Definisi Patogenesis
Patogen adalah materi atau organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada inang misalnya bakteri. Bakteri dapat merusak sistem pertahanan inang dimulai dari p ermukaan kulit, saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran urogenitalia. Sedangkan Pato genesis sendiri adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi Infeksi merupakan invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak memperban yak dan berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Kapasitas bakteri menyebabkan penyakit tergantung pada patogenitasnya. Dengan kriteria ini, bakteri dikelompokan menjadi 3, yaitu agen penyebab penyakit, patogen oportunistik, nonpatogen. Agen penyebab penyakit adalah bakteri patogen yang menyebabkan suatu penyakit (Salmonella (Salmonella spp.). spp.). Patogen oportunistik adalah bakteri yang berkemampuan sebagai patogen ketika mekanisme pertahanan inang diperlemah (contoh E. coli menginfeksi saluran urin ketika sistem pertahanan inang dikompromikan (diperlemah). Nonpatogen adalah bakteri yang tidak pernah menjadi patogen. Namun bakteri nonpatogen dapat menjadi patogen karena kemampuan adaptasi terhadap efek mematikan terapi modern seperti kemoterapi, imunoterapi, dan mekanisme resistensi. Bakteri tanah Serratia marcescens yang semula nonpatogen, berubah menjadi patogen yang menyebabkan pneumonia, infeksi saluran urin, dan bakteremia pada inang terkompromi.
BAKTERI PATOGEN “Jenis“Jenis- jenis jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia”
Berikut akan dibahas mengenai bakteri-bakteri yang tergolong pathogen bagi organisme lain di alam 1. Salmonella Typhii, Penyebab penyakit Thypus Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Bakteria Filum: Proteobakteria Kelas: Gamma Proteobakteria Ordo: Enterobakteriales Famili: Enterobakteriaceae Genus: Salmonella
Karakteristik Umum
Salmonella adalah suatu bakteri yang bila diamati dengan mikroskop berbentuk batang, termasuk golongan bakteri Gram-negatif, termasuk dalam enterobacteria non-spora, dengan diameter sekitar 0,7-1,5 pM, panjang dari 2 sampai 5 pM, dan flagela yang mengarah ke segala penjuru. Salmonella merupakan patogen sejati dengan kata lain dimana ada Salmonella, pasti disana juga terdapat penyakit. Salmonella typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Mikroorganisme ini memproduksi dan mengekskresikan protein yang yang disebut “invasin” yang memberi jalan pada sel non-fagosit non-fagosit yang memiliki kemampuan hidup secara intraseluler. Selain itu, S. typhi juga memiliki kemampuan menghambat tekanan oksidatif leukosit, yang menjadikan sistem respons imun manusia menjadi tidak efektif. Infeksi S. typhi kemudian akan berkembang menjadi demam atau typhoid.
Salmonella Thypii bila dilihat dari mikroskop (Sumber: salmonellathypii.com) Penyebaran
Salmonella Typhi hanya hidup pada manusia.. Orang dengan demam tipus membawa bakteri dalam aliran darah dan saluran usus.Selain itu, sejumlah kecil orang, disebut carrier sembuh dari demam tifoid namun tetap membawa bakteri tersebut. Penyakit yang ditimbulkan
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan ( foodborne foodborne diseases). diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.
Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. S. typhi
Karakteristik Umum
Salmonella adalah suatu bakteri yang bila diamati dengan mikroskop berbentuk batang, termasuk golongan bakteri Gram-negatif, termasuk dalam enterobacteria non-spora, dengan diameter sekitar 0,7-1,5 pM, panjang dari 2 sampai 5 pM, dan flagela yang mengarah ke segala penjuru. Salmonella merupakan patogen sejati dengan kata lain dimana ada Salmonella, pasti disana juga terdapat penyakit. Salmonella typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Mikroorganisme ini memproduksi dan mengekskresikan protein yang yang disebut “invasin” yang memberi jalan pada sel non-fagosit non-fagosit yang memiliki kemampuan hidup secara intraseluler. Selain itu, S. typhi juga memiliki kemampuan menghambat tekanan oksidatif leukosit, yang menjadikan sistem respons imun manusia menjadi tidak efektif. Infeksi S. typhi kemudian akan berkembang menjadi demam atau typhoid.
Salmonella Thypii bila dilihat dari mikroskop (Sumber: salmonellathypii.com) Penyebaran
Salmonella Typhi hanya hidup pada manusia.. Orang dengan demam tipus membawa bakteri dalam aliran darah dan saluran usus.Selain itu, sejumlah kecil orang, disebut carrier sembuh dari demam tifoid namun tetap membawa bakteri tersebut. Penyakit yang ditimbulkan
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan ( foodborne foodborne diseases). diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.
Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. S. typhi
menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Demam typhoid terjadi karena : - Bakteri melampirkan dan menginfeksi lapisan usus kecil yang memproduksi diare - Ada ulcerations diproduksi di dinding usus yang menyebabkan hilangnya elektrolit (natrium,
kalium, klorida, dll), yang merupakan elemen penting untuk metabolisme normal - Menyebabkan septicemia.. Setelah di aliran darah mereka dapat menginfeksi organ,
terutama empedu kandung kemih, limpa dan sumsum tulang - Dinding usus bisa berlubang dan mikroorganisme masuk ke rongga perut dan biasan ya
menyebabkan kematian. - Masa inkubasi bakteri ini bervariasi dari 1 sampai 3 minggu.
