ANALISIS PENGUKURAN KINERJA BALANCE SCORECARD DENGAN ENAM PERSPEKTIF (STUDI KASUS PT. ARTIFA SUKSES PERSADA)
SKRIPSI
OLEH: SITI HURIYATUL KAMILAH 109082000153
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Siti Huriyatul Kamilah
NIM
: 109082000153
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, Saya: 1. Tidak
menggunkan
ide
orang
lain
tanpa
mampu
mengembangkan
dan
mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.
JIka dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasaqrkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 24 April 2014 Yang Menyatakan,
(Siti Huriyatul Kamilah) v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
II.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap 2. Tempat, Tanggal Lahir 3. Alamat
: : :
4.
:
Email
Siti Huriyatul Kamilah Tangerang, 16 November 1991 Jl. Raden Kimas Hasyim RT. 002/003 Kel Babakan, Legok, Tangerang – Banten 15820
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD Negeri Legok II 2. MTs Nurul Yaqin 3. SMA Negeri 3 Kabupaten Tangerang
Tahun 1997 - 2013 Tahun 2003 - 2006 Tahun 2006 - 2009
III. SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Seminar Oleh BEMJ Akuntansi FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Pemberantasan Korupsi Bersama KPK”, 9 September 2009. 2. Seminar Nasional oleh Fakultas EKonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “ Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : 2. Tempat, Tanggal Lahir : 3. Ibu : 4. Tempat, Tanggal Lahir : 5. Anak Ke dari :
Sayuti Tangerang, 17 Agustus 1948 Thohiroh Tangerang, 06 Juni 1950 8 dari 8 bersaudara
vi
ABSTRACT Analysis the Measurement of the Performance of Balance Scorecards With Six Perspective ( Case Study PT. Artifa Sukses Persada ) Progress on technology has changed enterprise management system in facing environmental complex business dramatically. Currently the method of measurement can evaluate performance of companies accurately and thoroughly was required. Performance indicator which combine financial size performance and non financial scorecard named balanced scorecard. Balanced scorecard in general measures the performance of four perspective. The financial perspective perspective, customers perspective, internal business, and perspective growth and learning, developed by adding two new perspective is employees and partnership. The object of this research is PT. Artifa Sukses Persada. This research used quetionnaire and study of literature as data main. The result of research with the concept of balanced scorecard showed that the company financial performance PT. Artifa Sukses Persada better than previous year. The performance of customer satisfaction PT. Artifa Sukses Persada showing a good value for the attribute satisfaction products and services, corporate image, and relationships. While for the performance of business process internal showing good results in the operation process, and services after sell. Employee satisfaction performance also showed good results for employee capabilities, information system capabilities, and motivation, empowerment and alignment. The increasing number of Partners shows good results in perspective partnership Overall performance of PT. Artifa Sukses Persada can be considered good. Good management is the reason PT. Artifa Sukses Persada able to improve its performance to fit the vision and mission of the company. Keywords: balance scorecards, Financial perspective, Customer perspective, Business process Internal perspective, learning and growth perpective, A partnership perspective, employee perspectives, Corporate Performance Measurement
vii
ABSTRAK Analisis Pengukuran Kinerja Balance Scorecard dengan Enam Perspektif (Studi Kasus PT. Artifa Sukses Persada)
Kemajuan teknologi telah mengubah secara dramatis sistim manajemen perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks. Saat ini dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang dapat menilai kinerja perusahaan secara tepat dan menyeluruh. Alat pengukur kinerja yang mengkombinasikan ukuran kinerja keuangan dan non keuangan adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard secara umum mengukur kinerja dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dikembangkan dengan menambahkan dua perspektif baru yaitu karyawan dan kemitraan. Objek penelitian ini adalah PT. Artifa Sukses Persada. Penelitian ini menggunakan kuisioner dan studi literature sebagai data utama. Hasil penelitian dengan menggunakan konsep balance scorecard menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Artifa Sukses Persada lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kinerja kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada, menunjukkan nilai kepuasan yang cukup baik untuk atribut produk dan jasa, citra perusahaan, dan hubungan. Sedangkan untuk kinerja proses bisnis internal menunjukkan hasil yang baik pada proses operasi, dan pelayanan purna jual. Kinerja kepuasan karyawan juga menunjukkan hasil yang baik untuk kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi, dan motivasi, pemberdayaan dan keselarasan. Meningkatnya jumlah mitra menunjukkan hasil yang baik pada perspektif kemitraan. Kinerja PT. Artifa Sukses Persada secara keseluruhan dapat dikatakan bagus. Manajemen yang baik adalah alasan PT. Artifa Sukses Persada mampu meningkatkan kinerjanya agar sesuai visi dan misi perusahaan. Kata kunci: Balance scorecard, perspektif keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses bisnis internal, Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, Perspektif kemitraan, Perspektif karyawan, Pengukuran Kinerja Perusahaan.
viii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Al-Wahab Yang Maha Penganugerah, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1.
Orang Tua tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan, kesabaran serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampu memberikan kebahagian dan kebanggan.
2.
Kakak-kakak tercinta Sobari Adnan, Achmad Erry, Siti Amalia, Vivi Rofiah, Rosida Komalasari, Iksan, Mulyanah, Betharia, Ahmad Kurnia, Hariri, dan Lukman . Yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang tiada henti kepada adinda.
3.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta & selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.
4.
Ibu Putriesti Mandasari selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidangskripsi.
5.
Dr. Rini, Ak.,M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis ix
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6.
Hepi Prayudiawan, SE.,Ak., M.M selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
8.
Teruntuk Ade Sumarna, terima kasih atas segala dukungan, bantuan, doa, rasa sayang dan semangat yang selalu tercurahkan kepada penulis.
9.
Sahabatku
Weri
Irma
Pamasih,
Adhariani
Sarah,
Risty
Sucianingsih,
Helenamarin, Suchi Afhrelia dan Nadia Kartika. Kami dipertemukan dalam ikatan silaturahmi yang indah. Terima kasih atas doa dan dukungan yang telah tercurahkan kepada penulis. 10. Sahabatku Aby Fathullah, Ismail Marzuki, Sarudi Putra, Rofiq, Wayan Adithya, Dhio dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas segala dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis selama ini. 11. Sahabat-sahabat Ezy Fauziya Ulfa, Putri Arum, Agis, Ela, Rahmi dan Kak Lia yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis. 12. Akuntansi D Uin Syarif Hidayatullah Jakarta 2009, yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis. Terima kasih atas keceriaan selama ini. 13. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan pahala atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, …….Maret 2014 Siti Huriyatul Kamilah x
DAFTAR ISI Halaman Judul …………………………………………………………………………..
i
Lembar Pengesahan Skripsi …………………………………………………………….
ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ……………………………………...………
iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ……………………………………………………...
iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah …………………………………………...
v
Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………………………...…
vi
Abstract…………………………………………………………………………………….
vii
Abstrak ……………………………………………………………………………………
viii
Kata Pengantar……………………………………………………………………………
ix
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….....
xi
DaftarTabel ………………………………………………………………………………
xvi
Daftar Lampiran................................................................................................................
xviii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang …………………………………………………………..
1
B. Perumusan Masalah ……………………………………………………..
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………….
6
1. Tujuan Penelitian …………………………………………………....
6
2. Manfaat Penelitian …………………………………………………..
7
TINJAUAN PUSTAKA
8
A. Kerangka Teoritis ……………………………………………………......
8
1. Sistem Pengukuran Kinerja …………………………………………
8
a.
Pengertian Sistem ……………………………………………….
8
b. Pengertian Pengukuran Kinerja ………………………………...
10
xi
c.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja …………………...
12
2. Penilaian Kinerja …………………………………………………….
13
3. Manfaat Pengukuran Kinerja ………………………………………..
15
a.
Pengukuran Kinerja Secara Tradisional ………………………...
15
b. Pengertian Laporan Keuangan ………………………………….
16
c.
Tujuan Laporan Keuangan ……………………………………...
18
d. Komponen Laporan Keuangan …………………………………
20
e.
Analisis Rasio …………………………………………………..
22
B. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard …………………..
23
1. Pengertian Balance Scorecard ………………………………………
23
2. Sejarah Pekembangan Balance Scorecard ………………………….
24
3. Keuntungan Balance Scorecard…………………………………….
26
4. Langkah-langkah Menggunakan Balance Scorecard …………….....
27
5. Komponen-komponen Balance Scorecard ...…………………..........
28
a.
Perspektif Keuangan …………………………………………....
28
b. Perspektif Pelanggan …………………………………………...
29
c.
Perspektif Proses Bisnis Internal ……………………………….
34
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan …………………….
35
e.
Perspektif Karyawan …………………………………………....
37
f.
Perspektif Kemitraan …………………………………………....
39
C. Penelitian Terdahulu ……………………………………………………..
40
D. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………..
43
xii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
45
A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………………
45
B. Metode Pengumpulan Sampel …………………………………………...
45
1. Data Primer ………………………………………………………….
46
a.
Penelitian Lapangan …………………………………………….
46
b. Kuesioner ……………………………………………………….
46
2. Data Sekunder ……………………………………………………….
47
C. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………...
47
D. Metode Analisis Data ………………...………………………………….
47
1. Uji Validitas ………………………………………………………....
48
2. Uji Reliabilitas ……………………………………………………....
48
3. Deskriptif Kuantitatif ……………………………………………….
49
4. Deskriptif Kualitatif ………………………………………………....
49
Definisi OperasionalVariabel …………………………………………..
50
1. Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Bisnis ………………………..
50
E.
a.
BAB IV
Perspektif Keuangan …………………………………………....
50
b. Perspektif Pelanggan …………………………………………....
51
c.
Perspektif Bisnis Internal ……………………………………….
51
d. Prespektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan ……………..
51
e.
Perspektif Karyawan …………………………………………....
51
f.
Perspektif Kemitraan …………………………………………....
52
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
54
A. Gambaran Umum Perusahaan …………………………………………...
54
1. Sejarah Singkat Perusahaan ………………………………………....
54
a.
Sejarah Perusahaan ……………………………………………..
xiii
54
b. Perkembangan Perusahaan ……………………………………..
56
c.
Visa dan Misi PT. Artifa Sukses Persada ………………………
56
2. Struktur Organisasi PT. Artifa Sukses Persada ……………………..
57
a.
Tanggung Jawab Tiap Divisi dan Tugasnya …………………...
57
1). Direktur …………………………………………………....
57
2). Sales Marketing ..…………………………………………..
58
3). Accounting………………………………………………….
58
4). Administrasi .………………………………………………
58
5). Teknisi ……………………………………………………..
59
6). Adm. Sales ………………………………………………...
59
7). Purchasing ………………………………………………...
59
8). Warehouse and delivery…………………………………...
59
B. Pengukuran Kinerja berdasarkan Balance Scorecard ……………….......
60
1. Perspektif Keuangan ………………………………………………..
60
a.
Rasio Likuiditas …...……………………………………………
61
b. Rasio Leverage ………………………………………………….
62
c.
Rasio Aktivitas ………………………………………………….
64
2. Perspektif Pelanggan ………………………………………………...
66
a.
Karakterisktik Responden Kepuasan Pelanggan ……………….
66
b. Uji Validitas Kepuasan Pelanggan ………………………….…..
67
c.
Uji Reliabilitas Kepuasan Pelanggan …………………………...
69
d. Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan ……………….
70
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ……………………………………
74
a.
Proses Operasi PT. Artifa Sukses Persada ……………………...
74
b. Layanan Purna Jual PT. Atifa Sukses Persada ………………….
76
xiv
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan PT. Artifa Sukses Persada ………………………………………………………..,………...……
77
5. Perspektif Karyawan ………………………………………………...
79
a.
BAB V
Tingkat Perolehan/Pertambahan Karyawan …………...………..
79
b. Tingkat Retensi Karyawan ………………………………….…..
80
c.
Tingkat Kepuasan Karyawan …………………………………...
80
1). Karakteristik Responden Kepuasan Karyawan ……………
81
2). Uji Validitas Kepuasan Karyawan ………………………..
82
3). Uji Reliabilitas Kepuasan Karyawan ..……………………
83
4). Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan ………….
85
6. Perspektif Kemitraan ………………………………………………..
88
a.
Perkembangan Jumlah Mitra ……………………………….......
89
b
Nama dan Jenis Perusahaan Mitra ………………………….......
89
PENUTUPAN
91
A. Simpulan …………………………………………………………………
91
B. Implikasi …………………………………………………………………
93
C. Saran ……………………………………………………………………..
94
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………
95
Lampiran …………………………………………………………………………………
99
xv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ……………………………………………………………...
44
3.1
Pengukuran Balance Scorecard dengan 6 (enam) Pespektif ……………………..
52
4.1
Tabel Perhitungan CACL ………………………………………………………...
62
4.2
Tabel Perhitungan TLTA …………………………………………………………
63
4.3
Tabel Perhitungan Turn Over Ratio ………………………………………………
65
4.4
Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Pelanggan …………………………..
67
4.5
Hasil Uji Validitas Atribut Produk dan Jasa Pelanggan ………………………….
68
4.6
Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan …………………………………….
68
4.7
Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan ………………………………..
68
4.8
Hasil Uji Reliabilitas Pelanggan ………………………………………………….
69
4.9
Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada
70
4.10 Hasil Pengukuran Citra (Image) Perusahaan PT. Artifa Sukses Persada ………..
71
4.11 Hasil Pengukuran Hubungan dengan Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada …….
72
4.12 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan …………………………………………………………………………
72
4.13 Tingkat Pertambahan Karyawan Baru ……………………………………………
79
4.14 Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Karyawan …………………………...
81
4.15 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan ………………………………………..
82
4.16 Hasil Uji Validtas Kapabilitas Sistem Informasi …………………………………
83
4.17 Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan Karyawan ………
83
4.18 Hasil Uji Reliabilitas Karyawan ………………………………………………….
84
xvi
4.19 Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan PT. Artifa Sukses Persada ……………
85
4.20 Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi PT. Atifa Sukses Persada ……..
86
4.21 Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan PT. Artifa Sukses Persada ……………………………………………………………………………
87
4.22 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan …………………………………………………………………………
88
4.23 Perkembangan Jumlah Mitra ……………………………………………………..
89
4.24 Daftar Nama dan Jenis Perusahaan Mitra ………………………………………..
89
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
Halaman
1.
Surat Penelitian Skripsi …………………………………………………………...
99
2.
Surat Keterangan Penelitian PT. Artifa Sukses Persada ………………………….
101
3.
Laporan Keuangan PT. Artifa Sukses Persada …………………………………...
103
4.
Kuesioner Penelitian ……………………………………………………………...
110
5.
Jawaban Responden ………………………………………………………………
115
6.
Hasil Pengujian Penelitian ………………………………………………………..
118
xviii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar belakang Dunia usaha di Indonesia saat ini semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan dunia bisnis juga mengalami suatu perubahan yang semakin kompleks dan semakin kompetitif. Dalam lingkungan bisnis yang dinamis maka perusahan-perusahaan harus lebih peduli terhadap stategi yang dijalankan. Perusahaan terus berupaya merumuskan dan menyempurnakan strategistrategi bisnis dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan juga memerlukan pertimbangan terbaik dalam membawa perusahaan menuju masa depan yang lebih baik. Pertimbangan terbaik hanya bisa dilakukan jika manajemen strategi dilaksanakan secara komprehensif. Dengan demikian perusahaan harus memiliki kompetensi agar dapat bertahan hidup dan mampu bersaing. Agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang di era globalisasi yang semakin kompetitif ini maka dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang lebih komprehensif. Perusahaan harus dapat menghubungkan antara strategi jangka panjang dan strategi jangka pendek serta melakukan perbaikan secara terus menerus untuk dapat memiliki keunggulan dalam bersaing. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui efektif atau tidaknya strategi yang telah digunakan selama ini adalah dengan cara mengukur kinerja perusahaan. Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan, karena selain berfungsi menilai keberhasilan perusahaan, 1
pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi pada periode yang lalu (Srimindati, 2004). Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk menentukan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode lalu dan menilai apakah strategi yang ditetapkan telah dilaksanakan tepat pada sasaran dan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. Metode penilaian kinerja menggunakan laporan keuangan memang cara termudah dalam menilai kinerja manajemen. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang rill mengenai keseluruhan keadaan perusahaan karena tidak diperhatikan hal-hal lain diluar sisi finansial misalnya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton,1996). Pengukuran kinerja yang hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran keuangan tidaklah cukup dan faktanya dapat menjadi disfungsional karena beberapa alasan. Pertama hal itu dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Kedua, manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek. Ketiga, menggunakan laba jangka pendek sebagai 2
salah satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara manajer unit bisnis dengan manajer senior. Keempat, pengendalian keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data (Anthony dan Govindarajan, 2001). Pengukuran kinerja perusahaan yang terlalu ditekankan pada sudut pandang finansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja tidak kalah pentingnya. Seperti pengukuran kepuasan pelanggan dan proses adaptasi dalam suatu perubahan sehingga dalam suatu pengukuran kinerja, diperlukan suatu keseimbangan antara pengukuran kinerja
finansial dan pengukuran kinerja
non finansial.
