MAKALAH SISTEM SENSORI PERSEPSI “Asuhan Keperawatan Gangguan Indra Peraba: Penya!t Kusta“
"IS#S#N OLEH :
&. 'l$ra Yulia Pang angestika
(&)&&*+&,
. Imam Imam han hana% a%ii
(&)& (&)&&* &*+) +),,
). M. ardika
(&)&&*/,
0. Mian Mianuu uur$ r$hm hmah ah
(&)& (&)&&*/0 &*/0,,
+. Y$hannes hannes Me$r Me$r (&)&& (&)&&*1) *1),, PROGRAM ST#"I S$%KEPERA&ATAN SEKOLAH TINGGI ILM# KESEHATAN PATRIA H#SA"A 'LITAR ()$* KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah telah member memberii rahmat rahmat dan karuni karunia-Ny a-Nyaa sehingg sehinggaa makalah makalah tentan tentang g “Asuhan Kepe Ke pera rawa wata tan n Gang Ganggu guan an Indr Indra a Pera Peraba ba::
Peny Penya a!t !t Ku Kust sta a ” ini dapat
terselesaikan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Integu Integumen men.. ami ami mengu! mengu!apk apkan an terima terima kasih kasih kepada kepada semua semua pihak pihak yang yang telah telah memban membantu tu sehing sehingga ga makalah makalah ini dapat dapat diselesa diselesaika ikan n sesuai sesuai dengan dengan "aktun "aktunya ya.. Makalah ini masih jauh dari sempurna# $leh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersi%at membangun demi kesempurnaan makalah ini. Sem Sem$ga $ga makal akalah ah ini ini memb member erik ikan an in%$ in%$rm rmas asii bagi bagi masy asyarak arakat at dan dan berman%aat untuk pengembangan ilmu pengetahuan pengetahuan bagi kita semua.
1
2litar#
3esember *&+
Penyusun
"A+TAR ISI ,O-ER..................................... ,O-ER............................................................ .............................................. ................................................. .................................. ........ $ KATA KATA PENGANTAR....... PENGANTAR.............................. .............................................. .............................................. ......................................... .................... ( "A+TAR "A+TAR ISI...................................... ISI............................................................. .............................................. ............................................... .......................... / 'A' I PEN"AH#L#AN &.& 4atar 2elakang......................................... 2elakang................................................................ ........................................................... .................................... .
0 &. 5umusan Masalah............................................. Masalah.................................................................... ................................................. .......................... .. 0 &.) Tujuan.................... Tujuan........................................... .............................................. .............................................. ................................................. .......................... + 'A' II TIN0A#AN P#STAKA .& 3e%inisi usta............................................ usta................................................................... .............................................. .................................... ............. 6 . Eti$l$gi usta............................................ usta................................................................... .............................................. .................................... ............. 6
2
.) Epidemi$l$gi usta.............................................................................................. / .0 Mani%estasi linis usta...................................................................................... / .+ lasi%ikasi usta.................................................................................................. 1 .6 Pat$genesis usta................................................................................................. &0 ./ Pemeriksaan Penunjang usta............................................................................. &0 .1 Pen!egahan usta................................................................................................ &6 .7 Terapi usta.................................................................................................... ..... &1 'A' III AS#HAN KEPERA&ATAN ).& Pengkajian............................................................................................................
* ). 3iagn$sa epera"atan......................................................................................... ).) Inter8ensi.............................................................................................................. 'A' I- PEN#T#P 0.& esimpulan.......................................................................................................... 1 "A+TAR P#STAKA................................................................................................ (1
'A' $ PEN"AH#L#AN $.$ Latar 'e2aang $n$n penyakit kusta telah menyerang manusia sejak )** SM dan telah
dikenal $leh peradaban Ti$ngk$k kun$# Mesir kun$# dan India pada &77+
3
$rganisasi kesehatan dunia (9:;, memperkirakan terdapat dua atau tiga juta ji"a yang !a!at permanen karena kusta. 9alaupun pengis$lasian atau pemisahan penderita dengan masyarakat dirasakan kurang perlu dan tidak etis beberapa kel$mp$k penderita masih dapat ditemukan dibelahan dunia #seperti India#dan
&.. =pakah eti$l$gi kusta> &..) =pakah epidemi$l$gi kusta> &..0 =pakah mani%estasi klinis kusta> &..+ =pakah klasi%ikasi kusta> &..6 =pakah pat$genesis kusta> &../ =pakah pemeriksaan penunjang kusta> &..1 =pakah pen!egahan kusta> &..7 =pakah terapi kusta> &..&* =pakah asuhan kepera"atan pada klien kusta> $./ Tu4uan &.).& Menjelaskan de%inisi kusta. &.). Menjelaskan eti$l$gi kusta. &.).) Menjelaskan epidemi$l$gi kusta. &.).0 Menjelaskan mani%estasi klinis kusta. &.).+ Menjelaskan klasi%ikasi kusta. &.).6 Menjelaskan pat$genesis kusta. &.)./ Menjelaskan pemeriksaan penunjang kusta. &.).1 Menjelaskan pen!egahan kusta. &.).7 Menjelaskan terapi kusta. &.).&* Menjelaskan asuhan kepera"atan pada klien dengan kusta.
