DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN TEORI −
Pengertian
−
Etiologi
−
Anatomi Patologi
−
Patofisiologi
−
Manifestasi Klinik
BAB III ASKEP −
Pengkajian Fokus
−
Kemungkinan Diagnosa
−
Perencanaan
−
Intervensi
−
Evaluasi
BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Malformasi Anorektal merupakan suatu gambaran kelainan congenital Beberapa diantaranya dapat bersifat komplek,sulit ditangani dan berhubungan dengan defisiensi anatomi yang penting dan itu mengarah kepada penurunan fungsi.Yang lainya dapat
bersifat
minor
dan
mudah
ditangani,mempunyai
fungsi
yagn
masih
baik.Penanganan utama adlah mengontrol kemajuan usus dan urinary serta fungsi seksual..Kelainan anorektal ini diderita dengan perbandingan 1:4000 kelahiran hidup dan variasi terbanyak dari anal stenosis, anal agenesis,atau rectal agenesis dan rectal atressia.
BAB II PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
Malfomasi Anorektal(Anus Imperforata) adalah malformasi congenital di mana rectum tidak mempunyai lubang keluar ( Wong,D.L,2003 :520 )
Anal agenesis atau anal atresia merupakan perkembangan embrionik yang tidak lengkap
dari
anus
yaitu
bagian
yang
paling
distal
dari
anus.
(Broyles,B.E,1997:303)
B.
ETIOLOGI
Malformasi anorektal dapat disebabkan oleh adnya kegagalan komplek pertumbuhan septum urorektal,struktur mesoderm lateralis, dan struktur ektodrem dalam pembentukn rectum dan traktus urinarius bagian bawah ( Markum,A.H,1991 :248 )
C. PATOLOGI DAN KLASIFIKASI
Asal/sumber dari anus dan rectum adalah suatu struktur embriologik yang disebut dengan cloaca . Pertumbuhan kesampng pada struktur ini membentuk urorectal septum yaitu bagian dorsal rectum disaluran kemih bagian ventral ( yang mengenai perut ) kedua system dari rectum dan urinary menjadi bagian yang lengkap pada 7 minggu dari gestasi. Pada waktu yang saam bagian dari urogenital pada asal cloaca yang siap pada suatu pembukaan luar dimana bagian anal itu tertutup oleh membrane yang membuka pada 8mgdari gestasi. Abnormalitas dalam perkembangan dari proses ini mengarah pada tingkat yang bermacam-macam.mengarah ke suatu pandangan anomali, banyak yang mengarah saluran intestinal bawah dan struktur genito urinari. Hubungan yang menyatu/terus menerus antara geniti urinary dan bagian rectal dari cloaca menghasilkan fistula.
Type : 1. High anal agenesis adalah perkembangan tidak sempurna dari anus yang berat dimana tidak terdapat kantung perut diatas otot yang mengakat anus 2. Low anal agenesis adalah perkembangan tidak sempurna dari anus yang ringan dimana
kantung
perut
terletak
dibawah
otot
yang
mengangkat
anus.
(Broyles,B.E) a.
Anal stenosis adalah penyempitan yang bersifat congenital pada anorektal anal yang dapat di derita pada beberapa daerah dekat atau jauh dari semua ukuran.
b.
Imerforata anal membrane adalah kemunculan dari suatu membrane cutaneus yang kecil terus menerus melewati pembukaan anus.
c.
