0
Lainnya
Blog Berikut»
Buat Blog
health life
Arsip Blog ▼ 2012 2012 (6) (6)
September (6) September (6)
Mengenai Saya Ayu Dwi Nastiti Ikuti
7
Lihat profil lengkapku
Masuk
11/26/2014
Asuhan Keperawatan Konjungtivitis
Sedangkan
tujuan
khusus
pembuatan
makalah
ini
adalah
untuk
mengetahui proses perjalanan penyakit dari pembuatan makalah seperti konsep teori sampai dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien penderita konjungtivitis.
A.
BAB II TINJAUAN TEORITIS KLIEN DENGAN KONJUNGTIVITIS Anatomi Dan Fisiologi
Organ eksternal oculi atau y ang sering disebut dengan organ pada mata terdiri dari: 1.
Palpebrae
2.
Conjungtiva
3.
Apparatus lacrimalis
4.
Musculi eksternal b ulbi
Dan yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang konjungtivitis, dan arti konjungtivitis itu sendiri merupakan mukosa tipis, transparan, yang melapisi bulbi hingga permukaan balakang palpebra. Jenis dari c onjungtiva ad alah : 1.
conjungtiva palpebralis
2.
conjungtiva bulbi
3.
conjungtiva fornix.
( Sumber: Handout dari dr. Teddy Nugroho Mata Ajar Sistem Persepsi Sensori ). B.
Definisi
Konjungtivitis
adalah
radang
konjungtiva
yang
disebabkan
oleh
mikroorganisme seperti bakteri, alergi, viral, dan sika. ( Sumber: Arif Mansoer, Kapita Selekta Kedokteran edisi ke3, jilid 1 tahun 2001 ). Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva akibat suatu proses infeksi atau respon alergi. (Corwin, 2001). Sedangkan menurut Brunner & Suddarth, konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan
11/26/2014
Asuhan Keperawatan Konjungtivitis
mata merah. ( Sumber: Brunner dan Suddarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Vol. III, EGC, Jakarta ) Konjunctivitis ( konjungtivitis, pink eye ) merupakan peradangan pada konjungtiva ( lapisan luar mata dan lapisan dalam kelopak mata ) yang disebabkan oleh mikro-organisme (virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia. Boleh dikata masyarakat kita sudah sangat mengenalnya. Penyakit ini dapat menyerang semua umur. Konjungtivitis yang disebabkan oleh mikro-organisme (terutama virus dan kuman atau campuran keduanya) ditularkan melalui kontak dan udara. ( Sumber: www.komunitas dudungnet.com ) C.
Etiologi
Pembagian konjungtivitis berdasarkan penyebabnya : - Konjungtivitis akut b acterial, mis: konjungtivitis blenore, konjungtivitis gonore, - k onjungtivitis difteri, konjungtivitis folikuler, konjungtivitis kataral. - K onjungtivitis akut viral, mis: keratokonjungtivitis epidemik, demam faringokonjungtiva, keratokonjungtivitis herpetic. - K onjungtivitis akut jamur - Konjungtivitis akut alergik - K onjungtivitis kronis, mis: trakoma. Personal hygiene dan kesehatan lingkungan yang kurang, alergi, nutrisi kurang vitamin A, iritatif (bahan kimia, suhu, listrik, radiasi ultraviolet), juga merupakan etiologi dari konjungtivitis. ( Sumber: Mansjoer, Arif dkk., 2001,Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I, Medica Aesculapius FKUI, Jakarta.) D.
Klasifikasi
1). Konjungtivitis Bakteri Terutama
disebabkan
oleh
Staphylococcus
aureus,
Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis. Konjungtivitis bakteri sangat menular, menyebar melalui kontak langsung dengan pasien dan sekresinya atau d engan objek yang terkontaminasi. 2). Konjungtivitis bak teri hiperakut Neisseria gonnorrhoeae hiperakut yang berat dan
dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri mengancam penglihatan, perlu rujukan
ke oftalmologis segera. 3). Konjungtivitis Viral Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus ( yang paling sering adalah keratokonjungtivitis epidermika ) atau dari penyakit virus sistemik
seperti
mumps
dan
mononukleosis.
