BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas dimulai sejak plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali ke keadaan semula atau sebelum hamil. Asuhan masa nifas sangat diperlukan karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Ambarwati & Wulandari, 2010). Penyebab kematian ibu paling banyak terjadi pada masa nifas yaitu karena perdarahan setelah persalinan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, kurang energi setelah melahirkan 11%, abortus 5%, partus lama 5%, dan emboli 3% (Depkes RI, 2009). Oleh karena itu, dalam masa nifas ibu memerlukan perawatan dan pengawasan yang dilakukan selama ibu tinggal di Rumah Sakit atau setelah keluar dari Rumah Sakit (Saifuddin, 2008). Sectio caesarea (SC) merupakan suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan sayatan pada dinding perut dan dinding rahim (Manuaba, 2007). Ada beberapa penyebab yang sering terjadi dan harus dilakukan SC yaitu partus lama, partus tak maju, panggul sempit dan janin terlalu besar, sehingga jika tidak dilakukan SC akan membahayakan nyawa ibu dan janinnya (Winkjosastro, 2007). Dalam 20 tahun terakhir, angka kejadian sectio ceasarea meningkat pesat, terutama di kota-kota besar di Indonesia. Dalam laporan tahunan
1
2
bagian obsestri dan Ginekologi, disebutkan bahwa angka kejadian persalinan sectio ceasarea di rumah sakit pendidikan tahun 2006 adalah 790-3.541 persalinan (Batti et al., 2014)
Dalam Al Qur’an kita juga boleh melakukan tindakan operasi sectio caesarea untuk menyelamatkan kehidupan ibu dan anak, seperti yang terkandung dalam QS. Al Maidah : 32
Artinya “ Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. " ( Qs Al Maidah : 32 ). Dalam keadaan darurat, operasi sectio caesarea boleh dilakukan, karena kadang sangat dibutuhkan oleh masyarakat .Oleh karenanya, merekam eletakkan kaidah fiqhiyat sebagai berikut :
Artinya “ Kebutuhan itu disamakan dengan kedudukan darurat, baik yang bersifat umum, maupun khusus“. Kaidah Fiqhiyah ini disebutkan oleh Ibnu Nujaim di dalam al-Asybah wa an-Nadhair . WHO (World Health Organization) memperkirakan bahwa angka persalinan dengan sectio caesarea adalah sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negara berkembang. Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea mengalami peningkatan pada tahun 2000 jumlah ibu bersali n dengan sectio caesarea 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002, sebesar
3
47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59%, dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan (Grace, 2007). Survei Nasional tahun 2009, 921.000 persalinan dengan sectio dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan (Nurhayati et al., 2015). Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea mengalami peningkatan pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002, sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59%, dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan (Grace, 2007). Survei Nasional tahun 2009, 921.000 persalinan dengan sectio dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan (Nurhayati et al., 2015). Di Yogyakarta dari seluruh angka kelahiran sebesar 3.586 terdapat persalinan secara sectio caesarea sebanyak 1.256 atau (35%) dari seluruh jenis persalinan (Dinas Kesehatan DIY, 2012). Tidakan operasi sectio caesarea menyebabkan efek nyeri dan mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan. Pada saat operasi pasien diberikan anastesi agar tidak terasa nyeri pada saat dibedah. Namun setelah oprasi pasien mulai sadar dan akan merasakan nyeri di daerah sayatan yang sangat mengganggu (Whalley dkk, 2008).
