BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr bela belaka kang ng
Kematian neonatal merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat
penting di negara berkembang. Diperkirakan terdapat 136 juta bayi yang lahir setiap tahun, namun 4 juta di antaranya antaranya meninggal meninggal dalam periode neonatal neonatal (0-! hari setelah dilahirkan" dan ##$ dari kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang. %enyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti as&iksia, sepsis, dan komplikasi berat lahir rendah. 'eskipun bukan merupakan penyebab utama kematian, namun kejang pada neonatus tetap memiliki kontribusi dalam angka mortalitas dan morbiditas neonatus. Kejang merupakan mani&estasi klinis kegaat-daruratan neurologi yang sering terjadi pada masa neonatus dan menjadi alasan orang tua untuk membaa bayinya ke emergensi. Kejang pada neonatus ( Neonatal Seizure) merupakan mani&e mani&esta stasi si dis&un dis&ungsi gsi neurol neurologi ogist, st, yang yang memili memiliki ki akti)i akti)itas tas paroks paroksima imall pada pada gambaran **+, sering disertai mani&estasi motorik, dan kadang-kadang disertai mani&estasi otonom seperti e&ek pada perna&asan, denyut jantung dan tekanan darah. Neonatal Seizure
merupa merupakan kan salah salah satu satu mani&e mani&esta stasi si klinis klinis terbany terbanyak ak
sebagai dis&ungsi system sara& pusat pada neonatus dengan insiden 1, hingga 3, per 1000 pada neonatus ukup bulan dan 10 hingga 130 per 1000 neonatus preterm. Kejang pada neonatus merupakan suatu tanda yang signi&ikan untuk suatu suatu kerusa kerusakan kan pada pada otak, otak, sepert sepertii karena karena hipoks hipoksik ik iskemi iskemik, k, stroke stroke,, in&eks in&eksii intrak intrakran ranial, ial, hipogl hipoglike ikemi, mi, inborn inborn errors errors of metabo metabolis lism, m, atau atau mal&or mal&ormas masii otak otak (ol)e, 001". Keja Kejang ng pada pada mas masa neon neonat atus us diban ibandi dinngkan gkan denga engann anak anak besar esar &rekuensinya relati& tinggi. Disamping hal tersebut diagnosis kejang pada neonatus juga lebih sulit karena bentuk kejang subtle yang menyerupai gerakan-gerakan norm normal al.. /ngk /ngkaa keja kejadi dian an keja kejang ng yang yang sebe sebena narn rnya ya tida tidakk dike diketa tahu huii kare karena na mani&estasi klinis kejang sangat ber)ariasi dan sering sulit dibedakan dengan gerakan normal. %enelitian terhadap kejang pada neonatus yang telah dilakukan di Departemen K/ K2 5' sebelumnya adalah penelitian endarto, .K dkk 1
di 7akarta (1#81" membahas beberapa aspek dari kejang pada neonatus seperti angka kejadian kejang, jenis kelamin, berat lahir, etiologi kejang, morbiditas dan mortalitas. /ngka kejadian kejang pada neonatus yang diperoleh dari penelitian tersebut sebesar 0,8$. Di bangsal perinatologi, 9eonatal ntensi)e 5are 2nit (952" dan %ediatri ntensi)e 5are 2nit (%+D" Departemen K/ K2 5' didapatkan kejadian kejang salaam tahun 003 sebanyak 18 neonatus. 'eskipun angka kejadian kejang pada neonatus keil akan tetapi mengenali bentuk (tipe" kejang neonatus menjadi satu hal penting karena kejang pada neonatus mungkin merupakan satu-satunya tanda adanya gangguan %. elain itu mani&estasi klinis kejang juga berguna untuk menentukan prognosis. Di 2% anglah, angka kejadian Neonatal Seizure di uang 952 pada tahun 016 adalah 11 kasus dari 334 total jumlah pasien atau sekitar 3,3$. %ada periode 7anuari : 9o)ember 018 terdapat 6 kasus Neonatal Seizure dari total 306 pasien atau sekitar $. Dalam rangka memenuhi syarat pelatihan 952 /ngkatan maka penulis mengambil asuhan keperaatan terhadap klien dengan 9eonatal ei;ure di uang 952 2% anglah. B. Tujuan 1. Tujuan Um Umum
%enuli %enuliss mampu mampu menerap menerapkan kan asuhan asuhan kepera keperaatan atan terhada terhadapp pasien pasien
dengan Neonatal Seizure seara komprehensi&. 2.
Tujuan Kh Khusus
a. 'elakuk 'elakukan an peng pengkaj kajian ian terhad terhadap ap pasie pasienn Neonatal Seizure dengan benar. b. 'enentukan diagnosa keperaatan pada pasien Neonatal Seizure dengan benar. . 'embuat 'embuat perenanaan perenanaan keperaa keperaatan tan berdasar berdasarkan kan diagnos diagnosaa keperaatan keperaatan yang ditegakkan. d. 'ela 'elaku kuka kann tind tindak akan an kepe kepera raa ata tann pada pada pasi pasien en Neonatal Seizure dengan benar. e. 'end 'endok okum umen enta tasi sika kann asuh asuhan an kepe kepera raa ata tann pada pada pasi pasien en Neonatal Seizure dengan benar. C. uan uang g L!n L!ngk gku" u"
uang lingkup penulisan laporan kasus ini mengau pada asuhan
keperaatan
di 7akarta (1#81" membahas beberapa aspek dari kejang pada neonatus seperti angka kejadian kejang, jenis kelamin, berat lahir, etiologi kejang, morbiditas dan mortalitas. /ngka kejadian kejang pada neonatus yang diperoleh dari penelitian tersebut sebesar 0,8$. Di bangsal perinatologi, 9eonatal ntensi)e 5are 2nit (952" dan %ediatri ntensi)e 5are 2nit (%+D" Departemen K/ K2 5' didapatkan kejadian kejang salaam tahun 003 sebanyak 18 neonatus. 'eskipun angka kejadian kejang pada neonatus keil akan tetapi mengenali bentuk (tipe" kejang neonatus menjadi satu hal penting karena kejang pada neonatus mungkin merupakan satu-satunya tanda adanya gangguan %. elain itu mani&estasi klinis kejang juga berguna untuk menentukan prognosis. Di 2% anglah, angka kejadian Neonatal Seizure di uang 952 pada tahun 016 adalah 11 kasus dari 334 total jumlah pasien atau sekitar 3,3$. %ada periode 7anuari : 9o)ember 018 terdapat 6 kasus Neonatal Seizure dari total 306 pasien atau sekitar $. Dalam rangka memenuhi syarat pelatihan 952 /ngkatan maka penulis mengambil asuhan keperaatan terhadap klien dengan 9eonatal ei;ure di uang 952 2% anglah. B. Tujuan 1. Tujuan Um Umum
%enuli %enuliss mampu mampu menerap menerapkan kan asuhan asuhan kepera keperaatan atan terhada terhadapp pasien pasien
dengan Neonatal Seizure seara komprehensi&. 2.
Tujuan Kh Khusus
a. 'elakuk 'elakukan an peng pengkaj kajian ian terhad terhadap ap pasie pasienn Neonatal Seizure dengan benar. b. 'enentukan diagnosa keperaatan pada pasien Neonatal Seizure dengan benar. . 'embuat 'embuat perenanaan perenanaan keperaa keperaatan tan berdasar berdasarkan kan diagnos diagnosaa keperaatan keperaatan yang ditegakkan. d. 'ela 'elaku kuka kann tind tindak akan an kepe kepera raa ata tann pada pada pasi pasien en Neonatal Seizure dengan benar. e. 'end 'endok okum umen enta tasi sika kann asuh asuhan an kepe kepera raa ata tann pada pada pasi pasien en Neonatal Seizure dengan benar. C. uan uang g L!n L!ngk gku" u"
uang lingkup penulisan laporan kasus ini mengau pada asuhan
keperaatan
BAB II TIN#AUAN PU$TAKA
A. De%!n! De%!n!s! s! Kej Kejang ang "a&a "a&a Ne'nat Ne'natus us
Kejang adalah serangkaian spasme otot in)olunter yang menyebabkan tubuh sering kaku. Kejang disebabkan oleh impuls listri abnormal di otak yang biasanya disertai kehilangan kesadaran atau kon&usi sementara (%aula Kelly, 010" Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam ! hari sesudah lahir (
%uspita %uspita ari, 013". 'enurut 7ohnston (008", kejang pada neonatus adalah kejang yang terjadi dalam 4 minggu pertama kehidupan dan paling sering terjadi pada 10 hari pertama kehidupan. Kejang tersebut berbeda dengan kejang yang terjadi pada anak atau orang deasa karena kejang tonik-klonik umum enderng tidak terjadi pada bulan pertama kehidupan.
