BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Kota merupakan sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kehidupan sosial, ataupun status hukum. Kota juga merupakan pusat pemukiman, suatu hasil dari proses kehidupan masyarakat, serta wadah yang di dalamnya terkait manusia yang menjalankan kehidupannya. Sebuah kota harus ditata dengan sebaiknya mengikuti keadaan masyarakat yang sudah ada untuk mempertahankan suatu tradisi, dan dibutuhkan perancangan kota untuk membangun masing – masing daerah berdasarkan faktor – faktor daerah tersebut. Perkembangan dan pertumbuhan kota didasari oleh perkembangan penduduk, kemajuan P!"K, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial dan budaya, dan sebagainya. Beberapa faktor tersebut dapat menjadi pengaruh besar akan kemajuan kota tersebut yang jika tidak ditanggapi dengan baik akan memperburuk keadaan dari suatu kota. #an dari pengaruh – pengaruh yang ada, pemanfaatan sebuah kawasan sangat diperlukan dan perlu dirancang dengan baik agar tidak menjadi suatu kawasan yang terbuang dan tidak dimanfaatkan. Salah satu unsur penting dalam suatu kota adalah dengan adanya ruang terbuka atau open space. $uang terbuka merupakan suatu k awasan yang dimanfaatkan dimanfaatkan sebagai sebagai unsur keseimbangan keseimbangan ekosistem ekosistem perkotaan. perkotaan. Sebuah Sebuah ruang terbuka harus mencakup mencakup fungsi interaksi interaksi sosial sosial bagi masyarakat, bisa berupa taman % taman kota, lapangan olahraga, tempat bermain anak, atau pun sebagai tempat upacara, dan kegiatan sosial lainnya. Setiap kota memiliki ciri khas dan kebudayaan daerahnya masing – masing, tidak bisa semua kota di suatu negara di tata sama rata karena masing – masing daerahnya memiliki budaya yang berbeda. !erutama perbedaan yang jelas dapat dilihat dari pembangunan kota di negara 1
maju dan negara berkembang. Konsep yang dilakukan di negara maju belum tentu bisa diterapkan begitu saja di ndonesia karena bermacam faktor. Perbedaan fisik alam, budaya, arsitektural, dan persoalan yang dihadapi masing – masing wilayah merupakan beberapa sebab ketidak sesuaian konsep dari negara maju untuk ndonesia. #ilihat dari beberapa faktor perbedaan, maka ndonesia butuh pendekatan dan penelitian dalam mengembangkan konsep perancangan kota yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ndonesia berdasarkan berdasarkan dari aspek sosial, ekonomi, budaya, arsitektural, arsitektural, dan sebagainya. &aka dari itu diperlukan re'iew teori tentang perancangan kota dari berbagai sumber untuk dapat dipahami dengan baik dan dapat di terapkan untuk merancang kota – kota di ndonesia yang lebih baik kedepannya.
2
BAB II KAJIAN TEORI
(.)
Kota (.).) Pengertian Pengertian Kota Kota merupakan merupakan suatu permukiman permukiman yang relatif besar, dimana di dalamnya dalamnya terdapat terdapat berbagai kegiatan dan akti'itas akti'itas yang dilakukan oleh masyarakat, baik secara sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, politik, dan lain % lainnya. *dapun definisi kota menurut beberapa ahli antara lain+ *.
*rnos $apoport Kota suatu permukiman yang relati'e besar, padat, permanen, terdiri dari kelompok indi'idu – indi'idu yang heterogen dari segi sosial. Secara modern dapat di definisikan suatu permukiman dirumuskan bukan dari ciri morfologi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang – ruang efektif melalui pengorganisasian ruang dan hirarki tententu.
B.
amid Shir'ani Kota adalah adanya unsur – unsur fisik pembentuk suatu kota, meliputi peruntukan lahan, tata bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, jalur pedestrian, akti'itas pendukung, signage dan preser'asi.
-.
&a /eber Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. 3
#apat disimpulkan menurut pengertian para ahli dan ditambah dengan kenyataan yang tampak pada saat ini dalam sudut pandang geografi, kota merupakan suatu d aerah yang memiliki wilayah batas administrasi dan bentang lahan luas, penduduk relati'e banyak, adanya heterogenis penduduk, sector agraris sedikit atau bahkan tidak ada, dan adanya suatu sistem pemerintahan. (.).( Sejarah Pembentukan Kota &enurut *0mar 1(2)(3, terbentuknya sebuah kota yang berada di suatu negara biasanya ber'ariasi, tetapi memiliki inti yang sama. !erbentuknya kota juga bisa dikatakan dengan diawali sebuah pertemuan antara penduduk sebuah desa dengan penduduk disekitarnya baik untuk transaksi keperluan hidup, tempat pengumpulan barang atau tukar menukar barang. Selanjutnya akan ada yang bermukim di sekitar tempat iitu dan pemukiman itu menjadi semakin besar. #atang pula penduduk dari daerah sekitar ke tempat itu yang kemudian membentuk sebuah kota atau bahkan menjadi kota besar. Kota dapat terbentuk sejak terjadinya kerumunan tempat tiggal manusia yang relati'e padat pada suatu kawasan tertentu dibanding dengan kawasan disekitarya. Kawasan yang disebut kota penduduknya bukan bermata pencaharian yang berkaitan dengan alam, melainkan di bidang pemerintah, industri dan jasa. !ahapan kota itu sendiri dimulai dari kota kuno, kota praindustri, kota industri, kota modern, kota global, dan kota kosmopolitan. Kota juga sebagai puat perdagangan pada 0aman sebelum re'olusi industry. Kemudian pada 0aman modern, kota menjadi pusat industri, p roduksi dan jasa. Karakteristik perkembangan dan pertumbuhan kota dapat disoroti dari berbagai macam segi. Pengamat perkotaan dapat mengenali pertumbuhan suatu kota atas dasar keadaan fiskalnya, keadaan sosio%kultural atau keadaan tekniko%kultural. Pada dasarnya bahwa apa yang dikemukakan para ahli mengenai pertumbuhan suatu kota hanyalah bersifat hipotetikal. 4amun demikian, makin majunya sistem informasi mengenai keadaan pertumbuhan suatu kota, seiring
4
dengan kemajuan teknologi di bidang in'entarisasi data, suatu pertumbuhan kota dapat dimonitor dengan cepat dan tepat, terutama keadaan fiskalnya.
(.).5
Permasalahan dan Kondisi Kota &enurut &arkus 6ahnd 1(2273, dalam situasi perkotaan besar tidak pernah lepas dari permasalahan yang terjadi di dalamnya. Beberapa masalah diantaranya sebagai berikut + *.
&asalah pada kota – kota besar Perpindahan penduduk dari desa ke kota yang terus bertambah membuat perkembangan ekonomi kota tidak dapat mengimbangi hal ini, karena banyaknya pendatang yang terjun dalam sector ekonomi yang lemah dengan produksi dan pendapatan yang kecil ditambah banyaknya pengangguran. #inamika kota tersebut mengakibatkan kota sebagai berikut + ).
Bentuk dan 8k uran Kota Pertumbuhan kota yang sangat cepat bersamaan dengan kepadatan penduduk yang tinggi di pusat kota. Selain itu, pusat kota sebagai kawasan perdagangan menjadikan fisik kota sangatlah
(.
berubah ditambah dengan pembangunan alur sirkulasi umum kota yang berkesan metropolitan. Sirkulasi Kota Pembangunan sistem lalu lintas yang tidak banyak berkembang menyebabkan transportasi masal sangat jarang adanya dan penyusunan angkutan umum yang tidak terkoordinasi dengan baik. &enurut estin &ulyandari 1(2))3, masalah lalu lintas, daya beli masyarakat terhadap mobil, sepeda motor dan kendaraan jenis lainnya meningkat sehingga beberapa ruas jalan cukup
5
padat. &asalah kepadatan lalu lintas juga menyebabkan terjadinya pelebaran jalan secara terus – menerus, mengakibatkan penggusuran bangunan yang berada di tepi jalan, yang tentunya akan menimbulkan masalah sosial antara pemilik bangunan dengan pemerintah karena uang ganti rugi 5.
tidak sesuai dengan yang diharapkan para pemilik bangunan. Prasarana Kota #istribusi prasarana perkotaan sangatlah berbeda antar kota. *da kawasan yang memiliki prasarana lengkap dan ada pula kawasan yang sangatlah minim prasarananya. !erdapat juga kawasan yang menjamurnya tempat – tempat hiburan, sarana ibadah yang digunakan kelompok
9.
tertentu untuk kegiatan yang bersifat politis. klim Kota Perkembangan di kota – kota besar menyebabkan perubahan iklim baik di dalam maupun di luar kota. Perubahan ini dikarenakan panas dan kebisingan yang bertambah besar. al ini mengakibatkan tumbuhnya penyakit slauran pernafasan khusunya pada ornag tua dan anak – nak. Kepadatan pembangunan pada kota besar juga mengakibatkan pembabatan habis lahan hijau
:.
sehingga menyebabkan penggunaan penghawaan buatan semakin banyak. &asalah sosial &asalah sosial merupakan perluasan masalah indi'idual biasanya timbul dari masalah fisik atau persengketaan antara dua kelompok atau lebih yang biasanya selalu terjadi dalam keadaan berulang. Berbagai masalah yang timbul dan dihadapi di perkotaan antara lain+ a. Pedangan asongan dan kaki lima merupakan dampak negatif dari urbanisasi. b. &asalah pembebasan tanah dibeberapa bangunan yang akan dijadikan ruang terbuka kota masih sering menimbulkan protes dan tidak puasnya masyarakat terhadap ganti c. d.
ruginya. Banyaknya masalah S*$* yang menjurus pada tindak anarkis. &asalah pengangguran 6
;.
&asalah Lingkungan Pembangunan kota yang tidak terencana dan tidak tertata dengan baik akan menimbulkan banyak permasalahan, baik fisik, sosial maupun ekonoi yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. #emikian pula dengan desakan penduduk yang semakin tinggi terhadap lahan yang terbatas akan menyebabkan tumbuhnya pemanfaatan ruang diluar batas toleransi, seperti penebangan 'egetasi dan mengubah lahan yang semula menjadi hunian penduduk dengan segala kegiatan penunjang lainnya.
B.
&asalah Penerapan Perencanaan Kota ). (. 5. 9.
Proses yang rumit Pengontrolan yang lemah Pengarahan yang minim Perencanaan selalu berorientasi pada pencapaian tujuan berjangka panjang yang sering meleset akibat banyaknya ketidakpastian serta terdapat jenis – jenis perencanaan yang disusun dengan
:.
landasan pemikiran pemecahan masalah secara ad hoc yang berjangka pendek, kurang kawasan luas. Perencanaan tata ruang terlalu ditekankan pada aspek fisik dan 'isual 1tata guna lahan, sistem
;.
jaringan jalan dan infrastruktur atau prasan lingkungan3 Keterpaduan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan selama ini terkesan sebagai selogan
7. <. =.
belum terlihat dalam kenyataan Peran masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup masih snagat terbatas Proses penyusunan rencana tata ruang biasanya tidak mengikuti aturan atau struktur yang ada. Para penentu kebijakan kurang peka terhadap warisan peninggalan kuno yang pada hakikatnya
merupakan bagian tak terpisahkan terhadap sejarah perkotaan )2. Penekanan perencanaan kota dan daerah cenderung lebih berat pada aspek lingkungan binaan dan kurang memperhatikan pendayagunaan atau optimalisasi lingkungan alamiah. (.).9 Bentuk Kota 7
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kota adalah bentuk dan pola kota. Pola suatu kota tersebut dapat menggambarkan arah perkembangan dan bentuk fisik kota. "kspresi keruangan morfologi kota secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu + 1. Bentuk kompak a. Bujur sangkar 1 the square cities 3 Perluasan kota ke segala arah yang relatif seimbang dan kendala fisik tidak begitu berarti. *danya
jalur transportasi pada sisi – sisi memungkinkan terjadinya percepatan pertumbuhan areal kota pada jalur yang bersangkutan.
Gambar 2.1 Bentuk Bujur Sangkar
b. Kipas 1 fan shaped cities 3 &erupakan bentuk sebagian lingkaran. Ke arah luar lingkaran kota yang bersangkutan mempunyai
kesempatan berkembang yang relatif seimbang. Pada bagian – bagian lainnya terdapat beberapa hambatan perkembang areal k ekotaannya yang dapat diklasifikasikan menjadi (, yaitu hambatan alami 1 perairan dan pegunungan 3, hambatan artificial 1 saluran buatan, 0oning dan ring road 3.
8
Gambar 2.2 Bentuk Kipas
c. Persegi panjang 1 the rectangular cities 3 &elihat bentuknya sudah terlihat jelas bahwa dimensi memanjang sedikit lebih besar daripada dimensi
melebar.
Gambar 2.3 Bentuk Persegi Panjang
d. Pita 1 ribbon shaped cities 3 Perluasan kota paling ideal serta pengembangan sambung dalam segala arah.
9
Gambar 2.4 Bentuk Pita
e. Bulat 1 rounded cities 3 Perluasan kota paling ideal serta pengembangan sambung dalam segala arah.
Gambar 2.5 Bentuk Bulat
f.
>urita?bintang 1 octopus shaped cities 3 Perluasan kota didominasi oleh jalur transportasi dari segala arah.
10
Gambar 2.6 Bentuk Gurita
g. !idak berpola 1 unpattern cities 3 Perluasan kota dipengaruhi oleh bentuk lahan khusus 1pulau3.