Rektal atresia diderita ketika rectal anal itu tidak mengarah pada kondisi anus yang normal •
Anomali bawah Rektum memounyai jalur desenden normal melalui otot puborektalis ,tredapat spingterinternal dan eksternal yang berkembang baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran genitourinarius
•
Anomali intermediate Rectum berada pada atau dibawah tingkat otot puborektalis, lengsung anal dan spingter eksternal berada pada posisi yang normal
•
Anoamli Tinggi Ujung rectum diatas otot puborektalis ,dan spingter internal tidak ada .Hal ini berhubungan dengan fistula genitourinarius rektouretral ( pria ) atau rekto vaginal (wanita )
Laki-laki 1. Perineal fistula Perineal (kutaneus) fistula merupakan kelainan pada semua jenis kelamin. Pasien mempunyai orifisium yang kecil dalam perineum anterior ke pusat dari spingter eksternal tertutup pad skrotum pada laki-laki atau ke vulva pada perempuan. Pada laki- laki dengan tipe malformasi bucket handle
atau blac
ribbon. Tipe struktur menunjukkan suatu fistula subepitheliel menyatu dengan
mekonium. Pasien biasanya mempunyai suatu bentuk sachrum yang baik
...............................frekuensi tidak lebih dari 10 %. Dignosis ditegakkan dengan inspeksi perineal sederhana. Tidak ada pemeriksaan lanjut yang dianjurkan dan kalinan ini dapat diperbaiki tanpa suatu tindaakn kolostomi. 2. Rektouretral fistula
Pada kasus ini rektum dapat berada dibagian bawah dari urethra ( Bulbar Urethra ) atau pada bagian atas dari urethra ( prostatik urethra ). Mekanisme spinkter biasanya statis, sedikit pasien mempunyai otot perineal yang lemah dan suatu perineum yang kelihatan datar. Sachrum mungkin mempunyai derajat peerbedaan dari penurunan perkembangan pada kasus rekto urethral prostatik fistula. Kebanyakan pasien mempunyai suatu bentuk midline
groove dan anus yang cekung.
perineal
Pasien membutuhkan suatu
tindakan kolostomi sejak lahir. Pembedahan yang komplit dilakukan setelah hidup. 3. Rektovesikal fistula Pasien yang mempunyai rektovesikalfistula menyatu dengan traktus urinary pada tingkat leher kandung kemih. Mekanisme spinkter menunjukkan perkembangn yang sangta kurang. Sakrum mengalami deformasi dan biasanya tidak ada. Perineum kelihatan datar. Suatu kolostomi diberikan sejak fase baru lahir diikuti dengan penelitian ulang pembedahan setelah hidup. 4. Imerforasi anus tanpa fistula Pada kelainan ini rektum tertutup secara menyeluruh, dan biasanya ditemukan kira-kira 2 cm diatas kulit perineal. Mekanisme spinkter dan sakrum baik., perkembangn fungsinya baik dan sangat mirip pad pasien denagn rectourethral bulbar fistula. Kolostomi diindikasikan setelah periode baru lahir dan biasanya
berhubungan denagn Sindrom Down. 5. Rektal atresia Kelainan ini jarang diderita hanya 1 % dari anomali anorektal. Pada pasien tampak
mempunyai
kanal
anal
dan
anus
yang
Ora ngerti. Terdapat obstruksi
normal ........................................
sekitar 2 cm di atas tingkatan kulit. Pasien membutuhkan perlindungan kolostomi. Kemajuan fungsinya
sangat
bagus
karena
mereka
mempunyai mekanisme spinkter dan sensasi yang normal ..................ora ngerti. Perempuan 1. Vestibular fistula 2. Persisten kloaka
D. PATOFISIOLOGI
Perkembangan tidak sempurna dari anus (anal agenesis) merupakan hasil dari migrasi yang tidak lengkap dan perkembangan dari hindgut (struktur embrionik dimana usus.belakang dibentuk) antara 7-10 mg dari perkembangan janin. Kegagalan migrasi ini dapat juga dihasilkan dalam perkembangan tidak sempurna dari sakrum ( sacral agenesis) dan dalam abnormalitas dari uretra dan vagina dengan tidak mengalami pembukaan dari usus besar ke bagian luar. Zat fecal tidak dapat dikeluarkan hingga terutama menjadi obstipasi usus dan keras atau berat.
E. KOMPLIKASI
Intestinal obstruksi
F. MANIFESTASI KLINIS
•
Kegagalan berdefekasi mekonium saat lahir
•
Tidak membuka/stenosis dari anorektal kanal
•
Adanya membran anal
•
Adanya fistula eksternal ke perineum
•
Muntah berwana hijau pada umur 24 -48 jam sejak lahir
•
Bila fistula rektouretral terjadi pada laki-laki akan terdapat pengeluaran atau flatus pada saluran kemih.
