ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ALERGI ALERGI MAKANAN Published February 8, 2010 by 2010 by rastiti 1. A. KON KONSEP SEP DASA DASAR R PEN PENYA YAKIT KIT 1. 1. Penge Pengert rtian ian/De /Defi finis nisii •
•
•
Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan. alam beberapa kepustakaan alergi makanan dipakai untuk menyatakan suatu reaksi terhadap makanan yang dasarnya adalah reaksi hipersensitifitas tipe ! dan hipersensitifitas terhadap makanan yang dasaranya adalah reaksi hipersensitifitas tipe !!! dan !".
1. . E!i E!i"e "e#i #i$% $%$g $gii
Alergi makanan bisa menyerang siapa saja dengan kadar yang berbeda beda. Pada saat seseorang menyantap makanan kemudian timbul perasaan tidak enak pada tubuhnya maka mereka akan beranggapan bah#a mereka alergi terhadap makanan tersebut. Fakta membuktikan, tidak semua anggapan tersebut benar. $anya 1% pada orang de#asa dan &% pada anak anak yang terbukti jika mereka memang benar benar alergi terhadap makanan tertentu. Alergi makanan umumnya terjadi pada anak'anak. (ekitar 1'2% bayi alergi terhadap susu sapi, sekitar 8% anak menunjukkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan, dan 2% orang de#asa juga menderita alergi makananPerkiraan insidensi alergi makanan yang diantara !g) dan merupakan hipersensiti*itas tipe ! berkisar dari 0,1% hingga +,0% populasi. 1. &. Eti$ ti$%$g %$gi
Faktor yang berperan dalam alergi makanan kami bagi menjadi 2 yaitu a. 'a(t$r Interna% •
•
!maturitas usus secara fungsional -misalnya dalam fungsi'fungsi asam lambung, enym' enym usus, glycocaly/ maupun fungsi'fungsi imunologis -misalnya !gA sekretorik memudahkan penetrasi alergen makanan. !maturitas juga mengurangi kemampuan usus mentoleransi makanan tertentu. enetik berperan dalam alergi makanan. (ensitisasi alergen dini mulai janin sampai masa bayi dan sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan setempat.
•
.ukosa dinding saluran cerna belum matang yang menyebabkan penyerapan alergen bertambah.
b. 'a($r E(sterna% •
•
Faktor pencetus faktor fisik -dingin, panas, hujan, faktor psikis -sedih, stress atau beban latihan -lari, olah raga. 3ontoh makanan yang dapat memberikan reaksi alergi menurut pre*alensinya
!kan 14,5 % 6elur 12,+ % (usu 12,2 % 7acang 4,& % andum 5,+ % •
Apel 5,+ % 7entang 2, % 3oklat 2,1 % 9abi 1,4 % (api &,1 %
$ampir semua jenis makanan dan at tambahan pada makanan dapat menimbulkan reaksi alergi.
