TUGAS PRAKTIKUM GCPJ BENTANG ALAM, STADIA SUNGAI DAN POLA PENYALURAN
OLEH
MARGONO 12.11O.1O80
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2013
1
2 1. BENTANG ALAM DENUDASIONAL
A. pengertian Denudasi berasal dari kata dasar nude dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal denudasional dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses-proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (masswating ) dan dan pros proses es peng engend endapan apan yan yang terj terjad adii kare karena na agra agrad dasi asi atau atau degradasi.Proses degradasi
menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi
menyebabkan kenaikan permukaan bumi. Ciri-ciri dari bentuk lahan yang asal terjadi secara denudasioanal, yaitu: 1. Relief sangat jelas: lembah, lembah, lereng, lereng, pola aliran sungai. sungai. 2. Tidak Tidak ada geja gejala la struktu struktural, ral, batu batuan an massif, massif, dip/strike tertutup. 3. Dapat dibedakan dibedakan dengan dengan jelas jelas terhadap terhadap bentuk bentuk lain. 4. Relief Relief lokal, lokal, pola aliran aliran dan kerapat kerapatan an aliran menjad menjadii dasar dasar utama untuk untuk merinci merinci satuan bentuk lahan. 5. Litologi Litologi menjadi menjadi dasar dasar pembeda pembeda kedua untuk untuk merinci merinci satuan satuan bentuk bentuk lahan. lahan. 6. Litologi Litologi terasosiasi terasosiasi dengan dengan bukit, bukit, kerapatan kerapatan aliran,d aliran,dan an tipe proses. proses.
Gambar bentang alam denudasional Sumber : http://erfan1977.files.wordpress.com http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/denudasional.jpg /2011/08/denudasional.jpg
B. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal Denudasional
2 1. BENTANG ALAM DENUDASIONAL
A. pengertian Denudasi berasal dari kata dasar nude dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal denudasional dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses-proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (masswating ) dan dan pros proses es peng engend endapan apan yan yang terj terjad adii kare karena na agra agrad dasi asi atau atau degradasi.Proses degradasi
menyebabkan penurunan permukaan bumi, sedangkan agradasi
menyebabkan kenaikan permukaan bumi. Ciri-ciri dari bentuk lahan yang asal terjadi secara denudasioanal, yaitu: 1. Relief sangat jelas: lembah, lembah, lereng, lereng, pola aliran sungai. sungai. 2. Tidak Tidak ada geja gejala la struktu struktural, ral, batu batuan an massif, massif, dip/strike tertutup. 3. Dapat dibedakan dibedakan dengan dengan jelas jelas terhadap terhadap bentuk bentuk lain. 4. Relief Relief lokal, lokal, pola aliran aliran dan kerapat kerapatan an aliran menjad menjadii dasar dasar utama untuk untuk merinci merinci satuan bentuk lahan. 5. Litologi Litologi menjadi menjadi dasar dasar pembeda pembeda kedua untuk untuk merinci merinci satuan satuan bentuk bentuk lahan. lahan. 6. Litologi Litologi terasosiasi terasosiasi dengan dengan bukit, bukit, kerapatan kerapatan aliran,d aliran,dan an tipe proses. proses.
