Laporan Kerja Praktek 1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud dan Tujuan Proyek Proyek Adapun maksud dan tujuan pekerjaan ini yaitu : A. Maksud Proyek 1. Pengungukuran Pengungukuran
bentuk
areal
yang
akan
dilakukan
pembangunan embung embung serbaguna 2. Menentukan dan memasang titik
batas lahan yang akan
dilakukan pebangunan embung serbaguna 3. Pengukuran untuk mengetahui beda tinggi tanah pada areal pembangunan embung embung serbaguna 4. Pengukuran untuk mencari luas tanah pada areal pembangunan embung serbaguna 5. Pengukuran untuk merencanakan bangunan embung serbaguna B. Tujuan Proyek 1. Menentukan bentuk areal yang akan dilakukan pembangunan embung serbaguna 2. Mengetahui batas lahan yang akan dilakukan pebangunan embung serbaguna 3. Menentukan letak ketinggian (elevasi) permukaan tanah yang akan dilakukan pebangunan embung serbaguna dari hasil pengukuran 4. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya 5. Perencanaan dan pengambaran peta situasi dan bangunan embung serbaguna 1.2.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Adapun maksud dan tujuan kerja praktek yaitu : A. Maksud 1. Menerapkan jenis-jenis peralatan survei dan pemetaan 2. Menerapkan jenis-jenis pekerjaan survei dan pemetaan 3. Menerapkan proses pelaksanaan pekerjaan dasar-dasar survei dan pemetaan. 4. Menerapkan fungsi masing – masing masing begian dari peralatan jenis optis 5. Menerapkan teknik pengoperasian Theodilite Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek 6. Menerapkan proses pengecekan kebenaran data pengukuran Untuk mendapatkan gambaran peta situasi 7. Melakukan pengukuran dan pengambaran peta situasi serta pengukuran pengukura n potongan potonga n memanjang memanj ang dan melintang. melint ang. 8. Sebagai bahan bagi mahasisiwa untuk berkompetensi di dunia kerja. 9. Melakukan kerja secara langsung pada pekerjaan perencanaan pembangunan embung, embung, khususnya khususnya pada pengukuran. pengukuran. 10. Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh pada bangku perkuliahan terhadap pekerjaan di lapangan. B. Tujuan 1.
Memahami ruang lingkup survei dan pemetaan
2.
Dapat mengoperasikan peralatan survei dan pemetaan
3.
Mengetahui Jenis – Jenis Jenis pekerjaan survei survei dan pemetaan
4.
Dapat mengetahui dan memahami proses pelaksanaan pekerjaan survei dan pemetaan.
5.
Dapat mengelola hasil pengukuran
6.
Dapat mengetahui dan membedakan fungsi fungsi masing – masing masing begian dari peralatan jenis optis
7.
Dapat mengoperasian Theodilite
8.
Dapat melakukan pengukuran pengukuran dan pengambaran peta situasi serta pengukuran potongan memanjang dan melintang.
9.
Untuk mendapatkan gambaran peta situasi
10. Sebagai bahan bagi mahasisiwa untuk berkompetensi di dunia kerja.
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
1.3
Lokasi Pekerjaan
Peta lokasi lokasi pekerjaan Embung Oemari di Desa Kuanheum, Kuanheum, Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang dengan letak kordinat
Kecamatan
S = 10º
10’
7.90” dan E = 123º 52’ 35.72” Dapat dilihat pada (Gbr. 1.1). Peta lokasi perencanaan embung oemari.
Lokasi pembangunan Embung Oemari dina Desa Kuanheum, Kecamatan Amabi Oefeto,Kabupaten Oefeto,Kabupaten Kupang .
Gambar 1.1 Peta lokasi perencanaan embung oemari. Sumber Google Earth.
1.4
Lingkup Pembahasan
Sebagai batasan bagi penulis dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan dan Menyusun Laporan Kerja Praktek yaitu : 1. Pengukuran Topografi. 2. Pengeelolaan data pengukuran. 3. Pengambaran situasi, potongan potongan memanjang,dan potongan melintang.
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
1.5
Metode Pengumpulan Pengumpula n data
Dalam pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan, penulis menggunakn metode: 1.
Literature: Menggunakan buku-buku buku-buku sumber yang berhubungan dengan laporan praktek kerja lapangan,serta laporan kerja praktek praktek terdahulu.
2.
Obserfasi: Secara langsung mengadakan survey dan pengukuran pada lokasi rencana pembangunan embung
3.
Wawancara: Penulis mengadakan wawancara langsung dengan masyarakat setempat dengan menggunakan kuisoner.
1.6
Data proyek
Data-data kegitan adalah sebagai berikut: Nama kegiatan
:Kegiatan Danau, Situ dan Embung Embung I
Satuan Kerja
: Satuan Kerja NVT Pembangunan Bendungan BWS NT II Prov. NTT
Nomor kontrak
: HK.02.03/SNVT/PEMB.BEND.BWS.NTHK.02.03/SNVT/PEMB.BEND.BWS.NTII/DSE-I/30.8/I/2018
Nilai kontrak
: Rp. 181.005.000 181.005.000 ( Seratus Delapan Puluh Satu Juta Lima Ribu Rupiah)
1.7
Tanggal kontrak
: 22 Januari 2018
Waktu pelaksanaan
: 180 hari kelender
Sumber dana
:APBN
Konsultan perencana
: Cv. Saba Consultant
Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan embung Oemari di Desa Kuanheum, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang adalah 6 bulan atau salama 180 hari kalender sedangkan waktu kerja praktek adalah selama 3 bulan.
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Umum
Pengukuran Topografi merupakan salah satu langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui kondisi suatu wilayah atau kawasan guna mempermudah dalam membangun atau mendirikan suatu bangunan. Dari segi ilmu teknik sipil pengukuran topografi merupakan suatu pekerjaan untuk menggambar keadaan situasi dari suatu kawasan atau wilayah. (Chourmain,Boyke. 2012). Embung merupakan bangunan yang berfungsi menampung air hujan untuk persediaan suatu desa di musim kering. (Kasiro dkk, 1994 : 2.1) adapula yang mengatakan bahwa embung merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian ( small farm reservoir) yang memiliki multifungsi yang dibangun untuk digunakan sebagai pengendali kelebihan air ketika musim penghujan dan menjadi sumber air irigasi pada musim kemarau. Secara operasional sebenarnya Embung, berfungsi untuk mendistibusikan dan menjamin kontinuitas ketersediaan pasokan air sebagai keperluan tanaman ataupun ternak di musim kemarau dan penghujan. (Jurnal Sipil Statik, 2015).
Gambar 2.1 Gambaran Umum dari Embung Irigasi (Sumber : Kasiro dkk, 1994 : 2.6)
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
2.2
Maksud dan Tujuan Pekerjaan Pengukuran
Maksud dan Tujuan Pengukuran Yaitu : 1. Menentukan bentuk permukaan bumi. 2. Membuat bayangan yang yang dinamakan peta dari debagian debagian besar atau sebagian kecil permukaan bumi. 3. Menentukan sembarang bentuk bentuk yang yang berbeda diatas permukaan bumi. 4. Menentukan ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air laut tenang. 5. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya. 6. Menentukan panjang, panjang, arah posisi dai suatu garis yang yang terdapat di atas permukaan bumi yang yang merupakan batas dari suatu areal tertentu. 7. Mencari luas tanah. 8. Mengetahui beda tinggi tabah 9. Untuk merencanakan bangunan embung. 2.3
Pengukuran Dan Pemetaan
Pengukuran didefinisikan sebagai seni penentuan posisi relatif pada di atas,atau dibawa permukaan bumi,berkenaan dengan pengukuran jarak jarak,sudut-sudut,arah-arah baik vertikal maupun maupun horizontal. Tujuan pengukuran-antara lain-menghasilkan ukuran-ukuaran dan kontur permukaan tanah,misalnya untuk persiapan gambar-rencana (plan) atau peta,menarik garis tanah ,mengukur luasan dan volume tanah,dan memilih tempat tempat yang cocok untuk lokasi proyek.baik gambar rencana maupun peta merupakan pr esentasi grafis dari bidang horizontal.yang pertama berskala besar sedangkan yang terakir berskala kecil. Titik kerangka dasar ini berupa titik ikat yang merupakan titik yang telah diketahui posisi horizontal (X dan Y) ataupun ketinggian Z.Titik ini digunakan sebagai titik pengikat dalam penentuan posisi tititk-titik (arah,sudut,bedah tinggi)lain yang dibidik.selanjutnya,dapat ditentukan berapa kordinat titik-titik baru yang dibidik berdasarkan titik ikat tersebut. Fungsi titik kerangka dasar juga sebagai titk kontrol yaitu digunakan Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
sebagai titik cek atas perhitungan - perhitungan yang dilakukan sebelumnya. sebaiknya titik kontrol ini menggunkan titik kerangka lain (bukan dari titik ikat)sehingga bisa diketahui apakah posisi X,Y,Z dari titik sebelumnya benar atau tidak. A. Poligon kerangka dasar Poligon disini merupakan kumpulan titik-titik yang terhubungkan dalam suatu garis khayal.dalam penentuan kordinat titik satu ke titik lain pekerjaan pengukuran pengukuran harus meliputi: 1.
Kordinat titik awal awal / akhir titik kordinat ini bisa diketahui dari pengukuran-pengukuran pengukuran-pengukuran sebelumnya atau ditentukan sembarang.
