ASUHAN KEPERAWATN PADA PASIEN ISPA A. Pengkajian Keluarga a. Nama kepala keluarga : Tn “S” b. Umur : 35 thn c. Jenis kelamin : Laki-laki d. Pendidikan : SMP e. Pekerjaan : Buruh harian f. Agama : Islam g. Suku : Makassar h. Alamat : Jl. A. Tondro Lr.2 RT 02 RW 10 i. Komposisi kelurga No Nama Umur JK Hubungan Pekerjaan
Pendidikan
1
Ny “B”
35
P
Istri
IRT
SMP
2
An “S”
14
L
Anak
Tidak ada
SD
3
An “S”
10
P
Anak
Sekolah
SD
4
An ”Z”
5 thn 1bln
L
Anak
BS
_
Genogram j. Tipe keluarga Keluarga Tn “S” merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 3 orang anak. k. Latar belakang keluarga Suku keluarga Tn “S” adalah suku Makassar, dimana keluarga tinggal dalam suatu lingkungan yang sifatnya heterogen artinya lingkungan tempat tinggal keluarga Tn “S” terdiri dari berbagai macam jenis pekerjaan, jenis pekerjaan, agama, suku dan budaya. Keluarga Tn “S” mengatakan apabila ada anggota keluarganya yang sakit keluarga membawanya ke Puskesmas atau rumah sakit. l. Agama Agama yang dianut oleh keluarga Tn “S” adalah agama Islam, keluarga mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan dan keluarga juga mengatakan tidak ada nilai-nilai agama yang dapat mempengaruhi kesehatannya. m. Status sosial Yang mencari nafkah dalam keluarga adalah Tn “S” yang bekerja sebagai buruh harian yang berpenghasilan +Rp. 450.000 450.000 – Rp. Rp. 500.000 perbulan. n. Rekreasi Kegiatan waktu luang keluarga adalah nonton TV bersama.
II. Riwayat Perkembangan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga Tn ” S ” saat ini Keluarga Tn “S” saat ini menghadapi tahap perkembangan anak usia sekolah. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya Tahap memenuhi kebutuhan keluarga, membantu anak bersosialisasi dan tahap pengaturan penggunaan penghasilan keluarga. b. Riwayat kesehatan keluarga inti Keluarga Tn “S” terbentuk kurang lebih 16 tahun yang lalu dan telah dikaruniai oleh 3 orang anak, anggota keluarga Tn “S” yang mengalami gangguan kesehatan saat ini adalah An.”Z” yang menderita penyakit Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) c. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Kedua orang tua tidak pernah mengalami gangguan atau masalah kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari –hari. Dan tiap bulan An.”Z”menderita penyakit ISPA dengan gejala seperti batuk,pilek, dan demam..
III. Lingkungan a. Jenis bangunan rumah Tn “S” adalah semi permanen dengan luas bangunan 3 m x 4 m. Lantai rumah terbuat dari semen, status pemilikan rumah kontrakan, atap rumah seng, ventilasi rumah tidak ada, penerangan rumah menggunakan listrik. b. Kebersihan rumah Ruang tamu dan kamar tidur nampak pakaian yang bergantungan, banyak sampah yang berserakan di ruang dapur, dapur nampak kurang bersih, keluarga mengatakan tidak mengetahui kondisi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. c. Pemakaian air Sum ber air yang digunakan oleh keluarga Tn “S” adalah air PAM dimana air PAM digunakan untuk keperluan sehari-hari, keadaan fisik air tidak berwarna, tidak berbau dan berasa. d. Pembuangan air limbah keluarga Keluarga mempunyai sarana pembuangan air limbah yang mengalir langsung ke selokan, dimana selokan tersebut banyak terdapat sampah plastik dan airnya tidak mengalir, keluarga mempunyai jamban jenis angsa latring yang berjarak + 3 meter dari air PAM. e. Pembuangan sampah terakhir keluarga Sampah keluarga ditampung dikantong plastik lalu dibuang dibelakang rumah.dan kemudian di bakar. f. Kandang ternak Keluarga Tn “S” tidak mempunyai hewan ternak. g. Pencemaran lingkungan Jenis pencemaran lingkungan yaitu pembuagan limbah rumah tangga langsung ke SPAL terbuka dengan keadaan airnya warna hitam dan berbau. h. Denah rumah
Keterangan : 1. 3
5
Ruang tamu 2. 4
4
Ruang tidur 3. 3