Gambar 2.7 Tidak Berpola
(. Bentuk tidak kompak a. Berantai 1 chained cities 3 Kota ini seolah – olah merupakan mata rantai yang dihubungkan oleh rute transportasi sehingga peran jalur transportasi sangat dominan.
11
Gambar 2.8 Bentuk Berantai
b. !erpecah 1 fragment cities 3 Perluasan areal kota tidak langsung menhatu dengan induk tapi cenderung membentuk ecla'es 1 umumnya berupa daerah pemukiman yang berubah dari sifat pedesaan menjadi sifat perkotaan 3
Gambar 2.9 Bentuk Terpecah
12
c. !erbelah 1 split cities 3 Bentuk kota kompak namun terbelah perairan yang lebar. Kota tersebut terdiri dari dua bagian yang terpisah yang dihubungkan dengan jembatan – jembatan.
Gambar 2.10 Bentuk Terbelah
d. Satelit 1 stellar cities 3 Bentuk kota yang didukung oleh majunya transportasi dan komunikasi yang akhirnya tercipta bentuk kota megapolitan.
Gambar 2.11 Bentuk Satelit
13
(.).: Klasifikasi kota ). Berdasarkan jumlah penduduk a. Kota kecil + b. Kota sedang + c. Kota besar + d. &etropolitan + e. &egapolitan +
(2.222 – :2.222 jiwa :2.222 – )22.222 jiwa )22.222 – ).222.222 jiwa ).222.222 – :.222.222 jiwa @ :.222.222 jiwa
(. Berdasarkan fungsi?pembentukan sejarah a. Kota sebagai pusat kebudayaan b. Kota sebagai pusat industry c. Kota sebagai pusat pemerintahan d. Kota sebagai pusat perdagangan e. Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan (.).;
Perkembangan Kota >riffith !aylor 1)=:<3 mengemukakan tahapan perkembangan kota sebagai berikut + )3 Stadium nfentile !idak adanya batas – batas pemukiman dan perdagangan
(3 Stadium Au'enile Sudah ada batas – batas antara daerah perdagangan dan pemukiman. Kelompok pemukiman lama sudah mulai terdesak dengan pemukiman % pemukiman baru 53 Stadium &ature #aerah yang berkembang industri dan sarana dan prasarana 14
93 Stadium Senile Kemunduran kota dikarenakan kurangnya pemeliharaan yang dapat disebabkan faktor ekonomi dan politik.
). Perkembangan kota menurut asal pertumbuhan )3 Secara alamiah #imana umumnya terjadi pada kota di masa lalu yang perkembangannya didasarkan pada kegiatan manusia. 8ntuk infrastrukturnya dibangun secara tidak teratur dan tidak mempertimbangkan untuk perkembangan kota masa depan. a. Penyebaran secara konsentris Perkembangan kota dimana pusat kotanya sebagai inti.
Gambar 2.12 Penyebaran secara konsentris
b. Pertumbuhan berbentuk satelit *danya kota – kota lain disekitar kota utama, dimana secara ekonomi kota – kota tersebut masih bergantung dengan kota intinya.
15
Gambar 2.13 Pertumbuhan berbentuk satelit
c. Pertumbuhan secara terpencar Pola kota yang disusun secara tidak teratur?meloncat.
Gambar 2.14 Pertumbuhan secara terpencar
(3 Secara terencana Perkembangan kota yang disusun secara terstruktur oleh perencana?perancang kota. Serta memperhatikan aspek kegiatan manusia secara rasional untuk menghindari konflik di masa depan.
(. Perkembangan kota menurut arah pertumbuhan 16
)3 Secara hori0ontal -ara perkembangannya mengarah ke luar. *rtinya, pertumbuhan dan perkembangan meluas ke segala arah yang memungkinkan mengenai kota masa depan. Salah satu keuntungannya ialah lahan – lahan yang tersisa dapat dijadikan sebagai ruang terbuka.
Gambar 2.15 Perkembangan Horizontal
(3 Secara ertikal -ara perkembangannya mengarah ke atas. *rtinya, bangunan – bangunan kota yang dikembangkan secara bertingkat. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di pusat kota 1dimana harga lahan mahal3 dan di pusat – pusat perdagangan yang memiliki potensi ekonomi.
Gambar 2.16 Perkembangan ertikal
17
53 Secara nterstisial -ara perkembangannya mengarah ke dalam. *rtinya, daerah dan ketinggian bangunan – bangunan tetap sama, sedangkan kuantitas lahan terbangun bertambah. Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di ppusat kota dan antara pusat dan pinggir kota yang kawasannya sudah dibatasi dan hanya dapat dipadatkan.
Gambar 2.17 Perkembangan !nterstisial
5. Perkembangan menurut teknologi dan peradaban )3 Case &e0o !eknik Perkembangan kota yang bergantung pada sumber daya angina dan air. (3 Case Paleo !eknik Perkembangan kota yang sumber tenaga yang digunakan adalah uap air yang mesinnya terbuat dari besi dan baja. 53 Case 4eo !eknik Perkembangan kota yang suber tenaga yang digunakan adalah bensin dan uap air.
18
9. Perkembangan dari segi fisik dan budaya Lewis &unford mengklasifikasikan perkembangan kota dari segi fisik dan budaya menjadi ;, diantaranya + )3 "opolis &erupakan awal pembentukkan benih sebuah kota yang dicirikan dengan adanya perkampungan. Kegiatan masyarkat pada tahap ini masih terfokus pada sektor pertanian, pertambangan, perkebunan dan perikanan. (3 Polis !ahap ini dicirikan dengan munculnya pasar di tengah perkampungan serta mulai berdirinya industri kecil. Pengaruh industri pada tahap ini masih belum begitu besar. 53 &etropolis !ahap ini kenampakan struktur ruang kota sudah berkembang cukup besar. Pengaruh kota sudah terasa hingga daerah sekitarnya sehingga banyak ditemukan kota satelit atau daerah penyokong kota utama. 93 &egapolis !ahap ini dicirkan dengan perilaku manusia di atasnya yang hanya berorientasi materi. Sistem birokrasi yang buruk dan standarisasi produk lebih dipentingkan pada tahap ini. -ontoh tahap ini adalah Kota Paris pada abad ke )<, 4ew Dork pada awal abad ke (2. :3 !iranopolis !ahap ini merupakan awal kehancuran suatu kota. Kondisi perdagangan mulai menurun secara signifikan. ;3 4etropolis !ahap ini disebut juga the city of dead , yaitu kehancurna total kota karena berbagai faktor seperti kelaparan, perang, bencana atau sistem tata kota yang buruk.
(.).<
!ata $uang Kota #alam proses penataan suatu kawasan yang juga termasuk dalam tata ruang kota, terdapat tahap%tahap yang harus diikuti dan dipahami. penataan kota yang sistematis, terarah, dan terkendali menjadi tujuan utama dari proses 19
atau tahap%tahap tersebut. untuk memulai proses penataan kota dibutuhkan pedoman yang berupa $encana #etail !ata $uang 1$#!$3. #i dalam 8ndang%8ndang 4o. (; !ahun (227 tentang Penataan $uang, $encana #etail !ata $uang 1$#!$3 Kota, merupakan penjabaran dari $encana 8mum !ata $uang /ilayah Kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan kota. #engan kata lain $encana #etail !ata $uang Kota mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif.
20
). Standar !ata $uang Kota Struktur dan sistematika $encana #etail !ata $uang Kota memuat langkah%langkah penentuan tujuan dan sasaran pembangunan kawasan perencanaan, perumusan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan, identifikasi potensi dan masalah kawasan, analisis ruang makro dan mikro kawasan, perumusan kebutuhan pengembangan dan penataan ruang kawasan, perumusan rencana detail tata ruang kawasan, pengaturan ketentuan amlop ruang, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang, sebagaimana digambarkan dalam uraian berikut.
Gambar 2.18 Gambar alur tata ruang kota
21
).
(.
5.
9.
:.
Pengumpulan dan pengolahan data a. n'entarisasi b. "laborasi *nalisa kawasan perencanaan a. *nalisa struktur kawasan perencanaan b. *nalisa peruntukan blok rencana c. *nalisa prsarana transportasi d. *nalisa Casilitas 8mum e. *nalisa utilitas umum f. *nalisa amplop ruang g. *nalisa kelembagaan dan peran serta masyarakat Perumusan dan ketentuan teknis rencana detail a. Konsep rencana b. Produk rencana detail tata ruang )3 $encana struktur ruang kawasan (3 $encana peruntukan blok 53 $encana penataan bangunan dan lingkungan 1amplop ruang3 93 ndikasi Program pembangunan :3 Legalisasi rencana detail tata ruang
Pengendalian rencana detail a. !ujuan b. Komponen pengendalian )3 6onasi (3 *turan insentif dan disinsentif 53 Perijinan dalam pemanfaatan ruang c. Pengendalian Pemanfaatan $uang &elalui Pengawasan Kelembagaan dan peran serta aktif masyarakat 22
a. Peran kelembagaan, b. Peran serta masyarakat
(. Landasan ukum Semua kegiatan yang berlangsung di suatu negara selalu terikat oleh hukum yang berlaku di negara tersebut, seperti halnya dalam menata tata ruang ko ta. peraturan%peraturan tingkat nasional dalam tata ruang kota tercantum d i + ). Peraturan &enteri P8 4o.2)?P$!?&?(2)5
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi #alam Penetapan $ancangan Peraturan #aerah !entang $encana $inci !ata $uang Kabupaten?Kota
(. Peraturan Presiden 4o. (< !ahun (2)(
$encana !ata $uang Pulau Aawa%Bali
5. Peraturan Presiden 4o. )5 !ahun (2)(
$encana !ata $uang Pulau Sumatera
9. Peraturan Presiden 4o. 5 !ahun (2)(
$encana !ata $uang Pulau Kalimantan
:. Peraturan Presiden 4o.;( !ahun (2))
!entang $encana !ata $uang Kawasan Perkotaan &edan, Binjai, #eli Serdang, dan Karo
;. Peraturan Presiden 4o.:: !ahun (2))
!entang $encana !ata $uang Kawasan Perkotaan &akassar, &aros, Sungguminasa, !akalar
7. Peraturan Presiden 4o.9: !ahun (2))
!entang $encana !ata $uang Kawasan Perkotaan #enpasar, Badung, >ian yar, dan !abanan.
<. Peraturan Pemerintah 4o.(9 !ahun (2)2
Penggunaan kawasan utan
=. Peraturan Pemerintah 4o.95 !ahun (2)2
!ata -ara Penetapan Kawasan Khusus
)2. Peraturan Pemerintah 4o.)2 !ahun (2)2
!ata -ara Perubahan Peruntukan dan Cungsi Kawasan utan
)). npres 4o.) !ahun (2)2
Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pe mbangunan
)(. 8ndang % undang 4o.5( !ahun (22=
Perlindungan #an Pengelolaan Lingkungan idup
)5. Peraturan Pemerintah 4o.): !ahun (2)2
Penyelenggaraan Penataan $uang
23
)9. 8ndang % undang 4o.9 !ahun (22=
Pertambangan &ineral dan Batubara
):. Peraturan &enteri P8 4o.)7?P$!?&?(22=
Pedoman Penyusunan $encana !ata $uang /ilayah Kota
);. Peraturan &enteri P8 4o.);?P$!?&?(22=
Pedoman Penyusunan $encana !ata $uang /ilayah Kabupaten
)7. Peraturan &enteri P8 4o.):?P$!?&?(22=
Pedoman Penyusunan $encana !ata $uang /ilayah Pro'insi
)<. Peraturan &enteri #alam 4egeri 4o. (< !ahun !ata -ara "'aluasi $ancangan Peraturan #aerah !entang $encana !ata $uang (22< #aerah )=. Peraturan &enteri Kehutanan 4o.:2 !ahun (22= (2. Peraturan &enteri Kehutanan 4o.(< !ahun (22=
Penegasan Status dan Cungsi Kawasan utan !ata -ara Pelaksanaan Konsultasi #alam $angka Pemberian Persetujuan Substansi Kehutanan *tas $ancangan Peraturan #aerah !entang $encana !ata $uang #aerah
(). Peraturan &enteri #alam 4egeri 4o. :2 !ahun Pedoman Koordinasi Penataan $uang #aerah (22= ((. 8ndang % undang 4o.5= !ahun (22=
Kawasan "konomi Khusus
(5. Peraturan Presiden 4o. :9 !ahun (22<
Penataan $uang Kawasan A*BE#"!*B"KP84A8$
(9. Peraturan Pemerintah 4o. 59 !ahun (22(
!ata utan #an Penyusunan $encanan Pengelolahan utan, Pemanfaatan utan #an Penggunaan Kawasan utan
(:. Peraturan Pemerintah 4o.(7 !ahun )===
*nalisis mengenai dampak li ngkungan hidup
(;. Peraturan Pemerintah 4o.5< !ahun (22(
#aftar koordinator geografis titik%titik garis pangkal kepulauan indonesia
(7. Peraturan Pemerintah 4o. (( !ahun )=<(
!ata Pengaturan *ir
(<. Peraturan Pemerintah 4o. 55 !ahun )=72
Perencanaan utan
(=. Peraturan &enteri P8 4o. 9=?P$! !ahun )==2 !ata cara dan persyaratan ijin penggunaan air dan atau sumber air 52. Peraturan &enteri P8 4o. 9
Pedoman Penataan $uang Kawasan $awan Letusan >unung Berapi dan
24
(227
Kawasan $awan >empa Bumi
55. Peraturan &enteri P8 4o. ((?P$!?& !ahun (227
Pedoman Penataan $uang Kawasan $awan Bencana Longsor
59. Peraturan &enteri P8 4o. 92?P$!?& !ahun (227
Pedoman Perencanaan !ata $uang Kawasan $eklamasi Pantai
5:. Peraturan &enteri P8 4o. 9)?P$!?& !ahun (227
Pedoman Kriteria !eknis Kawasan Budidaya
5;. Peraturan &enteri P8 4o. 2:?P$!?& !ahun (22<
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan $uang !erbuka ijau di Kawasan Perkotaan
57. Keputusan &enteri Kimpraswil 4o. 5(7?KP!S?& !ahun (22(
Penetapan ; 1"nam3 Pedoman Bidang Penataan $uang
5<. Peraturan &enteri P8 4o. 9:?P$! !ahun )==2 Pengendalian mutu air pada sumber%sumber air 5=. Peraturan &enteri P8 4o. ))?P$!?& !ahun (22=
Pedoman Persetujuan Subtansi #alam Penetapan $ancangan Peraturan #aerah !entang $encana !ata $uang /ilayah Pro'insi dan $encana !ata $uang /ilayah Kabupaten?Kota, Beserta $encana $incinya
92. Keputusan Presiden 4o.9 !ahun (22=
!entang Badan Koordinasi Penataan $uang 4asional
9). Peraturan Presiden 4o. (7 !ahun (22<
Badan Pengembangan /ilayah Surabaya%&adura
9(. Peraturan Pemerintah 4o. (; !ahun (22<
$encana !ata $uang /ilayah 4asional
95. 8ndang%undang 4o.(< !ahun (22(
Bangunan >edung
99. 8ndang%undang 4o.(9 !ahun (227
Penanggulangan Bencana
9:. 8ndang%undang 4o.(7 !ahun (227
Pengelolaan /ilayah Pesisir #an Pulau%Pulau Kecil
9;. 8ndang%undang 4o.)= !ahun (229
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti 8ndang%8ndang 4omor ) !ahun (229 !entang Perubahan *tas 8ndang%8ndang 4omor 9) !ahun )=== !entang Kehutanan &enjadi 8ndang%8ndang
97. 8ndang%undang 4o.9 !ahun )==(
Perumahan dan Pemukiman
25
9<. 8ndang%undang 4o.5< !ahun (229
Aalan
9=. 8ndang%undang 4o.5( !ahun (229
Pemerintahan #aerah
:2. 8ndang%undang 4o.7 !ahun (229
Sumber #aya *ir
:). 8ndang%undang 4o.(5 !ahun )==7
Pengelolaan Lingkungan idup
:(. Keppres 4omor ))9 !ahun )===
Penataan $uang Kawasan Bogor%Puncak%-ianjur
:5. 8ndang%undang 4o.7 !ahun )=72
Penghapusan Pengadilan Landreform
:9. Peraturan Pemerintah 4omor ;= !ahun )==;
Pelaksanaan ak dan Kewajiban, Serta Bentuk dan !ata -ara Peran Serta &asyarakat #alam Penataan $uang.