4
'A' ( TIN0A#AN P#STAKA (.$ "e5!n!s! Kusta usta (lepra atau m$rbus hansen, adalah penyakit kr$nis yang disebabkan
$leh in%eksi mycrobacterium leprae (apita Selekta ed$kteran ?I# ***,. Penyakit usta adalah penyakit menular menahun dan disebabkan $leh kuman kusta (mycrobacterium leprae) yang menyerang sara% tepi# kulit# dan jaringan tubuh lainnya (3epartemen esehatan# 3it.@en PPM dan P4# **,. usta merupakan penyakit kr$nik yang disebabkan $leh in%eksi mik$bakterium leprae. (Mansj$er =ri%# ***,. usta adalah penykit menular pada umunya mempengaruhi ulit dan sara% peri%er# tetapi mempunyai !akupan mai%estasi klinis yang luas ( ;# **),
(.( Et!626g! Kusta Mik$bakterium leprae merupakan basil tahan asam (2T=, bersi%at $bligat
intraseluler# menyerang sara% peri%er# kulit dan $rgan lain seperti muk$sa saluran
5
na%as bagian atas# hati# sumsum tulang ke!uali susunan sara% pusat. Masa membelah diri mik$bakterium leprae &-& hari dan masa tunasnya antara 0* hari-0* tahun. uman kusta berbentuk batang dengan ukuran panjang &-1 mi!r$# lebar *#-*#+ mi!r$ biasanya berkel$mp$k dan ada yang disebar satu-satu# hidup dalam sel dan 2T=.
(./ Ep!de3!626g! Kusta ara-!ara penularan penyakit kusta sampai saat ini masih merupakan tanda
tanya. Yang diketahui hanya pintu keluar kuman kusta dari tubuh si penderita# yakni selaput lendir hidung. Tetapi ada yang mengatakan bah"a penularan penyakit kusta adalahA a. Melalui sekret hidung# basil yang berasal dari sekret hidung penderita yang sudah mengering# diluar masih dapat hidup B/ C 0 jam. b. $ntak kulit dengan kulit. Syarat-syaratnya adalah harus diba"ah umur &+ tahun# keduanya harus ada lesi baik mik$sk$pis maupun makr$sk$pis# dan adanya k$ntak yang lama dan berulang-ulang. linis ternyata k$ntak lama dan berulang-ulang ini bukanlah merupakan %akt$r yng penting. 2anyak hal-hal yang tidak dapat di terangkan mengenai penularan ini sesuai dengan hukum-hukum penularan seperti halnya penyakit-
• • • •
penyaki terin%eksi lainnya. 3isamping itu %akt$r-%akt$r yang berperan dalam penularan ini adalahA ?sia A =nak-anak lebih peka dari pada $rang de"asa @enis kelamin A 4aki-laki lebih banyak dijangkiti 5as A 2angsa =sia dan =%rika lebih banyak dijangkiti esadaran s$!ial A ?mumnya negara-negara endemis kusta adalah
negara dengan tingkat s$sial ek$n$mi rendah 4ingkungan A 'isik# bi$l$gi# s$sial# yang kurang sehat • (.7 Man!5estas! K2!n!s Kusta Menurut 9:; diagn$sa kusta ditegakkan bila terdapat satu dari tanda !ardinal berikutA &. =danya lesi kulit yang khas dan kehilangan sensibilitas. 4esi kulit dapat tunggal atau multipel biasanya hip$pigmentasi tetapi kadang-kadang lesi kemerahan atau ber"arna tembaga biasanya berupaA makula# papul# n$dul. ehilangan sensibilitas pada lesi kulit merupakan gambaran khas. erusakan sara% terutama sara% tepi# bermani%estasi sebagai kehilangan sensibilitas kulit dan kelemahan $t$t. . 2T= p$siti%# Pada beberapa kasus ditemukan 2T= diker$kan jaringan kulit. Penebalan sara% tepi# nyeri tekan# parastesi. 6
(.* K2as!5!as! Kusta 5idley dan @$pling# dalam buku ilmu penyakit kulit dan kelamin# 'akultas
ed$kteran ?I# tahun **& memperkenalkan istilah determina spe!trum pada -
penyakit kusta yang terdiri atas berbagai tipe dan bentuk# yaituA TT A Tuberkul$id p$lar# merupakan bentuk yang stabil tidak mungkin berubah Ti A Tuberkul$id Inde%init 2T A Borderline tuberculoid (bentuk yang labil, 22 A Mid borderline (bentuk yang labil, 24 A Borderline lepromatous (bentuk yang labil, 4i A 4epr$mat$sa Inde%init 44 A 4epr$mat$sa p$lar# bentuk yang stabil Ga3baran 2!n!s8 bater!626g!8 dan !3un626g! usta 3 u2t!bas!2ar 9M'
SI+AT
•
•
4ESI 2entuk
@umlah
LEPROMATOSA 9LL
'OR"ERLINE
MI"
LEPROMATO%
'OR"ERLI%
SA 9'L
NE 9''
Makula
Makula
Plakat
In%itrat di%us
Plakat
3$me-shaped
Papul
papul
(kubah,
Sukar
Pun!hed-$ut 3apat dihitung#
N$dus Tidak praktis
terhitung# tidak
•
3istribusi
kulit sehat Simetris
•
Permukaan
:alus berkilat
dihitung#
ada masih ada kulit kulit sehat sehat :ampir simetris
=simetris
:alus berkilat
=gak
kasar#
•
2atas
Tidak jelas
=gak jelas
agak berkilat =gak jelas
•
=nestesia 2T= 4esi kulit
2iasanya tak jelas
Tak jelas
4ebih jelas
•
•
2anyak
(ada 2anyak
=gak banyak
Sekret hidung
gl$bus, 2anyak
(ada 2iasanya negati%
Negati%
Tes 4epr$min
gl$bus, Negati%
Negati%
2iasanya negati%
Ga3baran 2!n!s8 bater!626g!8 dan !3un626g! usta paus!bas!2ar 9P' SI+AT
T#'ERK#LO%
'OR"ERLI%NE
IN"ETERMINATE
7
T#'ERK#LO%
I" 9TT
•
4ESI 2entuk
Makula makula
•
in%iltrat Satu#
@umlah
9I
I" 9'T
saja# makula dibatasi in%iltrat#
dibatasi :anya in%iltrat in%iltrat
saja dapat 2eberapa
atau Satu atau beberapa
beberapa
satu
dengan
•
3istribusi
=simetris
satelit Masih asimetris
•
Permukaan
ering bersisik
ering bersisik
:alus# agak berkilat
•
2atas
@elas
