ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. P DENGAN MASALAH UTAMA RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI 6 RUANG GATOT KOCO RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Stase Keperawatan Jiwa Pembimbing Akademik
: Ns. Sri Padma Sari, S.Kep., MN
Pembimbing Klinik
: Ali Achwan, S.Kep., Ns
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. P DENGAN MASALAH UTAMA RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI 6 RUANG GATOT KOCO RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
I.
IDENTITAS KLIEN
A. Nama
: Tn. P
B. Umur
: 30 tahun
C. Jenis kelamin
: Laki-laki
D. Alamat
: Karas Sedan RT 03/04 Rembang Jawa Tengah
E. Pendidikan
: Tamat SD
F. Pekerjaan
: Petani
G. Tgl. Masuk RS
: 13 Agustus 2018
H. Tgl. Pengkajian
: 27 Agustus 2018
B. Pengalaman yang tidak menyenangkan Tn. P mengatakan melihat hantu besar hitam di pohon sejak kecil kira-kira kelas 5 SD. Tn, P setelah lulus SD memutuskan untuk bekerja dikarenakan orang tua tidak memiliki cukup biaya untuk sekolah. Tn. P mengatakan bekerja di proyek yaitu kuli bangunan, ak an tetapi dalam waktu terakhir ini tidak ada proyek sehingga Tn. P membantu orang tuanya di kebun. C. Apakah ada gangguan jiwa di dalam keluarga Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki gangguan jiwa. D. Apakah ada aniaya fisik/seksual Tn. P mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik maupun seksual. E. Trauma Tn. P mengatakan tidak pernah mengalami trauma seperti kecelakaan yang menyebabkan cedera kepala.
D. IMT :
() ()
= 18,2 / (status gizi normal)
E. Keluhan Fisik Tn. P mengatakan terkadang kepalanya pusing F. Pemeriksaan Head Pemeriksaan Head to Toe No
1
Bagian
Kepala
Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan
Bentuk kepala mesocephal, kulit kepala bersih, rambut berwarna hitam, pendek dan tidak beruban. Tidak terdapat lesi ataupun nyeri tekan.
2
Wajah
Wajah berbentuk bulat, kulit sawo matang, bersih dan tidak ada ad a lesi, bibir dapat tersenyum dengan simetris. Tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
3
Mata
Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,
9
Jantung
10
Abdomen
11
Ekstremitas Atas
12
Ekstremitas
I : Ictus cordis tidak terlihat P : Nadi 92 kali/menit P : Pekak dan tidak ada pembesaran jantung di SIC II – II – SIC SIC V lateral A : tidak ditemukan suara tambahan pada jantung I : Tidak ada asites, warna kulit sawo matang A : Bising usus 10x/menit P : Bunyi perkusi timpani P: Tidak ada pembesaran hati dan terdapat nyeri tekan Kuku bersih, tidak ada lesi, tidak ada udema, CRT <2 detik, tidak ada deformitas, warna kulit sama dengan warna kulit bagian tubuh yang lain, tidak ada nyeri. Kekuatan Otot 5
5
5
5
Kuku bersih, tidak ada lesi, tidak ada udema,
V.
PSIKOSOSIAL
A. Genogram
Tn. P (30 tahun)
Keterangan: : Laki-laki/Perempuan meninggal : Laki-laki : Perempuan
Klien mengatakan bahwa dirinya seorang laki-laki yang bekerja sebagai petani. Klien mengatakan sebelumnya klien bekerja sebagai buruh bangunan, akan tetapi te tapi sekarang klien membantu orang tuanya di kebun. Klien mengatakan merasa bosan menjadi petani dan ingin bekerja yang lain. Pendidikan terakhir klien yaitu yaitu tamat SD. 3. Peran diri Klien berusia 30 tahun, akan tetapi klien belum menikah dan belum memiliki pekerjaan tetap sehingga klien memiliki hambatan sebagai pencari nafkah untuk dirinya sendiri. 4. Ideal diri Klien ingin memiliki pekerjaan yang tetap sehingga klien dapat memulai rumah tangga (menikah). 5. Harga diri Klien mengatakan merasa belum dapat mandiri dan belum menikah
Selama di rumah sakit Tn. P aktif mengobrol dengan pasien yang lain dan ramah kepada pasien yang lain. Tn. P mengatakan jarang berkumpul bersama warga masyarakat ataupun teman sebayanya dikarenakan sudah menikah semua sehingga hanya di rumah bersama orang tua dan adiknya.