Pencegahan
Kunci untuk menghindari infeksi oleh S. typhi adalah pencegahan kontaminasi tinja dalam air minum dan persediaan makanan. Karena satunya sumber agen ini adalah infeksi terhadap manusia, maka untuk mengendalikan perpindahan bakteri tersebut, seharusnya kebersihan yang layak harus selalu dijaga, pengelolaan limbah, pemurnian air. Pencegahan juga dapat dibantu dengan vaksinasi untuk bakteri, namun efektivitas ini telah dipertanyakan. Selain itu, terlihat bahwa ukuran inokulum besar demam tipus telah memainkan peran penting dalam sejarah. patogen ini tumbuh subur di masyarakat berkembang atau daerah di mana sering terjadi bencana. Meskipun kejadian di Amerika Serikat adalah sangat rendah, wabah penyakit dan substansial masih tetap dimungkinkan karena perjalanan di seluruh dunia dan ketidaktahuan pembawa pen yakit. Pengembangan pengobatan antibiotik dan beberapa vaksin telah menyajikan kemungkinan pemberantasan di seluruh dunia.
2.1
Shigella Dysenteriae, Penyebab penyakit Disentri
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Gammaproteobacteria
Ordo:
Enterobacteriales
Keluarga:
Enterobacteriaceae
Genus:
Shigella
S. dysenteriae
Spesies:
Karakteristik Umum
Shigella dysenteriae adalah spesies dari genus Shigella. Shigella adalah termasuk bakteri gram negative, termasuk bakteri non-spora, anaerobic serta bakteri yang nonmotil
Penyebaran
Kontaminasi S. Dysenteriae dapat disebabkan melalui kontaminasi terhadap makanan dan minuman. Selain itu, tangan yang kotor juga dapat menjadi media penyebaran bakteri ini, karena ketika terjadi interaksi antara tangan dan makanan, bakteri ini kemudian berpindah sampai akhirnya makanan tersebut masuk kedalam mulut.
Penyakit yang ditimbulkan
S. Dysenteriae adalah penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella). Tanda-tanda yang paling umum yang dapat ditemui terkait dengan infeksi Shigella disentri antara lain kolitis , kekurangan gizi , prolaps rektum , tenesmus , artritis , dan masalah sistem saraf pusat . Selanjutnya , S. dysenteriae dikaitkan dengan perkembangan sindrom uremik hemolitik , yang meliputi anemia , trombositopenia , dan gagal ginjal.
2.2
Vibrio Cholerae, Penyebab penyakit Kolera
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Bacteria Filum: Proteobacteria
Kelas:
Gamma Proteobacteria
Ordo:
Vibrionales
Famili:
Vibrionaceae
Genus:
Vibrio
Spesies:
V. cholerae
Vibrio Cholera dilihat dari mikroskop electron (Sumber : Wikipedia.org) Karakteristik Umum
Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen f lagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot.
Penyakit yang ditimbulkan
Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. V. cholerae ditemukan pertama kali oleh ahli anatomi dari Italia bernama Filippo Pacini pada tahun 1854. Namun, penemuan awal ini baru dikenal luas setelah Robert Koch, yang mempelajari penyakit kolera di Mesir, pada tahun 1883 berhasil membuktikan bahwa bakteri tersebut adalah penyebab kolera. Ciri utama penyakit kolera adalah buang air besar encer berwarna putih seperti air tajin (cucian beras) dengan bau yang amis. Pengobatan utama dilakukan dengan mengembalikan cairan tubuh yang hilang atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai (biasanya 1 hingga 5 hari tanpa pemberian antibiotik).Rehidrasi dapat dilakukan cara infus intravena cairan (pada kasus yang parah) atau
dengan rehidrasi oral dengan oralit (oral rehydration solution). Pemberian antibiotik sebaiknya dilakukan setelah gejala muntah-muntah mereda (atau setelah rehidrasi pertama dan pemulihan dari asidosis). Pilihan pertama antibiotik yang digunakan di Indonesia adalah tetrasiklin dan pilihan keduanya adalah trimethoprim/sulfamethoxazole (bila V. cholerae pada pasien resisten terhadap tetrasiklin)
2.3
Haemophilus Influenzae, Penyebab penyakit Influenza
Klasifikasi Ilmiah
Domain:
Bacteria
Kerajaan:
Eubacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Gammaproteobacteria
Ordo:
Pasteurellales
Keluarga:
Pasteurellaceae
Genus:
Haemophilus
Spesies:
H. influenza
Karakteristik Umum
Ciri khas Karakteristik Umum dari organisme ini adalah terlihat sebagai kokobasil pendek kira-kira 1,5 μm atau seperti rantai pendek. Pada biakan Karakteristik Umumnya bergantung pada umur dan pembenihan. Setelah kira-kira 6-8 jam dalam pembenihan diperkaya, bentuk kokobasilnya ditemukan terbanyak. Kemudian didapatkan batang yang lebih panjang, bakteri mengalami lisis dan berbentuk pleomorfik. Haemophilus influenzaemempunyai ukuran 1 m x 0.3 m. Bakteri ini bebentuk batang negative Gram dan merupakan bakteri yang tidak harus membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Pada tahun 1930, bakeri ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu koloni R yang dibentuk oleh kuman-kuman yang tidak ramah lingkungan (tak bersimpai) dan koloni S yang dibentuk oleh sebaliknya, yaitu oleh kuman-kuman yang bersimpai.
Haemophilus influenzae sangat peka terhadap desinfektan dan kekeringan. Bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 37oC dan pada pH 7.4 sampai 7.8 dalam suasana CO2 10%.
Haemophillus Influenzae dalam media Blood Agar (Sumber : Wikipedia.org)
Tumbuh
di media kultur yang membutuhkan faktor X (hemin) suatu derivat
haemoglobin yang termostabil, dan faktor V (NAD atau NADP) yang termolabil.
Penyakit yang ditimbulkan 1.
Artritis Infeksiosa
Pada anak anak akan menyebabkan demam dan nyeri (anak cenderung rewel). Mereka biasanya tidak mau menggerakkan sendi karena akan sangat nyeri.
Pada remaja sampai dewasa gejalanya dapat terjadi secara tiba-tiba.
Persendian akan memerah dan terasa hangat, jika digerakkkan akan sangat nyeri. Sendisendi yang sering terkena adalah lutut, bahu, pergelangan tangan, panggul, jari dan sikut.
Sendi akan bengkak karena penumpukan cairan terinfeksi.
