PENYAKIT JANTUNG REMATIK
I.
DEFINISI Demam Reumatik / penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradan peradangan gan sis sistem temik ik akut akut atau atau kronik kronik yang yang merupa merupakan kan suatu suatu reaksi reaksi autoim autoimun un oleh oleh infeksi infeksi Beta Beta Strept Streptoco ococcu ccus s Hemoly Hemolytic ticus us Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu satu atau atau lebih lebih gejala gejala mayor mayor yaitu yaitu Poliar Poliarthr thriti itis s migran migrans s akut, akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
II.
ETIOLOGI Dem Demam
reum eumatik atik,,
sepe seperrti
haln halnya ya
deng dengan an
peny penyak akit it
lain ain
merupak merupakan an akibat akibat intera interaksi ksi indivi individu, du, penyeb penyebab ab penyak penyakit it dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh Beta Streptococcus Hemolyticus Grup Grup A berbed berbeda a dengan dengan glomer glomerulo ulonef nefrit ritis is yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan infeks infeksii strept streptoco ococcu ccus s dikuli dikulitt maupun maupun dis disalu aluran ran nafas, nafas, demam demam reuma reumatik tik agakny agaknya a tidak tidak berhub berhubung ungan an dengan dengan infeks infeksii streptococcus dikulit. Faktor Faktor-fak -faktor tor predis predispos posisi isi yang yang berpen berpengar garuh uh pada pada timbul timbulnya nya demam reumatik dan penyakit jantung reumatik terdapat pada individunya sendiri serta pada keadaan lingkungan.
Faktor-faktor pada individu : 1.
Faktor genetik Adanya Adanya antigen antigen limfos limfosit it manusi manusia a ( HLA ) yang yang tinggi tinggi.. HLA terh terhada adap p dema demam m rema remati tik k
menu menunj njkan kan hubu hubung ngan an deng dengan an
aloantigen aloantigen sel B spesifik spesifik dikenal dikenal dengan dengan antibodi antibodi monoklonal monoklonal dengan status reumatikus 2.
Jenis kelamin Dema Demam m
reum reumat atik ik seri sering ng dida didapa patk tkan an pada pada anak anak
wanit anita a
dibandi dibandingka ngkan n dengan dengan anak anak laki-l laki-laki. aki. Tetapi Tetapi data data yang yang lebih lebih besa besarr menu menunj njukk ukkan an tidak tidak ada ada perb perbed edaan aan jeni jenis s kela kelami min, n,
meski eskipu pun n
mani manife fest stas asii
ter tertentu entu
mungk ungkin in
lebi lebih h
seri sering ng
ditemukan pada satu jenis kelamin. 3.
Golongan etnik dan ras Dat Data
di
Amerika rika
Utar Utara a
menun enunjjukka ukkan n
per pertama ama
maupu aupun n
ulan ulang g
dem demam
bahw bahwa a
reumat umatiik
ser serang angan
lebi ebih
ser sering ing
didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit kulit puti putih. h. Teta Tetapi pi data data ini ini haru harus s dini dinila laii hati hati-h -hat ati, i, seba sebab b mung mungki kin n berb berbag agai ai fakt faktor or ling lingkun kunga gan n yang yang berb berbed eda a pada pada kedu kedua a
golo golong ngan an
ter tersebu sebutt
ikut kut
ber berper peran
atau atau
bahk bahkan an
merupakan sebab yang sebenarnya. 4.
Umur
Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timb timbul ulny nya a dema demam m reum reumati atik k / peny penyaki akitt jant jantun ung g reum reumat atik ik.. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahu tahun n deng dengan an punc puncak ak seki sekitar tar umur umur 8 tahu tahun. n. Tida Tidak k bias biasa a dite ditemu mukan kan pada pada anak anak antar antara a umur umur 3-5 3-5 tahu tahun n dan sang sangat at jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi stre strept ptoc ococ occu cus s pada pada anak anak us usia ia sekol sekolah ah.. Teta Tetapi pi Mark Markow owit itz z menemukan menemukan bahwa penderita penderita infeksi infeksi streptoco streptococcus ccus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun. 5.
Keadaan gizi dan lain-lain Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat dite ditent ntuka ukan n
apak apakah ah meru merupa pakan kan fakto faktorr
pred predis ispo posi sisi si untu untuk k
timbulnya demam reumatik. 6.