1. ). Pat Pat$f $fis isi$ i$%$ %$gi gi
(aat pertama kali masuknya masuknya alergen -e/. telur telur ke dalam tubuh seseorang yang mengkonsumsi makanan tetapi dia belum pernah terkena alergi. :amun ketika untuk kedua kalinya orang tersebut mengkonsumsi makanan yang sama barulah tampak gejala ; gejala timbulnya alergi pada kulit orang tersebut.(etelah tanda ; tanda itu muncul maka antigen akan mengenali alergen yang masuk yang akan memicu aktifnya sel 6 ,dimana ,dimana sel 6 tersebut yang akan merangsang sel 9 untuk mengaktifkan antibodi - !g ) . Proses ini mengakibatkan mengakibatkan melekatnya antibodi pada sel mast yang dikeluarkan oleh basofil. Apabila seseorang mengalami paparan untuk kedua kalinya oleh alergen yang sama maka akan terjadi 2 hal yaitu, 1. 7etika 7etika mulai terjadin terjadinya ya produksi sitoki sitokin n oleh sel 6. (itokin (itokin memberikan memberikan efek efek terhadap terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel ; sel radang misalnya netrofil dan eosinofil, eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan panas. 2. . Alergen tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi - !g ) yang merangsang sel mast kemudian melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak , kemudian histamin tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah. (aat mereka mencapai kulit, alergen akan menyebabkan terjadinya gatal,prutitus,angioderma,urtikaria,kemerahan pada kulit dan dermatitis. Pada saat mereka mencapai paru paru, alergen dapat mencetuskan terjadinya asma. ejala alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan nama anafilaktik syok. ejala ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun, kesadaran menurun, dan bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan kematian *.K%asifi(asi
•
Hi!ersensiti+itas anafi%a(tif , ti!e 1 -
7eadaan ini merupakan hipersensiti*itas anafilaktif seketika dengan reaksi yan g di mulai dalam tempo beberapa menit sesudah kontak dengan antigen. •
Hi!ersensiti+itas sit$t$(si( , ti!e -
$ipersensiti*itas sitotoksik sitotoksik terjadikalau sistem kekebalan secara keliru mengenali konsituen tubuh yang normal sebagai benda asing. •
Hi!ersensiti+itas ($#!%e(s i#n , ti!e & -
kompleks imun terbentuk ketika antigen terikat dengan antibodi dan dibersihkan dari dalam sirkulasi darah le#at kerja fagositik. •
Hi!ersensiti+itas Ti!e %a#at ,ti!e ) -
Pada saluran pernafasan asma
*
Pada saluran cerna mual,muntah,diare,nyeri perut
*
Pada kulit urtikaria. angioderma,dermatitis,pruritus,gatal,demam,gatal
*
Pada mulut rasa gatal dan pembengkakan bibir
.Pe#eri(saan 'isi(
!nspeksi apakah ada kemerahan, bentol'bentol dan terdapat gejala adanya urtikaria,angioderma,pruritus dan pembengkakan pada bibir Palpasi ada nyeri tekan pada kemerahan Perkusi mengetahui apakah diperut terdapat udara atau cairan Auskultasi mendengarkan suara napas, bunyi jantung, bunyi usus- karena pada oarng yang menderita alergi bunyi usunya cencerung lebih meningkat 2.Pe#eri(saan Penn0ang
•
•
•
U0i (%it sebagai pemerikasaan penyaring -misalnya dengan alergen hirup seperti tungau, kapuk, debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau alergen makanan seperti susu, telur, kacang, ikan. p ada alergi. $itung leukosit Dara3 te!i bila eosinofilia 4% atau 400=ml condong pada 4000=ml disertai neutropenia &% sering ditemukan pada alergi makanan. IgE t$ta% "an s!esifi( harga normal !g) total adalah 1000u=l sampai umur 20 tahun. 7adar !g) lebih dari &0u=ml pada umumnya menunjukkan bah#a penderita adalah atopi, atau mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler.
•
6es intradermal nilainya terbatas, berbahaya.
•
6es hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitif.
•
9iopsi usus sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan inflamasi = atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan !g. !g) - dengan mikroskop imunofluoresen .
•
Pemeriksaan= tes >ylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.
•
iit coba buta ganda - ouble blind food chalenge untuk diagnosa pasti
4.Diagn$sti(
' angguan saluran cerna dengan diare dan atau mual muntah, misalnya stenosis pilorik, $irschsprung, defisiensi enim, galaktosemia, keganasan dengan obstruksi, cystic fibrosis, peptic disease dan sebagainya. '
15.T3era!6/Peng$atan
Ada beberapa regimen diet yang bisa digunakan ELIMINATION DIET” DIET” 8 beberapa makanan harus dihindari yaitu 9uah, (usu, 6elur, 1. 7 ELIMINATION !kan dan 7acang, di (urabaya terkenal dengan singkatan 9(6!7. erupakan makanan' makanan yang banyak ditemukan sebagai penyebab gejala alergi, jadi makanan'makanan dengan indeks alergenisitas yang tinggi. !ndeks ini mungkin lain untuk #ilayah yang lain, sebagai contoh dengan 9PF3 mendapatkan telur, kacang tanah, susu sapi, ikan, kedelai, gandum, ayam, babi, sapi dan kentang, sedangkan 9ischop mendapatkan susu, telur, kedelai dan kacang.