Penderita juga bisa mengalami demam dan menggigigil. Sebagian besar infeksi bakteri, jamur dan mikobakteria, hanya mengenai satu sendi atau kadang-kadang mengenai beberapa sendi.
2.
Meningitis
H. influenzae juga menjadi penyebab utama meningitis bakteri pada anak-anak (usia 5 bulan sampai 5 tahun). Terkadang pada bayi timbul laringotrakeitis obstruktif yang hebat dengan epiglotis yang membengkak dan berwarna merah anggur. Keadaan ini memerlukan intubasi segera untuk menyelamatkan hidup. Pneumonitis dan epiglotis akibat H. influenzae dapat terjadi setelah saluran pernapasan terinfeksi (pada anak kecil dan orang dewasa). Selain itu orang dewasa dapat menderita bronkitis atau pneumonia akibat H. influenzae. 2.4
Streptococcus Pneumoniae, Penyebab penyakit Pneumonia
Klasifikasi Ilmiah
Domain:
Bacteria
Filum:
Firmicutes
Kelas:
Bacilli
Ordo:
Lactobacillales
Keluarga:
Streptococcaceae
Genus:
Streptococcus
Spesies:
S. pneumoniae
Bakteri Streptococcus pneumoniae, penyebab umum pneumonia, gambar diambil menggunakan mikroskop elektron
Karakteristik Umum
Kokus dan berbentuk lanset, berpasangan (diplokokus) dan berselubung. Pneumokokus tipe III berbentuk bulat, baik dari eksudat maupun perbenihan. Rantai panjang pada perbenihan yang mengandung sedikit magnesium. Gram positif dan pada perbenihan tua gram negatif, tidak membentuk spora, tidak bergerak (tidak berflagel). Pada jenis yang virulen berselubung, menghasilkan α hemolisis pada agar darah, lisis oleh empedu dan detergen.
Penyakit yang ditimbulkan
Bakteri ini adalah penyebab penyakit pneumonia lobaris, juga sinusitis, otitis media, osteomielitis, artritis, periotonitis, ulserasi kornea dan meningitis. Dari pneumonia lobaris dapat terjadi komplikasi berupa septikemia, empiema, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan artriris. Pneumonia sekunder oleh pneumokokus setelah infeksi virus. Pneumokokus menyebabkan penyakit melalui kemampuannya berbiak dalam jaringan. Gejala pneumonia lobar akut oleh pneumokokus berupa demam, rasa menggigil, rasa sakit pari-paru, Alveoli paru-paru penuh terisi eksudat, sering terjadi bakteremia.
2.5
Mycobacterium Tubercolosis, Penyebab penyakit TBC
Klasifikasi Umum
Kerajaan: Bacteria Filum:
Actinobacteria
Ordo:
Actinomycetales
Upaordo: Corynebacterineae Famili: Mycobacteriaceae
Genus:
Mycobacterium
Spesies:
M. tuberculosis
Mycobacterium adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan di masyarakat. Salah satu spesiesnya adalah Mycobacterium tuberculosis yang dapat menularkan kuman tuberculosis melalui udara, percikan dahak, atau ludah yang terinfeksi oleh kuman tuberculosis. Menurut Sommer dan Good dalam buku Journal of Clinical tahun 1980, dilakukan kajian tentang Klasifikasi Mycobacteria, pada masing-masing kelompok terdiri dari Divisio, Kelas, Keluarga, Genus, dan spesies. Pada bagian spesies ini banyak ditemukan macam dan ragam dari koloninya, dan juga kehidupannya dipengaruhi dengan sifat asam atau basa pada media yang ditumbuhinya. Jika dilakukan pembiakan di laboratorium maka akan tampak perbedaan koloni serta sifat pertumbuhannya, hal ini juga dipengaruhi oleh suhu dan pH pertumbuhan koloni.
Karakteristik Umum
Sifat-sifat pertumbuhan kuman tersebut secara bakteriologik adalah: - Tidak membentuk spora dan tidak bergerak - Berbentuk coccoid dan seperti benang - Gram positif staf (sulit diwarnai dengan gram, memerlukan waktu lama) - Tahan asam dan alkohol, berwarna merah dengan pulasan Ziehl-Nellsen - Tumbuh lambat pada media buatan (6-8 minggu)
Karakteristik Umum kuman adalah berbentuk langsing seperti silinder, akan tetapi bisa juga berbentuk benang. Pertumbuhan pada media kultur yang tua tampak bercabang karena pengaruh obat-obatan, dan dapat juga berubah bentuk involusi, karena kuman tidak berspora tidak bergerak dan tidak berkapsul. Sifat pertumbuhan kuman tuberculosis adalah aerob, sukar tumbuh pada media biasa, dan memerlukan pembenihan istimewa (mengandung telur). Suhu optimum 37° C, pH optimum pembenihan antara 6,0-8,0 dan pH optimum antara 6,5-6,8. Keistimewaan kuman ini adalah sekali menangkap zat warna maka sukar terlepaskannya, tahan
terhadap asam dan mineral. Oleh karena itu dikenal dengan sebutan “ Acid Fast Staining” atau Bakteri Tahan Asam (BTA).
Sebagian besar dari golongan Mycobacterium ini hidup bebas dan tidak merugikan manusia, akan tetapi beberapa spesies dapat menyebabkan penyakit pada manusia, binatang, burung, dan mamalia. Yang menyebabkan penyakit pada manusia umumnya adalah Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium leprae. Kuman yang menyerang manusia biasanya melalui udara yang tercemar bakteri tuberculosis, melalui hirupan nafas dan masuk ke dalam paru-paru melalui bronkus dan menyebar di dalam paru dalam waktu lama. Apabila seseorang sudah tertular kuman tuberculosis, maka gejalanya adalah batuk-batuk secara terus menerus >3 minggu, berat badan menurun, berkeringat malam hari walau tidak ada aktifitas. Penderita yang sudah dinyatakan positif TB, harus diobati dengan segera dan minum obat anti tuberculosis (OAT) selama 6-8 bulan lamanya.