Keseimbangan antara pengukuran kunerja finansial dan non finansial ini akan dapat membantu perusahaan dalam mengetahui dan mengevaluasi kinerja secara keseluruhan (Ciptani, 2000). Menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kepentingan jangka panjang. Untuk mengatasi kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses pembelajaran dan berkembang (Mutasowifin, 2002). Perspektif lain yang dijadikan alat ukur dalam balance scorecard adalah perspektif pelanggan yaitu mengidentifikasi bagaimana kondisi pelanggan mereka dan segmen 3
pasar yang telah dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor mereka. Perspektif proses bisnis internal perusahaan melakukan pengukuran terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan baik manajer maupun karyawan untuk menciptakan suatu produk yang dapat memberikan kepuasan tertentu bagi pelanggan dan juga para pemegang saham. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran mengungkapkan betapa pentingnya suatu organisasi bisnis untuk terus memperhatikan karyawannya, memantau kesejahteraan karyawan dan meningkatkan pengetahuan karyawan karena dengan meningkatnya tingkat pengetahuan karyawan dengan memberikan pelatihan dan pembelajaran akan meningkatkan pula kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian hasil ketiga perspektif di atas dan tujuan perusahaan. Balance scorecard dalam penilaian kinerjanya telah memenuhi kriteria yaitu dengan melihat dari seluruh aspek yang ada di perusahaan baik aspek keuangan maupun yang
bersifat
mendapatkan
nonkeuangan sehingga gambaran
mengenai
perusahaan maupun pemegang keseluruhan
kondisi
perusahaan
saham dalam
pencapaiannya baik jangka panjang maupun jangka pendek. Keempat perspektif yang telah disebutkan diatas ini menawarkan suatu keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, yaitu hasil yang diinginkan, pemicu kerja, dan tolok ukur kinerja. Jadi balance scorecard adalah alat yang menyediakan kepada para manajer pengukuran kompherensif bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini menjelaskan bagaimana aset intangible dimobilisasi dan dikombinasikan dengan aset
4
tangible untuk menciptakan proposisi nilai pelanggan yang berbeda dan hasil finansial yang lebih unggul (Kaplan dan Norton, 2000). Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balance scorecard. Dengan demikian metode balance scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan
kepentingan-kepentingan
masa
yang
akan
datang.
Serta
menunjukkan bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya demi keberlangsungan usaha (Tunggal, 2002). Balance scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran perusahaan dapat menggunakan balance scorecard sebagai dasar untuk mengatur kerangka kerja untuk proses manajemen mereka. Perusahaan dapat membangun balance scorecard mulamula dengan tujuan yang terbatas, misalnya untuk mendapatkan klarifikasi, konsensus, dan fokus terhadap strategi mereka, lalu mengkomunikasikan strategi tersebut kepada seluruh anggota perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas serta melihat kelebihan yang dimiliki Balance Scorecard, maka peneliti tertarik untuk menilai kinerja suatu perusahaan kedalam skripsi yang berjudul “Analisis Pengukuran Kinerja Balance Scorecard dengan enam perspektif (Studi Kasus PT. Artifa Sukses Persada) ”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sapardianto (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah; 5
1.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan dan pelanggan pada PT. Arftifa Sukses Persada sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel karyawan dan pelanggan dari PT.Trustco Insan Mandiri Samarinda.
2.
Penelitian sebelumnya hanya menggunakan BSC dengan empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan. Adapun pada penelitian ini menggunakan BSC dengan enam perspektif yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, keanggotaan/ karyawan, dan perspektif yang terakhir adalah kemitraan. Dua perspektif tersebut didapat dari jurnal Wardani et. al. (2012) yang berjudul Analisis Balance scorecard pada Koperasi Karyawan Krama Yudha Ratu Motor Jakarta.
B.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana kinerja perusahaan PT. Artifa Sukses Persada menggunakan penerapan Balance Scorecard dengan enam perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, karyawan dan kemitraan?
C.
Tujuan dan manfaat penelitian 1.
Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui pengukuran kinerja perusahaan PT. Artifa Sukses Persada melalui metode balance scorecard dengan enam perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses
6
bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, karyawan dan perspektif kemitraan. 2.
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai pengaruh penerapan Balance scorecard pada perusahaan, antara lain : a.
Bagi peneliti, dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh pemahaman,
pengalaman dan
wawasan
tentang
pengukuran
kinerja
menggunakan metode Balance scorecard pada perusahaan. b.
Bagi
perusahaan,
dapat
melakukan
koreksi
untuk
memperbaiki,
mempertahankan, dan menigkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan pada pengukuran kinerja perusahaan. c.
Bagi civitas akademia, sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode analisis Balance scorecard yang dilakukan mahasiswa UIN Jakarta, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Kerangka Teoritis 1.
Sistem Pengukuran Kinerja a. Pengertian Sistem Banyak ahli yang mendefinisikan tentang sistem. Penulis mengambil beberapa definisi berikut: Menurut Havery (2009) sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan dengan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Pengertian sistem juga dikemukakan oleh Jogianto (2005) bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada ada terjadi. Menurut Mulyadi (2001) yang dimaksud dengan sistem adalah “Sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat dikatakan bahwa sistem merupakan kumpulan dari suatu prosedur logis dan rasional yang dirancang dan memiliki keterkaitan dalam berinteraksi untuk mencapai suatu kesatuan dan mencapai tujuan yang dari sistem tersebut. Sistem terdiri dari unsur-unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang sama. 8
Sistem
memiliki
karakteristik
dan
sifat-sifat
tertentu,
hal
tersebut
dikemukakan oleh Jogianto (2005) yakni : 1) Komponen Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
dalam
artian
saling
bekerja
dama
dalam
membentuk
satu
kesatuan.Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. 2) Batasan sistem Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatru sistem dengan sistem yang lainnya. Batasan sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut. 3) Lingkungan luar sistem Lingkungan luar sistem (environment) dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi. 4) Penghubung sistem Penghubung sistem merupakan suatu media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penguhubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem yang lainnya, sehingga dapat berintegrasi dan membentuk suatu kesatuan.
9
b. Pengertian Pengukuran Kinerja Pada dasarnya pengertian kinerja dapat dimaknai secara beragam beberapa pakar memandangnya sebagai hasil dari suatu proses penyelesaian pekerjaan, sementara sebahagian yang lain memahaminya sebagai perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Agar terdapat kejelasan mengenai kinerja, berikut akan disampaikan beberapa pengertian kinerja. Suatu penelitian telah memperlihatkan bahwa suatu lingkungan kerja yang menyenangkan sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang paling produktif. Dalam interaksi sehari-hari, antara atasan dan bawahan, berbagai asumsi dan harapan lain muncul. Ketika atasan dan bawahan membentuk serangkaian asumsi dan harapan mereka sendiri yang sering agak berbeda, perbedaan-perbedaan ini yang akhirnya berpengaruh pada tingkat kinerja. Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2004). Bernardin dan Russel (1998) Kinerja dapat didefinisikan sebagai berikut :“performance is defined as the record of outcomes produced on a spesified job function or activity during a time period”. Yaitu Kinerja cenderung dilihat sebagai hasil dari suatu proses pekerjaan
yang pengukurannya dilakukan
dalam kurun waktu tertentu.
10
Menurut Mulyadi (2007) “Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan”. Dari kedua pendapat ini, terlihat bahwa kinerja dilihat dari baik tidaknya aktivitas tertentu untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. (Rivai dan Basri, 2004) Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu sendiri dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya, Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Dalam hal ini dibutuhkan suatu evaluasi, yang kemudian dikenal dengan penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan menghargai kinerja yang paling umum digunakan. Dalam penilaian kinerja melibatkan komunikasi dua arah yaitu antara pengirim pesan dengan penerima pesan sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik. Penilaian kinerja dilakukan untuk memberi tahu karyawan apa yang diharapkan pengawas untuk 11
membangun pemahaman yang lebih baik satu sama lain. Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan yang ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Kinerja tidak terjadi dengan sendirinya. Dengan kata lain terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja. Adapun faktor-faktor tersebut menurut Armstrong (1998) adalah sebagi berikut: 1) Faktor individu (personal factors) Faktor individu berkaitan dengan keahlian, motivasi, komitmen, dll. 2) Faktor kepemimpinan (leadership factor) Faktor kepemimpinan berkaitan dengan kualitas dukungan dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, manajer, atau ketua kelompok kerja. 3) Faktor kelompok / rekan kerja (team factor) Faktor kelompok atau rekan kerja berkaitan dengan kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan kerja. 4) Faktor sistem (sistem factor) Faktor sistem berkaitan dengan sistem/ metode kerja yang ada dan fasilitas yang disediakan oleh organisasi. 5) Faktor situasi (contextual/situasional factor) Faktor sistem berkaitan dengan tekanan dan perubahan lingkungan.baik lingkungan internal maupun eksternal.
12
Faktor-faktor yang telah disampaikan oleh Amstrong, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Faktor-faktor ini perlu mendapat perhatian serius dari pimpinan organisasi jika pegawai diharapkan dapat memberikan kontribusi yang optimal. 2.
Penilaian Kinerja Setiap organisasi pada dasarnya telah mengidentifikasi bahwa perencanaan prestasi dan terciptanya suatu prestasi organisasi mempunyai kaitan yang sangat erat dengan prestasi inidvidual para pegawai. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa prestasi kerja organisasi merupakan hasil dari kerjasama antara pegawai yang bersangkutan dengan organisasi dimana pegawai tersebut bekerja. Untuk menapai prestasi yang diinginkan, tujuan yang diinginkan, standar kerja yang diinginkan , sumber daya pendukung, pengarahan, dan dukungan dari manajer lini pegawai yang bersangkutan menjadi sangat vital. Selain itu sisi motivasi menjadi aspek yang terlihat dalam peningkatan prestasi kerja. Mondy dan Noe (1990) mendefinisikan penilaian prestasi kerja sebagai : “Suatu sistem yang bersifat formal yang dilakukan secara periodik untuk mereview dan mengevaluasi
kinerja pegawai”. Sedangkan Irawan (1997)
berpendapat bahwa penilaian prestasi kerja adalah”Suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala.
13
Sedangkan Stewart dan Stewart (1977) menyatakan bahwa penilaian kinerja dimaksudkan untuk: a. Memberikan feedback bagi pegawai. Agar efektif, maka masukan yang diberikan kepaada pegawai harus jelas artinya tepat sasaran. b. Manajemen by Objective. Manajer menentukan target dan tujuan yang harus dicapai oleh setiap bawahan, target dan tujuan tersebut harus disetujui oleh kedua belah pihak, dan evaluasi dilaksanakan berdasarkan pada hal-hal yang sudah disetujui bersama. c. Salary review. Hasil dari penilaian digunakan untuk menentukan apakah seseorang akan mendapatkan kenaikan atau penurunan gaji. d. Career counselling. Dalam pelaksanaan penilaian, manajer mempunyai kesempatan untuk melihat kemungkinan perjalanan karir pegawai, salah satunya bisa melalui pengiriman pegawai kedalam program diklat. e. Succsession planning. Penilaian pegawai dapat membantu manajer dalam membuat daftar pegawai yang memiliki keterampilan dan kemampuan tertentu, sehingga jika ada posisi yang kosong, manajer bisa dengan cepat menunjuk seseornag untuk menggantikan posisi yang telah kosong. f. Mempertahankan keadilan. Adalah suatu hal yang wajar jika seseorang lebih menyukai seseorang dibanding orang lain. Penilaian pegawai dapat mengurangi terjadinya hal tersebut misalnya dengan cara melibatkan atasan langsung untuk ikut secara acak dalam proses penilaian. g. Penggantian pemimpin, sistem penilaian pegawai dapat mengurangi beban pekerjaan manajer baru yang tidak tahu menahu kondisi dan kompetensi 14
pegawainya. Data yang ada dalam dokumen penilaian dapat digunakan sebagai informasi yang penting untuk mengetahui kompetensi dan mengenal bawahan lebih cepat dan mungkin akurat. 3.
Manfaat Pengukuran kinerja a. Pengukuran kinerja secara tradisional Banyak metode yang telah dikembangkan untuk melakukan pengukuran kinerja seorang pegawai. Ukuran kinerja yang digunakan dalam manajemen tradisional adalah ukuran keuangan, karena ukuran keuangan ini mudah dilakukan dan tidak melakuan pengukuran dengan menggunakan banyak perspektif . Kinerja lain, seperti peningkatan kepercayaan customer terhadap layanan jasa perusahaan, peningkatan kompetensi dan komitmen personal, kedekatan hubungan pegawai dengan pemasok, dan peningkatan cost effectiveness proses bisnis digunakan untuk melayani customer diabaikan oleh manajemen karena sulit pengukurannya. Sehingga banyak kesalahan berpikir di dalam manajemen tradisional (Lasdi, 2002). Penilaian dengan pengukuran kinerja secara tradisional berdasarkan kinerja keuangan atau yang biasa disebut pengukuran kinerja tradisional menekankan
pengukuran
kinerja
perusahaan
melalui
perhitungan
menggunakan rasio-rasio keuangan. Horne dan Wachowicz 1997 berpendapat rasio-rasio keuangan yaitu: 1) Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
15
2) Rasio Utang, yaitu rasio yang menunjukkan batasan dimana perusahaan didanai oleh utangnya. 3) Rasio Pencakupan, merupakan rasio yang menghubungkan biaya keuangan perusahaan dengan kemampuan untuk membayar biaya tersebut. 4) Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur keefektifan perusahaan dengan menggunakan aktiva yang dimilikinya. 5) Rasio Laba, merupakan rasio yang menghubungkan laba dengan penjualan dan investasi. Menurut Anthony dan Govindarajan (2003), mengandalkan aspek finansial saja tidak cukup, bahkan bisa jadi tidak berguna karena beberapa alasan, yaitu: 1) Hal itu mendorong kegiatan jangka pendek yang tidak termasuk kepentingan jangka panjang perusahaan. 2) Manajer unit bisnis mungkin tidak melakukan tindakan yang berguna untuk jangka panjang, untuk memperoleh laba jangka pendek. 3) Menggunakan profit jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mengganggu komunikasi antara manajer unit bisnis dan manajer senior. 4) Pengendalian finansial yang ketat bisa memotivasi manajer untuk memanipulasi data. b. Pengertian laporan keuangan Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004) . Pihak ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan 16
suatu alat dalam upaya membuat keputusan yang rasional yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Berikut merupakan pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, antara lain Harahap (2006) dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai “suatu alat yang digunakan sebagai dasar dalam memberikan informasi keuangan yang akan disampaikan kepada para pembaca laporan keuangan di luar perusahaan” (Kieso dan Weygant,2004) Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan: Bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah :
17
a. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. b. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak. c. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu. d. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.
c. Tujuan laporan keuangan Harahap (2004) meenuliskan tujuan laporan keuangan seperti dinyatakan dalam APB No. 4 mengklasifikasikan tujuan secara khusus, umum, dan kualitatif sebagai berikut: 1) Tujuan Khusus Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar sesuai GAAP. 2) Tujuan Umum Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut: a) Menyediakan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis. 18
b) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dan mencari laba. c) Menaksir
informasi
keuangan
yang
dapat
digunakan
untuk
memperkirakan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d) Memberikan informasi lainnya yang diperlukan tentang harta dan kewajiban. e) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. 3) Tujuan Kualitatif Tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statement No. 4 adalah relevan, dapat dipahami, dapat diuji kebenarannya, netral, tepat waktu, dapat diperbandingkan, dan kelengkapan. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Relevan (Relevance) Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. b. Dapat Dipahami (Understanbility) Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus dimengerti para pemakai. c. Dapat diuji kebenarannya (Verifiability) Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. d. Netral (Neutrality) 19
Laporan akuntansi bersifat
netral terhadap pihak-pihak
yang
berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan hanya pihak-pihak tertentu saja. e. Tepat waktu (Timeliness) Laporan keuangan hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. f. Dapat diperbandingkan (Comparability) Informasi keuangan harus dapat saling dibandingkan, artimya akuntan harus memiliki prinsip yang sama baik untuk satu perusahaan maupun perusahaan lainnya. g. Kelengkapan (Completeness) Informasi keuangan yang dilaporkan harus mencakup
semua
kebutuhan yang layak dari para pemakai. Kesimpulan yang didapat dari uraian diatas adalah bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai GAAP. Laporan keuangan juga harus relevan, dapat dipahami oleh para pemakai, dan hasilnya dapat diuji kebenarannya. Selain itu, laporan keuangan bersifat netral yang diserahkan tepat waktu agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan dapat diperbandingkan prinsipnya dengan perusahaan lain. d. Komponen laporan keuangan Menurut PSAK No.1 (2007), komponen-komponen lapora keuangan yang lengkap terdiri dari: 20
a. Neraca (Balance Sheet) b. Laporan Laba Rugi (Income Statement) c. Laporan Perubahan Ekuitas (Stockholders Equity Statement) d. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) e. Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement) Menurut Ahira (2007), Laporan Keuangan perusahaan jasa maupun dagang terdiri dari : a. Laporan Rugi/Laba, terdiri dari akun pendapatan dan beban baik didalam usaha maupun diluar usaha. b. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal, terdiri dari akun modal awal, laba/rugi yang diperoleh selama periode tertentu, prive dan modal akhir. 1) Aktiva baik aktifa lancar maupun aktiva tidak lancar. 2) Utang baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. 3) Modal pada akhir periode. c. Laporan Perubahan Arus Kas, sumber datanya dapat diperoleh dari: 1) Perbandingan neraca selama dua periode. 2) Jurnal penerimaan kas maupun pengeluaran kas. d. Laporan tambahan yang diperlukan. Umumnya komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laba rugi, perubahan ekuitas/modal, perubahan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan atau laporan tambahan yang diperlukan.
21
e. Analisis rasio Menurut Weygandt et. al., (2008) analisis rasio (ratio analysis) merupakan hubungan diantara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan. Sebuah rasio menyatakan hubungan matematika antara suatu kuantitas dengan yang lainnya. Didalam menganalisis laporan keuangan utama perusahaan, beberapa rasio dapat digunakan tolak ukur yaitu, rasio likuiditas,rasio leverage dan rasio profit margin. Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga (diluar prediksi perusahaan).Para kreditor jangka pendek seperti banker dan pemasok utama tertarik untuk menilai likuiditas.