Dapur 4. Wc 5. Kamar mandi IV. Struktur keluarga a. Pola komunikasi Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan pesan baik, bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Makassar dan kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia. b. Struktur kekuatan keluarga Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu Tn “S” selaku kepala keluarga. c. Struktur peran Tn “S” sebagai kepala keluarga berperan sebagai mencari nafkah sedangkan Ny “B” sebagai pengasuh anak dan mensosialisasikan anak, serta sebagai ibu rumah tangga. d. Nilai dan norma keluarga Tidak ada nilai-nilai keluarga yang dianut oleh keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan. V. Fungsi keluarga a. Fungsi afektif Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga b. Fungsi biologis Keluarga selalu mengatakan makan makanan yang bergizi seperti tempe,telur, ikan dan sayur mayur . c. Fungsi perawatan kesehatan Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin mencari bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan d. Fungsi sosial Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan sikap dan perilaku yang baik bagi anakanaknya e. Fungsi ekonomi
Kepala keluarga yaitu Tn ”S” bekerja sebagai buruh harian dalam mencari naf kah untuk memenuhi kebutuhan keluarga f. Fungsi reproduksi Tn ”S” berusia 35 tahun dan Ny “ B “ berusia 35 tahun merupakan usia produktif, saat ini Ny “ B“ menggunakan alat kontrasepsi suntik VI. Koping Keluarga a. Stres jangka panjang yang dihadapi keluarga adalah cemas dengan kondisi An.”Z” yang menderita penyakit Infeksi Saluran pernafasan atas dan masa depan anak-anaknya. Sedangkan stres jangka pendek yang dihadapi keluarga adalah keluarga tidak mempu mengenal dan merawat penyakit An.”Z” b. Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres yakni keluarga membawa An.”Z” ke Puskesmas. c. Batas kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni keluarga masih dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi dan terus berusaha agar masala h kesehatan dapat diatasi.
1.
b. c. 1. 2.
3. 4.
5.
6.
VII. Pengkajian Fisik Anggota Keluarga a. Riwayat kesehatan medis anggota keluarga Keluhan yang dirasakan anggota keluarga pada saat ini An.”Z” menderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas dengan gejala seperti deman, batuk, dan pilek yang dirasakan kurang lebih 5 hari yang lalu. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi keluhan adalah dengan memeriksakan kesehatan anaknya ke puskesmas dan minum obat paracetamol dan istirahat yang cukup Keluarga berencana Ny “B” memakai alat kontrasepsi suntikan, Ny “B” mengatakan tidak ada keluhan. Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga yang bermasalah (An.”Z”) Tanda-tanda vital An.”Z” TD : 90/60 mmHg N : 100x/i
S : 38,5 0C P : 30x/i BB : 15kg TB : 98cm Kebersihan rambut dan kepala Rambut berwarna hitam, rambut pendek dan kulit kepala nampak bersih, frekuensi mencuci rambut 2 x seminggu, tidak ada nyeri tekan. Keadaan kulit Warna kulit kuning langsat , kulit nampak bersih .
Kesehatan mata Konjungtiva tidak anemis, simentris kiri dan kanan, pergerakan bola mata kanan dan kiri normal, sklera tidak ikterus. 7. Hidung Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada epistaksis, tidak ada nyeri tekan dan ada sekret yang menghalangi penciuman. 8. Telinga Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen yang menghalangi pendengaran, klien tidak ada gangguan pendengaran 9. Kebersihan gigi dan mulut Gigi tampak bersih frekuensi mennggosok gigi 2 x /sehari
Bibir klien nampak lembab,tidak ada stomatitis,tidak ada gangguan menelan 10. Pemeriksaan thoraks a. Jantung Bunyi jantung S1 lup di dengarkan pada interkosta 2dan 3 dan bunyi jantung S2 dup terdengar pada interkosta 4dan 5 murni tidak ada suara tambahan. b. Dada/paru Dada nampak simetris kiri dan kanan pergerakan mengikuti pola napas, frekuensi pernapasan 30x/i bunyi nafas ronchi 11. Pemeriksaan abdomen Tidak ada nyeri tekan, perut tidak kembung 12. Struktur dan bentuk tulang belakang normal, tidak ada kelainan bentuk tulang belakang seperti lordosis, kiposis, dan skoliosis 13. ekstremitas atas dapat berfungsi dengan baik,tidak ada oedema pada tangan, sedangkan ekstremitas bawah juga dapat berfungsi dengan baik,klien mampu berjalan,tadak ada oedema(pembengkakan) pada kaki dan lutut.