Biasanya
disertai
dengan
pembentukan folikel sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular dalam 24-48 jam. 4). Konjungtivitis Alergi Infeksi ini
bersifat musiman
dan
berhubungan
dengan
sensitivitas
terhadap serbuk, protein hewani, bulu, makanan atau zat-zat tertentu, gigitan serangga dan/atau obat ( atropin dan antibiotik golongan Mycin). Infeksi ini terjadi setelah terpapar zat kimia seperti hair spray, tata rias, asap rokok. Asma, demam kering dan ekzema juga berhubungan dengan konjungtivitis alergi. Disebabkan oleh alergen yang terdapat di udara, yang menyebabkan degranulasi sel mast dan pelepasan histamin.. Pasien dengan konjungtivitis alergi sering memiliki riwayat atopi, alergi musiman, atau alergi spesifik (misal terhadap kucing) 5). Konjungtivitis blenore, konjungtivitis purulen ( bernanah pada bayi dan konjungtivitis gonore ). Blenore neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru lahir . ( Sumber: www.dhetective.com ). E.
Patofisiologi
Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan faktor lingkungan lain yang menganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mukus menangkap debris dan kerja memompa
11/26/2014
Asuhan Keperawatan Konjungtivitis
mata mengandung substansi antimikroba termasuk lisozim. Adanya agens perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva ( kemosis ) dan hipertrofi lapis limfoid stroma ( pembentukan folikel ). Sel –sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel – sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh – pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan hipertrofi papila yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores, panas, atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada
iris atau badan
silier
berarti kornea
terkena.
(
Sumber:
http//dhetective-dhetective.blogspot ).
F.
Konj. Akut Alergi Konj. Akut jamur Konj. Akut Viral Konj. Akut Bakterial J.
Patways
11/26/2014
Asuhan Keperawatan Konjungtivitis
Manifestasi Klinik
G. 1)
Konjungtivitis Bakteri Gejalanya, dilatasi pembuluh darah, edema konjungtiva ringan, epifora dan rabas pada awalnya encer akibat epifora tetapi secara bertahap menjadi lebih tebal atau mukus dan berkembang menjadi purulen yang menyebabkan kelopak mata menyatu dalam posisi tertutup terutama saat bangun tidur pagi hari. Eksudasi lebih berlimpah pada konjungtivitis jenis ini. Dapat ditemukan
kerusakan kecil pada epitel kornea 2) Konjungtivitis B akteri Hiperakut Sering disertai urethritis. Infeksi mata menunjukkan sekret purulen yang masif. Gejala lain meliputi mata merah, iritasi, dan nyeri palpasi. Biasanya terdapat kemosis, kelopak mata bengkak, dan adenopati preaurikuler yang nyeri. Diplokokus gram negatif dapat diidentifikasi dengan pewarnaan Gram pada sekret. Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk terapi topikal d an sistemik. 3)
Konjungtivitis Viral Gejalanya : Pembesaran kelenjar limfe preaurikular, fotofobia dan sensasi adanya benda asing pada mata. Epifora merupakan gejala terbanyak. Konjungtiva dapat menjadi kemerahan dan bisa terjadi nyeri periorbital. Konjungtivitis dapat disertai adenopati, demam, faringitis, dan infeksi saluran napas atas.
4)
5)
Konjungtivitis Alergi a.
Mata Gatal
b.
Panas
c.
Mata berair
d.
Mata merah
e.
Kelopak mata bengkak Konjungtivitis blenore, konjungtivitis purulen ( bernanah pada bayi dan
konjungtivitis gonore ). a.
Tanda- tanda blenore adalah sebagai berikut: ditularakn dari ibu y ang menderita penyakit GO
b.
merupakakan penyebab utama oftalmia neonatorum
c.
memberikan sekret purulen padat sekret yang kental
d.
perdarahan subkonjungtiva. ( Sumber: http//dhetective.blogspot ). H.
