usia 8lansia9. #angguan ini ditandai oleh kecemasan sebagai gejala utama dengan daya tilikan 8insight9 serta daya menilai realitasnya yang baik. epribadiannya tetap utuh, secara kualitas perilaku orang neurosis tetap baik, namun secara kuantitas perilakunya menjadi irrasional. !ebagai contoh  mandi adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang normal sehari 2 kali, namun bagi orang neurosis obsesi3e untuk mandi, ia akan mandi berkali+kali dalam satu hari dengan alasan tidak  puas+puas untuk mandi. !ecara umum gangguan neurosis dapat dikategorikan sebagai berikut *9  &eurosis cemas dan panic 29  &eurosis obsesif kompulsif  9  &eurosis fobik  9  &eurosis histerik 8kon3ersi9 /9 #angguan somatoform 9 %ipokondriasis. Pasien dengan keadaan ini sering mengeluh bahwa dirinya sakit, serta tidak dapat diobati. eluhannya sering menyangkut alat tubuh seperti alat pencernaan, jantung dan pembuluh darah, alat kemih(kelamin, dan lainnya. Pada lansia yang menderita hipokondriasis penyakit yang menjadi keluhannya sering berganti+ganti, bila satu keluhannya diobati yang mungkin segera hilang, ia mengeluh sakit yang lain. ondisi ini jika dituruti terus maka ia akan terus+menerus minta diperiksa dokter; belum habis obat untuk p enyakit yang satu sudah minta diperiksa dokter untuk penyakit yang lain. *9 #angguan disosiatif  29 #angguan depersonalisasi 9 #angguan distimik  9 #angguan stres pasca trauma.

4A4 )?

A!%A& :P:6A)0 .*.

a.

 b.

c.

d.

*. 2. . . e.

Pengkajian Pasien 1ansia Pengkajian pasien lansia menyangkut beberapa aspek yaitu biologis, psikologis, dan sosiokultural yang beruhubungan dengan proses penuaan yang terkadang membuat kesulitan dalam mengidentifikasi masalah keperawatan. Pengkajian perawatan total dapat mengidentifikasi gangguan primer. "iagnosa keperawatan didasarkan pada hasil obser3asi pada perilaku pasien dan berhubungan dengan kebutuhan.
!tatus afektif merupakan pengkajian geropsikiatrik yang pe nting. ebutuhan termasuk skala depresi. !eseorang yang sedang sakit, khususnya pada leher, kepala, punggung atau perut dengan sejarah penyebab fisik. #ejala lain pada lansia termasuk kehilangan berat badan,  paranoia, kelelahan, distress gastrointestinal dan menolak untuk makan atau minum dengan konsekuensi perawatan selama kehidupan. !akit fisik dapat menyebabkan depresi sekunder. 4eberapa penyakit yang berhubungan dengan depresi diantaranya gangguan tiroid, kanker, khususnya kanker lambung, pancreas, dan otak, penyakit Parkinson, dan stroke. 4eberapa pengobatan daJat meningkatkan angka kejadian depresi, termasuk steroid, Phenothia$ines, ben$odia$epines, dan antihypertensi3e. !kala "epresi 1ansia merupakan ukuran yang sangat reliable dan 3alid untuk mengukur depresi. f.

g.

h.

i.

 j.

k.