Beberapa tipe dari tuberculosis adalah:
1. M. tuberculosis type human: dapat menyebabkan penyakit TBC pada manusia 2. M. tuberculosis type bovine: dapat menyebabkan penyakit TBC pada hewan (sapi) 3. M. tuberculosis type avium: menyebabkan penyakit TBC pada burung 4. M. tuberculosis type murine: menyebabkan penyakit TBC pada tikus
M. tuberculosis dinamakan juga “Basil Koch” karena pertama sekali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882, sedangkan M. leprae yang bentuk kumannya serupa ditemukan oleh Hansen pada tahun 1868, dan kuman ini juga disebut basil Hansen. Untuk kelangsungan hidup
dan
perkembangbiakan Mycobacterium
dipengaruhi
oleh
lingkungan
tempat
kehidupannya, penanganan, dan pengenalan koloni sangat diperlukan, karena tiap koloni mempunyai sifat kehidupan yang berbeda satu sama lainnya.
2.6 Clostridium Tetani, Penyebab Tetanus
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
: Bacteria
Division
: Firmicutes
Kelas
: Clostridia
Ordo
: Clostridiales
Keluarga
: Clostridiaceae
Genus
: Clostridium
Spesies
: Clostridium tetani
Karakteristik Umum Clostridium tetani adalah bakteri berbentuk batang lurus, langsing, berukuran panjang 2-
5 mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Bakteri ini membentuk eksotoksin yang disebut tetanospasmin. Kuman ini terdapat di tanah terutama tanah yang tercemar tinja manusia dan binatang. Clostridium tetani termasuk bakteri gram positif anaerobic berspora, mengeluarkan eksotoksin. Costridium tetani menghasilkan 2 eksotosin yaitu tetanospamin dan tetanolisin. Tetanospaminlah yang dapat menyebabkan penyakit tetanus. Perkiraan dosis mematikan minimal dari kadar toksin (tenospamin) adalah 2,5 nanogram per kilogram berat badan atau
175
nanogram untuk 70 kilogram (154lb) manusia. Clostridium tetani tidak menghasilkan lipase maupun lesitinase, tidak memecah protein dan tidak memfermentasi sakarosa dan glukosa juga tidak menghasilkan gas H2S. Menghasilkan gelatinase, dan indol positif. Spora dari Clostridium tetani resisten terhadap panas dan juga biasanya terhadap antiseptis. Sporanya juga dapat bertahan pada autoclave pada suhu 249.8°F (121°C) selama 10 – 15 menit. Juga resisten terhadap phenol dan agen kimia yang lainnya.
Clostridium Tetani dilihat dari mikroskop electron (Sumber : old.lf3.cuni.cz) Penyebaran
Clostridium tetani dalam bentuk spora masuk ke tubuh melalui luka yang terkontaminasi dengan debu, tanah, tinja binatang atau pupuk. Biasanya penyakit terjadi setelah luka tusuk yang dalam misalnya luka yang disebabkan tertusuk paku, pecahan kaca, kaleng, atau luka tembak, karena luka tersebut menimbulkan keadaan anaerob yang ideal. Selain itu luka laserasi yang kotor, luka bakar, dan patah tulang terbuka juga akan megakibatkan keadaan anaerob yang ideal untuk pertumbuhan C. Tetani ini. Walaupun demikian, luka-luka ringan seperti luka gores, lesi pada mata, telinga atau tonsil dan traktus digestivus serta gigitan serangga dapat pula merupakan porte d’entree dari C. Tetani. Juga sering ditemukan telinga dengan otitis media
perforata
sebagai tempat masuk C. Tetani. Spora kuman tetanus yang ada di lingkungan dapat berubah menjadi bentuk vegetatif bila ada linkungan anaerob, dengan tekanan oksigen jaringan yang rendah. Dalam kondisi anaerobik yang dijumpai pada jaringan nekrotik dan terinfeksi, basil tetanus mensekresi 2 macam toksin: tetanospasmin dan tetanolisin
Penyakit yang Ditimbulkan
Clostridium Tetani adalah salah satu penyebab penyakit Tetanus. Tetanus sendiri sudah dikenal oleh orang-orang yang dimasa lalu, yang dikenal karena hubungan antara luka-luka dan kekejangan-kekejangan otot fatal. Pada tahun 1884, Arthur Nicolaier mengisolasi toksin tetanus yang seperti strychnine dari tetanus yang hidup bebas, bakteri lahan anaerob. Etiologi dari penyakit itu lebih lanjut diterangkan pada tahun 1884 oleh Antonio Carle dan Giorgio Rattone, yang mempertunjukkan sifat mengantar tetanus untuk pertamakali. Mereka mengembangbiakan tetanus di dalam tubuh kelinci-kelinci dengan menyuntik syaraf mereka di pangkal paha dengan nanah dari suatu kasus tetanus ma nusia yang fatal di tahun yang sam a tersebut. Pada tahun 1889, C.tetani terisolasi dari suatu korban manusia, oleh Kitasato Shibasaburo, yang kem udiannya menunjukkan bahwa organisme bisa menghasilkan penyakit ketika disuntik ke dalam tubuh binatang-binatang, dan bahwa toksin bisa dinetralkan oleh zat darah penyerang kuman yang spesifik. Tetanus merupakan infeksi berbahaya yang biasa mendatangkan kematian. Bakteri ini ditemukan di tanah dan feses manusia dan binatang. Infeksi ini muncul (masa inkubasi) 3 sampai 14 hari. Di dalam luka yang dalam dan sempit sehingga terjadi suasana anaerob. Clostridium tetani berkembang
biak memproduksi tetanospasmin suatu neurotoksin yang kuat. Toksin ini akan mencapai system syaraf pusat melalui syaraf motorik menuju ke bagian anterior spinal cord.