2.
Azimuth awal / akhir. Aimuth dapat ditentukan ditentukan dari perhitungan perhitungan kordinat yang sudah ada,pengamatan astronomi (bintang / matahari) ataupun pengukuran dengan menggunakan teodolit kompas.
B. Bentuk Poligon 1.
Poligon Terbuka Titik awal tidak di jaadikan sebagai titik akhir
2.
Poligon Tertutup Titik awal awal dan titik akhir akhir kordinat kordinat berhimpit berhimpit (suatu titik), berawal dan berakhir di satu titik.
3.
Poligon Bercabang Poligon terbuka yang memiliki cabang
4.
Poligon kombinasi Perpaduan antara poligon terbuka dan poligon tertutup. (Akhmat Syaripudin)
2.4
Peta Situasi
Peta situasi merupakan salah satu acuan dalam perencanaan suatu embung. Peta situasi digunakan sebagai peta dasar dari perencanaan embungsehingga dapat menentukan posisi dari pembangunan utama dan bangunan-bangunan bangunan-bangunan pelengkap seperti,spillway (saluran pelimpah ), luasan tampungan (krom), box stop, jalur pipa distribusi, bak-bak penampungan dan pagar embung, selain menentukan posisi bangunan, peta situasi menjadi dasar dari perhitungan galian dan timbunan yang berhubungan dengan
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
perhitungan rencana anggaran biaya dari suatu embung. (Farit Sisardin Suwety (2009). 2.5
Jeni-Jenis Pengukuran
1. Pengukuran poligon Poligon berasal dari kata poligon yang berarti : banyak dan gon (gone) : titk yang di maksut disini adalah poligon yang digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan yang memiliki titik-titik dimana titik tersebut mempunyai sebuah kordinat
x
dan
y . Poligon adalah
serangkaian garis lurus yang menghubungkan menghubungkan Titik-titik yang ada di permukaan bumi. Pada jarak tersebut diperlukan jarak mendatar dan sudut mendatar yang digunakan untuk menentukan posisi horizontal relative terhadap titik-titik poligon. Artinya letak satu titik terhadap titik lainya dalam satu titik kordinat.macammacam poligon dapat di bedakan berdasarkan dari 1 bentuk dan dua titik ikatnya a.
Poligon Menurut Bentuknya Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibagi menjadi empat macam, Yaitu: 1)
Poligon terbuka
2) Tertutup 3)
Bercabang dan
4) Kombinasi Poligon terbuka dilihat pada (Gbr.2.2).
Poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan tit ik akhirnya Merupakan titik yang berlainan(tidak bertwmu pada satu t itik). Y
2
1
4
3
5
Gambar 2.2 Poligon Terbuka
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Poligon tertutup dilihat pada (Gbr.2.3).
Poligon tertutup atau terlihat adalah poligon yang titik awal dan akhirnya bertemu pada suatu titik yang sama. 1
2
Y 3
4
5
Gambar 2.3 poligon tertutup Poligon bercabang dilihat pada (Gbr. 2.4).
Poligon cabang adalah suatu poligon yang dapat mempunyai satu atau lebih titik simpul,yaitu titik dimna cabang itu terjadi. Y 7 8 2 1
3
9
4 5
6
Gambar 2.4 Poligon Bercabang kombinasi lihat pada (Gbr. 2.5) Poligon kombinasi Bentuk poligon kombinasi merupakan gabungan dua atau t iga dari bentuk poligon – poligon poligon yang ada.
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Y 7 8 2 1
3
9
4 5
6
Gambar 2.5 Poligon Kombinasi b.
Poligon Menurut Menurut Titik Ikatnya 1) Poligon Terikat Sempurna Suatu poligon yang tekait smpurna dapat tejadi pada poligon tertutup ataupun poligon terbuka,suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat apabila diketahui kordinat dan jurusanya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatnya berbeda diatas titik yang akan dihasilkan, Poligon tertutup terkait sempurna :
Poligon tertutup yang terkait oleh azimuth dan kordinat. sempurna : Plogon terbuka terkait sempurna Poligon terbuka yang masing mansing ujungnya terkait azimuth dan kordinat. 2) Poligon Tidak Terikat Sempuna Suatu poligon yang terikat tidak sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun poligon terbuka,dikatakan titik-titik tidak sempurna apabila titik ikat tersebut diketahui kordinatnya atau hanya jurusanya. Poligon tertutup titdak terikat sempurna :
Poligon tertutup yang terkait pada kordinat atau azimuth saja. Poligon terbuka tidak terikat sempurna :
c.
Poligon Tidak Terikat/Bebas 1. Poligon tertutup tanpa ikatan sama sekali (poligon (poligon lepas) 2. poligon terbuka tenpa ikatan sama sekali (poligon lepas) Pengukuran seperti ini akan terjadi pada daerah-daerah yang tidak ada titik tetapnya dan silit melakukan pengukuran baik dengan
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
cara astronomis maupun dengan satelit.poligon ini dihitung dengan orientasi lokal artinya kordinat dan azimuth awalnya dimisalkan sembarang. (Akhmad Syaripudin) 2.6
Teknik Penggambaran Pete Situasi /Topografi
2.6.1. Ukuran Kertas Gambar 1. A0 : Ukuran Ukuran 237.6 x 336 336 cm 2. A1 : Ukuran Ukuran 118.8x 168 cm 3. A2 : ukuran 59.4 x 84 cm 4. A3 : Ukuran 29.7 x 42 cm 2.6.2. Skala Penggambaran Penggambaran Peta Situasi Skala didefininsikan sebagai perbandingan tetap antara jarak pada peta dengan jarak j arak yang sebenarnya. sebenarn ya. Skala 1: 500,artinya 1 cm jarak pada peta dengan 500 cm jarak yang sebenarnya. Skala gambar hasil perencanaan akan di sajikan saj ikan dengan ketentuan yaitu: 1.
Peta playout playout atau situasi sistem rencana rencana dibuat dibuat dengan skala 1 :1,000 sampai dengan 1.:2.000
2.
Gambar potongan melintang dan memanjang dibuat dengan dengan skala 1:100
3.
Gambar bangunan pelengkap pelengkap dibuat dengan skala 1:100 yang dilengkapi beberapa gambar potongan
4.
Gambar-gambar detail konstruksi konstruksi dan lain-lain di sebut dengan skala1:10
2.6.3. Penggambaran Manual 1. Mengelola data data pengukuran pengukuran 2. Siapkan kertas gambar diatas meja gambar,pensil gambar,pensil mekanik ,mistar serta perlengkapan lainya 3. Tentukan titik poligon poligon yang sesuai di lapangan 4. Tentukan titik situasi atau detil detil 5. Hubungkan tiap titik poligon 6. Pasangkan angka/data-data pengukuran yang sudah dihitung (tinggi titik) 7. Menghubungkan Menghubungkan tinggi titik yang sama 2.6.4. Penggambaran Menggunakan Aplikasi Autodesk Lan Deskop
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Setelah proses pengelolaan data dilanjutkan dengan proses penggambaran,maka digunakan aplikasi komputer yaitu Autodesk Land Deskop. Autodesk. Land Land seskop adalah solangftware pengelola data ukur sekaligus menggambar data tersebut serta membuat desain gambar. Hasil pengelolaan data dapa dibuat dalam bentuk profil memanjang eksisting tampang melintang hasil ukur dengan mudah dan cepat. Adapun langkah-langkah menggunakan Autodesk Land Deskop adalah: A. Langkah 1 1.
PastikanBahwa
autocad
Land Land
Deskop
suda
terinstal
di
Pc/Komputer yang akan digunakan. 2.
Versi autocad yang digunakan adalah Autoca Land seskop 2006.
3.
Setting gambar ( satuan , koordinat , ukuran ukuran kertas dan huruf, skala horisontal dan vertikal) Buka Autodesk Land Desktop Muncul Start Up pilih Ok Pilih New => pilih Create Project
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Pada Project Details Proto type pilih => Deafult (Meters)
Isikan Name dan Discription Klik Ok
Klik Ok Pada CreatePointDatabase klik Ok Pada LoadSetting Klik Next
Pada Unit lihat gambar ini
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Pada Scale sesuaikan seperti gambar dibawah ini atau ubah sesuai dengan keinginan anda
Pada Zonesesuikan dengan sistem koordinat yang anda akan gunakan biasanya atau umumnya menggunakan koordinat UTM WGS84.
Pilih North atau South =>Next Pada TextStyle klik Next (sesuaikan satuann ya mm, cm) Pada Border Klik Next (sesuaikan) Save Setting pilih Finish setelah itu akan muncul gambar dibawah ini. Dengan setting ini yang akan di gunakan pada gambar anda kalaupun
Akademi Teknik Kupang Kupang
iya
klik
Ok.
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Klik Ok
4.
Memasukkan titik z, y, z ke dalam autocad Data koordinat dan elevasi (x, y, z) dari EXCEL harus disimpan dalam bentuk filetext (namafile.txt). a. Import data tersebut sesuai format penyimpanan anda ( misal dipisahkan oleh spasi , maka format yang digunakan dalam LAND DESKTOP format ENZ ) Artinya : E
= Easting
= x
N
= North
= y
Z
= Zenith ( Elevasi )
= elevatioan = z
ada lagi lainnya misalnya P
= Pointnumber
D
= description
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Contoh file XLS =>file TXT dengan spasi
Contoh file TXT ( dengan spasi )
b. Pilih Importpoint Importpoint
c. Pilih namafile.txtx yang telah anda simpan
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Kemudian klik => OK => Ok => Ok, maka akan muncul seperti berikut ini.
