akudessi.blogspot.in/2013/02/bk-1-teknik-mengumpulkan-data-desi.html?m=1
Op.Cit,.Hal 16
Saifuddin azwar. Tes Prestasi.(Yogjakarta: Pustaka Pelajar.2005) hal 8
Drs. Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. (Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000). Hlm. 43-44.
Elfi Mua'wanah, S. Ag., M. Pd. Dan Rifa Hidayah, S. Ag., S. Psi., M. Ag., M. Psi. Bimbingan dan Konseling Islami Di Sekolah Dasar. (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009). Hlm. 66-67.
Dra. Hallen A., M. Pd., Op. Cit., Hlm. 83-84.
Farida, M. Si. Dan Saliyo, S. Ag., M. Si. Op. Cit., Hlm. 106-124.
Drs. Dewa Ketut Sukardi. Op. Cit., Hlm. 48.
Prof. Dr. Bimo Walgito. Psikologi Kelompok. (Yogyakarta: Andi Ofset. 2008). Hlm. 6-9.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Asesmen merupakan salah satu kegiatan pengukuran. Dalam konteks bimbingan konseling, asesmen yaitu mengukur suatu proses konseling yang harus dilakukan konselor sebelum, selama, dan setelah konseling tersebut dilaksanakan/ berlangsung (Ratna Widiastuti, 2010). Asesmen merupakan salah satu bagian terpenting dalam seluruh kegiatan yang ada dalam konseling (baik konseling kelompok maupun konseling individual). Karena itulah asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan bagian yang terintegral dengan proses terapi maupun semua kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Asesmen dilakukan untuk menggali dinamika dan faktor penentu yang mendasari munculnya masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan asesmen dalam bimbingan dan konseling, yaitu mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi konselor untuk menentukan masalah dan memahami latar belakang serta situasi yang ada pada masalah klien. Asesmen yang dilakukan sebelum, selama dan setelah konseling berlangsung dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien. Dalam prakteknya, asesmen dapat digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan sebuah konseling, namun juga dapat digunakan sebagai sebuah terapi untuk menyelesaikan masalah klien.
Asesmen merupakan kegiatan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan/ kompetensi yang dimiliki oleh klien dalam memecahkan masalah. Asesmen yang dikembangkan adalah asesmen yang baku dan meliputi beberapa aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor dalam kompetensi dengan menggunakan indikator-indikator yang ditetapkan dan dikembangkan oleh Guru BK/ Konselor sekolah. Asesmen yang diberikan kepada klien merupakan pengembangan dari area kompetensi dasar pada diri klien yang akan dinilai, yang kemudian akan dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator. Pada umumnya asesmen bimbingan konseling dapat dilakukan dalam bentuk laporan diri, performance test, tes psikologis, observasi, wawancara, dan sebagainya.
Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan sistem assasment bki disekolah ?
Bagaimana teknik layanan assasment bki disekolah ?
Bagaimana penerapan assasment bki di SMP 2 BAE KUDUS ?
BAB II
PEMBAHASAN
TUJUAN ASSASMENT LAYANAN BKI SEKOLAH
Penyusunan dan penyesuaikan data
Media antar masyarakat dan sekolah
Penelitian tentang situasi dan kondisi
Penelitian tentang kelanjutan pendidikan siswa
TUJUAN LAYANAN ASSASMENT BKI SEKOLAH
Meliputi ;
Akademis
Orientasi tujuan institusional, berhubungan kurikulum, struktur organisasi.
Penyadaran diri tentang tata cara belajar.
Bantuan memilih bidang studi.
Bantuan akan kesulitan belajar.
Bantuan memilih kelompok belajar.
Psikologis – Mature kematangan.
Sosial
Agar siswa mampu menyesuaikan diri dan memiliki keterampila social.
SISTEM ASSASMENT BIMBINGAN KONSELING ADA TEST DAN NON TEST
Ada 2 teknik asasment yaitu
Teknik Test
Data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes adalah data pribadi yang bersifat kemampuan potensial atau kemampuan dasar berupa: kecerdasan, bakat, minat, dll. Disamping kemampuan dasar, teknik tes juga menggunakan kemampuan dasar. Teknik tes juga digunakan untuk mengungkapkan kemampuan hasil belajar peserta didik baik melalui tes yang terstandarisasi, maupun melalui ujian atau tes buatan guru.
Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan psikologis seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diukur.
Alat tes yang digunakan untuk pengumpulan data (himpunan data) harus yang distandardisasikan (stantardizet test) dalam arti cara penyelenggaraan tes, cara pemeriksaannya, dan penentuan norma penafsirannya seragam. Selain itu juga harus memiliki validitas dalam arti ada kesesuain antar apa yang diukur (diteliti) dalam tes dengan aspek yang direncanakan untuk diukur melalui tes tersebut. Alat tes yang digunakan dalam himpunan data juga harus memiliki reliabilitas dalam arti ada keajegan dalam hasil yang diperoleh apabila seseorang mengerjakan suatu tes pada waktu yang berlainan.
Tes sebagai alat pengumpulan data digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
Memperkirakan (prediktif) tentang taraf prestasi atau corak perilaku di kemudian hari.
Mengadakan seleksi untuk menerima atau menempatkan individu pada posisi tertentu.
Mengadakan klasifikasi untuk menentukan dalam kelompok mana seseorang sebaiknya dimasukan untuk mengikuti suatu program pendidikan tertentu, bekerja dalam jabatan tertentu, atau dikenai program rehabilitasi tertentu,.
Mengadakan evaluasi tentang program-program studi, proses pembelajaran, dan lain sebagainya.
Contoh Tes seperti : Bakat,minat,intelegensi,prestasi,kepribadian.
Tes Bakat Bakat adalah kemampuan khusus individu yang dapata dikembangkan melalui belajar atau latihan. Tes untuk mengetahui bakat individu, diantaranya:
Rekonik mengukur fungsi motoric, persepsi, da berpikir mekanis.
Tes bakat music mengukur kemampuan individu dalam aspek suara, nada, ritme, warna, bunyi dan memori.
Tes bakat klerikal (perkantoran) mengatur ketelitian dan kecepatan.
Tes artistic mengukur kemampuan menggambar, melukis, dan merupa (mematung).
Tes bakat yang multifactor mengukur berbagai kemampuan khusus. Biasanya menggunakan DAT (Differential Atitude Test).
Differential Atitude Test mengukur 8 kemampuan khusus, yaitu:
Berpikir verbal, kemampuan nalar secara verbal.
Kemampuan bilangan, kemampuan dengan angka-angka.
Berpikir abstrak, kemampuan nalar dengan menggunakan berbagai bentuk diagram, yang berpikir non verbal atau tanpa angka-angka.
Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi, kemampuan untuk membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek-objek dengan hanya melihat gambar di atas kertas yang rata.
Kecepatan dan ketelitian, kemampuan ketelitian dan percepatan seseorang dalam membandingkan dan memperhatikan daftar tertulis seperti nama-nama atau angka-angka.
Berpiki mekanik, pemahaman mengenai hokum-hukum yang mendasari alat-alat, mesin-mesin dan gerakannya.
Penggunaan bahasa pengucapan, kemampuan mengeja kata-kata umum.
Penggunaaan bahasa menyusun kalimat, kemampuan kata-kata dalam kalimat (tanda baca dan tanda bahasa).
Tes Minat adalah Tes ini mengukur kegiatan-kegiatan apa yang paling diminati siswa itu, juga untuk membantu siswa dalam memilih jenis karier yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya.
Tes Intelegensi adalah Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda beda. Perbedaan inilah yang akan mempengaruhi seseorang dalam menagkap respon apa yang dilihat, dipelajari dan dianalisis. Intelegensi merupakan suatu kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi yang baru atau suatu problem yang dihadapai.Bagi seorang guru BK mengetahui itelegensi siswa merupakan hal yang penting. Hal ini sangat membantu dalam efektifitas pelayanan pembelajaran dikelas.
Test intelegensi merupakan suatu jenis tes psikologis yang khusus digunakan untuk mengukur taraf intelegensi atau tingkat kecerdasan seseorang. Contoh dari test intelegensi yaitu test Binet Simon. WAIS( Wechsler Adult Intelligence Scale), WISC (Wechsler Intelligence Scale Children).
Tes Prestasi adalah Digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa di berbagai mata pelajaran. Tes ini mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tujuannya untuk perencanaan program belajar yang dituangkan dalam silabus masing masing materi pelajaran.