@elas
3apat jelas atau dapat
@elas
tidak jelas Tidak ada
•
@elas
=nestesia
sampai
tidak jelas •
2T= 4esi kulit
:ampir
Tes 4epr$min
negati% P$siti% kuat ()D,
selalu Negati% hanya &D P$siti% lemah
atau 2iasanya negati% 3apat p$siti% lemah atau negati%
Tipe Ti dan 4i disebut tipe borderline atau !ampuran# yang berarti !ampuran antara tuberkul$id dan lepr$mat$sa. 22 adalah tipe !ampuran yang terdiri dari +* tuberkul$id dan +* lepr$mat$sa. 2T dan Ti lebih banyak tuberkul$idnya# sedangkan 24 dan 4i lebih banyak lepr$mat$sanya. Tipe-tipe !ampuran ini adalah tipe yang labil# yang dapat dengan bebas beralih tipe# baik kea rah TT maupun kea rah 44. Menrut 9:;# kusta dibagi menjadi multibasiler dan pausibasiler. &. Multibasiler (M2, berarti mengandung banyak basil. Tipenya adanya 22# 24# dan 44. . Pausibasiler (P2, berarti mengandung sedikit basil. Tipenya adalah TT# 2T dan I. lasi%ikasi dan gejala penyakit kusta (3epartemen esehatan# 3it. @en PPM F P4# **, N6
&
GE0ALA
@umlah
tanda
P'
M'
atau
ber!ak (makula, pada
8
•
kulit jumlah
&-+
G+ (banyak,
•
ukuran
e!il dan besar
e!il-ke!il
•
distribusi
?nilateralHbilateral
2ilateral# simetris
k$nsistensi
asimetris ering dan kasar
:alus# berkilat
batas
Tegas
urang tegas
• • •
•
kehilangan rasa pada Selalu ada dan jelas
2iasanya tidak jelas. @ika
ber!ak
ada# terjadi pada kasus ber!ak
yang sudah lanjut tidak =rea ber!ak masih
kehilangan
=rea
kemampuan
berkeringat# ada bulu berkeringat# bulu tidak
berkeringat#
bulu r$nt$k pada ber!ak
r$nt$k
area
pada
r$nt$k
ber!ak In%iltrat
•
Tidak ada
kulit
=da#
kadang-kadang
tidak ada •
membrane (:idung
muk$sa tersumbat#
Tidak pernah ada
=da#
kadang-kadang
tidak ada
perdarahan di hidung,
9
)
iri husus
entral
&. pun!hed $ut lesi$n (lesi
:ealingHpenyembuhan . di tengah ). 0. +.
seperti kue d$nat, madar$sis ginek$mastla hidung pelana suara sengau
adang-kadang ada
0
N$dulus
Tidak ada
+
Penebalan sara% tepi
4ebih
sering
dini# asimetris
terjadi Terjadi lanjut#
pada
kasus
biasanya
lebih
dari & dan simetris 6
3e%$rmitas
2iasanya
/
(ke!a!atan, =pusan
terjadi dini 2T= negati%
asimetris# Terjadi
pada
stadium
lanjut 2T= p$siti%
(Madar$sis dijumpai pada bentuk 4.4 dan 2.4,
10
(usta tipe 24,
usta tipe T.T (plakat berbatas tegas# di tengahnya hip$pigmentasi,
$ntraktur jari-jari tangan pada penderita kusta
usta tipe 2.T ?ntuk para petugas kesehatan di lapangan# bentuk klinis penyakit kusta !ukup dibedakan atas dua jenis yaituA &. usta bentuk kering (tipe tuberkul$id, Merupakan bentuk yang tidak menular.elainan kulit berupa ber!ak keputihan sebesar uang l$gam atau lebih# jumlahnya biasanya hanya beberapa# sering di pipi# punggung# pantat# paha atau lengan. 2er!ak tampak kering#
11
perasaan kulit hilang sama sekali# kadang-kadang tepinya meninggi. Pada tipe ini lebih sering didapatkan kelainan urat sara% tepi pada# sering gejala kulit tak begitu men$nj$l tetapi gangguan sara% lebih jelas. $mplikasi sara% serta ke!a!atan relati% lebih sering terjadi dan timbul lebih a"al dari pada bentuk basah. Pemeriksaan bakteri$l$gis sering kali negati%# berarti tidak ditemukan adanya kuman penyebab. 2entuk ini merupakan yang paling banyak didapatkan di ind$nesia dan terjadi pada $rang yang daya tahan tubuhnya terhadap kuman kusta !ukup tinggi. . usta bentuk basah (tipe lepr$mat$sa, Merupakan bentuk menular karena banyak kuman dapat ditemukan baik di selaput lendir hidung# kulit maupun $rgan tubuh lain. @umlahnya lebih sedikit dibandingkan kusta bentuk kering dan terjadi pada $rang yang daya tahan tubuhnya rendah dalam menghadapi kuman kusta. elainan kulit bisa berupa ber!ak kamarahan# bisa ke!il-ke!il dan tersebar diseluruh badan ataupun sebagai penebalan kulit yang luas (in%iltrat, yang tampak mengkilap dan berminyak. 2ila juga sebagai benj$lan-benj$lan merah sebesar biji jagung yang sebesar di badan# muka dan daun telinga. Sering disertai r$nt$knya alis mata# menebalnya !uping telinga dan kadang-kadang terjadi hidung pelana karena rusaknya tulang ra"an hidung. e!a!atan pada bentuk ini umumnya terjadi pada %ase lanjut dari perjalanan penyakit. Pada bentuk yang parah bisa terjadi ”muka singa” (%a!ies le$nina,. 3iantara kedua bentuk klinis ini# didapatkan bentuk pertengahan atau perbatasan (tipe b$rderline, yang gejala-gejalanya merupakan peralihan antara keduanya. 2entuk ini dalam peng$batannya dimasukkan jenis kusta basah. (.; Pat6genes!s Penya!t usta Setelah mik$bakterium leprae masuk kedalam tubuh# perkembangan penyakit kusta bergantung pada kerentanan sese$rang. 5esp$n setelah masa tunas dilampaui tergantung pada derajat sistem imunitas seluler (!eluler midialet immune, pasien. alau sistem imunitas seluler tinggi# penyakit berkembang kearah
tuberk$l$id
dan
bila
rendah
berkembang
kearah
lepr$mat$sa.