Untuk menampilkan agar titik-titik ploting tadi rapi dan tidak bertumpuk anda dapat menggunakan menu point,editpoint dan pilih display properties Untuk merubah ukuran simbol dan teksnya. contoh sample:
5.
Membuat kontur tanah a. Pilih Terrain pada Menu Tool, Tool, klik klik Terrain model explorer, explorer, Klik kanan => pada newsurface => CREATE newsurface Klik kanan pada point-file =>addpoinffile => pilih file titik (format.txt) yang anda simpan sebelumnya. Klik kanan pada Surface1 =>build => Ok => Ok => Tutup jendela
Akademi Teknik Kupang Kupang
Terrain
Explorer
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
b. Pilih terrain => creaecontour.
c. Atur interval kontur minor dan mayor nya. Atur juga contur stylenya => ok
d. Maka jadilah konturnya konturnya seperti seperti gambar berikut Setelah itu pada
command
akan
terdapat
perintah
seperti
ini
“Eraseoldcontours (Yes/No) ” : pilih yes dengan cara ketik
“y” enter, hasilnya kurang lebih Seperti gambar di
bawah
Akademi Teknik Kupang Kupang
ini.
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Setting style contour lewat vterrain => Style Contour Manager
Lakukan seperti gambar dibawah ini,
Untuk label ketinggian garis contur dapat anda buat pada terrain contour label.
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Cara menambahkan label nilai contour pada utocad land desktop adalah : Pilih menu terain pilih pada contour label dan groupin terior,kenapa kita pilih groupin terior ? Karena dengan pilihan ini kita bisa memberi label pada banyak contour sekaligus. pilih interval contour dan awal serta akhir contour yangg mau diberi label. pastikan interval contour yang dipilih sesuai dengan interval contour pada gambar.
Merapikan bentuk garis garis contour contour pada
land desktop desktop adalah
finishing dari membuat contour pada tahap pencetakan gambar atau langkah perhitungan volume agar hasilnya akurat. Pasti anda pernah menemukan bentuk contour tidak seperti aktual dilapangan khususnya pada bentuk tebing, slope, kolam. Oleh sebab itu kita harus mengedit contour tersebut agar sesuai dengan kondisi lapangan. Pada autocad
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
land desktop development pilih terain model explorer dan pilih tree menu folder contour yang ingin anda pilih dan pilih sub menu breakline. Atau anda juga bisa memakai boundary, caranya: Buat dulu bondary tertutup dengan polyline lalu buka lagi TME/ terain model m odel explorer dan klik folder surface anda dan klik kanan pilih sub menu boundary dan pilih bondary anda tadi dan ikuti perintah di command, setelah itu build ulang surface yang yang tadi anda kasih bondary.
Add break line from point, klik point yang diperlukan dan akan terbentuk garis. Beri nama break line tersebut dan enter.
Langkah terakhir anda tinggal build contour tersebut biar terup
Akademi Teknik Kupang Kupang
date
dan
create
contour
lagi
pd
TME.
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
6.
Setelah kontur kontur tanah sudah sudah jadi seperti gambar di atas maka langkah-langkah selanjutnya adalah a. Membuat
poly pol yline
sesuai
dengan
rencana
potongan
memanjang.
b. Memunculkan label stasiun pada alignment. alignment. Pilih menu alignment > Define From Polyline > klik poly line pada gambar > Enter > Kemudian isi kotak yang muncul seperti di bawah ini.
c. Masih di menu Alignment, klik pengaturan station label setting > keluar kotak dialog > atur jarak antar stasiun pada station label increment > Station tickin crement > klik
Akademi Teknik Kupang Kupang
Ok
>
dalam
contoh
ini
jarak
10
m.
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
d. Mengatur ukuran huruf huruf pada label. Buka pada pada menu Utilities > set text style > pilih font dan ukuran > klik apply apply
e. Langkah selanjutnya adalah kembali kembali ke menu Alignment > Createstation Label > Enter > Enter > Enter
f.
Membuat potongan potongan memanjang. Pertama keluarkan dulu dulu menu
workspace.
disini
kita
akan
menggunakan civil
design. Jika anda belum menginstal program civil design maka instal terlebih dahulu. setelah terinstal maka civil design otomatis masuk ke program land desktop. klik kanan pada area kursor di gambar berikut > acad > work space. Setelah work space keluar maka kita akan memilih civil
Akademi Teknik Kupang Kupang
design.
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
g. Setelah pengaturan pengaturan work space dirubah ke civil design maka akan muncul tambahan menu. Langkah selanjutnya adalah membuat potongan memanjang. Buka menu Profil > Profil setting > value > ganti dengan nilai seperti di bawah ini> Ok
h. Selanjutnya masih di menu Profil > Surface > Set current Surface > ok
i.
Profil > surface > toggle multiplesurface > Ok
j.
Profil > surface > Select MultipleSurface > Ok
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
k. Profil > Existingground > samplefromsurface > Ok > enter > enter
l.
Pengaturan terakhir untuk membuat potongan memanjang adalah Profil > Create Profil > Full Profil. Maka akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini. Klik centang pada Importgrid. Pengaturan grid sesuai dengan kebutuhan. Klik OK > Maka akan muncul Potongan memanjang
m. Langkah selanjutnya adalah membuat potongan melintang. pilih menu cross section > existing ground > Sample fromsurface. Ubah pengaturan pada lingkaran biru di bawah
ini sesuai kebutuhan. klik Ok.
n. Pilih menu cross seaction > section plot > All > enter > enter > maka akan muncul potongan melintang dari stasiun
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
awal sampai akhir sesuai dengan alignment yang dibuat di awal.
2.7
Metode Pengukuran
Ketelitian serta keteraturan data perhitungan tergantung dari metode apa yang di gunakan dala pengukuran. Metode pengukuran yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang di rencanakan dalam pembangunan Embug Oemari di Desa Kuanheum Kecamatan Amabi oefeto adalah :
Poligon terbuka terikat sempurna : salah satu sudut terikat azimut sedangkan sudut yang lainya terikat kordinat. Pengukuran dengan metode poligon terbuka dengan mengetahui sudut
dan
maka
sudut azimut selisih – selisih selisih abis ( S sin )bdan selisih kordinat kordinat ( S cos
) dilihat pada gambar 2.6. Y
2
1
4
3
5
Gambar 2.6 Poligon terbuka terikat sempurna ( Iskandar Muda Purrwamijaya ) 2.8
Fasilitas Pengukuran
Pekerjaan merupakan
pengukuran dalam hal ini survey
dan
pemetaan
pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang yang cukup tinggi
sehingga dibutuhkan peralatan yang menunjang keberhasilan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan utama dalam ukur tanah adalah mengukur jarak dan sudut dan berdasarkan ini pula, maka alat-alat ukur
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
tanah adalah alat-alat yang dipersiapkan untuk mengukur jarak dan sudut. Alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan ada yang tergolong modern. Sederhana atau modernnya alat ini dapat dilihat dari sederhana cara menggunakannya dan sederhana komponen alatnya. Untuk lebih jelas, selanjutnya diuraikan mengenai peralatan yang digunakan dan fungsinya saat melakukan pengukuran. Untuk lebih jelas, selanjutnya akan diuraikan
mengenai
peralatan
yang
digunakan
dan
fungsinya
saat
melakukan pengukuran. 1. Theodolit dapat dilihat dilihat pada gambar gambar 2.7 Jenis theodolit yang digunakan dalam pengukuran yaitu
Gambar 2.7 Sketsa Theodolite SOKKIA TM20E pandangan dari belakang Keterangan :
1) Tombol micrometer 2) Sekrup penggerak halus vertical 3) Sekrup pengunci penggerak vertical 4) Sekrup pengunci penggerak horizontal 5) Sekrup penggerak halus horizontal 6) Sekrup pendatar Nivo
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
7) Plat dasar 8) Pengunci limbus 9) Sekrup pengunci nonius 10) Sekrup Sekrup penggerak halus nonius 11) Ring pengatur pengatur posisi horizontal 12) Nivo tabung 13) Sekrup Sekrup koreksi Nivo tabung 14) Reflektor cahaya 15) Tanda Tanda ketinggian alat al at 16) Slot penjepit 17) Sekrup Sekrup pengunci Nivo Tabung Telescop 18) Nivo Tabung Telescop 19) Pemantul Pemantul cahaya caha ya penglihatan Nivo 20) Visir Collimator 21) Lensa Lensa micrometer mi crometer 22) Ring focus benang diafragma 23) Lensa Lensa okuler 24) Ring focus okuler Bagian - bagian theodolit dari penempatan a.
Bagian atas Theodolit bagian atas terdiri dari: 1) Lingkaran Vertikal 2) Sumbu mendatar 3) Klem teropong dan pengerak 4) Klem (pengunci)
b.
Bagian tengah Theodolit bagian tengah terdiri dari: 1) Kaki penyangga sumbu II 2) Alhidade Horizontal 3) Piringan lingkaran Horizontal 4) Klem dan penggerak Alhidade Horizontal 5) Klem dan penggerak halus
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
6) Nivo Alhidade Horisontal 7) Mikroskop pembacaan lingkaran horizontal c.