3
Kejang pada neonatus bukanlah bukanlah suatu penyakit penyakit tetapi merupakan merupakan gejala dari gangguan sara& pusat, lokal atau sistemik. Kejang ini merupakan gejala gangguan syara& dan tanda penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang tersebut, yang dapat mengakibatkan gejala sisa yang menetap di kemudian hari.
'enemu 'enemukan kan etiolog etiologii dari dari kejang kejang neonat neonatus us sangat sangatlah lah pentin penting. g. al ini berguna untuk melakukan penanganan seara spesi&ik dan juga untuk mengetahui prognosis.
'asa gestasi dikatakan ukup bulan ketika janin berusia lebih dari 38 minggu dan kurang dari 4 minggu.
4
lengkap dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan ukup bulan. @leh sebab itu, bayi prematur akan mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup normal di luar uterus ibunya. 'akin pendek usia kehamilannya semakin kurang sempurna pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh bayi tersebut, sehingga angka mortalitas serta komplikasi setelah lahir meningkat dibanding bayi ukup bulan. %ada bayi prematur akan didapatkan komplikasi baik seara anatomik maupun &isioligik seperti perdarahan baah kulit, perdarahan intrakranial, anemia, gangguan keseimbangan asam basa, serta as&iksia. Diantara komplikasi yang timbul akibat bayi lahir prematur, perdarahan intrakranial, as&iksia, dan gangguan keseimbangan asam basa yang dapat mengakibatkan kejang pada neonatus. %erdarahan intrakranial yang terjadi pada bayi prematur dan berat badan lahir rendah akan menimbulkan gejala dalam aktu beberapa menit sampai beberapa jam sebagai gangguan respirasi, kejang tonik umum, pupil ter&iksasi, kuadriparesis &laksid, deserebrasi, dan stupor atau koma dalam. 2. As%!ks!a
/s&iksia perinatal menyebabkan terjadinya ense&alopati hipoksik-iskemik dan merupakan masalah neurologis yang penting pada masa neonatal, dan menimbulkan gejala sisa neurologis di kemudian hari. Kejang yang terjadi akibat ense&alopati hipoksik-iskemik biasanya terjadi dalam 4 jam pertama (udarti>/&roh, 013". /s&iksia intrauterin adalah penyebab terbanyak ense&alopati hipoksik-iskemik. al ini karena terjadi hipoksemia, kurangnya kadar oksigen ke jaringan otak. Kedua keadaan tersebut dapat terjadi seara bersamasama, yang satu dapat lebih dominan tetapi &aktor iskemia merupakan &aktor yang paling penting dibandingkan hipoksemia. *nse&alopatik hipoksik-iskemik adalah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan kelainan neuropatologik dan klinis yang terjadi pada bayi baru lahir akibat as&iksia. (. Trauma &an Per&arahan Intrakran!al
Arauma dan perdarahan intrakranial biasanya terjadi pada bayi yang besar yang dilahirkan oleh ibu dengan kehamilan primipara. al ini terjadi pada partus lama, persalinan yang sulit disebabkan oleh kelainan kedudukan janin dalam rahim atau kelahiran presipitatus sebelum ser)iks uteri membuka ukup lebar.
%ada bayi berat lahir rendah dengan berat badan B100 gram biasanya perdarahan terjadi didahului oleh keadaan as&iksia. elain itu perdarahan juga bias terjadi akibat persalinan dengan tindakan ( vacuum ekstraksi dan forcep". %erdarahan intraranial terdiri dari ? a. Per&arahan $ub Ara)hn'!&
%erdarahan yang sering dijumpai pada bayi baru lahir,
kemungkinan karena robekan )ena super&isial akibat partus lama. %ada mulanya bayi tampak baik, tiba-tiba dapat terjadi kejang pada hari pertama dan hari kedua. %ungsi lumbal harus dikerjakan untuk mengetahui apakah terdapat darah di dalam airan serebrospinal. Kemudian bayi tampak sakit berat dalam 1- hari pertama dengan tanda peninggian tekanan intrakranial seperti ubun-ubun besar tegang dan membenjol, muntah, tangis yang melengking dan kejang-kejang. %emeriksaan 5A-san sangat berguna untuk menentukan letak dan luasnya perdarahan. b. Per&arahan $ub Dural
%erdarahan ini umunya terjadi akibat robekan tentorium di dekat
&alks serebri. Keadaan ini karena molase kepala yang berlebihan pada letak )erteks, letak muka dan partus lama. Darah terkumpul di &osa posterior dan dapat menekan batang otak.
%erdarahn intra)entrikuler dapat terjadi pada bayi prematur dan bayi
ukup bulan. +ambaran klinis perdarahan intra)entrikuler tergantung kepada beratnya penyakit dan saat terjadinya perdarahan. %ada bayi kurang bulan dapat mengalami perdarahan hebat, gejala ynag timbul dalam aktu beberapa menit sampai beberapa jam berupa gangguan na&as, kejang tonik umum, kuadriparesis &laksid, deserebrasi dan stupor atau koma yang dalam. %ada perdarahn sedikit, gejala timbul dalam beberapa jam sampai beberapa hari sampai penurunan kesadaran, kurang akti&, hipotonia dan lain-lain.
natrium bikarbonat dan as&iksia. 'ani&estasi klinis yang timbul ber)ariasi mulai dari asimtomatik sampai gejala yang hebat. +. In%eks!
%ada bayi baru lahir in&eksi dapat terjadi di dalam rahim, selama persalinan, atau segera sesudah lahir. n&eksi dalam rahim terjadi karena in&eksi primer dari ibu seperti toxoplasmosis, rubella, sitomegalo)irus, dan herpes. elama persalinan atau segera sesudah lahir, bayi dapat terin&eksi oleh )irus herpes simpleks, )irus Coxsackie, E. Colli, dan Streptococcus B yang dapat menyebabkan ense&alitis dan meningitis. elain itu in&eksi juga dapat terjadi akibat penggunaan alat-alat selama prses persalinan tidak steril. ,. Kern!kterus - Ense%al'"at! B!l!rub!n
uatu keadaan ense&alo akut dengan sekuele neorologis yang disertai
meningkatkan kadar serum bilirubin dalam darah.
bilirubin
yang
tinggi
tetapi
tergantung
kepada
lamanya
hiperbilirubinemia.
+angguan metabolik yang menyebabkan kejang pada bayi baru lahir adalah gangguan metabolisme glukosa, kalsium, magnenisum, elektrolit, dan asam amino. +angguan metabolik ini terdapat pada 83$ bayi baru lahir dengan kerusakan otak.
8
ipokalsemia jarang menjadi penyebab tunggal kejang pada neonatus. biasanya hipokalsemia disertai dengan gangguan lain, misalnya hipoglikemia, hipomagnersemia, atau hipo&os&atemia. ipomagnesemia dan hipokalsemia sering terdapat bersamaan pada bayi baru lahir dengan as&iksia dan bayi dari ibu dengan Diabetes 'elitus. ipokalsemia dide&inisikan kadar kalsium B 8, mgCd, biasanya asimptomatis. ering berhubungan dengan prematuritas atau kesulitan persalinan dan as&iksia.
