ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PIELONEFRITIS
Disusun oleh Deah Karina Saputri Inna Ulfi Hanraini Lisa Rahatul Husna Neti Sarti!a
Tin"!at # A Dose Dosen n Pen Pen"a "apu pu
$ Ns% Ns% Su Suit itro ro A&i Putr Putra% a% S'Ke S'Kep' p'%% ('K ('Kes es''
DIPLO(A DIP LO(A III KEPERAW KEPE RAWA ATAN POLTEKKES KE(ENKES PALE()ANG TAHUN A*ARAN +,#-.+,#/
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-nya, kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pielonefritis. Asuhan Keperawatan ini kami uat dalam rangka memenuhi tugas mata mata kuliah kuliah Keperaw Keperawata atan n !edika !edikall "edah. "edah. Kami Kami mengu# mengu#apk apkan an terima terima kasih kasih kepada kepada semua semua pihak pihak yang yang telah telah meman memantu tu dalam dalam penye penyelesa lesaian ian makalah makalah ini terutam terutamaa kepada kepada apak apak $s, Sumit Sumitro ro Adi Adi Putra, Putra, S.Kep. S.Kep.,, !.Kes. !.Kes. selaku dosen pemiming penyusunan penyusunan asuhan keperawatan ini. Semoga Semoga asuhan keperawatan keperawatan ini dapat ermanfaat ermanfaat agi pihak yang yang memerlukan khususnya kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat ter#apai. Kami menyadari ahwa masih anyak kekurangan dan kesalahan didalam asuhan kepe kepera rawa wata tan n ini. ini. %ntu %ntuk k itu itu kami kami erh erhar arap ap adan adany ya krit kritik ik dan dan sara saran n yang ang memangun guna keerhasilan penulisan yang akan datang.
Palemang, &' (ktoer &)*+
Penulis
DAFTAR ISI ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-nya, kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pielonefritis. Asuhan Keperawatan ini kami uat dalam rangka memenuhi tugas mata mata kuliah kuliah Keperaw Keperawata atan n !edika !edikall "edah. "edah. Kami Kami mengu# mengu#apk apkan an terima terima kasih kasih kepada kepada semua semua pihak pihak yang yang telah telah meman memantu tu dalam dalam penye penyelesa lesaian ian makalah makalah ini terutam terutamaa kepada kepada apak apak $s, Sumit Sumitro ro Adi Adi Putra, Putra, S.Kep. S.Kep.,, !.Kes. !.Kes. selaku dosen pemiming penyusunan penyusunan asuhan keperawatan ini. Semoga Semoga asuhan keperawatan keperawatan ini dapat ermanfaat ermanfaat agi pihak yang yang memerlukan khususnya kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat ter#apai. Kami menyadari ahwa masih anyak kekurangan dan kesalahan didalam asuhan kepe kepera rawa wata tan n ini. ini. %ntu %ntuk k itu itu kami kami erh erhar arap ap adan adany ya krit kritik ik dan dan sara saran n yang ang memangun guna keerhasilan penulisan yang akan datang.
Palemang, &' (ktoer &)*+
Penulis
DAFTAR ISI ii
Kata Pengantar Pengantar ..... .......... ........ ... ii aftar aftar si si .. .. iii "a Pendahuluan Pendahuluan . ... .. * *.* /atar "elakang "elakang * *.& 0umusan 0umusan !asalah !asalah .. .... & *.1 Tuju Tujuan an . . & "a Tinjaun Tinjaun Pustaka Pustaka .. .. 1 "a Asuhan Keperawatan..................... Keperawatan............................................ .............................................. ............................ ..... *' "a 2 Penutup..1) 3.* Kesimpulan Kesimpulan .. 1) 3.& Saran Saran ... ... 1) aftar Pustaka Pustaka ... ... 1*
iii
)A) I PENDAHULUAN #'#
Latar )ela!an"
nfeksi Traktus %rinarius 4%T5 sering terjadi dan menyerang manusia tanpa memandang usia, terutama perempuan. %T ertanggung jawa atas sekitar tujuh juta kunjungan pasien kepada dokter setiap tahunnya di Amerika Serikat 4Stamm,*''65. Se#ara mikro iologi %T dinyatakan
ada
jika
terdapat
akteriuria
ermakna
4ditemukan
mikroorganisme patogen *)+ ml pada urin pan#aran tengah yang dikumpulkan pada #ara yang enar5. Anormalitas dapat hanya 4akteriuria
asimtomatik5
atau
erkolonisasi akteri dari urine akteriuria
dapat
disertai
infeksi
simtomatikndari struktur-struktur traktus urinarius7 %T umumnya diagi dalam dua su kategori esar8 %T agian awah 4uretritis,sistitis, prostatitis5 dan %T agian atas 4pielonefritis akut5. Sistitis akut 4infeksi 9esika urinaria5 dan pielonefritis akut 4 infeksi pel9is dan interstisium ginjal5 adalah infeksi yang paling erperan dalam menimulkan morilitas tetapi jarang erakhir seagai gagal ginjal progresif. Pielonefritis merupakan infeksi piala pada ginjal, tuulus dan jaringan interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. "akteri men#apai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal. !eskipun ginjal menerima &): sampai &+: #urah jantung, akteri jarang yang men#apai ginjal melalui aliran darah; kasus penyearan se#ara hematogen kurang dari 1:. Pielonefritis sering seagai akiat dari refluks ureteri9esikal, dimana katup urete9esikal yang tidak kompeten menyeakan urine mengalir alik 4refluks5 ke dalam ureter. (struksi traktus urinarius 4 yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi5, tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia prostatik enigna, dan atu urinarius merupakan penyea yang lain. Pielonefritis dapat akut dan kronis. *
#'+
Ruusan (asalah
Adapun rumusan masalah pada asuhan keperawatan ini 8 *. &. 1. 3. +. ?. . 6. #'+
"agaimana efinisi dari Pielonefritis< "agaimana =fidemologi Pielonefritis< "agaimana >amaran Klinisnya< "agaimana =tiologi dari Pielonefritis< "agaimana !anifestasi Klinis< "agaimana Pemeriksaan @isik dan iagnostik< "agaimana Penataksanaan< "agaimana Komplikasi dari Pielonefritis< Tu0uan Penulisan
*. &. 1. 3. +. ?. . 6.
%ntuk mengetahui efinisi dari Pielonefritis. %ntuk mengetahui =fidemologi Pielonefritis. %ntuk mengetahui >amaran Klinis Pielonefritis. %ntuk mengetahui =tiologi dari Pielonefritis. %ntuk mengetahui !anifestasi Klinis pielonefritis. %ntuk mengetahui Pemeriksaan @isik dan iagnostik. %ntuk mengetahui Penataksanaan. %ntuk mengetahui Komplikasi dariPielonefritis.