D. Spiritual 1. Nilai dan keyakinan Tn. P mengatakan tidak merasa khawatir ataupun takut dengan penyakitnya. Klien mengatakan memasrahkan semuanya kepada Allah SWT. 2. Kegiatan ibadah Tn. P mengatakan melakukan solat 5 waktu berjamaah secara rutin.
Afek Tn. P selama wawancara yaitu tumpul. Selama wawancara irama suara klien monoton dan tidak terdapat bahasa tubuh, akan tetapi apabila terdapat stimulus yang kuat, klien dapat tersenyum. F. Interaksi selama wawancara Selama wawancara Tn. P kooperatif dan mampu menjawab pertanyaan dengan jelas. Selama wawancara klien mampu membuat kontak mata dan duduk berhadapan. G. Persepsi Tn. P mengatakan terkadang suka mendengar suara “Asam” saat klien sendiri dan melamun. Suaranya biasanya muncul 1 kali dalam sehari dan terdengar hanya 1 kata. Klien mengatakan biasanya apabila muncul suara tersebut klien hanya diam. MK: Halusinasi: Pendengaran H. Proses fikir
2. Memori jangka panjang Memori jangka panjang Tn. P baik. Tn. P mampu mengingat kejadian penting yang dulu pernah dialami dengan baik antara lain Tn. P mengatakan pernah bekerja di Surabaya sebagai kuli bangunan (proyek). Tn. P mengatakan tinggal di Rembang. 3. Saat ini Memori Tn. P saat ini baik. Tn. P tidak lupa tentang kejadian yang telah dilakukan. Ketika di tanya tentang menu sarapan, Tn. P dapat menyebutkan secara jelas dan benar. Tn. P mengatakan makan dengan nasi, sayur tauge, tempe dan udang tepung. L. Tingkat konsentrasi dan berhitung Tn. P mampu diajak berkomunikasi dengan baik, dapat menghitung sederhana misal 6x2 = 12, 6+5 = 11. M. Kemampuan penilaian
Tn. P mampu memenuhi kebutuhan BAB/BAK secara mandiri. Tn. P BAB dengan frekuensi 1 kali dalam sehari dengan konsentrasi lunak, warna dan bau khas tinja. Tn. P BAK dengan frekuensi 4-5 kali dalam sehari, warna jernih dan bau khas urine. Tn. P mampu menggunakan toilet secara mandiri dengan menyirampkan air, serta mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun setelah BAK ataupun BAB. C. Mandi Tn. P mengatakan mandi 2 kali dalam sehari secara mandiri yaitu pagi dan sore hari. Klien mengatakan mandi menggunakan air dan sabun untuk membersihkan tubuhnya. Klien mengatakan apabila keramas dan gososk gigi hanya dapat dilakukan 1 kali yaitu pada pagi hari dikarenakan shampoo dan sikat serta pasta gigi tidak disediakan di kamar mandi. D. Berpakaian Tn. P dapat memilih pakaian dan berpakaian sesuai serta dapat
G. Pemeliharaan kesehatan Keluarga mengatakan sudah membawa Tn. P untuk kontrol rutin dan menggunakan BPJS APBN sehingga ditanggung oleh dinas sosial. H. Kegiatan di dalam rumah Saat di rumah kegiatan Tn. P hanya berada di kamar dan kadang berbicara dengan adiknya, bermain hp, menonton tv. Sejak Tn. P sering marahmarah, Tn. P tidak bekerja dan hanya di kamar. I.
