GAMBARAN HIPERSEMENTOSIS PADA RADIOGRAFI RADIOGRAF I PANORAMIK PANORAMIK DI INSTALASI RADIOLOGI RSGM UNPAD
SKRIPSI
diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
VANYA DEAN S 160110110129
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULT FAKULTAS KEDOKTERAN KEDO KTERAN GIGI BANDUNG 2015
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Penulis menyadari !ah"a selama menempuh studi di Fakultas Kedokteran Gigi Gigi## khus khusus usny nyaa dalam dalam peny penyus usun unan an skri skrips psii ini# ini# penu penulis lis mend mendap apat at !any !anyak ak dukung dukungan# an# !antua !antuan# n# semang semangat# at# saran# saran# dan doa dari dari !er!ag !er!agai ai pihak pihak sehingg sehinggaa penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan !aik $leh karena itu# pada kesempatan kali ini penulis mengu%apkan terimakasih se!esar-!esarnya kepada& ' (r (r drg )j Nina Nina (justiana (justiana## *Kes *Kes## selaku (ekan (ekan Fakultas Fakultas Kedokte Kedokteran ran Gigi Universitas Padjadjaran +andung , (r (r drg ) Ahari Ahari## *S# Sp.KG# Sp.KG# selaku selaku Pem!im! Pem!im!ing ing Utama Utama yang yang telah telah melu meluan angk gkan an
"akt "aktu u
dan dan
sela selalu lu
mem! mem!er erik ikan an
sema semang ngat at##
!im! !im!in inga gan# n#
pengarahan# doa# dan dorongan yang sangat !erarti sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini / (rg rg ) Fahm ahmi $s%an s%and dar# ar# * Kes# es# Sp Sp .KG# .KG# sela selaku ku Pem Pem!im !im!ing !ing Pendamping Pendamping yang telah mem!erikan mem!erikan semangat# semangat# !im!ingan# !im!ingan# pengarahan# pengarahan# doa# dan dorongan dorongan yang sangat !erarti !erarti !agi penulis sehingga penulis penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
2
0 (r (rdrg drg )j )j Winny inny 1ohana hana## SpK SpKGA GA## sela selaku ku dose dosen n "ali "ali yang ang tela telah h mem!im!ing penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 2 Keluar Keluarga ga penulis penulis&& *amaku *amaku ter%ant ter%antik ik dan ter%inta ter%inta Arum Arum .atnasari# .atnasari# S) dan +apa +apak k terta tertamp mpan an dan dan tersa tersaya yang ng Toto Supr Suprap apto to## S3 S3 yang yang sena senant ntia iasa sa mem!erikan dorongan# semangat dan doa yang tidak terputus untuk penulis Serta Serta adik adik dan kakak kakak penuli penulis# s# Angie Angieta ta Putri Putri Suprap Suprapto# to#.i .ika ka Anind Anindya ya Suprapto# .iki .amadhan# Nur Anisa# (ita Anindya# Andi Fari dan (inda 4 Saha!at Saha!at penulis& Aalia Aalia Wiryoatm Wiryoatmojo# ojo# 5ita# 5ita# .ahma# .ahma# Putri# 3%hy# 3%hy# Ay Aya# Na!ila Ti66ani Ti66ani## Gilang# 3r6a# Suho# Suho# Sehun# 7linton 7linton dan Nadia Terimakas Terimakasih ih atas doa# doa# duku dukung ngan an## dan dan sema semang ngat at dari dari kali kalian an sehi sehing ngga ga penu penuli liss dapa dapatt menyelesaikan skripsi ini 8 Semua rekan rekan di FKG FKG Unpad khusus khususnya nya angkatan angkatan ,9'' ,9'' yang yang selalu !ersama !ersama disaat susah maupun senang : Semua Semua pihak yang tidak tidak dapat dapat dise!utka dise!utkan n satu-pe satu-persat rsatu u yang yang mendoa mendoakan kan## mendukung# dan mem!antu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini ; Akhir kata# penulis menyadari masih !anyak kekurangan pada penelitian ini semoga dapat disempurnakan pada penelitian selanjutnya dan semoga semoga skripsi skripsi ini dapat !erman6aat !erman6aat !agi para pem!a%a dan perkem!angan perkem!angan ilmu Kedokteran Gigi '9 ''
+andung# *e *ei
,9'2 ', enulis 13. ABSTRA ABSTRAK K
3
P
14. 15. 16. 1. 1!. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 2. 2!. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. ABSTRA ABSTRA"T "T
4
3. 3!. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 4. 4!. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 5. 5!. 59. DAFTAR ISI 60.
5
61. 62. 63. 64. 65. 66. 6. 6!. 69. 0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. . !. 9. !0. !1. !2. DAFTAR GAMBAR !3. !4. !5. !6. !. !!. !9. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 9. 9!. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. DAFTAR TABEL 106.
6
12!.
10. 10!. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 11. 11!. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 12. DAFTAR LAMPIRAN 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136. 13. 13!. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 14. 14!. 149. 150.
7
151.
BAB I
PENDAHULUAN
'2, '2/ 154.