2. ”MINIMAL DIET 1” (Modified Rowe’s diet 1): terdiri dari beberapa makanan dengan indeks alergenisitas yang rendah. 9erbeda dengan ?elimination diet?, regimen ini terdiri dari beberapa bahan makanan yang diperbolehkan yaitu air, beras, daging sapi, kelapa, kedelai, baya m, #ortel, ba#ang, gula, garam dan susu formula kedelai. 9ahan makanan lain tidak diperbolehkan. &. ” MINIMAL MINIMAL DIET 2” 2” (Modified (Modified Rowe’s Rowe’s Diet 2)8 2) 8 6erdiri dari makanan'makanan dengan indeks alergenisitas rendah yang lain yang diperbolehkan, misalnya air, kentang, daging kambing, kacang merah, buncis, kobis, ba#ang, formula hidrolisat kasein, bahan makanan yang lain tidak diperkenankan. 5. ”EGG and FIS FREE DIET”: diet ini menyingkirkan telur termasuk makanan'makanan yang dibuat dari telur dan semua ikan. 9iasanya diberikan pada penderita'penderita dengan keluhan dengan keluhan utama urtikaria, angionerotik udem dan eksema. 4. ” IS O!N’S O!N’S DIET” DIET” 8 menyingkirkan makanan'makanan yang dikemukakan sendiri oleh penderitanya sebagai penyebab gejala alergi. iet dilakukan selama & minggu, setelah itu dilakukan pro*okasi dengan 1 bahan makanan setiap minggu. akanan yang menimbulkan gejala alergi pada pro*okasi ini dicatat. isebut alergen kalau pada & kali pro*okasi menimbulkan gejala alergi. @aktunya tidak perlu berturut'turut. ika dengan salah satu regimen diet tidak ada perbaikan padahal sudah dilakukan dengan benar, maka diberikan regimen yang lain. (ebelum memulai regimen yang baru, penderita diberi ”carnaval” selama seminggu, artinya selama 1 minggu itu semua makanan boleh dimakan -pesta. aksudnya adalah memberi hadiah setelah & minggu diet dengan baik, dengan demikian ada semangat untuk menjalani diet berikunya. (elanjutnya diet yang berikutnya juga dilakukan selama & minggu sebelum dilakukan pro*okasi. 9ila diet tidak bisa dilaksanakan maka harus diberi farmakoterapi dengan obat'obatan seperti yang tersebut di ba#ah ini 1. i. "#o$o%in& "#o$o%in& Nedo'#o$i% Nedo'#o$i%
ipakai terutama pada penderita dengan gejala asma dan rinitis alergika. Kr$#$%in umumnya efektif pada alergi makanan dengan gejala ermatitis Atopi yang disebabkan alergi makanan. osis kromolin untuk penderita asma berupa larutan 1% solution -20 mg=2mB 2'5 kali=hari untuk nebulisasi atau berupa inhalasi dengan metered'dose inhaler 1, mg -800 Cg=inhalasi 2'5 kali=hari. Dntuk rinitis alergik digunakan obat semprot &'5 kali=hari yang mangandung kromolin 4.2 mg=semprot. Dntuk konjungti*itis diberikan tetes mata 5% 5' / 1 tetes mata=hari.Ne"$(r$#i% untuk nebulisasi tak ada. Eang ada berupa inhalasi dengan metered'dose inhaler dan dosis untuk asma adalah &,4 mg -1,+4 mg=inhalasi 2'5 kali=hari. Dntuk konjungti*itis diberikan tetes mata nedokromil 2% 5' / 1'2 tetes mata=hari. 1. ii. G%'o'o#ti'oid
igunakan terutama bila ada gejala asma. (teroid oral pada asma akut digunakan pada yang gejala dan P)F nya makin hari makin memburuk, P)F yang kurang dari 0%, gangguan asma
malam dan menetap pada pagi hari, lebih dari 5 kali perhari, dan memerlukan nebulier serta bronkodilator parenteral darurat. menggunaan bronkodilator . (teroid oral yang dipakai adalah metil prednisolon, prednisolon dan prednison. Pre"nis$n diberikan sebagai dosis a#al adalah 1' 2 mg=kg=hari dosis tunggal pagi hari sampai keadaan stabil kira'kira 5 hari kemudian diturunkan sampai 0,4 mg=kg=hari, dibagi &'5 kali=hari dalam 5 '10 hari. (teroid parenteral digunakan untuk penderita alergi makanan dengan gejala status asmatikus, preparat yang digunakan adalah #eti% !re"nis$%$n atau 3i"r$($rtis$n dengan dosis 5'10 mg=kg=dosis tiap 5' jam sampai kega#atan dile#ati disusul rumatan prednison oral. (teroid hirupan digunakan bila ada gejala asma dan rinitis alergika. 1. iii. *eta ad#ene#+i, ad#ene#+i, a+onist a+onist