Jenis-jenis luka yang sering menjadi tempat masuknya k uman Clostridium tetani sehingga harus mendapatkan perawatan khusus adalah:
Luka-luka tembus pada kulit atau yang menimbulkan kerusakan luas
Luka baker tingkat 2 dan 3
Fistula kulit atau pada sinus-sinusnya
Luka-luka di bawah kuku
Ulkus kulit yang iskemik
Luka bekas suntikan narkoba
Bekas irisan umbilicus pada bayi
Endometritis sesudah abortus septic
Abses gigi
Mastoiditis kronis
Ruptur apendiks
Abses dan luka yang mengandung bakteri dari tinja
Gejala
Masa tunas biasanya 5 – 14 hari, tetapi kadang-kadang sampai beberapa minggu pada infeksi ringan atau kalau terjadi modifikasi penyakit oleh antiserum. Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan : 1. Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikatoris 2. Kaku kuduk sampai opistotonus (karena ketegangan otot-otot erektor trunki) 3. Ketegangan otot dinding perut 4. Kejang tonik terutama bila dirangsang (karena tok sin yang terdapat di kornu anterior) 5. Risus sardonikus, karena spasme otot muka (alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi) 6. Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri kepala, nyeri anggota badan 7. Spasme yang khas, yaitu badan kaku dengan opistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuaty. Anak tetap sadar. Spasme mjula-mula intermiten diselingi periode relaksasi. Kemudian tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri. Kadang-kadang terjadi perdarahan intramuskulus karena kontraksi yang kuat.
8. Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernapasan dan laring. Retensi urin dapat terjadi karena spasme otot uretral. Fraktura kolumna vertebralis dapat pula terjadi karena kontraksi otot yang sangat kuat. 9. Demam biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir. 10. Biasanya terdapat leukositosis ringan dan kadang-kadang peninggian tekanan intrakranial.
2.7
Neisseria Meningtidis, Penyebab Meningitis
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Beta Proteobacteria
Ordo:
Neisseriales
Famili:
Neisseriaceae
Genus:
Neisseria
Spesies:
N. meningitidis
Karakteristik Umum
Bakteri Neisseria meningitis (meningokokus) memiliki ciri identik pada warna dan karakteristik Karakteristik Umumnya dengan Neisseria gonorrhoeae. Ciri khas bakteri ini adalah berbentuk diplokokus gram negative, berdiameter kira-kira 0,8 μm. Neisseria meningitis tidak bergerak (nonmotil) dan tidak mampu membentuk spora. Masing-masing dari kokusnya berbentuk seperti ginjal dengan bagian yang rata atau cekung berdekatan. Meningokokus hanya menginfeksi manusia dan tidak pernah diisolasi dari hewan karena bakteri tidak bisa mendapatkan zat besi dari sumber lain selain manusia ( transferin dan laktoferin ).
Penyakit yang Ditimbulkan
Meningokokus bisa menyebabkan infeksi pada selaput yang menyelimuti otak dan
sumsum tulang belakang (meningitis), infeksi darah dan infeksi berat lainnya pada dewasa dan anak-anak.
Gejala
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri. Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui. 2.8
Neisseria Gonorrheae, Penyebab penyakit Kencing Nanah
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Beta Proteobacteria
Ordo:
Neisseriales
Keluarga:
Neisseriaceae
Genus:
Neisseria
Spesies:
N. gonorrhoeae
Karakteristik Umum
bakteri Neiserria gonorrhoeae berbentuk oval dengan ukuran 0,8 µm x 0,6 µm, berpasangan (kadang-kadang breupa single coccus) dan berhadapan menurut sumbu panjangnya menyerupai biji kopi. Dari biakan murni, 25% tampak dalam betuk berpasangan / diplococcus, 75% tampak kokus tunggal. Penyakit yang Ditimbulkan
Bakteri ini menyebabkan penyakit gonorrhoe atau kencing nanah. Penyakit ini merupakan penyakit kelamin yang sering terjadi dan manusia merupakan satu-satunya hospes alamiah. Istilah gonorrhoe mula-mula diperkenalkan oleh Galen pada 130 tahun sebelum masehi. Penyakit ini sudah dikenal orang sejak zaman tiongkok purba dan mesir purba. Pada tahun 1874, Neisser menemukan penyebab penyakit ini dari secret purulen dari urethra seorang yang menderita urethritis akut, vaginitas dan pada secret mata penderita konjungtivitas akut. Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-32 ha ri, biasanya sekitar 4 hari atau 2-8 hari. Gejala pada laki-laki: 1. Urethritis anterior acuta. Keluhan mula-mula terasa gatal dan panasa seperti terbakar dibagian distal urethra. Kadang-kadang terdapat pula ereksi-erksi yang nyeri, demam dan leukositas. Tetapi pada 10% penderita terjadi tanpa gejala sama sekali, disebut urethtritis gonorrhoeica yang asimptomatik. Kemudian dari mulut urethra, akan keluar secret yang mukopurlen berwarna kuning. Neiserria gonorrhoeae tidak bisa menyerang epitel squamus bertatah tetapi menyerang epitel stratifiedcollumnar. Penetrasi bakteri ke dinding urethra laki-laki lewat ruang intraseluler dan mencapai jaringan bawah epitel pada hari ke 3-4. Sel PMN, limfosit, sel plasma dan sel mast, segera muncul ditempat tersebut terutama didaerah kelenjar littre dan salurannya, serta Lacuna morgagni. Sejumlah besar leukosit dan serum yang mengandung gonococcus masuk ke lumen urethra menimbulkan
secret
yang
khas
disebut ecoulement .