Pada tipe letak rendah akan tampak mekonium atau
•
warna kebiruan dibawah membran fistula. Konstipasi karena stenosis orifisium ektopik
•
( Wahidyat ,Iskandar,1985:204 ; Broyles,B.E,1997:303 ,Rendell,S.J,1994:251 )
G. TES DIAGNOSTIK
•
Pengkajian dini dari lahir untuk menentukan patency dari rectum dengan small finger atau rectal tuba
•
Ultrsound dan CT Scan untuk menentukan tipe atau level dari lesi
•
Flat plate radiograph dari abdomen untuk menentukan level dari lesi ( Broyles,B.E,1997;303)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN FOKUS 1. Pengkajian bayi baru lahir untuk mengetahui adanya kelainan 2. Tidak adanya pengeluaran mekonium dalam 24 jam setelah lahir 3. Gunakan termometer rektal untuk menentukan kejelasan. 4. Munculnya feses dalam urin , vagina pada lekukan kulit. 5. Pengkajian psikososial pada orang tua pada ketidaksempurnaan anak.
B.
KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG MUNCUL 1.
Inkontensia usus berhubungan dengan formasi tidak lengkap dari anus.
2.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan colostomy
3.
Ansietas (parental) berhubungan dengan kebutuhan pembedahan dan kehilangan kesempurnaan anak
4.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan perawatan rumah (home care) dan pembedahan.
C.
PERENCANAAN 1.
Anak akan berdefekasi dengan pelan, terbentuk feses tanpa nyeri dan perdarahan
2.
Kulit di sekitar kolostomi menjadi pink, kering dan bebas dari pecah pecah, luka insisi akan bebas dari kemerahan, bau dan adanya cairan (pus).
3.
Orang tua akan mengungkapkan perasaannya, mengerti dari kebutuhan yang sedang diberikan.
4.
Orang tua akan menunjukkan kemampuan untuk melakukan dilatasi anal dan merawat setelah tindakan colostomy.
D.
INTERVENSI Kerusakn integritas kulit berhubungan dengan colostomy
1. Mengarahkan fungsi usus dan menjaga integgritas kulit a. Memberikan perawatan kulit dari sisi anoplasty dan menjaga kebersihan kulit disekitar b. Pantau adanya tanda-tanda kemerahan, bau dan c airan. c. Berikan posisi side-liying dengan kaki fleksi dan tengkurap dengan panggul elevasi untuk mengurangi edema dan penekanan d ari efek pembedahan. d. Gunakan hypoallergik colostomy untuk melindungi kulit sensitif pada bayi baru lahir. e. Menjaga NPO dan memberikan iv hydration sampai fungsi usus kembali normal. f. Kaji luka colostomy untuk mengetahui munculnya warna pink dan mengetahui tidak adanya purulen atau kulit pecah-pecah. g. Mulai dilatasi anal segera setelah pembedahan.
2. Memberikan dukungan secara moral kepada orang tua dan anak a. Anjurkan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan. b. Berikan pada orang tua informasi tentang kondisi anak, treatment pembedahan, dan home care. c. Anjurkan orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam perawatan anaknya.
d. Memberi dukungan kepada orang tua untuk meningkatkan ketrampilan perawatan di rumah. e. Mempererat hubungan orang tua dan bayi f. Jelaskan kebutuhan cairan iv, NG suction, ttv, dan pengkajian. 3. Memberikan instruksi home care pada orang tua (memberitahu, menjelaskan tentang home care )
E.
EVALUASI 1. anak tidak menunjukkan gejala dari kulit atau tanda kolostomi 2. Orang tua mengungkapkan perasaanya tentang kondisi dan kebutuhan tindakan pembedahan 3. Orang tua dapat menunjukkan kemampuan untuk perawatan home care bagi bayi dengan kolostomi 4. Anak menunjukkan fungsi BAB kembali normal
DAFTAR PUSTAKA
•
Behrman, R.E dkk. 1996. Nelson Textbook of Pediatrics, Wb sounders Company, Philadelphia
•
Broyles, B. E. 1997, Nursing Care of Children Principle and Practice, Wb sounders Company, Philadelphia
•
FKUI, 1997. Buku Kuliah Kesehatan Anak , Infomedika, Jakarta
•
Rendle, J. S,1994. Ikhtisar Penyakit Anak , Bina Rupa aksara, Jakarta
•
Sacharin, R. M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik , EGC, Jakarta
•
Wong, D. L, 1995. Nursing Care of Infant and Children, Mostby, Philadelphia
•
Wong, D. L, 2003. Pedoman Klinis Keperwatan Pediatrik , EGC, Jakarta