igunakan untuk relaksasi otot polos bronkus. )pinefrin subkutan bisa diberikan dengan dosis 0,01 mg=kg=dosis maksimum 0,& mg=dosis. 1. i+. Meti% -antin -antin
igunakan sebagai bronkodilator. bat yang sering digunakan adalah a#in$fi%in dan te$fi%in , dengan dosis a#al &'=kg=dosis, lanjutan 2,4 mg=kg=dosis, &'5 kali=25 jam. 1 . Si$ Si$/a /ato to$i $i$e $eti ti'a 'a
Simpatomimetika terdiri atas : Efe"rin 0,4 ; 1,0 mg=kg=dosis, & kali=25 jam Or9i!rena%in 0,& ; 0,4 mg=kg=dosis, &'5 kali=25 jam Terta%in 0,0+4 mg=kg=dosis, &'5 kali=25 jam Sa%ta#$% 0,1 ; 0,14 mg=kg=dosis, &'5 kali=25 jam 11. Pr$gn$sis
Alergi makanan biasanya akan membaik pada usia tertentu. (etelah usia 2 tahun biasanya imaturitas saluran cerna akan membaik. (ehingga setelah usia tersebut gangguan saluran cerna karena alergi makanan juga akan ikut berkurang. 9ila gangguan saluran cerna akan membaik maka biasanya gangguan perilaku yang terjadipun akan berkurang. (elanjutnya pada usia di atas 4 atau + tahun tahun alergi makananpun akan berkurang secara secara bertahap. Perbaikan gejala alergi makanan dengan bertambahnya usia inilah yang menggambarkan bah#a gejala Autismepun biasanya akan tampak mulai membaik sejak periode usia tersebut. eskipun alergi makanan tertentu biasanya akan menetap sampai de#asa, seperti udang, kepiting atau kacang tanah. 1. :. ASUH ASUHAN AN KE KEPE PERA RAWA WATA TAN N I.PENGKA;IAN
1. 1. Peng( eng(a0 a0ia ian n 2. 1. , Data s0e(tif "an Data O0e(tif-
1. A. Data "asar , meliputi •
•
!dentitas Pasien -nama, jenis kelamin, umur, status perka#inan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan sumber informasi !dentitas Penanggung -nama, jenis kelamin, umur, status perka#inan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan d engan pasien
1. :. Ri
engkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi G
Alasan masuk rumah sakit
Pasien mengeluh nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya bengkak,tibul kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal G
7eluhan utama 1. Pasi Pasien en meng mengel eluh uh sesa sesak k nafas nafas 2. Pasien Pasien mengel mengeluh uh bibirn bibirnya ya bengkak bengkak &. Pasien Pasien mengak mengaku u tidak tidak ada nafsu nafsu makan makan,, mual dan dan muntah muntah 5. Pasien Pasien mengel mengeluh uh nyeri nyeri di bagia bagian n perut perut 4. Pasien Pasien mengeluh mengeluh gatal'gatal gatal'gatal dan timbul timbul kemerahan kemerahan di sekujur sekujur tubuhnya. tubuhnya. . Pasi Pasien en meng mengel eluh uh diar diaree +. Pasi Pasien en meng mengel eluh uh dema demam m
G
7ronologis keluhan
Pasien mengeluh nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya bengkak,tibul kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal tertahankan lagi sehingga pasien diba#a ke rumah sakit. •
engkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. isalnya, sebelumnya pasien mengatakan pernah mengalami nyeri perut,sesak nafas, demam,bibirnya bengkak,tibul kemerahan pada kulit,mual muntah,dan terasa gatal dan pernah menjalani pera#atan di <( atau pengobatan tertentu.