Bagian bawah Theodolit bagian bawah terdiri dari: 1) Tribrach 2) Nivo kotak 3) Plat dasar 4) Alat sentering optis
Fungsi dan Bagian – bagian bagian theodolit a.
Bagian atas Theodolit bagian atas terdiri dari : 1) Teropong Digunakan untuk membidik atau mengamat benda / target yang jauh agar kelihatan dekat dan jelas serta nampak besar. Pada teropong dilengkapi dengan benang silang diafragma untuk membidikan, sedangkan lensa tengah (sentral) untuk menjelaskan obyek yang dibidik, dan skrup koreksi diafragma kiri, kanan, atas dan bawah untuk pengaturan garis bidik. 2) Ligkaran vertikal. Piringan dari metal atau kaca tempat skala lingkaran berputar berputar bersama teropong dan letaknya dilindungi oleh alhidade vertikal. 3) Sumbu mendatar (sumbu ɪɪ ) adalah sumbu perutaran teropong,di sangga oleh dua pen nyangga tiang kiri-kanan. 4) Klem teropong dan penggerak halus. Digunakan untuk mematikan gerakan teropong,sedangkan untuk gerakan
halusnya
(gerakan
kesil)
menggunakan
penggerak
halus.Gerak halus ini akan berfungsi apabila klem (pengunci) telah dimatikan. 5) Alhidade vertikal dan nivo Digunakan untuk melindungi piringan vertikkal dan nivo alhidade vertikal , untuk tipe theodolit TO digunakan untuk mengatur
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
mikroskop pembacaan Lingkaran vertikal. Theodolit-theodolit yang baru nivo ini suda tidak ada lagi la gi b.
Bagian tengah Bagian tengah theodolit antara lain : 1) Kaki penyangga subu
ɪɪ
Pada theodolit model baru berisi prisma-prisma pemantul sinar untuk pembacaan pada lingkaran horizontal 2) Alhidade Horisontal Merupakan pemersatu dari kaki penyangga sumbu
ɪɪ dan pelindung
lingkaran horizontal. 3) Piringan lingkaran horizontal Merupakan tempat skala lingkaran horizontal,terbuat dari metal atau kaca. Pada theodolit repetisi lingkaran ini terpisah dari tribrach dan dapat diatur kedudukannya. Sedangkan pada theodolit reiterasi menjadi satu dengan tibrach dan posisinya tetap. 4) Klem dan penggerak Alhidade horizontal. Seperti lainya pada teropong, klem disini di gunakan untuk mematikan gerakan sumbu ɪ (sumbu vertikal/gerak )dan gerakan halus dengan cara memutarsekrup penggerak halus alhidade horizontal. Klem dan penggerak halus limbs klem ini hanya ada pada theodolit repetisi (sumbu ganda),digunakan untuk mengatur kedudukan/pembacaan kedudukan/pembacaan pada piringan horizontal.
5) Nivo Alhidade horizontal Digugunakan untuk membuat sumbu halus
ɪ menjadi vertikal secara
(pendekatan), setelah pendekatan dengan nivo kotak
(kedudukan seimbang). Pada beberapa alat ukur theodolit nnivo kotak dan nivo tabung letaknya berdekatan, artinya terletak pada alhidade horizontal, namun ada pula yang berada pada tri brach. 6) Mikroskop pembacaan Lingkaran horizontal pada alat ukur theodolit model baru letak mikroskop pembacaan lingkaran
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
horizontal letaknya dijadikan satu dengan pembacaan lingkaran vertikal dan untuk pembacaan yang teliti dilengkapi dengan skrub mikrometer. c.
Bagian bawah Pada bagian bawah dari theodolit umumnya terdiri atas . 1) Tribrach : merupakan tempat tumpuan dari sumbu ɪ 2) Nivo kotak : di gunakan sebagai pengaturan sumbu
ɪ menjadi
vertikal secara pendekatan 3) Skrup penyetel penyetel A, B dan C (ada tiga buah) : digunakan untuk untuk mengatur sumbu
ɪ menjadi vertikal ,skrup ini dikenal dengan
Levelting screw. 4) Plat dasar : digunakan untuk menyatukan alat dengan statip (tripod),sehingga dibagian tengah dari plat dasar diberi lubang drat untuk buat alat ukur theodolit. 5) Alat sentering optis untuk alat model baru, baru, sedangkan pada alat modellama piranti sentering merupakan tempat penggantung tali unting-unting yang berada pada baut alat ukur. Cara pengoperasian alat ini yaitu : a. Letakan kaki tiga (statif), dengan kaki terkembang sedemikian rupa,sehingga berbentuk piramida sama sisi.Usahakan agar kepala statif datar dan tepat diatas titik stasiun kuatkaan berdirinya statif dan eratkan semua kunci-kuncinya kunci-kuncinya b. Pindahkan alat theodolit dari kotaknya dan kuncikan pada kepala statif tersebut c. Perhatikan alat duga optik agar posisinya posisinya tepat tegak diatas titik stasiun apabila tidak mengengunakan unting-unting d. Stel atau seimbangkah seimbangkah nivo denganan denganan menggunakan menggunakan dengan skrup pengaman rata e. Arahkan alat ke ke kutub dengan dengan posisi sudut 00° 00´ 00’’ dan kuncikan klem horizontal (klem kompas) f.
Buka Klem Klem horizontal (klem sudut jurusan) dan dan arhkan ke semua titik sasaran di stasiun ɪ dan yang terakhir ke stasiun
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
ɪɪ
Laporan Kerja Praktek
g. Setelah
semua
titik
sasaran
pada
ɪ diambil
stasiun
datanya,pindahkan alat ke stasiun ɪɪ dengan tidak melomat titik stasiun yang lain. h. Setelah disetel sesuai persyaratan a, b, c, d, e, dan f, alat di arahkan kembali ke titik stasiun ɪ pada posisi sudut 0°
0’ 0”
kemudian kunci klem horizontal (klem kompas) dan buka klem horizontal (klem sudut jurusan ) dan arahkan ke semua titik sasaran di stasiun ɪɪ dan arahkan ke stasiun ɪɪɪ dan seterusnya. i.
Untuk bacaan vertikal proses penyatelanya sama seperti pada penyetelan
horizontal
hanya
pembacaan
nya,
setelah
pembacaan horizontal lalu dilanjutkan dengan bacaan vertikal. Khusus untuk penyetelan vertikal yaitu bukan klem vertikal lalu alat diarahkan ke ban ukur atau sasaran, kemudian klem fertikal tersebut dikunci lalu dilanjutkan dengan pembacaan sudut. 2. Statif dapat dilihat pada (Gbr.2.8) (Gbr.2.8) Statif / Tripod merupakan alat bantu ukur tanah tempat kedudukan theodolit atau waterpass yang diletakkan diatas kepala datar statif. Statif terdiri dari tiga buah kaki yang dapat digerakkan dan diatur panjang-pendeknya panjang-pendeknya dengan sekrup pengunci sehingga kedudukan theodolit atau waterpass dapat sempurna. Bidang Level / Kepala Statif Bidang Level / Kepala Statif
Tali Pembawa
Sekrup Penyetel
Kaki Statif
Gambar 2.8 Statif
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
3. Rambu Ukur. Rambu ukur / bak ukur, merupakan alat bantu ukur pada pengukuran penyipat datar untuk memperoleh beda tinggi antara dua titik, dan juga merupakan alat bantu ukur untuk memperoleh jarak secara optis dengan menggunakan alat Theodolit. Alat ini terbuat dari kayu atau alumunium dan anjangnya antara 2-5 meter. Skala rambu dibuat dalam skala sentimeter (cm), tiap-tiap sentimeter adalah blok.
Skala Pembacaan
Pengunci Batang Rambu
Gambar 2.9 Mister ukur Merah, putih atau hitam, tiap meter diberi warna hitam berlainan, merah – putih putih dan hitam – putih putih untuk memudahkan pembacaan meter.
4. GPS (Global Positioning System) System) Sebuah system yang dapat Menunjukan posisi benda di permukaan bumi secara cepat, disemua tempat pada semua kondisi dan pada setiap set iap waktu . GPS (Global Positioning S ystem) Untuk mengetahui koordinat
Akademi Teknik Kupang Kupang
awal
yaitu
X,Y
dan
Z.
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Gambar 2.10 GPS (Global Positioning System) 5. Unting – unting unting Berfungsi untuk membantu menempatkan alat ukur Waterpass dan Theodolit berdiri tepat diatas titik patok yang telah ditentukan.
Gambar 2.11 Unting - unting
6. Roll Meter Berungsi untuk mengukur jarak langsung antara dua titik yang ingin diketahui jaraknya.
Gambar 2.12 Roll Meter
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
7. Kompas Kompas adalah alat penunjuk arah mata angin. Dengan berpedoman padakompas, maka seseorang dapat mengikuti jalan yang tertera pada peta.
Gambar 2.13 kompas 8. Paku Paku terbuat dari baja (besi) dengan ukuran ± 10 mm digunakan sebagai tanda apa bila cat mudah hilang dan patok kayu tidak dapat digunakan, dikarenakan rute (jalan) yang digunakan terbuat dari as pal 9. Payung Untuk menjaga keslamatan theodolith agar tidak mudah rusak maka payung digunakan untuk mengantisipasi perubahan suhu yang bervariasi seperti pada saat hujan atau panas matahari yang berlebihan. 10. Buku ukur Buku ukur ini digunakan untuk mencatat semua jenis data yang diperoleh pada saat pengukuran , baik data yang diperoleh dari pembacaan maupun gambar gambar situasi di lokasi pengukuran. 11. Peta wlayah studi Peta digunakan mengetahui di daerah mana akan melakukan pengukuran. 12. Benag Benang berfungsi sebagai : a.