1.1
L#$#% B&'#(#)* P&)&'+$+#)
'22
)ipersementosis merupakan suatu !entuk anomali gigi# !erupa
hiperplasia sementum yang ditandai oleh deposisi sementum !erle!ih pada permukaan akar gigi# keadaan ini dapat meli!atkan seluruh !agian permukaan akar gigi serta juga dapat terjadi pada satu daerah terlokalisir di !agian akar yang dipengaruhinya < 7arrana #,9'2 = '24
Umumnya hipersementosis dapat diaki!atkan oleh dua 6aktor yaitu
6aktor umum dan lokal Faktor umum adalah 6aktor hereditier dan !ersi6at idiopatik seperti penyakit paget serta gangguan penyakit sistemik lainnya yang !erhu!ungan dengan hipersementosis yaitu akromegali# arthritis# ankilosis# kalkinosis# dan de6isiensi vitamin A <7arrana#,9'2= Sedangkan )ipersementosis yang dise!a!kan dari 6aktor lokal dise!a!kan oleh trauma# in6lamasi# atau keadaan dimana gigi harus !eradaptasi terhadap peru!ahan 6ungsional '28
Gam!aran umum dari )ipersementosis memiliki keadaan gigi
dimana terjadi pem!esaran didaerah akar !aik di apikal# lateral# maupun diseluruh permukaan akar gigi dimana gam!aran radiogra6inya menunjukkan akar mem!ulat dan tumpul dengan mem!ran periodontal dan lamina dura normal namun juga !isa terlihat mem!ran periodontal dan lamina dura yang rusak tergantung dari 6aktor penye!a! < (armayanti# ,99:=
1
'2:
Peneltitian yang dilakukan oleh S%h>6er pada tahun ,9', pada
se!uah rumah sakit di ?erman dilihat adanya hipersementosis melalui pemeriksaan :99 6oto radiogra6i panoramik pasien di se!uah rumah sakit di ?erman# telah diketahui !ah"a dari se!anyak ':2:; gigi termasuk gigi molar tiga dievaluasi (itemukan '' pasien mengalami gigi hipersementosis# diantaranya ' pria dan '9 "anita dengan prevalensi '#// @ mengalami )ipersementosis pada gigi premolar dan *olar serta dari penelitian terse!ut diketahui !ah"a hipersementosis le!ih sering ditemukan di *andi!ula di!andingkan di maksila < +rklein # ,9',= (alam se!uah studi dari ,,999 pasien dengan umur rata-rata sekitar 0, tahun # terdapat prevalensi hipersementosis '#8 @ dengan adanya ke%enderungan mengalami peningkatan pada premolar dan molar mandi!ula setelah di!andingkan dengan terjadinya hipersementosis di maksila < Warrier# ,9'0= '2;
Gigi
hipersementosis
!ersi6at vital
dan tidak
memerlukan
pera"atan <)aring#,994=# namun Gigi dengan akar yang hipesementosis mempunyai ujung akar mem!ulat dan diameter le!ih !esar pada ujungnya sehingga seringkali terjadi 6raktur dalam pen%a!utan gigi
Penanganan gigi hipersementosis yang hendak di %a!ut dapat
diiakukan se%ara pem!edahan yang ditunjang oleh pemeriksaan radiogra6i yang akurat (ikarenakan hipersementosis tidak terdeteksi se%ara klinis dan
sering
mengalami 6raktur saat pen%a!utan $leh se!a! itu dokter gigi hendaknya memiliki pengetahuan dan ketelitian dalam melakukan pemeriksaan t%rhadap kelainan-kelainan
yang
terjadi
dengan
menggunakan
radiogra6i
se!agai
pemeriksaan penunjang agar diperoleh diagnosa yang tepat <(armayanti# ,99:=
2
'4'
)ipersementosis dapat didiagnosa melalui pemeriksaan .adiogra6i
panoramik dikarenakan radiogra6i panoramik mem!erikan gam!aran lengkap dari struktur sekitarnya Seperti untuk melihat Akar yang !ul!us yang sangat !esar atau hipersementosis apikal
panoramik
menghasilkan gam!aran tomogra6i tunggal dari struktur 6asial yang men%akup maBilla serta mandi!ular dan struktur pendukungnya < White and Pharoah# ,994 = Sehingga penggunaan 6ilm panoramik merupakan pilihan ideal untuk pemeriksaan radiologi dalam menilai si6at akar dan jauh dekatnya dengan struktur sekitarnya '4,
Pada kumpulan data penelitian yang pernah dilakukan se!elumnya
peneliti menemukan !ah"a !elum adanya penelitian le!ih lanjut mengenai )ipersementosis yang dilakukan di .SG* FKG Unpad +erdasarkan uraian diahal itu
tas#
maka
peneliti
tertarik
untuk
mem!ahas
mengenai
Gam!aran
)ipersementosis !erdasarkan radiogra6i panoramik mengenai )ipersementosis di populasi terjangkau di .SG* FKG Unpad '4/ 164.
1.2
I,&)$+-+(#+ M##'#/
'42
+erdasarkan
latar
!elakang
penelitian
di
atas
penulis
mengidenti6ikasi masalah se!agai !erikut '44
+agaimanakah
gam!aran
hipersementosis
pada
radiogra6i
panoramik di Cnstalasi .adiologi Fakultas Kedokteran Gigi Unpad '48 16!.
1.3
T#) &)&'+$+#)
3
169.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gam!aran
)ipersementosis !erdasarkan .adiogra6i Panoramik '89 11.
1.4
M#)-##$ &)&'+$+#)
'8,
*an6aat teoritis penelitian yaitu
untuk mem!erikan in6ormasi
mengenai gam!aran hipersementosis# sehingga kedepannya skripsi ini dapat mem!antu menam!ah pengetahuan dan kemampuan seorang dokter gigi se!agai klinisi
dalam
mendiagnosa
se!uah
kasus
yang
!erhu!ungan
dengan
hipersementosis khususnya peranan dari radiogra6i dalam mem!antu diagnosa kasus hipersementosis '8/
*an6aat praktis penelitian ini yaitu mem!eri in6ormasi mengenai
gam!aran )ipersementosis dilihat dari .adiogra6 Panoramik dan se!agai a%uan dalam melakukan tindakan pen%a!utan gigi '80 15.
1.5
'84
K&%#)*(# P&+(+%#)
)ipersementosis merupakan keadaan gigi dimana terjadi
pem!esaran didaerah akar !aik di apikal# lateral# maupun diseluruh permukaan
akar
gigi
Pene!alan
sementum
ini
dapat
terjadi
dikarenakan dua 6aktor yaitu 6aktor lokal dan 6aktor umum
Faktor umum yang menye!a!kan hipersementosis adalah 6aktor
hereditier dan !ersi6at idiopatik seperti penyakit paget serta gangguan penyakit sistemik lainnya yang !erhu!ungan dengan hipersementosis yaitu akromegali#
4
arthritis# ankilosis# kalkinosis# dan de6isiensi vitamin A <7arrana#,9'2= Sedangkan )ipersementosis yang dise!a!kan dari 6aktor lokal dise!a!kan oleh trauma# in6lamasi# atau keadaan dimana gigi harus !eradaptasi terhadap peru!ahan 6ungsional '8:
)ipersementosis terjadi umumnya pada orang de"asa dikarenakan
pene!alan sementum !ertam!ah se%ara kontinu seiring dengan pertum!uhan gigi peningkatan 6rekuensi dengan sejalannya usia Dokasi dari hipersementosis umumnya terdapat pada ,E/ akar dan sering ditemukan pada akar gigi posterior serta !e!erapa gigi dapat terkena dalam satu lengkung gigi yang sama dengan adanya ke%enderungan mengalami peningkatan pada premolar dan molar mandi!ula setelah di!andingkan dengan terjadinya hipersementosis di maksila < Warrier# ,9'0= '8;
)ipersementosis dilihat dari radiogra6i merupakan gam!aran
radioopak di periapikal yang terlihat adanya jumlah sementum yang !erle!ih sepanjang atau !e!erapa !agian !agian permukaan akar Area apikal gigi adalah area yang sering mun%ul dan terlihat se!agai pem!esaran dan akar yang terkena hipersementosis dipisahkan dari tulang periapikal oleh tampilan ruang ligament periodontal yang normal# !egitu juga dengan tampilan lamina dura yang normal serta gigi yang vital < White and Pharoah ,994=
Gam!aran radiogra6i
hipersementosis yang menunjukkan kerusakan mem!ran periodontal dan lamina dura diaki!atkan in6lamasi# trauma# radang dan penyakit Paget <(armayanti# ,99:= ':9
5
1!1.