+angguan keseimbangan elektrolit terutama natrium menyebabkan hiponatremia ataupun hipernatremia yang kedua-duanya merupakan penyebab kejang. iponatremia dapat terjadi bila ada gangguan sekresi dari anti diuretik hormon (/D" yang tidak sempurna. al ini sering terjadi bersamaan dengan meningitis, meningoense&alitis, sepsis, dan perdarahan intrakranial. iponatremia dapat terjadi pada diare akibat pengeluaran
!
natrium berlebihan, kesalahan pemberian airan pada bayi, dan akibat pengeluaran keringat berlebihan. ipernatremia terjadi bila pemberian natrium bikarbonat berlebihan pada koreksi asidosis dengan dehidrasi. . Pengaruh Pemberhent!an bat 3Drug 4!th&ra4al5
Keanduan metadon pada ibu hamil sering dikaitkan dengan kejang
bayi baru lahir karena e&ek putus obat dari keanduan heroin. bu yang ketagihan dengan obat narkotik selama hamil, bayi yang dilahirkan dalam 4 jam pertama terdapat gejala gelisah dan kejang. 6.
Int'ks!kas! Anestes! L'kal
Kejang akibat intoksikasi anestesi lokalC anestesi blok pada ibu yang
masuk ke dalam sirkulasi janin.
Kelainan disebabkan karena terganggunya perkembangan otak.
Kejang pada bayi baru lahir yang tidak diketahui penyebabnya, seara relati& sering menunjukkan hasil yang baik. Aetapi pada kejang berulang yang lama, resisten terhadap pengobatan atau kejang berulang sesudah pengobatan dihentikan menunjukkan kemungkinan adanya kerusakan di otak. C. 0an!%estas! Kl!n!s
#
'ani&estasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperakti&, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking. Aonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu ( involuntary movements"
nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti
mengunyah dan menelan. @leh karena itu 'ani&estasi klinik yang berbeda-beda dan ber)ariasi, sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan kemungkinan mani&estasi kejang ('aryunani > %uspita ari, 013". 'ani&estasi kejang pada neonates dapat dibedakan berdasarkan jenis kejangnya, yaitu ? 1. Kl'n!k 9'kal
Kontraksi ritmis otot-otot tungkai, muka dan batang tubuh.
okal dan multi&oal dapat dihentikan dengan peregangan.
imultan pada kedua sisi tubuh.
2. T'nk!k 9'kal
Kekakuan asimetris pada batang tubuh, satu tungkai, de)iasi mata.
Dipro)okasi dengan stimulasi atau dihentikan dengan peregangan.
(. 0!'kl'n!k
Kontraksi mendadak(epat" seara aak, berulang atau tidak berulang pada tungkai, muka dan badan.
Dapat dipro)okasi dengan stimulasi.
+. $"asme
Kekakuan pada otot &leksor ekstensor atau keduanya
,. T'n!k Umum
Kekakuan pada otot &leksor ekstensor atau keduanya
kekakuan seara simetris pada batang tubuh, leher dan tungkai.
. 0't'r Aut'mt!sm 3$ubtle5
gerakan okuler atau nistagmus
+erakan oral-bukal-lingual ? menghisp, mengunyah, protusi lidah
10
gerakan progresi& ? gerakan seperti mendayung, berenang, mengayuh sepeda
D. Klas!%!kas!
$ubtle
'erupakan tipe kejang tersering yang terjadi pada bayi kurang bulan.
Kl'n!k
11
memberi kesan sebagai kejang umum.
T'n!k
Kejang tonik biasa didapatkan pada bayi berat lahir rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi-bayi dengan komplikasi perinatal berat.
0!'kl'n!k
'ani&estasi klinisk kejang mioklonik yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan &leksi dari lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadi dengan epat. +erakan tersebut seperti gerak re&leks 'oro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan sara& pusat yang luas dan hebat, seperti pada bayi baru lahir yang dilahirkan dari ibu keanduan obat. +ambaran **+ kejang mioklonik pada bayi baru lahir tidak spesi&ik. arus dibedakan antara kejang dan gejala lain yang menyerupai kejang seperti &enomena mioklonik &isiologik yang dikenal dengan nama mioklonik jinak pada neonatus. Fang biasa terjadi pada keadaan tidur akti& (*'". elain itu &enomena lain yang penting adalah jitteriness. itteriness adalah gangguan dalam pergerakan yang biasanya dihubungkan dengan hasil yang baiK. itteriness jinak biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. /dapun perbedaan antara kejang dan jitteriness adalah ? De*!as! mata Tan&a 0embutuhkan "em!)u /erakan "re&'m!nan
/erakan h!lang j!ka tubuh &!sentuh Kesa&aran
Aidak
Fa
Jitteriness
Kejang
Fa 5epat, tremor,
Aidak Aonik, klonik
berosilasi Fa
Aidak
Aerganggu (penurunan
1
kesadaran" E. Pat'%!s!'l'g! Kejang
Aerdapat &aktor khusus dalam perkembangan otak yang membuat otak imatur lebih sensiti& dalam menghasilkan kejang. aktor tersebut meliputi karakteristik dari neuron, neurotransmiter, sinaps, reseptor, mielinisasi, glia, dan sirkuit neuron seluler maupun regional. ungsi dasar neuron adalah depolarisasi dan hiperpolarisasi membran yang menghasilkan aliran ion. Depolarisasi membran mengaali potensial aksi yang menyebabkan lepasnya neurotransmitter dari regio presinaps di akson terminal. Aransmitter berkaitan dengan reseptor post-sinap untuk mengaali eksitasi potensial post-sinap atau inhibisi potensial post-sinaps. ungsi otak seara normal didasarkan pada keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi. Kejang terjadi akibat timbulnya muatan listrik (depolarisasi" berlebihan pada susunan sara& pusat sehingga terbentuk gelombang listrik yang berlebihan. 9euron dalam sistem sara& pusat mengalami depolarisasi sebagai hasil dari perpindahan natrium ke arah dalam, sedangkan repolarisasi terjadi akibat keluarnya kalium. 2ntuk mempertahankan potensial membran memerlukan energi yang dan bergantung pada mekanisme pompa yaitu keluarnya natrium dan masuknya kalium. 'eskipun mekanisme dasar kejang pada neonatus tidak sepenuhnya dipahami, data terbaru menunjukkan baha depolarisasi berlebihan dapat diakibatkan oleh?
+angguan dalam produksi energi dapat mengakibatkan kegagalan pompa natrium dan kalium.
angsang berlebihan dari neurotransmitter di susunan sara& pusat.
/danya kekurangan relati& dari inhibitor neurotransmitter dibanding eksitatorik dapat menyebabkan depolarisasi berlebihan.
%erubahan membran neuron menyebabkan inhibisi dari pergerakan natrium. %erubahan &isiologis yang mengakibatkan kejang berupa penurunan kadar
glukosa otak yang tajam dibandingkan kadar glukosa darah yang tetap normal
13
atau meningkat. al ini merupakan re&leksi dari kebutuhan otak yang tidak dapat dipenuhi seara adekuat. Kebutuhan oksigen dan aliran darah ke otak sangat esensial untuk menukupi kebutuhan oksigen dan glukosa otak sehingga p arteri menurun dengan epat. al ini menyebabkan tekanan darah sistemik meningkat dan aliran darah ke otak naik. %erkembangan otak anak terjadi sangat epat mulai dari sejak lahir hingga usia dua tahun yang disebut sebagai periode emas dan pembentukan sinaps serta kepadatan dendrit pada sumsum tulang belakang terjadi sangat akti& pada sekitar kehamilan sampai bulan pertama setelah kelahiran. %ada saat bayi baru lahir, merupakan periode tertinggi dari akti&itas eksitasi sinaps &isiologis. 'enurut penelitian, pada periode ini keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi pada sinaps enderung mengarah pada eksitasi untuk memberi jalan pada pembentukan sinaps yang bergantung pada akti)itasnya.