Komplikasi
Komplikasi yang sering timbul biasanya adalah: Ulkus kornea dan menurut beberapa ahli komplikasi ini lebih cepat timbul pada orang dewasa dari pada bayi (pada bayi komplikasi ulkus kornea timbul sesudah minggu pertama) ulkus kornea dapat mengalami perforasi dengan berakibat timbulnya endoftalmitis yang berakhir dengan kebutaan. Oleh karena itu setiap penderita konjungtuvitis gonoreika perlu sekali untuk diperiksa keadaan korneanya. Berhubung bahaya timbulnya komplikasi yang dapat menimbulkan kebutaan, maka setiap penderita konjungtivitis gonoreika harus dirawat dalam kamar isolasi. Kesulitannya ialah penderita anak dan dewasa yang sulit diisolasi, sehingga berbahaya untuk penularan sekitanya. Pengobatan dilakukan dengan memberikan salep mata penisilin tiap ¼ jam sesudah terlebih dahulu setiap kali mata dibersihkan dari pada sekret, selain itu juga diberikan penisilin intramuskulus. Bila kuman telah resisten terhadap penisilin, dapat dipakai antibiotika lain seperti kloramfenikol atau tertasiklin. ( Sumber: http//dhetective-dhetective.blogspot )
A.
BAB III MANAJEMEN KLIEN DENGAN KONJUNGTIVITIS Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang sering d ilakukan pada penyakit konjungtivitis adalah: - P emeriksaan sitologi melalui p ewarnaan gram atau giemsa. - Pemeriksaan darah (sel-sel eosinofil) dan kadar IgE. ( Sumber: Mansjoer, Arif dkk., 2001, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I, Medica Aesculapius FKUI, Jakarta ). B.
Pemeriksaan Laboratorium
11/26/2014
Asuhan Keperawatan Konjungtivitis
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil. ( Sumber: www.KhaidirMuhajBlogsite.com )
Penatalaksanaan Keperawatan
C.
Untuk penatalaksanaan keperawatan pada konjungtivitis meliputi: - Kojungtivitis bakteri biasanya diobati dengan tetes mata atau krim antibiotik, tetapi
sering
sembuh
sendiri
dalam
waktu
sekitar
2
minggu
tanpa
pengobatan. Karena sangat menular diantara anggota keluarga lain dan teman sekolah, maka diperlukan tehnik mencuci tangan yang baik dan pemisahan handuk bagi orang yang terjangkit. Anggota keluarga jangan bertukar bantal atau seprei. - Kompres hangat pada mata dapat mengangkat rabas. - Konjungtivitis akibat virus biasanya diobati dengan kompres hangat. Untuk mencegah penularan, diperlukan tehnik mencuci tangan y ang benar - Konjungivitis alergi diobati dengan menghindari alergen apabila mungkin, dan pemberian tetes mata yang mengandung anti histamin atau steroid untuk mengurangi gatal dan peradangan. ( Sumber: Mansjoer, Arif dkk., 2001, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I, Medica Aesculapius FKUI, Jakarta )
Manajemen Di et
D. Penyakit Mata: a.
Infeksi
- Konjungtivitis bakteri/virus, keratitis, ulkus kornea, endoftalmitis, neuritis, retinitis b.
Non Infeksi
- Konjungtivitis alergi, glaukoma akut/kronik, katarak, diabetic retinopathy, macular degeneration (kelainan retina), trauma mata (asam/basa/benda asing), krelainan refraksi, tumor mata, buta senja, xeroftalmia, bitot spot, kebutaan total - Penyebab lain : paparan zat asing/polusi, radiasi sinar UV, radiasi sinar komputer, usia > 65 tahun Tujuan Diet: Mencegah terjadinya penyakit mata akibat infeksi, komplikasi & defisiensi zat gizi (Circulus vitiosus) -
Mencegah kerusakan mata berlanjut
-
Memperbaiki kerusakan sel syaraf mata Syarat Diet:
-
Konsumsi energi & zat gizi seimbang
-
Protein cukup (10 – 15 % energi total)
-
Protein & Zink (Zn) b erfungsi mempengaruhi absorpsi, transport & p enimbunan vitamin A ke hati & mobilisasi vitamin A dari hati.