Reaksi autoimun Dari ari
penelitian
ditemukan
adany anya
kes kesamaa amaan n
antara ara
polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus grou group p A deng dengan an glik glikop opro rote tein in dala dalam m katu katub b mung mungki kin n ini ini mend menduk ukun ung g
terj terjad adin inya ya
miok miokar ardi diti tis s
dan dan
valv valvul ulit itis is
pada pada
reumatik fever
Faktor-faktor lingkungan : 1.
Kead Keadaa aan n sosi sosial al ekono konomi mi yang ang buru buruk k Mungki Mungkin n ini merupa merupakan kan faktor faktor lingkun lingkungan gan yang yang terpen terpentin ting g seba sebagai gai pred predis ispo posi sisi si untu untuk k
terj terjad adin inya ya dema demam m
reum reumat atik ik..
Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju, jelas
menurun
sebelum
era
antibiotik
termasuk
dalam
keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, buruk, rumah-r rumah-rum umah ah dengan dengan penghu penghuni ni padat, padat, rendahn rendahnya ya pendid pendidikan ikan sehing sehingga ga penger pengertia tian n untuk untuk seger segera a mengob mengobati ati anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah rendah sehingga sehingga biaya untuk perawatan perawatan kesehatan kesehatan kurang dan lain-l lain-lain ain.. Semua Semua hal ini merup merupakan akan faktor faktor-fak -faktor tor yang yang memudahkan timbulnya demam reumatik. 2.
Iklim dan geografi Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi data data akhirakhir-akh akhir ir ini menunj menunjukk ukkan an bahwa bahwa daerah daerah tropis tropis pun memp mempun unya yaii insi inside dens ns yang yang ting tinggi gi,, lebi lebih h ting tinggi gi dari dari yang yang diduga semula. Didaerah yang letaknya agak tinggi agaknya inside insidens ns demam demam reumat reumatik ik lebih lebih tinggi tinggi daripa daripada da didata didataran ran rendah.
3.
Cuaca Peru Perubah bahan an cuac cuaca a yang yang mend mendada adak k seri sering ng meng mengaki akibat batkan kan insi inside dens ns
infe infeks ksii
salu salura ran n
nafa nafas s
bagi bagian an
atas atas
meni mening ngka kat, t,
sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.
III.
PATOGENESIS Demam reumatik adalah penyakit radang yang timbul setelah
infeksi infeksi strept streptoco ococcu ccus s golong golongan an beta beta hemoli hemolitik tik A. Penyak Penyakit it ini menyebabkan lesi patologik jantung, pembuluh darah, sendi dan jaringan sub kutan. Gejala demam reumatik bermanifestasi kirakira 1 – 5 minggu setelah terkena infeksi. Gejala awal, seperti juga beratnya penyakit sangat bervariasi. Gejala awal yang paling sering dijumpai (75 %) adalah arthritis. Bentuk poliarthritis yang bermigrasi. Gejala dapat digolongkan sebagai kardiak dan non kardiak dan dapat berkembang secara bertahap. Dema Demam m reum reumat atik ik dapat dapat meny menyer erang ang semu semua a bagi bagian an jant jantun ung. g. Meskip Meskipun un penget pengetahua ahuan n tentan tentang g penyak penyakit it ini serta serta peneli penelitia tian n terhadap kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A sudah
berk berkem emba bang ng
pesa pesat, t,
namu namun n
mekan ekanis isme me
terj terjad adin inya ya
dem demam
reumatik yang pasti belum diketahui. Pada umumnya para ahli sependapat bahwa demam remautik termasuk dalam penyakit autoimun. Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20
prod produk uk
stre strept ptol olis isin in
ekstr kstras asel el O,
yang ang
strep strepto toli lisi sin n
ter terpent pentiing S,
dian dianttaran arany ya
hial hialur uron onid idase ase,,
ialah alah
stre strept ptok okin inase ase,,
difosforidin nukleotidase, dioksiribonuklease serta streptococcal erytrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi. Pada penderita yang sembuh dari infeksi streptococcus, terdapat kira kira-k -kir ira a
20 sist sistem em anti antige genn-an anti tibo bodi di;;
bebe bebera rapa pa dian dianta tara rany nya a
menetap lebih lama daripada yang lain. Anti DNA-ase misalnya dapat dapat menet menetap ap bebera beberapa pa bulan bulan dan bergun berguna a untuk untuk peneli penelitia tian n terhada terhadap p pender penderita ita yang yang menun menunjuk jukkan kan gejala gejala korea korea sebagai sebagai mani manife fest stasi asi tung tungga gall dema demam m reum reumat atik ik,, saat saat kadar kadar antib antibod odii lainnya sudah normal kembali. ASTO AS TO ( anti anti-s -str trep epto toli lisi sin n O) meru merupak pakan an anti antibo bodi di yang yang pali paling ng dikenal dan paling sering digunakan untuk indikator terdapatnya infe infeksi ksi stre strept ptoc ococ occu cus. s. Lebi Lebih h kura kurang ng 80 % pend pender erit ita a dema demam m reum reumat atik ik
/
peny penyak akit it
jant jantun ung g
reum reumat atik ik
akut akut
menu menunj njuk ukka kan n
kena kenaik ikka kan n tite titerr AS ASTO TO ini; ini; bila bila dila dilaku kukan kan peme pemeri riks ksaan aan atas atas 3 antibodi terhadap streptococcus, maka pada 95 % kasus demam reumat reumatik ik / penyak penyakit it jantun jantung g reuma reumatik tik didapat didapatkan kan pening peninggia gian n atau lebih antibodi terhadap streptococcus.