Mik$bakterium leprae berpredileksi didaerah-daerah yang relati% dingin# yaitu daerah akral dengan 8askularisasi yang sedikit. 3erajat penyakit tidak selalu sebanding dengan derajat in%eksi karena imun pada tiap pasien berbeda. ejala
12
klinis lebih sebanding dengan tingkat reaksi seluler dari pada intensitas in%eksi $leh karena itu penyakit kusta disebut penyakit im$n$l$gik. (.< Pe3er!saan Penun4ang Kusta &. Pemeriksaan 2akteri$l$gis etentuan pengambilan sediaan adalah sebagai berikutA a. Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling akti%. b. ulit muka sebaiknya dihindari karena alasan k$smetik ke!uali tidak ditemukan lesi ditempat lain. !. Pemeriksaan ulangan dilakukan pada lesi kulit yang sama dan bila perlu ditambah dengan lesi kulit yang baru timbul. d. 4$kasi pengambilan sediaan apus untuk pemeriksaan mik$bakterium leprae ialahA uping telinga kiri atau kanan. • 3ua sampai empat lesi kulit yang akti% ditempat lain# • e. Sediaan dari selaput lendir hidung sebaiknya dihindari karenaA Tidak menyenangkan pasien. • P$siti% palsu karena ada mik$bakterium lain. • Tidak pernah ditemukan mik$bakterium leprae pada selaput lendir hidung apabila • •
sedian apus kulit negati%. Pada peng$batan# pemeriksaan bakteri$sk$pis selaput lendir hidung lebih dulu
negati% dari pada sediaan kulit ditempat lain. %. Indikasi pengambilan sediaan apus kulit Semua $rang yang di!urigai menderita kusta. • Semua pasien baru yang didiagn$sis se!ara klinis sebagai pasien kusta. • Semua pasien kusta yang diduga kambuh (relaps, atau karenatersangka kuman • resisten terhadap $bat. Semua pasien M2 setiap & tahun sekali. • g. Pemerikaan bakteri$l$gis dilakukan dengan pe"arnaan tahan asam# yaitu Jiehl neelsen atau kiny$un gabett h. ara menghitung 2T= dalam lapangan mikr$sk$p ada ) met$de yaitu !ara Jig Jag# huru% J# dan setengah atau seperempat lingkaran. 2entuk kuman yang mungkin ditemukan adalah bentuk utuh (s$lid,# pe!ah-pe!ah (%ragmented,# granula (granulates,# gl$bus dan !lumps. Indeks 2akteri (I2,A Merupakan ukuran semikuantitati% kepadatan 2T= dalam sediaan hapus. I2 digunakan untuk menentukan tipe kusta dan menge8aluasi hasil peng$batan. Penilaian dilakukan menurut skala l$garitma 5I34EY sebagai berikutA * A bila tidak ada 2T= dalam &** lapangan pandang & A bila &-&* 2T= dalam &** lapangan pandang A bila &-&* 2T= dalam &* lapangan pandang ) A bila &-&* 2T= dalam rata-rata & lapangan pandang 0 A bila &&-&** 2T= dalam rata-rata & lapangan pandang
13
+ A bila &*&-&*** 2T= dalam rata-rata & lapangan pandang 6 A bila G&*** 2T= dalam rata-rata & lapangan pandang Indeks M$r%$l$gi (IM, Merupakan persentase 2T= bentuk utuh terhadap seluruh 2T=. IM digunakan untuk mengetahui daya penularan kuman# menge8aluasi hasil peng$batan# dan membantu menentukan resistensi terhadap $bat. (.= Pen>egahan Penya!t Kusta &. Pen!egahan primer Pen!egahan primer dapat dilakukan dengan A a. Penyuluhan kesehatan Pen!egahan primer dilakukan pada kel$mp$k $rang sehat yang belum terkena penyakit kusta dan memiliki resik$ tertular karena berada disekitar atau dekat dengan penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita# yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan tentang penyakit kusta adalah pr$ses peningkatan pengetahuan# kemauan dan kemampuan masyarakat yang belum menderita sakit sehingga dapat memelihara# meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari penyakit kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga penderita# tetangga penderita dan masyarakat (3epkes 5I# **6, b. Pemberian imunisasi Sampai saat ini belum ditemukan upaya pen!egahan primer penyakit kusta seperti pemberian imunisasi. 3ari hasil penelitian di Mala"i tahun &776 didapatkan bah"a pemberian 8aksinasi 2 satu kali dapat memberikan perlindungan terhadap kusta sebesar +*# sedangkan pemberian dua kali dapat memberikan perlindungan terhadap kusta sebanyak 1*# namun demikian penemuan ini belum menjadi kebijakan pr$gram di Ind$nesia karena penelitian beberapa negara memberikan hasil berbeda pemberian 8aksinasi 2 tersebut (3epkes 5I# **6,. . Pen!egahan sekunder Pen!egahan sekunder dapat dilakukan dengan A a. Peng$batan pada penderita kusta Peng$batan pada penderita kusta untuk memutuskan mata rantai penularan# menyembuhkan penyakit penderita# men!egah terjadinya !a!at atau men!egah bertambahnya !a!at yang sudah ada sebelum peng$batan. Pemberian Multi drug therapy pada penderita kusta terutama pada tipe Multiba!iler karena