::. 8ndang % 8ndang 4o.(2 !ahun )=;)
Pencabutan ak ak !anah dan Benda Benda Dang *da #iatasnya
:;. Peraturan Pemerintah 4omor ); !ahun (225
Penatagunaan !anah
:7. Keputusan Presiden 4omor ;( ta hun (222
Koordinasi Penataan $uang 4asional
:<. 8ndang % 8ndang 4o.: !ahun )=;2
Peraturan #asar Pokok Pokok *graria
:=. 8ndang % 8ndang 4o.(: !ahun (229
Sistem Perencanaan Pembangunan 4asional
;2. Peraturan Pemerintah 4omor )2 !ahun (222
!ingkat Ketelitian Peta 8ntuk Penataan $uang /ilayah.
;). 8ndang % 8ndang 4o.9) !ahun )===
Kehutanan
;(. 8ndang % 8ndang 4o.(; !ahun (227
Penataan $uang
Tabel 2.1 "ndang#"ndang tentang Tata $uang Kota
!ata ruang k ota di setiap kawasan?kota memiliki peraturan?$#!$ yang berbeda. adapun $encana #etail !ata $uang di kota &alang secara umum sebagai berikut +
26
)3 8ndang%8ndang 4omor (; !ahun (227 tentang Penataan $uang + Pasal ;: *yat1)3, FPenyelenggaraan penataan ruang dilakukan oleh Pemerintah dengan melibatkan
•
peran msyarakatFG Pasal ;: *yat1(3, FPeran masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat1)3
•
dilakukan, antara lain melalui + a. Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruangG b. Partisipasi dalam pemanfaatan ruangG c. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang (3 Peraturan Pemerintah 4omor ): !ahun (2)2 tentang Penyelenggaraan Penataan $uang + •
Pasal (2, FProsedur penyusunan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal )= *yat 1)3 meliputi + a. Proses penyusunan rencana tata ruangG b. Pelibatan peran masyarakat dalam perumusan konsepsi rencana tata ruangG dan c. Pembahasan rancangan rencana tata ruang oleh pemangku kepentinganF
27
•
Pasal ;) *yat 1)3, FProsedur penyusunan rancana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal (2 untuk $encana #etail !ata $uang meliputi + a. Proses penyusunan $encana #etail !ata $uangG b. Pelibatan peran masyarakat pada tingkat kabupaten?kota dalam penyusunan $encana #etail !ata $uangG dan c. Pembahasan rancangan $encana #etail !ata $uang oleh pemangku kepentingan di tingkat kabupaten?kotaF sebagaimana ditambahkan pada penjelasan Pasal ;) *yat 1)3 uruf b, FPelibatan peran masyarakat dalam penyusunan $encana #etail !ata $uang antara lain dilakukan melalui penjaringan opini publik, forum diskusi, dan konsultasi publik pada tingkat kabupaten?kotaF
53 Peraturan Pemerintah 4omor ;< !ahun (2)2 tentang Bentuk dan !ata -ara Peran &asyarakat dalam Penataan $uang + •
Pasal ;, FBentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang berupa + a. masukan mengenai + )3 Persiapan penyusunan rencana tata ruangG (3 penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasanG 53 pengidentifikasian potensi dan masalah pembangunan wilayah atau kawasanG 93 perumusan konsepsi rencana tata ruangG dan?atau penetapan rencana tata ruang
28
b. kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah #aerah, dan atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang. •
Pasal 7 *yat 1)3, FPemerintah dan atau Pemerintah #aerah dalam perencanaan tata ruang dapat secara aktif melibatkan masyarakatG
•
Pasal 7 *yat 1(3, F&asyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1)3 adalah yang terkena dampak langsung dari kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian di bidang penataan ruang, dan atau yang kegiatan penataan ruang, yang memiliki keahlian di bidang penataan ruang, dan atau yang kegiatan pokoknya di bidang penataan ruang.
(.( Perancangan Kota 1#esain 8rban3 (.(.) #efinisi perancangan kota Peter /ebber mendefinisikan desain urban sebagai Hproses membentuk suatu kota melalui waktuH. Aerry Spencer menggambarkannya sebagai Hmenciptakan sebuah kehidupan publikH. 8ntuk -armona, eath, Ec and !iesdell adalah Hproses yang nantinya akan membentuk tempat yang layak bagi orang%orangH. Seorang ahli desain urban #oug Paterson, mendefinisikan desain urban sebagai Hpenyatuan antara masyarakat dengan konteks urban itu sendiri yang nantinya akan menjadi struktur kotaH. Peter Batchelor and #a'id Lewis menjelaskan desain urban sebagai Hmendesain perkotaanH. 8rban #esain adalah perpaduan disiplin ilmu perencanaan dan arsitektur, dalam menciptakan ? memperbarui identitas dan kebanggan lokal, melalui peningkatan citra 'isual dan kualitas lingkungan perkotaan. Dakni dengan memberikan deskripsi 29
kebijakan berbentuk tiga dimensi sebagai bagian dari perencanaan yang komprehensif. #isiplin ini fokus pada perancangan public realm , yang diciptakan oleh ruang publik dan bangunan%bangunan yang membentuk ruang tersebut.
(.(.(
!ujuan perancangan kota Spreiregen, Paul #., 1)=;:3 tujuan perancangan kota antara lain+ a. b. c. d. e.
(.(.5
membuat kota lebih manusiawi menghubungkan bentuk fisik kota dengan keadaan alam, misal orientasi menselaraskan urban dengan alam menciptakan ruang%ruang kota yang berkualitas menjadikan kota sebagai suatu pelabuhan keanekaragaman.
!eori Perancangan Kota ). !eori Cigure ? >round !eori figure
ground merupakan pengetauhan mengenai tata kota sebagai hubungan testural antara bentuk yang
duibangun 1building mass3 dan ruang terbuka 1open space3. *nalisis figure ground adalah sarana yang baik untuk mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola%pola sebuah tata ruang perkotaan, serta masalah keteraturan masa ruang perkotaan. Pendekatan figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk mengolah pola eisting figure ground dengan cara penambangan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan 1urban solid3 dengan ruang terbuka 1urban 'oid3.
30
!ipe urban solid terdiri dari massa bangunan, persil lahan blok hunian yang ditonjolkan, dan edges yang berupa bangunan.
Gambar 2.19 "rban solid kota
!ipe urban 'oid terdiri dari+ a. b. c. d. e.
$uang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara public dan pri'at $uang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi pri'at sampai pri'at Aaringan utama jalan dan lapangan bersifat public karena mewadahi akti'itas publik berskala kota *rea parkir public bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preser'asi kawasan hijau Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan cur'alinier. !ipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.
!erdapat tiga prinsip open space dalam fokus kota, yaitu+ a. Epen space adalah ruang terbuka yang lebih berarti dari pada sesuatu yang kosong saja. b. Epen space dibentuk secara organis atau teknis oleh benda%benda yang membatasinya. c. Epen space dapat dilihat dari aspek fungsional public space dan semi public space. 31
Secara prinsip, ruang terbuka yang terbuka dibutuhkan serta digunakan dalam setiap kota.
Gambar 2.20 "rban %oid kota
Pola%pola tekstur perkotaan dapat sangat berbeda karena perbedaan tekstur pola%pola tersebut mengungkapkan perbedaan rupa kehidupan dan kegiatan masyarakat perkotaan secara arsitektural. #i dalam pola%pola kawasan kota secara tekstural mengekspresikan rupa kehidupan dan kegiatan perkotaan secara arsitektural dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu
32
a. Susunan kawasan bersifat homogen yang jelas, dimana ada satu pola penataan.
Gambar 2.21 Ka&asan bersifat homogen
b. Susunan kawasan yang bersifat heterogen, dimana dua atau lebih pola berbenturan.
Gambar 2.22 Ka&asan bersifat heterogen
c. Susunan kawasan yang bersifat menyebar dengan kecenderungan kacau
33
Gambar 2.23 Ka&asan bersifat menyebar dan agak kacau
#alam teori figure ground, maka skala kota terdiri dari dua macam, yaitu+ a. Skala makro besar #alam skala makro besar, figure?ground memperhatikan kota keseluruhannya. *rtinya, sebuah kota yang kecil dalam skala ini menjadi tidak terlalu penting, karena gambar figure?ground secara makro besar berfokus pada ciri khas tekstur dan masalah tekstur sebuah kota secara keseluruhannya.
Gambar 2.24 'igure ground dalam skala makro besar (kota)
b. Skala makro kecil 34
#alam skala makro kecil, biasanya yang diperhatikan adalah sebuah figure?ground kota dengan fokus pada satu kawasan saja. *rtinya, pada skala ini kota secara keseluruhan tidak terlalu penting, karena gambar digure?ground secara makro kecil berfokus pada ciri khas tekstur dan maslah tekstur sebuah kawasan secara mendalam.
Gambar 2.25 'igure ground dalam skala makro kecil (ka&asan)
(. !eori Linkage !eori ini di dasarkan pada hubungan antar unsure atau elemen pembentuk ruang digambarkan oleh jalan, parkir, rute pejalan kaki, ruang terbuka atau rangkaian secara fisik menghubungkan bagian kota. Penekannya pada perhatian pengolahan sistem pergerakan dan infrastruktur diatas pola ruang terbuka 1'oid3. #alam konteks arsitektur kota, lingkage menunjukan hubungan akti'itas?pergerakan dari beberapa 0ona makro?mikro dengan atau tanpa keragaman fungsi, yang bertalian aspek fisik, historis, ekonomi, sosial, budaya dan politik. Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda. Linkage perkotaan akan dikemukakan dalam 5 pendekatan, yaitu+ a. Linkage isual stilah linkage 'isual memiliki arti bahwa dua atau lebih banyak fragmen kota dihubungkan menjadi satu kesatuan secara 'isual. #alam linkage 'isual terdapat lima elemen yang menghasilkan hubungan secara 'isual yaitu+ )3 >aris 35
&engubungkan langsung dua tempat dengan satu deretan?linier massa 1bangunan, pohon dll3 yang cenderung masif. (3 Koridor #i bentuk oleh dua deretan massa 1bangunan atau pohon 3 membentuk sebuah ruang. 53 Sisi Sama dengan elemen garis namun bedanya hanya pada penepatan masif berada di belakang. 93 Sumbu "lemen bersifat spasial, serta hubungan daerah satu dengan yang lain dengan mengutamakan salah satu wilayah?daerah. :3 rama &enghubungkan dua tempat dengan 'ariasi massa dan ruang.