Patologi anatomis Dasar kelainan patologi demam reumatik ialah reaksi inflamasi eksu eksudat datif if dan prol prolif ifer erasi asi jari jaring ngan an mese mesenk nkim im.. Kela Kelain inan an yang yang menetap hanya terjadi pada jantung; organ lain seperti sendi, kulit, paru, pembuluh darah, jaringan otak dan lain-lain dapat terkena terkena tetapi tetapi selalu selalu reversib reversibel. el. Diagnosis Diagnosis dibuat berdasarkan berdasarkan kriteria jones yang dimodifikasi dari American Heart Association. Dua Dua krit kriter eria ia mayor ayor dan dan satu satu mayo mayorr dan dan dua dua krit kriter eria ia mino minorr menunjukkan menunjukkan kemungkinan kemungkinan besar demam reumatik. Prognosis Prognosis tergantung pada beratnya keterlibatan jantung.
IV.
MANIFESTASI KLINIK Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung
reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium. Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas a tas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A. Keluhan :
Demam
Batuk
Rasa sakit waktu menelan
Muntah
Diare
Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat. Stadium II
Stadiu Stadium m ini dis disebu ebutt juga juga period periode e laten, laten, ialah ialah masa masa antara antara infek nfeksi si
str strept eptococ ococcu cus s
deng dengan an
per permulaa ulaan n
geja gejalla
dem demam
reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1 - 3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian. Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapa dapatt
digo digolo long ngka kan n
meni enifesr fesras asii
spe sp esifi sifik k
dal dalam
dem demam
reumatik. Gejala peradangan umum :
Demam yang tinggi
lesu
Anoreksia
Lekas tersinggung
Berat badan menurun
Kelihatan pucat
gej gejala ala
per peradan adanga gan n
reum eumati atik
umum umum
/peny penyak akiit
dan dan
jantu antung ng
Epistaksis
Athralgia
Rasa sakit disekitar sendi
Sakit perut
Stadium IV
Disebu Disebutt
juga juga stadium stadium inaktif inaktif.. Pada Pada stadium stadium ini penderi penderita ta
demam demam reuma reumatik tik tanpa tanpa kelain kelainan an jantun jantung g / pender penderita ita penyak penyakit it jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa. Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta serta beratny beratnya a kelain kelainan. an. Pasa Pasa fase fase ini baik baik pender penderita ita demam demam reuma reumatik tik maupun maupun penyak penyakit it jantun jantung g reuma reumatik tik sewakt sewaktu-w u-wakt aktu u dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.
IV.
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium darah
Foto Foto
ront ontgen gen
menun enunjjukka ukkan n
pem pembesa besarran
jantung
Elektrokardiogram menunjukkan aritmia E
Echoka Echokardi rdiogr ogram am
menunj menunjukk ukkan an
pembes pembesara aran n
jantung dan lesi
II.
DIAGNOSIS PE PENUNJANG Untu Untuk k
mene enegakka akkan n
diag diagno nosa sa
dem demam
reumat umatiik
dapa dapatt
digunakan Kriteria Jones yaitu :
Kriteria mayor : Poliarthritis Pasi Pasien en deng dengan an kelu keluha han n saki sakitt pada pada send sendii yang yang berp berpin inda dahhpindah, pindah, radang radang sendisendi-sen sendi di besar; besar; lutut, lutut, pergel pergelanga angan n kaki, kaki, pergelangan tangan , siku (poliarthritis migrans). Karditis Peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis).