Menentukan gars lurus
b. Menentukan garis data c. Menentukan pasangan yang lurus d. Meluruskan plesteran e.
Mengantungkan unting – unting unting
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
13. Fasilitas lain Adapun fasilitas lain seperti : paku, cat warna dan pemukul yang dapat endukung fasilitas lain dalam proses pengukuran. 2.9
Penentuan Jarak Stasiun
Untuk mengatur dengan theodolit,agar diperoleh hasil yang lebih teliti maka perlu diambil jarak yang sesuai dengan topografi pengukuran dengan tujuan untuk memudahkan dari pembacaan dari satu titik ke satu titik yang lain.selain itu juga perlu juga diberikan tanda khusus pada setiap titik agar mempermudahkan serta memperlancar proses pengukuran misalnya pemberian cat atau tulisan pada titik-titik tersebut.pada pekerjaan ini biasanya diperlukan personil atau tenaga-tenagayang akan berperan sebagai berikut : 1.
Opeator theodolit
= 1 orang
2.
Pemegang mistar ukur
= 2 orang
3.
Juru tulis
= 1 orang
4.
Pemegang payung
= 1 orang
5.
Pemegang meter ukur
= 2 orang
2.10 Pemasangan Patok
1.
Pemasangan patok a) Semua patok patok sementara yang yang digunakan dibuat dari kayu dengan ukuran tertentu b) Setiap patok sementara dipasang masing-masing dengan letak dan jarak yang diperhitungkan terhadap kebutuhan pengukur an kerangka horizontal peta,kerangka vertikal peta,detail situasi,dan penampang melintang c) Semua patok patok sementara yang dipasang dicat dicat dengan dengan warna,diberi paku diatasnya,serta diberi nomor secara urut,dan sistematis
2.
Patok tetap a) Semua patok tetap utama yang digunakan dibuat dari beton bertulang dengan dengan ukuran yang telah disepakati. b) Patok tetap utama dipasng disepanjang tepi setiap jarak 1 km
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
c) Letak pemasangan patok tetap utama dipilih pada pada kondisi kondisi tanah yang stabil,aman,dan tidak mengganggu atau terganggu oleh lalu lintas yang ada d) Semua patok tetap utama diberi nama,nomor dan bulan serta tahun pemasanganya e) Setiap patok tetap utama yang telah dipasang harus dibuat deskripsinya f) Deskripsi
patok
tetap
utama
harus
representasi,dengan
menampilkan pula nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, arah utara, dan dilengkapi dengan sketsa serta foto patok utama g) Semua patok tetap bantu yang digunakan dibuat dari beton bertulang dengan dengan ukuran yang telah disepakati h) Patok tetap bantu dipasang dipasang disepanjang tepi sungai setiap jarak 200 m 2.11 Data Pengukuran
1.
Pengukuran jarak Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur 100 meter.Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur,sangat tergantung pada cara
pengukuran itu sendiri dan
keadaan permukaan tanah. Pengukuran jarak dibagi beberapa macam : a) Jarak mendatar (d) Jarak mendatar ialah hasil pengukuran panjang yang dilakukan di atas permukaan horizontal (cakrawala) dari salah satu titik ujungnya ke proyeksi titik lai keatas permukaan. b) jarak miring (h) dapat dilihat pada gambar gambar 2.14 Jarak miring sesungguhnya tidak lain dari beda tinggi,yang merupakan panjang pengukuran pengukuran dari proyeksi titik ke dua di atas permukaan horizontal titik. Pertama sampai ke titik pertama sampai titik ke dua itu sendiri. Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miringdilakukan dengan cara seperti di Jarak J arak AB = d1+ d2+d3
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Gambar 2.14 Pengukuran Jarak Pada Permukaan Miring 2. Pengukuran Sudut Pengukuran sudut dibagi beberapa jurusan a)
Sudut mendatar Sudut ini terletak di bidang horison
pengamat,dan terletak
diantara kedua titik proyeksi pro yeksi target yang bersangkutan. b)
Sudut Vertika l(h) Sudut ini terletak pada bidang vertikal pada bidang pengamat. terdapat dua bacaan sudut vertikal yaitu yang mulai dari bidang horizontal dan sering dinyatakan sudut h. Sudut vertikal lainya dimulai dari titik zenit dan dinyatakan sudut Z.
c)
Sudut jurusan Selisih dua buah arah antara arah utara dengan arah titik yang bersangkutan pengamatan. sudut ini juga disebut sebagai s ebagai azimuth dan dinyatakan dengan huruf Yunani pertama yaitu Besarnya sudut jurusan dihitung berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon.
3. Pengukuran Azimuth Azimuth ini berfungsi untuk mendapatkan arah sisi terhadap arah utara.macam-macam aimuth yaitu : a) Azimuth kompas
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Dalam pekerjaan pengukuran sederhana ,maka pengukuran azimuth awal maupun akhir dilakukan dengan menggunakan aat petunjuk arah utara (kompas) Prosedur pengukuran azimuth kompas sebagai berikut : 1) Memasang dan mendatarkan theodolit pada satu titik ikat. 2) Tetapkan lingkaran bersekalah pada 00º 00 00
ˮ 00’ kemudian
klem atas di kencangkan pada titik titi k bidik. 3) Klem bawah dibuka arahkan teropong ke arah utara dengan bantuan kompas yang yang telah diletakan pada sisi alat theodolit,lalu klem bawah di kencangkan dan klem atas dibuka. 4) Bidikan teropong teropong diarahkan ke salah satu titik ikat lainya yang yang satu sisi b) Azimut matahari dilihat pada gambar gambar 2.15 Pengamatan
matahari
dilakukan
untuk
mengetahui
arah/azimut awal yaitu : 1) Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan poligon. 2) Untuk menentukan azimuth/arah titik
titik control/poligon – titik
yang tidak terlihat satu dengan yang lainya dapat dilihat gambar 2.16 3) Penentuan sumbu X
unntuk kordinat bidang datar pada pada
pekerjaan pengukuran pengukuran yang bersifat lokal/kordinat lokal. Pengamatan szimuth matahari/astronomis di lakukan dengan : a. Alat ukur yang di gunakan gunakan Theodolit Topokan DT 200 b. Jumlah seri pengamatan 4 seri(pagi hari) hari) c. Tempat pengamatan, titik awal (BMI) Azimuth target(αT=αM+(lT-Lm
αT αT αM
= Azimut ke target
( lt )
= bacaan jurusan mendatar ke target
( lm )
= bacaaan jurusan mendatar ke target
Akademi Teknik Kupang Kupang
=
αM + β atau αT = αM+ (lm-lt)
= Azimut pusat maatahari
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Β
= sudut mendatar antar jurusan ke matahari dengan
jurusan ke Target.
Gambar 2.15 Pengukuran Azimuth Astronomis. 4. Pengukuran Waterpas Pengukursn ini dimaksudkan untuk mengetahui posisi tinggi elevasi (Z),pada masing
masing patok kerangka dasar vertical. Metode – masing
pengukuran yang dilakukan ini metode waterpas. yaitu dengan melakukan pengukuran beda tnggi antara dua titik terhadap bidang refrensi yang di pilih (BM). Spesifikasi Teknis Pengukuran Waterpas adalah sebagai berikut : 1) Maksud pengukuran pengukuran waterpas adalah untuk menentukan ketinggian titik-titik (BM.CP dan patok – patok) terhadap bidang refrensi tertentu yang akan digunakan sebagai jaring sipat datar pemetaan. 2) Jalur pengukuran pengukuran mengikuti mengikuti jalur polygon dan melewati (BM). 3) Pengukuran waterpas di ikatkan
pada titik tetap ketinggian
geodetis yang ada didekat daerah pengukuran atau titik refrensi lain yang ditetapkan oleh direksi peekerjaan. 4) Pembacaan rambu dengan tiga benang BA
= Benang atas
BT
= Benang tengah
BB
= Benang bawah
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
5) Pengukuran sifat datar ini dilakukan melalui melalui titik-titik polygon polygon dan patok lainya yang digunakan untuk pengukuran situasidan profil melintang 5. Pengukuran Situasi Detail . Tinggi dan posisi titik-titik detail dapat ditentukan dari posisi titik-titik ikat pada kerangka dasar utama maupun kerangka dasar cabang. data yang diambil di lapangan pada pengukuran detail ini adalah: 1) Beda tinggi antara titik ikat kerangka dan titik detail yang bersangkutan 2) Jarak optis atau pita ukur titik kerangka dan titik detail detail tersebut 3) Sudut antara sisi
kerangka dengan arah titik detail yang
bersangkutan.atau sudut jurusan magnetis dari arah titik detail yang bersangkutan. 6. Pengukuran penampang memanjang dan penampang melintang Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi terukur yang dapat dipergunakan dalam perencanaan bangunan serta perkiraan volume
galian
Akademi Teknik Kupang Kupang
dan
timbunan.
(Ir.