Gambar 2.26 *ontoh linkage %isual pada Kota S&iss
b. Linkage Struktural Linkage struktual adalah sebuah jaringan kolase?tekstur figure ground?solid 'oid yang menjadi satu kesatuan dalam tatanan. Cungsi linkage struktural pada ruang ko ta yaitu berfungsinya pola ruang perkotaan dan bangunanya dengan baik sebagai stabilisator dan koordinator di adalam lingkungan, jika hal ini tidak sebagaimana mestinya maka yang terjadi kekacauan pemahaman terhadap bentuk, wujud, serta fungsi teradap prioritas penataan kawasan. Berikut adalah elemen%elemen pembentuk linkage struktrual+ )3 !ambahan Secara struktural melanjutkan pola eksisting yang ada, namun di tambahkan bentuk ruang maupun massa yang relati'e cenderung sama sehingga tidak mengurangi pemahaman lokasi?konteks, serta penambahan itu juga masih dapat di pahami sebagai unsur tambahan. (3 Sambungan
36
*dalah elemen linkage struktural sambungan yaitu mengenakan pola massa?ruang kota yang relati'e baru?berbeda, dikarenakan biasanya memiliki fungsi istimewa. 53 !embusan !embusan ini merangkum pola yang telah di eksisting, sehingga relatif rumit, karena fungsinya menyatukan dengan hanya mengadopsi bentuk di lingkungannya, tanpa memaknai kehadirannya sendiri.
Gambar 2.27 *ontoh linkage struktural pada Kota S&edia
c. Linkage Bentuk #i dalam realitas perkotaan dan perancangannya, sering dilupakan bahwa sebuah kota memiliki arti lebih luas daripada jumlah gedung dan prasarananya saja. Sebuah kota hanya akan berarti sebagai sejumlah unit%unit. Sebuah kota bukan sekedar rangkaian sejumlah unit%unit secara 'isual maupun struktural, namun ada juga bentuk%bentuk rupa kolektif. Karena sebuah kota banyak memiliki kolektif ciri khas, organisasi dan bentuk yg bersifat kolektif. "lemen elemen linkage bentuk diantaranya + +) *ompositional form Bentuk komposisi merancang objek%objek komposisi dua demensi dan indi'idual yang terhubung abstrak satu dengan yang lain Linkage cenderung diasumsikan pengamat, dan tidak memperhatikan fungsi ruang terbuka. ,) -egaform
37
&egaform?bentuk mega menghubungkan struktur%struktur seperti bingkai yang linear atau sebagai grid. Linkage di capai melalaui hierarki yang bersifat open ended. /) Groupform >roupform muncul dari penambahan akumulasi bentuk dan struktur yang biasaberdiri disamping ruang terbuka publik, dalam ini linkage di kembangkan secara organis.
Gambar 2.28 -ontoh penggunaan linkage bentuk elemen megaform
5. !eori Place !eori Place berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah 'oid yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Sebuah place dibentuk sebagai sebuah space jika memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya. Suasana itu tampak dari benda konkret 1bahan, rupa, tekstur, warna3 maupun benda yang abstrak, yaitu asosiasi kultural dan regional yang dilakukan oleh manusia di tempatnya. Sebuah tempat 1place3 akan terbentuk bila dibatasi dengan sebuah 'oid, serta memiliki ciri khas tersendiri yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya 16ahnd, )===3. 38
!eori place terdiri dari dua jenis, yaitu+ )3 Konteks Suatu perancangan yang kontekstual merupakan hasil dari suatu proses megalihkan arti lingkungan ke dalam sebuah objek baru. Selain itu suatu perancanngan secara kontekstual tidak boleh mengabaikan kontras karena kontras dibutuhkan untuk meciptakan sebuah lingkungan yang menrik dan kreatif. a3 #inamis $uang dinamis sering disebut sebagai street atau jalan memiliki kaitan tersendiri antara bentuk dan fungsinya, sehingga Spiro Kostof dengan tepat mengatakan bahwa ruang dinamis yang disebut sekaligus adalah elemen dan institusi perkotaan.
Gambar 2.29 0lemen Place Konteks 1inamis
b3 Statis Karaker ruang terbuka yang bersifat statis di dalam kota hanya dianggap sebagai tempat estetika perkotaan. Eleh sebab itu, karakter tempat tersebut hanya d igolongkan pada geometrinya saja tanpa memperhatikan fungsi kota.
39
Gambar 2.30 0lemen place konteks statis
(3 -itra Kota Ke'in Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh : elemen pembentuk citra kota, yaitu + a3 Paths Suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah . Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.
Gambar 2.31 Gambar dan *ontoh Paths pada kota
40
b3 "dges "lemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara ( jenis fase kegiatan. "dges berupa dinding, pantai, hutan kota, dan lain%lain.
Gambar 2.31 Gambar dan *ontoh 0dges pada kota
c3 #istricts #istricts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan 'isual. *rtinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
41
Gambar 2.33 Gambar dan *ontoh 1istricts pada kota
d3 4odes Berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.
42
Gambar 2.34 Gambar dan *ontoh 2odes pada pada kota
e3 Landm ndmark ark !itik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain%lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan.
Gambar 2.35 *ontoh 3andmark pada kota
(.(.9 Lingkup bidang perancangan kota 8ntuk 8ntuk merumu merumuska skan n unsur% unsur%uns unsur ur bentuk bentuk fisik fisik kota, kota, perlu perlu dirumu dirumuska skan n terleb terlebih ih dulu dulu domain domain atau atau lingkup lingkup bidang bidang perancangan kota. Seperti telah dijelaskan di bagian s ebelumnya, perancangan kota 1urban design3 design3 dalam hal ini dipandang sebagai bagian dari proses perencanaan kota 1urban 1urban planning 3 yang berkaitan dengan kualitas fisik lingkungan kota. #alam hal
43
kualitas fisik ini, perencana dan perancang kota tidak akan dapat merancang seluruh unsur bentuk fisik kota, kecuali bila yang dihadapi kota baru atau kawasan kosong yang akan direncanakan 1Shir'ani, )=<:+;3. #omain perancangan kota terbentang dari tampilan muka bangunan 1eksterior3 ke luar 1ke ruang publik diantara bangunan% bangunan3. Berkaitan dengan ini Barnett 1)=79, dalam Shir'ani, )=<:+ ;3 mengatakan bahwa domain perancangan kota sebagai Fmerancang kota tanpa merancang bangunan%bangunanF. #engan kata lain, domain tersebut mencakup ruang%ruang di antara bangunan%bangunan. #alam hal ruang%ruang luar tersebut, berdasar pengalaman F8rban #esign Plan of San Cransisco, )=72F 1/ilson et. al, )=7= dalam Shir'ani, )=<:+ ;3, ruang%ruang dikelompokan menjadi empat bagian, yaitu )3 pola dan citra internal, internal, menjelaskan menjelaskan maksud ruang%ruang ruang%ruang di antara bangunan% bangunan% bangunan dalam lingkup kawasan kawasan kota, terutama dalam hal focal points, 'iewpoints, landmarks, dan pola gerakG (3 bentuk bentuk dan citra citra ekster eksternal nal,, berfok berfokus us pada pada skylin skylinee 1garis 1garis langit3 langit3 kota, kota, serta serta citra citra dan identita identitass kota kota secar secaraa keseluruhanG 53 sirkulasi sirkulasi dan perparkira perparkiran, n, mengkaji mengkaji karakteristi karakteristik k jalan 1dalam 1dalam hal+ kualitas kualitas
pemelihara pemeliharaan, an, kepadatan kepadatan ruang,
tatana tatanan, n, kemonot kemonotona onan, n, kejela kejelasan san rute, rute, orient orientasi asi ke tujuan tujuan,, kesela keselamat matan, an, dan kemuda kemudahan han geraka gerakan3, n3, serta serta persyaratan dan lokasi perparkiran, serta 93 kualitas lingkungan, berkaitan dengan sembilan faktor, faktor, yaitu yaitu kecocokan penggunaan, kehadiran unsur alam, jarak ke ruang terbuka, kepentingan 'isual dari fasad jalan, kualitas pandangan, kualitas pemeliharaan, kebisingan, dan iklim setempat. (.(.: "lemen%elemen dalam perancangan kota Pengelompoka Pengelompokan n di atas belum menunjukkan unsur%unsur unsur%unsur bentuk bentuk fisik kota dalam perancanga perancangan n kota. 8nsur%unsu 8nsur%unsur r tersebut, dijelaskan oleh Shir'ani 1)=<:+ 7%<3, meliputi delapan butir, yaitu
*. !ata >una Lahan 44
!ata guna lahan merupakan unsur pokok dalam desain urban yang menentukan dasar perencanaan dalam dua dimensi, bagi terlaksananya ruang tiga dimensi. !ata guna lahan merupakan pengaturan suatu lahan dan keputusan untuk menggunakan lahan untuk maksud tertentu sesuai dengan peruntukanya. #alam peruntukan lahan terdapat pembagian penggunaan lahan menjadi kelompok%kelompoksesuai dengan interaksi antara unsur manusia, akti'itas, dan lokasipertama menghasilkan land use plan dengan pengelompokan akti'itas, funsi, dan karakter tertentu, kedua menghasilkan land use plan sebagai pembagian penggunaan lahan yang terbatas. terbatas. 8ntuk masa yang akan datang, kebijakan kebijakan mi use digunakan digunakan untukmeningkatka untukmeningkatkan n kehidupan (9 jam, dengan jalan memperbaiki sirkulasi melalui fasilitas pejalan kaki, dan pengguna yang lebih baik dari system% sistem sistem infrastrukt infrastruktur, ur, analisa%analis analisa%analisaa dasar lingkungan alam dan perbaikan perbaikan atau meningkatkan meningkatkan system system infra infra strukturdengan rencana serta operasi pemeliharaan. #alam intensitas pembangunan de'eloperakan mendapatkan ijin membangunhingga C*$ C*$ maksimum, sebagai bonus dari kompensasi dari kesediaan membangun fasilitas tambahan bagi kepentingan umum. *turan 0oning memperhati memperhatikan kan aspek fisik bangunan bangunan yang memperhati memperhatikan kan ketinggian, ketinggian, pemunduran, pemunduran, dan lantai lantai dasar yang diperlukan untuk menunjang public menunjang public space. space. Kesalahan masa lalu dalam penggunaan tata guna lahan, antara lain kurangnya keanekaragamanpengguna lahan dalam suatu area dan kesalahan dalam memperhatikan faktor lingkungan dan fisik alamiah. Eleh karena itu, yang di perhatikan untuk tata guna lahan di masa mendatan adalah miing use dalam suatu urban area, untuk meningkatka meningkatkan n kehidupan kehidupan (9 jam dengan dengan memperbaik memperbaikii sirkulasime sirkulasimelalui lalui fasilitas fasilitas pedestria pedestriandan ndan pengguna pengguna infrastrukturyang lebih baik, analisis yang berdasarkan lingkungan alamidan perbaikan system infrastrukturserta rencana perawatan yang diperlukan.
45
Sebagai contoh adalah kasus di Aakarta, tepatnya di daerah Kuningan, pada awalnya wilayah ini dalam Aakarta Struktur Plan (22: diarahkan untuk pengembangan kawasan campuran, dengan sebagian besar untuk pemukiman kelas atas yang disediakan untuk para diplomat serta perkantoran. !etapi sekarang kawasan ini tumbuh menjadi kawasan perkantoran kelas satu termasuk kantor%kantor komersial. al ini terjadi karena lokasi tersebut yang sangat strategis dibandingkan lokasi lain. #ari aspek aksesibilitas, kawasan ini mudah dicapai dari segala arah, tetapi pelayanan transportasi tidak cukup baik. Aalur lalu lintas sangat padat terutama pada jam sibuk. #engan kondisi ini maka kebijaksanaan tata guna lahan di kawasan ini dirumuskan kembali dengan konsep superblock system dan high rise building. Sebagai dampaknya kebutuhan transportasi meningkat pesat sedangkan sarananya sangat terbatas, akibatnya kemacetan dan kepadatan lalu lintas tidak dapat dihindarkan. #engan luas area 5(:ha dan lebih dari setengah juta pekerja, maka kawasan ini sangat memerlukan alat dan sarana transportasi baru. 4amun dalam realitanya, walau terjadi perubahan fungsi kegiatan 1tata guna lahan3, kebijaksanaan transportasi masih mengacu pada Aakarta Struktur Plan (22:, yang jelas%jelas sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi perkembangan yang ada. al ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan penggunaan lahan belum didukung dengan kebijaksanaan pengembangan transportasi.
B. Bentuk dan &assa Bentuk dan massa bangunan terdiri atas aspek fisik 1berupa ketinggian, pemunduran, serta penutupan3 dan mempunyai wujud dan konfigurasi 1berupa kepejalan, warna, material, tekstur, fasad, skala, dan gaya bangunan3.
46
Pada dasarnya, ada tiga prinsip perancangan kota yang berfungsi untuk menyatukan masalah%masalah bentuk bangunan bangunan dan massa bangunan, yaitu a. Skala, merupakan pandangan atau penglihatan manusia 1human 'ision3, sirkulasi, bangunan berdampingan, dan ukuran lingkungan, b. $uang kota, merupakan artikulasi ruang yang dibentuk oleh bentuk kota, pembatas, tipe‐tipe ruang kota, serta c. &assa kota, merupakan wujud bangunan%bangunan, permukaan%permukaan tanah, dan obyek ‐obyek pada ruang yang dapat tersusun untuk pembentuk ruang kota dan pola‐ pola akiti'itas dalam skala besar dan skala kecil.