1.6
M&$,& &)&'+$+#)
':,
.an%angan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan penelitian deskripti6 sederhana !erupa sampling survey ':/ 1!4.
1.
L(#+ ,#) #($ P&)&'+$+#)
':2
Penelitian dilaksanakan pada di Cnstalasi .adiologi .SG* Unpad
?l Sekeloa Selatan No' +andung periode Novem!er-(esem!er ,9'0
212. ,'/
2.1
1!6. 1!. 1!!. 1!9. 190. 191. 192. 193. 194. 195. 196. 19. 19!. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 20. 20!. 209. BAB II 210. TINJAUAN PUSTAKA 211. T+)##) H+&%&&)$+ )ipersementosis salah satu !entuk anomali dari gigi !erikut
ini adalah penjelasan dari pengertian# etiologi# gam!aran klinis#
6
histopatologis#
radiologis#
prevalensi#
diagnosis
!anding#
dan
pera"atan ,'0 215. 2.1.1 P&)*&%$+#) H+&%&&)$+ ,'4 )ipersementosis < !erasal dari kata kata hiper: !erle!ihan semen& sementum osis& penyakit= yang menunjukan kepada suatu deposisi sementum sekunder yang !erle!ihan# dapat ditemukan pada !agian lateral# apikal Atau pada seluruh permukaan akar dari satu atau !e!erapa
gigi
)ipersementosis
kadang
kadang
dise!ut
juga
hyperplasia sementum yang mempunyai arti perkem!angan !erle!ihan dari jaringan yang dise!a!kan oleh peningkatan produksi sel-sel nya < 7onsolaro et al.,,9',= ,'8 Sementum adalah jaringan ikat yang termineralisasi# !aguan dari periodonsium
yang meliputi dentin di akar +erada
diantara ligament periodontal dan dentin Dapisan sementum !er"arna kuning halus dengan kete!elan yang le!ih tipis dari dentin Fungsi dari sementum adalah untuk melindungi akar dan menghu!ungkan akar ke tulang melalui sera!ut kolagen ?aringan sementum terdiri dari 29@ anorganik dan 29@ dari air dan organi%# sama dengan jaringan tulang# matriks organi% sementum terdiri dari tipe ' utama kolagen dan dapar mengalami resorpsi dan neo6ormasi di!a"ah tekanan < 7onsolaro et al.,,9',= ,': Adapun jenis sementum ada empat ma%am yaitu& ' Sementum Primer adalah sementum yang terdapat pada "aktu erupsi gigi , Sementum Sekunder adalah sementum yang ter!entuk sesudah pem!entukan sementum primer
8
/ Sementum 6isiologis adalah lapisan sementum yang ter!entuk karena meningkatnya usia 0 Sementum patologis adalah sementum yang ter!entuk karena
,';
6aktor lokal dan 6aktor umum Pada ke!anyakan k asus h ipersementosis# s ementum yang
!erle!ihan terjadi setelah pem!entukan akar sempurna Karena sementum primer terjadi selama pem!entukan akar dan erupsi gigi dan sementum sekunder setelah sementum primer < 7onsolaro et al.,,9',= ,,9 221. 2.1.2 E$+'*+ H+&%&&)$+ ,,, )ipersementosis dapat terjadi karena dua 6aktor yaitu 6aktor lokal dan
6aktor
umum yang
termasuk 6aktor
lokal
seperti
radang#trauma# dan gigi yang tidak !er6ungsi sedangkan yang termasuk 6aktor umum seperti Penyakit Pagets# akromegali dan penyakit sistemik lainnya ,,/ Cn6lamasi pada apeks akar gigi yang terjadi karena in6eksi pulpa terkadang merangsang pengendapan sementum yang !erle!ihan )al ini tidak terjadi di apeks gigi yang !erhadapan langsung dengan daerah in6lamasi# karena semento!last pada daerah ini telah hilang se!agai aki!at proses in6lamasi Sehingga
!agian
apeks
akar
yang
dipengaruhi
in6lamasi
!erkurang
kemampuannya untuk pem!entukan sementum !aru '#'9 ,,0 Trauma $klusal menye!a!kan resorpsi akar# umumnya resorpsi ini diper!aiki oleh sementum sekunder Per!aikan ini tidak menye!a!kan deposisi sementum sekunder yang !anyak *eskipun demikian sementum yang ter!entuk itu sering tersusun dengan !egitu %epat sehingga menghasilkan hipersementosis ringan Gangguan 6ungsional gigi dalam pengunyahan menunjukan adanya peningkatan sementum# termasuk untuk gigi yang tidak erupsi# imbedded,
9
impacted .angsangan dalam kasus ini dinggap idiopatik Kellner pada tahun ';;'# meneliti gigi geligi yang !erada dalam oklusi dan mem!andingkannya dengan gigi yang sama pada sisi yang !erse!rangan tidak ada gigi antagonisnya dan menemukan pem!entukan sementum le!ih te!al pada gigi yang tidak !er6ungsi' ,,2
Penyakit paget merupakan penyakit skeletal yang meli!atkan
rahang dengan %iri-%iri kerusakan !erat pada jaringan skeletal dan deposisi sementum sekunder dalam jumlah yang !erle!ihan pada akar gigi# serta kehilangan ruang mem!rane periodontal dan lamina dura yang nyata Walaupun peru!ahan tulang merupakan %iri utama penyakit ini# hipersementosis menyeluruh harus selalu diangap suatu kemungkinan adanya penyakit pagets ' 0 '' ,,4 Penyakit Akromegali diaki!arkan adanya hiper6ungsi sel sel eosinophil dalam hipo6isis sehingga terjadi produksi hormone pertem!uhan yang !erle!ihan#
aki!atnya
adalah
elemen-elemen
gigi
dapat
menunjukan
hipersementosis Suatu penelitian pada 2 dari ', penderita akromegali# ditemukan adanya hipersementosis pada satu atau le!ih elemen gigi Pada !e!erapa penyakit sistemik lainnya seperti hipertiroid, hiperpituarism, kalsinosi, arthritisI dan de6isiansi vitamin A juga dapat ditemukan hipersementosi ; ,,8 )ipersementosis dengan etilogi yang tidak
diketahui
atau
penye!a!nya tidak jelas dengan ke%enderunga herediter dapat terjadi !aik pada keadaan yang meli!atkan semua gigi atau satu gigi ' 8 '' ,,: 229. 2.1.3 G##%#) ('+)+ H+&%&&)$+ ,/9 Se%ara klinis hipesementosis tidak mem!erikan tanda-tanda atau gejala yang menunjukan !ah"a gigi terse!ut telah mengalami hipersementosis# karena tidak ada peru!ahan yang tampak di daerah terse!ut yang menandakan