Indra
sinaga
M.surv.sc
Halaman 3
)
Laporan Kerja Praktek
Contoh data hasil perhitungan perhitungan No Target No Patok A
Tingi Alat
Bt
Ba
Vertik al
Horisont al
M= N= G+H/60+ J+K/60+ I/3600 L/3600
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355 1355
1.000 1.000 2.000 2.600 2.500 1.500 1.000 1.500 1.500 1.500 2.500 1.500 1.700 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 2.500 1.500 1.500 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.500 1.000 0.500 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.500 1.000 1.300 1.000 0.800 1.000 1.000 1.000 1.000 1.300 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
1.29 1.282 2.258 2.838 2.725 1.665 1.19 1.667 1.643 1.625 2.6 1.7 1.885 1.27 1.27 1.329 1.34 1.385 2.875 1.921 1.93 1.415 1.421 1.41 1.565 1.38 1.51 1.497 1.412 1.3 0.94 1.19 0.81 1.43 1.25 1.45 1.2 1.212 1.3 0.79 1.478 1.535 1.402 0.910 1.300 1.120 1.390 1.081 1.321 1.067 1.225 1.302 1.278 1.270 1.375
98 98 98 99 97 102 100 102 105 107 107 97 97 95 95 93 93 92 92 92 91 90 88 88 87 86 86 86 86 88 85 94 87 87 90 88 89 94 92 85 90 86 91 86 95 97 94 104 95 90 92 92 95 90 94
45 37 20 47 40 23 57 32 3 4 50 49 52 12 4 39 42 50 3 6 52 52 14 57 38 31 57 9 52 20 55 23 2 19 16 24 41 29 27 41 3 1 36 10 1 30 7 21 6 25 16 9 30 4 40
55 5 20 35 10 10 15 50 55 20 35 40 30 40 45 35 0 45 40 55 15 0 55 5 45 0 25 40 15 20 45 55 10 25 45 0 25 55 45 5 25 0 35 10 30 44 5 30 40 45 40 20 15 30 15
281 276 270 281 260 248 237 243 224 224 223 167 163 168 162 164 161 165 167 164 163 159 174 150 174 131 180 128 190 181 122 192 131 213 150 231 126 233 250 100 249 55 256 51 270 311 272 287 178 136 352 359 29 25 19
36 44 15 43 18 59 11 11 59 37 44 13 1 20 48 15 31 35 1 53 25 15 24 48 32 58 35 59 47 27 12 18 50 30 31 27 28 51 0 48 52 39 15 1 1 15 24 39 4 1 22 52 23 39 22
25 55 40 25 30 30 5 30 35 50 0 25 25 40 40 10 10 10 35 40 25 15 40 5 5 20 40 5 0 30 10 55 30 30 45 0 25 0 25 40 35 5 40 10 10 15 55 25 25 15 35 10 10 20 0
0.000 98.765 98.618 98.339 99.793 97.669 102.386 100.954 102.547 105.065 107.072 107.843 97.828 97.875 95.211 95.079 93.660 93.700 92.846 92.061 92.115 91.871 90.867 88.249 88.951 87.646 86.517 86.957 86.161 86.871 88.339 85.929 94.399 87.036 87.324 90.279 88.400 89.690 94.499 92.463 85.685 90.057 86.017 91.610 86.169 95.025 97.512 94.118 104.358 95.111 90.429 92.278 92.156 95.504 90.075 94.671
P0
Tabel 2.1 Tabel contoh hasil perhitungan
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
N 0.000 281.607 276.749 270.261 281.724 260.308 248.992 237.185 243.192 224.993 224.631 223.733 167.224 163.024 168.344 162.811 164.253 161.519 165.586 167.026 164.894 163.424 159.254 174.411 150.801 174.535 131.972 180.594 128.985 190.783 181.458 122.203 192.315 131.842 213.508 150.529 231.450 126.474 233.850 250.007 100.811 249.876 55.651 256.261 51.019 270.019 311.254 272.415 287.657 178.074 136.021 352.376 359.869 29.386 25.656 19.367
Laporan Kerja Praktek
Lanjutan dari halaman sebelumnya sebelumn ya P=N-O
R=P+Q
Jarak Miring
Jarak Datar
D.sin
S=(E-F) *200
T = S * ( SIN ( M * 0.0174533 ) ^ 2 )
U = T * ( SIN ( N * 0.0174533 ))
U = T * ( COS ( N*0.0174533 ))
D.cos
O
P
Q
R
S
T
U
V
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.000 281.607 276.749 270.261 281.724 260.308 248.992 237.185 243.192 224.993 224.631 223.733 167.224 163.024 168.344 162.811 164.253 161.519 165.586 167.026 164.894 163.424 159.254 174.411 150.801 174.535 131.972 180.594 128.985 190.783 181.458 122.203 192.315 131.842 213.508 150.529 231.450 126.474 233.850 250.007 100.811 249.876 55.651 256.261 51.019 270.019 311.254 272.415 287.657 178.074 136.021 352.376 359.869 29.386 25.656 19.367
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.000 281.607 276.749 270.261 281.724 260.308 248.992 237.185 243.192 224.993 224.631 223.733 167.224 163.024 168.344 162.811 164.253 161.519 165.586 167.026 164.894 163.424 159.254 174.411 150.801 174.535 131.972 180.594 128.985 190.783 181.458 122.203 192.315 131.842 213.508 150.529 231.450 126.474 233.850 250.007 100.811 249.876 55.651 256.261 51.019 270.019 311.254 272.415 287.657 178.074 136.021 352.376 359.869 29.386 25.656 19.367
0.0 58.0 56.4 51.6 47.6 45.0 33.0 38.0 33.4 28.6 25.0 20.0 40.0 37.0 54.0 54.0 65.8 68.0 77.0 75.0 84.2 86.0 83.0 84.2 82.0 113.0 76.0 102.0 99.4 82.4 60.0 88.0 38.0 62.0 86.0 50.0 90.0 40.0 42.4 60.0 58.0 95.6 47.0 80.4 22.0 60.0 24.0 78.0 16.2 4.2 13.4 45.0 60.4 55.6 54.0 75.0
0.000 56.653 55.134 50.515 46.223 44.198 31.482 36.628 31.824 26.668 22.845 18.122 39.258 36.305 53.555 53.577 65.532 67.717 76.810 74.903 84.085 85.908 82.981 84.121 81.973 112.809 75.719 101.713 98.954 82.154 59.950 87.557 37.776 61.834 85.812 49.999 89.930 39.999 42.139 59.889 57.672 95.600 46.773 80.337 21.902 59.540 23.590 77.598 15.204 4.167 13.399 44.929 60.315 55.088 54.000 74.503
0.000 -55.495 -54.752 -50.514 -45.259 -43.568 -29.389 -30.783 -28.403 -18.855 -16.050 -12.528 8.682 10.600 10.819 15.833 17.785 21.465 19.120 16.816 21.912 24.509 29.394 8.192 39.989 10.744 56.295 -1.055 76.919 -15.371 -1.526 74.087 -8.057 46.066 -47.374 24.598 -70.331 32.164 -34.026 -56.280 56.648 -89.764 38.617 -78.038 17.026 -59.540 -17.735 -77.529 -14.487 0.140 9.304 -5.960 -0.137 27.032 23.380 24.706
0.000 11.399 6.479 0.230 9.392 -7.441 -11.286 -19.850 -14.353 -18.859 -16.258 -13.094 -38.286 -34.723 -52.450 -51.184 -63.072 -64.225 -74.392 -72.991 -81.180 -82.338 -77.601 -83.721 -71.557 -112.297 -50.639 -101.707 -62.254 -80.704 -59.930 -46.660 -36.907 -41.248 -71.551 -43.529 -56.044 -23.777 -24.858 -20.476 -10.818 -32.891 26.391 -19.080 13.777 0.020 15.555 3.270 4.612 -4.164 -9.642 44.532 60.314 48.000 48.676 70.287
Tabel 2.2 Tabel lanjutan contoh hasil perhitungan
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Lanjutan dari halaman sebelumnya sebelumn ya 0.5*s*(SIN(2*M* 0.0174533))+(E/ 1000)-(F/1000) W 0.000 -8.736 -8.356 -7.405 -7.979 -5.952 -6.914 -7.090 -7.083 -7.178 -7.016 -5.834 -5.397 -5.022 -4.885 -4.762 -4.192 -4.379 -3.819 -2.696 -3.106 -2.807 -1.256 2.572 1.500 4.637 4.609 5.407 6.639 4.491 1.738 6.231 -2.906 3.201 4.011 -0.244 2.511 0.216 -3.316 -2.576 4.351 -0.096 3.257 -2.258 1.466 -5.236 -3.111 -5.587 -3.892 -0.373 -0.100 -1.787 -2.271 -5.309 -0.071 -6.087
Delta H
X
Y
Z
(D-E)+W
B1 + U
B2 + V
B3 + W
X
Y 595719.42 595719.420 595663.925 595664.668 595668.906 595674.161 595675.852 595690.031 595688.637 595691.017 595700.565 595703.370 595706.892 595728.102 595730.020 595730.239 595735.253 595737.205 595740.885 595738.540 595736.236 595741.332 595743.929 595748.814 595727.612 595759.409 595730.164 595775.715 595718.365 595796.339 595704.049 595717.894 595793.507 595711.363 595765.486 595672.046 595744.018 595649.089 595751.584 595685.394 595663.140 595776.068 595629.656 595758.037 595641.382 595736.446 595659.880 595701.685 595641.891 595704.933 595719.560 595728.724 595713.460 595719.283 595746.452 595742.800 595744.126