Macam-macam tes prestasi yaitu tes kompetensi (mengukur taraf penguasaan dalam ketrampilan dasar seperti membaca, meulis, berhitung) dan tes diagnostic ( tes utuk mengukur dan mencari sebab timbulya permasalahan kesulitan belajar siswa dalam bidang tertentu), bentuk bentuk ulangan harian dan ebtanas.
Tes Kepribadian adalah Tes ini digunakan dalam himpunan data untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa seperti karakter, temperamen, corak kehidupan emosinal, kesehatan mental, relasi sosial dengan orang lain dan bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Termasuk dalam tes ini adalah tes tes proyektif yaitu tes untuk mengukur sifat-sifat kepribadian seseorang melalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, gambaran, atau suatu kata. Tes ini diadministasikan oleh psikolog. Angket kepribadian untuk mengukur ciri kepribadian seseorang (siswa) melalui analisis-analisis jawaban tertulis atau sejumlah pertanyaan untuk menentukan suatu pola sikap, motivasi, dan reaksi emosional yang khas pada seseorang.
Teknik Non tes adalah
Teknik non tes lebih sesuai digunakan untuk menilai aspek tingkah laku, sikap, minat, perhatian, karakteristik. Adapun beberapa teknik pengumpulan data yang tergolong non tes adalah sebagai berikut:
Contoh Non tes seperti : Angket, wawancara, observasi, dokumentasi, sosiometri, home visit, pemeriksaan kesehatan dan biografi.
Angket
Angket memuat sejumlah item yang harus dijawab oleh responden. Pengumpulan data melalui angket, komunikasi antara pembimbing dengan siswa dilakukan secara tertulis, sehingga siswa pun menjawab secara tertulis pula. Dengan perkataan lain, data yang akan dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Angket ada yang bersifat langsung dan tidak langsung.
Wawancara
Apabila dalam angket komunikasi antara pembimbing dengan siswa dilakukan secara tertulis, maka dalam wawancara komunikasi dilakukan secara lisan. Sebagaimana halnya angket, wawancara juga ada yang bersifat langsung dan yang bersifat tidak langsung. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara untuk mengumpulkan data siswa adalah: 1) pembimbing hendaknya dapat menciptakan situasi yang bebas, terbuka dan menyenangkan, sehingga siswa dapat secara bebas dan terbuka memberikan jawaban (keterangan). 2) pertanyaan yang diajukan diajukan hendaknya disusun secara sistematis sehingga mudah dipahami oleh siswa. 3) jawaban atau keterangan yang telah diberikan oleh siswa segera dicatat.
Observasi
Observasi adalah Sebuah pengumpulan data yang diperoleh dari pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah Rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi, memerlukan interprestasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut.
Sosiometri
Sosiometri merupakan alat (instrumen) untuk mengumpulkan data tentang hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial siswa. Melalui teknik ini pembimbing dapat memperoleh data tentang susunan hubungan antar siswa, struktur hubungan siswa, dan arah hubungan sosialdeskrifsi suasana hubungan sosial yang diperoleh melalui sosiometri disebut sosiogram. Selain itu juga, pembimbing juga dapat membuat data sosiometris untuk setiap siswa. Untuk data sosiometris selanjutnya pembimbing dapat mengetahui frekuensi pemilihan, yaitu banyaknya siswa yang dipilih, keakraban pergaulan antar siswa, status pilihan atau penolakan, dan popularitas dalam pergaulan.
Pelaksanaan sosiometri menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Para siswa diminta untuk memilih satu, dua atau lebih teman yang paling disenangi dalam kerja sama untuk suatu kegiatan. Jenis kegiatan hendaknya dijelaskan terlebih dahulu oleh pembimbing. Teman yang dipilih ditulis dalam lembaran isian sosiometri. 2) Setelah siswa menulis dalm lembarna isian, selanjutnya dikumpulkan untuk ditabulasi dalam atrik sosiometris. 3) berdasarkan matrik sosiometris, pembimbing melakukan analisis.