Gambar 2.36 Pedoman identifikasi bangunan terkait dengan ketinggian lingkungan eksisting
Gambar 2.37 !lustrasi penggambaran lereng dan pengembangan kota San 'ransisco
Sumber4 Shir%ani5 +678
Sumber4 Shir%ani5 +678
47
Gambar 2.38 Pedoman identifikasi bangunan terkait dengan ketinggian lingkungan eksisting
Gambar 2.39 1ua jenis kemungkinan fasad pada bangunan di 9ackson%ille
Sumber4 Shir%ani5 +678
Sumber4 Shir%ani5 +678
Bentuk bangunan
dan
massa
membahas
48
bagaimana bentuk dan massa%massa bangunan yang ada dapat membentuk suatu kota, serta bagaimana hubungan antar%massa dari banyak bangunan yang ada. Pada penataan suatu kota, bentuk, dan hubungan antar%massa seperti ketinggian bangunan, jarak antar%bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur, mempunyai garis langit – hori0on 1 skyline3 yang dinamis, serta menghindari adanya lost space 1ruang tidak terpakai3.
-. Sirkulasi dan Perparkiran Sirkulasi adalah elemen perancangan kota yang secara langsung dapat membentuk dan mengkontrol pola kegiatan kota, sebagaimana halnya dengan keberadaan sistem transportasi dari jalan publik, pedestrian way, dan tempat transit lainnya yang membentuk suatu kegiatan. Sirkulasi di dalam kota merupakan salah satu alat yang paling kuat untuk menstrukturkan lingkungan perkotaan karena dapat membentuk, mengarahkan, dan mengendalikan pola akti'itas dan karakter dalam suatu kota. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan kendaraannya parkir di tempat yang mudah dicapai. Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di badan jalan. #alam perencanaan untuk jaringan sirkulasi dan parkir harus selalu memerhatikan beberapa faktor diantaranya jaringan jalan merupakan ruang terbuka yang mendukung citra kawasan dan akti'itas pada kawasan, jaringan jalan harus memberi orientasi pada penggunaan dan membuat lingkungan yang jelas?dapat terbaca, kerjasama dari sektor kepemilikan dan pri'at dan publik dalam mewujudkan tujuan dari kawasan.
49
Pola parkir yang ada dibadan jalan adalah pola parkir paralel dan men yudut. *kan tetapi pola parkir tersebut tidak selalu dii0inkan, karena kondisi arus lalu lintas yang tidak memungkinkan. #engan demikian untuk mendesain suatu area parkir di badan jalan ada ( 1dua3 pilihan yakni, pola parkir paralel dan menyudut. a. Casilitas Parkir untuk 8mum Casilitas parkir untuk umum di luar badan jalan seperti pusat perbelanjaan, bisnis maupun perkantoran dapat berupa taman parkir atau gedung parkir. b. Penetapan Lokasi Casilitas Parkir Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan+ )3 (3 53 93
$encana umum tata ruang daerahG Keselamatan dan kelancaran lalu lintasG Kelestarian lingkunganG Kemudahan bagi pengguna jasia.
Keberadaan fasilitas parkir untuk umum berupa gedung parkir atau taman parkir harus menunjang keselamatan dan kelancaran lalu lintas, sehingga penepatan lokasinya terutama menyangkut akses keluar masuk fasilitas parkir harus dirancang agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas. c. Kebutuhan Parkir Kebutuhan luas area kegiatan parkir berbeda antara yang satu dengan yang lain, tergantung kepada beberapa hal antara lain pelayanan tarip yang diberlakukan, ketersediaan ruang parkir, tingkat pemiikan kendaraan bermotor, tingkat pendapatan masyarakat. Pada umumnya ada ( 1dua3 jenis peruntukan kebutuhan parkir, 50
yaitu kegiatan parkir tetap yang meliputi gedung pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, pusat perdagangan, pasar, sekolah, tempat rekreasi, hotel dan rumah sakit, dan kegiatan parkir yang bersifat sementara seperti bioskop, tempat pertunjukan, tempat pertandingan olahraga dan rumah ibadah. d. #esain Parkir di Badan Aalan Bermacam%macam hal yang perlu diperhatikan pada suatu badan jalan, dimana hal%hal tersebut menjadi pertimbangan dalam menentukan sudut parkir. Bahan%bahan yang menjadi pertimbangan yang secara umum digunakan adalah sebagai berikut+ )3 (3 53 93 :3
Lebar jalan olume lalu lintas pada jalan yang bersangkutan Karakteristik kecepatan #imensi kendaraan Sifat peruntukkan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan.
#alam penentuan sudut parkir pada suatu badan jalan berbeda antara satu dengan lainnya. #imana perbedaan tersebut dikarenakan oleh fungsi jalan dan arah gerak lalu lintas pada jalan yang bersangkutan. )3 Pola Parkir Pola parkir dibagi ( 1dua3 yaitu pola parkir parallel dan pola parkir menyudut. a3 Pola parkir paralel
51
Gambar 2.40 Tata cara parkir paralel
Gambar 2.41 Tata cara parkir ditanjakan
52
Gambar 2.42 Tata cara parkir diturunan
b3 Pola parkir menyudut 8ntuk pola parkir menyudut, lebar ruang pakir, ruang parkir efektif, dan ruang maneu'er berlaku untuk jalan kolektor dan lokal. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang maneu'er berbeda berdasarkan besar sudut 52I, 9:I, ;2I dan =2I.
Gambar 2.43 !ata cara parkir membentuk sudut 52I
53
Gambar 2.44 !ata cara parkir membentuk sudut 9:I
Gambar 2.45 !ata cara parkir membentuk sudut ;2I
54
Gambar 2.46 !ata cara parkir membentuk sudut =2I
Gambar 2.47 !ata cara parkir sudut di tanjakan
55
Gambar 2.48 !ata cara parkir di turunan
e. #esain !aman Parkir Parkir di luar badan jalan diaplikasikan di tempat%tempat yang tarikan perjalanannya 1trip attraction3 besar agar kelancaran arus lalu lintas dan kelestarian lingkungan tetap terjaga. #engan demikian desain parkir di luar jalan sangat perlu diselaraskan dengan kebutuhan ruang parkir. )3 Kriteria taman parkir Kriteria yang digunakan sebagai dasar dalam mendesain tempat?pelataran parkir adalah sebagai berikut+ 56
a3 b3 c3 d3 e3 f3
$encana 8mum !ata $uang #aerah 1$8!$#3 Keselamatan dan kelancaran lalu lintas Kelestarian lingkungan Kemudahan bagi pengguna jasa !ersedianya tata guna lahan Letak antara jalan akses utama saerah yang dilayani
(3 Pola parkir penumpang a3 Parkir kendaraan satu sisi Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang sempit di suatu tempat kegiatan. %
&embentuk sudut =2 derajat Pola parkir ini mempunyai daya tamping lebih banyak jika dibandingkan dengan pola parkir paralel, tetapi kemudahan pengemudi melakukan manu'er masuk dan keluar ke ruang parkir lebih sedikit jika dibandingkan dnegan pola parkir dengan sudut yang lebih kecil dari =2 derajat.
Gambar 2.49 Pola parkir tegak lurus
%
&embentuk sudut 52 I, 9:I, ;2I Pola parkir ini mempunyai daya tamping lebih banyak jika dibandingkan dengan pola parkir paralel,dan kemudian kenyamanan pengemudi
57
melakukan manu'er masuk dan keluar ke ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola parkir dengan sudut =2I.
Gambar 2.50 Pola parkir sudut
b3 Parkir kendaraan dua sisi Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup memadai. %
&embentuk sudut =2I Pada pola parkir ini, arah gerakan lalu lintas kendaraan dapat satu arah atau dua arah.
Gambar 2.51 Parkir tegak lurus yang berhadapan
%
&embentuk sudut 52 I, 9:I, ;2I
58
Gambar 2.52 Parkir sudut yang berhadapan
c3 Pola parkir pulau Pola parkir ini diterapkan apabila ketersediaan ruang cukup luas. % &embentuk sudut =2I
Gambar 2.53 !aman parkir tegak lurus dengan ( gang
%
&embentuk sudut 9:I Bentuk tulang ikan tipe *
59
Gambar 2.54 !aman parkir sudut dengan ( gang t ype *
Bentuk tulang ikan tipe B
Gambar 2.55 !aman parkir sudut dengan ( gang type B
Bentuk tulang ikan tipe -
60
Gambar 2.56 !aman parkir sudut dengan ( gang type -
d3 Kriteria !ata Letak Parkir !ata letak area parkir kendaraan dapat dibuat ber'ariasi, tergantung pada ketersediaan bentuk dan ukuran tempat serta jumlah dan letak pintu masuk dan keluar. !ata letak pelataran parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut % Pintu masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan
Gambar 2.57 !ata letak pelataran parkir, pintu terpisah
61
%
Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruang
Gambar 2.58 !ata letak pelataran parkir pintu terpisah
%
Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada satu ruas jalan
62
Gambar 2.59 !ata letak pelataran parkir pintu tunggal
%
Pintu masuk dan keluar yang menjadi satu terletak pada satu ruas berbeda
Gambar 2.60 !ata letak pelataran parkir dengan ( pintu
63
f. #esain >edung Parkir Parkir di luar jalan yakni di gedung merupakan hal yang tidak asing lagi di kota%kota besar. >edung parkir sangat efisien diterapkam di tempat%tempat yang tingkat kesibukannya relatif tinggi. )3 Kriteria Parkir di >edung *da beberapa keriteria yang harus dipenuhi dalam pengembangan parkir di gedung parkir yaitu + a3 !ersedia tata guna lahan b3 &emenuhi persyaratan konstruksi dan perundang%undangan yang berlaku c3 !idak menimbulkan pencemaran lingkungan d3 &emberikan kemudahan bagi pengguna jasa (3 !ata Letak >edung Parkir !ata letak gedung parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut. a3 Lantai datar dengan jalur landai luar 1eternal ramp3. #aerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata 1datar3 yang dihubungkan dengan ramp. b3 Lantai terpisah >edung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak dengan ramp yang ke atas digunakan untuk kendaraan yang keluar. $amp berada pada pintu keluar kendaraan yang masuk melewati semua ruang parkir sampai menemukan tampat yang dapat dimanfaatkan. 53 *spek #esain
64
!eknologi parkir di negara%negara maju yang dikendalikan oleh komputer, berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam desainnya. *spek%aspek yang berkaitan dengan desain tersebut adalah + a3 b3 c3 d3 e3 f3 g3 h3 i3
Konstruksi landasan !enaga penggerak !eknik keluar?masuk parkir Konstruksi bangunan Kemudahan untuk mencapai gedung -ara kerja sistem Sistem keselamatan kendaraan Sistem pemeliharaan tenaga penggerak Sistem pengendalian
93 Sirkulasi *ntar Lantai Pergerakan kendaraan antar lantai harus dilakukan sedemikian sehingga konflik yang terjadi minimal. Konflik berpotongan sebaiknya dihindarkan. >ambar%gambar berikut menunjukkan berbagai 'ariasi sirkulasi kendaraan yang akan naik ataupun kendaraan yang akan turun.
65
Gambar 2.61 Pola sirkulasi digedung parkir ramp menerus
Gambar 2.62 Pola sirkulasi gedung parkir ramp menerus berlawanan
66
Gambar 2.63 Pola sirkulasi gedung parkir lantai stager
Gambar 2.64 Pola sirkulasi di gedung parkir lantai stager tiga susun
67
Gambar 2.65 Pola sirkulasi digedung parkir lantai miring
#. $uang !erbuka $uang terbuka 1Epen Space3 , mencakup semua unsur landscape 1jalan, trotoar dan sejenisnya3, taman, dan ruang rekreasi didaerah perkotaan. #imana ruang terbuka hendaknya menjadi bagian integral dari perancangan kota, bukan hanya merupakan akibat dari penyelesaian arsitekturnya. 1 Hamid Shir%ani3 Setiap ruang publik memiliki makna sebagai berikut+ sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun, memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia?pengguna ruang publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain yang mengikuti norma%norma yang berlaku di tempat. 1 $oger Scur ton +67:3 68
$uang umum pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat menampung akti'itas tertentu dari masyarakatnya, baik secara indi'idu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. &enurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi ( jeni s, yait u + ). $uang publik tertutup + adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan. (. $uang publik terbuka + yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka 1open space3. 1 $usta m Ha kim + 67; 3 #ari beberapa para ahli yang mengungkapkan pengertian tentang ruang terbuka ada garis besar yang didapat, yaitu keharusan untuk mencakup semua unsur lingkungan sekitar yang akan berpengaruh besar terhadap warga yang akan melakukan akti'itas di dalamnya. &ulai dari jalanan, taman, dan sebagainya yang harus ditata dengan baik dan benar untuk memfasilitasi para masyarakat untuk bertemu atau melakukan bermacam kegiatan sosial di ruang terbuka tersebut. &aka pengaruh – pengaruh lingkungan tersebut harus diperhatikan dengan baik demi keberlangsungan akti'itas para masyarakat karena objek utama dari di bangun nya sebuah ruang terbuka adalah masyarakat, dan tujuan utama nya itu untuk memberi ruang kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan – kegiatan sosial. Penyediaan ruang terbuka ini diharapkan dapat mencakup beberapa ruang yang cukup untuk+ a. b. c. d. e. f. g.