Eritema marginatum Tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan yang tidak gatal. Noduli subkutan Terletak pada ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut, persendian kaki; tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan. Korea sydenham Gerakka Gerakkan n yang yang tidak tidak dis diseng engaja aja /gerak /gerakkan kan yang yang abnorm abnormal, al, sebagai manifestasi peradangan pada sistem syaraf pusat.
Kriteria Minor :
Memp Mempun unya yaii
riwa riwaya yatt
mend mender erit ita a
dema demam m
reum reumat atik ik
/penyakit jantung reumatik
Athr At hral algi gia a atau atau nyer nyerii send sendii tanpa anpa adan adanya ya tand tanda a obyektif
pada
sendi;
pasien
kadang-kadang
sulit
menggerakkan tungkainya
Demam tidak lebih dari 39 derajad celcius
Leukositosis
Peningkatan Laju Endap Darah (LED)
C-Reaktif Protein (CRF) positif
P-R interval memanjang
Peningkata atan
pulse
denyut
jant antung
saat
tidur
(sleeping pulse)
Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)
Diag Diagno nosa sa dite ditega gakka kkan n bila bila ada ada dua dua krit kriter eria ia mayo mayorr dan dan satu satu kriteria minor, atau dua kriteria minor dan satu kriteria mayor.
Bukti-bukti infeksi streptococcus :
Kultur positif
Ruam skarlatina
Peningkatan antibodi streptococcus yang meningkat
VI.
PENATALAKSANAAN MEDIS Tujuan penatalaksanaan penatalaksanaan medis adalah : Memberantas infeksi streptococcus
Mencegah komplikasi karditis Mengurangi rasa sakit; demam
Pemberantasan infeksi streptococcus : Pemberian penisilin benzatin intramuskuler dengan dosis :
Berat badan lebih dari 30 kg 1,2 juta unit
Berat badan kurang dari 30 kg 600.000 - 900.000 unit Untu Untuk k
pasi pasien en
yang yang
aler alergi gi
terh terhad adap ap
peni penisi sili lin n
dibe diberi rika kan n
eritr eritromi omisin sin dengan dengan dosis dosis 50 mg/kg mg/kg BB/har BB/harii dibagi dibagi dalam dalam 4 dosis pemberian selama kurang lebih 10 hari.
Pencegahan komplikasi karditis : Pemberian penisilin benzatin setiap satu kali sebulan untuk
pencegahan sekunder menurut The American Asosiation Tirah baring bertujuan untuk mengurangi komplikasi karditis
dan mengu menguran rangi gi beban beban kerja kerja jantun jantung g pada pada saat serang serangan an akut demam reumatik Bila pasien pasien ada tanda-t tanda-tanda anda gagal gagal jantun jantung g maka maka diber diberikan ikan Bila terapi digitalis 0,04 – 0,06 mg/kg BB.
Mengurangi rasa sakit dan anti radang : Pasien n diber diberii analge analgetik tik untuk untuk mengu menguran rangi gi rasa rasa sakit sakit yang yang Pasie dider diderita itanya nya.. Salisi Salisilat lat diberi diberikan kan untuk untuk anti anti radang radang dengan dengan dosis 100 mg/kg BB/hari selama kurang lebih dan 25 mg/kg BB/hari selama satu bulan. Predniso ison n diber diberikan ikan selama selama kurang kurang lebih lebih dua mingg minggu u dan Predn tape taperi ring ng off off (dik (dikur urang angii bert bertaha ahap) p) Dosi Dosis s awal awal pred predni nison son 2 mg/kg BB/hari. Diagnosis dibuat berdasarkan kriteria jones yang dimodifikasi dari American Heart Association. Dua kriteria mayor dan satu mayor dan dua kriteria minor menunjukkan menunjukkan kemungkinan kemungkinan besar demam reumatik. reumatik. Prognosis Prognosis tergantung tergantung pada beratnya keterlibatan jantung.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
A.
PENGKAJIAN Tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data tentang : Fungsi jantung
Toleransi terhadap aktivitas dan sikap klien terhadap pembatasan aktivitas
Status nutrisi Tingkat ketidaknyamanan Gangguan tidur Kemampuan klien mengatasi masalah Hal-hal yang dapat membantu klien
Penget Pengetahu ahuan an orang orang tua dan pasien pasien (sesuai (sesuai usia pasien) tentang pemahaman pasien
Pengkajian
Riwayat penyakit
Monitor komplikasi jantung
Auskultasi Auskultasi jantung; jantung; bunyi jantung melemah melemah dengan irama derap diastole
B.