10
kehadirannya Pengujian gigi dalam hal vitalitas# sensitivitas# perkusi atau tes termal tidak mem!erikan
respon
terhadap ada
atau
tidaknya
hipersementosis# *ukosa yang melapisi daerah hipersementosis terlihat normal tanpa adanya 6aktor lain# Ketika gigi dengan hipersementosis di%a!ut# akar terlihat le!ih !esar diameternya dari pada normal dan terdapat apikal yang mem!ulat '2 ,/' 232. ,// ,/0 ,/2 236. 23. 23!. ,/; G##% 2.1 )ipersementosis yang menunjukan ,09 penumpukan di daerah apikal ,0' < 7onsolaro et al.,,9',= ,0, ,0/ Pasien-pasien yang disertai keadaan ini !iasanya dijumpai padai kelompok usia de"asa muda atau usia pertengahan dan usia tua Pada pasien yang le!ih muda tahap a"al dari hipersementosis %enderung !er!entuk seperti spike ( tajam). )al ini terjadi oleh karena adanya deposisi sementum yang irreguler. Pada umumnya hipersementosis dideteksi se"aktu radiogra6 rutin '2 ,00 *enurut .aghoe!ar dkk# hipersementosis pada pasien muda dapat menye!a!kan terlam!atnya erupsi gigi )emer6elt dan .eitan men%atat !ah"a hipersementosis pada pasien muda dapat mempengaruhi pergerakan gigi selama erupsi ,02
11
246. ,08
2.1.4 G##%#) H+$#$#'*+ H+&%&&)$+ )ipersementosis menginduksi per%epatan
dalam
pengendapan lapisan !aru sementum oleh semento!last Sel-sel ini melapisi permukaan akar di antara serat periodontal# yang juga dikenal
se!agai serat Sharpey# yang melekat kolagen sementum Pada permukaan akar semento!last menghasilkan deposisi yang lam!at namun sta!il dari sementum matriks oraganik ke dalam lapisan lamella <7onsolaro et. al,. ,9', ) < Gam!ar ,,= ,0: ,0; ,29 ,2' 252. 253. ,20 G##% 2.2 Aspek .adiogra6i dan mikroskopis dari 255. )ipersementosis <7onsolaro et. al,. ,9', ) ,24 ,28 (alam urutan normal sementum yang pertama d i!entuk adaHah tipe sementum aseluler yang dise!ut sementum primer# kemudian sementum seluler yang dise!ut dengan sementum sekunder Sementum seluler terdiri dari sel-sel sementosit# sedangkan sementum aseluler tidak memiliki sel sementosit Sementum aseluler umumnya menutupi seluruh permukaan akar sedangkan sementum seluler
12
!iasanya ditemukan pada sepertiga apikal dari akar yang menutupi sementum aseluler 25!. Se%ara mikroskopis hipersementosis menujukan suatu keadaan yang khas dimana jumlah sel !erle!ihan dari sementum sekunder atau seluler ditemukan menumpuk se%ara langsung diatas lapisan tipis dari sementum primer (aerah yang terli!at mungkin meliputi seluruh akar atau hanya satu !agian khusus di apikal <7onsolaro et. al,. ,9', )
dan
aseluler
dan
)ipersementosis ,40 265. 2.1.5 G##%#) R#,+*%#-+ /+&%&&)$+ ,44 )ipersementosis aki!at anomali gigi terlihat pada radiogra6i se!agai pem!esaran yang mem!ulat yang dikelilingi oleh mem!rane periodontal yang !erkesinam!ungan dan tidak terputus serta lamina dura yang normal# namun hal ini tidak terjadi pada hipersementosis yang terdapat pada kasus gigi yang terkena nerkrosis pulpa aki!ar in6lamasi dan hipersementosis yang terdapat pada penyakit pagets < White and Pharoah# ,99;= 267.
13
,4:
,4; ,89 ,8' ,8, ,8/ ,80 ,82 ,84 ,88
,8; ,:9
G##% 2.4 )ipersementosis yang Premolar atas ,8:
Adapun
pada
kasus
gigi
dengan
meliputi
nekrosis
gigi
pulpa#
hipersementosis di rangsang oleh in6lamsi periodontal yang kronis# pem!entukan sementum yang !erle!ihan ini dihasilkan oleh in6lamasi yang merusak tulang alveolar dan pem!entukan ini merupakan reaksi perlindun6an dan per!aikan ?enis hipersementosis ini dapat dikenali dengan %epat pada radiogra6# karena terdapat suatu kerusakan dari kontinuitas mem!rane periodontal# lamina dura dan juga !iasanya terdapat destruksi tulang pada !agian periapikal ,:'
14
,:;
,:, ,:/ ,:0 ,:2 ,:4 ,:8 ,:: G#
#% 2.5
)ipersementosis pada gigi dengan nekrosis ,;9 pulpa di premolar kedua < *reo# ,9'2= ,;' ,;, Sedangkan hipersementosis yang terdapat pada penyakit pagets yang meli!atkan rahang# se%ara radiogra6i terlihat adanya kehilangan ruang mem!rane periodontal dan lamina dura di sekeliling hipersementosis $leh karena itu hipersementosis yang dise!a!kan oleh 6aktor lain Pada 6oto radiogra6i hipersementosis ditandai adanya pene!alan sementum dan !entuk akar yang tumpul Akar kehilangan !entuk aslinya yang tajam dan memperlihatkan apeks yang mem!ulat Se%ara umum sulit untuk mem!edakan dentin akar dari sementum primer atau sekunder melalu radiogra6i $leh karena itu diagnosa hipersementosis le!ih ditentukan oleh outline akar
15
295. 296. 29. 29!. 299. 300. 301. 302. 303. 304. 305. 306. 30. 30!. 309. /'9 /'' 312. /'/
G##% 2.6
)ipersementosis pada pasien penyakit Pagets <5enkatesh# ,9''=
)ipersementosis terdiri dari !e!erapa tipe dilhat dari lokasi satu
gigi < Gam!ar ,8= ' (i6us& pada tipe ini deposisi sementum melekat diseluruh permukaan akar gigi# aki!atnya semenntum le!ih te!al dari normal dan le!ih te!al di!andingkan gigi lain
16
". Fokal& nodul sementum yang !erada di salah satu permukaan sisi akar atau superimposed dengan apeks gigi
31. 31!. 319. 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326. 32. 32!. 329. 330. 331. G##% 2. Tipe )ipersementosis Normal# (i6us# Fokal dan shirt //, sleeve cu!! <7onsolaro et. al,. ,9', )
17
333. 334. 335. 336. 33. 33!. 339. 340. 341. 342. /0/
G##% 2.! 344.
)ipersementosis Tipe (i6us <7onsolaro et. al,. ,9', )
"#5. 346. "#$. "#%. 349. /29 351. 352. 353. 354. /22
/24 /28 35!.