%athay trauma dan
/s&iksia
in&eksi
gangguan metabolik
perdarahan intra kranial
kadar oksigen ke otak
ense&alitis
hipoglikemia
meningitis
edema dan hematom
hipokalsemia kalsium dlm
penurunan
!ipocsic isc!emic
darah
energi ke
ensefalopat!y
menurun
otak
(*" menekan jaringan otak isiko per&usi serebral tidak e&ekti&
%roblem Kolaborati& Kejang
14
risiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
tatalaksana
tatalaksana
kurang terpapar in&ormasi
bayi terpasang akses (bayi diraat dalam )ena, @A+
inubator"
ortu mengeluh bingung dan khaatir pada kondsi
isiko in&eksi
isiko kerusakan integritas kulit
9.
Pemer!ksaan Penunjang
1.
Pemer!ksaan Lab'rat'r!um
bayinya /nsietas
2ntuk menentukan prioritas pada pemeriksaan laboratorium, harus digunakan in&ormasi yang didapatkan dari riayat dan pemeriksaan &isik dengan baik untuk menari penyebab yang lebih spesi&ik. %emeriksaan laboratorium meliputi ? a. Kimia darah %emeriksaan kadar glukosa, kalsium, natrium, <29 dan magnesium pada darah serta analisa gas darah harus dilakukan. b. %emeriksaan darah lengkap Aermasuk di dalamnya pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit, hitung jenis leukosit . Kelainan metabolik Dengan adanya riayat keluarga kejang neonatus, intoleransi laktosa, asidosis, alkalosis atau kejang yang tidak responsi& terhadap antikon)ulsan, harus diari penyebab-penyebab metabolik yang mungkin. Kadar ammonia dalam darah harus diperiksa. /sam amino di plasma darah dan urin. %ada urin sebaiknya diperiksa untuk menari substansi reduksi 1
2.
Pemer!ksaan a&!'l'g!s
a. 5A-san ranium merupakan pemeriksaan dengan hasil mendetail mengenai adanya penyakit intrakranial. 5A san sangat membantu dalam menentukan bukti-bukti adanya in&ark, perdaraham, kalsi&ikasi dan mal&ormasi serebral. %emeriksaan ini memberikan hasil yang penting pada kasus kejang neonatus. b. ' merupakan pemeriksaan paling sensiti& untuk mengetahui adanya mal&ormasi subtle yang kadang tidak terdeteksi dengan 5A-san kranium. (.
Pemer!ksaan la!n **+ (electroencep!alograp!y"
yang dilakukan selama kejang akan
memperlihatkan tanda abnormal. %emeriksaan **+ akan jauh lebih bernilai pabila dilakukan pada 1- hari aal terjadinya kejang, untuk menegah kehilangan tanda-tanda diagnostik yang penting untuk menentukan prognosis di masa depan bayi. **+ sangat signi&ikan dalam menentukan prognosis pada bayi ukup bulan dengan gejala kejang yang jelas. **+ sangat penting untuk memastikan adanya kejang di saat mani&estasi klinis yang timbul subtle atau apabila obat-obatan penenang neuromusular telah diberikan.2ntuk menginterpretasikan hasil **+ dengan benar, sangatlah penting untuk mengetahui status klinis bayi (termasuk keadaan tidur" dan obat-obatan yang diberikan.
"!e #nternational $eague %gainst Epilepsy mempertimbangkan
kriteria
sebagai berikut ? 9on epileptikus ? berdasarkan gejala klinis kejang semata *pileptikus ?
klinis mungkin tidak terlihat kejang, namun dari gambaran **+ masih mengalami kejang. /. Penatalaksanaan 1.
0anajemen Tera"!
Aatalaksana kejang pada neonatus bertujuan untuk meminimalisir gangguan &isiologis dan metabolik serta menegah berulangnya kejang. ni melibatkan bantuan )entilasi dan per&usi, jika dibutuhkan, dan koreksi keadaan hipoglikemia, hipokalemia atau gangguan metabolik lainnya. Kebanyakan bayi diterapi dan dimonitor hanya berdasarkan pada diagnosis klinis saja, tanpa melibatkan penggunaan **+. %enggunaan **+ yang kontinyu
16
menunjukkan baha masalah pada kejang elektrogra&ik adalah sering menetapnya kejang alaupun setelah dimulainya terapi anti kon)ulsi. 'anajemen kejang pada neonatus meliputi ? a. %engaasan jalan napas bersih dan terbuka, pemberian oksigen b. %eriksa dan atat akti)itas kejang yang terjadi . akukan penilaian seepatnya apakah penyebab kejang dapat ditangani dengan epat, jika tidak bisa ditangani beri &enobarbital 0 mgCkg sambil terus memonitor sistem kardio)askular dan respirasi dan lakukan teapi suporti& yang dibutuhkan. d. entikan semua asupan seara oral e. 2sahakan tangani penyebab utama kejang. &. 7ika kejang masih berlanjut, berikan dosis tambahan &enobarbital mgCkg (sampai terapai dosis maksimal 40 mgCkgbb". g. 7ika kejang masih berlanjut, berikan &enitoin 1-0mgCkgbb . h. Kejang dapat tertangani, lanjutkan pengaasan. %ertimbangkan untuk menghentikan obat antikon)ulsan jika ? kejang terkontrol dan pemeriksaan neurologis normal atau pemeriksaan neurologis abnormal namun **+ normal 2.
Penggunaan 'bat:'batan ant! k'n*ulsan
%rinsip penatalaksaan pertama yaitu menangani penyebab yang mendasari sangatlah penting untuk menegah kerusakan otak yang lebih berat.9amun, apabila penyebab yang mendasar kejang sulit untuk ditangani dengan segera, perlu diingat untuk seepatnya menangani kejang agar tidak terjadi kerusakan neurologis yang berat. %ada akhirnya, kejang yang terjadi mungkin saja menjadi sulit ditangani dengan obat-obatan anti kon)ulsi apabila penyebab utama yang mendasar tidak ditangani dengan baik. Aerapi aal yang bisa dipergunakan adalah phenobarbital dan &enitoin. a. Phen'barb!tal
%enggunaan &enobarbital telah lama dianggap sebagai yang utama untuk menangani kejang pada neonatus. %emberian seara intra)ena dapat dilakukan seepatnya setelah jalur in&us telah terpasang. Konsentarsi serum dapat ditentukan dengan sangat epat dan dosis yang lebih jauh lagi dapat diberikan apabila diperlukan. /bsorbsi seara enteral termasuk baik, jadi
18
memudahkan pemindahan antara administrasi intra)ena ke pemberian seara oral. enobarbital dimetabolismekan di hepar, sehingga dosis rumatan biasanya harus dinaikkan -! mgCkg 6 karena pada beberapa kasus as&iksia, bayi harus memulihkan diri dari dis&ungsi hepar akut. ipotermia juga menurunkan metabolisme phenobarbital. b. 9en!t'!n
enitoin memiliki e&ekti)itas yang sama dengan phenobarbital sebagai terapi aal kejang neonatus. 9amun dikarenakan sulitnya mempertahankan dosis terapi &enitoin, phenobarbital lebih sering digunakan sebagai terapi aal, terutama pada kasus akut. Kekurangan lain pada &enitoin adalah tingginya potensi interaksi dengan obat-obatan yang berikatan dengan protein. 9amun, dosis aal dari &enitoin lebih rendah resikonya untuk menyebabkan e&ek sedasi dibandingkan &enobarbital. enitoin berampur kurang baik pada % netral dan juga menyebabkan presipitat jika digunakan bersama deGtrose, jadi harus diberikan dengan jalur intra)ena bebas deGtrose. enitoin menggunakan jalur anti kejang yang berbeda dengan phenobarbital, &enitoin menghalangi kanal natrium sehingga menegah tembakan neuron berulang. edangkan phenobarbital meningkatkan kemampuan inhibisi. H. K'nse" Dasar Aske" 1. Pengkaj!an a. Data $ub8ekt!%
1" dentitas pasien meliputi meliputi ? nama, no ', umur, jenis kelamin, alamat, nama orang tua, agama, pendidikan, pekerjaan. " Keluhan utama 3" iayat kesehatan sekarang %engkaji ini dilakukan untuk memperoleh data riayat kesehatan pasien dari sejak munul gejala sampai pasien di raat. 4" iayat kesehatan alu
1!