Kegiatan di luar rumah Tn. P tidak pernah berkumpul oleh temannya ataupun masyarakat di kampungnya. Tn. P keluar rumah hanya untuk mengambil rumput, membawa pupuk dan bertani.
VIII. MEKANISME KOPING
Maladaptif
XI. ANALISA DATA Data DS: DO: -
DS: -
DO: -
-
Masalah Resiko Perilaku Kekerasan
Keluarga mengatakan sebelum dibawa ke rumah sakit Tn. P sering marah-marah dan berteriak tanpa sebab yang jelas Keluarga mengatakan sebelum di bawa ke RSJ Tn. P berbicara kasar dan keras, membanting barang-barang dan marah kepada orang tua Tn. P mengatakan pernah di rawat di rumah sakit ini tahun 2017 di karenakan marah-marah dan memukul kaca Afek tumpul Postur tubuh klien selama wawancara kaku dan tegang Keluarga mengatakan sebelum di bawa ke RSJ Tn. P sering marah-marah, berbicara kasar dan keras, membanting barang-barang dan marah kepada orang tua Tn. P mengatakan mendengar suara-suara suara- suara dengan kata “Asam” Tn. P mengatakan suara terdengar saat klien sedang sendiri dan sekali dalam sehari
Tn. P mengatakan biasanya apabila mendengar suara klien hanya diam Tn. P tampak bingung dan pandangan kosong Tn. P tidak menyadari bahwa dirinya berhalusinasi
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
POHON MASALAH
Resiko perilaku kekerasan
Tidak mampu mengontrol effect
erilaku
Core problem
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
cause
Trauma, masalah psikolog, kesedihan memanjang, putus minum obat
XII. ASPEK MEDIK
A. Diagnosa Medis
: Skizofrenia Tak Terinci
B. Terapi Medis
:
Nama obat Risperidone
Rute Oral
Dosis 2x2 mg
Indikasi Pengobatan skizofrenia akut dan kronik dan kondisi psikotik lainnya dengan atau tanpa adanya gejala predominan. Meringankan gejala yang berhubungan dengan skizofrenia.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap risperidone atau komponenkomponen lain formulasi.
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori: halusinasi penglihatan 2. Resiko perilaku kekerasan
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan : ketidakmampuan mengontrol perilaku 2. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran: masalah psikologis
Efek samping Insomnia, agitasi, ansietas, sakit kepala, somnolen, fatigue. Kadang-kadang hipotensi ortostatik, refleks takikardi atau hipertensi, gejala ekstrapiramidal, peningkatan BB.
XV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Tgl Selasa, 28 Agustus 2018
Dx. Kep Resiko perilaku kekerasan: ketidakmampuan mengontrol perilaku
Tujuan Setelah dilakukan tidankan keperawatan strategi pelaksanaan 5 x pertemuan selama 30 menit, diharapkan masalah resiko perilaku kekerasan dapat teratasi dengan kriteria hasil: 1. Klien dapat mengindentifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala, jenis perilaku, akibat dan cara mengontrol perilaku kekerasan 2. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan 3. Klien dapat mempraktikan cara mengontrol marah dengan cara ke-1: latihan nafas dalam dan memukul bantal 4. Klien dapat mempraktikan kontrol kemarahannya dengan cara yang ke-2: secara mandiri dengan metode lain : mengkonsumsi obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (pasien, jenis, dosis, frekunsi, cara, dan kontinuitas) 5. Klien dapat mempraktikan kontrol marah dengan cara yang ke-3: cara verbal atau berbicara dengan baik-baik 6. Klien mampu mempraktikan cara kontrol marah yang ke-4: cara spiritual (mendengarkan Al-Qur’an) Al-Qur’an)