14
tipe tersebut merupakan sumber kuman menularkan kepada $rang lain (3epkes 5I# **6,. ). Pen!egahan tertier a. Pen!egahan !a!at kusta Pen!egahan tersier dilakukan untuk pen!egahan !a!at kusta pada -
penderita. ?paya pen!egahan !a!at terdiri atas (3epkes 5I# **6,A ?paya pen!egahan !a!at primer meliputi penemuan dini penderita sebelum !a!at# peng$batan se!ara teratur dan penangan reaksi untuk men!egah terjadinya
-
kerusakan %ungsi sara%. ?paya pen!egahan !a!at sekunder meliputi pera"atan diri sendiri untuk men!egah luka dan pera"atan mata# tangan# atau kaki yang sudah mengalami
gangguan %ungsi sara%. b. 5ehabilitasi kusta 5ehabilitasi merupakan pr$ses pemulihan untuk memper$leh %ungsi penyesuaian diri se!ara maksimal atas usaha untuk mempersiapkan penderita !a!at se!ara %isik# mental# s$sial dan kekaryaan untuk suatu kehidupan yang penuh sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Tujuan rehabilitasi adalah penyandang !a!at se!ara umum dapat dik$ndisikan sehingga memper$leh kesetaraan# kesempatan dan integrasi s$sial dalam masyarakat yang akhirnya mempunyai kualitas hidup yang lebih baik (3epkes 5I# **6,. 5ehabilitasi -
terhadap penderita kusta meliputi A 4atihan %isi$terapi pada $t$t yang mengalami kelumpuhan untuk men!egah
-
terjadinya k$ntraktur. 2edah rek$nstruksi untuk k$reksi $t$t yang mengalami kelumpuhan agar tidak
-
mendapat tekanan yang berlebihan. 2edah plastik untuk mengurangi perluasan in%eksi. Terapi $kupsi (kegiatan hidup sehari-hari, dilakukan bila gerakan n$rmal terbatas
pada tangan. - $nseling dilakukan untuk mengurangi depresi pada penderita !a!at. (.1 Terap! Kusta &. Terapi Medik Tujuan utama pr$gram pemberantasan kusta adalah penyembuhan pasien kusta dan men!egah timbulnya !a!at serta memutuskan mata rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang menular kepada $rang lain untuk menurunkan insiden penyakit. Pr$gram Multi 3rug Therapy (M3T, dengan k$mbinasi ri%ampisin# kl$%aJimin# dan 33S dimulai tahun &71&. Pr$gram ini bertujuan untuk mengatasi resistensi daps$n yang semakin meningkat# mengurangi ketidaktaatan
15
pasien# menurunkan angka putus $bat# dan mengeliminasi persistensi kuman kusta dalam jaringan. 5ejimen peng$batan M3T di Ind$nesia sesuai rek$mendasi 9:; sebagai berikutA a. Tipe P2 (Pausibasiler, @enis $bat dan d$sis untuk $rang de"asa A 5i%ampisin 6**mgHbln diminum didepan petugas 33S tablet &** mgHhari diminum di rumah. Peng$batan 6 d$sis diselesaikan dalam 6-7 bulan dan setelah selesai minum 6 d$sis dinyatakan 5'T (5elease 'r$m Treatment, meskipun se!ara klinis lesinya masih akti%. Menurut 9:; tidak lagi dinyatakan 5'T tetapi menggunakan istilah $mpleti$n ;% Treatment ure dan pasien tidak lagi dalam penga"asan.
b. Tipe M2 ( M?4TI 2=SI4E5, @enis $bat dan d$sis untuk $rang de"asaA 5i%ampisin 6**mgHbln diminum didepan petugas. l$%aJimin )**mgHbln diminum didepan petugas dilanjutkan dengan kl$%aJimin +* mg Hhari diminum di rumah. 33S &** mgHhari diminum dirumah# Peng$batan 0 d$sis diselesaikan dalam "aktu maksimal )6 bulan sesudah selesai minum 0 d$sis dinyatakan 5'T meskipun se!ara klinis lesinya masih akti% dan pemeriksaan bakteri p$siti%. Menurut 9:; (&771, peng$batan M2 diberikan untuk & d$sis yang diselesaikan dalam &-&1 bulan dan pasien langsung dinyatakan 5'T. !. 3$sis untuk anak l$%aJiminA ?mur# diba"ah &* tahunA Hbln:arian +*mgHkaliHminggu# ?mur &&-&0 tahun# 2ulanan &**mgHbln# :arian +*mgH)kaliHminggu# 33SA&-mg Hg 22#5i%ampisinA&*-&+mgHg 22 d. Peng$batan M3T terbaru Met$de 5;M adalah peng$batan M3T terbaru. Menurut 9:;# pasien kusta tipe P2 dengan lesi hanya & !ukup diberikan d$sis tunggal ri%ampisin 6** mg# $%l$ksasim 0**mg dan min$siklin &** mg dan pasien langsung dinyatakan 5'T# sedangkan untuk tipe P2 dengan -+ lesi diberikan 6 d$sis dalam 6 bulan. ?ntuk tipe M2 diberikan sebagai $bat alternati% dan dianjurkan digunakan sebanyak 0 d$sis dalam 0 jam. e. Putus $bat
16
Pada pasien kusta tipe P2 yang tidak minum $bat sebanyak 0 d$sis dari yang seharusnya maka dinyatakan 3;# sedangkan pasien kusta tipe M2 dinyatakan 3; bila tidak minum $bat & d$sis dari yang seharusnya.