%engkajian ini sangat diperlukan untuk menari kemungkinan penyebab atau &aktor penetus dari kejang. al-hal yang perlu dikaji dalam riayat kesehatan masa lalu terdiri dari ? iayat %renatal 2ntuk mengetahui keadaan bayi saat dalam kandungan. %engkajian ini
meliputi? hamil ke berapa, umur kehamilan, /95, %, %A dan kebiasaan ibu selama kehamilan serta obat-obat yang dikonsumsi ibu
selama kehamilan. iayat ntranatal 2ntuk mengetahui keadaan bayi saat lahir, penolong, tempat, ara pesalinan, komplikasi persalinan dan keadaan bayi saat lahir. iayat %ost 9atal 2ntuk mengetahui bagaimana keadaan umum bayi setelah lahir, apakah bayi mampu beradaptasi atau perlu resusitasi. elain itu penting diketahui
apakah terdapat kelainan atau trauma akibat proses persalinan. iayat Kesehatan keluarga /pakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular dan menurun. selain itu perlu dikaji apakah anak sebelumnya menderita
kejang atau tidak. iayat osial *konomi 2ntuk mengetahui sosial ekonomi keluarga terkait kesanggupan membiayai peraatan bayinya. ni merupakan hal yang sangat sensiti)e karena merupakan salah satu hal yang meningkatkan keemasan ibu selain kondisi bayinya.
b. Data b8ekt!%
1. %emeriksaan isik a" Keadaan umum b" Kesadaran 2ntuk mengetahi keaadan umum bayi meliputi kesadaraan (sadar penuh, apatis, gelisah, koma" gerakan yang ekstrem dan ketegangan otot. " uhu 2ntuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak. 9ilai batas normal 36,-38, o5. d" 9adi 2ntuk mengetahui nadi lebih epat atau tidak. 9ilai batas normal 10160GCmenit. e" espirasi 2ntuk mengetahui pola perna&asan. 9ilai batas normal 40-60GCmenit. 1#
&" /pgar ore Pemeriksaan khusus apgar score yang dinilai antara lain:
0 ianosis seluruh
1 ianosis pada
Kemerahan
tubuh Aidak ada
ekstrimitas B100
I100
Aidak ada
edikit
'enangis
/ti)ity (Aonus @tot"
Aidak ada
perubahan mimik leksi Csedikit
/kti&
espon
Aidak ada
angkat tangan edikit nangis
'enangis kuat
/ppariane (Harna Kulit" %ulse (9adi" +rimae ('enyeringai"
g" %emeriksaan sistematis Kepala @bser)asi adanya epal hematoma dan aput suedaneum sebagai tanda
adanya perdarahan ataupun trauma pada kepala. elain itu perhatikan bentuk adanya kelaian pada kepala seperti adanya mirohepali dan
hidrose&alus yang biasanya dapat menyebabkan kejang. Kulit @bser)asi turgor dan arna kulit. %erhatikan adanya adanya sianosi dan iterus. Kejng biasanya juga dapat terjadi pada bayi dengan kadar bilirubin
yang meningkat. 'ata @bser)asi bentuk mata, perhatikan adanya gerakan yang tidak normal seperti de)iasi bola mata horisontal, dan pergerakan bola mata yang epat
(nystagmus". elain itu perhatikan konjungti)a mata. idung @bser)asi kondisi hidung seara umum seperti bentuk, jadanya pengeluaran seret ataupun penumpukan kotoran hidung yang dapat
menyebakan sumbatan, perhatikan juga adanya perna&asan uping hidung. Aelinga obser)asi kebersihan dan bentuk telinga. 'ulut @bser)asi kebersihan mulut, lihat adanya hipersali)a atau penumpukan seret yang dapat menyebabkan sumbatan pada jalan na&as. bser)asi adanya
kelainan
seperti
labioshi;is,
labiopalatoshi;is
ataupun
labiogenatopalatoshi;is.
@bser)asi adanya pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar getah bening dan
bendungan )ena jugularis. Dada @bser)asi bentuk dada, bayi (normal 40-60 GCmenit", pergerakan dada dekstra dan sisistra. Dengarkan suara pada kedua lapang paru. Dengarkan suara jantung. 5atat adanya suara paru yang tidak normal dan suara jantung tambahan.
/bdomen @bser)asi adanya distensi, kondisi tali pusat tanda-tanda in&eksi pada tali pusat. +enetalia perhatikan jenis kelamin bayi, bila berjenis kelamin laki-laki perhatikan apakah testis sudah turun atau belum, terdapat rugae atau tidak.
perempuan perhatkan apakah labia mayor sudah menutupi labia minor. *kstrimitas @bser)asi jumlah ekstrimitas atas dan baah lihat adanya polidaktili atau sindaktili, yanosis dan lubbing &inger. %erhatikan 5A (normal 5A J 3
detik" 9eurologiCe&lek isiologis pada
tangannya. e&lek menghisap atau re&lek sukhing
benda yang menyentuk bibirnya. - e&lek menari atau re&lek rooting /pabila pipi bayi disentuh ia akan menolehkan kepalanya kesisi yang disentuh. h" Data %enunjang %emeriksaan Darah - +lukosa Darah (glukosa darah norma pada bayi 4-60 mgCd - %eningkatan <29 mempunyai potensi kejang dan merupakan indikasi
-
nepro toksik akibat dari pemberian obat. *lektrolit (K, 9a" Ketidakseimbangan
elektrolit merupakan
predisposisi kejang. Kadar normal Kalium 136-14 mmolC dan kadar 9atrium normal 3.0-.10 mmolC
1
5airan 5erebo pinal ? 'endeteksi adanya in&eksi **+ (electroencep!alograp!y" yang dilakukan selama kejang akan memperlihatkan tanda abnormal. %emeriksaan **+ akan jauh lebih bernilai pabila dilakukan pada 1- hari aal terjadinya kejang, untuk menegah kehilangan tanda-tanda diagnostik yang penting untuk
menentukan prognosis bayi.. 5A an ? 2ntuk mengidenti&ikasi lesi erebral, hematoma, erebral oedem, trauma, abses dan tumor.
2. D!agn'sa Ke"era4atan
a. %roblem kolaborati& kejang b. isiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan metabolik . isiko per&usi jaringan serebral tidak e&ekti& berhubungan dengan hipoksia jaringan d. isiko in&eksi berhubungan dengan tatalaksana kejang (pemasangan akses )ena, @+A" e. isiko gangguan intgritas kulit berhubungan dengan peraatan bayi dalam inkubator. &. /nsietas berhubungan dengan kurangnya terpapar in&ormasi ditandai dengan orang tua bayi mengeluh bingung dan khaatir dengan kondisi bayinya. (. Rencana Keperawatan
9o.
Diagnosa
9@5
95
Keperaatan %roblem
etelah diberikan asuhan 1. 'onitor keadaan umum
kolaborati&
keperaatan G jam
kejang
diharapkan pasien tidak mengalami kejang berkelanjutan
pasien . 'onitor durasi, periode dan karakteristik kejang 3. /asi kepatenan jalan na&as 4. berikan posisi yang aman dan nyaman untuk menegah
Kriteria hasil ?
Kejang teratasi
edera . Kolaborasi pemberian obat
%asien tidak mengalami edera karena kejang
anti keajang (seperti ? phenobarbital, phenytoin" 6. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan 8. Kolaborasi pemberian airan
elektrolit sesuai kebutuhan Ketidakstabilan etelah diberikan asuhan 1. 'onitor tanda dan gejala glukosa darah keperaatan G jam
hipoglikemi . 'onitor kadar glukosa darah
berhubungan
diharapkan gula darah
dengan
stabil
sesuai indikasi 3. %ertahankan patensi jalan
Kriteria hasil ?
na&as 4. %ertahankan akses intra)ena . Kolaborasi pemberian airan
gangguan metabolik ditandai dengan
+ula
Aidak menunjukkan tanda-tanda
darah dibaah
hipoglikemi (lemas,
normal
letargi, takikardi, akral
(B4
mgCdl"
intra)ena (deGtrose" 6. Kolaborasi pemberian nutrisi adekuat (enteral, parenteral"
dingin, puat" Aidak terjadi penurunan kadar glukosa darah, gula darah normal (4-60
mgCdl" Aidak terjadi kejang isiko per&usi etelah diberikan asuhan
jaringan
keperaatan G jam
serebral tidak diharapkan per&usi e&ekti&
jaringan serebral baik
berhubungan dengan hipoksia
Kriteria hasil ?