-
Media perambatan impuls syaraf mata (rhodopsin) -
Konsumsi vitamin A sesuai kebutuhan 1200– 4000 IU/hari (1 IU = 0,3 µg
retinol): ·
Berfungsi untuk "body regulators" & berhubungan erat dengan proses-
proses metabolisme untuk fungsi penglihatan (pigmen rhodopsin = retinal & protein opsin) ·
Antioksidan, pertumbuhan sel epitel, stimulasi pembentukan sel NK,
sel T, l imfosit, meningkatkan indra kepekaan p encium & perasa -
Suplementasi vitamin A per oral 200.000 I.U dalam bentuk oil emulsion 2 kali setahun pada Balita Mengendalikan g lukosa darah untuk penderita DM ( diet DM) Mengendalikan tekanan darah untuk penderita hipertensi (rendah garam, rendah lemak jenuh/kolesterol)
-
Sumber antioksidan lain : vitamin C, vitamin E d an karotenoid
-
Senyawa karotenoid (lutein, zeaxhantin, astaxhantin) mampu melindungi mata dari kerusakan oksidatif (radikal bebas) dan radiasi sinar UV Contoh : sayuran hijau tua dan buah warna merah/kuning
11/26/2014
Asuhan Keperawatan Konjungtivitis
( Sumber: Handout dari Yulianto, SKM Sistem Persepsi Sensori ).
Pengobatan Pada Penyakit Konjungtivitis
E.
Pada umumnya konjungtivitis sembuh sendiri (self limited) tanpa pengobatan dalam 10-14 hari. Jika diobati biasanya akan sembuh sekitar 3 hari. Pengobatan yang bersifat spesifik bergantung pada penyebabnya. Konjungtivitis
yang
disebabkan
oleh
bakteri,
dapat menggunakan
antibiotika topikal (obat tetes atau salep), misalnya Gentamycin 0,3%, Chloramphenicol 0,5%, dll. Adapun pengobatan pada konjungtivitis yang disebabkan virus, lebih ditujukan untuk mencegah infeksi yang lebih bersifat sekunder dari pada primer. Dipedesaan
kebanyakan penderita konjungtivitis mengobati sendiri
dengan obat tetes mata yang dijual bebas sebagai langkah awal. Sebagian sembuh dan sebagian akan berobat ketika dirasa makin berat dan mengganggu penglihatan maupun terasa menjanggal. Pada konjungtivitis karena alergi, ditandai dengan mata merah, gatal, tanpa kotoran mata dan berulang di saat-saat tertentu (misalnya oleh paparan debu dan sejenisnya), dapat menggunakan obat tetes mata antihistamin (antazoline 0,5%, naphazoline 0,05%, dan sejenisnya), kortikosteroid (deksamethason 0,1%, dan sejenisnya) atau kombinasi keduanya. ( sumber: www.komunitasdudungnet.com )
Pencegahan Penyakit Dari Konjungtivitis
F.
Untuk mencegah makin meluasnya penularan konjungtivitis, kita perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan
§
tertentu), dan hindari mengucek-ngucek mata. §
Mengganti sarung bantal dan handuk d engan yang bersih setiap hari.
§
Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain. Mencuci tangan sesering mungkin, terutama setelah kontak (jabat tangan,
§
berpegangan, dl l) dengan penderita konjungtivitis. §
Untuk sementara tidak usah berenang di kolam renang umum.
§
Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau
sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata. ( sumber: www.komunitasdudungnet.com )
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN KONJUNGTIVITIS Pengkajian
A.
1). Biodata yang meliputi: Tanggal wawancara, tanggal MRS, No. RMK. Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, penanggung jawab . 2). Keluhan Utama biasanya berupa keluhan yang dirasakan klien pada saat itu. 3). RPS ( riwayat penyakit sekarang ) biasanya berisi tentang penyakit yang dialami klien 4). RPK ( riwayat penyakit keluarga ) biasanya diambil dari penyakit yang pernah diderita oleh keuarga pasien. 5). RPD ( riwayat penyakit dahulu ) diambil dari riwayat penyakit dahulu. Sedangkan data dasar pengkajian pada klien dengan konjungtivitis adalah : - Aktivi tas/Istirahat Gejala :
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan. - Neurosensori
11/26/2014
Asuhan Keperawatan Konjungtivitis
penglihatan perifer. - Nyeri/Kenyamanan Gejala :
Ketidaknyamanan ringan/mata berair.