G##% )ipersementosis
<7onsolaro et. al,. ,9',=
18
2.9 Tipe 6okal
19
359.
360.
361.
362.
363.
364. 365. 366. 36. 36!. 369. 30. 31. /8,
G##% 2.10 )ipersementosis Tipe Short Sleeve cut <7onsolaro et. al,. ,9', 2.1.6. D+#*)+ B#),+)* H+&%&&)$+ Salah satu gam!aran radiogra6i khas yang
dimiliki
oleh
hipersementosis dan mem!edakan dengan lesi radioopak lainnya adalah !entuk gigi menjadi seperti alat pemukul
ter!a%a
hipersementosis
'=
dengan memiliki
tulang
sekitar
tampilan
jelas=
radioopak
(iagnosis
!anding
periapikal#
!eserta
per!edaannya !erdasarkan gam!aran radiologis# yaitu& Sklerotis osteitis /8/ Gam!aran circumscribed radioopak yang terlihat di !a"ah apeks gigi atau mele!ar ke lateral akar dengan ukuran yang !ervariasi dan akar yang sudah nonvital memiliki irregular margin
20
"$#. /82
,= &ense 'one Island (+C terletak pada apeks gigi# kondisi ini !isa saja mirip dengan
hipersementosis Tidak ada !atas radiolusen di garis tepi lesinyaH lesi radioopak !er!atas langsung dengan tulang normal di sekitarnya# !er!eda dengan hipersementosis yang masih dapat terlihat !atasan tepi radiolusen Pada !e!erapa kasus (+C terletak di periapikal hingga akar gigi sehingga terjadi resorpsi akar Gigi yang paling sering terkena adalah gigi molar pertama mandi!ular (ari semua kondisi# gigi masih vital dan resorpsi tulang akan sem!uh sendiri (+C !iasanya statis tapi kadang-kadang dapat mem!esar# khususnya ketika terdapat pertum!uhan yang akti6 pada rahang /84 3. 2.2 D&)$#' R#,+'*+ /8: .adiologi merupakan suatu %a!ang ilmu yang digunakan untuk melihat !agian tu!uh manusia menggunakan gelom!ang atau pan%aran radiasi# !aik gelom!ang elektromagnetik maupun gelom!ang mekanik (alam dunia kedokteran gigi# radiologi digunakan se!agai pemeriksaan penunjang untuk mem!antu proses penegakan diagnosis yang !iasa dise!ut dental radiologi (ental radiologi juga memiliki peranan penting dalam meren%anakan pera"atan dan mengevaluasi hasil pera"atan Am (ental Asso%iation# ,994= /8; (i dalam dental radiologi terdapat dua metode penyinaran !erdasarkan penempatan 6ilmnya# yaitu intra oral dan ekstra oral Pada teknik intra oral# 6ilm diletakan di dalam rongga mulut pasien selama proses penyinaran Sedangkan pada teknik ekstra oral# 6ilm diletakkan di luar rongga mulut pasien dan !iasanya !er!entuk kaset Salah satu jenis radiogra6i yang paling sering digunakan adalah radiogra6 panoramik
21
/:9
.adiogra6i adalah hasil pem!uatan gam!ar suatu o!yek yang
menggunakan sinar-B (ental radiogra6i tampak se!agai gam!ar hitam dan putih +ila dilihat pada sum!er %ahaya# area paling gelap dari radiogra6 tampak hitam dan daerah yang terang tampak putih Kedua istilah ini digunakan untuk menggam!arkan daerah hitam dan putih dilihat pada dental radiogra6i& radiolusen dan radioopak
juga pantomography
adalah
gam!aran tomogra6i dari struktur "ajah yang meli!atkan lengkung gigi maksila dan mandi!ula dan struktur pendukung disekitarnya
Untuk melakukan suatu interpretasi pada radiogra6 panoramik# ada
!e!erapa tahapan yang harus diperhatikan# yaitu& '= Foto diletakan pada vie"er
22
,= (ia"ali dengan melihat keadaan !agian superior sisi kanan mandi!ula dise!ut %aput kondilus mandi!ula# menyusuri garis !elakang %aput kearah !a"ah menuju %ollum kondilus# turun ke sudut mandi!ula (ilanjutkan ke anterior pada regio simphisis sampai ke arah sudut mandi!ula pada sisi kiri pasien dan naik ke atas kearah %aput kondilus mandi!ula kiri /= 3valuasi pro%esus ygomati%us dan margin struktur jaringan lunak Tampak gam!aran radiopak pada struktur ini# meliputi lidah# !i!ir# palatum lunak# dasar mulut# nasal pharyng# septum nasalis dan %uping telinga 0= Terakhir melihat ada tidaknya super impose pada struktur anatomi normal yang dise!ut ghostEarte6a%t# serta evaluasi gigi-gigi /:: /:; /;9 391. 392. 393. 394. 395. 396. 39. 39!. 399. 400.
23
401. 402. 403. 404. 405. 406.
BAB III
METODE PENELITIAN 40. 40!.
409.
3.1
M&$,& P&)&'+$+#)
0'9
?enis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskripti6# yaitu suatu penelitian dilakukan dengan tujuan utama mem!erikan gam!aran atau deskripsi suatu keadaan tanpa ada perlakuan terhadap o!jek yang diteliti < Kountur# ,998 = .an%angan penelitian ini merupakan penelitian sederhana !erupa sampling survey 0'' 412.
3.2
P'#+ ,#) S#&'
0'/
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh arsip 6oto panoramik
di Cnstalasi .adiologi .umah Sakit Gigi dan *ulut Universitas Padjadjaran yang terdapat )ipersementosis dengan kriteria inklusi& '=
Periode pengam!ilan 6oto pada !ulan ?anuari -(esem!er ,9'0
,=
Pasien usia '4-89 tahun
/=
Gigi yang mengalami hipersementosis merupakan gigi permanen
24
0'0
Sampel penelitian ini adalah arsip 6oto panoramik di
Cnstalasi .adiologi .umah Sakit Gigi dan *ulut Universitas Padjadjaran yang terdapat )ipersementosis #5.
(engan teknik pengam!ilan sampel dilakukan dengan metode
simple random sampling 0'4 41.
3.3
0':
V#%+#&' P&)&'+$+#)
5aria!el
)ipersementosis
yang
diteliti
!erdasarkan
dalam
usia#
jenis
penelitian
ini
adalah
kelamin#
dan
lokasi
menggunakan arsip radiogra6i panoramik digital 419. 420.