Tanda-tanda vital
Kaji adanya nyeri
Kaji adanya peradangan sendi
Kaji adanya lesi pada kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan stenosis katub Tujuan : COP meningkat Kriteria : -
Klien menunjukan penurunan dyspnea
-
Ikut
berpartisipasi
dalam
aktivitas
serta
mendemonstrasikan peningkatan toleransi
Intervensi : a. Pantau Pantau tekanan tekanan darah, darah, nadi apikal dan dan nadi perifer perifer b. Pantau Pantau irama irama dan frekuensi frekuensi jantung jantung semifowler 450 c. Tirah baring posisi semifowler d. doro dorong ng klie klien n
mel melakuk akukan an tehn tehnik ik mana manage geme men n stre stress ss
( lingkungan tenang, meditasi ) e. bantu aktivit aktivitas as klien sesuai sesuai indika indikasi si bila klien klien mampu mampu f. kolaborasi O2 serta terapi
2.
Intolera Intoleransi nsi
aktivita aktivitas s
b.d b.d
penu penuru runa nan n
card cardia iac c
outp output ut,,
ketidakseimbangan suplai O2 dan kebutuhan Tujuan : Klien dapat bertoleransi secara optimal terhadap aktivitas Kriteria : -
Respon verbal kelelahan berkurang
-
Melak elakuk ukan an
akt aktivi ivitas tas
sesua esuaii
bata atas
kem kemampu ampuan anny nya a
( denyut nadi aktivitas tidak boleh lebih dari 90X/menit, tidak nyeri dada ) Intervensi : Hemat energi klien selama masa akut b. Pertah Pertahanka ankan n tirah tirah baring baring sampai sampai hasil hasil labora laboratt dan status status klinis membaik c. Sejalan alan
dengan
sem semakin kin
baiknya
kea keadaan,
pant antau
peningkatan bertahap pada tingkat aktivitas Buat jadwal aktivitas dan istirahat e. Ajar Ajarkan kan untu untuk k berp berpar arti tisi sipa pasi si dala dalam m akti aktivi vita tas s kebu kebutu tuha han n sehai-hari
f. Ajar Ajarkan kan pada pada anak /oran /orang g tua tua bahwa bahwa perge pergera rakka kkan n yang yang tidak tidak disad disadar arii adal adalah ah dihu dihubu bung ngkan kan deng dengan an korea korea dan temporer. g. Bil Bila a terjad terjadii chore chorea, a, lindu lindungi ngi dari kecelak kecelakaan, aan, bedrest bedrest dan berikan sedasi sesuai program
3.
Nyeri b.d respon inflamasi pada sendi (poliarthritis). Tujuan : tidak terjadi rasa nyeri pada klien Kriteria :
-
Nyeri klien berkurang
-
Klien tampak rileks
-
Ekspresi wajah tidak tegang Klien dapat merasakan merasakan nyaman, nyaman, tidur dengan tenang dan - Klien tidak merasa sakit Intervensi : a. Kaji tingkat tingkat nyeri nyeri dengan dengan menggunak menggunakan an skala skala b. Berikan Berikan tindakan tindakan kenyamanan kenyamanan ( perub perubahan ahan posisi posisi sering sering lingkun kungan
tenang,
pijatan
p u n g u ng
dan
tehnik
manajemen stress) c. Minimalkan Minimalkan pergerakkan pergerakkan untuk mengurangi mengurangi rasa sakit sakit d. Berikan Berikan terapi terapi hangat dan dan dingin dingin pada sendi sendi yang sakit sakit e. Laku Lakuka kan n
dist distrraksi aksi misal isalny nya a
:
teh tehnik nik
relaks laksas asii
dan
hayalan f. Pemb Pember eria ian n anal analge geti tik, k, anti anti pera peradan danga gan n dan dan anti antipi pire reti tik k sesuai program. g. Rujuk ke terapi terapi fisik fisik sesuai sesuai persetu persetujun jun medik medik
4.
