Bahasa Arab Dasar Nahwu Sharaf
Nahwu adalah ilmu untuk mengetahui hukum akhir dari suatu kata. Contoh: Sharaf adalah ilmu tentang perubahan suatu kata. Contoh:
Al-Harfu (Huruf)
A. Huruf Mabany (Huruf Hijaiyah) Huruf Mabany (Huruf Hijaiyah) Hijaiyah) adalah huruf yang digunakan untuk menyusun suatu kata. Huruf mabany terbagi menjadi 2: 1. Huruf „Illah. Huruf „Illah ada 3 huruf yaitu: 2. Huruf Shahih. Huruf Shahih adalah seluruh huruf hijaiyah selain selain
1
Bahasa Arab Dasar B. Huruf Ma’any Huruf Ma‟any adalah huruf-huruf yang mempunyai makna. Huruf ma‟any terbagi menjadi menjadi beberapa macam, diantaranya: diantaranya: 1. Huruf Jar, yaitu huruf yang membuat kata setelahnya secara umum berharokat akhir kasrah. Diantara huruf-huruf jar adalah:
2. Huruf Athaf, yaitu huruf yang digunakan untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata yang lain. Diantara huruf-huruf athaf adalah:
Kalimah
Al-Kalimah Al-Kalimah (kata) adalah lafaz yang mempunyai makna.
A. Isim. Isim adalah kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut tidak terikat dengan waktu. Contoh: B. Fi’il. Fi’il. Fi‟il adalah kata yang menunjukkan menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu. Contoh: C. Huruf. Huruf adalah Kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain. Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma‟any .
2
Bahasa Arab Dasar
Beda Isim dan Fi'il
(Perbedaan antara Isim dan Fi‟il) Ciri-ciri Isim:
:
}
22
: }
}
1
:
2
:
}
42
{: . {: . {: . {: .
.1 .2 .3 .4
Ciri-ciri Ciri-ciri Fi’il:
} {: . } { : .) ( } {: . 4: {: .
0 7
1
:
:
}
:
.1 .2 .3 .4
Catatan Perbedaan Isim dan Fi’il: 1. Huruf tidak ada ciri khusus. Untuk mengetahuinya harus dihafal. 2. Suatu kata sudah cukup dikatakan sebagai isim atau fi‟il apabila telah menerima salah satu dari tanda di atas. 3. Pada ciri isim, antara tanda “tanwin” dan “alif lam” tidak akan pernah bertemu. 4. Untuk fi‟il, seringkali ciri-cirinya ciri -cirinya tidak disebutkan. Cara praktis untuk mengetahuinya adalah dengan menghafal ciri isim dan menghafal macam-macam huruf. Apabila tidak termasuk isim maupun huruf berarti dia termasuk fi‟il.
3
Bahasa Arab Dasar
Idhafah
Idhafah adalah bentuk penyandaran antara satu kata dengan kata yang lain. Contoh:
= =
= =
: :
Ketentuan Umum: 1. Mudhaf tidak boleh ditanwin. 2. Mudhaf ilaih biasanya berharokat akhir kasrah. 3. Mudhaf dan mudhaf ilaih kedua-duanya merupakan isim.
Jumlah Mufidah
/ Jumlah mufidah adalah susunan kata yang dapat memberikan faedah yang sempurna. Contoh:
Adapun susunan kata yang tidak memberikan faedah yang sempurna tidak dinamakan sebagai Jumlah Mufidah. Contoh:
4
Bahasa Arab Dasar
Jumlah ismiyah adalah jumlah yang diawali dengan isim. Contoh: Jumlah fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi‟il . Contoh:
Syibhul Jumlah
Syibhul jumlah adalah rangkaian kata yang mirip dengan jumlah.
Zharaf adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat. Contoh:
= = 5
Bahasa Arab Dasar Isim yang terletak setelah huruf jar dan zharaf maka secara umum berharokat akhir kasrah (Isim Majrur). Contoh:
– – Isim Mufrad, Mutsanna dan Jamak
(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Jumlah Bilangannya)
1. Isim Mufrad adalah Isim yang jumlah bilangannya satu. Contoh: (Seorang mukmin) (Seorang kafir) 2. Isim Mutsanna adalah Isim yang jumlah bilangannya dua. Contoh:
/
(Dua orang mukmin)
/
(Dua orang kafir) 6
Bahasa Arab Dasar Cara pembentukan isim mutsanna Dengan menambahkan huruf alif dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufradnya.
/ + Contoh:
/
<=
/
<=
/ + / +
3. Isim Jamak adalah Isim yang jumlah bilangannya lebih dari dua. Isim Jamak terbagi menjadi 3: a. Jamak Mudzakkar Salim Jamak yang dibentuk dari isim mufradnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-laki. Contoh:
/
(Para laki-laki mukmin)
/
(Para laki-laki kafir)
Cara pembentukan Jamak Mudzakkar Salim adalah dengan menambahkan wawu dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufradnya.
/ + Contoh:
/ /
<= <=
/ + / +
Ketentuan isim agar dapat dibentuk menjadi jamak mudzakkar salim: 1. Nama orang. Contoh:
/
2. Sifat. 7
-
#
/
-
Bahasa Arab Dasar
a. Mengikuti wazan (pola)
.
Contoh:
b. Mengikuti wazan (pola)
.
Contoh:
c. Mengikuti wazan (pola)
.
Contoh:
d. Mengikuti wazan (pola)
.
Contoh:
e. Mengikuti wazan (pola)
.
Contoh:
b. Jamak Muannats Salim Jamak yang dibentuk dari isim mufradnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis perempuan. Contoh: ( Para perempuan mu‟min) (Para perempuan kafir) Cara pembentukan isim jamak muannats salim
+) ( x
Contoh: <= <=
+ +
<= <=
×) ×)
c. Jamak Taksir Jamak yang berubah dari bentuk mufradnya. Contoh: <= <= <=
8
) )
Bahasa Arab Dasar
<= Isim Mudzakkar dan Muannats
(Pembagian Isim ditinjau dari segi jenisnya)
1. Isim Mudzakkar adalah isim yang menunjukkan jenis laki-laki. a. Isim Mudzakkar Haqiqi, yaitu isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin laki-laki. Contoh:
(Seorang siswa laki-laki),
(Seekor singa jantan).
b. Isim Mudzakkar Majazi, yaitu isim yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin laki-laki berdasarkan kesepakatan orang arab. Contoh:
(Sebuah rumah),
(Bulan).
2. Isim Muannats adalah isim yang menunjukkan jenis perempuan. a. Isim Muannats Haqiqi, yaitu isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin perempuan. Contoh:
(Seorang pengajar perempuan),
(Seekor kucing
betina) b. Isim Muannats Majazi, yaitu isim yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin perempuan berdasarkan kesepakatan orang arab. Contoh:
(Sebuah perkampungan),
Tanda-Tanda Isim Muannats Diantaranya: 1. Isim yang diakhiri dengan ta‟ marbuthoh. 9
(Matahari).
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
(Sekolah),
perempuan),
(Peci),
(Seorang pengajar
(Perempuan muslimah).
2. Nama orang perempuan. Contoh:
(Maryam),
(Zainab).
3. Isim yang khusus untuk perempuan. Contoh:
(Ibu),
(Orang yang menyusui).
4. Nama negara atau kota. Contoh:
(Indonesia),
(Jogjakarta).
5. Nama anggota badan yang berpasangan. Contoh:
(Mata),
(Tangan).
6. Jamak taksir. Contoh:
(Buku-buku),
(Golongan-golongan).
Catatan: Nama orang laki-laki, walaupun diakhiri dengan ta‟ marbuthoh tetap dikatakan sebagai isim mudzakkar. Contoh :
(Usamah),
(Mu‟awiyah).
Isim Ma'rifat dan Nakirah
(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Kejelasannya)
10
Bahasa Arab Dasar 1. Isim Nakirah. penunjukannya. Contoh:
Nakirah
adalah
(Seorang muslim),
2. Isim Ma’rifat. penunjukannya. Contoh:
Isim
Isim
yang
belum
jelas
(Buku seorang mahasiswa).
Ma‟rifat
(Umar),
isim
adalah
isim
yang
sudah
jelas
(Buku Muhammad)
Macam-macam isim ma’rifat
– – – b. Isim Isyaroh (kata penunjuk). Contoh: c. Isim Maushul (kata sambung). Contoh: – – d. Isim „Alam (nama orang). Contoh: – e. Isim yang ada alif dan lam. Contoh: a. Dhamir (kata ganti orang). Contoh:
-
f. Isim yang disandarkan pada isim ma‟rifat yang lain. Contoh:
Catatan: 1. Isim Nakirah biasanya mempunyai harokat akhir yang bertanwin. Contoh:
–
2. Nama orang walaupun bertanwin tetap dikatakan sebagai isim ma‟rifat dan bukan sebagai isim nakirah. Contoh:
–
3. Apabila suatu isim disandarkan pada isim nakirah, maka dia adalah isim nakirah. Namun apabila disandarkan pada isim ma‟rifat, maka dia adalah juga sebagai isim ma‟rifat. Contoh:
-
Pembagian Isim Ditinjau Dari Sisi Bangunan Akhirnya
(Pembagian Isim Ditinjau dari Sisi Bangunan Akhirnya)
11
Bahasa Arab Dasar
A. Isim Ghairu Shahih Akhir 1. Isim Maqshur. Isim Maqsur adalah isim yang diakhiri dengan huruf alif lazimah. Alif lazimah adalah huruf alif yang senantiasa melekat di akhir dari suatu kata. Alif lazimah terkadang tertulis dengan huruf ya‟, akan tetapi dalam pengucapannya tetap dibaca sebagai huruf alif. Contoh:
(Petunjuk),
(Remaja),
(Tongkat).
2. Isim Manqush. Isim Manqush adalah isim yang diakhiri dengan huruf ya‟ lazimah dan huruf sebelumnya berharokat kasrah. Contoh:
(Pemberi petunjuk),
(Hakim),
(Penyeru).
3. Isim Mamdud. Isim Mamdud adalah isim yang diakhiri dengan huruf hamzah dan sebelumnya berupa alif za‟idah (tambahan). Contoh:
(Padang pasir),
(Langit),
(Permulaan).