)A) II TIN*AUAN PUSTAKA
+'#
Definisi Pielonefritis
&
Pielonefritis akut adalah infeksi atau peradangan pada pielum dengan manifestasi pementukan jaringan perut pada ginjal dan dapat menyeakan kerusakan pada ginjal, gagal ginjal, pementukan ases 4misalnya nefrik, perinefrik5, sepsis, syok, atau kegagalan multisistem. Pada umumnya kuman yang menyeakan infeksi ini erasal dari saluran kemih agian awah yang naik ke ginjal melalui ureter. Kuman itu adalah =s#here#hia #oli, Proteus, Klesiella spp, dan kokus gram positif, yaitu Strepto#o##us fae#alis dan entrerokokus. Kuman Staphylo#o##us aureus dapat menyeakan pielonefritis melaui penularan se#ara hematogen. !eskipun ginjal menerima &): -&+: #urah jantung, akteri jarang men#apai ginjal melalui darah; kasus penyearan se#ara hematogen kurang dari 1: 4"runner B Suddarth, &))&8 *31?5. nflamasi pel9is ginjal diseut Pielonefritis, penyea radang pel9is ginjal yang paling sering adalah kuman yang erasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pel9is ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang kronis 4Tamayong. &)))5. Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timul se#ara hematogen atau retrograd aliran ureterik 4C. D. =. %nderwood, &))&8 ??65. Pielonefritis sering seagai akiat dari refluks uretero 9esikal, dimana katup uretro9resikal yang tidak kompeten menyeakan urin mengalir aik4refluks5 ke dalam ureter. (struksi traktus urinarius yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi5, tumor kandung kemih, striktur, hyperplasia prostatik enigna, dan atu urinarius merupakan penyea yang lain. Se#ara umum terdapat dua jenis Pielonefritis yakni8 *. Pielonefritis Akut Pielonefritis akut iasanya singkat dan sering terjadi infeksi erulang karena terapi yang tidak sempurna atau infeksi aru. &): dari infeksi yang erulang terjadi dua minggu setelah terapi selasai. nfeksi akteri dari saluran kemih agian awah kearah ginjal akan mempengaruhi fungsi ginjal. nfeksi saluran urinarius agian atas dikaitkan dengan selimut antiody akteri dalam urine. >injal iasaya memesar disertai 1
infiltrasi interstisiil sel-sel inflamasi. Ases dapat dijumpai pada kapsul ginjal
dan pada
taut
kortikomedularis dan
pada akhirnya
akan
menyeakan atrofi dan kerusakan tuulus serta glomerulus. &. Pyelonefritis Kronis Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal se#ara permanen akiat inflamasi yang erulang kali dan timulnya parut dan dapat menyeakan terjadinya renal failure 4gagal ginjal5 yang kronis. >injal pun mementuk jaringan parut progresif, erkontraksi dan tidak erfungsi. Proses perkemangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang erulang-ulang erlangsung eerapa tahun atau setelah infeksi yang gawat.
+'+
Epi&eolo"i
"erdasarkan hasil penelitian pielonefritis leih sering terjadi pada anak perempuan diandingkan dengan anak laki-laki. Karena entuk uretranya yang leih pendek dan letaknya erdekatan dengan anus. Studi epidemiologi menunjukkan adanya akteriuria yang ermakna pada *: sampai 3: gadis pelajar. +:-*): pada perempuan usia suur, dan sekitar *): perempuan yang usianya telah meleihi ?) tahun. Pada hampir '): kasus, pasien adalah perempuan. Perandingannya penyakit ini pada perempuan dan laki-laki adalah & 8 *.
+'1
Ga2aran Klinis
>amaran klasik dari pielonefritis akut adalah demam tinggi dengan disertai menggigil, nyeri di daerah perut dan pinggang, disertai mual dan muntah. Kadang terdapat gejala iritasi pada uli-uli, yaitu erupa disuri, frekuensi atau urgensi. Pada pemeriksaan fisis terdapat nyeri pada pinggang dan perut, suara usus melemah seperti ileus paralitik. Pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya leukositosis disertai peningkatan laju endap darah, urinalisis terdapat piuria, akteriuria, dan hematuria. Pada pielonefritis 3
akut yang mengenai kedua sisi ginjal terjadi penurunan faal ginjal; dan pada kultur urine terdapat akteriuria. Pemeriksaan foto polos perut menunjukkan adanya kekauran dari ayangan otot psoas dan mungkin terdapat ayangan radio-opak dari atu saluran kemih. Pada 2% terdapat ayangan ginjal memesar dan terdapat keterlamatan pada fase nefrogram. Perlu diuat diagnosis anding dengan inflamasi pada organ di sekitar ginjal antara lain 8 pankreatitis, appendisitis, kolesistitis, di9ertikulitis, pneumonitis dan inflamasi pada organ pel9is.
+'3
Etiolo"i
Penyea dari pielonefritis, meliputi hal-hal erikut. *. %ropatogen. Agen akteri, meliputi =s#heri#hia #oli, Klesiella, Proteus, dan Staphylo#o##us aureus. &. nfeksi saluran kemih. Terutama pada kondisi stasis kemih akiat atu saluran kemih, refluks 9esikoureter dan penurunan immunitas pada proses penuaan,kehamilan serta peningkatan kadar glukosa dalam urine pada pasien diaetes melitus dimana akan menyeakan pertumuhan akteri leih es ar.