1. 'onitor tanda-tanda )ital . 'onitor intake dan output 3. 'onitor karakteristik airan serebrospinal ? arna, kejernihan, konsistensi 4. %ertahankan tirah baring, sediakan lingkungan yang
Aingkat kesadaran
tenang, atur kunjungan
membaik Aanda )ital dalam
sesuai indikasi .
renang normal uhu ? 36,-38, 05 ? 40-60 GCmenit
kepala ditinggikan 1-30 0 6. Kolaborasi dalam pemberian
jaringan
3
terapi oksigen
?100-10 GCmenit %asien tidak gelisah
8.
isiko in&eksi etelah diberikan asuhan 1. %antau tanda dan gejala keperaatan ...G jam
in&eksi (seperti suhu tubuh,
diharapkan pasien tidak
denyut jantung, adanya
mengalami in&eksi
phlebitis pada insersi intra)ena, keletihan dan
Kriteria hasil ?
Aerbebas dari tanda
malaise" . ui tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan bayi dan gejala in&eksi 3. akukan teknik aseptik dan epti marker dalam antiseptik bila melakukan batas normal prosedur in)asi)e H<5 ? #.10-34.0 4. lakukan peraatan tali pusat 103CL . %antau hasil laboraturium A atio B 0.0 (seperti septi marker, protein %roalsitonin B 0.1 serum dan albumin" 6. /jarkan orang tua pasien untuk menui tangan seaktu masuk dan meningalkan ruangan pasien. 8. Kolaborati&Cdelagati& dalam
isiko gangguan integritas kulit
pemberian terapi antibiotika etelah diberikan asuhan 1. Kaji integritas kulit pasien . 'onitor tanda-tanda )ital keperaatan G jam pasien diharapkan integritas 3. 'onitor suhu dan atau kulit pasien utuh dan kelembabab inkubator terjaga. 4. 'onitor kelembaban kulit dan sirkulasi . 'onitor adanya tanda-tanda
Kriteria hasil ?
7aringan integritas, membran mukosa dan kulit utuh.
4
in&eksi pada luka dan pada area insersi kulit. 6. 7aga kebersihan dan kelembaban kulit
Aurgor kulit elastis n&eksi akut tidak
8.
terjadi.
3 jam !. akukan manajemen area
nyaman, ganti posisi setiap
pressure (seperti menggant posisi saturasi seara berkala dan peraatan umbilikus" #. Kolaborasi dalam monitor airan dan elektrolit pasien 10. Kolaborasi dalam pemberian airan enteral dan parentral 1. Kaji pengetahuan orang tua
/nsietas
etelah diberikan asuhan
berhubungan
keperaatan G jam
bayi tentang kondisi
dengan
diharapkan ansietas tidak
bayinya, pengobatan yang
kurangnya
teratasi.
dijalani .
terpapar
pasien untuk
in&ormasi
Kriteria hasil ?
ditandai
@rang tua paham dengan
dengan orang kondisi bayinya, tua
bayi pengobatan, dan
mengeluh bingung
mengungkapkan masalah yang dihadapinya. 3.
prognosisnya.
bayi tentang kondisi
dan
bayinya, pengobatan, dan
khaatir
prognosisnya.
dengan kondisi bayinya.
+. Im"lementas! Ke"era4atan
mplementasi keperaatan dilakukan sesuai dengan renana keperaatan ,.
*)aluasi Keperaatan
N'. 1.
D!agn'sa Ke"era4atan
E*aluas! Ke"era4atan
%roblem kolaborati& kejang
Kejang teratasi
2.
isiko ketidakseimbangan kadar
%asien tidak mengalami edera karena kejang Aidak menunjukkan tanda-tanda
glukosa darah berhubungan dengan
hipoglikemi (lemas, letargi, takikardi,
gangguan metabolik
akral dingin, puat" (skala " Aidak terjadi penurunan kadar
glukosa darah, gula darah normal
(.
isiko per&usi jaringan serebral tidak e&ekti& berhubungan dengan
hipoksia jaringan
+.
isiko in&eksi berhubungan dengan tatalaksana
kejang
(pemasangan
akses )ena, @+A"
,.
isiko gangguan intgritas kulit
berhubungan dengan peraatan bayi dalam inkubator.
.
/nsietas kurangnya
berhubungan terpapar
dengan
in&ormasi
(4-60 mgCdl" (skala " Aidak terjadi kejang (skala " Aingkat kesadaran membaik (skala " Aanda )ital dalam renang normal uhu ? 36,-38, 05 ? 40-60 GCmenit ?100-10 GCmenit (skala " %asien tidak gelisah (skala " Aerbebas dari tanda dan gejala in&eksi (skala " epti marker dalam batas normal (skala " 7aringan integritas, membran mukosa dan kulit utuh. (skala " Aurgor kulit elastis (skala " n&eksi akut tidak terjadi (skala " @rang tua bayi menunjukan pemahaman
kondisi
bayinya,
ditandai dengan orang tua bayi
pengobatan, dan prognosisnya.
mengeluh bingung dan khaatir
(skala "
dengan kondisi bayinya.
BAB III
6
A$UHAN KEPEA;ATAN PADA B< =#> DI UAN/ NICU $UP $AN/LAH DENPA$A
A. PEN/KA#IAN 1. I&ent!tas Pas!en
9ama
?
9o ekam 'edis
? 1801810
AempatCAanggal ahir
?
2mur
? ari
7enis Kelamin
? aki-laki
uku
? 'inang
?
/gama
? slam
9ama /yahCbu,Hali
? bu MD9N
%endidikan /yahCbu,Hali
? arjana
%ekerjaan /yahCbu,Hali
? 'engurus umah Aangga
/lamatC9o Aelp
?7l.
9akula
eminyak
Kuta
?
2. Keluhan Utama
8
Kejang (. !4a8at Kesehatan $aat In!
+. !4a8at Kesehatan 0asa Lalu
a. %re 9atal aat amil
? bu merokok bu minum minuman keras
? Aidak ? Aidak
b. ntra dan %ost 9atal ntranatal
ama %ersalinan
? P 30 menit
aat %ersalinan
? 'atur
Komplikasi %ersalinan
? Aidak /da
Aerapi yang diberikan
? )itamin K
5ara melahirkan
? %er)aginam 9ormal ( " aum *kstrasi
( "
@perasi 5aesar
(Q"
ainya ..
Aempat melahirkan
? umah akit umah
(Q" ( "
umah
( "
ainnya %ostnatal
2saha 9a&as
? Dengan
( "
Aanpa
(Q"
Kebutuhan esusitasi
? Aidak /da
/%+/ kor
? Dikatakan !-#
? Fa C Aidak
Aangisan
@bat-obatan yang diberikan setelah lahir ? )itamin K
Arauma ahir
? /da ( " Aidak ( Q "
9arosis
? /da ( " Aidak ( Q "
Keluarnya 2rineC<
? /da ( Q " Aidak ( "
espon &isiologis atau perilaku yang bermakna ? Aidak ada
%enyakit yang pernah diderita
? Kuat
bu bayi mengatakan dari sejak lahir sampai usia bayi satu hari bayi tidak ada masalah atau tidak ada penyakit yang diderita, sampai kemudian bayi mengalami kejang.
ospitalisasi
@perasi
?
njuriCKeelakaan
?
tidak
pernah
mengalami
ijuriCkeelakaan
/lergi
? Aidak ada riayat alergi.
munisasi
? epatitis <
%engobatan
? elama di iloam bayi mendapatkan
terapi ? raat niu, oksigen, D d10$ bolus 6 ml dalam 1 menit jika
#
gula darah B 48, D d10$ maintenane 1!0 ml dalam 4 jam, gentamyin 1G1 mg (intra )ena", ampiillin G10 mg (intra )ena" ,. !4a8at $'s!al
a. %engasuh bu bayi mengatakan selama bayi lahir dan masih mendapatkan peraatan di iloam bayi diraat oleh tim medis iloam tanpa pengasuh pribadi. b. %embaaan eara 2mum . ubungan dengan /nggota Keluarga bu bayi mengatakan sejak bayi lahir ibu hanya berdua dengan bayinya, oleh karena ayah bayi ke
. !4a8at Keluarga
a. osial *konomi bu bayi mengatakan selama hamil sampai usia kehamilan bulan seluruh keperluannya dibiayai oleh suaminya, tetapi setelah suaminya kembali ke
30
bulan, tempat tinggalnya bersih dan nyaman. etelah usia kehamilnya memasuki trimester ketiga ia tinggal di 7imbaran bersama temannya dan orang tua temanya. Aempat tinggalnya di 7imbaran juga bersih dan nyaman. . %enyakit keluarga bu bayi mengatakan di dalam keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus. bu juga mengatakan tidak ada riayat kejang pada keluarganya ataupun pada anak sebelumnya. +enogram
Keterangan ?