B. Isim Shahih Akhir Isim Shahih Akhir adalah semua isim yang tidak masuk dalam kategori Isim Maqshur, Manqush ataupun Mamdud. Contoh:
(Kuda),
(Keledai),
(Baju)
Catatan: 1. Jika isim mamdud berupa isim jamak, maka ia tidak boleh ditanwin. 2. Jika isim mamdud merupakan isim muannats, maka ia tidak boleh ditanwin. 12
Bahasa Arab Dasar 3. Semua isim yang diakhiri dengan huruf-huruf shahih (kecuali hamzah) maka dia adalah isim shahih akhir.
Dhamir (Kata Ganti Orang)
(Kata Ganti Orang)
A. Dhamir Munfashil. Dhamir Munfashil penulisannya terpisah dengan kata yang lain.
Pembacaan Tabel
13
adalah
dhamir
yang
Bahasa Arab Dasar
= Dia (Seorang laki-laki), = Mereka (Para lelaki),
= Mereka (Dua orang laki-laki/perempuan), = Kamu (Seorang laki-laki),
= Kalian (Para
lelaki), dst. Contoh:
(Dia adalah seorang Ustadz),
(Aku adalah seorang
muslim). B. Dhamir Muttashil. Dhamir Muttashil adalah dhamir yang penulisannya bersambung dengan kata yang lain.
Pembacaan Tabel = Bukunya (Buku milik laki-laki itu), milik para perempuan itu),
= Buku mereka (Buku
= Buku kami, dst.
C. Dhamir Mustatir. Dhamir Mustatir adalah dhamir yang tidak tertulis dalam kalimat akan tetapi tersembunyi dalam suatu kata. Akan datang penjelasannya, insyaAllah …
Isim Ghairul Munsharif
/ (Isim Ghairul Munsharif) Isim Ghairul Munsharif adalah isim yang tidak boleh ditanwin dan dikasrah. Contoh:
– –
– 14
Bahasa Arab Dasar Syarat-syarat isim ghairul munsharif: 1. Tidak sebagai mudhaf (disandarkan pada isim yang lain).
,
Contoh:
Apabila isim ghairul munsharif ini sebagai mudhaf, maka batal hukumnya. Contoh: 2. Terbebas dari alif dan lam.
,
Contoh:
Apabila isim ghairul munsharif ini memakai alif dan lam, maka batal hukumnya. Contoh: Kelompok isim yang masuk dalam kategori ghairul munsharif 1. Bentuk jamak yang berpola Contoh:
(shighoh muntahal Jumu‟ ).
–
2. Isim maqshur yang berjenis muannats. Contoh: 3. Isim mamdud yang berjenis muannats. Contoh: 4. Nama perempuan. Contoh: 5. Nama yang berpola
. Contoh:
– –
– –
6. Nama yang diakhiri dengan tambahan alif dan nun
7. Nama orang asing (selain arab) / nama ajam. Contoh:
. Contoh:
–
–
Catatan: 1. Isim maqshur yang bukan kelompok muannats, maka tidak termasuk isim ghairul munsharif. Contoh:
–
2. Semua nama orang yang diakhiri dengan ta marbuthoh maka dia ghairul munsharif walaupun digunakan untuk nama orang laki-laki. Contoh:
– 15
Bahasa Arab Dasar 3. Nama negara dan kota dikategorikan sebagai nama perempuan sehingga temasuk kelompok ghairul munsharif. Contoh:
Isim Isyaroh dan Isim Maushul
(Kata Penunjuk)
(Kata Sambung/Penghubung)
16
–
Bahasa Arab Dasar Isim Mu’rab Dan Isim Mabni
(Isim Mu’rab dan Isim Mabni) 1. Isim Mu’rab. Isim mu‟rab adalah isim yang dapat berubah keadaan akhirnya disebabkan oleh adanya perbedaan letak (posisi) dalam suatu kalimat. Contoh:
(Buku itu baru),
(Aku membaca buku
itu), (Di dalam buku itu terdapat kisah-kisah).
a. Isim Marfu‟ . Isim marfu‟ adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat dhammah. Contoh:
–
–
b. Isim Manshub. Isim manshub adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat fathah. Contoh:
–
–
c. Isim Majrur. Isim majrur adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat kasrah. Contoh:
–
–
2. Isim Mabni. Isim mabni adalah isim yang keadaan akhirnya tidak mengalami perubahan walaupun diletakkan pada posisi yang berbeda dalam suatu kalimat.
17
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
(Ini baru),
(Aku membaca ini),
(Di
dalam ini terdapat kisah-kisah). Macam-Macam Isim Mabni a. b. c. d. e.
.
- – . Contoh: – – – – . Contoh: – – . Contoh: . Contoh: - –
Contoh:
Catatan: 1. Dhammah merupakan ciri pokok isim marfu‟, fathah merupakan ciri pokok isim manshub, dan kasrah merupakan ciri pokok isim majrur. 2. Ada beberapa kelompok isim yang perubahan keadaan akhirnya tidak ditandai dengan perubahan harokat, akan tetapi dengan perubahan huruf. Contoh:
(Marfu‟),
(Manshub),
(Majrur).
Asmaul Khamsah
(Isim-Isim Yang Lima) (Marfu‟) (Manshub) (Majrur)
–
–
– –
–
–
–
–
– –
Ciri-Ciri I’rabnya Isim
(Ciri-Ciri I’rabnya Isim)
18
– –
Bahasa Arab Dasar
Pembagian Fi'il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya
(Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya)
1. Fi’il Madhi. Fi‟il madhi adalah fi‟il yang menunjukkan kejadian pada waktu lampau. Contoh: (Telah memerintah),
(Telah menciptakan),
(Telah keluar),
(Telah makan).
2. Fi’il Mudhari’. Fi‟il mudhari‟ adalah fi‟il yang menunjukkan kejadian pada waktu sekarang atau akan datang. Contoh: mencipta),
(Sedang/akan keluar),
(Sedang/akan makan). 19
(Sedang/akan
(Sedang/akan memerintah),
Bahasa Arab Dasar 3. Fi’il Amr. Fi‟il amr adalah fi‟il yang digunakan untuk menuntut terjadinya sesuatu pada waktu setelah pengucapan (kata kerja perintah). Contoh:
(Masuklah),
(Keluarlah),
(Duduklah),
(Angkatlah).
Tashrif Lughawi Fi'il Madhi
Tashrif Lughawi Tashrif lughawi adalah perubahan fi‟il bersama dengan dhamirnya. 1. Tashrif lughawi untuk fi’il madhi.
Pembacaan Tabel : Dia (seorang laki-laki) telah menulis. : Mereka (dua orang laki-laki) telah menulis. : Mereka (para lelaki) telah menulis. : Dia (seorang perempuan) telah menulis. : Mereka (dua orang perempuan) telah menulis. dst.. 20
Bahasa Arab Dasar
Contoh tashrif lughawi untuk fi’il
Silakan dicoba:
(Duduk),
(Membunuh),
(Minum).
2. Tashrif lughawi untuk fi’il mudhari’
Pembacaan Tabel : Dia (seorang laki-laki) sedang/akan menulis. : Mereka (dua orang laki-laki) sedang/akan menulis. : Mereka (para lelaki) sedang/akan menulis. : Dia (seorang perempuan) sedang/akan menulis.
21
Bahasa Arab Dasar
: Mereka (dua orang perempuan) sedang/akan menulis, dst.. Contoh tashrif lughawi untuk fi’il
Silakan dicoba:
(Duduk),
(Membunuh),
(Minum).
3. Tasrif lughawi untuk fi’il amr
Contoh tashrif lughawi untuk fi’il
Silakan dicoba:
(Duduklah),
Huruf Mudhara’ah
22
(Bunuhlah),
(Minumlah).
Bahasa Arab Dasar
Huruf Mudhara’ah Harful Mudhara‟ah adalah huruf yang menjadi ciri khas dari fi‟il mudhari‟ .
– – –
Huruf Mudhara‟ah ini berupa huruf
di singkat
Pembagian Fi'il Ditinjau Dari Pelakunya
(Pembagian Fi’il Ditinjau dari Pelakunya)
1. Fi’il Ma’lum. Fi‟il ma‟lum adalah fi‟il yang disebutkan pelakunya (kata kerja aktif). Contoh: (Ali telah memukul anjing). (Panglima itu telah membunuh musuh). (Hasan telah belajar ilmu nahwu). (Muhammad sedang menulis pelajaran). (Zaid sedang membuka pintu). 23
Bahasa Arab Dasar
(Para hadirin sedang mendengarkan dengan seksama diskusi itu).
2. Fi’il Majhul. Fi‟il majhul adalah fi‟il yang yang tidak disebutkan pelakunya (kata kerja pasif). Contoh: (Anjing telah dipukul).
(Musuh itu telah dibunuh). (Ilmu Nahwu telah dipelajari). (Pelajaran sedang ditulis). (Pintu sedang dibuka). (Diskusi itu didengarkan dengan seksama).
Pembentukan Fi'il Majhul
(Pembentukan Fi’il Majhul) Fi‟il majhul dibentuk dari fi‟il ma‟lumnya. Cara Pembentukan Fi‟il Maj hul Dari Fi‟il Ma‟lum adalah sebagai berikut: 1. Fi’il Madhi. Di-kasrah huruf sebelum terakhir dan di-dhammah semua huruf yang berharokat sebelumnya. Contoh:
=>
,
=>
,
=>
2. Fi’il Mudhari’. Di-fathah huruf sebelum terakhir dan di-dhammah huruf pertamanya. Contoh:
=>
,
=>
,
=>
Catatan: Apabila pada fi‟il madhi terdapat huruf yang disukun, maka pada saat pembentukan fi‟il majhul tidak boleh dijadikan dhammah dan tetap harus disukun. Contoh:
=>
24
Bahasa Arab Dasar
Pembagian Fi'il Di Tinjau Dari Objeknya
(Pembagian Fi’il Ditinjau dari Objeknya)
1. Fi’il Lazim. Fi‟il lazim adalah fi‟il yang tidak membutuhkan adanya objek (kata kerja intransitif). Contoh:
(Zaid berdiri),
(Muhammad telah hadir),
(Ali duduk). 2. Fi’il Muta’addi. Fi‟il muta‟addi adalah fi‟il yang membutuhkan adanya objek (kata kerja transitif). Contoh:
(Zaid memahami pelajaran),
(Muhammad minum madu),
(Ali makan roti).