'A' / AS#HAN KEPERA&ATAN
/.$ PENGKA0IAN
&. 2i$data ?mur memberikan petunjuk mengenai d$sis $bat yang diberikan# anakanak dan de"asa pemberian d$sis $batnya berbeda. Pekerjaan# alamat menentukan tingkat s$sial# ek$n$mi dan tingkat kebersihan lingkungan. arena pada kenyataannya bah"a sebagian besar penderita kusta adalah dari g$l$ngan ek$n$mi lemah. . 5i"ayat Penyakit Sekarang 2iasanya klien dengan m$rbus hansen datang ber$bat dengan keluhan adanya lesi dapat tunggal atau multipel# neuritis (nyeri tekan pada sara%, kadangkadang gangguan keadaan umum penderita (demam ringan, dan adanya k$mplikasi pada $rgan tubuh. ). 5i"ayat esehatan Masa 4alu
17
Pada klien dengan m$rbus hansen reaksinya mudah terjadi jika dalam k$ndisi lemah# kehamilan# malaria# stres# sesudah mendapat imunisasi. 0. 5i"ayat esehatan eluarga M$rbus hansen merupakan penyakit menular yang menahun yang disebabkan $leh kuman kusta (mik$bakterium leprae, yang masa inkubasinya diperkirakan -+ tahun.
@adi salah satu angg$ta keluarga yang mempunyai
penyakit m$rbus hansen akan tertular. +. 5i"ayat Psik$s$sial 'ungsi tubuh dan k$mplikasi yang diderita. lien yang menderita m$rbus hansen akan malu karena sebagian besar masyarakat akan beranggapan bah"a penyakit ini merupakan penyakit kutukan# sehingga klien akan menutup diri dan menarik diri# sehingga klien mengalami gangguan ji"a pada k$nsep diri karena penurunan. 6. P$la =kti8itas Sehari-hari =kti%itas sehari-hari terganggu karena adanya kelemahan pada tangan dan kaki maupun kelumpuhan. lien mengalami ketergantungan pada $rang lain dalam pera"atan diri karena k$ndisinya yang tidak memungkinkan. /. Pemeriksaan 'isik eadaan umum klien biasanya dalam keadaan demam karena reaksi berat pada tipe I# reaksi ringan# berat tipe II m$rbus hansen. 4emah karena adanya gangguan sara% tepi m$t$rik. a. Sistem Pengelihatan =danya gangguan %ungsi sara% tepi sens$rik# k$rnea mata anastesi sehingga re%lek kedip berkurang jika terjadi in%eksi mengakibatkan kebutaan# dan sara% tepi m$t$rik terjadi kelemahan mata akan lag$phthalm$s jika ada in%eksi akan buta. Pada m$rbus hansen tipe II reaksi berat# jika terjadi peradangan pada $rgan-$rgan tubuh akan mengakibatkan irig$!y!litis. Sedangkan pause basiler j ika ada ber!ak pada alis mata maka alis mata akan r$nt$k. b. Sistem Perna%asan lien dengan m$rbus hansen hidungnya seperti pelana dan terdapat gangguan pada tengg$r$kan. !. Sistem Persara%an erusakan 'ungsi Sens$rik • elainan %ungsi sens$rik ini menyebabkan terjadinya kurangHmati rasa. =kibat kurangH mati rasa pada telapak tangan dan kaki dapat terjadi luka# sedang •
pada k$rnea mata mengkibatkan kurangHhilangnya re%lek kedip. erusakan 'ungsi M$t$rik
18
ekuatan $t$t tangan dan kaki dapat menjadi lemahH lumpuh dan lamalama $t$tnya menge!il (atr$pi, karena tidak dipergunakan. @ari-jari tangan dan kaki menjadi bengk$k dan akhirnya dapat terjadi kekakuan pada sendi (k$ntraktur,# •
bila
terjadi
pada
mata akan
mengakibatkan
mata
tidak
dapat dirapatkan (lag$phthalm$s,. erusakan 'ungsi ;t$n$m Terjadi gangguan pada kelenjar keringat# kelenjar minyak dan gangguan sirkulasi darah sehingga kulit menjadi kering# menebal# mengeras dan akhirnya
dapat pe!ah-pe!ah. d. Sistem Muskul$skeletal =danya gangguan %ungsi sara% tepi m$t$rik adanya kelemahan atau kelumpuhan $t$t tangan dan kaki# jika dibiarkan akan atr$pi. e. Sistem Integumen Terdapat kelainan berupa hip$pigmentasi (seperti panu,# ber!ak eritem (kemerah-merahan,# in%iltrat (penebalan kulit,# n$dul (benj$lan,. @ika ada kerusakan %ungsi $t$n$m terjadi gangguan kelenjar keringat# kelenjar minyak dan gangguan sirkulasi darah sehingga kulit kering# tebal# mengeras dan pe!ah pe!ah. 5ambutA sering didapati ker$nt$kan jika terdapat ber!ak. aji kesensiti%an klien terhadap sentuhan !ahaya atau temperature# Periksa kemampuan klien untuk membedakan antara stimulus tajam dengan stimulus penuh# aji apakah klien dapat membedakan $bjek ditangan dengan mata tertutup# Tanya apakah klien merasakan sensasi yang tidak seperti biasanya /.( "IAGNOSA KEPERA&ATAN