kawasan konser'asi untuk kelestarian hidrologisG kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensiG area pengembangan keanekaragaman hayatiG area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaanG tempat rekreasi dan olahraga masyarakatG tempat pemakaman umumG pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkanG 69
h. pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historisG i. penyediaan $! yang bersifat pri'at, melalui pembatasan
kepadatan
serta
kriteria
pemanfaatannyaG j. area mitigasi?e'akuasi bencanaG dan k. ruang penempatan pertandaan 1signage3 sesuai dengan peraturan perundangan dan tidak mengganggu fungsi u tama $! tersebut. !ujuan penyelenggaraan ruang terbuka hijau 1$!3 adalah a. &enjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan airG b. &enciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakatG c. &eningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. Cungsi ruang terbuka hijau 1$!3 sebagai berikut a. Cungsi utama 1intrinsik3 yaitu fungsi ekologis+ )3 memberi jaminan pengadaan $! menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara 1paru%paru kota3G (3 pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat berlangsung lancarG 53 sebagai peneduhG 93 produsen oksigenG :3 penyerap air hujanG ;3 penyedia habitat satwaG 73 penyerap polutan media udara, air dan tanahG <3 penahan angin. b. Cungsi tambahan 1ekstrinsik3 yaitu+ 70
)3
(3
53
Cungsi sosial dan budaya+ a3 menggambarkan ekspresi budaya lokalG b3 merupakan media komunikasi warga kotaG c3 tempat rekreasiG d3 wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari alam. Cungsi ekonomi+ a3 sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayurG b3 bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lainlain. Cungsi estetika+ a3 meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro+ halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro+ lansekap kota secara keseluruhanG b3 menstimulasi kreati'itas dan produkti'itas warga kotaG c3 pembentuk faktor keindahan arsitekturalG d3 menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun. #alam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota seperti perlindungan tata air, keseimbangan ekologi dan konser'asi hayati.
a. $! Aalur ijau Aalan 8ntuk jalur hijau jalan, $! dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara (2–52J dari ruang milik jalan 1rumija3 sesuai dengan klas jalan. 8ntuk menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan ( 1dua3 hal, yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya. #isarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah setempat, yang disukai oleh burung%burung, serta tingkat e'apotranspirasi rendah.
71
Gambar 2.66 -ontoh !ata Letak Aalur ijau Aalan
b. Pulau Aalan dan &edian Aalan !aman pulau jalan adalah $! yang terbentuk oleh geometris jalan seperti pada persimpangan tiga atau bundaran jalan. Sedangkan median berupa j alur pemisah yang membagi jalan menjadi dua lajur atau lebih. &edian atau pulau jalan dapat berupa taman atau non taman. #alam pedoman ini dibahas pulau jalan dan median yang berbentuk taman?$!.
i. Pada jalur tanaman tepi jalan 1).3 Peneduh 1a3 ditempatkan pada jalur tanaman 1minimal ),: m dari tepi median3G 1b3 percabangan ( m di atas tanahG 1c3 bentuk percabangan batang tidak merundukG 1d3 bermassa daun padatG 1e3 berasal dari perbanyakan bijiG 1f3 ditanam secara berbarisG 72
1g3 tidak mudah tumbang . -ontoh jenis tanaman+ Kiara Payung, !anjung, Bungur
Gambar 2.67 9alur Tanaman Tepi Peneduh
1(.3 Penyerap polusi udara 1a3 terdiri dari pohon, perdu?semakG 1b3 memiliki kegunaan untuk men yerap udaraG 1c3 jarak tanam rapatG 1d3 bermassa daun padat. -ontoh jenis tanaman+
73
*ngsana, *kasia daun besar, Eleander, Bogen'il, !eh%tehan pangkas
15.3 Peredam kebisingan 1a3 terdiri dari pohon, perdu?semakG 1b3 membentuk massaG 1c3 bermassa daun rapatG 1d3 berbagai bentuk tajuk. -ontoh jenis tanaman+ 74
!anjung, Kiara payung, !eh%tehan pangkas, Kembang Sepatu, Bogen'il, Eleander
Gambar 2.69 Aalur !anaman !epi Penyerap Kebisingan
19.3 Pemecah angin 1a3 tanaman tinggi, perdu?semakG 1b3 bermassa daun padatG 1c3 ditanam berbaris atau membentuk massaG 1d3 jarak tanam rapat 5 m. -ontoh jenis tanaman+
75
-emara, &ahoni, !anjung, Kiara Payung, Kembang sepatu
Gambar 2.70 9alur Tanaman Tepi Pemecah
1:.3 Pembatas pandang 1a3 tanaman tinggi, perdu?semakG 1b3 bermassa daun padatG 1c3 ditanam berbaris atau membentuk massaG 1d3 jarak tanam rapat.
-ontoh jenis tanaman+ 76
Bambu , -emara , Kembang sepatu , Eleander
c. -ontoh $uang !erbuka *da nya ruang terbuka di tengah – tengah kota yang di penuhi oleh bangunan tinggi sangat di but uhka n, sepe rti *entral Park yang berada di &anhattan, 4ew Dork. !aman ini menjadi paru – paru kotaM karena di bangun persis di tengah kota yang daerah sekitar nya berupa bangunan tinggi seperti apartment , perkantoran, dll. *entral Park menjadi taman yang paling banyak dikunjungi masyarakat 4ew Dork untu k bers anta i dan meni kmat i seg ar nya area hija u di teng ah hiru h piku k nya kota 4ew Dork. !aman ini juga sering di jadikan sebagai tempat untuk acara – acara besar di 4ew Dork.
77
Gambar 2.72 *entral Park di 2e& =ork
$uang terbuka selain menjadi area publik masyarakat yang berupa taman, ada juga yang menjadikan ruang terbuka tersebut sebagai ikon kota dengan memberikan scul ptur e di ruang terbuka tersebut. Seperti *loud Gate di -hicago, yang memiliki scul ptur e berbentuk bean sebagai ikon taman tersebut yang juga menjadi ikon dari kota -hicago. !aman ini berfungsi menjadi ruang terbuka untuk para masyarakat berkumpul, bermain dan bersantai di tengah kota -hicago. *tau ban yak pul a turi s yang seng aja berk unju ng ke taman ters ebut han ya unt uk meni kma ti dan mengabadikan momen yang menjadikan *loud Gate tersebut sebagai ikon kota.
78
Gambar 2.73 *loud Gate di *hicago
". *rea jalan bagi pejalan kaki 1 Pedestrian >ays3 "lemen pejalan kaki harus dibantu dengan hubungannya pada elemen – elemen dasar desain tata kota dan harus berkaitan dengan lingkungan kota dan pola – pola akti'itas serta sesuai dengan rencana pembangunan fisik kota. &asalah pokok dalam perencanaan jalan bagi pejalan kaki adalah pada kebutuhan akan keseimbangan antara ketentuan bagi elemen pejalan kaki untuk menciptakan pusat kota yang nyaman dinikmati serta pembagian dari akses – akses pelayanan umum lainnya.
79
Gambar 2.74 Pedoman untuk penyediaan fasilitas umum
Gambar 2.75 *ontoh Sky&ay
Beberapa elemen street furniture menurut S4 + ). Lampu Aalan a. Aenis Lampu
80
Jenis Lampu
Efisiensi Raa ! Raa "#a$
Umu% Rencana Raa ! Raa "&am$
Penga%u( Da'a "#a$
Te%(adap
Kee%angan
Ob&e)
-
8ntuk jalan kolektor, local dan
Lampu gas me%)u%i e)anan
:2 % ::
);.222 – (9.222
inggi
)(: (:2 922 722
persimpangan "fisiensi rendah,
-
Sedang
umur lampu pendek Aenis lampu ini masih
-
"*B+,U$
dapat digunakan secara terbatas 8ntuk jalan kolektor
-
local Tabel 2.2 Pencahayaan pada streetdan furniture
- "fisiensi cukup tinggi Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/
Lampu abung flucrescent
tetapi berumur
;2 – 72
<.222 – )2.222
)< – (2 5; % 92
Sedang
pendek Aanis lampu ini masih
-
e)anan
dapat digunakan
%enda(
untuk hal – hal yang terbatas 8ntuk jalan kolektor,
-
local, persimpangan, penyebrangan, terowongan, tempat peristirahatan "fisiensi sangat
Lampu gas
tinggi, umur cukup
s-dium be%e)anan
panjang, ukuran )22 % (22
<.222 – )2.222
=2 % )<2
Sangat buruk
lampu besar dan
%enda(
cahaya lampu sangat
"O/$
buruk karena warna kuning Aenis lampu ini
-
dianjurkan digunakan karena faktor efisiensinya sangat
-
tinggi 8ntuk jalan tol,
81
b. Penempatan lampu Penempatan lampu jalan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memberikan + )3 Keselamatan dan keamanan bagi pengguna jalan (3 Kemerataan pencahayaan yang sesuai dengan ketentuan 53 Pencahayaan yang lebih tinggi di area tikungan atau persimpangan disbanding pada bagian jalan yang lurus 93 *rah dan petunjuk yang jelas bagi pengguna jalan dan pejalan kaki
Jenis Ja0an,Jembaan isem Penempaan Lampu 'ang Diguna)an Sistem menurus dan parsial Ja0an A%e%i Sistem menerus dan parsial Ja0an K-0e)-% Sistem menerus dan parsial Ja0an L-)a0 Sistem menerus Pe%simpangan Sistem menerus Jembaan Tabel 2.3 9enis jalan ?jembatan Sistem menerus bergradasi pada ujung – ujung Te%-#-ngan Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/ terowongan
82
c. Penataan letak lampu
Tempa
Penaaan Pengau%an Lea)
Penaaan,Pengau%an Lea) Ja0an sau a%a(
Ja0an dua a%a(
-
#i kiri atau kana jalan #i kiri dan kanan jalan berselang – seling #i kiri dan kanan jalan berhadapan #i bagian tengah?separator jalan #i bagian tengah?median jalan Kombinasi antara di kiri dan kanan berhadapan dengan di bagian tengah?median
Pe%simpangan
jalan #apat dilakukan dengan menggunakan lampu menara, umumnya ditempatkan dipulau – pulai, di median jalan, diluar daerah persimpangan. Tabel 2.4 Penataan letak lampu
Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/
83
d. Perencanaan penempatan fasilitas penerang jalan
U%aian Tinggi Tiang Lampu Lampu sanda% Tinggi iang %aa ! %aa 'ang diguna)an
Besa%an )2 – ): m )5 m
Lampu *ena%a Tinggi iang %aa ! %aa 'ang diguna)an
(2 – :2 m 52 m
Ja%a) Ine%a0 iang 0ampu Ja0an A%e%i Ja0an K-0e)-% Ja0an L-)a0 *inimum &a%a) ine%a0 iang Ja%a) iang 0ampu )e epi pe%)e%asan Ja%a) da%i epi pe%)e%asan )e ii) pene%angan
5.2 – 5.: 5.: – 9.2 :.2 – ;.2 52 m &inimum 2.7 m &inimum ).( m
e%&au( udu in)0inasi
(2 – 52o
Tabel 2.5 Penempatan fasilitas penerang jalan
Sumber 4 1epartemen Perhubungan5 +66/
e. Penataan lampu penerangan terhadap tanaman jalan #alam penempatan lampu penerang jalan harus mempertimbangkan tanaman jalan yang akan ditanam maupun yang telah ada, sehingga perlu adanya pemangkasan pohon dengan ketentuan sebagai berikut+
84
2a%is Pemang)as pada udu A0fa di Ba#a( 3a(a'a
Tinggi Pemang)asan P-(-n
Lampu 454675-
– 2.5; # – 2.(; # – 2.)7 #
Tabel 2.6 Penataan lampu terhadap tanaman jalan
(. Casilitas pemberhentian bus?angkutanSumber umum 4 1epartemen Perhubungan5 +66/ alte adalah bagian dari perkerasan jalan yang digunakan untuk pemberhentian sementara bus, angkutan penumpang umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Cungsi lainnya ialah untuk meningkatkan disiplin lalu lintas. Kriteria peletakan pemberhentian bus?angkutan umum, sebagai berikut + a. !idak mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki b. #ekat dengan lahan yang mempunyai potensi besar untuk pemakaian angkutan umum c. &empunyai eksesibilitas yang tinggi terhadap pejalan kaki d. Aarak satu pemberhentian dengan pemberhentian bus lainnya pada suatu ruas jalan minimal 522 m dan tidak lebih dari 722 m e. Aarak dari tepi perkerasan pada kaki simpang ke ujung awal teluk bus, sesuai arah lalu lintas adalah :2 m f. Aarak dari tepi perkerasan pada kaki simpang ke ujung rambu stop, sesuai arah lalu lintas adalah :2 m g. Lokasi penempatan pemberhentian bus disesuaikan dengan kebutuhan
85
Gambar 2.76 Penempatan Teluk Bus 1i 1ekat Persimpangan
86
C. Penandaan 1signage3 Penandaan disini yang dimaksud adalah berupa penunjuk jalan, media iklan, rambu%rambu, dan berbagai jenis penandaan lainnya. Keberadaan penandaan ini sangat berbengaruh terhadap 'isualisasi suatu kota, baik secara makro maupun mikro. Pengaturan pemunculan dan lokasi pemasangan papan%papan penunjuk sebaiknya tidak memunculkan sisi negatif dan tidak mengganggu rambu%rambu lalu lintas. *dapun jenis%jenis signage dapat dibedakan menjadi+ a. identitas b. c. d. e.