3.4
0,' '
D&-+)++ O&%#+)#'
(e6inisi operasional dari penelitian ini adalah
)ipersementosis adalah radiogra6 dari gigi yang memiliki gam!aran lesi radioopak yang mene!al di daerah periapikal atau meluas ke lateral akar# !entuk gigi menjadi seperti alat pemukul
,
dura masih dapat ter!a%a .adiogra6i panoramik adalah teknik yang digunakan untuk mengam!il suatu gam!ar tomogra6i seluruh "ajah 1ang digunakan untuk mendiagnosa lesi hipersementosis 0,, /
Usia atau umur adalah lama "aktu hidup sejak dilahirkan
23
0,/
0
?enis kelamin adalah si6at jasmani atau rohani yang mem!edakan
dua makhluk se!agai "anita dan pria
2
Dokasi adalah daerah gigi terkena hipersementosis Dokasi
terdapatnya hipersementosis pada penelitian ini di!agi sesuai regio gigi# yaitu regio insisi6
3.
#($ ,#) L(#+ P&)&'+$+#)
0,8
Penelitian ini dilakukan pada !ulan $kto!er-Novem!er ,9'2 di
Cnstalasi .adiologi Kedokteran Gigi .umah Sakit Gigi dan *ulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran 0,: 429.
'
3.6
A'#$ ,#) B#/#) P&)&'+$+#)
Unit Komputer# untuk mem!uka perangkat lunak *+a*plus yang di!utuhkan dalam penelitian
,
Perangkat lunak -+a*plus untuk melihat dan mengukur sampel
/
.adiogra6i Panoramik yang tersimpan dalam arsip !agian .adiologi .SG* FKG Unpad# se!agai !ahan yang diteliti
0
7( untuk menyimpan data 2
So6t"are pengolah data <*i%roso6t 3B%el= dan pengolah kata <*i%roso6t Word=
4
Alat tulisH kertas#pensil#penghapus# untuk men%atat data
24
8
Kalkulator scienti!ic se!agai alat untuk menghitung data 0/9 431. 432.
3.
P%&,% P&)&'+$+#)
0// Prosedur penelitian yang harus dilakukan adalah& ' *em!uka arsip radiogra6 tanggal ' ?anuari ,9'0 sampai /' (esem!er ,9'0 di komputer ruang Cnstalasi Kedokteran Gigi .SG* Unpad dengan menggunakan aplikasi -pa* , Kumpulkan radiogra6 sesuai dengan kriteria sampel / *elakukan penilaian atau veri6ikasi terhadap sampel Sampel dapat dinyatakan se!agai hipersementosis apa!ila telah dinilai oleh tiga orang yang terdiri dari peneliti# satu orang residen Sp.KG Cnstalasi .adiologi .SG* FKG Unpad# dan satu orang konsulen# serta disetujui oleh minimal dua orang 0 *engumpulkan data dan menyusun semua sampel ke dalam ta!el penelitian Ta!el terse!ut memiliki in6ormasi se!agai !erikut& '= .ahang yang terdapat hipersementosis& maksila atau mandi!ular# kemudian di!edakan lagi sesuai gigi yang terkena# yaitu insisi6# kaninus# premolar# atau molar *asing-masing gigi di!edakan !erdasarkan sisi kiri atau kanan ,= ?enis kelamin pasien& pria atau "anita /= Usia pasien& di!edakan sesuai pem!agian kelompok usia <'= '4-,2 tahun atau kelompok remaja <,= ,4-02 tahun atau kelompok de"asa = 04-89 tahun atau kelompok lanjut usia 2 Pengolahan data !erdasarkan ta!el penelitian (ata dianalisis dengan statistika sederhana untuk mendapatkan mean dan modus# lalu ditampilkan dalam !entuk ta!el dan gra6ik 25
4 Pem!uatan simpulan setelah didapatkan hasil analisis data 434. 435. Mengumpulkan sampel sesuaikriteria
436. 437.
Melakukan penilaian terhadap sampel
3.1 D+#*%#
Alur Penglahan data Mengumpulkan data sampel dan memasukkan ke Simpulan
penelitian
0/: 439.
3.!
A)#'++ P&)&'+$+#)
009
(ata dikumpulkan dan diklasi6ikasikan !erdasarkan jenis kelamin
26
444. 445.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 446.
008 44!.
4.1
H#+' P&)&'+$+#)
00;
Penelitian ini dilakukan di Cnstalasi .adiologi Kedokteran Gigi
.umah Sakit Gigi dan *ulut Universitas Padjadjaran dengan tujuan mendapatkan gam!aran hipersementosis di Cnstalasi .adiologi .SG* Unpad !erdasarkan radiogra6 panoramik pada !ulan ?anuari hingga (esem!er ,9'0 dimana jumlah populasi yang didapat se!anyak 42 kasus hipersementosis 029
)asil pengamatan yang dilakukan terhadap populasi dan sampel
menunjukan prevalensi terjadinya hipersementosis pada pasien yang melakukan 6oto rontgen di Cnstalasi .adiologi .SG* Unpad 02' 02, 02/
020 022 456. 45.
27
45!. 459. 049
G##% 4.1 )ipersementosis pada Gigi *olar Ketiga dan Gigi Kaninus pada .ahang Atas +a"ah kiri < Arsip Cnstalasi .adiologi Kedokteran Gigi .SG* Unpad# ,9'0=
461. 462. 04/
4.1.1
D#$# H#+' P&)&'+$+#) (ata hasil penelitian
mengenai
hipersementosis
!erdasarkan radiogra6 panoramik di Cnstalasi .adiologi .SG* Unpad pada periode ?anuari hingga (esem!er ,9'0 didapatkan populasi se!anyak 42 radiogra6 dengan gam!aran hipersementosis dari ,/:4 radiogra6 panoramik yang diteliti (ata terse!ut menunjukan !ah"a seluruh populasi dapat me"akili sampel 040 Karakteristik data radiogra6 dengan hipersementosis periapikal dapat dilihat pada ta!el 0' 042 466. T#&' 4.1 K#%#($&%+$+( S#&' H+&%&&)$+ ,+ I)$#'#+ 46. R#,+'*+ RSGM U)#, 46!. 04;
.adiogra6 Panoramik
089
08' Daki-Daki 08, Perempuan 08/ Usia '4-,2 tahun 080 Usia ,4-02 tahun 082 Usia 04-89 tahun 4!1. 482. 0:/
084 088 08: 08; 0:9
?umlah /' /0 2 ,4 /'
Ta!el 0' menunjukan !ah"a dari 42 radiogra6 panoramik dengan
hipersementosis /' diantaranya merupakan pasien laki-laki dan /0 kasus pada perempuan +erdasarkan rentang usia# pasien dengan rentang ',-,2 tahun !erjumlah 2 kasus # rentang ,4-02 !erjumlah ,4 kasus dan rentang usia 04-42L /' kasus 4!4. 4!5.