6espon Perilaku Pengkajian perilaku merupakan dasar yang paling penting dalam perencanaan keperawatan  pada lansia. Perubahan perilaku merupakan gejala pertama dalam beberapa gangguan fisik dan mental. >ika mungkin, pengkajian harus dilengkapi dengan kondisi lingkungan rumah. %al ini menjadi modal pada faktor lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan pada lansia. Pengkajian tingkah laku termasuk kedalam mendefinisikan tingkah laku, frekuensinya, durasi, dan faktor presipitasi atau triggers. etika terjadi perubahan perilaku, ini sanga t penting untuk dianalisis. emampuan fungsional Pengkajian fungsional pada pasien lansia bukan batasan indokator dalam kesehatan jiwa. "ibawah ini merupakan aspek+aspek dalam pengkajian fungsional yang memiliki dampak kuat  pada status jiwa dan emosi. 'obilisasi Pergerakan dan kebebasan sangat penting untuk persepsi kesehatan pribadi lansia. %al yang harus dikaji adalah kemampuan lansia untuk berpindah di lingkungan, partisipasi dalam aktifitas penting, dan mamalihara hubungan dengan orang lain. "alam mengkaji ambulasi ,  perawat harus mengidentifikasi adanya kehilangan fungsi motorik, adaptasi yang dilakukan, serta  jumlah dan tipe pertolongan yang dibutuhkan. emampuan fungsi Acti3ities of "aily 1i3ing Pengkajian kebutuhan perawatan diri sehari+hari 8A"19 sangat penting dalam menentukan kemampuan pasien untuk bebas. A"1 8 mandi, berpakaian, makan, hubungan seksual, dan aktifitas toilet9 merupakan tugas dasar. %al ini sangat penting dalam untuk membantu pasien untuk mandiri sebagaimana penampilan pasien dalam menjalankan A"1. 0he at$ )ndeks Angka at$ indeks dependen dibandingkan dengan independen untuk setiap A"1 seperti mandi, berpakaian, toileting, berpindah tempat , dan makan. !alah satu keuntungan dari alat ini adalah kemampuan untuk mengukur perubahan fungsi A"1 setiap waktu, yang diakhiri e3aluasi dan akti3itas rehabilisasi.

Fungsi Fisiologis Pengkajian kesehatan fisik sangat penting pad a pasien lansia karena interaksi dari beberapa kondisi kronis, adanya deficit sensori, dan frekuensi tingkah laku dalam masalah kesehatan jiwa. Prosedur diagnostic yang dilakukan diantaranya ::#, lumbal; funksi, nilai kimia darah, 70 !can dan '6). !elain itu, nutrisi dan pengobatan medis juga harus dikaji.

l.

 &utrisi 4eberapa pasien lansia membutuhkan bantuan untuk makan atau rencana nutrisi diet. Pasien lansia yang memiliki masalah psikososial memiliki kebutuhan pertolongan dalam makan dan monitor makan. Perawat harus secara rutin menge3aluasi kebutuhan diet pasien. Pengkajian nutrisi harus dikaji lebih dalam secara perseorangan termasuk pola makan rutin, waktu dalam sehari untuk makan, ukuran porsi, makanan kesukaan dan yang tidak disukai. m. Pengobatan 'edis :mpat faktor lansia yang beresiko untuk keracunan obat dan harus dikaji yaitu usia,  polifarmasi, komplikasi pengobatan, komorbiditas. n. Penyalahgunaan 4ahan+bahan 4erbahaya !eorang lansia yang memiliki sejarah penyalahgunaan alcohol dan $at+$at berbahaya  beresiko mengalami peningkatan kecemasan dan gangguan kesehatan lainnya apab ila mengalami kehilangan dan perubahan peran yang signifikan. Penyalahgunaan alcohol dan $at+$at berbahaya lainnya oleh seseorang akan menyebabkan jarak dari rasa sakit seperti kehilangan dan kesepian. o. "ukungan !osial "ukungan positif sangat penting untuk memelihara perasaan sejahtera sepanjang kehidupan, khususnya untuk pasien lansia. 1atar belakang budaya pasien merupakan faktor yang sangat penting dalam mengidentifikasi support system. Perawat harus mengkaji dukung an sosial  pasien yang ada di lingkungan rumah, rumah sakit, atau di tempat pelayanan kesehatan lainnya. eluarga dan teman dapat membantu dalam mengurangi shock dan stres di rumah sakit.  p. )nteraksi Pasien+ eluarga Peningkatan harapan hidup, penurunan angka kelahiran, dan tingginya harapan hidup untuk semua wanita yang berakibat pada kemampuan keluarga untuk berpartisipasi dalam pemberian  perawatan dan dukungan kepada lansia. ebanyakan lansia memiliki waktu yang terbatas untuk  berhubungan dengn anaknya. 'asalah perilaku pada lansia kemungkinan hasil dari ketiakmampuan keluarga untuk menerima kehilangan dan peningkatan kemandirian pada anggota keluarga yang sudah dewasa. .2. "iagnosa "iagnosa yang di gunakan ialah diagnose tunggal. .. Perencanaan dan inter3ensi %asil yang diharapkan berhubungan dengan perawatan lansia harus relistik berdasarkan  perubahan yang potensial. 7ontohnya tujuan yang ingin dicapai pada pasien dengan depresi yang  bermasalah dalam personal hygiene  Pasien dapat mandi, berpakaian, dan menyikat gigi secara mandiri ..*. 0heurapheutic 'illeu !timulasi kognitif   Akti3itas yang dilakukan harus direncanakan untuk menjaga atau meningkatkan kemampuan kognitif pasien. "iskusi kelompok dapat membantu pasien fokus pada topik. 'eningkatkan rasa aman dan nyaman  1ansia sering melakukan yang terbaik pada situasi yang direncanakan untuk perawatan mereka. !etting jiwa lansia harus dirancang dengan warna yang lembut. >ika ada musik harus yang menenangkan dan disukai oleh lansia. 7ahaya yang menyilaukan harus dihindari. 4agi lansia yang tidak tinggal dirumah mereka barang+barang seperti foto+foto keluarga, objek religius, afghan, atau benda+benda yang menenangkan. emananan harus dipertimbangkan karena lansia sering terjatuh, lantai tidak boleh licin d an tidak ada rintangan. 7onsisten physical layout 