+ Penandaan yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan pada suatu lingkungan tertentu. nama bangunan + #ipakai sebagai sebuah nama bangunan yang biasanya dilengkapi dengan petunjuk jenis kegiatan didalamnya. petunjuk sirkulasi + Biasanya berupa rambu%rambu lalu lintas yang berfungsi mengatur dan mengarah para pengendara kendaraan maupun pejalan kaki di dalam sirkulasi. komers ial + Pen andaan berupa papan reklame dan iklan informasi + Berfungsi untuk menginformasikan suatu kegiatan di suatu lokasi.
)3 Papan klan Keberadaan papan iklan haruslah tetap menjaga 'isual dari suatu kawasan perkotaan. #an dalam pemasangannya harus mematuhi pedoman sebagai berikut+ a3 Penggunaan papan iklan haruslah merefleksikan karakter kawasan tersebut. b3 Aarak dan ukuran harus diatur sedemikian rupa sehingga menjamin jarak 'isual dan menghindari kesemrawutan. c3 Penggunaan dan keberadaannya harus harmonis dengan bangunan arsitektur disekitarnya. d3 Pembatasan penggunaan lampu hias kecuali penggunaan dalam theater dan tempat pertunjukan. e3 Pembatasaan papan iklan yang berukuran besar yang mendominasi 'isual kota.
87
(3 $ambu
Gambar 2.77 !lustrasi -acam#-acam $ambu
$ambu%rambu, pemasangannya juga dari pemerintah. $ambu mengatur, memberi petunjuk lalu lintas. #alam diperhatikan beberapa hal
didalam mempunyai ketentuan merupakan alat untuk peringatan, dan mengatur rambu harus berikut+
a3 &emenuhi kebutuhan 88
b3 &enarik perhatian dan mendapan respek pengguna jalan c3 &emberi pesan yang sederhana dan mudah dimengerti d3 &emberi waktu yang cukup bagi pengendara untuk merespon pesan #alam penempatan rambu diperlukan ketentuan khusus dengan meninjau dari beberapa aspek agar dipergunakan secara efektif. *dapun penempatan rambu adalah sebagai berikut+
a3 $ambu disebelah kiri $ambu ditempatkan disebelah kiri menurut arah lalu lintas, diluar jarak tertentu dan tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki. Aarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian paling tepi luar bahu jalan atau jalur lalu lintas minimal 2,; meter. Penempatan $ambu haruslah jelas dan mudah terlihat oleh pengguna jalan.
Gambar 2.78 Ketentuan Peletakan $ambu di sebelah kiri
b3 $ambu
disebelah kanan 89
#alam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi, dan kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan di kanan jalan atau diatas daerah manfaaat jalan. Penempatan rambu di kanan jalan atau di daerah manfaat jalan harus mempertimbangkan faktor%faktor antara lain geografis, geometris jalan, kondisi lalu lintas, dan jarak pandang. $ambu yang dipasang di pemisah jalan 1median3 ditempatkan pada minimal 2,5 meter dari bagian paling luar pemisah jalan.
Gambar 2.79 Ketentuan peletakan rambu di sebelah kanan.
#alam menentukan ketinggian rambu, juga memiliki ketentuan khusus. 8ntuk rambu yang berada ditepi jalan ketinggian rambu berkisar antara )7:%522 cm. Sedangkan untuk rambu yang berada diatas daerah manfaat jalan, rambu dipasang dengan ketinggian minimal :meter dari permukaan jalan. al ini untuk menghindari benturan rambu dengan kendaraan tinggi. $ambu papan nama jalan digunakan untuk memberitahukan nama jalan. Papan nama jalan ditempatkan disisi ruas jalan. 8ntuk menyatakan nama jalan di daerah persimpangan !, papan nama jalan ditempatkan di seberang jalan menghadap arah lalu lintas datang.
90
Gambar 2.80 !lustrasi Ketentuan Ketinggian $ambu
53 *lat pemberi isyarat lalu lintas *lat pemberi isyarat lalu lintas
dapat berupa+
a3 Lampu 5 warna, untuk mengatur kendaraan % !erdiri dari merah, kuning, hijau % #apat dipasang 'ertikal maupun horisontal % *pabila dipasang 'ertikal, urutan dari atas ke bawah yaitu merah, kuning, dan hijau menurut arah datangnya lalu lintas.
91
%
*pabila dipasang horisontal, urutan dari kiri ke kanan yaitu merah, kuning, dan hijau
%
menurut arah datangnya lalu lintas. Lampu tiga warna dapat dilengkapi dengan lampu warna merah dan?atau hijau yang
memancarkan cahaya berupa tnda panah. b3 Lampu ( warna, untuk mengatur kendaraan dan?atau pejalan kaki % !erdiri dari merah dan hijau % #apat dipasang 'ertikal maupun horisontal % *pabila dipasang 'ertikal, urutan dari atas ke bawah yaitu merah, hijau menurut arah %
datangnya lalu lintas. *pabila dipasang horisontal, urutan dari kiri ke kanan yaitu merah, hijau menurut arah
datangnya lalu lintas. c3 Lampu ) /arna, untuk memberi peringatan bahaya pada pengguna jalan. % Lampu dapat berwarna merah ataupun kuning % #apat dipasang 'ertikal maupun horisontal
>. *kti'itas Pendukung #alam Perancangan Kota a3 Pengertian Pendukung 1 support 3 atau penyokong adalah yang mendukung atau menyokong sesuatu. Kegiatan 1acti%ity3 atau aktifitas secara mendasar mengarah kepada sesuatu pergerakan. Pendukung kegiatan 1acti%ity support 3 berarti potensi?elemen yang mendukung kegiatan sesuatu. 92
#alam hubungannya dengan perancangan kota, pendukung kegiatan berarti suatu elemen kota yang mendukung dua atau lebih pusat kegiatan umum yang berada dikawasan pusat kota yang mempunyai konsentrasi pelayanan yang cukup besar 1 amid Shir'ani, )=<:+573 *ntara pusat kegiatan umum yang satu dengan pusat kegiatan yang lain mempunyai keterkaitan penting, sehingga timbul elemen kota yang disebut + Pendukung Kegiatan atau *cti'ity Support . b3 !injauan historis Kota selain memiliki kenyamanan, juga harus indah dipandang. "lemen%elemen yang ada tidak hanya harus berfungsi tetapi juga harus menampakkan keindahannya. *pabila elemen%elemen digabung semuanya harus menghasilkan suatu komposisi yang memuaskan. Kota adalah arsitektur, yaitu obyek hasil karya fisik dan hasil karya manusia. Sebagai produk manusia kota adalah hasil cipta kultural dan hasil cipta sosial. Sebagai hasil cipta kultural kota merupakan realitas hasil transformasi alam dan cerminan cara manusia menghadapi realitas itu. Sebagai hasil cipta sosial, kota adalah tempat segala dimensi kehidupan manusia. Kota selain memiliki kenyamanan, juga harus indah dipandang. "lemen%elemen yang ada tidak hanya harus berfungsi tetapi juga harus menampakkan keindahannya. *pabila elemen elemen digabung semuanya harus menghasilkan suatu komposisi yang memuaskan. Kota adalah arsitektur, yaitu obyek hasil karya fisik dan hasil karya manusia. Sebagai produk manusia kota adalah hasil cipta kultural dan hasil cipta sosial. Sebagai hasil cipta kultural kota merupakan realitas hasil transformasi alam dan cerminan cara manusia menghadapi realitas itu. Sebagai hasil cipta sosial, kota adalah tempat segala dimensi kehidupan manusia.
93
#engan #engan demikian demikian berkembangn berkembangnya ya suatu kota juga bersamaan bersamaan dengan dengan berkembangn berkembangnya ya tuntutan tuntutan masyarakat sebagai pelaku kegiatan. #an ini berarti secara fisik dan fungsional, intensitas dan kualitas kegiatan selalu berubah. #engan melihat kenyataan diatas bahwa kota selalu tumbuh dan berkembang, gejala yang ditimbulkannya bersifat menyeluruh dan alamiah dan mulai berkembang dari pusat kota kedaerah pinggiran kota, dimana faktor yang mempengaruhinya adalah perkembangan penduduk dan pola sosial ekonomi 1jasa dan perdagangan3. Cenomena diatas menunjukkan bahwa intensitas kegiatan dipusat kota dengan keragaman yang tinggi tidak ditata dengan baik akan menimbulkan masalah dan konflik kepentingan, apakah kepentingan pribadi atau kepentingan umum. #engan #engan demikian demikian diperlukan alat pengendali pengendali yang memadai memadai hingga mampu mereduksi mereduksi konflik kepent kepentiga igan n para para penggu pengguna na ruang ruang fisik fisik kota. kota. *pabi *pabila la tidak tidak dileng dilengkap kapii alat alat pengen pengendal dalii maka maka ada kemungkinan terjadi penurunan kualitas fisik dan fungsional. Pada dasarnya perangkat kendali ini untuk menyatukan dan mengkoordinasikan setiap fungsi%fungsi kegiatan yang beragam, sehingga setiap fisik ruang kota dapat terkoordinasikan dan terintegrasika dalam satu kesatuan yang menerus. #idalam kegiatan perancangan kota, perangkat kendali tersebut merupakan salah satu elemen kota yang disebut disebut Pendukung Pendukung KegiatanM 1*cti'ity 1*cti'ity SupportM3 SupportM3 yang diharapkan diharapkan dapat sebagai sebagai elemen elemen penyatuM penyatuM yang mampu mendukung mendukung dan menghidupkan menghidupkan setiap setiap fungsi kegiatan kegiatan yang ada 1 amid Shir'ani, )=<:3. c3 #efinisi pendukung kegiatan Pendukung Pendukung kegiatan kegiatan 1acti%ity acti%ity support 3 adalah adalah meliputi meliputi seluruh pengguanaan pengguanaan dan aktifitas aktifitas yang memban membantu tu memper memperkua kuatt ruang% ruang%rua ruang ng umum kota, kota, karena karena aktifi aktifitas tas dan fisik fisik ruang ruang selalu selalu saling saling 94
melengkapi satu sama lain. Bentuk, lokasi, dan karakteristik suatu areal tertentu akan menarik fungsi, penggunaan dan aktifitas spesifik 1amid Shir'ani, )=<:3 Pendukung kegiatan tidak hanya meliputi penyediaan plasa dan jalan pejalan kaki saja, namun h uga mempertimbangkan elemen penggunaan ruang dan fungsional dari kota yang membangkitakan aktifitas. al ini meliputi mall 5 yang menghubungkan minimal ( simpul aktifitas yang berbeda. Sasaranya adalah aktifitas utama ditempat yang fungsional mencampurkan dengan penggunaan yang saling melengkapi, menghubungkan satu sama lain dengan sistim perubahan?pergerakan pejalan pejalan kaki yang aman, dibuat yang menarik untuk kebutuhan pejalan kaki. Pola%pola Pola%pola aktifitas aktifitas pada kota%kota kota%kota yang lebih luas terjadi sebagai serangkaia serangkaian n poros sumbuM, dengan memperhatikan tingkat kemampuan berjalan dari duatu tempat ketempat lain. Satu patokan untuk fungsi yang efektif adalah poros%poros tersebut merupakan hubungan dari areal yang berbeda baik lama maupun baru., dengan memberikan tingkat pencampuran yang ber'ariasi dengan fasilitas%fasilitas yang saling saling melengkapi. melengkapi. !ype !ype penggunaan penggunaan bermacam%maca bermacam%macam m
akan meningkatkanMke meningkatkanMkeaneka anekaragam ragaman an dan
intensitas penggunaanM1Speiregen )=;:+<23. d3 Bentuk pendukung kegiatan *dapun bentuk dari pendukung kegiatan yaitu kegiatan penunjang yang menghubungkan dua atau lebih pusat%pusat kegiatan umum yang ada dikota, antara lain berupa ruangterbuka atau bangunan yang diperuntukan bagi kepentingan umum $uang terbuka, bentuk fisiknya dapat berupa taman rekresasi, taman taman kota, pla0a%pla0a, pla0a%pla0a, taman budaya, budaya, kawasan kawasan pedagang pedagang kaki lima, jalur pedestrian, pedestrian, kumpulan kumpulan pedagang penjual barang%barang seni lainnya. lainnya.
95
Sedangkan, bentuk bangunan?ruang tertutup adalah seperti kelompok pertokoan eceran1grosir3, pusat pemerintahan, pusat jasa dan kantor department store, dan lainnya. #ari uraian diatas, terlihat bahwa pendukung kegiatan dapat merupakan ruang bebas untuk manusia, sebagaimana jalan sebagai ruang yang bebas untuk mobil, hanya disini diperlukan untuk istirahat, misalnya tempat duduk, fasilitas untuk berteduh dan lainnya. al ini akan memberikan kesan 'isual tersendiri sebagai identitas kawasan tersebut. e3 Cungsi pendukung kegiatan Cungsi utama dari pendukung kegiatan dalah menghubungkan dua atau lebih pusat%pusat kegiatan umum umum dan mengge menggerak rakkan kan fungsi fungsi kegiat kegiatan an utama utama kota kota menjad menjadii lebih lebih hidup, hidup, meneru menerus,d s,dan an damai. damai. #isamping itu untuk memperkuat ruang%ruang umum kota saling melengkapi satu sama lainnya 1amid Shir'ani, )=<:3.
96
f.