Z 8875788.66 8875788.660 8875800.059 8875795.139 8875788.890 8875798.052 8875781.219 8875777.374 8875768.810 8875774.307 8875769.801 8875772.402 8875775.566 8875750.374 8875753.937 8875736.210 8875737.476 8875725.588 8875724.435 8875714.268 8875715.669 8875707.480 8875706.322 8875711.059 8875704.939 8875717.103 8875676.363 8875738.021 8875686.953 8875726.406 8875707.956 8875728.730 8875742.000 8875751.753 8875747.412 8875717.109 8875745.131 8875732.616 8875764.883 8875763.802 8875768.184 8875777.842 8875755.769 8875815.051 8875769.580 8875802.437 8875788.680 8875804.215 8875791.930 8875793.272 8875784.496 8875779.018 8875833.192 8875848.974 8875836.660 8875837.336 8875858.947
A1 125 125.000 1470.264 1470.644 1470.595 1469.421 1471.548 1471.586 1471.910 1471.417 1471.322 1471.484 1471.666 1473.103 1473.278 1474.115 1474.238 1474.808 1474.621 1475.181 1474.804 1475.394 1475.693 1477.744 1481.572 1480.500 1483.637 1483.609 1484.407 1485.639 1483.491 1480.738 1485.731 1476.094 1482.701 1483.011 1478.756 1481.511 1479.216 1475.684 1476.424 1483.851 1478.904 1481.957 1476.742 1480.666 1473.764 1475.889 1473.413 1475.108 1478.327 1478.900 1477.213 1476.729 1473.691 1478.929 1472.913
1345.264 1345.644 1345.595 1344.421 1346.548 1346.586 1346.910 1346.417 1346.322 1346.484 1346.666 1348.103 1348.278 1349.115 1349.238 1349.808 1349.621 1350.181 1349.804 1350.394 1350.693 1352.744 1356.572 1355.500 1358.637 1358.609 1359.407 1360.639 1358.491 1355.738 1360.731 1351.094 1357.701 1358.011 1353.756 1356.511 1354.216 1350.684 1351.424 1358.851 1353.904 1356.957 1351.742 1355.666 1348.764 1350.889 1348.413 1350.108 1353.327 1353.900 1352.213 1351.729 1348.691 1353.929 1347.913
B1 = Y
B2 = Z
B1
B2
B3
595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420 595719.420
8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660 8875788.660
125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000 125.000
Tabel 2.3 Tabel lanjutan contoh hasil perhitungan
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
2.12 Analisis data pengukuran pengukuran
2.12.1. Kontrol kesalahan pengukuran A. Pengukuran kerangka horizontal Maksud dari pengukuran polygon (krangka dasar horizontal) yaitu untuk menentukan posisi planimetris (X,Y) dari titik-titik beton guna pengikatan titik selanjutnya selanjutn ya maupun sebagai krangka pengambaran daerah yang akan dipetakan. pengukuran ini terdiri dari pengukuran krangka dasar utama, dan kragka dasar cabang yang merupakan polygon terbuka Pengukuran Titik Kontrol Horizontal Meliputi: a. Pengukuran titik control dilakukan dalam bentuk polygon terbuka terikat Sempurna b. Sisi polygon polygon atau jarak antara titik polygon polygon maksimal 100 meter diukur dengan (meteran ) c. Patok-patok
untuk
titik-titik
polygon polygon
adalah
paku
seng,sedan patok patok Patok untuk tali ikat adalah beton d. Sudut polygon polygon di di ukur dengan dengan theodolite Topkon Topkon DT 200. Titik tetap asal Bench Mark (BM) harus diukur sudutnya dengan alat yang sama
dengan alat pengukuran pengukuran polygon, polygon,
jaraknya diukur dengan pegas (meteran) / jarak langsung ketelitian polygon adalah sebagi berikut : 1. Kesalahan sudut yang diperoleh adalah 10’’kali akar jumlah 2. Kesalahan azimuth pengontrol titik lebih dari 5’’ 3. Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal kegiatan ,dan pada setiap jarak 5km (kurang lebih 60 titik polygon)pada
titik
akhir
pengukuran
pengamatan
matahari pada tiap titik dilakukakan dalam 4 seri (4 biasa dengan 4 luar biasa) B. Pengukuran krangka dasar vertikal vertikal Untuk
mendapatkan
ketinggian
titik
tetap
(Bench
Mark)dari krangka dasar horizontal dilakukan pengukuran
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
waterpass
menggunakan
sipat
datar
otomatis
,dengan
mengambil 1 titik referensi tinggi (sebagi titik nol awal
tinggi),dimana
titik
tersebut
mempunyai
local/titik ketinggian
terhadap permukan air laut Rta-rata. Ketentuan Teknik
Ketentuan teknik sipat dasar ( waterpas ) sesuai dengan ketelitian waterpass yang diminta ,yaitu harus mencapai tingkat ketelitian
pengukuran waterpass
orde ke II yaitu :±10√D
(mm),dimana D =jumlah jarak dalam km ini penting sekali dalam hubungannya mempersiapkan alat ukur dan metode yang akan digunakan . Pengukuran titik control vertical meliputi : A. jenis alat yang digunakan untuk pengukuran
ketinggian
adalah cukup dengan alat waterpass jenis NAK -2 atau yang setingkat. B. Untuk pengukuran pengukuran ketinggian dilakukan double double stand dengan dengan perbedaan pembacaan maksimum 2mm 2mm C. Rambu ukur yang yang dipakai harus dalam keadaan baik,dalam arti pembagian skala jelas sama D. Setiap kali pengukuran pengukuran dilakukan 3(tiga) pembacaan ,benang ,benang atas,tengah dan bawah. E. Benang atas(BA)benang tengah (BT) dan benang
bawah
(BB) mempunyai control pembacaan : 2BT = BA + BB. F. Ketelitian pengukuran pengukuran tidak boleh melampaui 10 kali√ D G. Referensi
leveling
menggunakan menggunakan
referensi
koordinat
geografis 2.12.2
Koreksi Kesalahan Pengukuran Jenis perhitungan yang diperhhitungan tenaga ahli geodesi akan
melakukan
perhitungan
sementara
dilapangan
dengan
peralatan dan kesalahan pengukuran kurang dari yang disyaratkan di dalam KAK, hasil perhitungan ini akan digunakan untuk proses penggambaraan dimana produk yang harus diserahkan perhitungan
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek kerangka horizontal dan kordinat,kordinat yang dihitung adalah kodinat kerangka dasar horizontal/titik-titik poligon dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
Gambar 2.16 Kkoreksi hasil pengukuran Sudut pengambilan
β luar β dalam
(β)
= Hz (blk) – Hz Hz (muka) = Hz (blk) – Hz Hz (muka)
Syarat :
Σ β luar = (n+2) x 180º Σ β dalam = (n+2) x 180º Jika Σ β lapangan ≠ Σ β teori maka ada koreksi. Adapun besar koreksi adalah :
Σ β koreksi
= Σβ teori –Σ β lapangan
koreksi sudut sudut ada 2, yaitu yaitu : Cara koreksi a. Metode Peretaan Kor. Δβ
= Σ kor x x β /n
b. Metode Bow Dieth Kor. Δβ
= (β/Σ) x Σ kor x x β atau
Kor.Δβ
= (d/Σ d ) x
Σ kor .β .β
Sudut Azimut ( α)
αn βn
= αawal + βn - 180º = sudut pengambilan setelah koreksi Jarak Datar
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Jika memakai sudut jenith (vertikal) : Do
= (Ba-Bb) x 100 x Sin V
Dh
= (Ba-Bb) x 100 x Sin V
Do
= jarak optis [100(Ba-Bb)]
Dh
= Jarak Datar
Ba
= Bacaan Diafragma Benang Atas
Bb
= Bacaan Diafragma Benang Bawah
Jika memakai sudut elevasi (α): Do
= (Ba-Bb)x100x Cos V
Dh
= (Ba-Bb)x100x Cos V
Beda Tinggi (Δh)
Jika memakai sudut zenirh (vertikal):
Δh ΔH
= TA+ -BT
BT
= Beda Tinggi
TA
= Tinggi titik A yag telah diketahui (X, Y,
= Beda tinggi antara titik
Z). Jiks memakai sudut eleveasi(α):
Δh
= TA + (Dh X tan V) – BT BT
Adapun syarat Δh untuk poligon tertutup yaitu:
Δh (+) – Δ – Δh
=0
Jika ≠0, maka ada kesalahan yang harus di koreksi.