Gambar bentang alam denudasional Sumber : http://erfan1977.files.wordpress.com http://erfan1977.files.wordpress.com/2011/08/denudasional.jpg /2011/08/denudasional.jpg
B. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal Denudasional
3 ProsesProses-pro proses ses eksogen eksogen sepert sepertii pelapu pelapukan kan,, erosi, erosi, dan geraka gerakan n massa massa yang yang bekerj bekerjaa di permukaan bumi ini menghasilkan bentuk lahan asal denudasional dengan berbagai morfologinya. Morfologi pada bentuk lahan asal denudasional antara lain : 1. Pegu Pegunu nung ngan an Denud Denudasi asion onal al Karakte Karakterist ristik ik umum umum mempun mempunyai yai topogr topografi afi bergun bergunung ung dengan dengan lereng lereng sangat sangat curam curam (55> (55>14 140% 0%), ), perb perbed edaa aan n ting tinggi gi anta antara ra tempa tempatt tere terend ndah ah dan dan tert tertin ingg ggii (rel (relief ief)>5 )>500 00m. m. Mempunyai Mempunyai lembah yang dalam, dalam, berdinding berdinding terjal berbentuk berbentuk V karena proses yng dominan dominan adalah proses pendalaman lembah (valley ( valley deepening ). ). 2. Perb Perbuk ukit itan an Denu Denuda dasi sion onal al Mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan lereng berkisar antara 15 > 55%, 55%, perbed perbedaan aan tinggi tinggi (relief (relief lokal) lokal) antara antara 50 -> 500 m.Terkik m.Terkikis is sedang sedang hingga hingga kecil tergantung pada kondisi litologi, iklim, vegetasi penutup daik alami maupun tata guna lahan. Salah satu contoh adalah pulau Berhala, hamper 72,54 persen pulau tersebut merupakan perbukitan dengan luas 38,19 ha. Perbukitan yang berada di pulau tersebut adalah perbukitan denudasional terkikis sedang yang disebabkan oleh gelombang air laut serta erosi sehingga terbentuk lereng-lereng yang sangat curam. 3. Datar Dataran an Nyari Nyariss (Pene (Penepl plai ain) n) Akibat proses denudasional yang bekerja pada pegunungan secara terus menerus, maka permukaan lahan pada daerah tersebut menurun ketinggiannya dan membentuk permukaan yang hamper datar yang disebut dataran nyaris (peneplain). Dataran nyaris dikontrol oleh batuan penyusunan yang mempunyai struktur berlapis (layer). Apabila batuan penyusun tersebut masih dan mempunyai permukaan yang datar akibat erosi, maka disebut permukaan planasi.
4. Perb Perbuk ukit itan an Sis Sisaa Terp Terpis isah ah (inselberg (inselberg )
4 Apabila bagian depan (dinding) pegunungan/perbukitan mundur akibat proses denudasi dan lereng kaki bertambah lebar secara terus menerus akan meninggalkan bentuk sisa dengan lereng dinding yang curam. Bukit sisah terpisah atau inselberg tersebut berbatu tanpa penutup lahan (barerock) dan banyak singkapan batuan (outcrop(. Kenampakan ini dapat terjadi pada pegunungan/perbukitan terpisah maupun pada sekelompok pegunungan/perbukitan, dan mempunyai bentuk membulat. Apabila bentuknya relative memanjang dengan dinding curam tersebut monadnock. 5. Kerucut Talus (Talus cones) atau kipas koluvial (coluvial van) Mempunyai topografi berbentuk kerucut/kipas dengan lereng curam (350). Secara individu fragmen batuan bervariasi dari ukuran pasir hingga blok, tergantung pada besarnya cliff dan batuan yang hancur. Fragmen berukuran kecil terendapkan pada bagian atas kerucut (apex) sedangkan fragmen yang kasar meluncur ke bawah dan terendapkan di bagian bawah kerucut talus. 6. Lereng Kaki ( Foot slope) Mempunyai
daerah
memanjang
dan
relatif
sermpit
terletak
di
suatu
pegunungan/perbukitan dengan topografi landai hingga sedikit terkikis. Lereng kaki terjadi pada kaki pegunungan dan lembah atau dasar cekungan (basin). Permukaan lereng kaki langsung berada pada batuan induk ( bed rock ). Dipermukaan lereng kaki terdapat fragmen batuan hasil pelapukan daerah di atasnya yang diangkut oleh tenaga air ke daerah yang lebih rendah. 7. Lahan Rusak ( Bad land ) Merupakan daerah yang mempunyai topografi dengan lereng curam hingga sangat curam dan terkikis sangat kuat sehingga mempunyai bentuk lembah-lembah yang dalam dan berdinding curam serta berigir tajam (knife-like) dan membulat. Proses erosi parit ( gully
5 erosion) sangat aktif sehingga banyak singkapan batuan muncul ke permukaan (rock outcrops). 2. BENTANG ALAM STRUKTURAL
A. Pengertian Bentang alam struktural adalah bentang alam yang proses pembentukannya dikontrol oleh struktur geologi atau gaya tektonik (endogen). Struktur yang dominan merupakan struktur sekunder seperti perlipatan, kekar, atau sesar. Bentang alam struktural adalah bentuk bentangalam konstruksional (constructional landforms). B. Macam-Macam Bentuk Morfologi Bentang Alam Struktural Berbagai proses struktur yang bekerja pada bentang alam struktural memberikan bentuk bentuk morfologi yang beraneka ragam, antara lain : 1. Morfologi Gawir Sesar Gawir Sesar adalah morfologi yang berbentuk bukit dimana salah satu lerengnya merupakan bidang sesar. Morfologi gawir sesar biasanya dicirikan oleh bukit yang memanjang dengan perbedaan tinggi yang cukup ekstrim antara bagian yang datar dan bagian bukit. Pada umumnya bagian lereng yang merupakan bidang sesar diendapkan material hasil erosi (talus) membentuk morfologi kaki lereng dengan berelief landai. Pada sesar mendatar, pergeseran memungkinkan salah satu bagian bergerak kearah atas terhadap bagian lainnya yang kemudian membentuk gawir.