Rasio-rasio
yang
dapat
digunakan
untuk
menentukan
kemampuan pembayaran utang jangka pendek perusahaan adalah rasio lancar, rasio cepat, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Rasio Likuiditas (current ratio) menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir,1995). b. Rasio Leverage Rasio Leverage atau disebut juga rasio utang (debt ratio) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
22
kewajiban finansialnya. Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya. c. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas (Total Assets Turn Over) digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dan keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan "revenue".
B.
Pengukuran kinerja berdasarkan balance scorecard 1. Pengertian Balance Scorecard Balance Scorecard terdiri dari dua kata, yaitu Balance dan Scorecard. Balance dalam artian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua spek yaitu aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern perusahaan. Sedangkan Scorecard adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor akhir hasil kerja kinerja seseorang dalam usaha pencapaian suatu tujuan. Konsep balance scorecard pertama kali dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1996) dalam bukunya yang berjudul Translating Strategy Into Action: The Balance Scorecard. Balance Scorecard (BSC), merupakan salah satu metode pengukuran dan manajemen performance untuk faktor internal dan eksternal dari suatu perusahaan. Saat ini, kebanyak perusahaan masih menggunakan pengukuran dari segi financial sebagai acuan dari pengukuran kinerja perusahaan, sehingga manajer
23
tidak mengetahui sampai sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan akibat strategi yang mereka terapkan dalam upaya mencapai visi dan misi perusahaan. Balance Scorecard didefinisikan menurut pandangan beberapa pendapat ahli sebagai berikut: Menurut Kaplan dan Norton (2004), Balance Scorecard adalah : “a set of performance targets and result that reflect the organization’s performance in meeting its objective relating to its customer, employee, business partners, shareholders, and community”. Menurut Hansen dan Mowen (2006), Balance Scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan strategi. Balance Scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan. 2. Sejarah perkembangan balance scorecard Persaingan dunia industri dan organisasi saat ini semakin berkembang pesat. Kesuksesan suatu perusahaan sangat bergantung pada kinerja karyawan dalam perusahaan tersebut. Maka perlu ada pengukuran kinerja karyawan yang tepat, agar perusahaan dapat berkembang pesat sesuai dengan visi dan misi yang di canangkan. Sebelum adanya balance scorecard banyak perusahaan yang menggunakan sistem pengukuran kinerja tradisional yang mana hanya mengukur keberhasilan kinerja perusahaan dari sejumlah keuntungan yang diperoleh (finansial). Sistem pengukuran tradisional kini dinilai tidak begitu efektif. 24
Melihat kekurangan tersebut, pada tahun 1996, Kaplan dan Norton dari Harvard University mengumumkan sebuah sistem pengukuran kinerja yang sesuai untuk perusahaan di era globalisasi, bernama Balanced Scorecard. Sistem ini pertama kali diuji coba oleh perusahaan Analog Devices pada tahun 1987. Latar belakang munculnya ide pembuatan sistem ini dikarenakan adanya beberapa kelemahan yang dinilai oleh Kaplan dan Norton mengenai pengukuran tradisional. Menurut Kaplan dan Norton, ukuran finansial tidak cukup untuk mengevaluasi perjalanan perusahaan di dalam lingkungan yang kompetitif ini karena hanya menggambarkan sebagian dan tidak semua tindakan masalalu dapat di jabarkan dari berbagai perspektif. Pengukuran tradisional tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai finansial di masa depan. Sistem tradisional juga dinilai kurang mendukung investasi jangka panjang dan lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur dibandingkan investasi nonfinansial seperti inovasi, kemampuan pekerja, dan kepuasan pelanggan yang lebih sulit diukur secara kuantitatif. Pendapat Kaplan dan Norton didukung oleh Mulyadi, (1997) yang menyatakan bahwa, perusahaan yang berhasil dituntut tidak hanya dapat menghasilkan produk yang bermutu tetapi juga harus dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan konsumen dan keefektifan biaya. Balanced Scorecard merupakan sebuah sistem pengaturan (tidak hanya sebuah sistem pengukuran) yang bisa membantu suatu organisasi untuk mengklarifikasi visi dan stategi mereka hingga membuatnya menjadi sebuah tindakan nyata dan mencapai goals perusahaan. Kaplan dan Norton telah menggabungkan sistem 25
pengukuran finansial (tradisional) dan non-finansial, sehingga suatu perusahaan tidak lagi hanya berfokus pada hasil finansial saja tetapi juga masalah manusia.
3. Keuntungan Balance Scorecard Menurut Mulyadi (2001) beberapa keunggulan dari Balanced Scorecard yaitu: a.
Komprehensif, yang berarti bahwa Balanced Scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lainya itu: pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai berikut: 1) Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang. 2) Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
b.
Koheren, berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.
c.
Seimbang, berarti empat perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard mencerminkan keseimbangan antara pemusatan kedalam (internal focus) dengan keluar (external focus). Keseimbangan antara proses bisnis intern dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai internal focus dengan kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan sebagai external focus.
26
d.
Terukur, yang berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam Balanced Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Mengenai kesesuaian dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini, Balanced
Scorecard juga menampakkan kelebihannya dibandingkan pengukuran kinerja tradisional. John Corrigan (1996) menjelaskan“ The Balanced Scorecard represents an opportunity for organizations to develop a measurement sistems that enhances performance within the dynamics of today’s business environment” Hermawan (1996) menyatakan bahwa dengan Balanced Scorecard suatu unit bisnis tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran finansial, melainkan dijabarkan lebih lanjut kedalam pengukuran bagaimana suatu unit usaha menciptakan nilai bagi pelanggan yang ada sekarang dan di masa yang akan datang, bagaimana unit usaha harus meningkatkan kemampuan internalnya serta berinvestasi pada manusia, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang.
4. Langkah-langkah membangun BSC Simons (1999) dalam Tunggal (2009) memberikan langkah-langkah dalam membangun konsep balance scorecard sebagai berikut; a.
Mengembangkan tujuan atau sasaran (goal) dan tolok ukur (measures) untuk variabel kinerja keuangan yang kritikal,
27
b.
Mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk variabel kinerja pelanggan yang kritikal,
c.
Mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk variabel kinerja proses bisnis internal yang kritikal,
d.
Mengembangkan tujuan dan tolok ukur untuk variabel kinerja pembelajaran dan pertumbuhan yang kritikal,
e.
Menggunakan balance scorecard untuk mengkomunikasikan strategi.
5. Komponen-komponen BSC a.
Perspektif keuangan Balanced Scorecard menggunakan perspektif keuangan karena penilaian kinerja
merupakan
ikhtisar
dari
konsekuensi
ekonomis
yang
telah
dilakukan.Penilaian kinerja keuangan dapat dijadikan indikator apakah strategi perusahaan, implementasi dan keputusannya sudah memberikan perbaikan yang pengukuran keseluruhannya melalui prosentase rata-rata pertumbuhan pendapatan, dan rata-rata pertumbuhan penjualan dalam target market. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu : 1)
Bertumbuh (growth) Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada awal siklus hidup perusahaan.Mereka menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan.
2)
Tahap Bertahan (Sustain) 28
Setelah melalui tahap pertumbuhan, perusahaan akan berada dalam tahap bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. 3)
Tahap Penuaian ( harvest) Dalam tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya, tahap dimana perusahaan ingin “menuai” investasi yang dibuat pada dua tahap berikutnya.
b.
Perspektif pelanggan Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi pelanggannya jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi daripada pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan tersebut untuk mendapatkan produk atau jasa itu. Suatu produk atau jasa semakin bernilai apabila manfaatnya mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan pelanggan. Kaplan dan Norton (2001) mengharapkan perusahaan membuat suatu segmentasi pasar dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kemampuan, sumber daya dan rencana jangka panjang perusahaan. Terdapat dua kelompok pengukuran Balanced Scorecard dalam perspektif konsumen yaitu : a)
Kelompok Pengukuran Inti (core measurement group). Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mencapai kepuasan, mempertahankan, memperoleh, dan merebut pangsa pasar yang telah 29
ditargetkan. Dalam kelompok pengukuran inti, kita mengenal lima tolak ukur, yaitu: pangsa pasar, akuisisi pelanggan (perolehan pelanggan), retensi pelanggan (pelanggan yang dipertahankan), kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan. Kelompok ukuran pelanggan utama pada umumnya terdiri dari ukuran: a.
Pangsa pasar (Market Share): menggambarkan proposisi bisnis yang dijual oleh sebuah unit bisnis di pasar tertentu, dalam bentuk jumlah pelanggan, uang yang dibelanjakan, atau volume satuan yang terjual.
b.
Retensi pelanggan (Customer Retention): mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.
c.
Akuisisi pelanggan (Customer Aquisition): mengukur dalam bentuk relatif
atau
absolut,
keberhasilan
unit
bisnis
menarik
atau
memenangkan pelanggan atau bisnis baru. d.
Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction): menilai tingkat kepuasan atas kriteria tertentu di dalam proposisi nilai.
e.
Profitabilitas
pelanggan
(Customer
Profitability):
mengukurkeuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu setelah menghitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut. b)
Kelompok Pengukuran Nilai Pelanggan (customer value proposition). Kelompok pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengukur nilai pasar yang mereka kuasai dan pasar yang 30
potensial yang mungkin bisa mereka masuki. Kelompok pengukuran nilai pelanggan terdiri dari: b.1. Atribut produk/jasa 1) Pengertian Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang produk itu sendiri. Atribut produk adalah unsur–unsur produk yang dipandang
penting
oleh
konsumen
dan
dijadikan
dasar
pengambilan keputusan pembelian (Tjiptono, 2007). Sedangkan Kotler dan Amstrong (2004), berpendapat atribut produk merupakan pengembangan produk dan jasa pendefinisian manfaatmanfaat yang akan ditawarkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur yang dimiliki suatu produk yang berasal dari pengembangan suatu produk itu sendiri untuk dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. 2) Unsur Atribut Produk Unsur-unsur yang dimiliki sebuah produk dapat dijadikan dasar penilaian produk tersebut. Tjiptono (2008) menyatakan bahwa Atribut produk meliputi merek, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. Pengertian atribut unsuir produk Menurut Kotler dan Amstrong (2004) mengelompokan atribut produk kepada tiga unsur penting, yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), dan desain produk (product design).
31
1. Kualitas produk (Produk Quality) Kualitas produk menurut Purnama (2003), “Suatu strategi penting untuk meningkatkan keunggulan bersaing adalah perbaikan atau peningkatan mutu”. Mutu/kualitas produk menunjukkan sebuah produk menjalankan fungsinya. Kualitas produk juga merupakan dasar penilaian untuk melakukan pengembangan produk ke tahap yang lebih baik guna memuaskan konsumen.
2. Fitur Produk (Product Features) Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk satu dengan produk-produk pesaing seperti yang telah dikemukakan bahwa fitur adalah alat untuk bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Fitur produk identik dengan sifat dan sesuatu yang unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh produk lainnya. Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus menerus (Kotler dan Amstrong, 2004). 3. Desain produk (product design) Desain memIliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style). Desain selain mempertimbangkan factor penampilan, juga untuk bertujuan memperbaiki kinerja produk, mengurangi 32
biaya produksi, dan menambah keunggulan bersaing. Menurut Kotler (2005) mengartikan “Desain atau rancangan adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan fungsi produk dari segi kebutuhan pelanggan” b.2. Citra dan Reputasi Menurut Kotler (1997) citra perusahaan adalah respon konsumen pada keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat pada suatu organisasi. Citra perusahaan tidak bisa direkayasa, atau dibuatbuat artinya citra dibentuk oleh penilaian dan pemahaman masyarakat, dari upaya komunikasi dan keterbukaan perusahaan dalam usaha membangun citra positif yang diharapkan. Terdapat 3 hal penting dalam citra, yaitu: kesan objek, proses terbentuknya citra, dan sumber terpecaya. Terbentuknya suatu citra perusahaan tidak langsung berupa hasil tetapi terbentuk melalui beberapa proses . b.3. Hubungan dengan Pelanggan Hubungan perusahaan dengan pemasok yang menjadi aktivitas fungsi pembelian merupakan sebuah bentuk kerjasama penting diantara beberapa perusahaan. Seperti diungkapkan oleh Kanter (1989), hubungan perusahaan dengan pemasok merupakan kolaborasi yang paling kuat dalam konteks value chain atau supply chain. Kombinasi dari kebijakan, proses, dan strategi yang diterapkan organisasi menjadi satu kesatuan selain digunakan untuk melakukan interaksi 33
dengan pelanggan, hal ini dilakukan juga untuk menelusuri informasi pelanggan. dengan tujuan untuk meningkatkan layanan yang diberikan kepada pelanggan, dan menggunakan informasi pelanggan untuk target pemasaran. c.
Perspektif bisnis Internal Perspektif bisnis internal Secara umum telah di kemukakan Kaplan dan Norton (2001) menjadi 3 prinsip dasar yaitu : 1)
Inovasi Inovasi sebagai gelombang panjang penciptaan nilai di mana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru, pelanggan baru, serta kebutuhan yang sedang berkembang dan yang tersembunyi dari pelanggan yang ada saat ini.Kemudian dengan melanjutkan gelombang panjang penciptaan dan pertumbuhan nilai, perusahaan merancang dan mengembangkan produk dan jasa baru yang memungkinkan menjangkau pasar dan pelanggan baru dan memuaskan kebutuhan pelanggan yang baru teridentifikasi.
2)
Operasi Proses operasi merupakan gelombang pendek penciptaan nilai di dalam perusahaan. Dimulai dengan diterimanya pesanan pelanggan dan diakhiri dengan penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan. Proses ini menitik beratkan kepada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten dan tepat waktu.
34
3)
Layanan purna jual Layanan purna jual mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk yang rusak dan yang dikembalikan serta proses pembayaran. Proses Inovasi dalam penelitian ini digunakan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan hal ini berdasarkan jurnal acuan peneliti dalam jurnal Wardani et. al., (2012) yang berjudul Analisis Balance Scorecard pada Koperasi Karyawan Krama Yudha Ratu Motor. Adapun untuk prinsip operasi dan layanan purna jual tetap digunakan sebagai prinsip dalam perspektif proses bisnis internal.
d.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Menurut Norton dan Kaplan, proses belajar dan bertumbuh suatu organisasi bersumber dari 3 prinsip, yaitu : 1)
People Tenaga kerja pada perusahaan dewasa ini lebih dituntut untuk dapat berpikir kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan lingkungan untuk dapat memberikan usulan perbaikan. Oleh sebab itu, dalam pengukuran strategi perusahaan, salah satunya harus berkaitan secara spesifik dengan kemampuan pegawai, apakah perusahaan telah mencanangkan peningkatan kemampuan sumber daya yang dimiliki.
2)
Sistem
35
Motivasi dan keterampilan karyawan saja tidak cukup untuk menunjang pencapaian tujuan proses pembelajaran dan bertumbuh apabila mereka tidak memiliki informasi yang memadai. Karyawan di bidang operasional memerlukan informasi yang cepat, tepat waktu, dan akurat sebagai umpan balik. Oleh sebab itulah karyawan membutuhkan suatu sistem informasi yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 3)
Organizational Procedure Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur dan perbaikan rutinitas harus diluruskan karena karyawan yang sempurna dengan informasi yang melimpah tidak akan memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha apabila mereka tidak dimotivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan perusahaan atau apabila mereka tidak diberikan kebebasan untuk mengambil keputusan bertindak. Menurut Kaplan dan Norton (2000) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan pada Balanced Scorecard mengembangkan tujuan yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan dan proses internal mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai oleh perusahaan untuk menghasilkan kinerja terbaik. Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius dalam tiga perspektif lainnya dapat dicapai. Tujuan
36
dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang terbaik dalam perspektif lainnya.
e.
Perspektif Karyawan Perspektif karyawan sebagai pengembangan pengukuran kinerja dengan balance scorecard dari jurnal Wardani et. al., (2012) . Kaplan dan Norton (2001) menyatakan bahwa balance scorecard dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personil di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang akan diwujudkan personil di masa depan
dibandingkan
dengan
hasil
kinerja
sesungguhnya.
Hasil
perbandingan ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja personil yang bersangkutan. Perspektif karyawan dapat diukur dengan tiga indikator yaitu dengan melihat tingkat perolehan anggota baru, tingkat retensi anggota, untuk mengukur hasil pencapaian baik atau tidaknya tingkat pemrolehan yang didapat dengan kemampuan mempertahankan anggota lama yang dimiliki dan kepuasan karyawan. kepuasan karyawan merupakan prakondisi untuk meningkatkan produktivitas, tanggung jawab, kualitas, dan pelayanan kepada konsumen. Unsur yang dapat diukur dalam kepuasan karyawan adalah keterlibatan karyawan dalam
mengambil keputusan,
pengakuan,
akses untuk
mendapatkan informasi, dorongan untuk bekerja kreatif, dan menggunakan inisiatif, serta dukungan dari manajemen maupun atasan. Selanjutnya adalah retensi pekerja. Retensi pekerja atau karyawan adalah kemampuan 37
imtuk mempertahankan pekerja terbaik dalam perusahaan. Di mana kita mengetahui pekerja/karyawan merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan. Jadi, keluarnya seorang pekerja yang bukan karena keinginan perusahaan merupakan loss pada intellectual capital dari perusahaan. Retensi pekerja diukur dengan persentase turnover di perusahaan. Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal, dan kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk menghasilkan output tersebut. Bagian terakhir adalah produktifitas pekerja/karyawan. Produktivitas pekerja/karyawan merupakan hasil dari pengaruh keseluruhan dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, proses internal,
dan
kepuasan
pelanggan.