Cara Membuat Fi’il Muta’addi a. Dibuat mengikuti wazan (pola)
. Contoh:
=>
,
=>
b. Dibuat mengikuti wazan (pola)
. Contoh:
=>
,
=>
Fi'il Mu’rab Dan Fi'il Mabni
(Fi’il Mu’rab dan Fi’il Mabni) 1. Fi’il Mu’rab. Fi‟il mu‟rab adalah fi‟il yang dapat berubah keadaan akhirnya karena adanya perbedaan letak dalam suatu kalimat. Contoh: (Muhammad mencatat pelajaran). (Muhammad tidak akan mencatat pelajaran). 25
Bahasa Arab Dasar
(Muhammad tidak mencatat pelajaran).
a. Fi’il
Marfu’.
Fi‟il
marfu‟
adalah
fi‟il
yang
mempunyai ciri pokok dhammah. Contoh:
–
keadaan
akhirnya
–
b. Fi’il Manshub. Fi‟il manshub adalah fi‟il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok fathah. Contoh:
-
–
c. Fi’il Majzum. Fi‟il majzum adalah fi‟il yang keadaan akhirnya
-
mempunyai ciri pokok sukun. Contoh:
–
2. Fi’il Mabni. Fi‟il mabni adalah fi‟il yang keadaan akhirnya selalu tetap dan tidak mengalami perubahan Kelompok Fi’il Mabni a. Fi’il Madhi. Contoh: itu),
(Muhammad telah menulis surat (Muhammad tidak menulis surat itu).
b. Fi’il Amr. Contoh:
(Tulislah pelajaran ini),
(Wahai saudaraku tulislah pelajaran ini). c. Fi’il Mudhari’ yang bersambung dengan nun niswah atau dengan nun taukid. - Nun niswah adalah nun yang terdapat dalam suatu fi‟il untuk menunjukkan jenis perempuan yang keadaannya berharokat fathah. Pada fi‟il mudhari‟, nun niswah terdapat pada fi‟il dan
. Contoh:
(Para muslimah sedang
menulis surat), -
Para muslimah tidak akan
menulis surat). Nun taukid adalah huruf nun yang bersambung dengan suatu fi‟il yang berfungsi sebagai penguat makna fi‟il. Contoh: (Apakah kamu benar-benar mendengar adzan?), (Apakah kamu benar-benar tidak mendengar adzan?). 26
Bahasa Arab Dasar Catatan: I‟rab suatu kata ada 4 macam, yaitu rafa‟ , nashab, jar, dan jazam. Untuk isim hanya terdiri dari i‟rab rafa‟ , nashab dan jar serta tidak ada i‟rab jazam. Untuk fi‟il hanya terdiri dari i‟rab rafa‟ , nashab dan jazam serta tidak ada i‟rab jar. 2. Semua fi‟il mudhari‟ adalah termasuk fi‟il mu‟rab, kecuali apabila bersambung dengan nun niswah atau nun taukid . 1.
Pembagian Fi'il Mudhori'
(Pembagian Fi’il Mudhari’)
1. Fi’il Shahih Akhir. Fi‟il shahih akhir adalah fi‟il yang diakhiri dengan huruf-huruf shahih. Contoh:
(masuk),
(keluar),
(membaca). 2. Fi’il Mu’tal Akhir. Fi‟il mu‟tal akhir adalah fi‟il yang diakhiri dengan huruf-huruf „illat. Fi‟il mu‟tal akhir terbagi menjadi 3: a. Mu’tal Alif . Contoh: b. Mu’tal Wawu. Contoh: c. Mu’tal ya’. Contoh:
(meridhai),
(melarang).
(menyeru/berdo‟a), (melempar),
3. Fi’il Al-Af’alul Khamsah
27
(berzina).
(berperang).
Bahasa Arab Dasar Fi‟il al-af‟alul khamsah adalah fi‟il yang diakhiri dengan huruf „illat dan nun. Perhatikan tabel tashrif fi‟il mudhari‟ berikut:
Dari tashrif diatas, terlihat bahwa fi‟il yang diakhiri dengan huruf „illat dan nun adalah:
,
,
,
,
.
Kelima fi‟il ini dikenal dengan nama Al-Af’alul Khamsah (Fi‟il-fi‟il yang Lima). Ciri-Ciri I’rab Fi'il
(Ciri-Ciri I’rabnya fi’il)
Catatan: Asal I‟rab dari suatu fi‟il adalah marfu‟. Fi‟il ini menjadi berubah I‟rab nya manakala ada sesuatu yang menyebabkannya menjadi manshub ataupun
28
Bahasa Arab Dasar majzum. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan I‟rab dari suatu fi‟il dikenal dengan nama „amil . Amil-Amil Pada Fi'il
(Amil-amil pada Fi’il)
1. Al-Adawatun Nashibah. Al-Adawatun Nashibah adalah alat-alat yang digunakan untuk menashabkan fi‟il. Macam-macam alat penashab: a.
. Contoh:
b.
. Contoh:
c.
. Contoh:
d.
. Contoh:
(Aku ingin pergi ke masjid). (Tidak akan sukses orang yang malas). (Jika demikian, engkau akan sukses). (Bersungguh-sungguhlah saudaraku,
agar engkau sukses). e.
. Contoh:
(Angkatlah suaramu, agar mereka
dapat mendengar). f.
. Contoh:
(Seorang muslim tidak akan
mencemooh saudaranya). g.
. Contoh:
(Janganlah kalian ngobrol hingga
pelajaran selesai!). 2. Al-Adawatul Jazimah. Al-Adawatul Jazimah adalah alat-alat yang digunakan untuk menjazamkan fi‟il. Macam-macam alat penjazam: a. Alat penjazam yang menjazamkan satu fi’il. Kelompok penjazam satu fi‟il
29
Bahasa Arab Dasar
1.
. Contoh:
2.
. Contoh:
3.
. Contoh:
(Zaid tidak hadir dalam kajian). (mereka belum hadir).
(Apakah kamu tidak tahu
bahwa bahasa arab itu sangat berfaedah?). . Contoh:
4.
(Hendaklah tuan rumah itu
menghormati tamunya). . Contoh:
5.
(Janganlah kalian menyembah
patung-patung!). b. Alat penjazam yang menjazamkan dua fi’il Kelompok penjazam dua fi‟il 1.
. Contoh:
(Jika engkau bersungguh-sungguh
niscaya engkau akan sukses). 2.
. Contoh:
(Barangsiapa yang menanam, ia akan
menuai). 3.
. Contoh:
(Amalan apa saja yang engkau
lakukan, niscaya ia akan dicatat). 4.
. Contoh:
(Buku apa saja yang engkau
baca, tentulah ia akan bermanfaat). 5.
. Contoh:
(Kapan saja engkau kembali, aku akan
kembali). 6.
. Contoh:
(Kapan saja Muhammad pergi,
saya akan pergi). 7.
. Contoh:
(Kemana saja engkau melarikan diri,
akan kutangkap). 8.
. Contoh:
(Kemana saja engkau pergi, aku akan
ikut). 9.
. Contoh:
(Bagaimana saja engkau duduk,
begitulah aku akan duduk). 10.
. Contoh:
engkau akan diberi pahala). Macam-Macam Laa
30
(Ayat apa saja yang engkau baca,
Bahasa Arab Dasar
(Macam-macam )
1. Laa Nahiyah. Laa nahiyah adalah huruf melarang (diartikan janganlah ). menjazamkan fi‟il mudhari‟ .
Ciri
yang berfungsi untuk
dari
laa
nahiyah
adalah
Contoh: (Janganlah kamu begurau!). (Janganlah kalian berdua masuk!). (Janganlah kalian semua bermain!). 2. Laa Nafiyah. Laa nafiyah adalah huruf menafikan (diartikan tidak ). menjazamkan fi‟il mudhari‟ .
Ciri
dari
yang berfungsi untuk laa
nafiyah adalah
Contoh: (Kamu tidak begurau). (Kalian berdua tidak masuk). (Kalian semua tidak bermain). Macam-Macam Lam
(Macam-macam Macam-macam 1.
lam )
lam :
. Contoh:
(Buku ini milik seorang mu‟min). (Buku ini milik dua orang mu‟min). 31
tidak
Bahasa Arab Dasar
(Buku ini milik orang-orang mu‟min). 2.
. Contoh:
(Kamu diciptakan agar kamu menyembah Allah). (Kalian berdua diciptakan agar kalian berdua menyembah Allah). (Kalian semua diciptakan agar kalian semua menyembah Allah).
3.
. Contoh:
(Tidaklah seorang muslim itu akan minum khomar). (Tidaklah dua orang muslim itu akan saling mendengki). (Tidaklah orang-orang muslim itu akan meninggalkan shalat).
4.
. Contoh:
(Hendaklah ia masuk ke masjid). (Hendaklah mereka berdua masuk ke masjid). (Hendaklah mereka semua masuk ke masjid).
5.
. Contoh:
(Sungguh ia akan masuk masjid). (Sungguh mereka berdua akan masuk masjid). (Sungguh mereka semua akan masuk masjid).
Marfu'atul Asma
(Keadaan Dirafa’kannya Isim-Isim) Kelompok Marfu‟atul Asma„ ada tujuh: 1.
4.
2.
5.
3.
6. 32
Bahasa Arab Dasar
7.
Fa'il
(Fa’il) Fa‟il adalah isim marfu‟ yang terletak menunjukkan pelaku dari suatu pekerjaan. Contoh:
setelah
fi‟il
ma‟lum
untuk
(Ali telah memukul anjing). (Muhammad sedang menulis pelajaran).
Ketentuan-Ketentuan Fa’il: 1. Fa‟il adalah isim yang marfu‟ . Contoh:
(Zaid menolong Muhammad).
adalah sebagai
fa‟ilnya karena dia merupakan isim yang marfu‟ ,
bukan
sebagai fa‟il karena dia manshub.