Rencana Tindakan 1. Bina hubungan saling percaya (BHSP) seperti mengucapkan salam terapeutik, berjabat tangan, menjelaskan tujuan interaksi, membuat kontrak topik, waktu, tempat setiap kali bertemu 2. Identifikasi penyebab marah, tanda, dan gejala yang dirasakan 3. Indentifikasi akibat serta ajarkan cara mengontrol resiko perilaku kekerasan secara fisik 1: latihan nafas dalam dan pukul bantal atau kasur 4. Susun jadwal harian untuk melakukan kemarahannya dengan cara ke-2 : mengkonsumsi obat secara prinsip 6 benar (pasien, jenis, dosis, frekunsi, cara, dan kontinuitas) 5. Ajarkan klien cara mengontrol kemarahannya dengan cara ke-3: cara verbal atau berbicara baik-baik 6. Ajarkan klien mengontrol rasa marah dengan cara ke-4: cara spiritual (mendengarkan Al-Qur’an) Al-Qur’an)
Selasa, 28 Agustus 2018
Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran: masalah psikologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan strategi pelaksanaan selama 5 x pertemuan selama 30 menit, masalah gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran dapat teratasi dengan kriteria hasil: 1. Klien mampu mengindentifikasi halusinasi (jenis, isi, frekuensi waktu dan respon) 2. Klien mampu mengidentifikasi penyebab halusinasi 3. Klien mampu mempraktikan cara kontrol halusinasi dengan cara ke-1: menghardik halusinasi 4. Klien dapat melakukan kontrol halusinasi dengan cara ke-2: rutin minum obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (pasien, jenis, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas)
5. Klien mampu mempraktikan cara kontrol halusinasi dengan cara ke-3: bercakapcakap dengan orang lain 6. Tn. P dapat mempraktika cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-4 : melakukan aktivitas yang terjadwal
1. Bina hubungan saling percaya (BHSP)
2. 3.
4.
5.
6.
seperti mengucapkan salam terapeutik, berjabat tangan, menjelaskan tujuan interaksi, membuat kontrak topik, waktu, tempat setiap kali bertemu Bantu klien mengenali halusinasi Ajarkan klien cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-1: menghardik halusinasi Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-2: menggunakan dan meminum obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (pasien, jenis, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas) Ajarkan mengontrol halusinasi dengan cara ke-3: bercakap-cakap bersama orang lain Susun jadwal latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-4: melakukan aktivitas terjadwal
XVI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Tgl/ Jam
Rabu, 29 Agustus 2018
No. Dx 1
Implementasi
Evaluasi
1. Membina hubungan saling percaya S: - Mengucapkan salam terapeutik sambil - Klien mengatakan bahwa namanya Tn. P memanggil nama pasien - Klien mengatakan biasanya yang - Memperkenalkan diri kembali kepada menyebabkan marah dikarenakan dimarahi pasien sambil menjabat tangan pasien pasien oleh orang lain - Menanyakan kabar pasien - Klien mengatakan di rumah mengamuk, - Menjelaskan maksud dan tujuan membanting panci, merusak tanaman di - Menjelaskan kontrak waktu kebun - Memberikan rasa aman dan sikap - Klien mengatakan sulit untuk tidur selama empati beberapa hari sebelum dibawa ke rumah 2. Membantu klien mengenali perilaku kekerasan sakit - Penyebab marah - Klien mengatakan saat marah tidak - Tanda & gejala perilaku kekerasan mengingat apapun dan menjadi hilang - Jenis yang pernah dilakukan kendali - Akibat dari perilaku kekerasan - Klien mengatakan pernah di rawat - Cara mengontrol