+'-
Patofisiolo"i
n9asi akteri pada parenkim ginjal memerikan manifestasi peradangan dalam entuk pielonefritis. nfeksi dipengaruhi oleh faktor in9asi akteri dan faktor imunologis host. @aktor akteri seperti =s#heri#hia #oli yang ersifat uropatogenik menempel pada sel epitel, dan mampu ertahan dari pemersihan aliran urine. n9asi akteri ini melekat pada epitel dan mema#u respons peradangan pada tuulointerstisial. @aktor host melakukan proses fagositosis dalam urine se#ara maksimal pada pE +
?,+-,+ dan osmolalitas dari 36+ m(sm. Apaila nilai-nilai ini menyimpang akan mengakiatkan penurunan proses fagositosis se#ara signifikan. "ila
pertahanan
host
terganggu
sehingga
meningkatkan
kemungkinan infeksi. "eerapa faktor yang erperan untuk meningkatkan kondisi infeksi, meliputi 8 *. (struksi saluran kemih &. 0efluks 9esi#oureteral 1. pengosongan kandung kemih tidak lengkap 3. Penggunaan oat spermisida +. iaetes melitus ?. Atrofi mukosa 9agina . Prostatitis 6. munodefisiensi 4awaan atau diperoleh5 '. Agen organisme yang mampu menguraikan urea sehingga terjadi peruahan pE se#ara signifikan 4misalnya 8 Proteus, =.#oli, Klesiella, Pseudomonas, Staphylo#o##us5, dan *). Kehamilan. (struksi
merupakan
faktor
yang
paling
penting
untuk
memudahkan penempelan akteri di urutelium. Kondisi ini meniadakan efek pemilasan aliran urine; memungkinkan terjadinya stasis urine, menyediakan media akteri untuk erkolonisasi, peruahan aliran darah intrarenal, dan memengaruhi pengiriman neutrofil. Pengosongan kandung kemih mungkin tidak lengkap, iasanya terkait dengan penggunaan oat 4misalnya8 antikolinergik5. Spermisida nonoFynol-' menghamat pertumuhan laktoasilus, yang menghasilkan peroksida hidrogen. Euungan seksual yang sering menyeakan trauma ?
mekanik lokal ke uretra pada kedua pasangan. iaetes melitus menghasilkan neuropati kandung kemih otonom, glukosuria, disfungsi leukosit, mi#roangiopathy, dan nephros#lerosis. Atrofi mukosa 9agina pada wanita postmenopause merupakan predisposisi untuk kolonisasi patogen saluran urine dan %T karena pE leih tinggi 4+,+ 9s 1,65 dan tidak adanya laktoasilus.
"akteri
prostatitis
4akut
atau
kronik5
menghasilkan
akteriuria. Komplikasi dari osruksi dengan infeksi termasuk hidronefrosis, pionefrosis, urosepsis, dan pielonefritis Fanthogranulomatous. Proteus merupakan spesies yang mampu menguraikan urea, namun, =.#oli, Klesiella, Pseudomonas, dan Staphylo#o##us dapat menghasilkan urease sehingga mereka juga terliat dalam pementukan kalkulus staghorn. Kehamilan
4hormonal
dan
peruahan
mekanis5
merupakan
predisposisi seorang wanita mengalami infeksi saluran kemih. Eidroureter kehamilan merupakan efek sekunder untuk kedua faktor hormonal dan mekanik, diwujudkan seagai dilatasi dari pel9is ginjal dan ureter sehingga memerikan kesempatan pada akteri untuk menempel di urotelium. %terus yang memesar menggantikan kandung kemih sehingga ikut mengakiatkan adanya stasis urine. 0espons peruahan patologis pada saluran kemih agian atas akan memerikan eragai masalah keperawatan pada pasien yang mengalami pielonefritis akut 4>amar 3.*5.
4>amar 3.*5
+'/
Tan&a &an Ge0ala
6
>ejala yang paling umum dapat erupa demam tia-tia. Kemudian dapat disertai menggigil, nyeri punggung agian awah, mual, dan muntah. Pada eerapa kasus juga menunjukkan gejala SK agian awah yang dapat erupa nyeri erkemih dan frekuensi erkemih yang meningkat. apat terjadi kolik renalis, di mana penderita merasakan nyeri heat yang deseakan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akiat infeksi atau karena lewatnya atu ginjal. "isa terjadi pemesaran pada salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot perut erkontraksi kuat. Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan leih sulit untuk dikenali. a. G G
Pyelonefritis akut ditandai dengan 8 Pemengkakan ginjal atau pelearan penampang ginjal Pada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea,
G
$yeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan
fisik.
G
Pada perkusi di daerah D2A ditandai adanya tenderness.
G
Klien iasanya disertai disuria, freHuen#y, urgen#y dalam eerapa hari.
G
Pada pemeriksaan urin didapat urin erwarna keruh atau hematuria dengan au yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.
.
Pielonefritis kronis Pielonefritis kronis Terjadi akiat infeksi yang erulang-ulang,
sehingga kedua ginjal perlahan-lahan menjadi rusak. Tanda dan gejala8
'
G
Adanya serangan pielonefritis akut yang erulang-ulang iasanya tidak mempunyai gejala yang spesifik.
G
Adanya keletihan.
G
Sakit kepala, nafsu makan rendah dan "" menurun.
G
Adanya poliuria, haus yang erleihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria, pyuria dan kepekatan urin menurun.
G
Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal.
G
Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
G
>injal menge#il dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka
pada jaringan. G
+'4
Tia-tia ketika ditemukan adanya hipertensi.
(anifestasi Klinis
Pielonefritis akut 8 • • • • • • • •
demam menggigil nyeri panggul nyeri tekan pada sudut kosto9eteral 4D2A5 lekositosis adanya akteri dan sel darah putih pada urin disuria iasanya terjadi pemesaran ginjal disertai infiltrasi interstisial selsel inflamasi.