(Laki-laki itu pergi ke pasar).
adalah
sebagai fai‟ilnya karena dia merupakan isim yang marfu‟ ,
bukan sebagai fa‟il karena dia majrur. 2. Fa‟il harus diletakkan setelah fi‟il. Apabila ada isim marfu‟ yang terletak di depan /sebelum fi‟il maka dia bukan fa‟il. Contoh:
(Muhammad sedang menulis pelajaran). bukan sebagai fa‟il. Hal ini karena ia terletak di depan fi‟il . Fa‟ilnya adalah berupa dhamir mustatir yang terdapat pada fi‟il yang taqdirnya adalah
.
3. Fi‟il yang dipakai adalah fi‟il ma‟lum. Apabila ada isim mar‟fu‟ yang terletak setelah fi‟il majhul, maka ia bukan sebagai fa‟il. Contoh:
(Ali dipukul).
bukanlah sebagai fa‟il karena fi‟il yang
dipakai adalah fi‟il majhul.
33
Bahasa Arab Dasar 4. Fi‟il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrad. Contoh:
(Seorang muslim itu menulis pelajaran). (Dua orang muslim itu menulis pelajaran). (Orang-orang muslim itu menulis pelajaran).
5. Bila fa‟ilnya mudzakkar, maka fi‟ilnya mufrad mudzakkar. Bila failnya muannats maka fi‟ilnya mufrad muannats. Contoh:
(Muhammad telah minum susu). (Maryam telah minum susu). (Muhammad sedang minum susu). (Maryam sedang minum susu).
Catatan Fa’il: 1. Fa‟il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi‟ilnya. Contoh:
(Mahasiswa itu telah pulang dari kampus). (Ali memukul anjing).
2. Apabila fa‟il tidak terletak secara langsung di belakang fi‟ilnya, maka untuk fa‟il yang muannats, fi‟ilnya boleh berbentuk mufrad muannats atau mufrad mudzakkar. Contoh:
atau:
3. Apabila fa‟ilnya berupa jamak taksir, maka fi‟ilnya boleh berbentuk mufrad mudzakkar atau mufrad muannats. Contoh:
atau:
Macam-Macam Fail
(Macam-Macam Fa’il)
34
Bahasa Arab Dasar
1. Fa‟il yang berupa isim mu‟rab. Contoh: 2. Fa‟il yang berupa isim mabni. Contoh:
Mengenal Fa’il Yang Berbentuk Dhamir 1. Fi’il Madhi
: Fa‟ilnya
adalah
: Fa‟ilnya adalah ta‟ .
dhamir
mustatir
: Fa‟ilnya adalah ta‟ .
yang taqdirnya
.
: Fa‟ilnya adalah ta‟ .
: Fa‟ilnya adalah alif . :
Fa‟ilnya
adalah
: Fa‟ilnya adalah ta‟ .
wawu.
: Fa‟ilnya adalah ta‟ .
: Fa‟ilnya
adalah
dhamir
mustatir
yang taqdirnya
: Fa‟ilnya adalah ta‟ .
.
: Fa‟ilnya adalah ta‟ .
: Fa‟ilnya adalah alif .
: Fa‟ilnya adalah .
: Fa‟ilnya adalah nun.
35
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
. Fa‟il dari kalimat ini adalah dhamir mustatir yang taqdirnya
. . Fa‟il dari kalimat ini adalah wawu. . Fa‟il dari kalimat ini adalah ta‟ .
2. Fi’il Mudhari’
:
Fa‟ilnya
adalah
mustatir
yang
dhamir
: Fa‟ilnya adalah wawu.
taqdirnya
.
: Fa‟ilnya adalah ya‟ .
: Fa‟ilnya adalah alif .
: Fa‟ilnya adalah alif.
: Fa‟ilnya adalah wawu.
: Fa‟ilnya adalah nun.
: Fa‟ilnya
: Fa‟ilnya
mustatir
adalah yang
dhamir taqdirnya
mustatir
.
yang
dhamir taqdirnya
.
: Fa‟ilnya adalah alif .
: Fa‟ilnya mustatir
: Fa‟ilnya adalah nun. : Fa‟ilnya
adalah
adalah
mustatir taqdirnya
.
dhamir .
: Fa‟ilnya adalah alif .
36
adalah yang
dhamir taqdirnya
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
. Fa‟il dari kalimat ini adalah dhamir mustatir yang taqdirnya
. . Fa‟il dari kalimat ini adalah nun. . Fa‟il dari kalimat ini adalah dhamir mustatir yang
taqdirnya adalah
.
3. Fi’il Amr
: Fa‟ilnya adalah dhamir
: Fa‟ilnya adalah ya‟ .
mustatir yang taqdirnya
: Fa‟ilnya adalah alif . : Fa‟ilnya adalah nun.
:
Fa‟ilnya adalah alif . : Fa‟ilnya adalah wawu.
Contoh:
. Fa‟il dari kalimat ini adalah dhamir mustatir yang taqdirnya adalah
.
. Fa‟il dari kalimat ini adalah wawu. . Fa‟il dari kalimat ini adalah nun. Catatan Macam Fa’il:
1. Alif yang berfungsi sebagai fa‟il dinamakan alif itsnain (
)
2. Wawu yang berfungsi sebagai fa‟il dinamakan wawu jama‟ah ( 3. Nun yang berfungsi sebagai fa‟il dinamakan nun niswah ( 4. Ta‟ yang berfungsi sebagai fa‟il dinamakan ta‟ fa‟il (
) )
5. Ya‟ yang berfungsi sebagi fa‟il dinamakan ya mukhathabah (
37
)
)
Bahasa Arab Dasar Naibul Fa'il
(Naibul Fa’il) Naibul fa’il adalah isim marfu‟ yang terletak setelah fi‟il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan. Contoh:
(Anjing itu telah dipukul). (Pelajaran sedang ditulis).
Ketentuan-ketentuan naibul fa’il: 1. Naibul fa‟il merupakan isim marfu‟. Asal dari na‟ibul fa‟il adalah sebagai obyek (maf‟ul bih) yang mempunyai i‟rab nashab. Tatkala failnya dihapus, maka maf‟ul bih menggantikan posisi fa‟il yang mempunyai i‟rab rafa‟ . Contoh:
(Zaid menolong Muhammad), Tatkala fa‟ilnya dihapus, menjadi:
(Muhammad ditolong).
2. Naibul fa‟il harus diletakkan setelah fi‟il. Apabila ada isim marfu‟ yang terletak di depan/sebelum fi‟il maka dia bukan naibul fa‟il. Contoh:
(Muhammad ditolong).
bukan naibul fa‟il. Hal
ini karena ia terletak di depan fi‟il. Naibul fa‟ilnya adalah berupa dhamir mustatir yang terdapat pada fi‟il
yang taqdirnya
adalah 3. Fi‟il yang dipakai adalah fi‟il majhul. Contoh:
(Muhammad menyembelih sapi).
bukan
sebagai na‟ibul fail karena fi‟il yang dipakai bukan fi‟il majhul. 4. Fi‟il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrad. Contoh:
(Seorang kafir itu telah dibunuh). (Dua orang kafir itu telah dibunuh). (Orang-orang kafir itu telah dibunuh).
5. Bila naibul fa‟ilnya mudzakkar, maka fi‟ilnya mufrad mudzakkar. Bila naibul failnya muannats maka fi‟ilnya mufrad muannats.
38
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
,
,
,
6. Apabila susunan sebelum fa‟ilnya dihapus menpunyai dua maf‟ul bih (obyek), maka setelah failnya dihapus, maf‟ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf‟ul bih. Contoh:
(Muhammad memberi orang fakir itu makanan). Tatkala fa‟ilnya dihapus, maka fi‟ilnya harus dirubah menjadi bentuk majhul. Kemudian maf‟ul bih pertama ( yaitu ) berubah menjadi naibul fail, sehingga i‟rabnya menjadi rafa‟. Adapun maf‟ul bih kedua (yaitu
) tetap manshub
sebagai maf‟ul bih. Maka kalimat majhul-nya menjadi (Orang fakir itu diberi makanan).
Catatan Na’ibul Fa’il: 1. Ketentuan na‟ibul fa‟il mirip dengan ketentuan yang ada pada fa‟il. 2. Naibul fa‟il tidak harus terletak secara langsung di belakang fi‟ilnya. Contoh:
(Pencuri itu ditangkap di jalan).
3. Apabila na‟ibul fa‟il tidak terletak secara langsung di belakang fi‟ilnya, maka untuk na‟ibul fa‟il yang muannats, fi‟ilnya boleh mufrad muannats atau mufrad mudzakkar. Contoh:
(Maryam ditolong di dalam kelas), atau (Maryam ditolong didalam kelas).
4. Apabila na‟ibul fa‟ilnya berupa jamak taksir, maka fi‟ilnya boleh berbentuk mufrad mudzakkar atau mufrad muannats. Contoh:
(Para ustadz ditanya), atau
(Para ustadz
ditanya). 5. Terkadang, na‟ibul fa‟il berupa isim mabni. Contoh:
(Telah ditangkap orang yang mencuri uang). (Pintu ini dibuka). (Orang kafir itu dibunuh).
39
Bahasa Arab Dasar
(Orang itu dinikahi). (Mereka dipukul).
Mubtada Khabar
(Mubtada’ dan Khabar) Mubtada’ adalah isim marfu‟ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek). Khabar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada‟ (Prediket). Contoh:
(Muhammad adalah seorang dokter),
(Ustadz
itu sakit).
Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khabar: 1. Mubtada‟ dan khabar merupakan isim-isim marfu‟ . Contoh:
(Anak itu rajin), pandai),
(Bapakmu adalah orang yang
(Hakim itu adil).
2. Mubtada‟ dan khabar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya. Contoh:
(Seorang muslim itu hadir). (Dua orang muslim itu hadir). (Orang-orang muslim itu hadir).
3. Mubtada‟ dan khabar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya. Contoh:
(Orang muslim itu sholeh). (Orang muslimah itu sholihah).
40
Bahasa Arab Dasar
(Para lelaki mu‟min itu orang yang bersungguhsungguh). (Para perempuan mu‟min itu orang yang bersungguh-sungguh).
Macam-macam Mubtada
(Macam-Macam Mubtada’)
1. Mubtada’ yang berupa isim mu’rab Contoh:
(Allah Maha Mengetahui). (Dua anak laki-laki itu orang yang bersungguhsungguh). (Umar adalah seorang yang adil).