Perubahan ruangan harus dihindari, barang+barang yang ada harus tetap, hal ini membantu lansia yang disorientasi dan menjaga keselamatan lansia. !tructured routine  >adwal sehari+hari harus direncanakan dengan pasti. ika lansia tidak mampu  berkomunikasi, anggota keluarga dapat memberikan informasi mengenai kehidupan mereka dan memberi kegiatan yang dsukai lansia. 'inimi$e disrupti3e beha3ior   'emahami perilaku pasien dapat mengurangi agitasi dan krisis perilaku. 'inimal demand for compliant beha3ior   1ansia yang mengalami kerusakan kognitif sering menentang permintaan dari orang lain. 'ereka tidak mengerti apa yang ditanyakan pada mereka atau mereka menjadi takut pada  perubahan akti3itas yang tidak dapat diprediksi. ..2. 0erapi somatic 

0erapi elektro konfulsif  0erapi ini efektif untuk inte3ensi pada lansia yang mengalami depresi. ontraindikasi pada lansia yang memiliki lesi intracranial dengan peningkatan tekanan intracranial, aritmia, dan infark miokard lebih dari  bulan.



Pengobatan psikotropika @bat pada lansia harus hati+hati, karena obat dapat berpengaruh pada perilaku lansia dan system saraf pusat.

..

:3aluasi !tuart dan !undeen 8*DD/9 menyebutkan beberapa kondisi dan perilaku perawat yang diperlukan pada saat melakukan e3aluasi dalam proses keperawatan, yaitu



ondisi perawat  !uper3isi, analisis diri, peer re3iew, partisipasi pasien dan keluarga



Perilaku perawat ;

'embandingkan respon pasien dan hasil yang diharapkan, mere3iew proses keperawatan, memodifikasi proses keperawatan sesuai yang dibutuhkan, berpartisipasi dalam peningkatan kualitas dari aktifitas yang dilakukan.

4A4 ? P:&0P /.*

esimpulan.

Perawat yang bekerja dengan lansia yang memiliki gangguan kejiwaan harus menggabungkan keterampilan keperawatan jiwa dengan pengetahuan gangguan fisiologis, proses  penuaan yang normal, dan sosiokultural pada lansia dan keluarganya. !ebagai pemberi pelayanan  perawatan primer, perawat jiwa lansia harus pandai dalam mengkaji kognitif, afektif, fungsional, fisik, dan status perilaku. Perencanaan dan inter3ensi keperawatan mungkin diberikan kepada  pasien dan keluarganya atau pemberi pelayanan lain. Perawat jiwa lansia mengkaji penyediaan perawatan lain pada lansia untuk mengidentifikasi aspek tingkah laku dan kognitif pada perawatan pasien. Perawat jiwa lansia harus memiliki pengetahuan tentang efek pengobatan psikiatrik pada lansia. 'ereka dapat memimpin macam+macam kelompok seperti orientasi, remoti3asi, kehilangan dan kelompok sosialisasi dimana perawat dengan tingkat ahli dapat memberikan psikoterapi. /.2 !aran /.2.* "iharapkan mahasiswa benar+benar mampu memahami tentang asuhan keperawatan kehilangan disfungsional /.2.2 ntuk institusi pendidikan hendaknya lebih melengkapi literatur yang berkaitan dengan kehilangan