•
engkaji apakah dalam keluarga pasien ada=tidak yang mengalami penyakit yang sama. •
engkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien, mekanisme koping terhadap stres, persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas perkembangan menurut usia saat ini, dan sistem nilai kepercayaan. H
ikaji berdasarkan 15 kebutuhan dasar menurut "irginia $anderson, yaitu 1. 9ernafas
ikaji apakah pasien mengalami gangguan gangg uan pernafasan, sesak, atau batuk, serta ukur respirasi rate. 1. akan ikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan <(, apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua'duanya. 1. inum ikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di <(, apakah ada perubahan -lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya. 1. )lim )limin inas asii -9A -9A9 9 = 9A7 9A7 ikaji pola buang air kecil dan buang air besar. 1. era erak k dan dan akti aktifi fita tass ikaji apakah pasien mengalami gangguan=keluhan dalam melakukan akti*itasnya saat menderita suatu penyakit -dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami alergi atau saat menjalani pera#atan di <(. 1.
ikaji kebersihan pasien saat dira#at di <( 1.
Pemeriksaan fisik
H
Pemeriksaan fisik •
7eadaan umum
'
6ingkat kesadaran 33( • •
6anda'tanda *ital 7eadaan fisik o
7epala dan leher
o
ada
o
Payudara dan ketiak
o
Abdomen
o
enitalia
o
!ntegument
*
o
)kstremitas
o
Pemeriksaan neurologist
Pe#eri(saan Penn0ang
* U0i (%it sebagai pemerikasaan penyaring -misalnya dengan alergen hirup seperti tungau, kapuk, debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau alergen makanan seperti susu, telur, kacang, ikan. * Dara3 te!i bila eosinofilia 4% atau 400=ml condong pada alergi. $itung leukosit 4000=ml disertai neutropenia &% sering ditemukan pada alergi makanan. * IgE t$ta% "an s!esifi( harga normal !g) total adalah 1000u=l 1000u =l sampai umur 20 tahun. 7adar !g) lebih dari &0u=ml pada umumnya menunjukkan bah#a penderita adalah atopi, atau mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler. *
6es intradermal nilainya terbatas, berbahaya.
*
6es hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitif.
* 9iopsi usus sekunder dan sesudah sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge didapatkan inflamasi = atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan !g. !g) - dengan mikroskop imunofluoresen . *
Pemeriksaan= tes >ylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.
iit coba buta ganda - ouble blind food chalenge untuk diagnosa pasti *
Ana%isa Data •
*
ata (ubjektif (esak nafas o o
ual, muntah
o
eringis, gelisah
o
6erdapat nyeri pada bagian perut
o
atal ; gatal
o
9atuk
ata objektif • •
Penggunaan 2 Adanya kemerahan pada kulit
•
6erlihat pucat
•
Pembengkakan pada bibir
•
emam - suhu tubuh diatas &+,403
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
*
A"a!n "iagn$se (e!era
1..Keti"a(efe(tifan 1..Keti"a(efe(tifa n !$%a nafas er3ngan "engan ter!a0an a%%ergen .Hi!erter#i er3ngan "engan !r$ses inf%a#asi &.Kersa(an integritas (%it er3ngan "engan infa%a#asi "er#a%=intra"e#a% se(n"er ).Ke(rangan +$%#e 9airan er3ngan "engan (e3i%angan 9airan er%ei3 *.N6eri a(t er3ngan "engan agen 9e"era i$%$gi , a%%ergen=e>8 #a(ananIII.REN?ANA KEPERAWATAN 1. P$%a nafas ti"a( efe(tif er3ngan "engan ter!a0an a%%ergen T0an 8 setelah diberikan askep selama J./14 menit. diharapkan pasien menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman rentang normal. Kriteria 3asi% 8
•
Frekuensi pernapasan pasien normal -1'20 ka li per menit Pasien tidak merasa sesak lagi
•
Pasien tidak tampak memakai alat bantu pernapasan
•
6idak terdapat tanda'tanda sianosis
•
!nter*ensi 1. 7aji frekuensi frekuensi,, kedalaman kedalaman pernapasan pernapasan dan ekspansi ekspansi paru. paru. 3atat 3atat upaya pernapasa pernapasan, n, termasuk pengguanaan otot bantu= pelebaran masal. <= kecepatan biasanya meningkat. ispenea dan terjadi peningakatan kerja napas. 7edalaman pernapasan berpariasi tergantung derajat gagal napas. )kspansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis atau nyeri dada pleuritik. 1. Auskultasi Auskultasi bunyi bunyi napas dan catat catat adanya bunyi bunyi napas ad*entis ad*entisius ius seperti seperti krekels krekels,, mengi, gesekan pleura.