2. Mubtada’ yang berupa isim mabni Contoh:
(Buku ini baru). (Dia seorang yang bersungguh-sungguh). (Saya seorang mahasiswa).
Macam-Macam Khabar
(Macam-Macam Khabar) 41
Bahasa Arab Dasar
1. Khabar Mufrad. Khabar mufrad adalah khabar yang bukan berupa jumlah maupun syibhul jumlah. Contoh:
(Seorang pekerja itu hadir). (Dua orang pekerja itu hadir). (Para pekerja itu hadir).
2. Khabar Murakkab. Khabar murakkab adalah khabar yang berupa jumlah atau syibhul jumlah. a. Khabar yang berupa jumlah 1. Jumlah Ismiyah Contoh:
(Anak laki-laki itu bukunya baru). (Anak laki-laki itu bapaknya hadir). (Sekolahan itu pengajarnya telah hadir).
2. Jumlah Fi’liyah Contoh:
(Anak itu telah hadir bapaknya). (Seorang pengajar itu telah hadir). (Para pengajar itu telah hadir).
b. Khabar yang berupa syibhul jumlah 1. Jar dan Majrur Contoh:
(Muhammad di dalam rumah). (Buku itu di atas meja).
2. Dzaraf dan Mudhaf ilaih Contoh:
(Muhammad di depan rumah). (Kucing itu di bawah meja).
Catatan Mubtada Khabar: 1. Susunan mubtada‟ dan khabar membentuk jumlah ismiyah, sedangkan susunan fi‟il dan fa‟il membentuk jumlah fi‟ liyah.
42
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
(Jumlah ismiyah). (Jumlah fi‟liyah).
2. Apabila khabar berupa jumlah fi‟liyah yang fa‟ilnya berupa dhamir, maka harus mengikuti mubtada‟nya dari sisi bilangan dan jenisnya.
,
Contoh:
,
,
3. Terkadang letak khabar didahulukan daripada mubtada‟. Khabar ini dinamakan khabar muqaddam ( mubtada‟ muakhkhar (
) dan mubtada‟nya dinamakan
).
,
Contoh:
4. I‟rab dari khabar yang berbentuk murakkab adalah fi mahalli rof‟in ( ).
Isim Kana dan Saudari-Saudarinya
(Isim Kaana dan Saudaranya) Kaana dan saudari-saudarinya merupakan fi‟il-fi‟il yang masuk pada susunan mubtada‟ dan khabar sehingga merafa‟kan mubtada‟ dan menashabkan khabar. Mubtada‟ yang telah dirafa‟ kan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Kaana. Khabar yang telah dinashabkan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khabar Kaana. Contoh:
: :
Isim Kaana
43
Bahasa Arab Dasar
1. Isim Kaana yang berupa isim mu‟rab.
,
Contoh:
,
,
2. Isim Kaana yang berupa isim mabni.
,
Contoh:
,
,
:
Contoh:
: : Saudari-Saudari 1.
– Contoh:
Kaana:
– –
–
(Untuk menunjukkan waktu).
(Anak itu tidur di malam hari).
44
Bahasa Arab Dasar
2.
(Untuk penafian). Contoh:
3.
(Kesuksesan itu tidaklah mudah).
(Untuk menunjukkan terjadinya perubahan). Contoh:
4.
(Muhammad telah menjadi seorang pemuda).
(Untuk menunjukkan jeda waktu). Contoh:
(Jangan keluar selama hari masih hujan).
–
5.
–
–
(Untuk
menunjukkan
adanya
kesinambungan). Contoh:
(Pencuri itu senantiasa membuat resah).
Khabar Kaana
(Macam-Macam Khabar
1. Khabar
Kaana )
Kaana yang
berbentuk mufrad.
Kaana yang
berbentuk murakkab.
Contoh: 2. Khabar Contoh:
Catatan Kana: 1. Apabila isim kaana berupa isim mu‟rab, maka kaana selalu dalam bentuk mufradnya walaupun isim kaana tersebut berupa isim mutsanna atau jamak. 45
Bahasa Arab Dasar
,
Contoh:
,
2. Apabila isim kaana berupa isim mabni yang berupa dhamir, maka kaana ditashrif sesuai dengan dhamirnya. Contoh:
: : :
3. I‟rab dari khabar kaana yang berbentuk murakkab adalah fii mahalli nashbin (
)
Khabar Inna dan Saudari-Saudarinya
(Khabar Inna dan Saudaranya) Inna dan saudari-saudarinya merupakan huruf yang masuk pada susunan mubtada dan khabar, sehingga menashabkan mubtada dan merafa‟kan khabar. Mubtada‟ yang telah dinashabkan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Inna. Khabar yang telah dirafa‟kan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khabar Inna. Sehingga istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna dan khabar menjadi khabar inna. Contoh:
(Sesungguhnya Allah adalah Maha Bijaksana). (Sesungguhnya Ali adalah Anak yang cerdas). (Sesungguhnya Agama ini mudah).
Perincian kalimat:
— — —
46
Bahasa Arab Dasar
Saudari-Saudari 1.
,
Inna :
= Untuk Taukid (Menguatkan sesuatu).
Contoh:
(Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar). (Ketahuilah sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran).
2.
= Untuk berandai-andai. Contoh:
3.
= Untuk Tasybih (Menyerupakan). Contoh:
4.
(Seandainya nilainya baik).
(Seakan-akan Umar adalah singa).
= Untuk menyatakan kebalikan dari kalimat sebelumnya. Contoh:
5.
(Kitab itu kecil akan tetapi berfaidah).
= Untuk pengharapan. Contoh:
6.
(Mudah-mudahan udaranya nyaman). = Untuk meniadakan jenis.
Contoh:
(Tidak ada seorang lelaki pun di dalam rumah
itu).
Tashrif Inna Bersama Dhamirnya
47
Bahasa Arab Dasar
Macam-Macam Isim Inna
Isim Inna terbagi dua, yang berupa isim Mu‟rab dan Mabni. 1. Isim Inna yang berupa isim mu‟rab. Contoh:
(Sesungguhnya Muhammad duduk). (Sesungguhnya Ujian itu mudah). (Sesungguhnya dua wanita itu hadir).
(Sesungguhnya para pemain itu bersungguh-
sungguh). 2. Isim inna yang berupa isim mabni. Contoh:
(Sesungguhnya dia -perempuan- berdiri). (Sesungguhnya kamu adalah seorang ustadz). (Sesungguhnya aku adalah seorang pelajar).
Pembagian Khabar Inna
48
Bahasa Arab Dasar
(Pembagian Khabar Inna)
Macam-Macam Khabar Inna: 1. Mufrad. Contoh:
(Sesungguhnya keberadaan Surga adalah
benar). 2. Jar Majrur. Contoh:
(Sesungguhnya Allah berada di atas
langit). 3. Zharaf. Contoh:
(Sesungguhnya jalan keluar bersama
dengan kesusahan). 4. Jumlah Ismiyyah. Contoh:
(Sesungguhnya anaknya Umar
adalah anak shalih). 5. Jumlah Fi‟liyyah. Contoh:
(Sesungguhnya Allah Melihat).
Catatan Khabar Inna: 1. Untuk menentukan mana isim inna dan Khabarnya, terlebih dahulu harus dicari mana mubtada dan khabarnya, sehingga apabila didapatkan Khabar di depan atau mubtada di belakang maka isim dan Khabar inna juga menyesuaikan. Contohnya adalah kalimat: rumah). Maka kata adalah
mubtada
(Seorang laki-laki itu di dalam adalah Khabar muqaddam, sedangkan
muakhkhar.
Sehingga
apabila
kemasukan
kalimatnya menjadi: 2. Jika mubtada berbentuk dhamir maka isim inna menyesuaikan.
49
inna,
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
Menjadi,
Contoh lain:
Menjadi,
Tabi' Dan Tawabi' (Tabi’) Tabi‟ adalah kata yang mengikuti hukum kata sebelumnya ditinjau dari sisi i‟rab. Contoh:
(Seorang lelaki yang mulia telah datang). (Aku telah melihat seorang lelaki yang mulia).
Istilahnya:
= Kata yang diikuti; dan
= Kata yang mengikuti.
(Tawabi’) 1. 2. 3. 4.
/ — / — / — / —
Na'at Man'ut
(Na’at) Na‟at adalah tabi‟ yang menyifati isim sebelumnya. Na‟at bisa disebut sifat. Contoh:
(Seorang imam yang adil telah datang). (Seorang muslimah yang shalihah sedang shalat).
Ketentuan-Ketentuan
Na’at :
1. Na‟at harus mengikuti man‟ut dari sisi ta‟yin (kejelasan)nya. Contoh:
(Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali). (Seorang mahasiswa yang pandai itu telah
kembali). 50
Bahasa Arab Dasar 2. Na‟at harus mengikuti man‟ut dari sisi „adad (jumlah)nya. Contoh:
(Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali). (Dua orang mahasiswa yang pandai telah kembali). (Para mahasiswa yang pandai telah kembali).
3. Na‟at harus mengikuti man‟ut dari sisi nau‟ (jenis)nya. Contoh:
(Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali). (Seorang mahasiswi yang pandai telah kembali).
Catatan: 1. Apabila man‟ut berupa isim jama‟ yang tidak berakal (
) maka
na‟atnya boleh berbentuk mufrad muannats atau jama‟ muannats. Contoh:
(Gunung-gunung yang tinggi itu meletus). (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus).
2. Setiap jumlah (kalimat) yang terletak setelah isim nakirah maka dia dianggap sebagai na‟at (sifat). Contoh:
(Ini adalah amalan yang berfaidah). (Hari yang dinginnya menusuk telah berlalu).
'Athaf Ma'thuf (‘Athaf) „Athaf adalah tabi‟ yang terletak setelah huruf -huruf athaf (huruf-huruf penghubung / penyambung). Contoh:
(Umar dan Utsman telah datang). (Muhammad tidur kemudian Ali).
Huruf-huruf „athaf ada lima, yaitu: 1.
. Digunakan untuk sekedar menggabungkan dua kata atau lebih ( ). Contoh:
2.
(Muhammad, Hasan dan Sa‟id telah datang).
. Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan tanpa adanya jeda ( 51
).
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
(Muhammad datang, kemudian Hasan, kemudian Sa‟id).