Pielonefritis kronis • • • • •
tanpa gejala infeksi, ke#uali terjadi eksaserasi. keletihan sakit kepala nafsu makan rendah poliuria *)
• • •
haus yang erleihan kehilangan erat adan infeksi yg menetap menyeakan jaringan parut di ginjal, disertai gagal ginjal pada akhirnya,
+'5
Peeri!saan fisi! &an &ia"nosti! Peeri!saan fisi!' Pemeriksaan fisik pasien meliputi pemeriksaan
tentang keadaan umum pasien dan pemeriksaan urologi. Seringkali kelainan-kelainan di idang urologi memerikan manifestasi penyakit umum 4sistemik5, atau tidak jarang pasien-pasien urologi keetulan menderita penyakit lain. Semua keadaan di atas mengharuskan kita seagai perawat untuk memeriksa
keadaan umum pasien se#ara
menyeluruh. Pada pemeriksaan urologi harus diperhatikan setiap organ mulai dari pemeriksaan ginjal, uli-uli, genetalia eksternal, dan pemeriksaan neurologi. Pemeriksaan ginjal Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya pemesaran atau pemengkakan pada daerah pinggang atau adomen seelah atas dan mengkaji ada atau tidaknya nyeri tekan. ginjal teraa memesar . nye Pemeriksaan "uli-"uli Pada pemeriksaan uli-uli diperhatikan adanya enjolan7massa atau jaringan parut ekas irisan7operasi di suprasimfisis. Pemeriksaan >enetalia =ksterna Pada inspeksi genetalia eksterna diperhatikan kemungkinan adanya kelainan pada penis7urethra antara lain 8 mikropenis, makropenis, hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada meatus urethra eksterna, dll. Pemeriksaan $eurologi
**
itujukan untuk men#ari kemungkinan adanya kelainan neurologik yang mengakiatkan kelainan pada sistem urogenetalia, seperti pada lesi motor neuron atau lesi saraf perifer yang merupakan penyea dari uli-uli neurogen. a5 nspeksi a. apat dilihat ada atau tidaknya pemesaran pada daerah pinggang atau adomen seelah atas . =kspresi atau mimik wajah meringis #. Pasien tampak menggigil d. Pasien tampak memegang area pinggang atau adomen e. Pasien tampak tidak isa menahan "AK 5 Palpasi Palpasi ginjal dilakukan se#ara imanual yaitu dengan memakai dua tangan. tangan kiri diletakkan di sudut kosto-9ertera untuk mengangkat ginjal ke atas sedangkan tangan kanan meraa ginjal dari depan. a. Terdapat nyeri pada pinggang dan perut . Adanya pemengkakan ginjal 4ginjal memesar5 #. ahi dan kulit tuuh teraa panas #5 Perkusi ilakukan dengan memerikan ketokan pada sudut kosto-9ertera 4yaitu sudut yang dientuk oleh kosta terakhir dengan tulang 9ertera5. a. Terdengar suara tenderness d5 Auskultasi a. Suara usus melemah seperti ileus paralitik Pereri!saan Dia"nosti6 &an Peeri!saan penun0an" a7 Peeri!saan La2oratoriu *. %rinalisis !erupakan pemeriksaan yang paling sering dikerjakan pada kasus-
kasus urologi. Pemeriksaan ini meliputi uji 8 - !akroskopik dengan menilai warna, au, dan erat jenis urine - Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman7PE, protein, dan gula dalam urine - !ikroskopik men#ari kemungkinan adanya sel-sel, #ast 4silinder5, atau entukan lain di dalam urine. Pada pasien yang menderita pielonefritis saat pemeriksaan urinalisis ditemukan adanya piuria, akteriuria 4terdapat akteri di dalam *&
urine5, dan hematuria 4terkandung sel-sel darah merah di dalam urine5.
&. Pemeriksaan arah Pemeriksaan darah rutin terdiri atas pemeriksaan kadar hemogloin, leukosit, laju endap darah, hitung jenis leukosit, dan hitung tromosit. Pada pasien dengan pielonefritis, hasil pemeriksaan darah rutinnya menunjukkan adanya leukositosis 4menurunnya jumlah atau kadar leukosit di dalam darah5 disertai peningkatan laju endap darah. 1. Test @aal >injal "eerapa uji faal ginjal yang sering diperiksa adalah pemeriksaan kadar kreatinin, kadar ureum, atau "%$ (blood urea nitrogen), dan klirens kreatinin. Pemeriksaan "%$, ureum atau kreatinin di dalam serum merupakan uji faal ginjal yang paling sering dipakai di klinik. Sayangnya kedua uji ini aru menunjukkan kelainan pada saat ginjal sudah kehilangan &71 dari fungsinya. !aka daripada itu, pasien pielonefritis aru akan menunjukkan adanya penurunan faal ginjal ila sudah mengenai kedua sisi ginjal. 3. Kultur %rine Pemeriksaan ini dilakukan ila ada dugaan infeksi saluran kemih. Pada pria, urine yang diamil adalah sample urine porsi tengah 4mid stream urine), pada wanita seaiknya diamil melalui kateterisasi, sedangkan pada ayi dapat diamil urine dari aspirasi suprapuik atau melalui alat penampung urine. Cika didapatkan kuman di dalam urine, diiakkan di dalam medium tertentu untuk men#ari jenis kuman dan sekaligus sensitifitas kuman terhadap antiiotika yang diujikan. Pada pasien dengan pielonefritis, hasil pemeriksaan kultur urinenya terdapat akteriuria. 27 Peeri!saan Ra&iolo"i 8Pen6itraan7 *. @oto Polos Adomen @oto polos adomen atau KUB (Kidney Ureter Bladder) adalah foto
skrinning untuk pemeriksaan kelainan-kelainan urologi. Pasien dengan pielonefritis, pada hasil pemeriksaan foto polos adomen *1
menunjukkan adanya kekauran dari ayangan otot psoas dan mungkin terdapat ayangan radio-opak dari atu saluran kemih. &. Pielografi ntra 2ena 4P25 Pielografi ntra 2ena 4P25 atau Intravenous Pyelography (IVP) atau dikenal dengan Intra Venous Urography atau urografi adalah foto yang dapat menggamarkan keadaan sistem urinaria melalui ahan kontras radio-opak. Pen#itraan ini dapat menunjukkan adanya kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal. Easil pemeriksaan P2 pada pasien pielonefritis terdapat ayangan ginjal memesar dan terdapat keterlamatan pada fase nefrogram. Adapun pemeriksaan radiologi lainnya yang juga erkaitan dengan urologi, antara lain 8 - Sistografi Adalah pen#itraan uli-uli dengan memakai kontras. ari sistogram dapat dikenali adanya tumor atau ekuan darah di dalam uli-uli. Pemeriksaan ini juga dapat untuk menilai adanya inkontinensia stress pada wanita dan untuk menilai adanya refluks 9esiko-ureter. - %retrografi Adalah pen#itraan urethra dengan memakai ahan kontras. pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui dan menilai panjang striktura urethra, trauma urethra, dan tumor urethra atau atu nonopak pada urethra. - Pielografi 0etrograd 40P>5 Adalah pen#itraan sistem urinaria agian atas 4dari ginjal hingga ureter5 dengan #ara memasukkan kontras radio-opak langsung melalui kateter ureter yang dimasukkan transurethra. - Pielografi Antegrad Adalah pen#itraan sistem urinaria agian atas dengan dengan #ara memasukkan kontras melalui sistem saluran 4kaliks5 ginjal. +'9
Penata!sanaan •
Pielonefritis Akut Pasien pielonefritis akut eresiko terhadap akteremia dan memerlukan terapi antimikroial yang intensif. Terapi parentral di erikan selama &3-36 jam sampai pasien aferil. Pada waktu terseut, *3
agens oral dapat dierikan. Pasien dengan kondisi yang sedikit kritis akan efektif apaila ditangani hanya dengan agens oral. %ntuk men#egah erkemangiaknya akteri yang tersisa, maka pengoatan pielonefritis akut iasanya leih lama daripada sistitis. !asalah yang mungkin timul dalam penanganan adalah infeksi kronik atau kamuhan yang mun#ul sampai eerapa ulan atau tahun tanpa gejala. Setelah program antimikroial awal, pasien dipertahankan untuk terus diawah penanganan antimikroial sampai ukti adanya infeksi tidak terjadi, seluruh faktor penyea telah ditangani dan dikendalikan, dan fungsi ginjal stail. Kadarnya pada terapi jangka panjang. •
Pielonefritis Kronik Agens antimikroial pilihan didasarkan pada identifikasi patogen melalui kultur urin, nitrofurantion atau kominasi sulfametoFazole dan trimethoprim dan digunakan untuk menekan pertumuhan akteri. @ungsi renal yang ketat, terutama jika medikasi potensial toksik. Pengoatan pielonefritis 8
a. Terapi antiiotik untuk memunuh akteri gram positif maupun gram negatif. Terapi kausal dimulai dengan kotrimoksazol & talet &F sehari atau ampisilin +)) mg 3F sehari selama + hari. Setelah dierikan terapi antiiotik 3 I ? minggu, dilakukan pemeriksaan urin ulang untuk memastikan ahwa infeksi telah erhasil diatasi. . Pada penyumatan,kelainan struktural
atau atu,mungkin perlu
dilakukan pemedahan dengan merujuk ke rumah sakit. #. Apaila pielonefritis kronisnya di seakan oleh ostruksi atau refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalahmasalah terseut. d. i anjurkan untuk sering minum dan "AK sesuai keutuhan untuk memilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus
memilas dari depan ke elakang
untuk
menghindari
kontaminasi luang urethra oleh akteri fae#es.
