B. Bahan kimia korosif/iritant (corrosive substances) Dalam laborartorium bahan kimia korosif dapat merusak: - Logam Logam seperti seperti asam sulfat, asam klorida dan asam nitrat - kulit kulit, menimbulkan kerusakan berupa rangsangan atau iritasi. - Bagian tubuh ang lembab atau berlendir, seperti mata dan saluran pernafasan
Bila kita terkena !at ang bersifat korosif sangat tergantung dengan keadaan "sik dan kelarutan !at. #kibat ang ditimbulkan bila terkena !at korosif dapat berupa: - efek setempat (primer) , contohna asam sulfat dan asam trikloroasetat($%#) dapat menimbulkan luka setempat. - efek sistemik (sekunder), contohna asam sul"da tidak hana peradangan pada saluran pernafasan tetapi &uga sampai pada paruparu
'. Bahan
korosif cair
Dapat menimbulkan iritasi setempat sebagai akibat reaksi langsung dengan kulit, proses pelarutan atau denaturasi protein pada kulit atau akibat gangguan kesetimbangan membran dan tekanan osmosa pada kulit. engaruh iritasi akan bergantung pada konsentrasi dan lamana kontak dengan kulit . %ontoh asam sulfat pekat dapat menimbulkan luka ang sukar dipulihkan. %ontoh bahan korosif cair: #sam mineral: #sam nitrat *+ elarut +rganik: #sam ulfat + etroleum #sam 0lorida %l idrokarbon terklorinasi #sam 1orida 2 0arbon disul"da #sam posfat + $erpentin #sam +rganik: #sam formiat %++ #sam #setat %%++ #sam monokloroasetat %%l%++
3paa menghindari bahan korosif cair adalah: 4enghindari kontak dengan tubuh, seperti menggunakan alat proteksi: sarungtangan, kacamata pelindung/alat pelindung muka, masker dan &as laboratorium 0 ang dilakukan menemprot menemprot atau mencuci dengan air ang cukup banak pada bagian ang terkena bahan kimia korosif, kemudian ba5a kerumah sakit untuk tindakan selan&utna.
. Bahan korosif padat 6ritasi ang ditimbulkan oleh !at padat korosif amat bergantung pada kelarutan !at pada kulit ang lembab. enebab iritasi adalah ifat korosif dan panas ang ditimbulkan akibat proses pelarutan %ontoh !at padat korosif Basa: *atrium hidroksida *a+ 0alium hidroksida 0+ *atrium ilikat *a.+.7i+. #monium karbonat (* /).%+, %a%. 0alsium karbida 0alsium sianida %a(%*). #sam: %%l,%++ $ricloroasetat $ricloroasetat %%l Lain-lain: 2enol %89+ *a *atrium 0alium 0 ospor erak nitrat #g*+,
3paa menghindari bahan korosif padat adalah: 4enghindari kontak dengan tubuh, seperti menggunakan alat proteksi: sarungtangan, kacamata pelindung/alat pelindung muka, masker dan &as laboratorium 0 ang dilakukan menemprot menemprot atau mencuci dengan air ang cukup banak bila perlu pakai sabun pada bagian ang terkena bahan kimia korosif, kemudian ba5a kerumah sakit untuk tindakan selan&utna.
. Bahan korosif gas Bentuk #, merupakan ang paling bahaa dibandingkan dibandingkan dengan bentuk padat dan cair, karena ang diserang adalah saluran pernafasan. as sangat peka terhada permukaan ang lembab atau berlendir %ontoh serangan gas pada saluran pernafasan: - gas amonia bila terserap akan menebabkan pembengkakan pada bagian atas saluran pernafasan bisa &uga menimbulkan kematian. - gas fosgen (%+%L) meskipun meskipun sedikit terisap tetapi dapat menebabkan kecelakaan fatal karena dapat merusak sel udara (alveoli) dalam paru-paru. - gas klor mempunai mempunai sifat bahaa diantara amonia dan fosgen
;enis 6ritasi terhadap besar kecilna kelarutan dan daerah serangan pernafasan adalah: #mat larut, dengan daerah serangan pada bagian atas saluran pernafasan * #sam #setat %%++ #monia * #sam 0lorida %l ulfurklorida %L #sam 2lorida 2 $ionil 0lorida +%l 2ormaldehida %+ ulfuril klorida + %l 0elarutan sedang, efek pada saluran pernafasan bagian atas dan g lebih dalam (Bronchin) Belerang +ksida + #rsen #rsen triklorida #s%l 0lor %l osfor triklorida %l Brom Br ospor penta klorida %l 9
0elarutan kecil, tetapi efekna pada alat pernafasan bagian dalam +!on + *itrogen +ksida *+ 2osgen %+%l Lain-lain, efek iritasi oleh mekanisme bukan pelarutan #krolein %%%+ Dikloroetilsul"da (%%%l) Diklorometileter +(%%l) 0loropikrin %%l*+ Dimetilsulfat (%)+ 0elompok terakhir ini merupakan keanehan bila dibanding dengan tiga kelompok sebelumna. %ontohna akrolein dan dimetilsulfat sedikit larut dalam air tetapi ternata amat iritan terhadap mata dan saluran pernafasan bagian atas. 0arena sifatna ang aneh kelompok terakhir ini harus hati-hati.