Sasluran
kelenjar littre dapat tersumbat sehingga terbentuk retensi kista dan terjadi abses. Penyebaran bakteri selanjutnya melalui jaringan bawah epitel dan secara limfogen, menimbulkan prostatitis dan epididimitis. Keluhan prostatitis misalnya anyang-anyangan (dull pain) di daerah perineum dan dengan rectal touching (mesase prostat) dadpat dikeluarkan secret. Pada pemeriksaan klinis osteum urethraeksterna tampak merah bengkak dan ekteropion. 2. Urethritis posterior Biasanya, terjadi 2 minggu sesudah urethritis akut. Keluhan yangtimbul sama dengan urethritis anterior, hanya tempat yang sakit di bagian proksimal urethra. Terdapat keluhan-
keluhan miksi, seperti disuria, polakisuria, misuria bahkan hematuria. 3. Pan urethritis yang menahun Di sini gejala hanya ringan saja, berupa tetesan-tetesan nanah atau bercak padad celana pada pagi hari, yang disebut bonjour drops, la goutte millitaire atau good morning drops. Antibiotik yang biasa digunakan dalam kaitannya untuk proses medikasi penyakit ini adalah Ceftriaxone yang biasanya dikombinasikan dengan azithromycin atau doxycycline.
2.9
Treponema Pallidum, Penyebab penyakit Sifilis
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: Eubacteria Filum:
Spirochaetae
Kelas:
Spirochaetae
Ordo:
Spirochaetales
Famili:
Spirochaetaceae
Genus:
Treponema
Spesies:
T. palli dum
Karakteristik Umum
Treponema pallidum pallidum merupakan bakteri yang motil (dapat bergerak), yang umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. Organisme ini juga dapat ditularkan kepada janin melalui jalur transplasental selama masa-masa akhir kehamilan. Struktur tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan Treponema pallidum pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian organisme ini dapat
mengaksessistem peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa.
Penyakit yang Ditimbulkan
Penyakit akibat Treponema pallidum yaitu Sifilis ini penyebarannya tidak seluas gonorea, tetapi lebih menakutkan karena kerusakan yang mungkin ditimbulkannya lebih besar. Seperti gonorea, penyakit ini disebarkan melalui kontak langsung dengan luka-luka pada orang yang ada pada stadium menular. Spiroketa, seperti gonokokus, adalah mikrobe yang tidak tahan berada di luar tubuh manusia, sehingga kemungkinan tertulari dari benda mati sangat kecil. Manusia merupakan satu-satunya habitat tempat hidup bakteri Treponema pallidum yang menyebabkan penyakit sifilis. Sifilis berjangkit secara alamiah hanya pada manusia dan terutama ditularkan lewat hubungan kelamin atau dari ibu yang terinfeksi kepada janinnya (sifilis bawaan atau sebelum lahir) lewat ari-ari. Bakteri Treponema pallidum yang menyebabkan penyakit sifilis ini sangat berbahaya bagi manusia. Tidak ada vaksin terhadap sifilis. Untuk perseorangan penggunaan kondom sangat efektif. Untuk masyarakat, cara utama pencegahan sifilis ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan serologis dan pengobatan penderita. Sifilis bawaan dapat dicegah dengan perawatan prenatal (sebelum kelahiran) yang semestinya Pengobatan dilakukan dengan memberikan Antibiotika seperti Penisilin atau turunannya.
2.10
Pemantauan serologik dilakukan pada bulan I, II, VI, dan XII tahun pertama dan setiap 6 bulan pada tahun kedua. Selain itu, kepada penderita perlu diberikan penjelasan yang jelas dan menyeluruh tentang penyakitnya dan kemungkinan penularan sehingga turut mencegah transmisi penyakit lebih lanjut. Bagi penderita yang tidak tahan dengan penisilin dapat diganti dengan tetrasiklin atau eritromisin, yang harus dimakan 15 hari. Sifilis yang telah menyebabkan penderita lumpuh dan gila biasanya tidak dapat diobati lagi. Microbacterium Leprae, Penyebab Lepra
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Actinobacteria
Ordo:
Actinomycetales
SubOrdo:
Corynebacterineae
Keluarga:
Mycobacteriaceae
Genus:
Mycobacterium
Spesies:
M. leprae
Karakteristik Umum
Secara Karakteristik Umum kuman ini berbentuk pleomorf lurus dengan kedua ujung bulat dengan ukuran panjang 1-8 mikron dan lebar 0,2 - 0,5 mikron, bersifat tahan asam, berbentuk batang dan gram positif, biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin seperti kulit, mukosa hidung, saraf tepi (terutama sel Schwann). Dengan pewamaan Ziehl Neelsen termasuk golongan Basil Tahan Asam. Mycobacterium leprae tidak dapat dikultur dalam media buatan. Kuman ini tumbuh lambat dan untuk membelah dirinya memerlukan waktu sekitar 20-30 hari. Mycobacterium leprae ini mampu bertahan pada hembusan kering dari hidung selama 7 hari pada suhu 20,6°C dengan kelembaban 43,7% dan 10 hari pada suhu 35,7° dengan kelembaban 77%. M. leprae dikatakan mampu bertahan diluar tubuh manusia selama beberapa bulan pada kondisi yang sesuai, misalnya: tanah, air. Ada juga yang mengatakan bahwa M. leprae bertahan selama beberapa minggu (2-4 minggu) di lingkungan khususnya kondisi lembab. Kondisi ini ada di dan sekitar lingkungan hidup pada area-area endemik. Reservoir M. leprae, selain manusia, dapat dijumpai pada hewan armadillo, sejenis monyet dan tikus.
Penyakit yang Ditimbulkan
Mycobacterium lepra merupakan agen penyakit Lepra ( penyakit Hansen) adalah infeksi menahun yang terutama ditandai oleh adanya kerusakan saraf perifer (saraf di luar otak dan medulla spinalis), kulit, selaput lendir hidung, buah zakar (testis) dan mata. Untuk mendiagnosa penyakit leprae, maka dilakukan pemeriksaan mikroskopis dari pewarnaan bakteri tahan asam, uji sitologi dari sel kulit yang terinfeksi dan tes kulit lepromin. Sampai saat ini belum dapat dilakukan pemeriksaan kultur terhadap M. leprae(Minasari, 2009).