*+
Penatalaksanaan medis menurut "arara K. Timy dan $an#y =. Smith tahun &))8 •
!engurangi demam dan nyeri dan menentukan oat-oat antimikroial seperti trimethroprim-sulfamethoFazole 4T!@-S!J, Septra5, gentamy#in dengan atau tanpa ampi#ilin, #ephelosporin, atau #iprofloksasin 4#ipro5 selama *3 hari.
•
!erilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa nyaman, dan meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan oat farmakologi
tamahan
antispasmodi#
dan
anti#holinergi#
seperti
oFyutinin 4itropan5 dan propantheline 4Pro-"anthine5 •
Pada kasus kronis, pengoatan difokuskan pada pen#egahan kerusakan ginjal se#ara progresif.
Penatalaksanaan keperawatan menurut "arara K. Timy dan $an#y =. Smith tahun &))8 •
!engkaji riwayat medis, oat-oatan, dan alergi.
•
!onitor 2ital Sign.
•
!elakukan pemeriksaan fisik.
•
!engoser9asi dan mendokumentasi karakteristik urine klien.
•
!engumpulkan spesimen urin segar untuk urinalisis.
•
!emantau input dan output #airan.
•
!enge9aluasi hasil tes laoratorium 4"%$, #reatinin, serum ele#trolytes5.
+'#,
Kopli!asi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut 4Patologi %mum B Sistematik C. D. =. %nderwood, &))&8 ??'58 $ekrosis papila ginjal. Seagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis *?
papila ginjal, terutama pada penderita diaetes melitus atau pada
tempat terjadinya ostruksi. @ionefrosis. Terjadi apaila ditemukan ostruksi total pada ureter yang dekat sekali dengan ginjal. Dairan yang terlindung dalam pel9is dan sistem kaliks mengalami supurasi, sehingga ginjal
mengalami peregangan akiat adanya pus. Ases perinefrik. Pada waktu infeksi men#apai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam jaringan perirenal, terjadi ases perinefrik. Komplikasi pielonefritis kronis men#akup penyakit ginjal stadium
akhir 4mulai dari hilangnya progresifitas nefron akiat inflamasi kronik dan jaringan parut5, hipertensi, dan pementukan atu ginjal 4akiat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea, yang mangakiatkan terentuknya atu5 4"runnerBSuddarth, &))&8 *315.
+'##
Pen6e"ahan
%ntuk memantu perawatan infeksi ginjal, erikut eerapa hal yang harus dilakukan8 a.
minumlah anyak air 4sekitar &,+ liter 5 untuk memantu
pengosongan kandung kemih serta kontaminasi urin. .
Perhatikan makanan 4diet5 supaya tidak terentuk atu ginjal
#.
anyak istirahat di tempat tidur
d.
terapi antiiotika %ntuk men#egah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan
tidak pernah mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan #ara memersihkan setelah uang air esar, terutama pada wanita. Senantiasa memersihkan dari depan ke elakang, jangan dari *
elakang ke depan. Eal terseut untuk men#egah kontaminasi akteri dari feses sewaktu uang air esar agar tidak masuk melalui 9agina dan menyerang uretra. Pada waktu pemasangan kateter harus diperhatikan keersihan dan kesterilan alat agar tidak terjadi infeksi. Tumuhan oat atau heral yang dapat digunakan untuk pengoatan infeksi
ginjal mempunyai khasiat
seagai
antiradang,
antiinfeksi, menurunkan panas, dan diuretik 4peluruh kemih5. Tumuhan oat yang dapat digunakan, antara lain 8 G
Kumis ku#ing 4(rtthosiphon aristatus5
G
!eniran 4Phyllanthus urinaria5
G
Samiloto 4Andrographis pani#ulata5
G
Pegagan 4Dentella asiati#a5
G
aun Sendok 4Plantago major5
G
Akar alang-alang 4mperata #yllindri#a5
G
0amut Cagung 4Jea mays5
G
Krokot 4Portula#a olera#ea5
G
Comang 4TaraFa#um mongoli#um5
G
0umput mutiara4Eedyotys #orymosa5
*6
)A) III ASUHAN KEPERAWATAN
1'#
Pen"!a0ian •
Pengkajian anamsesis Keluhan utama yang sering di dapatkan meliputi keluhan nyeri dan keluhan iritasi miksi.
•
0iwayat kesehatan sekarang 0iwayat peningkatan suhu tuuh disertai menggigil iasanya dikeluhkan eerapa hari seelum klien meminta pertolongan keluhan nyeri adalah seagai erikut. Provokong accident 8 penyea nyeri pada kosto9etera akiat respons peradangan pada pielum dan parenkim ginjal. *'
Quality !uantity
8 kualitas nyeri seperti ditusuk-tusuk.
"egion relatif 8 area nyeri pada panggul , nyeri tekan pada sudut kosto9ereral, nyeri di daerah perut dan pinggang. #cale of pain erat atau &-1 4)-35.
8 skala nyeri er9ariasi pada rentang sedang sampai
$ime timulnya demam.