6
Gambar gawir sesar Sumber : http://erfa.blogspot.com/2011/08/gawir_sesar.jpg
2. Morfologi Bukit Tertekan Morfologi bukit tertekan adalah morfologi yang berbentuk bukit dan terjadi sebagai akibat gaya yang bekerja pada suatu sesar mendatar dan akibat tekanan tersebut mengakibatkan batuan yang berada disepanjang patahan terpatahkan menjadi beberapa bagian yang kemudian menekan batuan tersebut kearah atas.
Gambar bukit tertekan
Sumber : http://erfa.blogspot.com/2011/08/bukit_tertekan.jpg
3. Morfologi Cekungan Kantong (Sag Basin) Morfologi sag basin adalah morfologi yang terbentuk dari hasil pergeseran sesar mendatar ( strike slip fault ), dengan bentuk relief yang lebih rendah (depresi) dibandingkan
7 dengan pasangannya. Morfologi Sag Basin merupakan pasangan dari morfologi Pressure Ridge dan morfologi ini hanya terbentuk pada sesar mendatar saja.
Gambar sag basin
Sumber : http://erfa.blogspot.com/2011/08/sag_basin.jpg
4. Morfologi Bukit Terpotong (Shutter Ridge) Morfologi shutter ridge (bukit terpotong) umumnya juga dijumpai pada sesar mendatar. Shutter ridges terjadi apabila salah satu sisi dari bidang sesar merupakan bagian tanah yang berelief tinggi dan pada sisi lainnya merupakan bagian permukaan yang lebih rendah. Perbedaan relief ini disebabkan oleh pergeseran yang terjadi disepanjang patahan mendatar dan seringkali mengakibatkan tersumbatnya aliran sungai.
Gambar bukit terpotong Sumber : http://sab.blogspot.com/2013/06/bukit_terpotong.jpg
5. Morfologi Sungai zig-zag (Stream Offset ) Morfologi Stream Offset adalah morfologi sungai yang arah alirannya berbelok secara tiba-tiba mengikuti arah arah bidang patahan dan perubahan arah aliran ini disebabkan oleh
8 pergeseran bukit disepanjang patahan mendatar. Bentuk sungai yang membelok secara sigsag terjadi karena adanya pergeseran bukit ( shutter ridges) dari pergeseran lateral suatu sesar mendatar.
Gambar stream offset Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/stream_offset.jpg
6. Morfologi Pegunungan Lipatan ( Folding Mountain) Morfologi pegunungan Lipatan adalah bentuk morfologi yang tersusun oleh batuan sedimen yang terlipat membentuk struktur antiklin dan sinklin. Morfologi perbukitan lipatan dicirikan oleh susunan perbukitan dan lembah-lembah yang berpola sejajar. Genesa pembentukan morfologi perbukitan lipatan adalah gaya tektonik yang terjadi pada suatu cekungan sedimen. 7. Morfologi Bukit Antiklin ( Anticlinal ridges) Morfologi Bukit Antiklin adalah morfologi yang berbentuk bukit dimana litologi penyusunnya telah mengalami perlipatan membentuk struktur antiklin. Morfologi bukit antiklin umumnya dijumpai di daerah daerah cekungan sedimen yang telah mengalami pengangkatan dan perlipatan. Morfologi bukit antiklin merupakan bagian dari perbukitan lipatan yang bentuknya berupa bukit dengan struktur antiklin. Jentera geomorfik bukit antiklin diklasifikasikan kedalam jentera geomorfik muda, artinya bahwa proses proses eksogenik (pelapukan, erosi/denudasi) yang terjadi pada satuan morfologi ini belum sampai merubah bentuk awalnya yang berupa bukit.