yang sudah dilakukan dikarenakan marah-marah memukul kaca 3. Mengajarkan cara mengontrol marah dengan pada tahun 2017 cara ke-1: Latihan fisik memukul bantal dan - Klien mengatakan karena marah-marah nafas dalam barangnya menjadi rusak dan tidak dapat 4. Mengevaluasi cara mengontrol marah yang dipakai kembali diajarkan - Klien mengatakan setelah diajarkan cara 5. Melakukan kontrak waktu dan tempat untuk nafas dalam dan memukul bantal, lain kali pertemuan selanjutnya mendiskusikan cara apabila akan marah klien akan mencoba cara mengontrol kemarahan dengan cara ke: 2 yaitu tersebut untuk mengontrol marah rutin minum obat secara prinsip 6 benar O:
-
Jum’at, 30 Agustus
1
Paisen kooperatif Afek tumpul Kontak mata (+) Tidak ada tanda-tanda kegelisahan atau tanda marah - Klien dapat mempraktika cara mengontrol marah dengan cara ke-1: cara memukul bantal dan nafas dalam A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi - Memberikan SP 2 RPK: penggunaan obat secara teratur dengan prinsip 6 benar (pasien, jenis, dosis, frekuensi, cara, kontinuitas) - Membngevaluasi efektivitas cara mengontrol marah SP 1: Latihan fisik pukul bantal dan nafas dalam 1. Membina hubungan saling percaya S: - Mengucapkan salam terapeutik sambil - Klien mengatakan belum menggunakan cara memanggil nama pasien mengontrol marah memukul bantal - Memperkenalkan diri kembali kepada dikarenakan klien belum merasakan marah pasien sambil menjabat tangan pasien pasien - Klien mengatakan tidak mengetahui nama - Menanyakan kabar pasien obat yang di minum - Menjelaskan maksud dan tujuan - Klien mengatakan selama di rumah obat di - Menjelaskan kontrak waktu konsumsi rutin - Memberikan rasa aman dan sikap - Klien mengatakan setelah meminum obat empati terkadang suka mengantuk
Sabtu, 31 Agustus 2018
1
2. Mengevaluasi keefektifan cara mengontrol - Klien mengatakan sekarang paham marah dengan cara ke-1: latihan fisik memukul mengenai obat yang di konsumsinya bantal dan nafas dalam menimbulkan efek samping mengantuk 3. Mengajarkan cara mengontrol marah dengan - Klien mengatakan obat yang di minumnya cara ke-2: penggunaan obat secara teratur namanya risperidone yang berfungsi agar dengan prinsip 6 benar (pasien, jenis, dosis, klien tidak mengamuk dan hilang kendali frekuensi, cara, kontinuitas) - Klien mengatakan obat diminum setelah - Memberikan pendidikan kesehatan makan, 2 kali sehari, risperidone 2 mg, dan mengenai obat Tn. P harus dikonsumsi rutin - Menjelaskan akibat dari putus obat O: - Menjelaskan penggunaan obat dengan - Klien dapat menyebutkan jenis obat prinsip 6 benar (pasien, jenis, dosis, risperidone, dosisnya 2 mg, frekuensi 2 kali frekuensi, cara, kontinuitas) sehari, di minum setelah makan dan rutin 4. Melakukan kontrak waktu dan tempat untuk setiap hari pertemuan selanjutnya mendiskusikan cara - Klien dapat menyebutkan akibat dari putus mengontrol kemarahan dengan cara ke-3: obat secara verbal yaitu berbicara baik-baik A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi - Mengevaluasi cara penggunaan obat dengan prinsip 6 benar - Mengajarkan cara mengontrol marah dengan cara ke-3: secara verbal yaitu berbicara baik baik 1. Membina hubungan saling percaya S: - Mengucapkan salam terapeutik sambil - Klien mengatakan sudah minum obat yang memanggil nama pasien namanya risperidone, 2 kali yaitu pagi dan - Memperkenalkan diri kembali kepada sore hari pasien sambil menjabat tangan pasien pasien
-
2.
3.
4.
5.