4
Pasien post sectio caesarea akan merasakan nyeri dan dampak dari nyeri akan mengakibatkan mobilisasi ibu menjadi terbatas, Activity of Daily Living (ADL) terganggu, bonding attachment (ikatan kasih sayang) dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak terpenuhi karena adanya peningkatan tingkat nyeri apabila ibu bergerak (Purwandari, 2009). Bagi ibu yang menyusui pertama kali setelah bedah cesar sering kali terasa kurang menyenangkan sehingga ibu akan menunda untuk memberikan ASI. Hal ini akibat dari rahim yang sering berkontraksi karena masih dalam proses kembali dalam bentuk semula, juga akibat rasa nyeri yang muncul dari jahitan operasi. Rasa nyeri pada sayatan setelah operasi caesar membuat ibu enggan untuk menggerakkan badan, padahal dokter menganjurkan untuk melakukan mobilisasi agar memperoleh kekuatan, kesembuhan, dan memudahkan kerja usus besar dan kandung kemih. Berdasarkan survei yang dilakukan di RSUP Dr Kariadi 80% dari ibu pasca section cesaria merasa takut melakukan mobilisasi dini 10 jam pasca section cesaria karena takut terjadi sesuatu dengan jahitannya ditambah nyeri jahitan yang terasa. 20% ibu pasca sectio cesaria tidak terlalu takut terjadi sesuatu dengan jahitannya ditambah melakukan mobilisasi dini, hanya saja mereka merasa nyeri (Dwijayanti, 2014). Strategi
penatalaksanaan
nyeri
mencakup
baik
pendekatan
farmakologi dan non farmakologi (Tamsuri, 2007). Manajemen non farmakologi yang sering diberikan antara lain yaitu dengan meditasi, latihan autogenic, latihan relaksasi progresif, guided imagery, teknik relaksasi nafas
5
dalam, operant conditioning , biofeedback , membina hubungan terapeutik, sentuhan terapeutik, stimulus kutaneus, hipnosis, musik, accupresure dan aromatherapi (Sulistyo, 2013). Salah satu penanganan nyeri non farmokologi yang dapat diberikan adalah teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stress yang dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Ketika seseorang melakukan relaksasi pernapasan untuk mengendalikan nyeri, di dalam tubuh tersebut meningkatkan komponen saraf parasimpatik secara stimulan maka hormon adrenalin dan kortisol yang dapat menyebabkan stres akan menurun sehingga meningkatkan konsentrasi serta merasa tenang untuk mengatur napas sampai pernapasan kurang dari 60 – 70 x/menit. Kemudian kadar PaCO2 akan meningkat dan menurunkan pH sehingga akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah (Handerson, 2005 dalam Pratiwi, 2012). Teori relaksasi pernapasan ini menjelaskan bahwa pada spinal cord, sel-sel reseptor yang menerima stimulasi nyeri peripheral dihambat oleh stimulasi dari serabut-serabut saraf yang lain. Stimulasi yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulasi nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang (Priharjo, 2003 dalam Pratiwi 2012). Periode relaksasi pernapasan yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan, ketegangan otot yang terjadi akibat meningkatkan nyeri, selain teknik relaksasi nafas dalam, terapi non farmakologi yang dapat
6
diberikan untuk meredakan nyeri adalah dengan pemberian aroma theraphy (SmeltzerdanBare, 2002 dalam Pratiwi, 2012). Berdasarka studi pendahuluan di ruang Firdaus RS PKU Muhammadiyah didapatkan 31 ibu nifas post SC, data tersebut diambil dari tanggal 8 - 27 Mei 2017. Kebijakan pemerintah terkait penanganan dalam mengurangi rasa nyeri masih kurang diperhatikan, padahal dari nyeri dapat berpengaruh terhadap kesehatan maupun mobilisasi pasien terganggu. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dengan Nyeri Post SC Di Ruang Firdaus RS PKU Muhammadiyah Gamping? C. Tujuan
1. Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan nyeri post SC 2. Tujuan Khusus Mampu : a. Menentukan analisa terhadap kasus pada ibu nifas dengan nyeri post SC b. Melakukan penatalaksanaan untuk kasus ibu nifas dengan nyeri post SC. c. Membandingkan 2 kasus dari ibu nifas dengan nyeri post SC di Ruang Firdaus RS PKU Muhammadiyah Gamping.