4.1.2
D+$%++ H+&%&&)$+ B&%,##%(#) U+#
28
0:4
(ata hasil penelitian mengenai prevalensi hipersementosis l
!erdasarkan radiogra6 panoramik periode ?anuari -(esem!er ,9'0 dilihat dari rentang usia tersaji pada ta!el 0, 0:8 0:: T#&' 4.2 D+$%++ K# /+&%&&)$+ B&%,##%(#) R&)$#)* U+# 0:; 490. 491. 492.
K&'( U+# 7$#/)8
0;8
50!. 2'' 2', 2'/
493. J '#/ P#+&) 494. 7% #)*8
495. P&%&) $#& 496. 78
Usia '4-,2
0;:
2
0;;
8#4 @
299 29' Usia ,4-02
29,
,4
29/
09 @
290 292 Usia 04-89
294
/0
298
2,@
509.
65
T$#'
510.
100
Ta!el 0, menunjukkan !ah"a dari 42 pasien yang mengalami
hipersementosis # 2 kasus terjadi pada rentang usia '4-,2 tahun <0;#0@= # ,4 kasus terjadi pada rentang usia ,4-02 <29#49@= dan /' kasus terjadi pada rentang usia 04-42 tahun 2'0 515. 4.1.3 2'4
D+$%++ H+&%&&)$+ B&%,##%(#) J&)+ K&'#+) (ata hasil penelitian mengenai pasien dengan
hipersementosis
2':
pada
arsip
radiogra6i
panoramik
tahun
,9'0
!erdasarkan kelompok jenis kelamin 2'8 T#&' 4.3 D+$%+ H+&%&&)$+ B&%,##%(#) J&)+ K&'#+)
2'; 520. J&)+ K&'#+)
521. J'#/ #+&) 7%#)*8
29
522. P&%&)$#& 78
2,/
Pria
2,0
/'
2,2
08#8 @
2,4
Wanita
2,8
/0
2,:
2,#/ @
529.
T$#'
530.
65
531.
100
2/, 2//
Ta!el 0/ menunjukkan !ah"a dari 42 pasien yang mengalami
hipersementosis# /' kasus terjadi pada pria <08#8@= dan /0 kasus < 2,#/@= terjadi pada "anita 2/0 535. 536. 4.1.4 2/8
P#+&) ,&)*#) H+&%&&)$+ B&%,##%(#) L(#+
(ata hasil penelitian mengenai pasien dengan hipersementosis
pada arsip radiogra6i panoramik tahun ,9'0 di .SG* Unpad !erdasarkan lokasi gigi yang terkena hipersementosis disajikan pada ta!el dan diagram !erikut 53!. 539.
T#&' 4.4
540.
L(#+
200 .ahang Atas
J'#/ H+&%&&)$+ &%,##%(#) L(#+ 541. J'#/ H+&%&&)$ + 202 ,,
542. 543.
P&%&)$#& 78
204
,2 @
208 .ahang 20: 44 20; 82 @ +a"ah 550. T$#' 551. !! 552. 100 22/ 220 Ta!el 0/ menunjukkan jumlah hipersementosis rahang atas dan rahang !a"ah ?umlah hipersementosis pada rahang atas se!anyak ,, kasus sementara pada rahang !a"ah se!anyak 44 kasus 222
T#&' 4.1 D+$%++ H+&%&&)$+ L(#+ #,# R#/#)* A$#
30
B&%,##%(#)
556.
L(#+
22;
Cnsisi6
248
282
2:/
Kaninus
Premolar
*olar
55.
J'#/
55!.
T$#'
24,
'
289
,
28:
9
2:4
';
594.
22
249
Kanan
24'
'
240
Kiri
242
9
24:
Kanan
24;
9
28,
Kiri
28/
,
284
Kanan
288
9
2:9
Kiri
2:'
9
2:0
Kanan
2:2
;
2::
Kiri
2:;
'9
591.
M#(+'#
592.
593.
2;2 2;4
Ta!el 00 menunjukkan kasus hipersementosis pada rahang atas#
yakni ' kasus pada regio insisi6
31
59!.
T#&' 4.2 J'#/ /+&%&&)$+ B&%,##%(#) L(#+ #,# R#/#)* B#:#/ #,#
599. 600.
L(#+
49/
Cnsisi6
4''
4';
4,8
635. #
4/; 409
Kaninus
Premolar
*olar
M#),+'
601.
J'#/
602.
T$#'
494
'
4'0
,
4,,
/
4/9
49
63!.
66
490
Kanan
492
9
49:
Kiri
49;
'
4',
Kanan
4'/
,
4'4
Kiri
4'8
9
4,9
Kanan
4,'
,
4,0
Kiri
4,2
'
4,:
Kanan
4,;
,8
4/,
Kiri
4//
//
636.
63.
Ta!el 02 menunjukkan kasus hipersementosis pada rahang !a"ah#
yakni ' kasus pada regio insisi6
Penelitian ini !ertujuan untuk melakukan pengamatan terhadap
6rekuensi kejadian hipersementosis di Cnstalasi .adiologi Kedokteran Gigi# .umah Sakit Gigi dan *ulut Universitas Padjadjaran <.SG* Unpad= Pengamatan dilakukan terhadap arsip radiogra6 panoramik digital periode ?anuari ,9'0- (esem!er ,9'0# sehingga didapatkan sampel sejumlah 42 yang kemudian
32
dikelompokkan !erdasarkan usia# jenis kelamin# dan lokasi gigi yang terkena hipersementosis 400
?umlah kejadian dan persentase hipersementosis !erdasarkan usia
dapat dilihat pada Ta!el 0, ?umlah pasien dengan hipersementosis men%apai pun%ak pada kelompok lanjut usia dan semakin menam!ah seiring meningkatnya usia pada ta!el terse!ut )ipersementosis paling !anyak ditemukan pada kelompok lanjut usia <04-89 tahun= dengan persentase 2,#/ @ hampir dari setengah sampel .ata-rata usia dari 42 sampel terse!ut adalah 04#0 dan usia paling !anyak ditemui adalah usia 2, tahun )asil penelitian terse!ut tidak jauh !er!eda dengan pernyataan )ureler et al <,990= !ah"a hipersementosis paling !anyak ditemukan pada kelompok usia rata-rata 2; tahun Mander <,998= juga menyatakan !ah"a hipersementosis paling !anyak ditemui di kelompok usia dekade keempat# kelima keenam# kemungkinan dise!a!kan karena kete!alan sementum akar !ertam!ah se%ara kontinu dan selama !ertahun-tahun dan pertam!ahan pada !agian apikal !isa tiga kali lipat terutama pada usia 09-89 tahun keatas # sehingga menye!a!kan hipersementosis le!ih !anyak ditemukan pada kelompok usia yang telah memiliki gigi-gigi terse!ut 402
Kelompok usia yang paling sedikit memiliki hipersementosis
adalah kelompok usia remaja < '4-,2= dengan
persentase 2@ diikuti oleh
kelompok de"asa <,4-02 tahun= dengan persentase 09@
)ipersementosis
ditemukan sedikit pada kelompok usia remaja karena sementum di apikal pada orang muda le!ih tipis di!anding sementum pada orang tua# sehingga ke%il kemungkinan terjadinya hipersementosis< 7onsolaro et al# ,9',= *eskipun
33
demikian# kelompok usia remaja dapat terjadi hipersementosis dengan gigi yang mengalami gangguan 6ungsional gigi dalam pengunyahan# trauma oklusal dan in6lamasi
)asil penelitian yang dilakukan oleh Kosi!o"orn%hai di Thailand