Menanyakan kabar pasien - Klien mengatakan sudah tidak menyebabkan Menjelaskan maksud dan tujuan ngantuk saat setelah minum obat Menjelaskan kontrak waktu - Klien mengatakan kemarin sudah Memberikan rasa aman dan sikap mempraktikan cara nafas dalam saat akan empati marah dan klien mengatakan menjadi lebih Mengevaluasi keefektifan cara mengontrol tenang marah dengan cara ke-2: penggunaan obat - Klien mengatakan kemarin yang dengan prinsip 6 benar (pasien, jenis, dosis, membuatnya marah dikarenakan disiram air frekuensi, cara, kontinuitas) saat sedang tidur oleh salah satu pasien Mengajarkan cara mengontrol marah dengan remaja cara ke-3: cara verbal atau berbicara dengan - Klien mengatakan selama disini sering baik-baik interaksi atau mengobrol dengan pasien lain Mengevaluasi cara mengontrol marah dengan seperti Tn. T, Tn. S. cara ke-3: latihan verbal berbicara dengan - Klien mengatakan apabila di rumah biasanya baik-baik hanya tidur, menonton tv dan ke ladang Melakukan kontrak waktu dan tempat untuk - Klien mengatakan saat di rumah sulit untuk pertemuan selanjutnya mendiskusikan cara berbicara baik-baik lebih baik diam mengontrol kemarahan dengan cara ke-4: cara O: spiritual dengan mendengarkan Al-Qur’an Al-Qur’an - Postur tubuh klien rileks - Kontak mata (+) - Klien defensive mengenai lebih baik diam dibandingkan untuk berbicara baik-baik saat sedang marah A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi - Mengevaluasi cara mengontrol marah ke-3: berbicara baik-baik
-
Senin, 1 September 2018
1
Mengajarkan cara mengontrol marah ke-4: cara spiritual dengan mendengarkan AlQur’an dan berdzikir
1. Membina hubungan saling percaya S: - Mengucapkan salam terapeutik sambil - Klien mengatakan apabila marah menurut memanggil nama pasien klien lebih baik diam - Memperkenalkan diri kembali kepada - Klien mengatakan apabila dibicarakan pasien sambil menjabat tangan pasien pasien dengan baik-baik, klien hanya akan - Menanyakan kabar pasien bertambah marah - Menjelaskan maksud dan tujuan - Klien mengatakan lebih baik menarik nafas - Menjelaskan kontrak waktu dalam saat akan marah dibandingkan - Memberikan rasa aman dan sikap membicarakannya empati - Klien mengatakan setelah mendengarkan Al2. Mengevaluasi keefektifan cara mengontrol Qur’an dan berdzikir, klien merasa lebih marah dengan cara ke-3: latihan verbal tenang berbicara dengan baik-baik - Klien mengatakan saat sedang di lading 3. Mengajarkan cara mengontrol marah dengan biasannya klien melamum cara ke-4: cara spiritual dengan mendengarkan - Klien mengatakan sekarang akan mencoba Al-Qur’an Al-Qur’an berdizkir dibandingkan dengan melamun 4. Melakukan kontrak waktu dan tempat untuk O: pertemuan selanjutnya mendiskusikan - Klien mengikuti arahan dengan baik mengenai halusinasi - Klien dapat mempraktikan nafas dalam disertai dengan berdzikir - Klien defensif yaitu menganggap berbicara baik-baik bukan solusi untuk mengontrol marah A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
-
Selasa, 2 September 2018
2
Mengevaluasi cara mengontrol marah ke-4: cara spiritual dengan mendengarkan AlQur’an dan berdzikir Memberikan SP-3 RPK: cara mengontrol marah dengan berbicara baik-baik