Tujuannya
adalah
untuk
menghubungkan output yang dihasilkan oleh pekerja dengan jumlah pekerja yang seharusnya untuk menghasilkan output tersebut. Namun dalam penelitian ini dikembangkan dengan menambahkan perspektif baru yaitu perspektif karyawan dan perspektif kemitraan, pengembangan pengukuran balance scorecard ini berdasarkan jurnal Wardani et. al., (2012) yang berjudul Analisis Balance Scorecard pada Koperasi Karyawan Krama Yuda Ratu Motor Jakarta.
38
f. Perspektif Kemitraan Perspektif kemitraan dalam penelitian ini juga diaplikasikan sebagai pengembangan dari empat perspektif kinerja dalam balance scorecard. Hal ini berdasarkan jurnal Wardani et. al., (2012) yang berjudul Analisis Balance Scorecard pada Koperasi Karyawan Krama Yuda Ratu Motor Jakarta. Hafsah (2000) mendefinisikan kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih manfaat atau keuntungan bersama sesuai prinsip saling
membutuhkan
dan
saling
mengisi
berdasarkan
pada
kesepakatan. Wardani et. al., (2012) menjelaskan pengukuran pada perspektif kemitraan dapat dilakukan dengan cara menganalisis perkembangan jumlah mitra dan perkembangan jenis usaha yang dilakukan perusahaan, dalam hal ini inovasi sangat mempengaruhi kedua indikator tersebut karena perusahaan yang akan menjadi mitra akan menilai bahwa memiliki peluang untuk lebih berkembang dari sebelumnya dengan mengembangkan jenis-jenis usahanya.
39
C.
Penelitian Terdahulu
Nama dan Tahun
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Alat Analisis
Hasil Penelitian
Penelitian Hanuma dan Analisis balance Meneliti Kiswara
scorecard
(2007)
sebagai
dengan alat Metode
pengukur kinerja Balance perusahaan
Scorecard
Objek yang Metode
Pengukuran dengan menggunakan empat perspektif
diteliti
dalam BSC secara umum sudah dapat menunjukkan
PT.
di Deksriptif dan
Astra Uji Validitas
PT. Astra Honda serta
Honda
dan
memberikan usulan bagi manajemen untuk lebih
Motor
Reliabilitas
memperhatikan
kinerja
dari
berbagai
aspek
keuangan maupun non keuangan.
(studi kasus PT. Astra
kinerja perusahaan
Honda
Motor ) Sapardianto
Analisis
Meneliti
Mengguna
Metode
konsep balance scorecard dapat menggambarkan
(2013)
pengukuran
dengan
kan
BSC Deksriptif dan
tingkat kemampuan perusahaan dalam mengelola 40
kinerja
Metode
empat
Uji Validitas
kas dan unsur-unsur aktiva lainnya. Kondisi
perusahaan
Balance
perspektif
dan
keseluruhan perusahaan dapat digambarkan dengan
Reliabilitas
jelas menggunakan konsep balance scorecard.
Metode
Dalam prakteknya, penerapan konsep Balanced
dengan
konsep Scorecard
balance scorecard Ciptani
Balance
Meneliti
Mengguna
(2000)
scorecard
dengan
kan
sebagai
Metode
empat
Uji
Validitas karena penerapan konsep ini membutuhkan suatu
pengukuran
Balance
perspektif
dan
komitmen dari manajemen pusat (leadership)
Reliabilitas
maupun karyawan yang terlibat dalam organisasi
kinerja depan
masa Scorecard
BSC Deksriptif dan Scorecard ini tidaklah semudah yang diperkirakan
Metode
Deksriptif
dan
Uji
Validitas
dan
Reliabilitas perusahaan, namun dalam pengukuran terhadap
keempat
perspektif
tersebut,
keseimbangan antara scorecard dari masing-masing 41
perspektif dapat menetukan peningkatan kinerja yang berlipat ganda. Wardani et. Analisis Balance Meneliti al., (2012)
Objek yang
Scorecard Pada dengan
diteliti
Koperasi
Koperasi
Metode Balance
Karyawan
KramaYudha
Scorecard
Krama
Motor
konsep Balance Scorecard dapat dikembangkan
Deksriptif dan
dan dapat diterapkan untuk menilai kinerja suatu
Uji Validitas
unit menjadi 6 (enam) perspektif. Selain empat
dan
perspektif yang sudah ada yaitu pertama perspektif
Reliabilitas
keuangan, kedua pelanggan, ketiga proses bisnis
di
Karyawan
Ratu
Metode
Yudha internal
Jakarta
Ratu
dan
keempat
pembelajaran
dan
Jaya pertumbuhan BSC telah dikembangkan dengan
Motor perspektif kelima yaitu perspektif keanggotaan dan Jakarta keenam yaitu perspektif kemitraan yang dapat mempengaruhi hasil pencapaian produktivitas suatu unit.
42
D.
Kerangka Pemikiran Selama ini konsep yang umum digunakan dalam perusahaan adalah pengukuran kinerja secara tradisional dimana perusahaan hanya menitikberatkan penilaian suatu kinerja perusahaan hanya pada sektor keuangan saja. Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung
mengabaikan
kelangsungan
hidup
perusahaan
dalam
jangka
panjang.Penilaian kinerja secara tradisional ini dinilai kurang efektif dalam menggambarkan asset tak tampak seperti kekayaan intelektual yang ada dalam karyawan. Konsep balance scorecard mulai banyak di implementasikan oleh perusahaan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dari segi keuangan maupun non keuangan demi tercapainya tujuan perusahaan. Dengan konsep balance scorecard perusahaan akan melakukan penilaian dengan melihat dari empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, perspektif proses bisnis internal, proses pertumbuhan dan pembelajaran dan dua perspektif tambahan yaitu perspektif karyawan dan perspektif kemitraan yang berdasar dari jurnal Wardani et. al., (2012) yang berjudul Analisis Balance Scorecard pada koperasi karyawan Krama Yudha Ratu Motor. Adanya konsep balance scorecard dapat membantu perusahaan dalam menyelaraskan tujuan dan strategi perusahaan agar visi dan misi perusahaan dapat tercapai, karena balance scorecard membantu manajemen puncak dalam mengeliminasi berbagai macam stragtegi yang tidak sesuai dengan strategi karyawan dan membantu memberikan pemahaman mengenai peran serta karyawan dalam membangun kinerja perusahaan yang sesuai dengan tujuan dan visi misi perusahaan. 43
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis pengukuran kinerja Balance scorecard dengan enam perspektif (Studi kasus PT. Artifa Sukses Persada) perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan
Pengembangan Balance Scorecard empat perspektif dengan menambahkan dua perspektif baru sebagai sebuah system manajemen strategis yang penting dalam terjemahan visi dan misi menjadi sasaran – sasaran strategis PT. Artifa Sukses Persada
Balance Scorecard
Perspektif Keuangan
Rasio Likuiditas, Leverage ,Aktivitas
Perspektif Pelanggan
Atribut produk dan jasa, citra perusahaan, hubungan dengan pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Operasi dan Layanan Purna Jual
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Inovasi
Perspektif Keanggotaan / Karyawan Tk. Perolehan karyawan, Tk. Retensi karyawan Kepuasan Karyawan
Perspektif Kemitraan
Perkembangan jumlah mitra dan Jenis Usaha
Analisis dan pembahasan BSC (enam perspektif)
Simpulan, implikasi dan Saran
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh penulis dengan mengadakan studi kasus pada
PT.
Artifa Sukses Persada yang beralamat di Menara MTH Jl. MT. Haryono Kav.23 Lt.15 Suite 1508 Jakarta Selatan. PT. Artifa Sukses Persada termasuk ke dalam perusahaan dagang. Usaha yang dijalankan berkaitan dengan jual beli lampu LED baik tunai maupun kredit yang dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan dibutuhkan suatu konsep pengukuran kinerja sebagai alat bantu dalam pembuatan keputusan oleh manajemen untuk mendukung pengelolahan operasional perusahaan untuk mencapai hasil yang maksimal secara akurat dan tepat waktu sesuai tuntutan perkembangan teknologi yang harus kompetitif untuk memenangkan persaingan usaha. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sistem pengukuran kinerja Balance scorecard melalui enam perspektif yang dimiliki oleh Balance scorecard. untuk mengukur kinerja PT.Artifa Sukses Persada data yang digunakan adalah data keuangan tahun 2011-2012.
B.
Metode Pengumpulan Sampel Proses pengambilan sampel merupakan proses yang sangat penting. Hal ini juga harus didukung dengan ketepatan dan keakuratan dalam pengambilan sampel. Sampel yang tidak memiliki hal tersebut akan menghasilkan kesimpulan penelitian yang tidak diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan yang salah. Jenis pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling dengan subjek tak terbatas. Menurut Arikunto (2009), Convenience Sampling 45
merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan responden berada di tempat penelitian atau kebetulan mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (manon- the-street). Teknik conveience sampling ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Teknik ini memudahkan peneliti untuk jumlah sampel yang lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan populasi, penelitian dapat lebih efisien dalam arti penghematan uang, waktu dan biaya. 1.
Data primer a.
Penelitian Lapangan Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan mengadakan studi kasus langsung dan praktik kerja langsung ke perusahaan yaitu pada PT. Artifa Sukses Persada melalui kegiatan wawancara dan diskusi dengan pihak-pihak manajemen perusahaan yang berwenang serta melakukan praktik kerja langsung.
b.
Kuesioner Kuesioner disebarkan kepada para pelanggan untuk mengukur perspektif pelanggan
pada PT. Artifa Sukses Persada dan kepada karyawan untuk
mengukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan serta untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan dalam menjalani pekerjaanya. Kuesioner ini
46
diambil dari jurnal Agus Darmawanto (2010) yang berjudul Analisis Balance Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PT Sepatu Asia. 2.
Data Sekunder Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi buku, jurnal, artikel, internet, literatur, buku referensi, dokumen atau laporan perusahaan, serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.
C.
Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh, selain itu juga membahas kemungkinan pemecahan masalah yang aktual dengan mendeskripsikan, mencatat, dan menganalisis kondisi perusahaan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian kualitatif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat (Nazir, 1998).
D.
Metode Analisis Data Analisis data ini hanya untuk data yang didapat dari kuesioner untuk mengukur perspektif pelanggan dan perspektif karyawan. Pengolahan data penelitian ini menggunakan software SPSS versi 20. Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahap pengujian. Pengujian yang pertama adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dengan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum rata-rata dan standar
47
deviasi, juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, umur, posisi dan lama bekerja (Ghozali, 2012). Pengujian yang kedua adalah pengujian instrumen penelitian. Pengujian instrumen penelitian terdiri atas dua jenis pengujian. Berikut dua jenis pengujian tersebut. 1. Uji Validitas Mendefinisikan validitas sebagai sejauh mana suatu pengukuran (uji) variable benar-benar mengukur variabel yang ingin diukur. Pengujian validitas dalam penelitian eksperimental berbeda dengan pengukuran validitas dalam pengujian validitas dalam penelitian survei. Pengukuran ini digunakan untuk mengukur apakah pertanyaan pada kuisioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Suatu konstrak atau variabel dikatakan valid jika signifikan terhadap skor total < 0,05 (Cooper dan Schindler, 2006). 2. Uji Reliabilitas Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalan instrumen (Sekaran, 2006). Dengan kata lain, keandalan menunjukkan konsistensi dan stabilitas instrumen dalam melakukan pengukuran terhadap konsep. Pengukuran ini digunakan untuk mengukur keandalan suatu kuisioner. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama perlu waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 48
b. One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi atau jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpa (a). Suatu konstrak atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpa > 0,60. 3. Deskriptif Kuantitatif Merupakan metode ilmiah untuk pencapaian validitas yang tinggi reabilitasnya dan mempunyai peluang kebenaran ilmiah yang tinggi, sifat kuantitatif memberi bobot (rating), peringkat (rangking), atau skor (Mulyana, 2005). Metode ini digunakan untuk pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio-rasio seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profit margin, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, digunakan untuk meneliti perspektif keuangan. Untuk pengukuran kinerja kepuasan pelanggan (KP), kepuasan pemasok barang (supplier) (KS) dan kepuasan karyawan (KK) menggunakan rumus: Kepuasan KP, KS, KK = Jumlah Pernyataan x Skor x 100% Total Bobot
4.
Deskriptif Kualitatif Metode
yang
digunakan
untuk
menganalisis
data
dengan
cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi (Sugiyono, 2009). Metode kualitatif ini digunakan untuk pengukuran kinerja proses bisnis internal.
49
E.
Definisi Operasional Variabel Saat melakukan penelitian, peneliti memasukkan oprasional variabel untuk mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang disajikan ke dalam bentuk kuesioner yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan mencerminkan variabel-variabel dalam model penelitian. Pengertian operasional variabel adalah melekatkan arti pada suatu variable dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian dapat dilakukan secara benar, sesuai dengan judul penelitian. Operasional variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi variable yang berkaitan dengan balance scorecard. Menurut Kaplan dan Norton (1992) balance scorecard meliputi ukuran keuangan dan non keuangan, yang terdiri atas: 1. Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Bisnis a. Perspektif keuangan Mengukur kinerja perusahaan pada sisi financial atau tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan, yaitu mengukur kemampuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan untuk membayar kewajibannya serta mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam periode tertentu. pengukuran ini dapat dilihat dari dengan skala rasio. 50
b. Perspektif pelanggan Mengukur kinerja dari sisi pelanggan. Faktor yang berhubungan dengan perspektif ini yaitu: 1. Hubungan Pelanggan adalah menyangkut loyalitas pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. 2. Tingkat kepuasan pelanggan, diukur dengan menggunakan skala likert. c. Perspektif Proses Bisnis Internal Mengukur efiktivitas dan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasa. Pengukurannya sebagai berikut: 1. Operasi yang merupakan proses menghasilkan dan menyampaikan produk atau jasa kepaada pelanggan. 2. Layanan purna jual merupakan proses yang memberikan jaminan atau garansi kepada pelanggan. d. Perspektif Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan Inovasi yaitu aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menghasilkan suatu strategi baru dalam usaha pertumbuhan perusahaan. e. Perspektif Keanggotaan / Karyawan Mengukur kinerja perusahaan dari sisi keanggotaan perusahaan, keanggotaan disini dapat berarti pegawai dan semoa orang yang terlibat dalam kegiatan perusahaan. Pengukurannya dapat dilihat dari: 2. Tingkat perolehan karyawan baru, dengan menganalisis jumlah anggota / karyawan baru setiap tahunnya. 51
3. Tingkat retensi anggota/ karyawan, kinerja yang dapat dicapai dengan mempertahankan karyawan lama. 4. Motivasi karyawan, dengan menerangkan motivasi karyawan terhadap perusahaan, dapat diukur dengan skala likert. 5. Kemampuan Sistem Informasi (Information Sistem Capability) adalah pengukuran yang digunakan misalnya perbandingan liputan informasi strategi,
yang mengukur
seberapa besar
informasi
yang
tersedia
dibandingkan dengan kebutuhan yang diantisipasikan. f. Perspektif Kemitraan Mengukur kinerja perusahaan dari sisi kemitraan yang dilakukan oleh
PT.
Artifa Sukses Persada dengan perusahaan lainnya. Dapat diukur dengan Perkembangan jumlah mitra dan Perkembangan jenis usaha. Informasi yang dapat diperoleh yaitu bagaimana perusahaan membangun kerjasama dengan mitra dan inovasi yang dilakukan dengan tujuan mengembangkan jenis usaha yang dijalankan.
Tabel 3.1 Pengukuran Balance Scorecard dengan 6 (enam) Perspektif Perspektif Balance Scorecard 1. Perspektif Keuangan
Variabel Tingkat Profitabilitas
Indikator
Keterangan
Rasio CACL= Asset Lancar Likuiditas Liabilitas Jangka Pendek Rasio Leverage TLTA=Total Liabilitas x 100% Total Aset Rasio Aktivitas TATO= Penjualan Total Aset 52
2. Perspektif Pelanggan
Kepuasan Pelanggan
3. Persepektif Proses Bisnis Internal
Efektif dan Efisiensi
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Ragam inovasi
Inovasi
5. Perspektif Keanggotaan (Karyawan)
Jumlah Karyawan baru dan karyawan bertahan Kepuasan Karyawan
6. Perspektif Kemitraan
Jumlah perusahaan mitra
Tingkat perolehan karyawan Tingkat retensi karyawan Tingkat Kepuasan Karyawan Perkembangan Jumlah mitra Nama dan jenis perusahaan mitra
Atribut Produk dan jasa Citra (Image) Perusahaan Hubungan dengan Pelanggan Proses Operasi Layanan Purna Jual
Setiap indikator diukur menggunakan kuesioner
Pengukuran dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung dan memperoleh informasi dari PT. Artifa Sukses Persada Pengukuran dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung dan memperoleh informasi dari PT. Artifa Sukses Persada Pengukuran dilakukan dengan melihat jumlah karyawan baru dan jumlah karyawan yang bertahan, dan Kuesioner untuk mengukur tingkat kepuasan karyawan
Pengukuran dilakukan dengan membuat membandingkan jumlah mitra yang dimiliki PT. Artifa Sukses Persada pada tahun pertama didirikan dengan tahun berikutnya. dan jenis-jenis usaha baru PT. Artifa Sukses Persada.
53
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Umum Perusahaan 1.
Sejarah Singkat Perusahaan a.