Home Visit
Home Visit dilakukan untuk mengenal secara lebih dekat lingkungan keluarga siswa. Secara psikologis dan social, kunjungan rumah akan menimbulkan keakraban dan saling pengertian antara pihak sekolah dan madrasah secara umum dan pembimbing secara khusus dengan orang tua siswa. Home visit juga digunakan untuk memperoleh informasi terutama informasi yang belum diperoleh secara jelas melalui angket dan wawancara.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pembimbing yang akan melakukan kunjungan rumah adalah sebagai berikut: 1) Mengadakan persiapan menyangkut informasi-informasi apa yang akan diperoleh melalui kunjungan rumah. 2) hindatkan kesan solah-olah diadakan pemeriksaan (inspeksi). Pembimbing harus menunjukkan sikap ramah dan rendah hati sehingga orang tua mau berbicara secara terbuka. 3) pastikn bahwa kedatangan pembimbing akan doterima secara baik oleh orang tua siswa. Kepastian itu bias dipertanyakan kepada siswa yang rumahnya dikunjungi. Apabila tidak ada kepastian tentang penerimaan oleh orang tua, sebaiknya kunjungan rumah digunakan. 4) kumpulkn informasi yang mencakup: a) ltak dan keadaan dalam rumah seperti: keadaan fisik rumah, seumber penerangan dan sebagainya, b) fasilitas belajar yang tersedia bagi siswa, c) kebiasaan belajar siswa seperti waktu belajar, inisiatif belajar, belajar bersama teman atau sendirian, d) suasana keluarga seprti corak hubungan antara orang tua dengan anak, sikap orang tua terhadap sekolah adan madrasah, sikap oramg tua teman-teman bergaul anak, harapan kedua orang tua terhadap anak, keadaan ekonomi dan lain sebagainya. e) setelah kembali dari melakukan kunjungan rumah, pembimbing menyusun laporan singkat tentang informasi yang diperoleh.
Pemeriksaan kesehatan
Dapat dilakukan secara periodik. Aspek yang diukur: penglihatan, pendengaran, tinggi/berat badan, bicara, jalan, bentuk tubuh dilakukan oleh yang berwenang.
Biografi
Teknik pengumpulan data yang berwujud tulisan tentang kehidupan subjek. Contohnya autobiografi, buku harian, case story.
C. TEKNIK LAYANAN ASSASMET BKI SEKOLAH
a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan baru (sekolah dengan segala fasilitasnya, guru, karyawan, teman, kultur sekolah dalam rangka mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik tekait adaptasi dengan lingkungan baru tersebut. Selain diberikan kepada peserta didik layanan orientasi juga diberikan kepada wali murid siswa baru. Diharapkan orang tua siswa mampu memahami kondisi, situasidan tuntutan sekolah anaknya sehingga dapat memberi dukungan guna keberhasilan belajar anaknya. Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut:
Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah
Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa
Organisasi dan wadah-wadah yang membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa
Kurikulum dengan seluruh aspeknya
Peranan kegiatan bimbingan karir
Peranan dan kegiatan BK dalam membantu segala jenis masalah dan kegiatan siswa.
Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang berupa pemberian penerangan, penjelasan dan pengarahan. Informasi ini biasanya jarang dibicarakan dalam mata pelajaran. Seperti: informasi mengenai system belajar, fasilitas penunjang belajar, mata pelajaran dan pembidangannya (seperti program inti, program khusus dan tambahan), informasi mengenai jurusan, informasi mengenai kelanjutan studi, cara bergaul dengan teman, cara efektif dalam belajar, syarat-syarat memasuki suatu jabatan, langkah-langkahnya, kondisi jabatan serta prospeknya dan informasi mengenai jenis-jenis pekerjaan. Layanan informasi umumnya disampaikan dalam bentuk kelompok baik melalui media majalah sekolah, papan dinding, brosur, radio sekolah dan lain-lain. Sasaran layanan informasi tidak hanya peserta didik tetapi juga guru, orang tua, kepala sekolah, masyarakat maupun pihak lain yang dianggap memerlukannya.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaiu layanan BK yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, kelompok sebaya, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan extrakurikuler) sesuai dengan kondisi, bakat, minat dan potensi peserta didik.
Layanan pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan kegiatan bimbingan dan konseling untuk memberikan pemahaman tentang tipe belajar dan perkembangan belajar individu agar dapat mandiri untuk merencanakan pola belajarnya sendiri. Materi kegiatan layanan pembelajaran meliputi:
Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan, sikap, motivasi, dan kebiasaan belajar.