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorek anoreksia sia,, mual, mual, muntah muntah,, rasa rasa sakit sakit waktu waktu menel menelan an dan peradangan pada tonsil disertai eksudat. Tujuan : tidak terjadi penurunan nutrisi pada klien Kriteria :
-
Nafsu makan klien bertambah
-
Klien tidak merasa mual, muntah
-
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi : Beri makan sedikit tapi sering (termasuk cairan) Masukkan makanan kesukaan anak dalam diet c. Anj Anjurk urkan an untuk makan makan sendiri sendiri,, bila bila mungki mungkin n (kelem (kelemaha ahan n otot dapat membuat keterbatasan) Memilih makanan dari daftar menu Atur makanan secara menarik diatas nampan Atur jadwal pemberian makanan Berikan makanan yang bergizi tinggi dan berkualitas.
5.
kelebihan
volume
cairan
berh berhub ubun unga gan n
deng dengan an
menuru menurunny nnya a filtra filtrasi si glome glomerul rulus, us, reten retensi si natriu natrium m dan air, air, meningkatnya tekanan hidrostatik Tujuan : volume cairan seimbang Kriteria : -
Volume Volume cairan cairan stabil, stabil, dengan keseimbangan keseimbangan masukan masukan dan pengeluarn
- Tidak terdapat odema
Intervensi : -
Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna
-
Pant Pantau au
kese keseim imba bana nagn gn
masu masuka kan n
dan dan
peng pengel elua uara ran n
selama 24 jam
6.
-
Berikan makanan yang mudah dicerna porsi kecil, sering
-
Ukur lingkar abdomen sesuai indikasi
-
Kolaborasi pemberian diuretik
Pol Pola
pern pernaf afas asan an
tak
efek efekttif berhub berhubung ungan an
dengan dengan
penurunan ekspansi paru Tujuan : pola nafas efektif Kriteria Hasil : -
Frekuensi nafas dan kedalaman dalam rentang normal
Intervensi : -
Kaji Kaji frek frekue uensi nsi,, kedal kedalam aman an pern pernafa afasan san dan dan eksp ekspans ansii dada, catat pernafasan/upaya pernafasan
-
Auskultasi bunyi nafas dan catat bunyi nafas
- Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi -
Kolaborasi terapi O2
7.
Kurangnya
pengetahuan
orang
peng pengob obat atan an,,
pemb pembat atas asan an
akti aktivi vita tas, s,
tua
/
anak b.d
resi resiko ko
komp kompli lika kasi si
jantung. Tujuan : pengetahuan orang tua /anak bertambah Kriteria : - Orang tua mengetahui tentang proses penyakit dan efek
dari penyakit - Orang tua mau berpartisipasi dalam program pengobatan
mengetahui pentingnya pentingnya pembatasan pembatasan aktifitas aktifitas - Orang tua mengetahui pada anak Intervensi : a. Au Aus skul kultasi tasi
buny bunyii
jant antung ung
untu untuk k
menge engettahui ahui
adan adany ya
perubahan irama Pemberian antibiotik sesuai program c. Pemb Pembat atasa asan n akti aktivi vita tas s samp sampai ai mani manife fest stas asii klin klinis is dema demam m reumatik tidak ada dan berikan periode istirahat Berikan terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat lelah.
8.
Perubahan proses keluarga b.d kondisi penyakit anak. Tujuan : -
Memp Memper ersi siap apkan kan kelu keluar arga ga untu untuk k dapat dapat mera merawa watt anak anak dengan penyakit demam reumatik / jantung reumatik
-
Keluarga dapat beradaptasi dengan penyakitnya
Kriteria : Keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul dari adanya tand tanda a dan dan geja gejala la yang ang munc muncul ul dan dan memb member erik ikan an menyediakan lingkungan yang sesuai dengan anak. Intervensi : Berikan dukungan emosional pada keluarga dan anak Anjurkan orang tua untuk mengekspresikan perasaannya
atau atau
c. An Anju jurk rkan an anak anak untu untuk k berb berbagi agi rasa tidak tidak berd berday aya, a, malu malu,, ketakut ketakutan an yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan manife manifestas stasii penyak penyakit it (misal: korea, karditis dan kelemahan otot) d. Bert Bertin indak dak seba sebagai gai pembel pembela a dan peng penghu hubu bung ng anak anak dan dan kelu keluar arga ga
deng dengan an
angg anggot ota a
tim tim
pera perawa wata tan n
kese keseha hata tan n
lainnya e. Anjurkan Anjurkan anak untuk berhubungan berhubungan dengan teman sebaya sebaya f. Doro Dorong ng kete keterl rlib ibat atan an anak anak dala dalam m akti aktivi vita tas s rekr rekrea easi si dan dan aktivitas pengalih yang sesuai dengan usia.