No Data 1 DS : Ibu An. “Z” mengatakan anaknya demam sejak 5 hari yang lalu Ibu klien mengatakan anaknya batuk-batuk dan suka menangis Ibu An.”Z” mengatakan anaknya pilek O: Klien nampak rewel badan An.”Z” teraba panas ampak ada pengeluaran sekret cair nda-tanda vital TD : 90/60 mmHg : 100x/i P:30x/i S : 38,5 oC 2.
S: - Keluarga mengatakan tidak mengerti tentag syarat – syarat rumah sehat DO: - jenis SPAL terbuka - selokan kotor - Ventilasi tidak ada - Rumah nampak kotor
ANALISA DATA Masalah Kesehatan ISPA pada An.”Z” keluarga Tn.”S”
Masalah Keperawatan . Hipertermia pada An.”Z” keluarga Tn.”S”berhubungan dengan : Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah ISPA
2. Resiko Terjadinya berbagai macam penyakit Sanitasi lingkungan menular (DHF, Diare yang tidak memenuhi dan Thypoid) pada syarat pada keluarga keluarga Tn. “S” Tn.”S” berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal
- nampak ruang dapur kotor dan perabotan tidak tertata dengan rapi
sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
SKALA PRIORIHTAS MASALAH Dx. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada An.”Z” keluarga Tn. “S” b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah No. Kriteria Perhitungan Skor 1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Tidak / kurang sehat 2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2/2 x 2 2 Mudah 3. Potencial masalah umntuk cegah 3/3 x 1 1 Tinggi 4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Madalah besar harus segera ditangani Total 5
Dx. Resiko terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada keluarga Tn. “S” b/d sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan No. Kriteria Perhitungan Skor 1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/2 Ancaman kesehatan 2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2/2 x 2 2 Mudah 3. Potencial masalah untuk cegah 3/3 x 1 1 Tinggi 4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Masalah besar harus ditangani Total 3 2/3 PRIORITAS MASALAH Berdasarkan hasil pembahasan diatas : Maka urutan prioritas masalah :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada An.”Z” keluarga Tn. “S” b/d ketadak mampuan keluarga mengenal masalah ISPA skor (5). 2. Resiko terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada keluarga Tn. “S” b/d sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syar at kesehatan skor (3 2/3).
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No 1 1.
Masalah Kesehatan 2 ISPA pada An. “Z” Keluarga Tn. “S”
Diagnosa Keperawatan 3 Hipertermia pada An.”Z” keluarga Tn. “S” berhubungan dengan : ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
Tujuan Umum 4 Setelah melakukan intervensi keperawatan keluarga An. ”Z” tidak mengalami ISPA.
Khusus 5 Setelah melakukan intervensi keluarga di harapkan : keluarga mampu mengenal masalah penyakit ISPA.
Keluarga mampu mengambil keputusan
Keluarga mampu m
Keluarga mampu menciptakan lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Kriteria 6 Respon verbal
Standar 7 Masalah kesehatan yang terkait dengan ISPA : 1.Hipertermi Gangguan pola nafas
Setelah melakukan intervensi keperawatan keluarga di harapkan : Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan yang terkait dengan kesehatan lingkungan
2.
Sanitasi Resiko Setelah lingkungan pada terjadinya melakukan keluarga Tn. “S” penyakit intevensi menular (DHF, keperawatan diare, dan keluarga Tn. Thypoind) ”S” di pada keluarga harapkan Tn. ”S” tidak terjadi berhubungan penyakit dengan : menular Ketidak mampuan keluarga mengenal pentingnya kesehatan lingkungan
Keluarga mampu menganbil keputusan yang tepat mengenai lingkungan yang memenuhi syarat kesehatn
Keluarga mampu merawat lingkungan rukmah yang memenuhi syarat kesehatan
Respon verbal
Masalah kesehatan yang terkait dengan kesehatan lingkuangan : Dampak yang timbul dari sanitasi lingkungan yang tidak memenui syarat kesehatan
yang memenuhi syarat kesehatan
Keluarga mampu menciptakan lingkungan rumah yang bersih
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah
CATATAN PERKEMBANGAN No. 1.
Tgl/Hari Sabtu /14 06 2008
No DX 1.