<= bunyi napas menurun= tak ada bila jalan napas obstruksi sekunder terhadap pendarahan, bekuan= kolaps jalan napas kecil -atelektasis.
(uhu tubuh pasien kembali normal - &,4 $? '&+,4 $?9ibir pasien tidak bengkak lagi
Inter+ensi
1. Pantau Pantau suhu suhu pasie pasien n - deraj derajat at dan dan pola pola <= (uhu &8,K'51,13 menunjukkan proses penyakit infeksius akut. 1. Pantau suhu suhu lingkungan, lingkungan, batasi batasi atau atau tambahkan tambahkan linen linen tempat tidur tidur sesuai sesuai indikas indikasii <= (uhu ruangan=jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan mendekati normal 1. 9erikan 9erikan kompres kompres mandi hangatL hangatL hindari hindari penggunaan penggunaan alcohol alcohol
<= apat membantu mengurangi demam &.Kersa(an integritas (%it er3ngan "engan infa%a#asi "er#a%=intra"e#a% se(n"er T0an 8 setelah diberikan askep selama J./25 jam diharapkan pasien tidak akan mengalami kerusakan integritas kulit lebih parah Kriteria 3asi% 8
•
6idak terdapat kemerahan,bentol'bentol dan odema 6idak terdapat tanda'tanda urtikaria,pruritus dan angioderma
•
7erusakan integritas kulit berkurang
•
Inter+ensi 8
1. Bihat kulit, kulit, adanya adanya edema, edema, area area sirkulasi sirkulasinya nya terganggu terganggu atau atau pigmentasi pigmentasi <= 7ulit berisiko karena gangguan sirkulasi perifer 1. $inda $indari ri obat obat intr intram amas asku kula lar r <= )dema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorpsi obat dan p redisposisi untuk kerusakan kulit ).Ke(rangan +$%#e 9airan er3ngan "engan (e3i%angan 9airan er%ei3 T0an 8 setelah diberikan askep selama J./25 jam diharapkan kekurangan *olume cairan pada pasien dapat teratasi. Kriteria 3asi% 8
•
Pasien tidak mengalami diare lagi Pasien tidak mengalami mual dan muntah
•
6idak terdapat tanda'tanda dehidrasi
•
6urgor kulit kembali normal
•
Inter+ensi 8
1. Dkur dan dan pantau 66", 66", contoh contoh peningakata peningakatan n suhu= demam demam memanjang memanjang,, takikardia, takikardia, hipotensi ortostatik. <= peningkatan suhu atau memanjangnya demam meningkatkan laju metabolic dan kehilangan cairan melalui e*aporasi. 6 ortostatik berubah dan peningkatan takikardia menunjukkan kekurangan cairan sistemik.