9
Gambar bukit antiklin
Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/bukir_antiklin.jpg
8. Morfologi Lembah Antiklin ( Anticlinal valleys) Morfologi lembah antiklin adalah bentangalam yang berbentuk lembah yang diapit oleh sepasang bukit tersusun dari batuan sedimen yang berstruktur antiklin. Jentera geomorfik lembah antiklin dapat diklasifikasikan kedalam jentera geomorfik dewasa, artinya bahwa proses proses eksogenik (pelapukan, erosi dan denudasi) yang terjadi pada satuan ini telah merubah bentuk aslinya yang semula berbentuk bukit berubah menjadi lembah.
Gambar lembah antiklin Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/lembah_antiklin.jpg
9. Morfologi Bukit Sinklin (Synclinal ridges) Morfologi bukit sinklin adalah morfologi yang berbentuk bukit, tersusun dari batuan sedimen yang membentuk struktur sinklin. Jentera geomorfik bukit sinklin diklasifikasikan kedalam jentera geomorfik dewasa, artinya bahwa proses proses eksogenik (pelapukan, erosi
10 dan denudasi) yang terjadi pada satuan ini telah merubah bentuk aslinya yang semula berbentuk lembah berubah menjadi bukit.
Gambar bukit sinklin
Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/bukit_sinklin.jpg
10. Morfologi Lembah Sinklin (Synclinal valleys) Morfologi lembah sinklin adalah morfologi yang berbentuk lembah yang tersusun dari batuan sedimen dengan struktur sinklin. Jentera geomorfik satuan geomorfologi lembah sinklin dapat digolongkan kedalam jentera geomorfik muda, artinya bahwa proses proses eksogenik (pelapukan, erosi dan denudasi) belum sampai merubah bentuk aslinya yang berupa lembah menjadi berbentuk bukit.
Gambar 15 lembah sinklin
Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/lembah_sinklin.jpg
11. Morfologi Plateau Morfologi Plateau adalah morfologi yang bentuknya menyerupai meja berelief tiggi dengan struktur batuan yang horizontal. Morfologi plateau umumnya dijumpai di daerah
11 yang kondisi geologinya relatif stabil atau relatif kecil terhadap pengaruh tektonik, sehingga perlapisan batuannya relatif horisontal. Adanya proses pengangkatan (epirogenesa) yang tidak berakibat pada terlipatnya batuan dan diikuti proses erosi atau denudasi yang intensif sehingga terbentuk suatu dataran yang tinggi dibandingkan dengan bagian lainnya.
Gambar plateu
Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/plateu.jpg
12. Morfologi hogbag Morfologi Hogbag adalah morfologi yang berbentuk bukit yang memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan dan mempunyai kemiringan lapisan yang lebih besar 45°. Morfologi Hogbag terjadi kerena sesar/patahan yang memotong searah bidang perlapisan.
Gambar hogbag Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/hogbag.jpg
13. Morfologi Mesa Morfologi mesa adalah morfologi yang berbentuk dataran dan proses kejadiannya dikontrol oleh struktur perlapisan mendatar dengan elevasi yang lebih tinggi dari sekitarnya. Morfologi mesa juga dijumpai di daerah yang kondisi geologinya relatif stabil atau pengaruh
12 tektoniknya relatif kecil, sehingga pada saat terjadi pengangkatan perlapisan batuannya tetap horisontal. Bentuk bentangalamnya sama dengan bentangalam plateau dan dibedakan berdasarkan ukurannya yang relatif lebih kecil.
Gambar mesa
Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/mesa.jpg
14. Morfologi Perbukitan Patahan ( Block Faulting ridges) Morfologi Bukit Patahan adalah bentuk morfologi yang terdiri dari bukit-bukit yang dibatasi oleh bidang-bidang patahan (gawir sesar). Genesa pembentukan bukit patahan dikontrol oleh struktur patahan.
Gambar perbukitan patahan
Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/perbukitan_patahan.jpg
15. Graben (Amblesan) dan Horst (Tonjolan) Morfologi Graben (amblesan) adalah morfologi yang berbentuk depresi dipisahkan dengan morfologi lainnya oleh bidang patahan. Morfologi hosrt (tonjolan) adalah bentangalam yang berbentuk bukit, merupakan bagian yang menonjol dibandingkan dengan sekitarnya dan dibatasi oleh bidang sesar.