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek Jika kesalahan (+) maka koreksi (-) Jika kesalahan (-) maka koreksi (+) Cara koreksi yaitu : Jika memakai sudut zenit (vertikal) : 1. Jarak Do
= (Ba-Bb) x 100 x Sin V
Dh
= (Ba-Bb) x 100 x Sin V
2. Beda tinggi
Δh
= TA+ - BT
3. Ketinggian T detail T detail
= TP x + Δh
TPx
= ketinggian di tuitik pesawat
Jika memakai sudut elevasi (α) : 1. Jarak Do
= (Ba-Bb)x100x Cos V
Dh
= (Ba-Bb)x100x Cos V
2. Beda tinggi
Δh
= TA + - BT
3. Ketinggian (T Detail) T detail = TPx + 2.13
Δh ( Salmai Saleh )
Embung
2.13.1 jenis-jenis embung 1. embung sederhana dari anyaman bambu Embung sederhana dari anyaman bambu banyak di gunakan oleh para petani menampung hujan dengan cara sederhana, dengan ukuran membuat lubang-lubang berdiameter 80-100 cm dengan kedalaman 2.5-3 m dinding lubang di lapisi anyaman bambu untuk menahan menahan tanah agar tidak rutntuh. rutntuh. 2. Embung model sumber cekok Embung model sumur cekok dan diterapan untuk daerah area pertanian di lembaha yang kering. Sumur cekok di buat di dasar
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
lembah sedalam 20-30 m, sehingga air hujan dari bukit bisa mengalir dan tertampung kedalamnya. 3. Embung sederhana dari terpal Ini adalah embung model terbaru yang banyak di kembangkan oleh petani dengan ukuran 4 m X 3m denagan kedalaman 0,51m, di buat dengan menggunakan tepal 4. Embung bebentuk beben tuk kolom pembangunan air yang di lapisi lapi si dengan plastik model ini hampir sama dengan embung terpal tetepi lebi permanen dengan penampungan air berukuran 30x80 m x 3m dan 30x5x3m. 5. Embung bebentuk tendon-tendon tendon-tendon air Embung menampung hujan melalui talang air yang di asang di greenhouse masing-masing ukuran 30m x 20m x 15 m dan 80 m x 20 m x 15 mair lalu di alirkan ke dalam 3 Tandon masingmasing 5000 liter yang terletak di dalam Greenhouse 6. Embung dengan plastik geomembran geomembran Embung ini dengan secara mengeruk sebidang lahan miring, tanah hasil kerukan di tumpuk di sisi lain sehingga terbentuk cekungan. Tanah lalu di padatkan dan dan di lapisi geomembran agar air tidak meresap ke dalam tanah. (Ahmad Rifai 2017). 2.13.2. Type embung 1. Embung berdasar tujuan pembangunannya pembangunannya Ada 2 type yaitu embung dengaan tujuan tunggal dan embung sebaguna (dalam sudibyo, 1993) a. Embung dengan dengan tujuan tunggal (singlet purpose dams) embung yang di bangun untuk memenuhi satu tujuan saja, misalnya untuk pembangkit tenaga listrik atau irigasi (pengairan)atau pengendalian banjir atau perikanan darat atau tujuan lainnya tetapi hantya hant ya untuk 1 tujuan saja b. Embung serbaguna (multipurpose dams) adalah embung yang di bangun untuk memenuhi beberapa tujuan, misalnya pembangkit tenaga listrik (PLTA) dan irigasi (pengairan),
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
pengendalian banjir dan PLTA, air minum dan d an air a ir industri PLTA, pariwisata dan irigasi dan lain-lain
2. Type embung berdasarkan penggunannya. penggunannya. Menurut soedibji (1993) di bedakan menjadi: a. Embung penampung air (stroge dams) adalah embung yang yang di gunakan untuk menyimpan air pada masa surplus dan di pergunakan pada masa kekurangan termasuk dalam embung penampung air adalah untuk tujuan rekreasi, perikanan pengendalian banjir dan lain-lain. b. Embung pembelok (diversion dams)adalah yang di gunakan untuk meninggikan muka air, biasanya untuk keperluan mengalirkan air ke dalam sistem aliran menuju ke tempat yang memerlukan. c.
Embung penahan (detention dams) dams) adalah embung yang di gunakan untukmemperlambat dan mengusahakan seminimal mungkin efek aliran banjir yang mendadak. Air di tampung secara berkala / sementara, di alirkan melalui pelepasan (outlet). Air di tahan selama mungkin dan di biarkan meresap di daerah sekitarnya. sekitarn ya.
3. Type – type type embung berdasarkan jalannya air Ada dua type yaitu embung untuk di lewati air dan embung untuk menahan air (dalam sudibyo, 1993). a. Embung untu di di lewati air (overflow dams), adalah embung yang di bangun untuk di limpasi air misalnya pada bangunan pelimpah pelimpah (spilway) b. Embung untuk menahan air (non everflow dams) adalah embung yang sama sekali tidak boleh dilimpasi air. Kedua type ini biiasanya di bangun berbatasan dan di buat dari beton,
Akademi Teknik Kupang Kupang
pasangan
battu,
atau
pasangan
bata
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
4. Type embung berdasarkan material pembentuknya pembentuknya Ada dua type yaitu embung urugan, embung beton dan embung lainnya, (dalam sudibyo. 1993) a. Embung urugan (fill dams, embankment embankment dams) adalah embung yang di bangun dari hasil penggalian bahan (material)
tanpa
tambahan
bahan
lain
yang
bersifat
campuran secara kimia, jadi betul-betul bahan bentuk embung asli b. Embung beton (concrete dam) adalah embung yang di buat dari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak. Kemiringan permukaan hulu dan hilir tidak sama pada umumnya, bagian hilir lebih landai dan bagian hulu mendekati
vertikal
dan
bentuknya
lebih
ramping
(alexasander 2009). 2.13.3 Konstruksi embung 1. kolom embung 2. tanggul 3. saluran pemasukan (inlet) 4. saluran pengeluaran (outlet) 5. spilway (saluran pelimpah) 6. instrumen embung 2.14
Pengukuran embung
Pengukuran embung pengambilan data lapangan dan di jadikan perencanaan untuk mendesain embung. embung. Tahapan pengukuran pengukuran yaitu : 1. Pekerjaan persiapan Lingkup pekerjaan ini yaitu menyiapkan segala sesuatu yang di perlukan untuk membantu pekerjaan, yang terdiri t erdiri dari pengumpulan data . untuk menunjang dalam melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pemetaan lokasi rencana pembangunan embung dan di perlukan data sekunder: a.
Peta situasi 1:1000
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
b. Data koordinat tetap (bnck mart) yang ada di sekitar lokasi pengukuran dan pemetaan, c. Data rencana pengembangan lokasi dan luas lokasi yang yang mau di rencana.
2. Pekerjaan survey lapangan Yaitu mempersiapkan peralatan dan bahan untuk pelaksanaan survey pengukuran lapangan kegiatan persiapan survey lapangan mencakup pekerjaan: a. Pembentukan patok beton, pemasangan patok beton. b. Survey pengukuran pengukuran dan pemetaan 3. Pelaksanaan pekerjaan survey pengukuran dan pemetaan Pekerjaan survey pengukuran dan pemetaan secara garis besar meliputi: a. Pemasangan patok-patok tetap / Bnck mark (BM) Pada setiao lokasi altenative rencana pembangunan jalan BM di pasang pada AS embung yang di buat dari campuran beton , diberi kerangaka besi di tengah-tengahnya di pasang baut dan beri nomor / kode pengenal. BM di tanam dengan keadaan 0.40m sehingga bagian yang berada diatas permukaan tanah 0,25m. b. Pengukuran kerangka kerangka dasar horizontal (polygon) (polygon) Pengukuran polygon bertujuan untuk
membuat atau menambah
titik – titik titik rangka dasar horizontal pemetaan. Titik-titik polygon ini kemudian akan di gunakan sebagai titik referensi dalam pekerjaan selanjutnya. Pengukuran polygon diikatkan pada titik-titik rangka rangka dasar
horizontal nasional yang terdekat, dan melalui titik tetap (BM) Pengukuran polygon harus di ikatkan pada titik-titik rangka
dasar horizontal nasiomalyang terdekat. Untuk pengukuran sudut:
Alat yang di gunakan adalah theodolit Topkon DD 200
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Pengukuran jarak:
a. Alat yang yang di gunakan adalah meterol b. Setiap pengamatan di baca minimal minimal 2x pembacaan 4. Pengukuran detail situasi di maksudkan untuk mendaoatkan peta situasi detail di lokasi rencana pembangunan fasilitas jalan. Pengukuran situasi di lakukan terhadap semua detail bangunan fasilitas yang ada. Pengukuran situasi di maksud untuk mendaptkan peta situasi yang di lengkapi dengan garis-garis kontur ketinggian. Semua tampakan yang , ada baik alamiah maupun bantuan manusia harus dengan teliti dan benar. Pengukuran profil di makssudkan untuk mendapatkan ganbar heometrik bentuk permukaan tanah.
Data hasil pengukuran profil,
terutama di perlukan untuk menentukan besaran volume galain dan timbunan serta di perlukan untuk merencanakan bentuk profil desing fasilitas agar sesuai dengan ketentuan / persyratan teknis perencanaan pembangunan jalan. Pengukuran profil terdiri dari profil memanjang dan profil meli ntang. a. Pengukuran profil memanjang 1. Alat yang di gunakan gunakan adalah waterpas, pengukuran pengukuran di lakukan sepanjang area garis jalan 2. Pengukuran dengan interval setiap jarak 25 m b. Pengukuran profil profil melintang 1. Alat yang di gunakan adalah distomat 6 (DT 6), pengukuran di lakukan pada area di setiap sisi kiri dan kanan dari jalan. 2. Pengambilan data pengukuran pengukuran dengan dengan sistim garis lurus 5. Pengelolahan data Pengelolahan meliputi : a. Pengolahan data kerangka horizontal b. Pengolahan data vertikal c. Pengolahan data detail situasi 6. Penyajian data
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3
Laporan Kerja Praktek
Setelah data – data data tersebut di hitung dan di dapat nilai – nilai nilai X, Y, dan Z maka data tersbut di gunakan sebagai acuan untuk menggambarkan peta situasi.
Akademi Teknik Kupang Kupang
Halaman 3