Kriteria desain pendukung kegiatan 8ntuk menghadirkan ciri dari lingkungan kota yang ada hendaknya kriteria desain dari bentuk dan fungsi pendukung kegiatan ini juga melihat aspek konstektual dan serasi dengan lingkungannya. #isamping itu juga perlu menghadirkan identitas ?ciri khas melalui pemahanan tentang kultur dan pola kehidupan sosial yang memiliki makna dan arti kontekstual. Aiwa dan karakteristik suatu tempat perlu dipertahankan sebagai identitas suatu lingkungan. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan didalam perancangan Pendukung Kegiatan adalah sebagai berikut+ ). 8ntuk terciptanya dialog yang menerus dan memiliki karakter lokal dalam menarik para pemakai ? pengunjung, perlu adanya keragaman dan intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam ruang tersebut. (. 8ntuk menggerakkan dan memberikan dan memberikan kehidupan yang lebih ramai di dalam kegiatan utama kota, perlu adanya koordinasi antar kegiatan dengan lingkungan sekitar. 5. &emperhatikan kultur dan pola kehidupan sosial kota. 9. &emperhatikan jarak antar pusat kegiatan dengan skala pejalan kaki.
g.
Penerapan desain pendukung kegiatan
97
Keberadaan pendukung kegiatan adalah membuat suatu tempat mempunyai kegiatan yang beragam yang berkesinambungan antara tempat yang satu dengan yang lainnya sebagai serangkaian poros sumbu pergerakan. Pergerakan kegiatan yang terjadi disini timbul kare karena adanya interaksi manusia dengan lingkungan. Sebagai contoh penerapan pendukung aktifitas yang berhasil adalah di &alioboro, Dogyakarta. Perangcangan ruang arcade yang ada di jalan &alioboro dengan bentuk menerus, dengan di dalamnya terdapat kegiatan pedagang kaki lima yang menjual barang%barang cinderamata, makanan dan minuman, kerajinan kulit dan pakaian jadi. #i samping itu, sebagian tempat untuk pejalan kaki baik dengan tujuan jalan kaki maupun belanja dan rekreasi serta di ruang terbuka sepanjang kawasan pedestrian untuk kegiatan pedagang kaki lima dengan memakai kereta dorong menjual makanan dan minuman.
. Preser'asi 1Preser'ation3 Preser'asi harus diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban place, Preser'asi harus diarahkan untuk mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu. Preser'asi dalam perancangan kota adalah perlindungan terhadap lingkungan tempat tinggal 1permukiman3 dan urban places 1alun%alun, plasa, area perbelanjaan3 yang ada dan mempunyai ciri khas, seperti halnya perlindungan terhadap bangunan bersejarah 1Shir'ani, )=<:3. &anfaat dari adanya preser'asi antara lain+ a.Peningkatan nilai lahan. b. Peningkatan nilai lingkungan. 98
c.&enghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial. d. &enjaga identitas kawasan perkotaan. e.Peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi. Penekanan ? perhatian terhadap historical preser'ation juga memberi berbagai keuntungan bagi sekitarnya, yaitu keuntungan secara kultur, ekonomi, sosial dan dalam hal perencanaan. 1-alifornia, )=7;3. #alam hal ini, baik menurut teori pertama maupun kedua, memiliki kemiripan dalam objek dan 'ariasi keuntungan yang didapatkan, apabila suatu k ota tetap melakukan preser'asi pada bangunannya. #alam hal ini bangunan bersejarah. 4amun terdapat beberapa perbedaan dalam pembahasan teori pertama dan teori kedua. Pada teori pertama, 1Shir'ani, )=<:3 menitikberatkan kepada lingkungan tempat tinggal, dan urban places, seoerti penjelasannya yaitu alun % alun, area perbelanjaan dan sebagainya. !eori ini lebih mengarah kepada perlindungan 1 preser%ation3 kegiatan yang terjadi pada lingkungan dari kawasan tersebut. Selain tak lepas dari perlindungan terhadap fisik bangunan nya pula. Sementara pada teori kedua 1-alifornia, )=7;3 lebih menitikberatkan kepada hasil apa saja yang bisa didapat apabila melakukan perlindungan 1 Preser%ation3. Seperti keuntungan dari kultural yang tetap terjaga dari tahun ke tahun, nilai ekonomikal kawasan meningkat dengan situs % situs bangunan yang masih terjaga, aspek sosial yang juga dapat mengedukasi mengenai perilaku yang terjadi pada kawasan tersebut pada pihak lain, serta aspek perencanaan yang lebih matang dengan masih terjaganya planning dari masa sebelumnya. (.(.9
*spek &anusia #alam Perancangan Kota
99
#i dalam perencanaan kota komprehensif, perancangan kota memiliki suatu makna yang khusus, yang membedakannya dari berbagai aspek proses perencanaan kota. Perancangan kota berkaitan dengan tanggapan inderawi manusia terhadap lingkungan fisik kota+ penampilan 'isual, kualitas estetika, dan karakter spasial. Perancangan kota merupakan bagian dari proses perencanaan yang berkaitan dengan kualitas fisik lingkungan. Keberadaan perancangan kota sama lamanya dengan k eberadaan manusia di muka bumi.*pa yang selalu berubah setiap waktu merupakan konteks dan tujuan dari urban design. Seperti apa yang dimaksud oleh >allion dan "isnerM adalah suatu laboratorium tempat pencarian kebebasan dilaksanakan dan percobaanpercobaan diuji mengenai bentukanbentukan fisik. Bentukan%bentukan fisik kota adalah perwujudan kehidupan manusia + polanya dijalin dengan pikiran dan tangan yang dibimbing oleh suatu tujuan. Bentukan fisik kota terjalin dalam aturan yang juga mengemukakan lambang%lambang pola%pola ekonomi, sosial, politis dan spiritual serta peradaban masyarakatnya. Kota adalah tempat mengaduk kekuatan%kekuatan budaya dan rancangan kota merupakan ekspresinya. (.(.9.(
Keterlibatan &asyarakat. &enurut Aohara 1)===3 dalam perancangan kota, masyarakat disebut sebgai konsumen pasif. al ini dikarenakan
masyarakat dianggap kurang berperan dalam proses penentuan kebijakan dan perencanaan. #i ndonesia sendiri, keterlibaan masyarakat masih sering diabaikan, pdahal ini penting untuk menumbuhkan jati diri. Beberapa kelemahan dalam proses perencanaan, implementasi dan pengelolaan pembangunan dan lingkungan hidup di ndonesia, yaitu ). (. 5. 9.
Perencanaan selalu berorientasi pada pencapaian tujuan ideal yang berjangka panjang. Produk akhir berupa rencana tata ruang yang baik tidak selalu menghasilkan penataan ruang yang baik Perencanaan tata ruang terlalu ditekankan pada aspek fisik dan 'isual. Keterpaduan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan selama ini terkesan sebagai slogan ,
:.
belum terlibat dalam kenyataan. Peran masyarakat dalam proses perencaaan tata ruang dan lingkungan hidup masih sangat terbatas. 100
;. 7.
Proses penyusunan rencana tata ruang biasanya tidak mengikuti aturan atau stuktur yang ada. Para penentu kebijakan kurang peka terhadap warisan peninggalan kuno yang hakekatnya tidak bisa dipisahkan
<.
dari sejarah kota. Penekanan perencanaan kota dan daerah cenderung lebih berat pada aspek lingkungan binaan dan kurang memperhatikan aspek lingkungan alami.
(.(.9.5Eknum yang &engubah $encana Kota ). &erubah dari perencanaan fisik, seperti yang seperti sekarang dilakukan menjadi perencanaan sosial. #engan perubahan pola pikir dan kondisi masyarakat, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan lahan akan meningkat. *d'ocacy planning sangat diperlukan demi kepentingan masyarakat, demi terakomodasikannya aspirasi masyarakat. &emang *d'ocacy Planning dirasa lebih mahal. 4amun lebih mahal lagi perencanaan yang tidak efektif maupun pembangunan yang tanpa perencanaan. *d'ocacy planning dapat diterapkan pula pada pembahasan oleh anggota #P$#. #alam hal ini konsultan memberikan masukan%masukan sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan rencana sebagai Peraturan #aerah 1Perda3 tentang !ata $uang Kota. (. &erubah kebijaksanaan top down menjadi bottom up karena top down merupakan sumber korupsi dan kolusi bagi pihak%pihak yang terlibat. Sering kali propyek%proyek model top down dari pusat kurang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. *spirasi dari masyarakat tidak terakomodasikan di dalam ketetapan rencana tata ruang kota. Para wakil masyarakat yang diundang dalam seminar, seperti+ Kepala Kelurahan ? #esa, Ketua LK setempat selain kurang berwawasan terhadap perencanaan makro, juga dapat dikatakan sebagai kepanjangan tangan pemerintah.
101
5. -omprehensi'e Planning lebih tepat dari pada sectoral planning. -omprehensi'e Planning sebagai perencanaan makro untuk jangka panjang bagi masyarakat di negara sedang berkembang 1dengan dinamika masyarakat yang begitu besar3 dirasa kurang sesuai. *kibatnya perencanaan tersebut tidak?kurang efektif, dengan begitu banyaknya penyimpangan%penyimpangan yang terjadi, baik disengaja maupun tidak. Perencanaan sektoral merupakan perencanaan terhadap sektor%sektor yang benar%benar dibutuhkan masyarakat dalam waktu mendesak. 9. Peran serta secara aktif para pakar secara terpadu dari berbagai disiplin ilmu sangat diperlukan di dalam proses penyusunan tata ruang kota. Komisi Perencanaan Kota 1sebagaimana diterapkan di *merika Serikat3 kiranya perlu diterapkan pula di ndonesia. al ini didasari bahwa permasalahan perkotaan merupakan permasalahan yang sangat komplek, tidak hanya permasalahan ruang saja, tetapi menyangkut pula aspek%aspek+ ekonomi, sosial, budaya, hukum dan lain sebagainya. :. &erubah peraturan%peraturan yang berkaitan dengan tanah, lahan, dan ruang khususnya di perkotaan menjadi lebih berorientasi pada kepentingan dan perlindungan rakyat kecil. Lembaga magersari dan bagi hasil yang oleh 88P* dihapus perlu dihidupkan kembali 1sebagaimana disarankan "ko Budihardjo3. Penataan lahan melalui Land -onsolidation, Land Sharing, dan Land $eadjustment perlu ditingkatkan. ;. !idak kalah pentingnya adalah bahwa $encana !ata $uang yang telah ditetapkan men%jadi Peraturan #aerah, perlu ditindak%lanjuti dengan implementasinya, menjadi acuan dalam penyusunan program% program kegiatan pembangunan, dan tidak sekedar menjadi penghuni perpustakaan Bappeda.
(.5 Prinsip Kawasan 102
(.5.) Prinsip kawasan pada koridor jalan pengamatan
Aalan $aya !logomas Kelurahan
+
!logomas
Kecamatan
+
Lowokwaru
Kota &alang, Aawa !imur
Gambar 2.81 'oto 9alan Tlogomas
103
Kawasan yang kami amati berada di sepanjang koridor Aalan !logomas, &alang. asil pengamatan ini akan masuk ke dalam tugas selanjutnya 1tugas (3. Berdasarkan data dari fakta analisa mahasiswa mata kuliah Studio Perancangan Kota 1SPK3 P/K C!%8B tahun (22=, penggunaan lahan di sekitar didominasi oleh sarana%sarana permukiman. Sarana%sarana permukiman yang ada di jalan utama berupa sarana perdagangan, jasa, pendidikan, dan perkantoran. Sarana perdagangan yang ada berkembang dengan pesat, hal ini secara tidak langsung menyebabkan adanya pola pergerakan untuk melakukan kegiatan berbelanja. Sehingga, di koridor Aalan !logomas ini didominasi oleh akti'itas dan sarana perdagangan.
(.5.( Prinsip Kawasan Perdagangan *kti'itas perdagangan adalah bagian yang tak lepas dari kehidupan sehari%hari manusia. #alam keterkaitannya dengan wajah perkotaan, akti'itas tersebut melahirkan suatu wadah fisik yang terus menyebar membentuk karakter tersendiri sekaligus memegang peranan penting dalam perkembangan ekonomi dan sosial masyarakatnya, yaitu kawasan perdagangan.
104
BAB III PENUTUP
Kota merupakan sebuah area urban yang merupakan pusat pemukiman. Kota menciptakan suatu hasil dari proses kehidupan masyarakat, serta wadah yang di dalamnya terkait manusia yang menjalankan kehidupannya. Sebuah kota harus ditata dengan sebaiknya karena perkembangan dan pertumbuhan kota didasari oleh perkembangan penduduk, mulai dari sejarah, tujuan, fungsi, dan sebgainya. Semakin besar sebuah kota, maka semakin besar juga masalah yang dihadapi oleh kota tersebut. &ulai dari permasalahan indi'idual, kependudukan, lingkungan, sampai masalah iklim. #engan adanya teori%teori dan undang%undang tentang perancangan kota 1desain urban3, diharapkan dapat mewujudkan sebuah kota yang nyaman dan sesuai dengan kriteria penduduknya itu sendiri. *kan tetapi, fenomena yang terjadi di berbagai kota sendiri pun belum bisa terselesaikan dengan adanya teori dan perundang%undangan yang dicetuskan. !idak semua kota dapat mengaplikasikan teori dan perundang% undangan tersebut karena setiap penduduk kota tersebut pasti mempunyai kriteria masing%masing, tergantung dari keadaan geografis, sosial, dan budaya. Eleh karena itu, pemerintah juga harus turut serta memfasilitasi perkembangan pada suatu kota tergantung dari keadaan geografis, sosial, dan budaya dari penduduknya itu sendiri.
105