3paa menghindari bahan korosif gas adalah: 4enghindari kontak dengan tubuh , seperti menggunakan alat proteksi: masker adalah mutlak disamping itu proteksi mata (kaca mata pelindung) dan kulit (sarung tangan dan &as laboratorium)
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (flammable substances) Kemugkinan laboratorium kimia terbakar disebabkan oleh: - Penggunaan listrik - Pemanas - Bahan kimia mudah terbakar Untuk dapat menghindari terjadinya kebakaran yang besar perlu diperhatikan hal-hal sbb: - Proses terjadinya kebakaran - Jenis bahan kimia yang terbakar - Cara penanggulangan kebakaran
Proses kebakaran atau terjadinya api P
A = = Bahan berupa uap atau gas pd kost. tertentu P = Panas atau energi yg ukup utk memulai pembakaran !
A
= "ksigen yang ukup
!
#umber penyalaan dapat ditimbulkan dari: api terbuka $besar atau keil% &ogam bersuhu tinggi $permukaan panas' (unae' o)en% *eaksi eksotermis &onatan listrik dsb #edangkan bahan kimia yang mudah terbakar banyak terdapat dalam laboratorium
Jenis-jenis bahan kimia mudah terbakar
+ilaboratorium di golongkan menjadi , golongan a. Padat : belerang' belerang' pos(or merah dan kuning' hidrida logam' logam alkali dan lain-lain b. Cair : eter' eter' alkohol' metanol' n-heksana' benena' aseton' pentana dsb . as : hidrogen' hidrogen' asetilen dsb Pada umumnya at air lebih mudah terbakar dari pada at padat' dan at gas lebih mudah terbakar daripada at air. /etapi at padat bubuk halus lebih mudah terbakar daridapa at at air dan sama seperti gas.
-
Pelarut "rganik
Pelarut organik seperti eter' alkohol' aseton' benena dan heksana sering dipakai pd proses ekstraksi. 0at-at tersebut dapat menghasilkan uap sehingga dapat memungkinkan terjadinya kebakaran. Uap pelarut organik dapat berdi(usi sejauh , mater dari titik api sehingga pelarut organik dapat menyambarnya. Uap pelarut organik pada suhu tertentu dapat terbakar dengan sendirinya $auto ignition% meskipun tidak ada nyala api.
#i(at-si(at pelarut organik yang menentukan mudah tidaknya terbakar' yakni:
-
/itik nyala $(lash Point%' adalah suhu dimana suatu airan menghasilkan uap yang dapat membentuk ampuran dengan udara yang dapat terbakar pada permukaan airan. Cairan dengan titik nyala diba1ah 23 C$453 6% disebut mudah terbakar terbakar $(lammable li7uid% seperti eter' aseton' benene dsb o
-
o
#uhu bakar $ignition temperature% adalah adalah suhu minimum suatu at yang diperlukan agar at tersebut dapat terbakar tanpa bantuan energi dari luar. 8ter dan arbon disul(ida mempunyai suhu bakar rendah' yakni 493 C dan 433 C' ini menunjukkan eter dan arbon disul(ida disul(ida dapat dapat terbakar dengan sendirinya pada suhu tersebut. o
o
-
+aerah konsentrasi mudah terbakar $(lammable range%' adalah daerah konsentrasi dimana diba1ah dan diatas konsentrasi tersebut uap tidak dapat terbakar' semakin lebar daerah konsentrasi tersebut semakin besar kemungkinan bahaya untuk terbakar.
-
/itik didih' adalah suhu dimana tekanan uap at tersebut sama dengan tekanan luar. #emakin rendah titik didih at semakin banyak uap terbentuk diatas permukaan semakin besar kemungkinan dapat terbakar.
-
Berat jenis uap relati( terhadap udara' memenetukan keendrungan gerakan uap dalam udara. BJ uap udara maka uap bergerak di lapisan ba1ah dan sebaliknya BJ uap ;; udara maka uap akan berada di lapisan atas.
-
Berat jenis airan relati( terhadap air' menunjukkan dapat tidaknya kebakaran pelarut organik dapat disiram dengan air. P" dgn BJ BJ air dapat disiram dgn air bila terjadi kebakaran sebaliknya P" dgn BJ ;; BJ air bila disiram dgn air bila terjadi kebakaran akan menyababkan api menjadi merata dan bertambah besar.