Faidah: Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: …
(“…Kemudian hendaklah menghadap ke arah kiblat
kemudian (langsung) bertakbirlah.” ) “Dalam hadits ini menyebutkan perbuatan langsung, setelah seseorang menghadap kiblat, kemudian ia langsung bertakbir. Maka faidahnya, tidak ada pengucapan niat dalam shalat.” 3.
. Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan disertai adanya jeda ( Contoh:
).
(Muhammad masuk masjid kemudian beberapa saat kemudian- Hasan).
4.
. Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih untuk menunjukkan sebuah pilihan atau untuk mengungkapkan keraguraguan.
Contoh:
(Dibolehkan bagi segenap
mahasiswa untuk bermain atau belajar pada hari libur). (Yang menukil kabar adalah Muhammad atau Ali). 5.
. Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih guna menuntut suatu kejelasan. Huruf ini biasanya terletak setelah huruf istifham “a” ( ) atau “hal” ( Contoh:
). (Apakah Bapakmu seorang Insinyur
ataukah Dokter?).
Taukid
(Taukid) Taukid adalah tabi‟ yang disebutkan di dalam kalimat untuk menguatkan atau menghilangkan keragu-raguan dari si pendengar.
52
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
(Ustadz itu telah datang).
1.
(Para Mahasiswa semuanya telah datang).
, Taukid yang disebutkan dalam suatu kalimat dengan cara mengulang lafazh yang hendak dikuatkan. Contoh:
(Hasan Hasan telah meninggal). (Ali Ali telah dibunuh).
2.
, Yaitu taukid yang disebutkan dalam suatu kalimat dengan cara menambahkan lafazh-lafazh khusus (
)
Catatan: Alfazhuzh taukid harus bersambung dengan dhomir-dhomir yang sesuai dengan dengan kata yang ingin dikuatkan. Diantara lafazh-lafazh taukid adalah: 1.
. Contoh:
2.
. Contoh:
3.
. Contoh:
4.
. Contoh:
5.
,
,
. Contoh:
Faidah Tambahan: Apabila ditemukan kata yang bentuknya adalah mufrad akan tetapi secara makna mempunyai anggota bagian maka ia dikuatkan dengan lafazh taukid jamak. Contoh:
53
Bahasa Arab Dasar Badal
(Badal) Badal adalah tabi‟ yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya saja. Contoh:
(Ustadz Muhammad sedang duduk). (Ali dipukul kakinya).
Badal bisa dikenal dengan menambahkan kata “yaitu” pada terjemah kata yang digantikan. Macam-Macam Badal
1.
, Yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya ( mubdal minhu ) secara utuh. Contoh:
(Imam Ahmad adalah
seorang lelaki yang shalih). 2.
, Yaitu badal yang mewakili anggota bagian dari kata sebelumnya. Contoh:
3.
(Rumah itu dindingnya roboh).
, Yaitu badal yang mewakili sebagian sifat dari kata sebelumnya. Contoh:
(Kebersihan rumah itu mengagumkanku).
Catatan: 1. Badal ba‟dhi minal kulli dan badal isytimal harus bersambung dengan dhomir yang sesuai dengan mubdal minhu -nya. 2. Biasanya badal ditemukan dalam suatu kalimat setelah: a. Nama orang atau gelar. Contoh:
(Ali bin Abi Thalib berkata).
54
Bahasa Arab Dasar
(Syaikh Muhammad menulis sebuah risalah yang berfaidah). b. Isim Isyarat. Contoh:
(Kitab ini berfaidah). (Rumah itu bersih).
c. Pembagian.
:
Contoh:
(Kalimat terbagi tiga: Isim, Fi‟il
dan Huruf).
:
(Syirik terbagi dua: Besar dan Kecil).
Catatan Khusus: Apabila badal berupa lafadz
, maka mubdal minhu (yang dibadali/kata
yang terletak sebelumnya) tidak boleh ditanwin, sedangkan lafadz dihilangkan
alifnya
(menjadi
)
dan
kata
yang
terletak
dimajrurkan sebagai mudhaf ilaih. Contoh:
Manshubatul Asma
(Keadaan Dinashobkannya Isim-Isim) Kelompok Manshubatul Asma: 1.
7.
2.
8.
3.
9.
4.
10.
5.
11.
6.
12.
Maf'ul Bih 55
setelahnya
Bahasa Arab Dasar
(Maf’ul Bih) Maf‟ul bih adalah isim yang menjadi objek dari pelaku. Contoh:
(Mahasiswa itu telah menulis pelajaran) (Maryam meminum susu)
Macam-Macam Maf'ul Bih
(Macam-Macam Maf’ul Bih)
1. Maf‟ul bih yang berupa isim mu‟rob. Contoh:
(Muhammad membaca surat). (Muhammad membeli dua buah buku). (Orang-orang muslim memerangi orangorang kafir).
2. Maf‟ul bih yang berupa isim mabni. Contoh:
(Aku telah melihat kamu). (Ustadz telah menasihati murid ini). (Kami telah menyaksikan permainan itu).
Letak-Letak Maf'ul Bih Dalam Struktur Kalimat 1.
56
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
(Muhammad menendang bola). (Muhammad menyembelih kambing).
2. Contoh:
(Anak kecil itu makan nasi). (Murid itu bertanya kepada guru).
3. Contoh:
(Aku bertanya kepada ustadz). (Aku membaca majalah).
4. Contoh:
(Aku memerintahkan kepada kamu). (Dia memukulnya).
5. Contoh:
(Seorang ustadz bertanya kepadaku). (Semoga Allah merahmatimu).
6. Contoh:
(Hanya kepada-Mu kami menyembah). (Aku hanya makan roti).
Faidah tambahan: Pola ke-enam ini biasanya digunakan untuk pembatasan / pengkhususan.
Catatan Maf’ul Bih: Di dalam satu kalimat, terkadang ditemukan maf‟ul bih lebih dari satu. Contoh:
(Pengajar itu memberi Muhammad hadiah). (Guru itu mengajarkan para mahasiswa ilmu nahwu).
57
Bahasa Arab Dasar
(Aku menyangka Ali sakit).
Maf'ul Fih (Zharaf)
(Maf‟ul Fih) Maf‟ul fih (zharaf) adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau tempat terjadinya suatu perbuatan. Contoh:
(Aku bersafar pada waktu malam). (Aku berpuasa pada hari senin). (Aku duduk di depan mimbar). (Anjing itu tidur di belakang pintu).
Catatan: 1. Maf‟ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu dikenal sebagai zharaf zaman 2. Maf‟ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan tempat dikenal sebagai zharaf makan Diantara contoh zharaf zaman adalah: hari), (Besok),
(Bulan),
(Terkadang),
(Sekarang),
(Pagi hari), (Sebelum),
kanan),
(Di belakang), (Sebelah kiri),
(Baru saja),
(Kadang-kadang), dan lain-lain.
Diantara contoh zharaf makan adalah: (di sisi),
(Malam
(Di atas),
(Di bawah),
(Sekitar),
(Arah), dan lain-lain.
Macam-Macam Zharaf
Macam-Macam Zharaf
58
(Di antara), (Sebelah
Bahasa Arab Dasar
A. Zharaf mutashorrif adalah lafazh zharaf yang dapat difungsikan untuk selain zharaf. Contoh:
(Aku berpuasa pada hari senin). (Hari jum‟at adalah hari yang diberkahi).
B. Zharaf ghoiru mutashorrif adalah lafazh yang hanya dapat difungsikan sebagai zharaf dan tidak dapat difungsikan untuk yang lainnya. Di antara contohnya adalah: Contoh:
, , , ,
,
(Janganlah kamu tidur sebelum wudhu).
Catatan Zharaf: 1. Zharaf ghoiru mutashorrif boleh di-jer-kan dengan huruf Contoh:
(Aku telah memasuki masjid sebelum
kalian). 2. Ada beberapa zharaf yang bentuknya adalah mabni. Contoh:
(Kemarin),
(Di manapun).
Maf'ul Liajlih
Maf’ul Liajlih Maf‟ul liajlih adalah isim yang digunakan untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan. Contoh:
(Aku shalat karena iman kepada Allah) (Aku mengunjungi Ali karena cinta kepadanya) (Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya) 59
Bahasa Arab Dasar Maf‟ul liajlih di bentuk dari amalan-amalan hati. Lafazh-lafazh yang biasa menjadi maf‟ul liajlih: (Karena sedih),
(Karena hormat),
(karena sayang),
(Karena malu),
(karena takut),
(karena iri).
Catatan: Lafazh-lafazh maf‟ul liajlih dapat di-jer-kan dengan huruf lam. Contoh:
(Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya)
Maf'ul Muthlaq
Maf’ul Muthlaq Maf‟ul muthlaq adalah isim yang berasal dari lafazh fi‟il yang berfungsi untuk penguat makna, penjelas bilangan atau penjelas sifat. Contoh: (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sebenarbenarnya hafal) (Aku telah memukulnya dengan sebenar-benar memukul) (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sekali hafal) (Aku telah memukulnya dengan sekali pukul) (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan hafalan yang baik) (Aku telah memukulnya dengan pukulan yang keras)
Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq: 1. Maf‟ul muthlaq dibendakan).