Pengembangan motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik
Pengembangan ketrampilan belajar (membaca, menulis, bertanya, menjawab,)
Pengajaran perbaikan
Program pengayaan
Layanan konseling perseorangan
Layanan konseling perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mendapat layanan langsung tatap muka secara perorangan dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang diderita klien. Layanan ini dilaksanakan untuk seluruh masalah siswa secara perorangan (dalam berbagai bidang bimbingan, yaitu: bimbingan karir, bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan pribadi, bimbingan agama). Pelaksanaan usaha pengentasan masalah siswa dalam layanan konseling dapat melalui tahap berikut:
Pengenalan dan pemahaman permasalahan
Analisis yang tepat
Aplikasi dan pemecahan permasalahan
Evaluasi
Tindak lanjut
Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok adalah layanan BK yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik sebagai individu, pelajar, anggota keluarga maupun masyarakat. Layanan ini memiliki tiga fungsi yakni informative, pengembangan, preventif atau kuratif. Melalui layanan bimbingan kelompok, peserta didik diajak bersama-sama mengemukakan pendapatnya tentang topik-topik penting, mengembangkan nilai-nilai dari bahan diskusi tersebut kemudian bersama-sama mencari solusinya. Layanan bimbingan kelompok membuahkan hubungan yang baik antar anggota, kemampuan komunikasi antar indvidu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan serta pengembangan tindakan nyata terkait hasil diskusi kelompok. Materinya meliputi:
Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagamaan serta pola hidup sehat
Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya
Pemahaman tentang emosi, prasangka,konflik, dan peristiwa yang terjadi di masyarakat serta pengendalian/pemecahannya
Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif
Pemahaman tentang adanya berbagai alternative pengambilan keputusan serta konskwensinya
Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hail belajar, timbulnya kegagalan belajar, dan cara-cara penanggulangannya
Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif
Pemahaman tentang dunia kerja dan perencanaan masa depan
Pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki program studi lanjutan
Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok yaitu layanan BK yang memungkinkan peserta didik memperoleh pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Di dalam dinamika kelompok ada interaksi, tujuan dan pengaruh antar anggotanya. Tujuan konseling kelompok meliputi:
Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
Melatih kelompok agar dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya
Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok
ANALISIS DATA
SMP 2 BAE ada 4 guru BK dan siswanya 784 disekolah SMP 2 BAE ini kelasnya mulai dari A-H. Masing-masing guru BK mendapatkan bagian yang mengajar. 2 guru BK dikelas 7 dan 2 guru BK dikelas 8. Guru BK mengajar satu kali dikelas. Masing-masingdan
Analisis program bimbingan konseling sekolah yang ada di SMP 2 BAE menunjukkan adanya pengembangan sistem assassment bimbingan konseling. Hal ini ditunjukkan dengan keberadaaan tenaga guru BK yang menangani masalah bimbingan konseling disekolah. Tenaga BK di sekolah tersebut merupakan guru BK yang dipilih oleh pihak sekolah untuk menangani siswa yang bermasalah dan diangkat tidak berdasarkan keilmuan atau latar belakang pendidikan profesi. Sedangkan Pendidikan profesi diambil dari tenaga BK yang merupakan lulusan dari jurusan bimbingan konseling. Meskipun guru BK yang ada di SMP 2 BAE sedang dalam proses pengambilan profesi bimbingan konseling yang semula merupakan lulusan dari pendidikan agama islam.
Di SMP 2 BAE semua jajaran guru dapat mengambil peran menjadi tenaga bimbingan konseling misalkan wali kelas dan guru mata pelajaran, waka kesiswaan, kepala sekolah,dll. Guru BK akan turun tangan jika masalah yang dialami oleh siswa sangat rumit sehingga wali kelas dan guru mata pelajaran meminta bantuan pada guru BK dalam menangani kasus siswa tersebut. Disini peran guru BK diharapkan mampu menangani masalah yang sedang rumit dialami oleh siswa.
Pada Proses bimbingan dan konseling sekolah di SMP 2 BAE guru BK sering menggunakan layanan bimbingan konseling individu, layanan bimbingan konseling kelompok, layanan orientasi, layanan penempatan dan penyaluran.