&. angguan rasa nyaman nyeri yang berhubungan dengan pr$ses in%lamasi jaringan. . angguan persepsi sens$riA Taktil bergubungan dengan terganggunya %ungsi sara% tepi dan kulit ). erusakan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan pr$ses in%lamasi. 0. Int$leransi akti8itas yang berhubungan dengan kelemahan $t$t. +. angguan k$nsep diri (!itra diri, yang berhubungan dengan ketidakmampuan dan kehilangan %ungsi tubuh. 6. 5esik$ penyebaran in%eksi berhubungan dengan lesi yang meluas. /./ INTER-ENSI
&. angguan rasa nyaman nyeri yang berhubungan dengan pr$ses in%lamasi jaringan. a. N; A Pain Control Mengenali timbulnya nyeri • Menjelaskan %akt$r penyebab • Menggunakan buku !atatan untuk memantau gejala dari "aktu ke "aktu • Menggunakan langkah-langkah pen!egahan • 19
Menggunakan langkah-langkah bantuan n$n-analgesik Menggunakan analgesik seperti yang dianjurkan • Melap$rkan perubahan gejala nyeri sampai sehat • Melap$rkan gejala yang tidak terk$ntr$l sampai sehat • Menggunakan sumber daya yang tersedia • Mengenali gejala terkait nyeri • Melap$rkan nyeri yang terk$ntr$l • b. NI A Pain Management 4akukan penilaian yang k$mprehensi% dari rasa sakit untuk memasukkan l$kasi# • •
karakteristik# $nset H durasi# %rekuensi# kualitas# intensitas atau keparahan nyeri# •
• •
%akt$r pen!etus =mati isyarat n$n8erbal dari ketidaknyamanan# terutama pada mereka tidak dapat berk$munikasi e%ekti% Menjamin pera"atan analgesik pasien penuh perhatian Menggunakan strategi k$munikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman rasa
•
sakit dan menyampaikan penerimaan resp$n pasien terhadap nyeri @elajahi pengetahuan dan keyakinan pasien tentang rasa sakit Pertimbangkan pengaruh budaya pada resp$n nyeri Menentukan dampak dari pengalaman nyeri pada kualitas hidup Memberikan in%$rmasi tentang rasa sakit# seperti penyebab nyeri# berapa lama
•
akan berlangsung# dan ketidaknyamanan diantisipasi dari pr$sedur Mengendalikan %akt$r lingkungan yang dapat mempengaruhi resp$n pasien
•
terhadap ketidaknyamanan =jarkan teknik n$n-%armak$l$gi# seperti teknik distraksi relaksasi# hipn$tis#
• • •
k$mpres hangatHdingin# massage# terapi musik# dan lain-lain $lab$rasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang tepat • . angguan persepsi sens$riA Taktil bergubungan dengan terganggunya %ungsi sara% a. • •
b. • • • • • • •
). a.
tepi dan kulit N; A Menunjukkan kemampuan k$gniti%. Mengidenti%ikasikan diri# $rang# tempat# dan "aktu. NI A Pantau perubahan status neur$l$gis pasien. =njurkan klien untuk mengubah p$sisi se!ara sering Meningkatkan stimulus sens$ri yang ber8ariasi Pantau tingkat kesadaran pasien. Identi%ikasikan %a!t$r yang berpengaruh terhadap gangguan persepsi sens$ri. Pastikan akses dan penggunaan alat bantu sens$ri. Tingkatkan jumlah stimulus untuk men!apai tingkat sens$ri yang sesuai. erusakan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan pr$ses in%lamasi. N; A Tissue Intergrit : Skin and Mocous Membranes 20
Suhu kulit. Sensasi. • Elastisitas. • :idrasi. • Tekstur. • eringat. • etebalan. • Per%usi jaringan. • Pertumbuh rambut pada kulit. • Integritas kulit. • b. NI A Pressure Management =njurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang l$nggar. • :indari kerutan pada tempat tidur. • @aga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering. • M$bilisasi pasien (ubah p$sisi pasien, setiap dua jam sekali. • M$nit$r kulit akan adanya kemerahan. • ;leskan l$ti$n atau minyakHbaby $il pada derah yang tertekan. • M$nit$r akti8itas dan m$bilisasi pasien. • M$nit$r status nutrisi pasien. • Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat. • aji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan. • ;bser8asi luka A l$kasi# dimensi# kedalaman luka# karakteristik#"arna !airan# • •
granulasi# jaringan nekr$tik# tanda-tanda in%eksi l$kal# %$rmasi traktus. =jarkan pada keluarga tentang luka dan pera"atan luka. • $laburasi ahli giJi pemberian diet TTP# 8itamin. • egah k$ntaminasi %eses dan urin. • 4akukan tehnik pera"atan luka dengan steril. • 2erikan p$sisi yang mengurangi tekanan pada luka. • 0. Int$leransi akti8itas yang berhubungan dengan kelemahan $t$t. a. N; A Activity Tolerance Saturasi $ksigen dengan akti8itas • 3enyut nadi dengan akti8itas • Tingkat pernapasan dengan akti8itas • emudahan bernapas dengan akti8itas • Tekanan darah dengan akti8itas • 9arna kulit • ekuatan tubuh bagian atas • ekuatan tubuh bagian ba"ah • e!epatan berjalan • @arak berjalan • emudahan menjalan akti8itas sehari-hari • b. NI A Activity Terapy Tentukan kemampuan pasien untuk keikutsertaan akti8itas yang spesi%ik • 21