1. Membina hubungan saling percaya S: - Mengucapkan salam terapeutik sambil - Klien mengatakan saat sedang akan tidur memanggil nama pasien berdzikir dan membuat hati tenang - Memperkenalkan diri kembali kepada - Klien mengatakan akan meminta adiknya pasien sambil menjabat tangan pasien pasien untuk memasukan ayat Al-Qur’an Al-Qur’an di telepon - Menanyakan kabar pasien genggamnya - Menjelaskan maksud dan tujuan - Klien mengatakan saat merasakan marah, - Menjelaskan kontrak waktu klien akan mendengarkan music Al-Qur’an Al-Qur’an - Memberikan rasa aman dan sikap dari hp empati - Klien mengatakan akan mencoba berbicara 2. Mengevaluasi keefektifan cara kontrol marah baik-baik saat merasakan merasakan jengkel atau atau marah dengan cara ke-4: cara spiritual dengan - Klien mengatakan merasa bersalah kepada mendengarkan Al-Qur’an Al-Qur’an orang tuanya karena telah merusak barang di 3. Mengulang SP-3 RPK: cara mengontrol marah rumah dengan berbicara baik-baik - Klien mengatakan apabila berbicara baik4. Melakukan kontrak waktu dan tempat untuk baik, klien tidak perlu merusak barang pertemuan selanjutnya mendiskusikan cara barang mengontrol halusinasi dengan cara ke-1: O: menghardik halusinasi - Klien kooperatif - Klien mampu mengidentifikasi keuntungan dari cara berbicara baik-baik - Postur tubuh rileks, tidak ada tanda-tanda kemarahan
Rabu, 3 September 2018
2
1. Membina hubungan saling percaya - Mengucapkan salam terapeutik sambil memanggil nama pasien - Memperkenalkan diri kembali kepada pasien sambil menjabat tangan pasien pasien - Menanyakan kabar pasien - Menjelaskan maksud dan tujuan - Menjelaskan kontrak waktu - Memberikan rasa aman dan sikap empati 2. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-1: menghardik halusinasi 3. Membantu mengenali halusinasi (isi, jenis, frekuensi, waktu) 4. Mengevaluasi cara klien menghardik halusinasi 5. Melakukan kontrak waktu dan tempat untuk pertemuan selanjutnya mendiskusikan cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-2: penggunaan obat
A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi - Mengevaluasi cara mengontrol kemarahan seperti latihan nafas dan memukul bantal, bebicara baik-baik, cara spiritual dengan mendengarkan Al-Qur’an Al-Qur’an S: - Klien mengatakan biasanya mendengar kata “Asam” saat sedang melamun di melamun di ladang - Klien mengatakan mendengar suara sudah lama namun tidak pernah di respon dikarenakan hanya mendengar 1 kali dalam sehari - Klien mengatakan hanya suara, tidak pernah melihat bayangan-bayangan - Klien mengatakan akan menggunakan cara menghardik saat muncul suara-suara - Klien mengatakan selama di rumah sakit, klien belum mendengar suaranya lagi O: - Klien mampu menyebutkan halusinasi yang dialaminya - Klien mampu mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi - Mengevaluasi cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
Kamis, 4 September 2018
Jum’at, 5 September 2018
2
2
1. Membina hubungan saling percaya - Mengucapkan salam terapeutik sambil memanggil nama pasien - Memperkenalkan diri kembali kepada pasien sambil menjabat tangan pasien - Menanyakan kabar pasien - Menjelaskan maksud dan tujuan - Menjelaskan kontrak waktu - Memberikan rasa aman dan sikap empati 2. Mengevaluasi efektivitas cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-1: menghardik halusinasi 3. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-2: penggunaan obat dengan prinsip 6 benar 4. Mengevaluasi cara penggunaan obat 5. Melakukan kontrak waktu dan tempat untuk pertemuan selanjutnya mendiskusikan cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-3: bercakap-cakap dengan orang orang lain 1. Membina hubungan saling percaya - Mengucapkan salam terapeutik sambil memanggil nama pasien
-
Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-2: penggunaan obat dengan prinsip 6 benar
-