Tujuan khusus eluarga mampu mengenal masalah tentang ISPA
Keluarga mampu mengambil keputusan
Keluarga mampu merawat An.“Z” yang menderita penyakit ISPA
Imlementasi .1 Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA .2 Memberi penjelasan tenteng ISPA: Pengertian ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan hanya mengenai saluran pernapasan atas termasuk rongga hidung, faring danlaring . Penyebab ISPA sebagian besar disebabkan oleh virus walaupun bakteri juga terlibat. ISPA juga bisa disebabkan karena kelelahan lingkungan yang kotor dan perubahan cuaca .1 Memotivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa An.”Z” ke posyandu atau ke puskesmas .1 Menganjurkan orang tua klien untuk memberikan kompreks air hangat
Menganjurkan untuk minum air hangat bila ada sekret Menganjurkan klien untuk banyak istirahat .1 Menganjurkan orang tua klien untuk memberikan kompres air hangat Menganjurkan untuk
Evaluasi Tanggal 14-06-2008 Jam 10:00 : Keluarga mengataka n belum mengerti tentang penyakit ISPA Keluarga mengatakan mengompres anaknya jika demam : Badan An. ”Z” teraba panas An. “Z” masih batuk-batuk An. “Z” masih rewel Tanda-tanda vital : TD : 90/60 mmHg N. 100 x /menit S : 38,5 C P :30 x/ menit Masalah belum teratasi Lanjutkan intervensi (3.1,3.2,3.3,4dan5)
minum air hangat bila ada sekret . Menganjurkan klien untuk banyak istirahat
Minggu 15-062008
. Keluarga mampu merawat An. “Z” yang menderita penyakit ISPA
Keluarga mampu menciptakan lingkungan bersih dan suasana rumah yang nyaman
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada
Senin 16-062008
Keluarga mampu menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan nyaman
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
Tanggal 15-06-2008 Jam 08 :00 : Keluarga mengatakan anaknya sudah tidak demam lagi Memotivasi keluarga Keluarga untuk menciptakan mengatakan selalu lingkungn rumah memberikan yang bersih suasana kompres air hangat rumah yang tenang Keluarga dan nyaman mengatakan anaknya diberikan obat Memotivasi keluarga hupagrif sirup 3x1 untuk mengontrol sendok/ hari kesehatan An. ”Z” : Badan klien tidak ketempat pelayanan teraba panas lagi kesehatan terdekat . “Z” masih batuk (puskesmas tau nda-tanda vital posyandu) : 90/60 mmHg Memotivasi keluarga : 96x/i untuk menciptakan 37 C lingkungn rumah : Masalah belum yang bersih suasana teratasi rumah yang tenang Lanjutkan intervensi dan nyaman 4 dan 5. Memotivasi keluarga untuk mengontrol kesehatan An. ”Z” nggal 16-06-2008 ketempat pelayanan Jam 16:30 kesehatan terdekat (peskesmas atau : Keluarga mengat posyandu) akan membawa Mengkaji anaknya ke pengetahuan klien puskesmas tentang pengertian An. “Z” tidak sanitasi lingkungan nampak rewel lagi 2.Memberikan Masalah teratasi penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan syarat – syarat rumah sehat Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan ggal 17-06-2008 lingkungan yang 08 : 00 optimal sehingga Keluarga mengatakan berpengruh positif belum mengetahui
Keluarga mampu mengenal tentang pentingnya kesehatan lingjkungan yang memenuhi syarat kesehatan lingkuangan
Selasa 17-062008 2.
NDX .1
terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula Cara pengolahan sampah yaitu dengan mengumpukan sampah di tempat sampah di rumah kemudian di buang ke tempat penampung sementara sampah dapat di timbun atau di bakar Syarat-syarat air limbah adalah tidak mencemari air minum permukaan tanah dan tidak menjadi tempat berkembangbiakanny a nyamuk dan lalat. Syarat-syarat rumah yang sehat tersedianya air bersih adanya pembuangan air limbah jamban keluarga dan tempat sampah serta ventilasi .Memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat . Memotivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik Memotivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan menganjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat . Memotivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya .Memotivasi keluarga untuk membersihkan
tentang kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan Rumah nampak kotor perabotan dapur tidak tertata rapi, selokan nampak tergenang dan banyak plastik serta sampah-sampah berserahkan. Masalah belum teratasi Lanjutkan intervensi 2.1, 2.2, 3.1, 3.2, 4 dan 5
Tanggal 19-06-2008 Jam 17 : 00 Keluarga mengatakan sudah membersikan selokan dan membuang sampah pada tempatnya Selokan tidak tergenang lagi dan nampak bersih
Keluarga mampu merawat lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mamanuhi syarat kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada 3.