harus
menggunakan
mashdar
(kata
kerja
yang
2. Apabila mashdar yang merupakan maf‟ul muthlaq berdiri sendiri, maka ia berfungsi sebagai penguat makna. Contoh:
(Aku
menendang
menendang) 60
dengan
sebenar-benarnya
Bahasa Arab Dasar 3. Maf‟ul muthlaq yang berfungsi untuk menjelaskan bilangan, biasanya mengikuti wajan Contoh:
(Aku menendang dengan sekali tendang)
4. Apabila mashdar yang merupakan maf‟ul muthlaq disifati diidhofahkan, maka ia berfungsi sebagai penjelas sifat atau jenis. Contoh:
atau
(Aku menendang dengan tendangan yang keras) (Aku menendang seperti tendangan para tentara)
5. Terkadang fi‟il dari maf‟ul muthlaq dihilangkan. Contoh:
(Terima kasih)
Yang asalnya adalah:
(Aku berterima kasih kepadamu dengan
betul-betul terima kasih) Maf'ul Ma'ah
(Maf’ul Ma’ah) Maf‟ul ma‟ah adalah isim yang terletak setelah huruf ( ) yang mempunyai arti “bersama” untuk menunjukkan kebersamaan. Contoh: (Ali berjalan bersama dengan gunung) (Muhammad datang bersamaan dengan terbenamnya matahari) Perbedaan antara wau ma’iyyah dengan wau ‘athof: 1. Isim yang terletak setelah wau maiyyah selalu mansub, adapun isim yang terletak setelah wau „athof tergantung ma‟thufnya. Contoh :
= waunya adalah wau ma‟iyyah = waunya adalah wau „athof
2. Pelaku pada wau ma‟iyyah hanya terdiri dari satu pihak, sedangkan pelaku pada wau „athof terdiri dari dua belah pihak. Catatan:
61
Bahasa Arab Dasar Pada dasarnya, huruf wau yang terletak di antara dua buah isim adalah wau „athof. Oleh karena itu seandainya sebuah kalimat cocok untuk dimaknai dengan wau „athof, maka wau tersebut adalah wau „athof. Hal
(Hal) Hal adalah isim mansub yang digunakan untuk menjelaskan keadaan fa‟il atau maf‟ul bih saat terjadinya fi‟il (perbuatan). Contoh:
(Muhammad shalat dalam keadaan duduk) (Muhammad pergi ke masjid dengan
berjalan) (Aku melihat ustadz sedang naik kendaraan)
Ketentuan-ketentuan Hal: 1. Hal merupakan isim yang mansub. Contoh:
(Muhammad shalat dalam keadaan duduk)
2. Hal berbentuk isim nakiroh, sedangkan shohibul hal (isim yang dijelaskan keadaannya oleh Hal) berbentuk isim ma‟rifat. Contoh:
(Anak itu makan dalam keadaan berdiri) = Shohibul hal, ma‟rifat = Hal, nakiroh
3. Hal mengikuti shohibul hal dari sisi nau‟ (mudzakkar atau muannats) dan „ adad (mufrod, mutsanna, jama‟). Contoh:
(Muhammad minum dalam keadaan duduk) (Fatimah minum dalam keadaan duduk) (Anak itu makan dalam keadaan berdiri) (Dua anak itu makan dalam keadaan berdiri)
Macam-Macam Hal
62
Bahasa Arab Dasar
Macam-Macam Hal
1. Mufrod yaitu hal yang berbentuk tunggal. Termasuk bentuk mufrod disini adalah isim mufrod, mutsanna dan jama‟. Contoh:
(Anak itu makan sambil berdiri) (Dua anak itu makan sambil berdiri) (Para anak itu makan sambil berdiri)
2. Murokkab yaitu hal yang terdiri dari jumlah ismiyyah ataupun fi‟liyyah. Contoh:
(Janganlah minum sambil berdiri) (Anak itu datang sambil menangis)
Faidah Hal Setiap jumlah yang terletak setelah isim nakiroh, maka ia adalah sifat, adapun apabila terletak setelah isim ma‟rifat maka ia adalah hal. Contoh:
(Aku mendengar burung-burung berkicau);
=
(Aku mendengar burung-burung berkicau);
=
Sifat
Hal Tamyiz
(Tamyiz)
63
Bahasa Arab Dasar Tamyiz adalah isim nakiroh yang disebutkan dalam suatu kalimat untuk memberi penjelasan sesuatu yang masih samar. Sesuatu yang masih samar yang dijelaskan oleh tamyiz dikenal dengan istilah mumayyaz ( Contoh:
).
(Aku membeli dua puluh kitab) Keterangan:
= Mumayyaz;
= Tamyiz
(Aku membeli satu dirham perak) Keterangan:
= Mumayyaz;
= Tamyiz
Macam Mumayyaz
Macam-Macam Mumayyaz
A. Mumayyaz malfuzh adalah mumayyaz yang disebutkan pembicaraan atau kalimat. Mumayyaz malfuzh ada 4, yaitu: 1.
(Nama-nama takaran). Contoh:
2.
(Aku membeli satu liter beras) (Nama-nama timbangan).
Contoh: 3.
(Aku membeli satu kilo daging) (Nama-nama jarak/ukuran).
Contoh: 4. Contoh:
(Aku membeli satu meter kain) (Nama-nama bilangan) (Aku membeli 20 rumah)
64
dalam
Bahasa Arab Dasar B. Mumayyaz malhuzh adalah mumayyaz yang tidak ditampakkan dalam pembicaraan atau kalimat. Mumayyaz malhuzh biasanya untuk menggantikan mubtada‟ atau fa‟il. Contoh:
(Pengajar itu lebih banyak dibandingkan
dengan murid pengalamannya). Asalnya adalah: (Pengalaman pengajar itu lebih banyak dibandingkan dengan murid). (Aku lebih banyak dari kamu hartanya). Asalnya: (Hartaku lebih banyak daripada hartamu). (Ali bagus wajahnya). Asalnya: Ali bagus).
(Wajah
(Muhammad baik jiwanya). Asalnya: (Jiwa Muhammad baik). Tamyiz 'Adad
(Tamyiz ‘Adad) Tamyiz „adad adalah tamyiz yang digunakan untuk menjelaskan mumayyaz yang berupa „adad (bilangan). Tamyiz adad biasa dikenal dengan istilah ma‟dud (
)
Contoh:
(Aku membeli tiga puluh pena) Keterangan:
= „Adad;
= Ma‟dud
Hukum ‘adad dan ma’dud: 1. Jika „adadnya berupa bilangan 3-10, maka ma‟dud berbentuk jamak majrur. Contoh:
(Tiga orang anak) (Lima orang laki-laki) (Tujuh Hari)
2. Jika „adadnya berupa bilangan 11-99, maka ma‟dud berbentuk mufrod manshub. 65
Bahasa Arab Dasar
Contoh:
(Lima belas orang anak) (Empat belas orang laki-laki) (Dua puluh hari)
3. Jika „adadnya berupa bilangan 100 atau 1.000 atau kelipatannya, maka ma‟dud berbentuk mufrod majrur. Contoh:
(Seratus orang anak) (Seribu orang laki-laki) (Tiga ratus hari)
Rumus Hapal ‘Adad Ma’dud: Untuk mempermudah kita dalam menghafal hukum-hukum „adad ma‟dud, dapat digunakan rumus: = Maksudnya jamak majrur = Maksudnya mufrod manshub = Maksudnya mufrod majrur
Mustatsna
(Mustatsna) Mustatsna adalah isim yang disebutkan setelah adatul istitsna (alat pengecualian) untuk menyelisihi hukum kata sebelum adatul istitsna tersebut. Kata yang terletak sebelum adatul istitsna dikenal dengan istilah mustatsna minhu
Contoh 1: Keterangan:
= Alat pengecualian / Adat istitsna; minhu;
Contoh 2:
(Para siswa lulus kecuali Hasan)
= Mustatsna
= Mustatsna
(Para lelaki itu telah hadir kecuali Zaid)
66
Bahasa Arab Dasar
Keterangan:
= Alat pengecualian;
= Mustatsna minhu;
=
Mustatsna
(Adatul istitsna) ada enam, yaitu:
, , ,
, ,
A. Hukum mustatsna dengan 1. Wajib nashob, apabila kalimatnya positif dan disebutkan mustatsna minhu. Contoh: (Para hadirin telah pulang kecuali Muhammad) (Para siswa telah pulang kecuali dua orang anak) 2. Boleh nashob atau mengikuti mustatsna minhu apabila kalimatnya negatif dan disebutkan mustatsna minhu. Contoh:
/
(Para hadirin tidak pulang kecuali
Muhammad)
/
(Para siswa tidak pulang kecuali dua orang
anak) 3. Di‟irob sesuai dengan kedudukannya dalam kalimat, apabila kalimatnya negatif dan tidak disebutkan mustatsna minhu. Contoh: (Tidak ada yang pulang kecuali Muhammad) (Aku tidak memukul kecuali Zaid)
B. Hukum mustatsna dengan Mustatsna dengan Contoh:
dan
dan adalah selalu majrur. (Para murid gagal kecuali Ali)
(Para murid lulus kecuali Hasan)
67
Bahasa Arab Dasar
Catatan: Hukum I‟rob
adalah mengikuti hukum mustatsna dengan
.
Contoh: a. Kalimat positif dan disebutkan mustastna minhu:
b. Kalimat negatif dan disebutkan mustasna minhu:
/ c. Kalimat negatif dan tidak disebutkan mustasna minhu:
, ,
C. Hukum mustatsna dengan
, ,
Mustasna dengan
boleh nashob ataupun jar / majrur.
/
Contoh:
/ / Khobar Kana
Khobar kana Dan Saudaranya Penjelasan tentang khobar kana silakan dirujuk kembali pada pembahasan isim kana. Contoh: ;
;
;
;
;
Isim Inna
Isim Inna Dan Saudaranya Penjelasan tentang isim inna silakan dirujuk kembali pada pembahasan khobar inna. Contoh:
;
;
; 68
;
;
Bahasa Arab Dasar
Munada
Munada Munada adalah isim yang disebutkan setelah huruf nida‟ (huruf yang digunakan untuk memanggil). Contoh:
(Wahai hamba Allah) (Wahai orang yang tidur, bangunlah)
Huruf-huruf Nida’: 1.
= Untuk memanggil jarak dekat. Contoh:
(Wahai
Abdullah, tulislah).
,
2.
,
= Untuk memanggil jarak jauh. Contoh:
(Wahai Abdullah, apakah engkau mendengar suaraku?). 3.
= Dapat digunakan untuk memanggil dekat ataupun jauh. Contoh: (Wahai Abdullah, cepatlah).
Macam-Macam Munada – Manshub
(Macam-macam Munada)
1.
. Munada selalu manshub dalam 3 (tiga) keadaan. a.
(mudhof). Contoh:
(Wahai Abdullah) (Wahai Rasulullah) (Wahai Abu Bakr)
b.
(Mirip dengan mudhof). Contoh: 69
Bahasa Arab Dasar
(Wahai pendaki gunung) (Wahai orang yang berusaha berbuat baik) (Wahai orang yang membawa tas) c.
Nakirah yang belum tentu orangnya. Contoh: (Wahai lelaki) (Wahai Muslim) (Wahai mahasiswa)
2. keadaan: a.