Sejarah Perusahaan PT. Artifa Sukses Persada merupakan perusahaan yang menyediakan produk lampu ramah lingkungan didirikan pada tahun 2011 oleh Ardinal Haryadi dan Timan Haditio. Tujuan tunggal dari PT. Artifa Sukses Persada untuk memberikan nilai-nilai dan daya saing industri dikawasan Indonesia. Sejak hari pertama perusahaan ini didirikan PT. Artifa Sukses Persada telah menempa diri untuk menjadi perusahaan lokal dengan jaringan global dalam rangka menekan setiap perkembangan baru yang tersedia diseluruh Indonesia. Dengan semakin meningkatnya pemanasan global, para pendiri mempunyai ide untuk menjual produk lampu yang bisa membantu mengatasi masalah pemanasan global. Salah satu solusinya adalah dengan menjual Lampu-lampu
yang berjenis LED( Ligthing emited Diode), Dikarenakan
belum banyak beredar dan di gunakan di Indonesia. PT. Artifa Sukses Persada memiliki tujuan turut meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal kepedulian lingkungan dengan turut menggunakan produk-produk ramah lingkungan . Keunggulan lampu LED adalah Tidak mengandung bahan berbahaya seperti
CO dan Merkuri, Tidak menimbulkan
Panas
pada
Lampu, Memiliki sertifikat Go Green, Daya Watt lebih rendah daripada lampu Konvensional. 54
PT. Artifa Sukses Persada merupakan perusahaan yang bergerak di bidang trading LED (Light Emitting Diode) produkt dengan merk ENERGYLED yang di import dari Taiwan. Adapun jenis produk yang dijual adalah: Tube light, Highbay, Flood light, Bulb, Street light. Produk-produk yand ditawarkan oleh PT. Artifa Sukses Persada merupakan produk ramah lingkungan yang memiliki daya saing yang tinggi dengan produk-produk sejenis yang ditawarkan oleh perusahaan lain. PT. Artifa Sukses Persada termasuk ke dalam perusahaan dagang, karena usaha yang dijalankan berkaitan dengan jual beli barang baik tunai maupun kredit. PT.Artifa Sukses Persada berlokasi di Gd. Menara MTH Lt.15 Suite 1508 Jalan MT Haryono Kav.23 Tebet timur,Jakarta Selatan. Seiring dengan kemajuan yang berkesinambungan, PT. Artifa Sukses Persada memiliki jembatan untuk perusahaan-perusahaan terkemuka di indonesia seperti : Alfamidi, Indomarco, Astra Honda Motor, Lawson dll. Dalam pemasaran produknya perusahaan memulai dengan penawaran kepada pelanggan, yang kemudian terjadinya pemesanan barang. PT. Artifa Sukses Persada dalam memudahkan akses dengan pelanggannya melakukan inovasi dari segi penjualan dengan membuat website khusus yang dimaksudkan untuk memudahkan pelanggan dalam mencari informasi terbaru mengenai spesifikasi maupun harga produk yang ditawarkan, selain itu website dibuat untuk memudahkan pelanggan dalam hal pemesanan melalui aplikasi yang tersedia. Inovasi yang dilakukan bertujuan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan.
55
b.
Perkembangan Perusahaan Pada pertengahan tahun 2012 dalam upaya mengembangkan usahanya serta untuk memudahkan akses pelanggan, PT. Artifa Sukses Persada meluncurkan sebuah website resmi khusus untuk penjualan via online, sehingga pelanggan dapat mengetahui informasi mengenai produk-produk yang ditawarkan, spesifikasi produk, diskon dan harga yang ditawarkan sehingga pelanggan dapat dengan mudah melakukan transaksi dengan PT. Artifa Sukses Persada. Seiring dengan semakin maraknya gagasan mengenai produk ramah lingkungan yang mulai banyak dibutuhkan masyarakat, semakin banyak pula perusahaan yang menawarkan produk-produk yang ramah lingkungan dan menjadi kompetitor
PT. Artifa Sukses Persada dalam hal menyediakan
variasi produk dan kualitas yang tinggi. PT. Artifa Sukses Persada dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi terus berusaha menigkatkan kualitas dan melakukan inovasi terbaru demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang beragam. c.
Visi dan Misi PT. Artifa Sukses Persada Visi Menjadi salah satu perusahaan dengan jaringan global dalam rangka untuk memanfaatkan setiap perkembangan baru tersedia di seluruh dunia dan salah satu mitra terkemuka untuk manufaktur di Indonesia. Memberikan nilai-nilai untuk meningkatkan daya saing industri di kawasan ASEAN.
56
Misi
Menyediakan Produk-produk Ramah Lingkungan
Menyediakan Pelayanan yang Baik bagi Pelanggan
Menjalankan Praktik Etika bisnis dan memelihara keberlanjutan usaha
Ekspansi Strategis Keluar Negeri
Sejalan dengan Visi dan Misi, PT. Artifa Sukses Persada terus memprioritaskan kualitas, berprestasi, berpikiran positif dan kemampuan untuk tampil dengan kinerja komersial demi pertumbuhan yang sehat dan keberlangsungan usaha yang disaat bersamaan juga mampu memenuhi seluruh keinginan stakeholders.
2. Struktur Organisasi PT. Artifa Sukses Persada Direktur
Sales Marketing
Teknisi
Accounting
Adm. sales
Administrasi
Purchasing
Warehouse & Delivery
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Artifa Sukses Persada
a. Tanggung Jawab Tiap Divisi dan Tugasnya 1) Direktur a) Menjadi Pemimpin dalam arahan menyangkut arahan mutu b) Tanggung jawab keseluruhan untuk manajemen dan operasi 57
c) Menetapkan kebijakan dan sasaran mutu d) Menunjuk wakil Manajemen e) Memimpin rapat Tinjauan Manajemen
2) Sales Marketing a) Memasarkan produk perusahaan dan menerima pesanan atau permintaan dari pembeli. b) mencapai target penjualan yang diinginkan. c) membuat laporan kunjungan harian. 3) Accounting a) mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi setiap harinya b) mengatur keluar masuknya dana. c) mengontrol aliran keuangan serta mempertanggungjawabkan laporan yang dibuatnya kepada direktur. d) membuat laporan keuangan secara global e) meninjau dan menilai rekening dan pajak. 4) Administrasi a) Mengetahui perencanaan part yang akan dibuat untuk costumer b) Membagi tugas masing-masing operator sesuai dengan tanggung jawabnya. c) Pengecekan kembali unit yang sudah jadi sebelum dikirim sesuai dengan drawing yang ada. d) Memeriksa material pembantu yang akan digunakan, dan memastikan semua part dalam kondisi yang baik dan layak pakai. 58
5) Teknisi a) Memasang lampu yang telah dibeli oleh customer ditempat – tempat yang telah disepakati. b) Mengecek lampu- lampu yang telah dipasang di tempat customer dan memastikan kondisi lampu masih baik atau tidak. c) Memperbaiki lampu – lampu yang sudah rusak. 6) Adm. Sales a) mengechek barang yang dipesan oleh customer melalui sales marketing. b) Mengurus hal yang berkaitan dengan penjualan. c) mencatat persediaan barang yang ada. 7) Purchasing a) melaksanakan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan, sesuai dengan aturan yang telah di tentukan oleh perusahaan. 8) Warehouse & Delivery a) Mengawasi keluar masuknya barang b) menerima laporan keluar masuknya barang c) Memuat barang-barang yang akan dikirimkan ke costumer sesuai dengan surat jalan yang disiapkan. d) Mengantar part sesuai permintaan / Purchaese Order Costumer e) Memberikan / menyerahkan part dengan memberikan tanda terima / surat jalan, menghitung kembali part yang akan diserahkan. f) Mengambil surat jalan / tanda terima asli yang sudah di tanda tangani atau di stempel oleh costumer. 59
g) menyerahkan kembali surat jalan yang sudah ditanda tangani ke bagian admin untuk melakukan proses penagihan.
B.
Pengukuran Kinerja Berdasarkan Balance Scorecard Menurut Mulyadi (2001), konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi konsep tersebut. Balanced scorecard terdiri dari dua kata yaitu : balanced (berimbang) dan scorecard (kartu skor). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja yang sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menyatakan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek, keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,internal dan eksternal. Balance scorecard terdiri dari empat pespektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. 1.
Perspektif Keuangan ( Financial Perspective ) Balance Scorecard memakai tolok ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, tolok ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolok ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi. Suatu pengukuran kinerja didalamnya harus memiliki keseimbangan antara financial dan non-financial untuk mengarahkan kinerja perusahaan terhadap 60
keberhasilan. Balance Scorecard dapat menjelaskan lebih lanjut tentang pencapaian visi yang berperan di dalam mewujudkan pertambahan kekayaan tersebut (Mulyadi dan Setyawan, 2000). Tolok ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Rasio Likuiditas 1)
Pengertian Menurut Harahap (2009), rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur
kemampuan
perusahaan
memenuhi
kewajiban
jangka
pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktu-waktu ini, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar berupa kewajibankewajiban lancar. 2)
Perhitungan dengan Current Ratio (2011) CACL
=
Aset Lancar
Liabilitas Jangka pendek = 962,013,426.56 385,297,250.50 = 2,496,808 (2012) CACL
= Aset Lancar Liabilitas Jangka pendek = 1,039,019,326.14 490,972,640.50 = 2,116,247
61
3)
Kesimpulan Tabel 4.1 Tabel Perhitungan CACL NP
Tahun
Aset Lancar
Liabilitas Jangka Pendek
CACL
PT. Artifa Sukses Persada
2011
962,013,426.56
385,297,250.50
2,49
2012 1,039,019,326.14 490,972,640.50 Sumber: Laporan Keuangan PT. Artifa Sukses Persada, data diolah.
2,11
Berdasarkan tabel diatas, pada aset lancar maupun Liabilitas jangka pendek dari PT. Artifa Sukses Persada mengalami kenaikan. Namun jika dilihat dengan menggunakan perhitungan CACL, perusahaan mengealami penurunan 0,38 (2,49 menjadi 2,11). Hal ini menunjukkan bahwa PT. Artifa Sukses Persada mampu untuk membiayai kewajiban setiap tahunnya. b. Rasio Leverage 1) Pengertian Rasio Leverage atau disebut juga rasio utang (debt ratio) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya. Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin tinggi kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya.
2) Perhitungan dengan debt ratio Total Liabilitas (2011) TLTA
=
x 100% Total Aset
62
485,297,250.50 =
x 100 % 975,111,790.56
=
0,49 % Total Liabilitas
(2012) TLTA
=
x 100% Total Aset 590,972,640.50
=
x 100 % 1,055,264,326.14
=
0.56 %
3) Kesimpulan Tabel 4.2 Tabel Perhitungan TLTA NP
Tahun
Total Liabilitas
Total Aset
TLTA
PT. 2011 485,297,250.50 975,111,790.56 0,49% Artifa Sukses 2012 590,972,640.50 1,055,264,326.14 0,56% Persada Sumber: Laporan Keuangan PT. Artifa Sukses Persada, data diolah. Berdasarkan tabel diatas, total liabilitas maupun total aset perusahaan PT. Artifa Sukses Persada pada tahun 2011-2013 mengalami kenaikan dan dalam perhitungan TLTA perusahaan mengalami kenaikan sebesar 0,07% (0,49% menjadi 0,56%). Kenaikan ini dapat menjelaskan bahwa PT. Artifa Sukses Persada dapat memenuhi kewajiban setiap tahunnya.
63
c. Rasio Aktivitas 1) Pengertian Rasio Aktivitas (Total Assets Turn Over) digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dan keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan "revenue". 2) Perhitungan dengan Total Asset Turn Over (2011) TATO
=
Penjualan Total Aset
=
394,355,500 975,111,790.56
(2012) TATO
=
0,40442081
=
Penjualan Total Aset
=
321,995,475 1,055,264,326.14
=
0,305132531
64
3) Kesimpulan Tabel 4.3 Tabel Perhitungan Turn Over Ratio NP
Tahun
Penjualan
Total Aset
TATO
PT. 2011 394,355,500 975,111,790.56 0,40 Artifa Sukses 2012 321,995,475 1,055,264,326.14 0,30 Persada Sumber: Laporan Keuangan PT. Artifa Sukses Persada,data diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil perhitungan Turn Over Ratio mengalami penurunan, hal ini disebabkan aktiv yang dimiliki perusahaan terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk menjual maka perlu diteliti pemasaran dan jenis aktiva.
Dilihat dari kinerja keuangan menurut likuiditasnya secara umum adalah baik, Hasil uji rasio likuiditas yang dilakukan kepada PT. Artifa Sukses Persada menunjukkan penurunan rasio dari 2,49 ke 2,11. Artinya, rasio tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu membiayai kewajibannya. Dari sisi rasio leverage hasil uji yang dilakukan pada PT. Artifa Sukses Persada menunjukkan kenaikan rasio daro 0,49 ke 0,56. Artinya, rasio tesebut menunjukkan perusahaan mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam waktu jangka pendek. Sedangkan hasil uji rasio aktivitas yang dilakukan ke PT. Artifa Sukses Persada menunjukkan penurunan rasio dari 0,40 ke 0,30, hasil tersebut menunjukkan bahwa aktiva perusahaan lebih besar dibanding dengan kemampuan penjualannya.
65
Pengukuran dengan tiga rasio diatas dikatakan dapat menggambarkan kondisi financial perusahaan. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, rasio leverage meggambarkan tinggi rendahnya utang yang dimiliki perusahaan yang dapat memberikan informasi seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kewajibannya, sedangkan rasio aktivitas memberikan informasi mengenai kemampuan modal yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan revenue sehingga dalam jangka panjang perusahaan akan terus bertumbuh. 2.
Perspektif Pelanggan (Customer Perspective) Perspektif pelanggan digunakan perusahaan untuk mengidentifikasikan dan mendefinisikan mengenai pelanggan dan segmen pasar, perspektif ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepercayaan pelanggan atas produk yang ditawarkan perusahaan, kecepatan layanan yang diberikan dan kualitas hubungan perusahaan dengan pelanggannya. Informasi yang diketahui tentang seberapa baik hubungan yang dimiliki perusahaan dengan pelanggannya dapat memeberikan gambaran tentang bagaimana suatu kinerja manajemennya berjalan dengan baik atau tidak. Hal ini diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Pelanggan yang menjadi responden sebanyak 35 responden. a.
Karakteristik Responden Kepuasan Pelanggan Distribusi kuesioner yang ditujukan kepada pelanggan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kuesioner yang dapat diolah untuk menentukan karakteristiknya. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan proses penyebaran dan penyebaran kuesioner kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada. 66
Tabel 4.4 Gambaran Distribusi Kuisioner Kepuasan Pelanggan Keterangan Kuesioner yang dikirim Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang tidak dapat diolah Kuesioner yang dapat diolah Sumber: data diolah b.
Jumlah Presentase 35 4 0 31
100% 11,43% 0% 88,57%
Uji Validitas Kepusan Pelanggan Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2006). Suatu kuesioner yang valid adalah kuesioner yang mampu mengukur dan mengungkapkan suatu hal yang ingin diukur dari kuesioner tersebut, dalam hal ini adalah kepuasan pelanggan. Penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf signifikasi 0,05 artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Teknik pengujian yang digunakan untuk uji validitas ini adalah menggunakan Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Correct Item-Total Correlation. Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas pelanggan dari tiga variable; dengan 35 sampel responden pelanggan.
67
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Atribut Produk dan Jasa Pelanggan Pertanyaan APJa APJb APJc APJd APJe Sumber: data diolah
Pearson Correlation 0,851** 0,874** 0,860** 0,845** 0,851**
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel diatas menunjukkan variabel atribut, produk, dan jasa mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Citra (Image) Perusahaan Pertanyaan CPa CPb CPc Sumber: data diolah
Pearson Correlation
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,909** 0,943** 0,967**
0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid
Tabel diatas menunjukkan variabel citra (image) perusahaan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Hubungan dengan Pelanggan Pertanyaan HPa HPb HPc HPd Sumber: data diolah
Pearson Correlation 0,891** 0,917** 0,886** 0,869**
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,00 0,00 0,00 0,00
Valid Valid Valid Valid
68
Tabel diatas menunjukkan variabel Hubungan dengan Pelanggan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. c.
Uji Reliabilitas Kepuasan Pelanggan Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefesien (Sukadji, 2000). Uji reabilitas ini menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya. Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956) adalah sebagai berikut: 0,80 - 1,00: reliabilitas sangat tinggi 0,60 - 0,80: reliabilitas tinggi 0,40 - 0,60: reliabilitas sedang 0,20 - 0,40: reliabilitas rendah Instrument dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,6. Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas pelanggan dari tiga variable dengan 35 sampel responden pelanggan.
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Pelanggan
Variabel
Cronbach’s Alpha
0,818 APJ 0,874 CP 0,839 HP Sumber: data diolah
Cronchbach’s Alpha Based on Standardized Items 0,942 0,986 0,950
N of Items 6 4 5
69
Tabel 4.8 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel atribut, produk, dan jasa sebesar 0,818, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel citra (image) perusahaan sebesar 0,874, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. Variabel hubungan dengan pelanggan sebesar 0,839, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliabel. d.
Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan jawaban kuesioner yang berasal dari 35 responden pelanggan PT. Artifa Sukses Persada digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan memeberikan gambaran terkait dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Varibel yang terkait yaitu atribut produk dan jasa, citra perusahaan dan hubungan dengan pelanggan. Hasil pengolahan data dari masing-masing elemen kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Atribut Produk dan Jasa Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Jumlah Sumber: data diolah
Nilai 5 4 3 2 1
Jumlah Jawaban Responden 20 56 63 15 1 155
Tabel Nilai 100 224 189 30 1 544
Bobot Nilai 18,38% 41,17% 43,74% 5,51% 0,18% 100%
Variabel atribut produk dan jasa, pelanggan terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada terhadap 70
atribut produk dan jasa adalah 18,38 % menyatakan sangat puas, 41,17 % menyatakan puas, 43,74 % menyatakan cukup puas, 5,51 % menyatakan kurang puas, 0,18 % menyatakan sangat tidak puas. Hal tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh tingkat kepuasan dari pelanggan PT. Artifa Sukses Persada. Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Citra (Image)Perusahaan PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Jumlah Sumber: data diolah
Nilai 5 4 3 2 1
Jumlah Jawaban Responden 12 39 41 1 0 93
Tabel Nilai 60 156 123 2 0 341
Bobot Nilai 17,59% 45,74% 36,07% 0,58% 0% 100%
Variabel citra (image) perusahaan terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan PT. Wijaya Karya terhadap citra (image) perusahaan adalah 17,59 % menyatakan sangat puas, 45,74 % menyatakan puas, 36,07 % menyatakan cukup puas, 0,58 % menyatakan kurang puas, 0 % menyatakan sangat tidak puas. Hal tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh tingkat kepuasan dari pelanggan PT. Artifa Sukses Persada.