• • • •
• •
Tentukan k$mitmen pasien untuk meningkatkan %rekuensi dan batas akti8itas Yakinkan pasien untuk %$kus pada kemampuan berakti8itas M$nit$r resp$n %isik# em$si# s$sial# spiritual saat berakti8itas Men!iptakan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan akti8itas %isik seharihari =jarkan latihan %isik sesuai dengan kemampuan pasien $lab$rasi dengan terapis kerja# terapis %isik# terapis lainnya dalam ren!ana dan
mem$nit$ring pr$gram akti8itas +. angguan k$nsep diri (!itra diri, yang berhubungan dengan ketidakmampuan dan kehilangan %ungsi tubuh. a. N; A Body Image ambar internal diri. • esesuaian antara realitas tubuh# tubuh yang ideal# dan presentasi tubuh. • 3eskripsi bagian tubuh yang terkena. • Sikap terhadap menyentuh bagian tubuh yang terkena. • Sikap terhadap menggunakan strategi untuk meningkatkan penampilan. • epuasan dengan penampilan tubuh. • Sikap terhadap menggunakan strategi untuk meningkatkan %ungsi. • epuasan dengan %ungsi tubuh. • Penyesuaian terhadap perubahan penampilan %isik. • Penyesuaian dengan perubahan %ungsi tubuh. • Penyesuaian terhadap perubahan status kesehatan. • Penyesuaian tubuh berubah karena !edera. • Penyesuaian tubuh berubah karena $perasi. • Penyesuaian tubuh berubah karena penuaan. • b. NI A Body Image !nancement Menentukan ekspetasi !itra tubuh pasien berdasarkan tahap pengembangan. • Menentukan karakteristik tubuh pasien yang tidak disukai pada remaja dan grup • • • •
resik$ tinggi lainnya. 2antu pasien menentukan perubahan padan !itra tubuh pasien. Identi%ikasi kel$mp$k yang mendukung pasien. M$nit$r pernyataan tentang presepsi tubuh pasien seperti bentuk dan berat tubuh
pasien. Identi%ikasi k$ping strategis yang digunakan pasien. • 6. 5esik$ penyebaran in%eksi berhubungan dengan lesi yang meluas. a. N; A In"ection Severit 5uam • 2erbau busuk • 3emam • :ip$termia • • Nyeri
22
=n$reksia 5asa tidak enak • Terbakar • etidakstabilan suhu • elesuan • Ele8asi jumlah sel darah putih • b. NI A In"ection Control Mengal$kasikan kebutuhan tiap pasien. • 2ersihkan lingkungan se!ara tepat setelah digunakan pasien lain. • Mengganti peralatan pera"atan pasien. • Mengis$lasi pasien dengan penyakit menular. • =jarkan teknik !u!i tangan dengan benar. • unakan sabun antimikr$ba untuk men!u!i tangan. • unakan sarung tangan untuk perlindungan diri. • Menentukan lingkungan yang asepti!. • 2erikan intake !airan. • =njurkan istirahat. • 2erikan terapi antibi$ti!. • =jarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala in%eksi. • •
'A' 7 PEN#T#P 7.$ Kes!3pu2an usta adalah penyakit yang menahun dan disebabkan $leh kuman
mi!$bakterium leprae. Mi!$bakterium leprae merupakan basil tahan asam (2T=, bersi%at $bligat intraseluller# menyerang sara% peri%er# kulit dan $rgan lain seperti muk$sa saluran napas bagian atas# hati# sumsum tulang ke!uali susunan sara% pusat. Mi!$bakterium leprae masuk kedalam tubuh manusia# jika $rang tersebut
23
memiliki resp$n imunitas yang tinggi maka kusta akan lebih mengarah pada tuberkul$id# namun jika resp$n imunitas dari tubuh $rang tersebut rendah maka kusta akan lebih mengarah pada lepr$mat$sa. Mani%estasi klinik dari penderita kusta adalah adanya lesi kulit yang khas dan kehilangan sensibilitas. Penularan penyakit kusta sampai saat ini hanya diketahui melalui pintu keluar kuman kusta yaituA melalui sekret hidung dan k$ntak langsung dengan kulit penderita. Selain itu ada %akt$r-%akt$r lain yang berperan dalam penularan ini diantaranyaA usia# jenis kelamin# ras# kesadaran s$sial dan lingkungan.
"A+TAR P#STAKA
5ahariyani# 4$et%ia 3"i. **/. 2uku =jar =suhan epera"atan lien angguan Sistem Integumen. @akarta A E 3juanda# =dhi. 3kk. **6. Ilmu Penyakit ulit dan elamin. @akarta A 2alai Penerbit '?I Siregar# 5.S. **+. =tlas 2er"arna Saripati Penyakit ulit. Edisi . @akarta A E :erdman# T. :eather. *&. N=N3= Internati$nal A 3iagn$sis epera"atan 3e%inisi dan lasi%ikasi *&-*&0. @akarta A E M$$rhead# Sue. 3kk. *&. Nursing ;ut!$mes lassi%i!ati$n (N;,. Edisi +. ?S= A Else8ier 2ule!hek# l$ria M. *&. Nursing Inter8enti$n lassi%i!ati$n (NI,. Edisi 6. ?S= A Else8ier
24