8 omset nyeri dimulai ersamaan dengan keluhan
Kaji keluhan miksi tentang adanya nyerisaat erkemih , kemih darah, kemih nanah, dan rasa sangat ingin "AK sehingga akan terasa sakit. Keadaan ini adalah akiat hiperiritailitas dan hiperakti9itas saluran kemih karena inflamasi. Keluhan lainnya se#ara umum adalah malaise, anoreksia, mual, dan muntah , serta demam dan menggigil. •
0iwayat kesehatan dahulu Kaji apakah ada riwayat penyakit seperti adanya keluhan ostuksi pada saluran kemih 4yang meningkat kan kerentanan ginjal terhadap infeksi5, tumor kandung kemih, striktur, hiperplasia prostatik anigna, dan diaetes melitus. Penting untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian oatoatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis oat dan dokumentasikan.
•
Psikososiokultural Pengakajian pengetahuan pasien tentang faktor untuk menurunkan risiko kekamuhan, sumer informasi yang ada, dan ren#ana perawatan rumah. Pengkajian mekanisme koping ya g digunakan klien untuk menilai merespons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peruahan peran klien dalam keluarga da masyarakat, serta respons atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya aik dalam keluarga ataupun masyarakat. Adanya keluhan erupa nyeri, prognosispenyakit memerikan manifestasi yang ereda pada setiap klien yang mengalamipielonefritis. (leh karena itu klien harus menjalani rawat inap, maka apakah keadaan ini memeri dampak pada status ekonomi klien.hal ini dikarenakan iaya perawatan dan pengoatan memerlukan dana yang tidak sedikit.
•
Pemeriksaan fisik Keadaan umum klien lemah dengan tingkat kesadaran iasanya #omos mentis. Pada TT2 sering didapatkan adanya peruahan seperti 8 &)
suhu tuuh meningkat dapat meleihi 1',3 D, frekuensi denyut nadi mengalami peningkatan , serta frekuensi meningkat sesuai dengan peningkatan suhu tuuh dan denyut nadi. Tekanan darah tidak terjadi peruahan se#ara signifikan ke#uali adanya penyulit seperti sklerotik arteri renal yang sering didapatkan adanya peningkatan tekanan darah se#ara ermakna, atau pada penurunan fungsi sistemik akan terjadi penurun sistolik di awah ') mmEg yang memerikan indikasi terjadinya syok sepsis.
)# 82eathin"7' "ila tidak meliatkan infeksi sistemik, pola napas dan jalan napas dalm kondisi efektif walau se#ara frekuensi mengalami peningkatan. )+ 8)loo&7' "ila tidak meliatkan infeksi sistemik, status kardio9askular tidak mangalami peruahan walau se#ara frekuensi denyut jantung mengalami peningkatan. Perfusi perifer dalam atas normal, akral hangat, D0T L1 detik. B3 (Brain)' Pada wajah, iasanya tidak didapatkan adanya peruahan,
konjungti9a tidak anemis, sklera tidak ikterik, mukosa mulut tidak mengalami peradangan. Status neurologis tidak mengalami peruahan, tingkat kesedaran dalam atas normal di mana orientasi 4tempat, waktu, orang5 aik. )3 8)la&&er7
Inspeksi
Tidak ada pemesaran pada suprapuis, tidak ada kelainan pada genitalia eksterna. idapatkan adanya hematuria, piuria, dan urgensi. Pada pielonefritis yang mengenai kedua ginjal sering didapatkan penurunan urine output karena terjadi penurunan dari fungsi ginjal.
Palpasi
Sering didapatkan distensi kandung kemih. Pada palpasi, area kosto9ertera sering didapatkan adanya perasaan tidak nyaman dan mungkin didapatkan adanya massa dari pemesaran ginjal akiat infiltrasi interstisial sel - sel inflamasi pada palpasi ginjal.
Perkusi
Perkusi pada sudut kosto9ertera memerikan stimulus nyeri lokal disertai suatu penjalaran nyeri ke pinggang dan perut.
%uskultasi
Tidak didapatkan adanya ruit ginjal.
&*
)- 8)o:el7' idapatkan adanya mual dan muntah, serta anoreksia sehingga sering didapatkan penurunan erat adan terutama pada pielonefritis kronik. Penurunan peristaltik usus sering didapatkan. )/ 8)one7' idapatkan malaise dan adanya kelemahan fisik se#ara umum.
•
Pengkajian iagnostik &aboratorium Pada pemeriksaan darah menunjukkan adanya leukositosis disertai peningkatan laju endap darah, urinalisis terdapat piuria, akteriuria, dan hematuria. Pada pielonefritis akut yang mengenai kedua sisi ginjal akan mengakiatkan terjadinya penurunan faal ginjal. Easil kultur urine terdapat akteriuria dan tes sensiti9itas dilakukan untuk menentukan organisme penyea sehingga dapat ditemukan agens antimikroial yang tepat. "adiografi Pemeriksaan foto polos adomen menunjukkan adanya kekauran dari ayangan otot polos dan mungkin terdapat ayangan radio-opak dan atu saluran kemih. Pada P2 terdapat ayangan ginjal memesar dan terdapat keterlamatan pada fase nefrogram. Perlu diuat diagnosis anding dengan inflamasi pada organ di sekitar ginjal antara lain 8 pankreatitis, apendisitis, kolesistitis, di9ertikulitis, pneumonitis, dan inflamasi pada organ pel9is. Ultrasonografi (U#') Pemeriksaan ultrasound dapat dilakukan untuk mengetahui lokasi ostruksi di traktus urinarius; menghilangkan ostuksi adalah penting untuk menyalamatkan ginjal dari kehan#uran. Pengkaian penatalaksaan medis Tujuan terapi adalah men#egah terjadinya kerusakan ginjal leih lanjut, meliputi hal-hal erikut ini. *. Pemerian antimikroa yang sesuai dengan hasil uji sensi9itas yang ersifat akterisidal dan erspektum luas seperti golongan aminoglikosida yang dikomendasikan dengan aminopenisilin 4ampisilin atau amoksisilin5, aminopenisilin dikominasi dengan asam kla9ulanat atau sulaktum, karoksipenisilin, sefalosporin, atau fluoroHuinolone. &&
&. Simtomatik, untuk menurunkan keluhan nyeri dan demam.
1'+
Dia"nosis !epera:atan
*. Peruahan pemenuhan eliminasi urine .d respons inflamasi saluran kemih, iritasi saluran kemih. &. $yeri .d respons inflamasi akiat infeksi pada pielum dan parenkim ginjal. 1. Eipertermi .d respons sistemik sekunder dari infeksi pada pielum dan parenkim ginjal. 3. 0isiko kekamuhan infeksi saluran kemih .d tidak terpajannya pemenuhan informasi, misiterpretasi, kesalahan sumer informasi, ren#ana perawatan rumah. +. Ketidakseimangan nutrisi kurang dari keutuhan dari keutuhan tuuh .d intake nutrisi yang tidak adekuat, efek sekunder dari anoreksia, mual, muntah. ?. Ke#emasan .d prognosis penyakit, an#aman, kondisi sakit, dan peruahan kesehatan.