Penderita lepradi India pada tahun 1990 (Sumber : google.com)
Uji serologi non treponemal terhadap sifilis seperti VDRL dan RPR kadang-kadang menunjukan hasil positif palsu dari sampel penderita lepra. Diagnosis penyakit kusta ditegakkan jika seseorang mempunyai satu atau lebih tanda utama (cardinal sign) kusta yang ditemukan pada waktu pemeriksaan klinis. Cardinal Sign kusta dapat berupa bercak mati rasa, penebalan syaraf dengan gangguan fungsi syaraf serta BTA positif. Untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu dicari tanda-tanda utama atau tanda kardinal, yaitu: A. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa. Kelainan kulit/lesi yang dapat berbentuk bercak keputihan ( hypopigmentasi ) atau kemerahan (erithematous) yang mati rasa (anaesthesia).
B. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf. Gangguan fungsi saraf tepi ini biasanya akibat d ari peradangan kronis pada saraf tepi (neuritis perifer). Adapun gangguan-gangguan fungsi saraf tepi berupa: a. Gangguan fungsi sensoris: mati rasa. b. Gangguan fungsi motoris: kelemahan otot ( parese) atau kelumpuhan ( paralise). c. Gangguan fungsi otonom: kulit kering. d. Ditemukannya M. leprae pada pemeriksaan bakteriologis.
2.11
Bordetella Pertussis, Penyebab Batuk Rejan
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan:
Bacteria
Filum:
Proteobacteria
Kelas:
Beta Proteobacteria
Ordo:
Burkholderiales
Keluarga:
Alcaligenaceae
Genus:
Bordetella
Spesies:
B. pertussis
Koloni Bordetella Pertussis dalam media agar
Karakteristik Umum
Ciri organisme ini : pendek, gram negative, dan dengan pewarnaan toluidin biru dapat terlihat granula bipolar metakromatik. Bakteri ini aerob murni dan membentuk asam tapi tidak membentuk gas dari glukosa dan laktosa.
Penyakit yang Ditimbulkan
Bordetella Pertussis adalah pembawa penyakit Pertussis atau Batuk rejan. Batuk
rejan
disebut juga dengan batuk gonggong karena suara batuknya diiringi suara gonggong atau suara melengking. Selain itu, sering disebut juga dengan nama batuk 100 hari, karena batuknya dapat berlangsung cukup lama yaitu sekitar 6 minggu atau lebih. Penyakit ini termasuk infeksi pernafasan akut yang sangat menular. Batuk rejan lebih sering menyerang anak-anak terutama dibawah umur 2 tahun yang tidak mendapatkan imunisasi. Oleh karena itu semua bayi sebaiknya diimunisasi untuk membentuk kekebalan (imunitas), sehingga walaupun terjadi batuk rejan hanya dalam bentuk yang ringan. Penyakit ini juga dapat terjadi pada orang dewasa namun tidak berbahaya, tetapi menjadi lebih berbahaya apabila terjadi pada anak-anak balita dan orang lanjut usia.
Batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis dan kadang-kadang oleh Bordetella parapertussis atau Bordetella bronchiseptica. Penularannya melalui batuk atau bersin
yang dihamburkan ke udara oleh penderita yang terinfeksi. Secara tipikal, serangan batuk rejan terjadi secara mendadak, terutama pada malam hari. Gejala atau tanda pertama dari batuk rejan muncul sesudah 7-14 hari terinfeksi oleh bakteri Bordetella pertussis. Batuk rejan berlangsung dalam 3 stadium dengan masing-masing stadium berakhir 2 minggu. Stadium awal menunjukan gejala batuk yang teriritasi terutama pada malam hari, serangan batuk biasanya didahului bersin, napsu makan hilang, lesu, mata kelihatan merah dan berair. Pada stadium kedua, batuk semakin parah disertai dahak kental, setiap batuk diakhiri suara melengking atau gonggong dan berulang-ulang dengan cepat . penderita dapat mengalami muntah di atara serangan batuk. Selama batuk, muka penderita kelihatan merah kebiru-biruan, urat leher tegang, air mata tergenang dan lemas. Pada bayi serangan batuk dapat menyebabkan bayi tidak bernafas secara periodik, kekurangan oksigen dan gangguan metabolisme. Stadium kedua merupakan stadium yang paling rentan. Stadium akhir : intensitas batuk yang mengikil serta muntah berkurang dan hilang secara bertahap.
Pencegahan dan perawatan yang dapat dilakukan antara lain :
lakukan vaksinasi pada bayi untuk mencegah terserangnya penyakit ini. Vaksinasi tidak boleh diberikan kepada anak-anak berumur 6 tahun ke atas karena dapat menyebabkan demam yang parah.
Tempatkan penderita dalam ruang terpisah dengan anak – anak lainnya kira- kira 6 minggu untuk menghindari penularan.
Berikan makanan yang bergizi yang mudah dicerna sedikit demi sedikit
Hindari makanan yang banyak mengandung gula pasir, pemanis buatan, gorengan dan makanan/minuman dingin.
Batuk rejan yang terjadi pada ba yi dan balita harus segera di periksa ke dokter.
Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan batuk rejan diantaranya berkhasiat sebagai anti-infeksi, antibakteri, antibiotik, antibatuk (antitussive), peluruh dahak (ekspektorant).
Pengobatan
Pemberian Eritromisin pada stadium kataral akan membantu pencegahan dan pembasmian mikroorganisme. Sedangkan pengobatan pada stadium paroksismal jarang mengubah gejala klinik. B pertussis peka terhadap obat antimikroba in vitro. Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di Rumah Sakit dan ditempatkan di kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan juga bisa merangsang serangan batuk. Dapat pula dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Diberikan cairan melalui infuse untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah pada bayi dan karena biasanya tidak dapat makan akibat batuk. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering. 2.12 Clostridium Botulinum, Penyebab Botulisme Klasifikasi Ilmiah
Domain:
Bacteria
Kelas:
Clostridia
Ordo:
Clostridiales
Keluarga:
Clostridiaceae
Genus:
Clostridium
Spesies:
C. botulinum
Koloni Clostridium Botulinum dalam media agar
Karakteristik Umum
Bakteri ini masuk kedalam genus Clostridium. Bakteri ini pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh Emile van Ermengem dan umumnya dapat ditemukan di tanah. C. botulinum termasuk bakteri gram positif, anaerob obligat (tidak bisa hidup bila terdapat oksigen), motil (dapat bergerak), dan menghasilkan spora.