1. 7aji turgor turgor kulit, kulit, kelembaban kelembaban membra membrane ne mukosa mukosa -bibir, -bibir, lidah. lidah. <= indicator indicator langsung keadekuatan *olume cairan, cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering karena napas mulut dan oksigen. 1. onito onitorr intake intake dan output output cairan cairan <= mengetahui keseimbangan cairan 5. 9eri obat sesuai indikasi misalnya antipiretik, antiemetic. <= berguna menurunkan kehilangan cairan 1. 9erika 9erikan n cairan cairan tambaha tambahan n !" sesuai sesuai keper keperlua luan n <= pada adanya penurunan masukan= banyak kehilangan, penggunaan parenteral dapat memperbaiki atau mencegah kekurangan. *.N6eri a(t er3ngan "engan agen 9e"era i$%$gi , a%ergen=e>8 #a(anan#a(ananT0an (etelah dilakukan tindakan kepera#atan selama J/ 25 jam diharapkan nyeri pasien teratasi (riteria 3asi%
'
Pasien menyatakan dan menunjukkan nyerinya hilang
'
@ajah tidak meringis
'
(kala nyeri 0
'
$asil pengukuran 66" dalam batas normal, 66" normal yaitu 6ekanan darah :adi
150'K0=K0'0 mm$g 0'100 kali=menit
•
Pernapasan
1'20 kali=menit
•
(uhu
ral -&,1'&+,403
• •
1.Dkur 66"
<= untuk mengetahui kondisi umum pasien 2.7aji tingkat nyeri -PI<(6 <= Dntuk mengetahui faktor pencetus nyeri &.9erikan posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan <= memberikan rasa nyaman kepada pasien 5.3iptakan suasana yang tenang <= membantu pasien lebih relaks 4.9antu pasien melakukan teknik relaksasi <= membantu dalam penurunan persepsi=respon nyeri. emberikan kontrol situasi meningkatkan perilaku positif. .bser*asi gejala'gejala yang berhubungan, seperti dyspnea, mual muntah, palpitasi, keinginan berkemih. <= tanda'tanda tersebut menunjukkan gejala nyeri yang dialami pasien. +..7olaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik <= Analgesik dapat meredakan nyeri yang dirasakan oleh pasien. [email protected]@ALUASI Diagn$sa n$sa E+a%asi asi
1
( pasien mengeluh tidak sesak lagi pasien bernafas normal -1'25 /=menit,tidak terdapat tanda'tanda sianosis,pasien tidak mengalami gangguan pola nafas,pasien tidak tampak menggunakan alat bantu pernapasan. A tujuan tercapai P Pertahankan kondisi pasien
2
(Pasien mengatakan tidak demam lagi (uhu tubuh pasien kembali normal - &,4 $? '&+,4 $?-= bibir bibir pasien tidak tampak bengkak lagi.
A6ujuan tercapai PPertahankan kondisi pasien &
( Pasien mengatakan kulitnya sudah tidak merah'merah lagi kerusakan integritas kulit pada pasien berkurang,tanda'tanda angioderma,pruritus dan urtikaria sudah mulai berkurang,kulit pasien tidak terdapat kemerahan. A tujuan tercapai sebagian P lanjutkan inter*ensi - no 1 dan 2
5
( pasien mengatakan tidak merasa mual,muntah dan mencret lagi intake M output pasien seimbang,66" dalam batas normal-6 120=80'150=K0,(uhu aksila &,4 $? '&+,4 $?=Frekuensi pernapasan 1'25 / = menit,:adi 0'100/=menit,tidak terdapat tanda'tanda sianosis,turgor kulit kembali normal. A tujuan tercapai P Pertahankan kondisi pasien
4
( pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang #ajah pasien tampak tenang dan d an tidak meringis A tujuan tercapai P Pertahankan kondisi pasien
DA'TAR PUSTAKA
9runner M (uddarth. 2002. Buku 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3, akarta)3.. 3, akarta)3.. 3arpenito B.1KK4. Diagnosa Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada raktek Klinik! akarta )3. <<<.#e"i(a3$%isti(.9$#
Price M @ilson.200&. ato"isiologi ato"isiologi konsep Klinis roses#roses roses#roses en$akit!%ol &.)disi &.)disi .akarta)3.
Li(e t3is8 Bike
9e the first to like this post. comments Posted in io/ygenicNs A(7)P