. Munada‟ dimabnikan dengan tanda rafa‟ pada 2 (dua)
(Nama orang tunggal / terdiri dari satu kata). Contoh:
;
b.
(Nakirah yang sudah tertuju pada orang tertentu). Contoh: ;
Beda Munada Maqshudah Ghoiru Maqshudah Faidah Munada: Nakirah ghairu maqshudah dan nakirah maqshudah dapat terlihat dengan jelas perbedaannya dengan memperhatikan kasus-kasus berikut ini: 1. Orang yang tercebur di sungai padahal ia tidak bisa berenang. Ia meminta tolong pada orang-orang di sekitarnya untuk dapat menolongnya. Ia tidak peduli siapa yang akan menolongnya, yang jelas ia minta tolong dan berteriak barangkali ada orang yang mendengar dan mau menolongnya. Maka orang ini dalam panggilannya menggunakan bentuk nakirah ghairu maqshudah. Contoh:
(Wahai lelaki, selamatkanlah aku)
2. Ada orang berkebangsaan Saudi datang ke Indonesia, setelah turun dari pesawat ia hendak membawa barang-barang bawaannya. Mengingat barang bawaannya cukup banyak, ia menoleh ke sebelah kanan dan meminta kepada seorang laki-laki yang berada di sampingnya untuk dapat membantunya. Ia belum begitu kenal siapa orang yang 70
Bahasa Arab Dasar disampingnya itu, namun ia menginginkan orang di sampingnya yang akan membantunya. Maka orang Saudi ini dalam panggilannya menggunakan bentuk nakirah maqshudah. Contoh:
(Wahai lelaki bantulah aku)
Munada Dengan Alif Lam Memanggil kata yang terdapat “ “: Untuk kata yang terdapat “ ” nya, ada beberapa ketentuan dalam pemanggilannya. 1. Kata yang dipanggil I‟robnya marfu‟ . 2. Menambahkan lafazh berikut setelah huruf nida‟: a.
Untuk isim mudzakkar
b.
Untuk isim muannats Contoh:
; ;
Faidah Munada: 1. Khusus untuk lafazh jalalah Allah
, hanya boleh menggunakan huruf
nida‟ . Contoh: Biasanya untuk memanggil lafzhul jalalah Allah digunakan
(Ya
Allah) 2. Terkadang munada dibuang huruf nida‟nya. Contoh:
Asalnya adalah Asalnya adalah
3. Jika munada‟ mudhof kepada ya‟ mutakallim maka ya‟ boleh dibuang. Contoh:
Asalnya
!
Asalnya
Tawabi Dari Isim Manshub
71
Bahasa Arab Dasar
(Tawabi‟ Dari Isim Manshub) Pembahasan tentang tawabi‟ dari isim manshub telah di bahas pada pembahasan tawabi dari isim marfu‟.
/
1.
—
Contoh:
/
2.
—
Contoh:
3.
/
—
Contoh:
4.
/ — Contoh:
Majruratul Asma Huruf Jer
(Keadaan Di Jerkannya Isim-Isim) Kelompok Majruratul Asma: 72
Bahasa Arab Dasar
1. 2. 3.
(Majrur Karena Huruf Jer) Yang dimaksud dengan isim majrur karena huruf jer adalah isim yang mempunyai I‟rob majrur apabila didahului oleh salah satu dari huruf jer. Huruf jer ada 17 (tujuh belas), yaitu:
)(
)(
)(
) ( ) (
Contoh masing-masing penggunaan huruf jer: 1.
(Dari). Contoh:
(Aku keluar dari rumah), (Shadaqah ini dari orang-orang yang berbuat baik)
2.
(Ke). Contoh:
3.
(Dari). Contoh:
(Aku akan pergi ke masjid) (Hadits ini diriwayatkan dari
Aisyah) 4.
(Di atas). Contoh:
5.
(Di dalam). Contoh:
(Buku itu berada di atas meja) (Kami menuntut ilmu di
dalam masjid) 6.
(Betapa banyak / sedikit). Contoh:
(Betapa
banyak amalan yang kecil menjadi besar nilainya disebabkan oleh niat) 7.
–
(Dengan). Contoh:
(Aku menulis pelajaran
dengan pena) 8. 9. 10.
– –
(Seperti). Contoh:
(Umar seperti singa)
(Milik). Contoh:
(Kitab ini miliknya Muhammad)
(Sampai). Contoh:
(Aku makan ikan sampai
kepalanya) 73
Bahasa Arab Dasar
11.
)(
. Contoh:
(Demi Allah aku adalah seorang
muslim) 12.
) (
. Contoh:
13. dan 14.
dan
(Demi Allah aku adalah seorang muslim) (Sejak). Contoh:
(Aku tidak
melihatnya semenjak seminggu yang lalu) 15, 16, 17.
,
dan
(Selain / kecuali). Contoh:
(Para mahasiswa telah pulang kecuali Muhammad)
Faidah Isim Majrur Dengan Huruf Jer 1. Huruf
dapat masuk ke isim atau fi‟il.
Jika
masuk ke isim maka berfungsi sebagai huruf huruf jer.
Jika
masuk ke fi‟il maka berfungsi sebagai huruf penashob.
Contoh:
(Bersungguh-sungguhlah sampai engkau
mencapai apa yang engkau harapkan) 2. Huruf Qasam (sumpah) ada tiga yaitu “Demi”. Contoh:
–
, ,
Semuanya diartikan
–
Secara penggunaan bahasa, “ta” hanya boleh digunakan untuk lafzhul jalalah Allah, adapun “bi” dan “wa” boleh untuk selain lafzhul jalalah Allah. Adapun secara syar‟i, maka sumpah tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah ta‟ala . Contoh:
= Boleh secara bahasa (akan tetapi berdasarkan syar‟i tidak boleh) =
Tidak boleh secara bahasa (dan juga
berdasarkan syar‟i) Majrur Dengan Idhafah
(Majrur Karena Idhafah) Idhafah adalah bentuk penyandaran suatu isim dengan isim yang lain. Contoh:
(Bukunya Muhammad),
74
(Cincin emas)
Bahasa Arab Dasar
1. Isim yang pertama yaitu 2. Isim yang kedua yaitu
dan
dikenal dengan istilah mudhaf.
dan
dikenal dengan istilah mudhaf
ilaihi. Mengingat susunan idhafah adalah terdiri dari mudhaf dan mudhaf ilaihi, terkadang istilah idhafah dikenal dengan istilah mudhaf – mudhaf – mudhaf ilaihi. ilaihi. I‟rab mudhaf adalah mengikuti mengikuti kedudukannya di dalam kalimat adapun i‟rab mudhaf ilaihi adalah selalu majrur. Contoh:
(Bukunya Muhammad bermanfaat) (Aku meminjam bukunya Muhammad) (Catatan ini terdapat di bukunya Muhammad)
Macam-Macam Mudhaf Ilaihi (Macam-Macam Mudhof Ilaihi)
1. Mu‟rob. Mu‟rob. Mudhof ilaihi yang berbentuk isim i sim mu‟rab harus selalu majrur. ;
Contoh:
;
;
2. Mabni. Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mabni tidak mengalami perubahan harokat akhir (sesuai bentuk aslinya). Contoh:
(Kitabmu – (Kitabmu – laki-laki); laki-laki);
(Kitabmu (Kitabmu – – wanita) wanita)
Syarat-Syarat Idhofah
(Syarat-Syarat Idhofah) Syarat-syarat Syarat-syarat idhofah ada 3: 1. Mudhof tidak boleh ditanwin. Contoh: = mudhof;
= mudhof ilaihi. 75
Bahasa Arab Dasar
Susunan idhofahnya adalah: = mudhof;
(Tas Muhammad).
= mudhof ilaihi.
Susunan idhofahnya adalah:
(Handphone Muhammad).
2. Membuang nun mutsanna atau jama‟ pada mudhof. Contoh: = mudhof;
= mudhof ilaihi.
Susunan idhofahnya adalah: = mudhof;
(Kitab Muhammad).
= mudhof ilaihi.
Susunan idhofahnya adalah:
(Para pengajar ma‟had).
3. Membuang alif lam dari mudhof. Contoh: = mudhof;
= mudhof ilaihi.
Susunan idhofahnya adalah: = mudhof;
(Rasulullah).
= mudhof ilahi.
Susunan idhofahnya adalah:
(Pintu Masjid)
Faidah Idhofah 1. Secara umum, kandungan makna idhofah mempunyai tiga arti: a. Bermakna
(dari). Contoh:
(Cincin besi), maknanya
adalah: (Cincin dari besi). b. Bermakna
(Rumah Ali), maknanya adalah:
(Rumah milik Ali).
c. Bermakna adalah:
(milik). Contoh:
(di dalam). Contoh:
(Azab Kubur), maknanya
(Azab di dalam kubur)
2. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan alif, dan mudhof ilaihi berupa ya‟ mutakallim, maka ya‟ ditulis dengan harakat fathah. Contoh:
(Kedua tanganku).
76
Bahasa Arab Dasar
Asalnya adalah
sebagai mudhof, nun-nya dibuang sehingga
bentuknya menjadi
. Mengingat
berakhiran alif, maka ketika
diidhofahkan kepada ya‟ mutakallim menjadi Contoh lain:
.
(Petunjukku). Asalnya adalah
dan ya‟
mutakallim ( ) (Selainku). Asalnya adalah
dan ya‟ mutakallim ( )
3. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan ya‟ dan mudhof ilaihi berupa ya‟ mutakallim, maka ya‟ ditulis dengan fathah yang ditasdid. Contoh: (Para pengajarku). Asalnya adalah (Pengacaraku). Asalnya adalah (Muftiku). Asalnya adalah
dan ya‟ mutakallim ( ) dan ya‟mutakallim ( )
dan ya‟ mutakallim ( )
Tawabi' Lil Majrur
Tawabi Pada Isim Majrur 1.
. Contoh:
(Kisah ini disebutkan di
dalam hadits yang shohih) 2.
. Contoh:
(Aku menulis dengan menggunakan
buku tulis dan pena) 3.
. Contoh:
(Buku ini betul-betul milik
Muhammad) 4.
. Contoh:
(Aku berpapasan dengan Ustadz
Muhammad)
Penutup: Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
77