Penyakit yang Ditimbulkan
Bakteri ini merupakan sumber dari penyakit Botulisme. Botulisme adalah penyakit yang menyebabkan kekakuan otot yang terkadang bersifat fatal. Penyakit ini umumnya disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi toksin botulinum. Penyakit ini tidak menular antar manusia ketika kulit bersentuhan. "Botulisme bayi" adalah jenis botulisme lain ketika spora Clostridium botulinum masuk ke saluran pencernaan bayi dan mengkolonisasi usus sebelum bakteri simbion berkembang di dalam. Jenis lain yaitu "Botulisme luka" adalah ketika spora bakteri Clostridium botulinum menginfeksi luka yang terbuka dan melepaskan toksin
2.13 Lysteria Monocytogenes Klasifikasi Ilmiah
Kingdom:
Bacteria
Division:
Firmicutes
Class:
Bacilli
Order:
Bacillales
Family:
Listeriaceae
Genus:
Listeria
Species:
L. monocytogenes
Lysteria Monocytogenes bila dilihat dari mikroskop electron (Sumber : Wikipedia.org) Karakteristik Umum
Bakteri ini merupakan bakteri Gram-positif, dan motil/bergerak dengan menggunakan flagella. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 1-10% manusia mungkin memiliki L. monocytogenes di dalam ususnya. Bakteri ini telah ditemukan pada setidaknya 37 spesies mamalia, baik hewan piaraan maupun hewan liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung, dan mungkin pada beberapa spesies ikan dan kerang. Bakteri ini dapat diisolasi dari tanah, silage (pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi), dan sumber-sumber alami lainnya. Sebagai bakteri yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap efek mematikan dari pembekuan, pengeringan, dan pemanasan. Sebagian besar L. monocytogenes bersifat patogen pada tingkat tertentu.
Penyakit yang Ditimbulkan
Listeria monocytogenes adalah suatu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang sehat juga dapat terinfeksi bakteri Listeria, dengan gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare.
Listeriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh bakteri L. monocytogenes. Infeksi
Listeria
dapat
menyebabkan
keguguran
pada
perempuan
hamil,
ujar
dr.
Subuh.
L. monocytogenes merupakan salah satu penyebab penyakit yang serius dengan tingkat kematian sekitar 20-30 persen. Tingkat kematian di antara bayi yang baru lahir yang terinfeksi L. monocytogenes adalah 25-50 persen. Di Spanyol, kasus listeriosis pada manusia jarang terjadi, sekitar 1 kasus per 100.000 penduduk. Tahun 1981 di Kanada, pernah terjadi wabah listeriosis yang menyebabkan kematian beberapa domba akibat memakan kubis yang terkontaminasi L. monocytogenes. Dua tahun kemudian, lebih kurang 14 orang meninggal dunia dari sejumlah 49 orang yang dirawat di rumah sakit di Massachusetts dengan gejala klinis berupa septikemia dan meningitis karena mengkonsumsi susu pasteurisasi yang terkontaminasi. Tahun 1985, terjadi wabah listeriosis di Los Angeles dan California. Dilaporkan sejumlah 29 orang meninggal akibat mengkonsumsi keju yang terkontaminasi. Selanjutnya, antara tahun 1991-2002 di Eropa juga pernah dilaporkan 19 kasus listeriosis invasif. Kasus Listeriosis juga dilaporkan 9 negara lainnya dengan total wabah listeriosis sebanyak 526 kasus.
Sejak
tahun 1998, Perancis telah mengembangkan
sistem untuk melaksanakan kegiatan monitoring listeriosis pada manusia dan dilakukan investigasi pada sumber foodborne listeriosis. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa telah terjadi sekitar 1600 kasus dengan 260 kematian karena listeriosis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Data tahun 2013 menyebutkan bahwa rata-rata kejadian listeriosis di Amerika Serikat setiap tahunnya adalah 0,26 kasus per 100.000 penduduk. Trend kejadian listeriosis dibandingkan dengan 1996-1998, kejadian listeriosis telah menurun sekitar 42% tahun 2012. Wabah listeriosis terbesar dalam sejarah AS terjadi pada tahun 2011, ketika terjadi 147 penyakit, 33 kematian, dan 1 keguguran pada penduduk di 28 negara bagian yang mana wabah dikaitkan dengan konsumsi blewah dari sebuah pertanian. Diagnosis dan Pencegahan
Listeriosis hanya dapat didiagnosis secara pasti dengan cara membiakkan organisme ini dari darah, cairan cerebrospinal yaitu cairan otak dan sumsum tulang belakang, atau kotoran (sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya). Untuk pencegahan, ada beberapa langkah pencegahan agar terhindar dari infeksi bakteri Listeria, yaitu: 1)Bilas bahan mentah dengan air mengalir, seperti buah-buahan dan sayuran, sebelum
dimakan, dipotong, atau dimasak. Bahkan jika hasil tersebut sudah dikupas, tetap harus dicuci terlebih dahulu; 2) Menggosok produk hasil pertanian, seperti melon dan mentimun, dengan menggunakan sikat bersih sebelum disimpan, dan keringkan produk dengan kain bersih atau kertas; 3) Pisahkan daging mentah dan unggas dari sayuran, makanan matang, dan makanan siap-saji; 4) Cuci peralatan masak, berupa alat atau alas pemotong, yang telah digunakan untuk daging mentah, unggas, produk-produk hewani sebelum digunakan pada produk makanan lainnya; serta 5)Cuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan, dan saat akan makan. Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan, namun makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri ini akan mati pada temperatur 75