Nyeri tiba-tiba/berat, menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala.
Diagnosa keperawatan
B.
1. Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan pada konjungtiva. 2. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan penglihatan yang terganggu 3.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi yang kurang
didapat.
Rencana Keperawatan
C.
Dx 1.
Tujuan & KH
Intervensi
Tujuan : nyeri yang 1) dirasakan klien dapat berkurang, dan klien tidak
-
Kaji tingkat nyeri yang dialami
Rasional - Untuk menentukan pilihan
intervensi yang tepat. - - Berguna dalam intervensi 2) - Ajarkan klien metode distraksi selama nyeri, seperti nafas selanjutnya. oleh klien.
merasa kesakitan
dalam dan teratur. KH: Nyeri berkurang 3) - Ciptakan lingkungan tidur yang --- - Merupakan suatu cara atau terkontrol pemenuhan rasa nyaman nyaman aman d an tenang kepada mengurangi 4)
Kolabo - Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik.
klien
dengan
stressor
yang
berupa kebisingan. - Menghilangkan nyeri,karena memblokir saraf penghantar nyeri
2.
3.
Tujuan : Setelah diberikan askep keperawatan diharapkan gangguan persepsi sensori berkurang atau hilang KH : Pasien dapat melihat dengan baik, pasien tidak mengalami kesusahan waktu melihat atau berinteraksi dg orang lain.
- Kaji ketajaman penglihatan pasien
- Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk mematuhi progam terapi yang telah dilaksanakan.
- untuk mempercepat dalam
Tujuan: pasien tidak
- K aji tingkat ansietas /
- Bermanfaat dalam
dalam keadaan
kecemasan.
penentuan intervensi.
cemas maupun gelisah cemas
- B eri penjelasan tentang proses
- M eningkatkan pemahaman klien tentang proses
KH: Klien
penyakitnya.
penyakitnya
mengatakan
- Beri dukungan moril berupa
- Memberikan perasaan
pemahaman tentang
do’a untuk klien.
tenang kepad a klien.
- Anjurkan kepada keluarga atau orang terdekat klien untuk
- untuk mengkaji sejauh mana pasien dapat melihat - Megawasi dan membimbing selama pengobatan berlangsung.
tinggal bersama klien proses p enyembuhan
proses penyakitnya dan dalam keadaan tenang. D.
No. Dx 1.
Implementasi IMPLEMENTASI
A – Mengkaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien. 2)
- Mengajarkan klien metode distraksi selama nyeri, seperti nafas dalam
dan
11/26/2014
Asuhan Keperawatan Konjungtivitis
teratur. 3) - Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman aman dan tenang - Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik
2.
- Mengkaji ketajaman penglihatan pasien - Menganjurkan kepada keluarga atau orang terdekat klien untuk tinggal bersama klien - Menganjurkan kepada pasien dan keluarga untuk mematuhi progam terapi yang telah dilaksanakan.
3.
- Mengkaji tingkat ansietas / kecemasan. - Memberi penjelasan tentang p roses penyakitnya. - Memb eri dukungan moril b erupa do’a untuk klien.
Evaluasi
E.
No. Dx 1.
2.
EVALUASI S: Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah mulai berkurang O: Kl ien menunjukkan perasaan yang rileks dan tidak mengalami kesakitan lagi A: Masalah teratasi P: Hentikan intervensi S: Klien mengatakan tidak bisa melihat seseorang jika dari jarak jauh O: Klien menunjukkan sikap kebingungan ketika diajak bertatap muka, dan sering salah jika berhadapan dengan orang lain. A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
3.
S: Klien mengatakan cemas dan gelisah ketika ditanya tentang penyakit yang ia derita. O: Klien tampak bingung dan wajah pucat, akral dingin dan cemas A: Masalah belum teratasi P: Lanjutkan intervensi
Diposkan oleh Ayu Dwi Nastiti di 23.19
Tidak ada komentar:
Rekomendasikan ini di Google
Beranda Langganan: Entri (Atom)
Translate Me
Posting Lama
11/26/2014
Asuhan Keperawatan Konjungtivitis
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.