1'1
Inter;ensi !epera:atan
nter9ensi yang dilakukan ertujuan menurunkan keluhan klien, menghindari penurunan dari fungsi ginjal, serta menurunkan risiko komplikasi. %ntuk inter9ensi pada masalah keperawatan ketidakseimangan nutrisi kurang dari keutuhan, sedangkan pada masalah keperawatan ke#emasan, inter9ensi dapat disesuaikan pada masalah yang sama pada pasien glomerulonefritis akut.
Peru2ahan eliinasi urine 2'& respon inflaasi saluran !eih% iritasi saluran !eih
Tujuan8 alam waktu 1 F &3 jam gangguan eliminasi dapat teratasi se#ara optimal sesuai kondisi klien. Kreteria e9aluasi8 -
Tidak ada keluhan iritasi dalam melakukan miksi, seperti disuria dan urgensi. !ampu melakukan miksi setiap 1- 3 jam. Produksi urine +)##7jam, urine tidak keruh atau urine yang keluar erwarna kuning jernih. &1
inter9ensi
0asional
Kaji ola erkemih dan #atat produksi urine tiap ? jam.
!engeahui fungsi ginjal.
Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemih.
!enilai peruahan kandung kemih akiat dari infeksi saluran kemih.
stirahatkan pasien.
Pada kondisi istirahat, maka ada kesempatan jaringan untuk memperaiki diri.
Anjurkan untuk miksi setiap 1-3 jam.
!emper#epat dan meningkatkan pemilasan pada saluran kemih.
Anjurkan klien &.)))##7hari.
untuk
minum
minimalkan
Kolaorasi8 • •
iagnostik kultur dan uji sensi9itas. Pemerian antimikroa.
!amantu ginjal.
mempertahankan
fungsi
Pemeriksaan kultur dan uji sensi9itas dapat menentukan jenis antimikroa yang sesuai. Antimikroa yang ersifat akterisid dapat memunuh kuman yang dierikan sesuai dengan uji sensiti9itas.
N
Tujuan8 alam waktu * F &3 jam nyeri erkurang7 hilang atau teradaptasi. Kreteria e9aluasi8 -
Se#ara sujektif melaporkan nyeri erkurang atau dapat diadaptasi. Skala nyeri )-* 4)-35. apat mengidentifikasi akti9itas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri. Klien tidak gelisah. nter9ensi 0asional
Celaskan dan antu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan nonin9asif.
Pendakatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri. &3
/akukan manajemen nyeri keperawatan8 •
Atur posisi fisiologis.
•
stirahatkan klien.
•
•
•
Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan (& ke jaringan yang mengalami iskemia sekunder dari inflamasi.
stirahat akan menurunkan keutuhan (& jaringan perifer sehingga akan meningkatkan suplai darah ke !anajemen lingkungan8 lingkungan tenang, jaringan. kurang #ahaya, dan atasi pengunjung. /ingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri ekternal atau kesensitifan terhadap #ahaya dan menganjurkan klien untuk eristirahat dan pematasan pengujung akan memantu meningkatkan kondisi (& ruangan yang erada di ruangan. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.
!eningkatkan asupan (& sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari iskemia. istraksi 4pengalihan perhatian5 dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endofin dan enkefalin yang dapat memlok reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke konteks sereri sehingga menurunkan persepsi nyeri.
N
nter9ensi
0asional
"erikan kesempatan waktu istirahat ila terasa stirahat akan merelaksasi semua nyeri dan erikan posisi yang nyaman, misalkan jaringan sehingga akan meningkatkan pada saat tidur, agian elakangnya dipasangan kenyamanan. antal ke#il. &+
Tingkatkan pengetahuan tentang8 sea-sea Pengetahuan yang didapat akan nyeri dan menghuungkan erapa lama nyeriakan memantu mengurangi nyerinya dan erlangsung. dapat memantu mengemangkan kepatuhan klien terhadap ren#ana teraupetik. (ser9asi tingkat nyeri dan respons motorik klien 1) menit setelah pemerian oat analgetik untuk mengkaji efekti9itasnya, serta *-& jam setalah tindakan perawatan selama *-& hari.
Pengkajian yang optimal akan memerikan perawat data yang ojektif untuk men#egah kemungkinan komplikasi dan melakukan inter9ensi yang tepat.
Kolaorasi analgetik.
Analgetik memlok lintasan sehingga nyeri akan erkurang.
dengan
dokter
untuk
pemerian
nyeri
Hiperteri 2'& respons sistei! se!un&er &ari infe!si pa&a pielu &an paren!i "in0al
Tujuan8 alam waktu 1 F &3 jam perawatan suhu tuuh menurun. Kriteria e9aluasi8 -
Suhu tuuh normal 1?-1 D nter9ensi
0asional
!onitor suhu tuuh pasien.
Peningkatan suhu tuuh isa menjadi stimulus penahanan #airan yang dapat menggangu kontrol dari sistem saraf pusat.
Penuhi hidrasi #airan tuuh.
Pemenuhan hidrasi #airan tuuh oleh perawat melalui 9ia oral intra9ena dengan jumlah total pemerian #airan &.+))-1.))) ml7hari yang ertujuan selain seagai pemeliharaan juga untuk meningkatkan produksi urine yang juga memerikan dampak terhadap pengeluaran suhu tuuh melalui sistem perkemihan.
"eri kompres dingin di kepala dan aksila.
!emerikan respons dingin pada pusat pengatur panas dan pada pemuluh darah esar.
Pertahankan tirah aring total selama fase akut.
!engurangi peningkatan proses metaolisme umum yang memerikan dampak terhadap peningkatan suhu tuuh se#ara sistemik. &?
Kolaorasi pemerian terapi8 antipiretik Antipiretik ertujuan untuk memantu dan antimikroa. menurunkan suhu tuuh, sedangkan antimikroa dapat mengurangi inflamasi sekunder dari toksin.
Risi!o !e!a2uhan infe!si saluran !eih 2'& ti&a! terpa0ann
Tujuan8 dalam waktu * F &3 jam informasi kesehatan terpenuhi. Kriteria e9aluasi8 -
Pasien mampu menjelaskan kemali pendidikan kesehatan yang dierikan. Klien termoti9asi untuk melaksanakan penjelasan yang telah dierikan. nter9ensi 0asional
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang inter9ensi menurunkan risiko kekamuhan dan ren#ana perawatan rumah.