Klien mengatakan sebelumnya obatnya 3 namun sudah 1 minggu hanya 1 obat yaitu risperidone Klien mengatakan tidak tahu namanya han ya tahu warnanya oranye dan putih, kuning Klien mengatakan perawatnya bilang itu obat halusinasi
S:
O: -
Klien mampu menyebutkan nama obat Haloperidol, trihexypenidil dan kegunaannya - Klien mampu menyebutkan frekuensi dan dosis yang didapatkan klien A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi - Mengajarkan mengontrol halusinasi dengan cara ke-3: bercakap-cakap dengan orang lain - Mengevaluasi penggunaan obat
S: -
Klien mengatakan biasanya mengobrol dengan adik
di
rumah
-
Senin, 10 Sepetmber 2018
2
Memperkenalkan diri kembali kepada - Klien emngatakan tinggal serumah bersama pasien sambil menjabat tangan pasien pasien orang tua dan satu orang adiknya - Menanyakan kabar pasien - Klien mengatakan adiknya masih SMP, - Menjelaskan maksud dan tujuan namun sudah lulus akan lanjut bekerja - Menjelaskan kontrak waktu membantu klien di kebun - Memberikan rasa aman dan sikap - Klien mengatakan satu kamar juga bersama empati adiknya 2. Mengevaluasi efektivitas cara mengontrol O: halusinasi dengan cara ke-3: bercakap-cakap - Klien kooperatif dengan orang lain - Selama wawancara sudah ada komunikasi 3. Melakukan kontrak waktu dan tempat untuk dua arah pertemuan selanjutnya mendiskusikan - Kontak mata (+) keefektifan cara mengontrol halusinasi ke-4: - Afek sesuai dengan stimulus melakukan aktivitas terjadwal A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi - cara mengontrol halusinasi ke-4: melakukan aktivitas terjadwal 1. Bina hubungan saling percaya S: 2. Mengevaluasi bercakap-cakap dengan orang - Klien mengatakan bangun tidur solat subuh lain di mesjid 3. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi - Klien mengatakan pukul 06.00 mengambil dengan cara ke-4: melakukan aktivitas rumput untuk makanan kambing dan kelinci terjadwal - Klien mengatakan mengambil pupuk - Membuat daftar kegiatan yang - Klien mengatakan ke kebun bertani dilakukan - Klien mengatakan solat dzuhur di rumah - Menyusun jadwal selama 1 hari - Klien mengatakan biasanya istirahat jam 12.00 pulang ke rumah untuk makan
-
Klien pulang ke rumah sore hari, mandi dan solat masgrib di mesjid
O: -
Rabu, 12 September 2018
2
Klien mampu menyebutkan kegiatan yang dapat dilakukan klien dalam sehari - Klien dapat membuat jadwal selama 1 hari A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi - Mengevaluasi keefktifan cara mengontrol halusinasi dengan cara ke-4: melakukan kegiatan terjadwal - Mengevaluasi aktivitas yang dijadwalkan 1. Membina hubungan saling percaya S: - Mengucapkan salam terapeutik sambil - Klien mengatakan saat di rumah akan memanggil nama pasien membuat jadwal aktivitas - Memperkenalkan diri kembali kepada - Klien mengatakan hari ini sudah membuat pasien sambil menjabat tangan pasien pasien jadwal aktivitas selama 1 hari - Menanyakan kabar pasien - Klien mengatakan hari ini sudah - Menjelaskan maksud dan tujuan mendapatkan rehabilitasi - Menjelaskan kontrak waktu - Klien mengatakan di rehabilitasi ada tenis - Memberikan rasa aman dan sikap meja dan besok klien ingin mencoba jadi empati masuk dalam daftar kegiatan 2. Mengevaluasi keefektifan cara mengontrol - Klien mengatakan di tempat rehabilitasi halusinasi dengan cara ke-4: melakukan yaitu bertani aktivitas terjadwal O: 3. Memberikan reinforcement - Klien mampu membuat jadwal ativitas secara mandiri
-
Klien sudah mampu merencanakan kegiatan untuk esok hari A: Masalah teratasi P: Pertahankan intervensi - Mengevaluasi cara-cara yang sudah diajarkan untuk mengontrol halusinasi