13
Gambar graben dan harst
Sumber : http://erfa.blogspot.com/2013/06/ graben_ dan_ harst .jpg
3. BENTANGALAM FLUVIAL
A. Pengertian Bentang alam fluvial adalah bentuk bentang alam yang terjadi akibat dari proses fluvial. Atau dengan kata lain Semua bentuk lahan yang terjadi akibat adanya proses aliran air baik yang terkosentrasi yang berupa aliran sungai maupun yang tidak terkosentrasi yang berupa limpasan permukaan B. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal Fluvial Berbagai aktivitas oleh sungai (erosi, transportasi, sedimentasi) membentuk morfologi yang beraneka ragam, antara lain: 1. Dataran banjir ( Flood Plain) Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur. Dataran banjir merupakan bagian terendah dari floodplain. Endapannya mengisi daerah relatif datar pada sisi luar sungai dan kadang-kadang mengandung sisa tumbuhan serta terbioturbasikan oleh organisme-organisme. Di Indonesia, dapat ditemukan di Kecamatan kretek Kab. Bantul, yang merupakan dataran banjir dari Sungai Opak.
14
Gambar dataran banjir Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-wGNVVHbi7VU/TsaPLtqSFQI/4rh95LxEBqg/s1600/Picture1.jp
2. Morfologi Kipas Aluvial ( Alluvial Fan) Morfologi kipas aluvial, adalah morfologi yang menyerupai bentuk kipas, umumnya terbentuk dibagian kaki lereng suatu perbukitan dan biasanya berada di daerah yang beriklim arid. Kipas alluvial terbentuk pada sungai yang mengalir dari suatu berbukitan dengan gradien lereng yang curam ke arah lereng yang landai dari suatu dataran dan material material lepas yang diangkut oleh air sungai diendapkan.
Gambar kipas aluvial Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-wGNVVHbiU/TsaPLtqSFQI /4rh95LxEBqg/s1600/Picture23.jpg
3. Morfologi Sungai Bersirat ( Braided-streams) Morfologi sungai bersirat, merupakan bentuk bentangalam hasil dari proses pengendapan yang disebabkan oleh saluran air sungai yang berpindah-pindah. Sungai teranyam umunya berkembang di daerah tekuk lereng dan terjadi karena adanya perubahan kecepatan arus dari arah lereng yang kuat berubah menjadi lambat ketika sampai kemedan yang relatif datar. Hal ini yang membuat saluran air selau berpindah pindah sesuai dengan perkembangan arusnya.
15
Gambar sungai bersirat Sumber :http://1.bp.blogspot.com/-wGNVVHbi7VU/TsaPLtqSFQI /Picture1.jp
4. Morfologi Tekuk Sungai ( Pointbar Rivers) Morfologi point bar , adalah bentuk bentangalam yang berada pada kelokan sungai bagian dalam yang merupakan hasil pengendapan sungai pada bagian dalam dari suatu kelokan sungai (meander ).
Gambar tekuk sungai Sumber :http://1.bp.blogspot.com/-wGNVVHbi7VU/TsaPLtqSFQI /Picture1.
5. Sungai meander dan Enteranched meander Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt . Meander ini terbentuk apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.
16
Gambarmaender Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-qXBlN-Fs1Xk/TsaPyyx39bI/ /Picture7.png
6. Morfologi Danau Tapal Kuda (Oxbow Lake) Morfologi danau tapal Kuda adalah bentangalam yang berupa danau yang bentuknya menyerupai tapal kuda. Bentuk tapal kuda berasal saluran air sungai yang telah ditinggalkan dikarenakan terjadinya pemotongan meander sungai. Akibat dari pemotongan ini menyebabkan meander terisolasi dari saluran utamanya dan pada akhirnya membentuk danau.
Gambar oxbowlake Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-qXBlN-Fs1Xk/TsaPyyx39bI /Picture27.png
7. Morfologi Gosongpasir ( Bar rivers) Morfologi Gosongpasir merupakan bentangalam yang berbentuk daratan disepanjang suatu saluran sungai sebagai hasil pengendapan material yang diangkut sungai. Pengendapan yang terjadi di tengah saluran sungai disebabkan oleh ukuran dan masa jenis material yang
17 diangkut air sungai dengan kecepatan arus air. Ketika kecepatan arus air melemah maka material sedimen yang bermasa jenis lebih besar akan diendapkan didalam saluran yang pada akhirnya akan membentuk daratan.