71
Tabel 4.11 Hasil Pengukuran Hubungan dengan Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak puas Sangat Tidak Puas Jumlah Sumber: data diolah
Nilai 5 4 3 2 1
Jumlah Jawaban Responden 17 43 54 8 0 122
Tabel Nilai 85 172 162 16 0 435
Bobot Nilai 19,54% 39,54% 37,24% 3,6% 0% 100%
Variabel citra (Image) perusahaan terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada terhadap hubungan dengan pelanggan adalah 19,54% menyatakan sangat puas, 39,54% menyatakan puas, 37,24% menyatakan cukup puas, 3,6% menyatakan kurang puas, 0% menyatakan sangat tidak puas. Data tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh tungkat kepuasan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada. Tabel 4.12 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran Kinerja Kepuasan Pelanggan Nama Perusahaan
APJ
PT. Artifa Sukses CUKUP PUAS Persada Sumber: data diolah
CP
HDP
CUKUP PUAS
PUAS
Tabel diatas dapat menunjukan bahwa atibut produk dan jasa untuk kepuasan pelanggan mayoritas memiliki nilai cukup puas bagi para pelanggannya. Dari segi citra (image) perusahaan, mayoritas memiliki nilai 72
cukup puas bagi para pelanggannya, dan untuk hubungan dengan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada mayoritas memiliki nilai puas bagi para pelanggannya. Kinerja PT. Artifa Sukses Persada dilihat dari perspektif pelanggan dapat dikatakan baik, tercatat pada perspektif ini dalam memberikan kepuasan bagi pelanggannya dapat terlihat sesuai dengan harapan, hal ini sesuai dengan hasil yang didapat dari jawaban mayoritas pelanggan. Daftar Pelanggan PT. Artifa Sukses Persada No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24 25. 26.
Pelanggan 2011 PT. Timah Persero PT. Kinden Indonesia PT. Casa Prima Indonesia CV. Cakra Elektrik PT. Manggala Gelora Perkasa PT. Midi Utama Indonesia Portofolio PT. Permata Teknik Fodism Senayan City PT. Wahana Tirtamas (fourties) PT. Kamadjaja Logistics CV. Permata Tekhnik PT. Debindomulti Adhiswati -
2012 PT. Timah Persero PT. Kinden Indonesia PT. Casa Prima Indonesia PT. Manggala Gelora Perkasa PT. Midi Utama Indonesia Portofolio PT. Permata Teknik Fodism Senayan City PT. Wahana Tirtamas (fourties) PT. Kamadjaja Logistics CV. Permata Tekhnik PT. Debindomulti Adhiswati PT. Sumber Alfaria Trijaya PT. Dunia Makmur Jaya PT. Summarecon Agung, tbk Gunung Putri Graha Mandiri PT. Eco Stark Indonesia CV. Haruka hesa Engineering PT. Arta Dwi Mitra CV. Chinda Mutiara Besma PT. Perwita Marga Sakti PT. Perkasa Internusa Mandiri CV. Saraswati Flora PT. Vorteks Teknologi Indonesia PT. Astra Honda Motor PT. Lautan Jaya Kumala 73
Data diatas merupakan daftar perusahaan yang menjadi pelanggan PT. Artifa Sukses Persada, jika dikaitkan dengan hasil jawaban mayoritas responden pelanggan maka dapat disimpulkan pada perspektif pelanggan PT.Artifa Sukses Persada dapat memberikan kepuasan dan tingkat kepercayaan yang tinggi dari pelanggan, hal ini dapat terlihat dengan tingginya pertambahan pelanggan pada tahun 2012.
3.
Perspektif Proses Bisnis Internal Balance Scorecard dalam perspektif proses bisnis internal membagi pengukuran kinerja dalam proses ini menjadi 2, yaitu proses operasi, dan pelayanan purna jual. Pengukuran proses bisnis internal ini dimaksudakan untuk mengetahui bagian kegiatan-kegiatan yang selama ini telah dijalankan oleh perusahaan. Perspektif ini menyoroti berbagai proses penting yang mendukung strategi perusahaan.
a.
Proses Operasi PT. Artifa Sukses Persada Proses operasi yang dilakukan PT. Artifa Sukses Persada menitik beratkan kepada penyampaian produk dan jasa kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten dan tepat waktu. Dalam prosesnya perusahaan mengurangi aktivitas yang tidak menambah nilai dan mempercepat produk samapai ke tangan pelanggan. Dilihat dari efisiensi waktu dan biaya PT. Artifa sukses persada pada tahun 2011 melakukan pengiriman barang secara langsung antara bagian penjualan dengan 74
pelanggan proses dari pemesanan hingga produk sampai ke pelanggan adalah 4
hari.
Dalam
perkembangannya
perusahaan melakukan
pengiriman pesanan dengan menggunakan jasa pengiriman barang yang biaya pengirimannya di bebankan kepada konsumen sehingga waktu untuk pesanan sampai ke konsumen dimulai dari pemesanan hingga pengiriman barang adalah 2 hari. Hal ini menghasilkan efisiensi waktu dan biaya. Adapun siklus operasi dalam melakukan transaksi adalah sebagai berikut: Pelanggaan-> Marketing-> Adm.Penjualan-> Gudang-> Surat keluar barang.
Pelanggan melalui e-mail, Fax maupun Walk in customer mengirimkan surat permintaan penawaran harga barang kepada bagian marketing.
Berdasarkan surat penawaran harga (SPH) kemudian Customer akan mengirimkan PO,
yang ditujukan kepada bagian penjualan.
Berdasarkan PO tersebut bagian penjualan akan membuatkan Delivery Order (DO) dan Invoice dengan mengecek barang terlebih dahulu di file Stock. DO dan Invoice asli akan diberikan kepada customer, sedangkan DO acc dan Invoice acc akan disimpan didalam file.
Bagian gudang akan memberikan informasi mengenai persediaan barang yang dipesan.
75
Sebelum barang yang dipesan dikirim oleh bagian delivery, customer terlebih dahulu akan membayar barang tersebut ke bagian accounting melalui uang tunai ataupun ditransfer lewat bank. Kemudian Accounting akan mencatat pembayaran yang akan disimpan ke dalam file. Accounting akan membuatkan faktur pajak sesuai dengan invoice yang telah dibuat oleh bagian penjualan,untuk dikirimkan ke customer.
Bagian gudang membuat surat keluar barang.
Barang yang siap dikirim akan dibuatkan DO dan Invoice oleh bagian Penjualan, serta faktur pajak yang akan dibuatkan oleh bagian accounting, yang kemudian surat-surat tersebut akan diberikan kepada bagian delivery untuk diberikan kepada customer. Setelah itu bagian delivery memberikan DO dan Invoice serta faktur pajak kepada customer untuk ditanda tangani oleh customer sebagai tanda terima. Customer akan mendapatkan Invoice dan DO, Faktur Pajak yang asli. Kemudian Invoice acc dan DO acc dikembalikan kepada bagian administrasi untuk disimpan ke dalam file.
b.
Layanan Purna Jual PT. Artifa Sukses Persada Layanan purna jual yang disediakan oleh PT. Artifa Sukses Persada adalah menyediakan garansi selama 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun. Pengaduan pelanggan dapat bisa melalui jaringan telepon, email atau website resmi perusahaan. Apabila ada kerusakan barang yang terjadi maka perusahaan akan mengirimkan teknisi untuk memeriksa kerusakan. Lama waktu perbaikan disesuaikan dengan tingkat kerusakan, jika kondisi 76
barang setelah dilakukan penegecekan tidak dapat diperbaiki maka perusahaan akan mengganti barang tersebut dengan barang baru yang sejenis dan tidak dapat diganti dengan uang. Layanan purna jual dilakukan untuk tetap menjangan hubungan dengan pelanggan. Dilihat dari perspektif bisnis internal, kinerja PT. Artifa Sukses Persada mampu menyampaikan barang pesanan kepada pelanggan secara efisien, efektif, dan tepat waktu dibarengi dengan prosedur yang baik mulai pemesanan hingga produk sampai ditangan pelanggan. Selain itu, dalam layanan purna jual PT. Artifa Sukses Persada memberikan garansi selama 1 sampai 2 tahun jika ada produk yang rusak atau barang pesanan tidak dapat digunakan ketika sampai ditangan pelanggan. Dapat disimpulkan bahwa dalam perspektif ini PT. Artifa Sukses Persada melakukan upaya dalam menciptakan efektivitas, efisiensi dan ketepatan waktu dalam hal pengiriman produk, dan untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan perusahaan memberikan garansi untuk tetap menjaga kualitas yang diberikan kepada setiap pelanggan.
4.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ( Learning and Growth perspective ) PT. Artifa Sukses Persada Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Tetapi ada juga perusahaan yang menempatkan inovasi di luar proses produksi. Proses inovasi dalam melakukan identifikasi keinginan pelanggan yang sesuai dengan keinginan pelanggan sangat penting. Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka 77
produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan, sehingga tidak memberi tambahan pendapatan bagi perusahaan. Sebelum website khusus Online Shopping dibuat pelanggan banyak menemui kesulitan dalam memperoleh produk yang diinginkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pelanggan, online shop memberikan manfaat bagi pelanggan dalam hal kemudahan dalam memperoleh produk yang diinginkan. Sedangkan bagi perusahaan dapat memudahkan proses pengenalan produk pada pelanggan dan meningkatkan penjualan. PT. Artifa Sukses Persada sebagai perusahaan yang sedang dalam tahapan proses pertumbuhan tidak akan berhenti dalam menyediakan produk-produk baru yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan agar dapat terus berkembang dan mampu bersaing dengan produk-produk sejenis lainnya, melalui proses inovasi PT. Artifa Sukses Persada telah menjalankannya dengan baik. Kegiatan usaha PT. Artifa Sukses Persada lebih memusatkan pada kegiatan pemasaran. Inovasi yang dilakukan oleh adalah dengan menyediakan produk baru yaitu lampu untuk lampu penerangan jalan yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan baik untuk kegiatan industri ataupun penggunaan dalam skala kecil seperti rumah tangga, dengan tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Dalam pemasaran produknya PT. Artifa Sukses Persada membuat sebuah website resmi pada tahun 2013 yang berisikan informasi mengenai produk baru yang ditawarkan, serta bermanfaat untuk memudahkan pelanggan dalam memperoleh produk yang diinginkan sehingga memberikan kepuasan atas pelayanan yang disediakan perusahaan.
78
Dapat disimpulkan pada perspektif ini PT.Artifa Sukses Persada dalam pembelajaran dan pertumbuhannya cukup baik, hal ini dapat dilihat dari inovasi-inovasi yang telah dilakukan dapat memberikan perubahan positif bagi perusahaan untuk dapat lebih berkembang.
5.
Perspektif Karyawan Balance Scorecard dalam perspektif ini membagi tiga pengukuran kinerja sebagai indikatornya yaitu pengukuran kinerja pada tingkat pertambahan karyawan dan karyawan yang memutuskan untuk keluar dari PT. Artifa Sukses Persada, tingkat retensi karyawan yaitu kemampuan perusahaan mempertahankan karyawan lama yang dimiliki dan dengan mengukur tingkat kepuasan karyawan pada perusahaan. Perspektif ini dapat membantu manajer untuk terus meningkatkan pencapaiannya dalam mempertahankan anggota lama yang memiliki skill yang baik dan berusaha untuk menambah jumlah karyawan baru dengan kemampuan yang lebih baik demi tercapainya tujuan perusahaan dalam memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan perusahaan dapat memberikan kepuasan bagi karyawannya a. Tingkat perolehan/ pertambahan karyawan Tabel 4.13 Tingkat pertambahan karyawan baru
NP
Tahun
PT. Artifa 2011 Sukses 2012 Persada Sumber: data diolah
Karyawan baru
Karyawan yang keluar
Jumlah Karyawan
-
-3
46
+15
-2
59
79
Tabel diatas menunjukkan pada tahun 2011 jumlah karyawan PT. Artifa Sukses Persada tercatat 46 karyawan, pada tahun 2012 PT. Artifa Sukses Persada memiliki karyawan baru sebanyak 13 orang, jumlah karyawan yang dimiliki PT. Artifa Sukses Persada pada tahun 2012 adalah 59 orang. Hal tersebut menggambarkan tingkat penambahan karyawan baru lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat karyawan yang memutuskan untuk keluar dari PT. Artifa Sukses Persada. b. Tingkat Retensi Karyawan Tabel 4.20 menunjukkan pada tahun 2011 tercatat 3 karyawan memutuskan untuk keluar dari PT. Artifa Sukses Persada, jumlah karyawan pada tahun 2011 adalah 46. Tahun 2012 PT. Artifa Sukses Persada mencatat 2 karyawan keluar dari PT. Artifa Sukses Persada, jumlah kayawan pada tahun 2012 adalah 59. c. Tingkat Kepuasan Karyawan Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya keempat perspektif sebelumnya, Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada peralatan untuk menghasilkan produk/jasa, tetapi juga melakukan investasi pada infrastruktur, yaitu: sumber daya manusia, sistem dan prosedur. Tolok ukur kinerja keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan dapat mengungkapkan kesenjangan yang besar antara kemampuan yang ada dari manusia, sistem, dan prosedur. Untuk memperkecil kesenjangan itu, maka suatu badan usaha harus 80
melakukan investasi dalam bentuk reskilling karyawan, yaitu: meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi, serta menata ulang prosedur yang ada. Karyawan sebagai bagian utama dalam setiap kegiatan perusahaan jika dikelola dengan baik makan dapat memenuhi tujuan perusahaan dengan baik. Mengukur tingkat kepuasan karyawan yaitu dengan mengisi daftar kuesioner yang telah disediakan, karyawan yang menjadi responden adalah 35 orang karyawan PT. Artifa Sukses Persada. 1)
Karakteristik Responden Kepuasan Karyawan Penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada karyawan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kuesioner yang dapat diolah untuk menentukan karakteristiknya. Tabel berikut ini menggambarkan proses penyebaran dan penerimaan kuesioner kepuasan karyawan PT. Artifa Sukses Persada. Tabel 4.14 Gambaran Distribusi Kuesioner Kepuasan Pelanggan Keterangan
Kuesioner yang dikirim Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang tidak dapat diolah Kuesioner yang dapat diolah Sumber: data diolah
Jumlah 35 2 0 33
Persentase 100% 5,71% 0% 94,29%
Tabel diatas menunjukkan bahwa total 35 kuesioner yang dibagikan ke pihak karyawan hanya 2 kuesioner yang tidak kembali dikarenakan adanya kuesioner hilang dan keterbatasan waktu.
81
2)
Uji Validaitas Kepuasan Karyawan Suatu kuesioner yang valid adalah kuesioner yang mampu mengukur dan mengungkapkan suatu hal yang ingin diukur dari kuesioner tersebut, dalam hal ini adalah kepuasan pelanggan dan pemasok barang. Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2006). Teknik yang digunakan untuk uji validaitas ini adalah menggunakan korelasi Bivariate (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation. Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji validitas pelaggan dari tiga variabel. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi 0,05. Hal itu, artinya suatu item yang akan dianggao valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Karyawan
Pertanyaan KKa KKb Sumber: data diolah Tabel
diatas
Pearson Corelation 0,924** 0,920**
menunjukkan
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,000
Valid Valid
variabel
kapabilitas
karyawan
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilaii signifikansi lebih kecil dari 0,05.
82
Tabel 4.16 Hasil Uji Validitas Kapabilitas Sistem Informasi Pertanyaan KSIa KSIb KSIc KSId KSIe Sumber: data diolah
Pearson Corelation 0,865** 0,859** 0,826** 0,899** 0,844**
Sig (2Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel diatas menunjukkan variabel kapabilitas sistem informasi mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Motivasi, Pemberdayaan, dan keselarasan karyawan Pertanyaan MPKa MPKb MPKc MPKd MPKe MPKf Sumber: data diolah
Pearon Corelation 0,807** 0,875** 0,861** 0,769** 0,837** 0,870**
Sig (2Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel diatas menunjukkan variabel motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signikansi lebih kecil dari 0,05.
3)
Uji Reliabilitas Kepuasan Karyawan Reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes
mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas
83
dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefesien (Sukadji, 2000). Uji reabilitas ini menunjukkan konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya. Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956) adalah sebagai berikut: 0,80 - 1,00: reliabilitas sangat tinggi 0,60 - 0,80: reliabilitas tinggi 0,40 - 0,60: reliabilitas sedang 0,20 - 0,40: reliabilitas rendah Tabel berikut ini menunjukkan hasil uji reliabilitas karyawan yang terdiri dari variabel dengan sampel 35 responden pelanggan PT. Artifa Sukses Persada. Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Karyawan
Variabel
Cronbach’s Alpha
KK 0,904 0,819 KSI 0,806 MPK Sumber: data diolah
Cronbach’s Alpha Based on Standardized 0,944 0,943 0,941
N of Items 3 6 7
Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s alpha atas variabel kapabilitas karyawan PT. Artifa Sukses Persada sebesar 0,904 , variabel kapabilitas sistem informasi PT. Artifa Sukses Persada sebesar 0,819, variabel motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan sebesar 0,806 sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini sangat reliable.