7
d. Membandingkan 2 kasus dari ibu nifas dengan nyeri post SC menggunakan teknik relaksasi nafas dalam di Ruang Firdaus RS PKU Muhammadiyah Gamping. e. Menentukan faktor yang berpengaruh terhadap pada ibu nifas dengan nyeri post SC berdasarkan hasil observasi. D. Manfaat
1. Bagi Institusi a. Rumah Sakit Untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan berkompeten khususnya pada ibu nifas dengan nyeri post SC sesuai teori yang diterapkan pada institusi. b. Pendidikan Sebagai evidence based tentang ibu nifas dengan nyeri post SC menggunakan teknik relaksasi nafas dalam dan sumber ilmu tambahan untuk
meningkatkan
kualitas
kebidanan
dan
khususnya
dalam
penanganan pada ibu nifas dengan nyeri post SC. 2. Bagi Pengguna a. Profesi Menjadi motivasi dalam melaksanakan asuhan kebidan pada ibu nifas dengan nyeri post SC sesuai dengan kewenangannya. b. Ibu Nifas Post SC Diharapkan bagi ibu post sectio caesarea dapat memahami tentang latihan teknik relaksasi nafasdalam terhadap intensitas nyeri akibat luka
8
post sectio caesarea. Informasi yang telah diterima dapat dipraktekkan secara mandiri oleh ibu dalam kehidupan sehari – hari sehingga ketika terjadi nyeri, ibu dapat mengontrol sensasi nyeri dan aktivitas ibu tidak terganggu. E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Materi Materi penelitian ini adalah mengenai ibu nifas dengan nyeri post SC, dengan menggunakan relaksasi nafas dalam karena dapat mempengaruhi intensitas nyeri pada post SC. 2. Ruang lingkup responden Penulis membatasi ruang lingkup responden yang di gunakan karasteristik 2 ibu nifas post SC pada 4 jam, 12 jam, 24 jam dan 48 jam. 3. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2017, dari mulai penyusunan proposal. 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di ruang Firdaus RS PKU Muhammadiyah Gamping
karena belum pernah ada yang melakukan penelitian
menggunakan relaksasi nafas dalam untuk menggurangi intensitas nyeri post SC. F. Keaslian Penelitian
1. Yeni Koto, (2015). Dengan judul “Efek tifitas Penurunan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Tehnik Relaksasi Nafas Dalam.
9
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan pre experiment. Jumlah sampel 34 responden. pengambilan sampel dengan cara total sampling. Teknik pengolahan data dianalisi s dengan uji paired sample
t-test
menggunakan
program
SPSS.
Hasil
penelitian
menunjukan ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi bedah mayor di ruang Nusa Indah 2 RSPI SuliantiSaroso Jakarta (p value= 0,000). Sehingga disarankan bagi rumah sakit dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan tehnik relaksasi nafas dalam, dalam upaya mengurangi nyeri post operasi yang aman dan tidak menimbulkan efek samping. 2. Pratiwi, Ratna (2012). Penurunan Intensitas Nyeri Akibat Luka Psot Sectio
Caesaria
Setelah
Dilakukan
Latihan
Teknik,
Relaksasi
Pernapasan Menggunakan Aroma Terapi Lavender Di Rumah Sakit Al Islam Bandung. Penelitian ini menggunakan Quasi Ekperimen dengan rancangan penelitian one-grop pre-test post-tes. Sampel penelitian ini berjumlah 30 ibu post SC hari pertama yang diambil dengan tehnik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan di ruang nifas Rumah sakit Al-Islam dengan menggunakan lembar observasi menggunakan skala VAS pada bulan Mei-Juni 2012. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan intensitas skala nyeri sebelum dilakukan intervensi adalah 6,6 dimana nilai tersebut masuk dalam
10
kategori nyeri berat tertahankan. Sedangkan sesudah dilakukan 3.6 dimana nilai tersebut masuk dalam kategori sedang. 3. Halla Zus Aulia (2015). Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas Post Sectio Caesarea RSU PKI Muhammadiyah Delanggu. Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan perdarahan, terapi obat analgetik dan rileksasi. Hasil laporan kasus pada ibu nifas post SC dengan post secrtio caesarea. Setelah diberikan selama 5 hari adalah nyeri post SC berangsung-angsung bilang. Perbedaan studi status tersebut dengan studi kasus yang dilakukan penulis terletak pada subyek, tempat, waktu yang diambil. Persamaan studi kasus tersebut dengan penulis yaitu ibu nifas post SC.