NDX. 1 Keluarga mampu mengambil keputusan
Keluarga mampu merawat lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan Kamis 1906-2008
Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mamanuhi syarat
SPALnya SPAL masih terbuka, .Memotivasi keluarga perabot rumah untuk menutup nampak tertata rapi SPALnya yang Masalah teratasi terbuka sebagian .Memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat .Memotivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik . Memotivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan anjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat .Motivasi keluarga untuk menata perabotan dapur . Memotivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya .1 Memotivasi keluarga untukm membersihkan SPALnya
.Memotivasi keluarga untuk menutup SPALnya yang terbuka .Memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat .Memotivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik Memotivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan anjurkan agar tidak
kesehatan
4.
NDX. 2
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada Keluarga mampu mengambil keputusan
Keluarga mampu merawat lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mamanuhi syarat kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada
membuang sampah disembarang tempat .1. Memotivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya .2.Menganjurkan kepada keluarga untuk membuat lubang tempat penampungan.
5.
NDX. 2
6.
NDX. 2
RESUME KASUS
Tn”S” berumur 35 tahun mempunyai anggota keluarga 4 orang terdiri dari 3 orang anak dan seorang istri myang merupakan keluarga inti yang tinggal serumah dilingkungan heterogen, keluarga Tn”S” adalah suku Makassar yang menganut agama Islam. Dalam pelayanan kesehatan, keluarga memanfaatkan sarana kesehatan terdekat yaitu puskesmas. Tahap perkembangan keluarga yaitu berada pada tahap anak sekolah, dimana orang tua membantu anak untuk bersosialisasi baik dengan tetangga maupun di sekolah serta memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat. Jenis bangunan rumah Tn “S” adalah semi permanen dengan luas bangunan 3 m x 4 m. Lantai rumah terbuat dari semen, status pemilikan rumah kontrakan, atap rumah seng, dapur nampak kotor, ventilasi rumah tidak ada, penerangan rumah menggunakan listrik. Keadaan lingkungan rumah kurang memenuhi syarat dimana halaman nampak kotor, selokan nampak kotor, dan SPAL terbuka.klien menampung sampahnya di kantong plastik dan kemudian di buang di tanah kosong disamping rumah dan jika sudah bertumpuk kemudian dibakar. Pengkajian fisik pada anggota keluarga yang bermasalah yaitu An.”Z” dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas dengan TTV : TD : 90/60 mmHg, N : 100 x/I, S : 38,5 C, Ibu klien mengatakan anaknya demam, batuk-batuk, ingusan, dan suka menangis. Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan sehingga keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi sehingga tidak mampu mencegah dan mengatasi masalah yang ada. Adapun diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi yang dilakukan yaitu : 1. Hipertimia b/d ketidak mampuan mengenal masalah penyakit ISPA. Intervensi :
g ISPA g tua klien untuk memberikan kompres air hangat.. c. Anjurkan minum air hangat bila ada sekret. d. Ajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak. e. Anjurkan untuk istirahat yang cukup. Implementasi yang dilakukan : a) Memberi penjelasan kepada keluarga tentang penyakit ISPA b) Menganjurkan ibu klien untuk memberi minum air hangat bila masih ada sekret. c) Mengajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak. d) Menganjurkan untuk beristirat yang cukup. Evaluasi : Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang manfaat memberikan kompres air hangat. Resiko terjadinya penyakit menular (DHF, Diare, Thypoid pada keluarga Tn”S” b/d ketidakmampuan keluarga mengenal sanitasi lingkungan syarat kesehatan.
a. b. c. d. a) b) c)
Intervensi: Beri penjelasan (HE) tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit yang ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang ada hubungannya dengan lingkungan yang kurang bersih,terutama penyakit menular. Motivasi dan anjurkan keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari. Anjurkan dan motivasi untuk memelihara dan menciptakan li ngkungan rumah yang sehat. Implementasi yang dilakukan : Memberikan penjelasan tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit yang ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan. Memotivasi keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari. Menganjurkan dan memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.
Evaluasi : Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, dan mengatakan akan membersihkan rumahnya setiap hari.