<,99:= mengenai distri!usi hipersementosis dise!utkan !ah"a pasien yang terkena hipersementosis tidak menunjukan adanya per!edaan antara
pasien
"anita dan pria (engan porsi '&'# namun terdapat per!edaan hasil distri!usi hipersementosis !erdasarkan jenis kelamin yang dilakukan di suatu rumah sakit di German dengan mengevaluasi radiogra6i panoramik !ah"a ditemukan dari :99 6oto panoramik terdapat '' pasien terkena hipersementosis dengan jumlah '9 "anita dan ' pria# meskipun demikian tidak dapat disimpulkan se%ara mutlak !ah"a hipersementosis pada "anita le!ih !anyak terjadi di!andingkan pada lakilaki# hal ini karena !erdasarkan hasil penelitian jumlah perempuan dan laki-laki yang datang ke Cnstalasi .adiologi .SG* Unpad untuk melakukan 6oto panoramik tidak proporsional atau tidak seim!ang sehingga untuk mendapatkan per!andingannya perlu dilakukan penelitian le!ih lanjut dengan perhitungan jumlah proporsi yang seim!ang antara laki-laki dan perempuan Pada kasus hipersementosis yang peniliti lakukan prevalensi "anita <2,#/@=
le!ih !esar
daripada pria <08#8@= namun per!edaan tidak menunjukan hasil yang jauh !er!eda 408
Ta!el
00
menunjukan
!erdasarkan
lokasi
terjadinya
!ah"a
hipersementosis
34
distri!usi
hipersementosis
menunjukan
hasil
!ah"a
hipersementosis !anyak terjadi di rahang !a"ah dengan presentase 82@ # sesuai dengan penilitian se!elumnya yang dilakukan di rumah sakit German pada tahun oleh +urklein et al. pada tahun ,9', !ah"a hipersementosis %enderung terjadi , kali le!ih !anyak di temukan di rahang !a"ah dengan gigi molar dan premolar merupakan gigi yang paling sering terdapat hipersementosis )al ini ditunjukan pada ta!el 02 !ah"a molar pada rahang !a"ah < ;9#;= hampir '99@ (alam se!uah studi dari ,,999 pasien dengan umur sekitar
0, tahun # terdapat
prevalensi hipersementosis '#8 @ dengan adanya ke%enderungan mengalami peningkatan pada molar dan premolar mandi!ula setelah di!andingkan dengan terjadinya hipersementosis di maksila serta jarang ditemukan pada gigi kaninus dan insisi6 < Warrier# ,9'0= )al ini !isa dise!a!kan karena pada gigi posterior memiliki permukaan oklusal yang !er!eda dengan gigi anterior# dimana gigi posterior memiliki pit dan !issure yang le!ih dalam di!andingkan gigi anterior sehingga sisa makanan sulit untuk di!ersihkan Selain itu# regio posterior juga merupakan daerah yang sulit untuk dijangkau termasuk saat pem!ersihan Sehingga sulit untuk memonitor ke!ersihan gigi regio posterior dan peluang untuk terjadinya in6eksi akan semakin !esar 40:
Penelitian ini adalah penelitian pertama yang pernah dilakukan di
.SG* Unpad untuk mengetahui prevalensi hipersementosis $leh karena itu penelitian terhadap hipersementosis !erdasarkan radiogra6 panoramik ini memiliki kele!ihan dan kekurangan Kele!ihan dari penelitian ini yaitu populasi yang digunakan merupakan data radiogra6 panoramik sehingga data yang didapat merupakan data yang %ukup signi6ikan untuk menghitung prevalensi suatu kasus
35
karena radiogra6 panoramik merupakan radiogra6 yang paling sering digunakan untuk mendeteksi keadaan gigi geligi Peneliti juga !erdiskusi dengan residen dan konsulen di !agian radiologi yang telah !erpengalaman dalam mem!uat radiodiagnosis untuk menentukan populasi yang termasuk ke dalam sampel penelitian 40;
Selain itu# penelitian ini memiliki kelemahan dari segi populasi
yang tergolong a%ak# !aik dari segi jenis kelamin maupun usia pasien
(an
penelitian ini menunjukkan prevalensi hanya pada tahun ,9'0 saja# sehingga tidak dapat digeneralisir untuk mengetahui prevalensi pada tahun !erikutnya 429
Terlepas dari kekurangan terse!ut# penelitian ini diharapkan dapat
menjadi dasar untuk melakukan penelitian le!ih lanjut mengenai hipersementosis di !er!agai "ilayah di Cndonesia# dengan populasi proporsional !aik dari dari segi jenis kelamin# usia# maupun lokasi 651. 652.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
653. 654. 655.
5.1
S+'#)
424
Gam!aran )ipersementosis !erdasarkan radiogra6 panoramik di
Cnstalasi .adiologi .SG* Unpad periode ?anuari-(esem!er ,9'0 menunjukkan jumlah se!anyak 42 kasus hipersementosis dan le!ih !anyak ditemukan pada kelompok lanjut usia <04-89= rata-rata usia 20 dengan jenis kelamin "anita pada molar !a"ah
36
65. 65!.
5.2
S#%#)
42;
'
(iperlukan adanya penelitian pada periode "aktu yang
le!ih panjang untuk mendapatkan data yang le!ih valid mengenai prevalensi hipersementosis !erdasarkan radiogra6 panoramik di Cnstalasi .adiologi .SG* Unpad 449 44'
,
(iperlukan
adanya
penelitian
le!ih
lanjut
mengenai
hu!ungan antara jenis kelamin# usia# dan lokasi terhadap insidensi terjadinya hipersementosis 44,
44/ 664. 665. 666. 66. 66!.
DAFTAR PUSTAKA
669. 670.
48' Allen 7 * H ?3# +ouuot ,99, ral / 0a*illo!acial 2th ed Philadelphia& Saunders 48, 48/ +rklein S H S# ?ansen ,9', occurrence o! hypercementosis in a 1erman population. ?ournal o6 3ndodonthi%s vol/:<,=& '4'9-'4', 480 482 7arrana# FA et al ,9'2 arran-as linical +eriodontology 2th ed StDouis# *issouri & 3lsevier 484 488 (armayanti ,99: Tinjauan +er!agai )ipersementosis pada Foto .ontgen Skripsi# *edan& FKG USU
37