84
4)
Hasil Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan Pengukuran kinerja PT. Artifa Sukses Persada dalam perspektif
ini dapat dikatakan baik, hal ini dilihat dari jumlah karyawan yang bertambah dari tahun sebelumnya. Jumlah karyawan yang keluar dari perusahaan pada tahun 2012 lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah karyawan yang keluar pada tahun sebelumnya, selain itu perusahaan terus menambah karyawan baru untuk meningkatkan pencapaian perusahaan dalam memiliki sumber daya manusia yang baik. Responden yang berasal dari Karyawan PT. Artifa Sukses Persada digunakan sebagai alat ukur untuk menganalisis dan memberikan gambaran terkait dengan variabel-variabel dalam penelitian ini berjumlah 35 responden. Adapun variabel-variabel tersebut adalah Kapabilitas Karyawan, kapabilitas sistem informasi, dam motivasi pemberdayaan dan keselarasan. Berikut adalah hasil pengolahan data dari masing-masing elemen kepuasan karyawan. Tabel 4.19 Hasil Pengukuran Kapabilitas Karyawan PT. Artifa Sukses Persada Pendapat Responden Sangat Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Jumlah Sumber: data diolah
Nilai 5 4 3 2 1
Jumlah Jawaban Responden 18 32 12 4 0
Tabel Nilai 90 128 36 8 0 262
Bobot Nilai 34,35% 48,85% 13,74% 3,05% 0% 100%
85
Variabel kapabilitas karyawan terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kepuasan karyawan PT. Artifa Sukses Persada terhadap kapabilitas karyawan adalah 34,35 % menyatakan sangat puas, 48,85 % menyatakan puas, 13,74 % menyatakan cukup puas, 3,05 % menyatakan kurang puas, 0 % menyatakan sangat tidak puas. Hal tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh tingkat kepuasan dari karyawan PT. Artifa Sukses Persada. Tabel 4.20 Hasil Pengukuran Kapabilitas Sistem Informasi PT. Artifa Sukses Persada Pendapat Responden
Nilai
Sangat Puas 5 Puas 4 Cukup Puas 3 Tidak Puas 2 Sangat Tidak Puas 1 Jumlah Sumber: data diolah
Jumlah Jawaban Responden 33 55 70 6 0
Tabel Nilai 165 220 210 12 0 607
Bobot Nilai 27,18% 36,24% 34,59% 1,97% 0% 100%
Variabel Kapabilitas Sistem Informasi terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kepuasan karyawan PT. Artifa Sukses Persada terhadap kapabilitas karyawan adalah 27,18 % menyatakan sangat puas, 36,24 % menyatakan puas, 39,59 % menyatakan cukup puas, 1,97 % menyatakan kurang puas, 0 % menyatakan sangat tidak puas. Hal tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh tingkat kepuasan dari karyawan PT. Artifa Sukses Persada.
86
Tabel 4.21 Hasil Pengukuran Motivasi, Pemberdayaan, dan keselarasan PT. Artifa Sukses Persada
Pendapat Responden
Nilai
Jumlah Jawaban Responden 35 61 70 24 6
Tabel Nilai
Bobot Nilai
Sangat Puas 5 175 25,62% Puas 4 244 35,72% Cukup Puas 3 210 30,74% Tidak Puas 2 48 7,02% Sangat Tidak Puas 1 6 0,87% Jumlah 683 100% Sumber: data diolah Variabel Kapabilitas Sistem Informasi terdiri dari 5 pernyataan dengan skor 1 sampai 5. Hasil pengukuran berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa kepuasan karyawan PT. Artifa Sukses Persada terhadap kapabilitas karyawan adalah 25,62 % menyatakan sangat puas, 35,72 % menyatakan puas, 30,74 % menyatakan cukup puas, 7,02 % menyatakan kurang puas, 0,87 % menyatakan sangat tidak puas. Hal tersebut menggambarkan dan menjelaskan secara utuh tingkat kepuasan dari karyawan PT. Artifa Sukses Persada. Kemampuan perusahaan dalam memberikan kepuasan bagi karyawan diukur dari perspektif karyawan. Jawaban dari pihak karyawan PT. Artifa Sukses Persada tercatat memberikan nilai positif bagi perusahaan. Dapat dikatakan perusahaan sudah mampu memberikan kepuasan bagi para karyawannya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
87
Tabel 4.22 Hasil Jawaban Mayoritas Responden Tentang Pengukuran Kinerja Kepuasan Karyawan Nama Perusahaan PT. Artifa Sukses Persada Sumber: data diolah
KK
KSI
MPK
PUAS
PUAS
PUAS
Dari tabel 4.22 diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas jawaban untuk kapabilitas karyawan dalam kepuasan karyawan memiliki nilai puas bagi para karyawan. Untuk kapabilitas sistem informasi mayoritas memiliki nilai puas bagi para karyawan, dan untuk motivasi pemberdayaan dan keselarasan, mayoritas memiliki nilai puas bagi para karyawan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam hal kepuasan karyawan. Hasil pengujian kepuasan karyawan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan mendapatkan kepuasan. Hal ini diliat dari hasil pengujian yang memiliki nilai puas pada tiap indikator. Implikasi dari kepuasan karyawan tersebut adalah karyawan memiliki loyalitas yang tinggi pada perusahaan dan lebih berusaha meningkatkan kinerjanya dalam melakukan tugasnya. 6.
Perspektif Kemitraan Kemitraan
mengandung
beberapa
unsur
antara
lain
pemberian
kesempatan pelatihan sumber daya manusia, ada retribusi asset produktif dari yang kuat kepada yang lemah, ada akses terhadap sumber-sumber pendanaan, 88
ada akses informasi dan teknologi, dan ada akses terhadap pasar (Muflih, 1997). Balance Scorecard dalam perspektif kemitraan melakukan pengukuran kinerja dengan dua indikator yaitu perkembangan jumlah mitra dan jenis perusahaan yang menjadi mitra PT. Artifa Sukses Persada. a.
Perkembangan Jumlah Mitra Tabel 4.23 Perkembangan Jumlah Mitra NP Tahun PT. Artifa 2011 Sukses 2012 Persada Sumber: Data diolah
Mitra Baru
Jumlah Mitra
-
2
3
5
Tabel 4.23 menunjukan pada tahun 2011 PT. Artifa Sukses Persada memiliki 2 perusahaan mitra kemudian pada tahun 2012 tercatat ada 3 perusahaan mitra baru PT. Artifa Sukses Persada, jumlah perusahaan mitra pada tahun 2012 adalah 5 perusahaan mitra. b.
Nama dan Jenis Perusahaan Mitra Tabel 4.24 Daftar Nama dan Jenis Usaha Perusahaan Mitra Nama Perusahaan Mitra Jenis Usaha a. Singapore Innogreen Distributor Lampu LED Solution PTE.Ltd b. Citra Langgeng Sentosa Distributor Lampu LED Penjualan lampu LED skala c. Takumi kecil d. Tunas Cahya Sentosa Distributor Lampu LED Penjualan lampu LED via e. CV. Impack Gravindo Online Sumber: data diolah Dilihat dari perspektif kemitraan perusahaan memiliki hasil yang
cukup baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan pertambahan mitra pada tahun 89
2012 sehingga menambah jumlah mitra perusahaan PT. Artifa Sukses Persada. Pertambahan jumlah mitra ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu memberikan hubungan yang baik dengan mitranya, sehingga banyak perusahaan yang tetap menjadi mitra PT. Artifa Sukses Persada. Dilihat dari jenis usaha mitra PT. Artifa Sukses Persada yang menjadi perusahaan mitra adalah perusahaan yang menyediakan produk sejenis sehingga variasi produk dalam hal ini tidak berkembang. Namun dalam hal pemasaran dan penjualan perusahaan dinilai berkembang dengan adanya mitra perusahaan yang memasarkan produknya dengan cara Online sehingga pelanggan dapat dengan mudah mendapatkan produknya.
90
BAB V PENUTUPAN A.
Simpulan Hasil penilaian kinerja yang diperoleh PT. Artifa sukses Persada menggunakan balance scorecard dengan enam perspektif memperlihatkan bahwa perusahaan telah memiliki kriteria yang cukup baik atas enam perspektif yang telah diteliti. Pengukuran dengan enam perspektif ini yaitu prspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif karyawan dan perspektif kemitraan menghasilkan pengukuran yang lebih menyeluruh dan terinci. Mengukur kinerja PT. Artifa Sukses Persada dengan menggunakan metode Balance scorecard enam perspektif menghasilkan total pengukuran kinerja yang memuaskan dan dapat memberikan informasi kinerja dari setiap perspektif yang diteliti. 1.
Dilihat dari perspektif keuangan PT. Artifa Sukses Persada dengan menggunakan rasio sebagai indikator kinerja keuangan menurut likuiditasnya secara umum adalah baik, Hasil uji rasio likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan mampu membiayai kewajibannya, rasio leverage menunjukkan perusahaan mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam waktu jangka pendek dan rasio aktivitas menunjukkan bahwa aktiva perusahaan lebih besar dibanding dengan kemampuan penjualannya.
2.
Dilihat dari hasil pengujian perspektif pelanggan PT. Artifa Sukses Persada menunjukan bahwa atibut produk dan jasa untuk kepuasan pelanggan mayoritas memiliki nilai cukup puas bagi para pelanggannya. Dari segi citra (image) perusahaan, mayoritas memiliki nilai cukup puas bagi para pelanggannya, dan
91
untuk hubungan dengan pelanggan PT. Artifa Sukses Persada mayoritas memiliki nilai puas bagi para pelanggannya. 3.
Hasil dari perspektif bisnis internal dalam perspektif ini PT. Artifa Sukses Persada melakukan upaya yang baik dalam menciptakan efektivitas, efisiensi dan ketepatan waktu dalam hal pengiriman produk, dan untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan perusahaan memberikan garansi untuk tetap menjaga kualitas yang diberikan kepada setiap pelanggan.
4.
Dapat disimpulkan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhannya PT.Artifa Sukses Persada cukup baik, hal ini dapat dilihat dari inovasi-inovasi yang telah dilakukan dapat memberikan perubahan positif bagi perusahaan untuk dapat lebih berkembang.
5.
Dapat disimpulkan dalam perspektif karyawan PT. Artifa Sukses Persada bahwa kapabilitas karyawan mayoritas memiliki nilai puas bagi para karyawan. Untuk kapabilitas sistem informasi, mayoritas memiliki nilai puas bagi para karyawan, dan untuk motivasi pemberdayaan dan keselarasan, mayoritas memiliki nilai puas bagi para karyawan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik dalam hal kepuasan karyawan.
6.
Dilihat dari perspektif kemitraan PT. Artifa Sukses Persada memiliki hasil yang cukup baik, hal ini dapat ditunjukkan dengan pertambahan mitra pada tahun 2012 Pertambahan jumlah mitra
ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu
memberikan hubungan yang baik dengan mitranya. Dilihat dari jenis usaha mitra PT. Artifa Sukses Persada yang menjadi perusahaan mitra adalah perusahaan yang menyediakan produk sejenis sehingga variasi produk dalam hal ini tidak berkembang. 92
B.
Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu akuntansi terutama dalam konsep pengukuran kinerja perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai pengukuran kinerja perusahaan di PT. Artifa Sukses Persada baik untuk pihak manajeman maupun pihak lain yang terkait. Informasi tersebut diantaranya 1.
Penelitian ini memberikan alternatif untuk pengukuran kinerja dengan balance scorecard yang lebih lengkap bagi PT. Artifa Sukses Persada. Yaitu dengan enam perspektif, perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, karyawan dan kemitraan.
2.
Perusahaan harus mengingkatkan kinerja keuangan dalam hal pemanfaatan asset dan menekankan biaya-biaya operasi agar memperoleh laba yang maksimal. Kinerja keuangan harus tetap diperhatikan dan ditingkatkan demi keberlangsungan hidup perusahaan.
3.
Perusahaan harus menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama dengan cara meningkatkan pelayanan, kualitas produk dan kemudahan dalam melakukan transaksi dengan PT. Artifa Sukses Persada.
4.
Perspektif karyawan memberikan informasi dalam memaksimalkan kinerja karyawan, perusahaan perlu mengoptimalkan penciptaan kepuasan kerja karyawan dengan memberikan reward pada karyawan yang memberikan kontribusi lebih pada perusahaan.
5.
Perspektif Kemitraan PT. Artifa Sukses Persada terlihat cukup baik, hal ini didasari dengan pertambahan jumlah mitra perusahaan yang dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Namun keberagaman jenis usaha mitra perusahaan masih belum 93
mampu menambah jenis produk ramah lingkungan yang ditawarkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan harus meningkatkan kepercayaan mitra agar menarik perusahaan lain untuk menjalin hubungan bisnis dengan PT. Artifa Sukses Persada. Hal ini juga dapat memudahkan perusahaan dalam mengenalkan produknya.
C.
Saran 1.
Membuat
penelitian
balance
scorecard
dengan
perspektif
mengembangkan konsep pengukuran kinerja balance scorecard
lain
untuk
bagi peneliti
selanjutnya. 2.
Perusahaan dikomparasikan dengan manufaktur.
3.
Memperpanjang periode penelitian sehingga dapat menggambarkan kondisi jangka panjang.
94
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael dan Baron, A. ”Performance Management: The New Realities”, Institute of Personnel and Development,New York. 1998
Anthony, Robert N and Vijay Govindarajan. “Management Control System”, Tenth Edition, Mc Graw-Hill Irwin, New York, 2001.
Bernardin, Jhon H dan Joyce A Russel, “Human Resources Management:An Experiental Approach”, Mc Graw-Hill, New York.1998.
Ciptani, Monika Kussetya.“Balance Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan: Suatu Pengantar”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.2,No.1. 2000.
Darmawanto, Agus. “Analisis Balance Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja PT. Sepatu Asia”, Jurnal Akuntansi manajemen, Universitas Gunadharma.2011.
Erlina. “Analisis Kinerja Dengan Perusaahan Dengan Metode Balance Scorecard (BSC) dan SWOT ”, Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, Vol.9,No.1 .2009.
Ghosh, Mukherjee. “Measurement of Corporate Performance Through Balance Scorecard : An Overview”,Vidyasagar University Journal of Commerce, Vol. 11. 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20”, Edisi Keenam, Universitas Diponegoro,2012. Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd Basri. “Performance Appraisal:Sistem yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan”, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004. Hafsah, Jafar. ”Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi”, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2000. Hansen, Mowen. “Akuntansi Manajemen”, Edisi Tujuh, Salemba Empat, Jakarta, 2006. 95
Hanuma, Soraya dan Endang Kiswara, “Analisis Balance Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT.Astra Honda Motor)”. Jurnal Akuntansi dan manajemen. 2011.
Harahap, Sofyan Syafri, “Teori Akuntansi”, Edisi Pertama, Raja grafindo Persada, Jakarta,2004.
Havery, L. James. “Pengertian Sistem Menurut Para Ahli”, 2009.www.creativebrain.com. (diakses pada tanggal 15 Oktober 2013).
Hermawan, Ancella. ”Balanced Scorecard Sebagai Sarana Akuntansi Manajemen Strategi”, Jakarta:Ikatan Akuntansi Indonesia.1996.
Irawan, Prasetya, “Analisis Kinerjam: Panduan Praktis untuk Menganalisis Kinerja Organisasi”, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. 1997.
Kaplan dan Norton. “The Balance Scorecard: Translating Strategy into Act Massachusetts”, Harvard Business School Press. 1996.
Kaplan dan Norton. “Balance Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi”,Erlangga,Jakarta, 2001.
Kaplan dan Norton. ”The Strategy-Focused Organization”,Harvard Business School Press,Boston,2001.
Kotler, Philip. “Marketing Management”, Eleventh Edition, New Jersey: Person Education, Inc, 2003.
Moh. Nazir. “Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1998.
Mondy. R., Wayne dan Robert M. Noe, Allyn and Bacon, New York. 1990. 96
Mowen. “Akuntansi Manajemen”, Edisi 7, Salemba 4, Jakarta, 2004.
Mulyadi. ”Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa”,Salemba Empat, Jakarta. 2001.
Mulyadi. ”Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen”, Salemba Empat. Jakarta. 2007.
Mulyana, Dedy. “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar”, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005.
Munawir. “Analisa Laporan Keuangan”, Edisi 4,Liberty,Yogyakarta,2004.
Mutasowifin, Ali. ”Penerapan Balance Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Pada Badan Usaha Berbentuk Koperasi”, Jurnal Universitas Paramadina, Vol.3.2002.
Sapardianto. “Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balance Scorecard”, eJournal Administrasi Bisnis. 2013.
Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”, Jilid 2 Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Srimindati. ”Balance Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja”, Jurnal Akuntansi.2004.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, CV.Alfabeta: Bandung, 2009.
Tjiptono, Fandy. “Strategi Pemasaran”, Edisi kedua, penerbit Andi, Yogyakarta, 2007.
Tunggal, Amin Widjaja. ”Balance Scorecard Mengukur Kinerja Bisnis”, Harvarindo, Jakarta,2009.
97
Wardani, Susanta dan Agung Budiatmo. “Analisis Balance Scorecard Pada Koperasi Karyawan Krama Yudha Ratu Motor Jakarta”, Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Semarang. 2012.
Weygant, Kieso, and Kimmel. ”Pengantar Akuntansi”, Terjemahan Edisi Tujuh, Salemba empat, Jakarta, 2008.