Dari sumer yang penerimaan informasi.
Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi klien. Perawat menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi indi9idu klien. engan mengetahui tingkat pengetahuan terseut perawat dapat leih terarah dalam memerikan pendidikan yang sesuai dengan pengetahuan klien se#ara efisien dan efektif.
meningkatkan Keluarga terdekat dengan klien perlu dalam pemenuhan informasi untuk menurunkan risiko misinterprestasi terhadap informasi yang dierikan.
nter9ensi mnurunkan kekamuhan 8
risiko Pengguanaan
kondom
kateter &
•
•
•
•
menhindari merupakan alternatif pilihan untuk frekuensi masuknya pengguanaan kateter terus-menerus. menurunkan kateter ke dalam saluran kemih. nformasikan
untuk
Dairan yang adekuat akan meningkatkan produksi urine yang nformasikan untuk mengkonsumsi erguna dalam proses pemilasan #airan minimal &.+)) ml7hari. kuman di saluran kemih. Anak-anak dengan SK erulang akiat dentifikasi, khususnya pada orang kelainan struktur saluran kemih tua yang memiliki anak dengan SK memerlukan e9aluasi segera gejala erulang. saluran urine dan pengoatan yang tepat.
Tekankan
pentingnya
iet TKTP dan #airan yang adekuat memenuhi peningkatan keutuhan metaolik tuuh. Pendidikan kesehatan tentang hal terseut meningkatkan kemandirian klien dalam perawatan penyakitnya.
mempertahankan asupan nutrisi yang mengandung protein dan kalori yng tinggi, serta asupan #airan yang #ukup setiap hari. "eri informasi tentang menajemen !anajemen nyeri dilakukan untuk nyeri keperawatan. peningkatan kontrol nyeri pada klien. "erikan informasi pada klien yang akan menjalani perawatan rumah, meliputi8 •
•
•
Anjurkan pasien untuk istirahat.
stirahat sangat penting untuk pemulihan. Kegiatan harus minimal, pasien tidak oleh kemali ekerja selama & minggu untuk memerikan waktu untuk infeksi yang akan dihilangkan dan agi pasien untuk memulihkan kekuatan fisik.
Pasien harus minum antiiotik seperti yang diarahkan dan menyelesaikan seagaimana telah nformasikan agar pasien meminum pengoatan ditetapkan. oat antiiotik sesuai jadwal. mengonsumsi !enghindari dehidrasi sangat penting agi fungsi ginjal pasien. #airan minimal &.+))ml7hari. Anjurkan
untuk
&6
•
nformasikan ahwa sangat penting untuk kontrol ila terdapat peruahan pada eliminasi urine.
•
Anjurkan
pasien
wanita
%rine keruh, gejala disuria, urgensi, dan frekuensi merupakan tanda penting dalam terjadinya kekamuhan.
mengganti alat kontrasepsi dalam rahim. •
Eindari merokok.
•
Anjurkan
untuk
Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan salah satu predisposisi kekamuhan.
semampunya
melakukan manajemen nyeri nonfarmakologik pada saat nyeri mun#ul.
Klien yang seelum pemedahan telah teriasa merokok, apaila telah pulang ke rumah akan mengulangi keiasaan ini.
"eerapa agen nyeri farmakologik iasanya memerikan reaksi negatif pada gastrointestinal. "erikan moti9asi dan dukungan moral.
nter9ensi untuk meningkatkan keinginan klien dalam pelaksanaan prosedur pengemalian fungsi pan#aedah esofagektomi.
=9aluasi Easil yang diharapkan setelah mendapatkan inter9ensi, meliputi hal-hal seagai erikut. *. &. 1. 3. +. ?.
>angguan pemenuhan eliminasi urine teratasi. Penurunan skala nyeri. Suhu tuuh dalam rentang normal. Terpenuhi informasi. Terpenuhi asupan nutrisi harian tuuh. Penurunan tingkat ke#emasan.
&'
)A) III PENUTUP 1'#
Kesipulan
Pielonefritis akut adalah infeksi atau peradangan pada pielum dengan manifestasi pementukan jaringan perut pada ginjal dan dapat menyeakan kerusakan pada ginjal, gagal ginjal, pementukan ases 4misalnya nefrik, perinefrik5, sepsis, syok, atau kegagalan multisistem. Pada umumnya kuman yang menyeakan infeksi ini erasal dari saluran kemih agian awah yang naik ke ginjal melalui ureter. Kuman itu adalah =s#here#hia #oli, Proteus, Klesiella spp, dan kokus gram positif, yaitu Strepto#o##us fae#alis dan entrerokokus. Kuman Staphylo#o##us aureus dapat menyeakan pielonefritis melaui penularan se#ara hematogen. nflamasi pel9is ginjal diseut Pielonefritis, penyea radang pel9is ginjal yang paling sering adalah kuman yang erasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pel9is ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang kronis 4Tamayong. &)))5.
1'+
Saran
alam memahami Asuhan Keperawatan harus diperhatikan dan dipahami se#ara detail dalam melakukan pengkajiannya, untuk itu dengan 1)
adanya Askep Pielonefritis ini isa memantu pema#a dalam mempelajari penyakit Pielonefritis. Kami menyadari ahwa Askep kami ini masih anyak kekurangan, untuk itu kami sangat memutuhkan kritik dan saran dari pema#a.
DAFTAR PUSTAKA
!uttaHin, Arif B Kumala Sari. &)**. %suhan Keperaatan 'angguan #istem Perkemihan. Cakarta8 Salema !edika. >ra#e, Pier#e A B $eil "orley. &))?. %t a 'lance Ilmu Bedah *disi Ketiga. Cakarta8 =rlangga. Purnomo, "asuki ". &)*3. +asar,dasar Urologi *disi Kedua. Cakarta8 Sagung Seto. Purnomo, "asuki ". &)*3. +asar,dasar Urologi *disi Ketiga. Cakarta8 Sagung Seto. repository.usu.a#.id7itstream7*&13+?6'731**6737Dhapter:&).pdf tanggal &1 oktoer &)*+5.
4diunduh
https877nurse6.wordpress.#om7&))'7**7&&7asuhan-keperawatan-pyelonefritis7 4diunduh tanggal &1 oktoer &)*+5. https877pastakyu.wordpress.#om7&)*)7)*7&*7asuhan-keperawatan-pylonephritis7 4diunduh tanggal &1 oktoer &)*+5. https877www.a#ademia.edu7+?+&+&)7AskepMpyelonefritis 4diunduh tanggal &1 oktoer &)*+5.
1*