? aki-laki ? %erempuan ? Ainggal erumah ? %asien
. P'la Kesehatan
a. %emeliharaan dan %ersepsi Kesehatan bu mengatakan selama hamil rajin melakukan pemeriksaan ( %ntenatal Care"
ke dokter spesialis kandungan. a juga mengatakan rajin minum
)itamin atau pengobatan yang diberikan selama hamil. bu bayi mengatakan kesehatan bayinya merupakan hal terpenting saat ini, ia berharap bayinya epat sembuh dan dapat berkumpul bersama. b. 9utrisi ('akanan dan 5airan" 31
elama kehamilan ibu mengatakan mengkonsumsi makanan yang bergi;i, minum air yang ukup dan konsumsi buah-buahan. aat pengkajian bayi dipuasakan sementara.
bu bayi mengatakan kesehatan bayinya adalah yang utama baginya saat ini. bu bayi mengatakan sudah paham dengan kondisi bayinya karena sudah mendapatkan penjelesan dari dokter. i. eksual
a. Keadaan 2mum ?
+erak
dan
tangis
bayi
lemah
tidak
terdapat
gruntingCmerintih. Harna kulit bayi merah. tonus otot baik. b. Aingkat Kesadaran
? 5omposmentis
AD
? mmg
9adi ? 1! GCmenit
?60 GCmenit
<<
? !43 gr
A<
? 4! m
uhu
/
? m
K
? 33 m
D
? 3 m
. Kulit Kulit bersih. Harna kulit kemerahan tidak terdapat iterus. Aurgor kulit elastis. Aidak terdapat luka, sianosis, kutis marmorata, sklerema, perdarahan maupun hematom. d. Kepala Kepala bersih, tidak terdapat luka, arna rambut hitam. Kepala simetris, ubun-ubun besar terbuka datar, ubun-ubun keil terbuka datar. Aidak terdapat miro hephali atau hydrohepali. Aidak terdapat epal hematoma dan aput suedaneum. Aidak ada dismor&ik pada ajah. e. 'ata
33
'ata simetris, sklera tidak ikterik, konjungti)a tidak anemis, pupil isokor, re&lek pupil positi&. 'ata bersih tidak terdapat edema dan kotoran mata. &. Aelinga Aelinga simetris, tidak terdapat kotoran. g. idung idung simetris, tidak terdapat seret, na&as uping hidung tidak ada. Aerpasang nasal anul. h. 'ulut 'ulut bersih, tidak terdapat seret atau hipersali)a, tidat terdapat labioshi;is, labiopalatoshi;is ataupun labiogenatopalatoshi;is. 'ukosa bibir lembab. e&lek hisap tidak terkaji oleh karena pasien puasa. idah terlihat bersih. Aerpasang @+A. i. eher eher bersih. Aidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar tiroid dan bendungan )ena jugularis. j. Dada
%aru-paru Aerdengar suara )esikuler pada paru-paru dekstra dan sinistra, tidak terdapat hee;ing ataupun ronkhi.
7antung Aerdengar suari 1 tunggal reguler, tidak terdengar regurgitasi ataupun murmur.
34
k. /bdomen /bdomen terlihat bersih, tidak terdapat luka, tidak terdapat distensi.
e&lek 'oro
? %ositi&, bayi terkejut saat mendengar suara keras
e&lek +rasping
? %ositi&, bayi menggenggam jari peraat saat
diletakan di telapak tangannya.
e&lek outing
? %ositi&, bayi memutar kepala menghadap pipi yang
disentuh.
e&lek uking
? Aidak terkaji oleh karena bayi sedang dipuasakan.
e&lek 'enguap
? %ositi&
e&lek
? %ositi&
e&lek
7. Pemer!ksaan D!agn'st!k Penunjang
3
a. Laboratorium
Aanggal
asil
atuan
9ilai ujukan
0-1-018 %kl. 14.30
ematologi Darah egkap H<5 11.#1 9*$ 8.34
F$
33.81
'@$ *@$ $ 9*R FR '@R *@R
.64 1.!! 1.43 6.!3 4.0 0.68 0. 0.18 .3 1#.#4 60.88 114.30 38.1 3.!1
<5 +< 5A '5 '5 %55
%kl. 1!.1
03-1-018 %kl. 18.48 0-1-018 %kl. 0.4#
DH %A A /A@ +lukosa darah 9atrium Kalium
18.! 4.68 0.04 0 18
3.88 Klorida #3.0 %%A 0.4 9 1.!3 /%AA 4. +lukosa darah 3! ematologi Darah egkap H<5 #.46 9*$ 1.6!
F$
3.!8
10 3CL $
#.10-34.0 6.#0-
$
6#.10 8.40-
$ $ $ 103CL 103CL 103CL 103CL 103CL 103CL gCd $ & pg gCd
30.!0 0.0-10.30 0.0-.!0 0.0-1.10 6.00-3.0 .0-10.0 0.00-3.0 0.00-.00 0.0-0.4 4.0-6.6 14.-. 4.0-68.0 #.0-11.0 31.0-38.00 #.00-
$ 10 3CL mgCd mmolC mmolC mmolC detik
36.00 14.#-1!.8 140-440 B 0.0 4-60 136-14 3.0-.10
detik mgCd
#4-110 10.!-14.4 0.#-1.1 4-36 4-60
103CL $
#.10-34.0 6.#0-
$
6#.10 8.4030.!0
36
'@$ *@$ $ 9*R FR '@R *@R
!.0 3. 1.16 4.!# 3.3# 0.86 0.31 0.11 .8 0.31 60.08 113.#0 3!.3 33.!1
<5 +< 5A '5 '5 %55
%kl. 0.4#
DH %A A /A@ +lukosa darah 9atrium Kalium
18.08 66.6# 0.11 0 140
4.6 Klorida 103. os&or anorganik 'agnesium %roalsitonin
4.4! 1.60 0.0#
$ $ $ 103CL 103CL 103CL 103CL 103CL 103CL gCd $ & pg gCd
0.0-10.30 0.0-.!0 0.0-1.10 6.00-3.0 .0-10.0 0.00-3.0 0.00-.00 0.0-0.4 4.0-6.6 14.-. 4.0-68.0 #.0-11.0 31.0-38.00 #.00-
mgCd mmolC mmolC
36.00 14.#-1!.8 140-440 B 0.0 4-60 136-14 3.0-.10
mmolC
#4-110
mgCd mgCd ngCm
.-4. 1.6-.6 B 0.1
$ 10 3CL
Aabel hasil pemeriksaan gula darah seaktu menggunakan < tik Har!-tgl
#am -Has!l
abtuC
0.00 ita C lo
-1-18
1.00 ita C 13 mgCd
'inggu
3.00 ita C mgCd 01.00 ita C 10 mgCd
3-1-18
0.00 itaC 1 mgCd 03.00 itaC 13 mgCd 06.00 itaC 1# mgCd 0!.00 itaC 36 mgCd
38
11.00 itaC 181 mgCd 13.00 itaC 436 mgCd 14.00 itaC 48! mgCd 1.00 itaC 43# mgCd enin
0.00 itaC #8 mgCd 01.00 itaC !3 mgCd
4-1-18
06.00 itaC 4# mgCd 14.00 itaC !# mgCd
elasa
.00 itaC 40 mgCDl 01.00itaC 6# mgCd
-1-18
06.00 itaC 4 mgCd 11.00 itaC 60 mgCd
b.
a&!'l'g!