98
LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN SKRIPSI
99
100
LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN PENELITIAN PT. ARTIFA SUKSES PERSADA
101
102
LAMPIRAN 3 LAPORAN KEUANGAN PT. ARTIFA SUKSES PERSADA
103
PT. ARTIFA SUKSES PERSADA LAPORAN RUGI LABA BULAN DESEMBER 2011 S.D BULAN Desember 2011 (YTD) RP PENJUALAN
Penjualan
PT. TIMAH (Persero),Tbk PT. KINDEN INDONESIA
Penjualan
PT. CASA PRIMA INDONESIA
98,708,000.00
Penjualan
CV. CAKRA ELECTRIC
84,540,000.00
Penjualan
PT. MANGGALA GELORA PERKASA
Penjualan
PT. MIDI UTAMA INDONESIA
Penjualan
FODISM SENAYAN CITY
1,790,000.00
Penjualan
PT. WAHANA TIRTAMAS (FOURTIES)
4,460,000.00
Penjualan
Penjualan barang dagangan ke Portofolio Penjualan barang dagangan ke PT. Permata Tekhnik
9,875,000.00 6,755,000.00
7,000,000.00 131,732,000.00
976,500.00 51,000,000.00
Potongan Penjualan
2,481,000.00
Jumlah Penjualan
394,355,500.00
HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan Awal
-
Pembelian
316,370,044.00
Barang yang tesedia untuk dijual
383,804,200.00
Persediaan Akhir
Jumlah Harga Pokok Penjualan
LABA KOTOR
26,900,400.00
356,903,800
37,451,700.00
BEBAN OPERASIONAL Beban
Gaji dan Upah
32,146,843.00
THR dan Hari Besar Lainnya
4,569,078.00
Beban
Perbaikan dan Pemeliharaan
1,598,000.00
Beban
Alat Tulis Kantor
2,249,012.00
104
Beban
Rumah Tangga Kantor
Beban
Fotocopy
Beban
Supplies
Beban
Telepon,Fax,Internet
Beban Beban
Listrik Tenaga Ahli
5,000,000.00
Beban
Konsultan
1,500,000.00
Beban
Bensin,Tol,Parkir
Beban
Entertainment
1,050,000.00
Beban
Sewa Gedung
19,500,000.00
Beban
Pengiriman Barang
Beban
Barang Cetakan
Beban
Pos,Kurir,Meterai
Beban
Ongkos Angkut
2,650,930.00
Beban
Perjalanan Dinas Luar Kota
6,320,980.00
Beban
Asuransi
Beban
Perijinan
-
Beban
Penyusutan Kendaraan
-
Jumlah Beban Operasional PENDAPATAN LAINLAIN Pendapatan Pengantaran Pendapatan Jasa Giro Biaya Administrasi Bank
LABA USAHA (NET)
4,890,700.00 274,890.00 18,590,875.00 4,693,200.00 998,400.00
13,560,237.00
1,050,262.00 10,155,982.00 480,000.00
975,403.00
132,254,792.00
600,704.00 200,443.65 (1,435,600.00)
(108,535,908.35)
105
PT. ARTIFA SUKSES PERSADA POSISI KEUANGAN PERIODE DESEMBER 2011 31-12-2011 RP KAS ASP
1,590,732.00
BANK BCA
337,947,188.06
BANK NISP
1,744,000.00
BANK NISP USD
9,714,200.00
PIUTANG DAGANG
283,656,272.50
PERSEDIAAN BARANG
18,618,700.00
SURAT BERHARGA
300,000,000.00
BIAYA DIBAYAR DIMUKA- SEWA I
3,900,000.00
BIAYA DIBAYAR DIMUKA- ASURANSI
1,842,333.00
UANG MUKA LAIN-LAIN
3,000,000.00
PPN MASUKAN Kendaraan
13,098,364 .00
Akm Peny Kendaraan
-
JUMLAH AKTIVA
975,111,790.56
HUTANG DAGANG Citra Langgeng Sentosa HUTANG LAINNYA HUTANG JANGKA PANJANG PPN KELUARAN JUMLAH LIABILITAS
Modal Laba tahun berjalan
331,996,978.00 53,290,511.00 100,000,000 .00 9,760.50 485,297,250.50
600,000,000.00 (110,185,459.94)
Laba ditahan
-
JUMLAH EKUITAS
489,814,540.06
JUMLAH PASIFA
975,111,790.56
106
PT. ARTIFA SUKSES PERSADA LAPORAN RUGI LABA BULAN DESEMBER 2012 S.D BULAN Desember 2012 (YTD) RP PENJUALAN
Penjualan
PT. TIMAH (Persero),Tbk PT. KINDEN INDONESIA
Penjualan
PT. CASA PRIMA INDONESIA
87,325,000.00
Penjualan
CV. CAKRA ELECTRIC
47,250,000.00
Penjualan
PT. MANGGALA GELORA PERKASA
12,600,000.00
Penjualan
PT. MIDI UTAMA INDONESIA FODISM SENAYAN CITY PT. WAHANA TIRTAMAS (FOURTIES)
Penjualan
Penjualan Penjualan
10,503,975.00 8,448,000.00
153,729,000.00 2,357,500.00 -
Penjualan barang dagangan ke Portofolio Penjualan barang dagangan ke PT. Permata Tekhnik
Potongan Penjualan Jumlah Penjualan
-
218,000.00 321,995,475.00
HARGA POKOK PENJUALAN Persediaan Awal
-
Pembelian
343,044,223.00
Barang yang tesedia untuk dijual
343,044,223.00
Persediaan Akhir
Jumlah Harga Pokok Penjualan
LABA KOTOR
-
343,044,223
(21,048,748.00)
BEBAN OPERASIONAL Beban
Gaji dan Upah THR dan Hari Besar Lainnya
27,970,640.00 4,764,640.00
107
Beban
Perbaikan dan Pemeliharaan
2,475,100.00
Beban
Alat Tulis Kantor
3,203,110.00
Beban
Rumah Tangga Kantor
1,975,225.00
Beban
Fotocopy
Beban
Supplies
Beban
Telepon,Fax,Internet
4,145,153.00
Beban
1,069,813.00
Beban
Listrik Tenaga Ahli
Beban
Konsultan
1,265,000.00
Beban
Bensin,Tol,Parkir
8,191,506.00
Beban
Entertainment
2,065,881.00
Beban
Sewa Gedung
19,500,000.00
Beban
Pengiriman Barang
Beban
Barang Cetakan
Beban
Pos,Kurir,Meterai
Beban
Ongkos Angkut
3,790,000.00
Beban
Perjalanan Dinas Luar Kota
6,310,580.00
Beban
Asuransi
Beban
Perijinan
-
Beban
Penyusutan Kendaraan
-
Jumlah Beban Operasional
PENDAPATAN LAIN-LAIN Pendapatan Pengantaran Pendapatan Jasa Giro Biaya Administrasi Bank
LABA USAHA (NET)
347,800.00 19,893,400.00
10,000,000.00
767,500.00 10,184,000.00 565,000.00
921,167.00
161,895,515.00
650,000.00 101,253.82 (941,150.76)
(166,889,159.94)
108
PT. ARTIFA SUKSES PERSADA POSISI KEUANGAN PERIODE DESEMBER 2012 31-12-2012 RP KAS ASP
2,026,147.00
BANK BCA
1,507,331.24
BANK NISP
463,772,847.00
BANK NISP USD
9,698,437.40
PIUTANG DAGANG
228,967,822.50
PERSEDIAAN BARANG
28, 434,700.00
SURAT BERHARGA
300,000,000.00
BIAYA DIBAYAR DIMUKA- SEWA I BIAYA DIBAYAR DIMUKA- ASURANSI UANG MUKA LAIN-LAIN
1,612,041.00 3,000,000.00
PPN MASUKAN Kendaraan
16,245,000.00
JUMLAH AKTIVA
1,055,264,326.14
HUTANG DAGANG Citra Langgeng Sentosa HUTANG LAINNYA HUTANG JANGKA PANJANG PPN KELUARAN JUMLAH LIABILITAS
Modal Laba tahun berjalan
460,088,458.00 30,129,862.50 100,000,000.00 754,320.00 590,972,640.50
600,000,000.00 (135,708,314.36)
Laba ditahan
-
JUMLAH
464,291,685.64
JUMLAH PASIFA
1,055,264,326.14
109
LAMPIRAN 4 KUESIONER PENELITIAN PT. ARTIFA SUKSES PERSADA
110
Nomor : ………. (diisi oleh peneliti) KUESIONER ANALISIS PENERAPAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PT ARTIFA SUKSES PERSADA) Responden yang terhormat, Saya merupakan mahasiswa universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang mengerjakan suatu penelitian. Penelitian tersebut adalah Analisis penerapan Balance Scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaan (Studi kasus PT.Artifa Sukses Persada). Di dalam penelitian ini saya membutuhkan data primer yang berasal dari konsumen. Oleh karena itu saya sangat mebutuhkan bantuan dari responden untuk megisi kuesioner ini. Atas waktunya saya ucapkan terimakasih. 1.
Nama
: ……………………………………… ( boleh nama alias )
2.
Umur
: ………………………………………
3.
JenisKelamin : Laki-Laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
4.
Lama Bekerja : ………. tahun
PETUNJUK PENGISIAN Saudara/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataan-pernyataan berikut, dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Saudara/i tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Tiap pertanyaan hanya boleh ada satu jawaban. Skala yang digunakan dalam menjawab pertanyaan adalah sebagai berikut: 1
2
3
4
5
Sangat Tidak Puas
Tidak Puas
CukupPuas
Puas
Sangat Puas
111
KUESIONER No 1
2
3
Pertanyaan
Jawaban STP TP CP P
SP
Atribut Produk dan Jasa a. Harga dari produk yang ditawarkan PT. Artifa Sukses Persada terjangkau oleh pembeli b. Banyaknya jenis produk yang ditawarkan kepada pelanggan c. Perusahaan menyediakan tempat pelayanan dan peralatan yang memadai bagi pelanggan d. Kualitas dari produk yang dijual PT. Artifa Sukses Persada e. Perusahaan memberikan prosedur pelayanan sesuai dengan standar yang sama bagi setiap pelanggan dalam menampilkan fisik, peralatan, personel, media komunikasi Citra (Image) Perusahaan a. Perusahaan berlaku adil pada setiap pelanggan b. Kemampuan PT. Artifa Sukses Persada dalam menyediakan produk sesuai dengan permintaan pelanggan c. Kontribusi perusahaan dalam upaya pemberdayaan lingkungan Hubungan dengan Pelanggan/Pembeli a. Ketanggapan karyawan atas keluhan dan masalah pelanggan b. Karyawan memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada pelanggan c. Karyawan memberikan penjelasan dengan baik atas produk yang ditawarkan d. Karyawan berpenampilan baik dalam memberikan pelayanan secara individu kepada pelanggan
112
Nomor : ………. (diisi oleh peneliti) KUESIONER ANALISIS PENERAPAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PT ARTIFA SUKSES PERSADA) Responden yang terhormat, Saya merupakan mahasiswa universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang mengerjakan suatu penelitian. Penelitian tersebut adalah Analisis penerapan Balance Scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaan (Studi kasus PT.Artifa Sukses Persada). Di dalam penelitian ini saya membutuhkan data primer yang berasal dari karyawan. Oleh karena itu saya sangat mebutuhkan bantuan dari responden untuk megisi kuesioner ini. Atas waktunya saya ucapkan terimakasih. 1.
Nama
: ……………………………………… ( boleh nama alias )
2.
Umur
: ………………………………………
3.
JenisKelamin : Laki-Laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
4.
Lama Bekerja : ………. tahun
PETUNJUK PENGISIAN Saudara/i dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas pernyataan-pernyataan berikut, dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Saudara/i tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Tiap pertanyaan hanya boleh ada satu jawaban. Skala yang digunakan dalam menjawab pertanyaan adalah sebagai berikut: 1
2
3
4
5
Sangat Tidak Puas
Tidak Puas
CukupPuas
Puas
Sangat Puas
113
KUESIONER No 1
2
3
Pertanyaan
Jawaban STP TP CP P
SP
Kapabilitas Karyawan a. Pekerjaan saya memberikan kesempatan untuk saya belajar b. Pekerjaan saya memberikan kesempatan untuk saya meningkatkan kreatifitas Kapabilitas Sistem Informasi a. Perusahaan memberikan informasi yang tepat pada setiap karyawan b. Perusahaan menyediakan akses yang mudah dalam memperoleh informasi c. Perusahaan memberikan kejelasan informasi terkait dengan tugas-tugas yang harus dilakukan terkait dengan jabatan karyawan d. Adanya peningkatan performa setelah perusahaan didukung oleh sistem informasi e. Kemampuan karyawan dalam memaksimalkan teknologi informasi yang tersedia Motivasi, Pemberdayaan, dan Keselarasan a. Perusahaan memberikan gaji para karyawan selalu tepat waktu b. Perusahaan menetapkan gaji yang sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan c. Perusahaan memberikan peluang naik jabatan bagi karyawan yang telah lama bekerja di perusahaan d. Perusahaan memberikan pengarahan, perhatian dan motivasi kepada setiap karyawan e. Perusahaan memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi f. Perusahaan memberikan sanksi bagi karyawan yang telah melanggar tata tertib perusahaan
114
LAMPIRAN 5 JAWABAN RESPONDEN
115
Data Kuesioner Pelanggan Respon den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
APJa
APJb 5 2 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 5 2 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 5 2 3 0 0 0 0
APJc 3 4 4 4 3 5 4 3 4 3 2 4 4 4 3 5 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 0 0 0 0
APJd 4 3 5 5 5 3 4 5 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 5 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 0 0 0 0
APJe 4 4 4 5 5 3 4 3 4 3 3 1 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 5 5 4 3 5 3 3 4 3 0 0 0 0
TAPJ 5 4 4 4 3 3 4 3 3 5 4 5 3 2 2 4 3 3 2 4 5 4 3 3 3 4 4 2 4 2 3 0 0 0 0
21 17 20 22 20 16 19 17 15 17 16 16 17 17 14 18 17 18 15 20 19 17 17 20 16 18 20 16 18 14 17 0 0 0 0
CPa
CPb 5 4 4 5 3 4 3 4 4 3 3 2 3 5 3 3 5 3 3 4 3 4 3 3 5 4 3 3 4 3 4 0 0 0 0
CPc 3 3 5 5 3 4 4 3 4 3 3 5 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 5 4 3 5 4 4 4 3 4 0 0 0 0
TCP 3 3 4 5 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 3 4 4 0 0 0 0
11 10 13 15 9 12 11 11 11 9 9 11 9 13 9 11 13 9 10 12 10 10 12 10 12 14 11 11 11 10 12 0 0 0 0
HPa
HPb 4 4 4 5 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 5 4 3 3 5 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 0 0 0 0
HPc 5 3 4 5 3 4 3 4 3 5 3 4 3 3 4 2 4 4 3 5 4 3 2 2 3 4 3 5 3 4 4 0 0 0 0
HPd 5 3 5 3 3 3 5 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 2 5 3 5 3 2 4 3 4 4 5 3 4 0 0 0 0
THP 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 5 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 2 4 3 5 3 3 5 0 0 0 0
SUMP
17 14 17 16 12 14 15 16 12 15 13 15 13 14 13 13 15 14 11 18 13 14 11 11 13 15 14 17 15 14 17 0 0 0 0
116
49 41 50 53 41 42 45 44 38 41 38 42 39 44 36 42 45 41 36 50 42 41 40 41 41 47 45 44 44 38 46 0 0 0 0
Data Kuesioner Karyawan Resp onde n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
KK1 4 4 4 3 4 4 3 3 5 5 4 4 4 4 5 2 5 4 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 3 2 0 0
KK2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 2 4 5 4 3 3 5 3 4 4 3 3 5 4 2 4 5 5 5 4 4 3 0 0
TKK 8 8 8 7 9 8 7 7 9 10 7 6 8 9 9 5 8 9 7 9 9 7 6 10 8 6 9 9 10 9 9 7 5 0 0
KSI3
KSI4
KSI5
KSI6
KSI7
TKSI
5 4 2 3 3 5 4 2 2 4 3 4 3 5 3 5 3 5 3 4 3 5 3 5 3 3 4 4 4 5 3 3 4 0 0
4 5 3 3 5 4 4 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 5 4 3 5 3 4 3 3 3 4 3 3 5 0 0
4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 5 4 3 4 4 5 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 3 5 3 0 0
4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 5 3 4 5 3 5 3 3 3 4 4 5 3 5 4 3 5 4 4 5 3 4 5 0 0
4 4 3 5 5 5 4 4 3 4 5 4 3 5 3 4 4 3 3 3 3 5 3 5 3 4 3 4 4 4 5 3 3 0 0
21 22 15 18 21 20 18 17 13 18 20 16 18 22 14 22 17 19 15 18 19 23 15 24 16 18 18 19 18 23 17 18 20 0 0
MPK8 4 4 2 3 5 3 4 2 3 4 4 5 4 1 2 4 2 2 3 4 3 5 3 5 3 3 4 4 3 4 3 2 3 0 0
MPK9
MPK10
MPK11
MPK12
MPK13
5 5 3 3 5 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 2 5 4 3 4 5 4 5 4 2 4 0 0
4 5 3 5 5 2 4 3 3 4 4 2 3 5 3 5 3 2 3 4 4 5 3 5 4 4 3 5 4 5 4 2 3 0 0
5 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 3 5 4 3 4 5 4 3 3 5 4 3 5 4 3 2 3 3 5 0 0
4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 1 3 5 3 4 3 4 4 5 5 4 1 2 3 2 3 0 0
3 5 3 3 4 3 4 2 3 3 4 1 4 5 2 2 4 1 3 4 3 5 3 5 3 3 5 5 3 5 4 1 2 0 0
TMPK 25 28 17 20 26 18 22 18 18 21 24 17 22 22 15 20 20 11 20 26 21 26 17 29 22 21 26 27 18 23 21 12 20 0 0
SUMK 54 58 40 45 56 46 47 42 40 49 51 39 48 53 38 47 45 39 42 53 49 56 38 63 46 45 53 55 46 55 47 37 45 0 0
117