1" %emeriksaan '5A an Kepala irisan aGial tanpa kontras Aanggal 0-1-018 %kl 0.6 HA/ Aampak lesi hiperdens berdensitas darah yang mengisi &alk erebri posterior uli dan gyri merapat ystem )entrikel dan isterna menyempit Aak tampak de)iasi midline struktur Aak tampak kalsi&ikasi abnormal %ons dan erebellum tak tampak kelainan @rbita dan mastoid kanan kiri tak tampak kelainan inus maksilaris, &rontalis, ethmoidalis dan sphenoidalis kanan kiri tak tampak kelainan 5al)aria dan basis ranii tak tampak kelainan 5/% tak tampak kelainan Kesan
Sub %racnoi& 'aemorr!age &i falk cerebri posterior E&ema cerebri
" oto baby gram 3!
Aanggal 03-1-018 %kl 06.40 HA/ 5or ? kesan membesar %ulmo ? tampak in&iltrate pada paraardial kanan dan suprahiler kiri inus pleura kanan kiri tajam Dia&raghma kanan kiri normal Kontur ginjal kanan kiri tak tampak jelas %soas line kanan kiri tak tampak jelas Distribusi gas usus meningkat berampur &eal material
Car&iomegaly (neumonia "ampak terpasang (#CC &engan tip &istal terproyeksi setinggi C"! * sisi kanan, tak tampak komplikasi pemasangan
1?. Tera"!
Desember 018
Tera"! 8ang D!"er'leh
a. @ksigen high &lo 6 lpm b. /mpiillin G 10 mg . /mikasin G 3 mg d. DeGametason (bolus" 1 G 0,3 mg e. %henytoin G 8, mg &. D1,$ 1!0 ml, 9a5l 0,#$ 4 ml, K5l 3ml, a glukonas 3 ml, amino&lusin ped 30 ml 0, grCkgChari keepatan 10 mlCjam (saat di D" g. %henytoin 30 mg dalam 0 ml 9a5l 0.#$ (". keepatan 60 mlCjam
3#
h. D.$ 1# ml 9a5l 3$ 4 ml, K5l 3 ml, a glukonas 3 ml, amino&lusin ped 60 ml. Keepatan 1, mlCjam (+ 10,1" i. ipid 1 mlChari. Keepatan 0,6 mlCjam 3 Desember 018
j.
4 Desember 018
h. Drip heparin 1 unitCml keepatan 0,1 mlCjam a. @ksigen high &lo 6 lpm b. /mpiillin G 10 mg . /mikasin G 3 mg d. %henytoin G 8, mg e. D10$ 1!! ml 9a5l 3$ 11 ml, K5l 3 ml, a glukonas 3 ml, amino&usin ped ! ml. Keepatan 1 mlCjam (+ ,8" &. ipid mlChari keepatan 1 mlCjam
Desember 018
g. Drip heparin 1 unitCml keepatan 0,1 mlCjam a. @ksigen high &lo 6 lpm b. /mpiillin G 10 mg . /mikasin G 3 mg d. %henytoin G 8, mg e. D10$ 1!0 ml 9a5l 3$ 11 ml, K5l 3 ml, a glukonas 3 ml, amino&usin ped ! ml. Keepatan 1 mlCjam (+ ," &. lipid 8 mlChari keepatan 0,3 mlCjam g. Drip heparin 1 unitCml keepatan 0,1 mlCjam
40
11. In%'rmas! La!n
Done Score rekuensi 9a&as etraksi 5yanosis /ir *ntry 'erintih Aotal skor
kor 1
60 GCmenit Aerdapat retraksi minimal Aidak ada Aidak ada gangguan Aidak ada
0
0 0 0 1 (gangguan perna&asan ringan"
Pengkajian Nyeri
kor %osturCtonus leksi dana tau *kstensi 9!s!k
kor 9ilai 1 1
%ola Aidur
kaku atau tegang /gitasi atau
elaks
0
0
*kspresi
lemah 'eringis
'engerutkan
1
1
Dahi Aidak 'erah 'uda
0 0
0 0
Aangis Harna
Fa %uat ? kehitaman atau kemerahan 9!s!'l'g!s
aju 9a&as Denyut
/pnea luktuasi
Aakipnea Aakikardi
1 1
1 1
7antung aturasi Aekanan
Desaturase ipohiper)entilas
9ormal 9ormal
0 0
0 0
Aidak 9yeri Aotal kor
0
0 4
Darah i %ersepsi %eraat /da 9yeri nter)ensi yang diperlukan 41
B
?
pemberian
kenyamanan
keperaatan I ? paraetamol I10 ? 95', paraetamol, narkotik B. Anal!sa Data
D/A/ D ? Aidak ada
'///C%@<*' %roblem kolaborati& kejang
%*9F*
D@ ? bayi kejang dengan
%enurunan energi ke otak
mata mendelik keatas kaki menghentak ke
%K Kejang
atas +ula darah seaktu ?
Sub %racnoi& 'emor!age
0 mgCdl hasil
pemeriksaan
*dema 5erebri
'5A san kepala ? Sub
%racnoi&
'emor!age
di +alk
Cerebri
(osterior,
%K Kejang
E&ema Cerebri
D ? Aidak /da
Ketidakstabilan
D@ ?
glukosa darah
+ula darah seaktu ?
kadar
+angguan 'etabolik ipoglikemi
0 mgCdl D ? Aidak /da
isiko in&eksi
'anajemen pengobatan
D@ ? riayat ibu ketuban
Aatalaksana kejang
hijau
%rosedur in)asi)e (akses
bayi terpasang %55,
pembuluh darah,
@+A
pemasangan @+A" 4
D ? Aidak /da
isiko gangguan integritas
D@ ?
kulit
isiko in&eksi 'anajemen pengobatan %eraatan dalam nkubator
inkubator
(Kelembaban" isiko gangguan integritas kulit
C. D!agn'sa Ke"era4atan
1.
Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan gangguan metabolik ditandai dengan +ula darah seaktu 0 mgCdl
.
%roblem kolaborati& kejang
3.
isiko in&eksi berhubungan dengan tatalaksana kejang (pemasangan akses )ena, @+A"
4.
isiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peraatan bayi dalam inubator.
D. en)ana Ke"era4atan E. Im"lementas! Ke"era4atan
43
9. E*aluas! Ke"era4atan
Tgl-
N'
#am
D@.
-1-18
1
0.00
E*aluas!
Para%
? Aidak ada @ ? +erak dan tangis bayi ukup, tidak ada letargi, kesadaran omposmentis, tidak ada kejag, gula darah bayi 66 mgCd / ? 'asalah teratasi
-1-18
0.00
% ? %ertahankan kondisi pasien ? Aidak ada @ ? +erak dan tangis bayi ukup, kesadaran omposmentis, tidak ada kejag, tidak ada edera akibat kejang / ? 'asalah teratasi
-1-18
3
0.00
% ? %ertahankan kondisi pasien ? Aidak ada @ ? +erak dan tangis bayi ukup, tidak ada tanda-tanda in&eksi, tidak ada phlebitis. hasil pemeriksaan septi marker dalam batas normal H<5 #,46 10 3CL A atio 0,11 %roalsitonin 0,0# / ? 'asalah teratasi
-1-18 0.00
4
Nama-
% ? %ertahankan kondisi pasien ? Aidak ada @ ? 7aringan integritas, membran mukosa dan kulit utuh, turgor kulit elastis, in&eksi akut tidak terjadi. / ? 'asalah teratasi % ? %ertahankan kondisi pasien
BAB I
44