Gambar gosong passir Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-qXBlN-Fs1Xk/TsaPyyx39bI/ s1600/Picture8.png
8. Morfologi Teras Sungai (Terrace Rivers) Morfologi teras sungai terjadi oleh erosi vertikal yang lebih dominan dibandingkan erosi lateral. Undak undak sungai dapat terjadi pada sungai yang mengalami pengangkatan kembali sehingga gaya erosi vertikal kembali bekerja. Undak sungai tersusun dari endapan aluvial yang membentuk morfologi datar.
Gambar teras sungai Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-qXBlN-Fs1Xk/TsaPyyx39bI /Picture75.png
9. Morfologi Tanggul Alam ( Levee) Morfologi tanggul alam adalah bentangalam yang berbentuk tanggul dan sejajar dengan arah saluran sungai, merupakan akumulasi dari endapan material berbutir kasar saat air sungai melimpah keluar saluran.
18
Gambar tanggul alam Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-qXBlN-Fs1Xk/TsaPyyx39bI/ Picture4.png
4. BENTANG ALAM VULKANIK
A. Pengertian Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang proses pembentukannya
dikontrol oleh proses vulkanisme, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi yang biasanya dijumpai
di
depan zona penunjaman
(subduction zone).
Gambar bentang alam vulkanik Sumber :http://1.bp.blogspot.com/ /M/yWhz4B7KuQI/s1600/kenampakan.jpeg
Berdasarkan sifat erupsinya, gunung api dibedakan menjadi : 1. Tipe Krakatau : tipe erupsinya berupa lelehan tetapi bentuk morfologinya berupa kerucut vulkan, magma bersifat campuran, dan erupsi seringkali diselingi oleh letusan dahsyat. 2. Tipe Pelee : tipe erupsinya berupa letusan, letusan disertai awan panas, magma bersifat asam, dan tipe morfologinya berbentuk kerucut.
19 3. Tipe Hawai/perisai :tipe erupsinya berupa lelehan, sedikit gas dan material piroklastik, magma bersifat basa , morfologinya berupa kubah dengan sudut puncak landai,dan sering dijumpai kaldera.
B. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal Vulkanik Proses-proses vulkanisme
yang terjadi mengakibatkan berbagai
bentuk morfologi pada bentang alam vulkanik, antara lain : 1. Morfologi Kaki Gunungapi (Volcanic Footslope Landforms) Morfologi kaki gunungapi adalah morfologi yang merupakan bagian kaki dari suatu tubuh gunungapi. Pada umumnya suatu tubuh gunungapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepundan gunungapi, badan/kerucut gunungapi, dan kaki gunungapi. 2. Kawah Gunungapi (Crater Landforms) Morfologi kawah adalah morfologi yang berupa lubang tempat keluarnya material gunungapi ketika terjadi erupsi.
Gambar kawah Sumber : http://1.bp.blogspot.com//UIvKAqkI/M/yWhz4B7KuQI/s1600/kawah-gunungapi.jpgg
3. Morfologi Kaldera Gunungapi (Caldera Landforms) Morfologi kaldera adalah morfologi yang terbentuk sebagai hasil erupsi gunungapi tipe explosive yang mengakibatkan bagian kepundannya runtuh sehingga membentuk bentuk kawah yang sangat luas. Kadangkala bagian dalam kaldera terisi air membentuk danau.
20
Gambar kaldera Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/kaldera.jpeg
4. Morfologi Jenjang Gunungapi (Volcanic-neck Landforms) Morfologi Jenjang Gunungapi adalah bentangalam yang berbentuk seperti leher atau tiang merupakan sisa dari proses denudasi gunungapi.
Gambar jenjang gunungapi Sumber : http://geo.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/jenjang-gunungapi.jpeg
5. Morfologi Maar Morfologi maar adalah morfologi berelief rendah dan luas dari suatu kawah gunungapi hasil erupsi preatomagmatik, letusannya disebabkan oleh air bawah tanah yang kontak dengan magma. Ciri dari morfologi Maar umumnya diisi oleh air membentuk suatu danau kawah yang dangkal.
21
Gambar maar Sumber : http://bagas232.geografi.com/k2IMir9peMk/maar.jpeg
6. Morfologi Sisa Gunungapi (Volcanic Remnant Landforms) Sisa gunungapi (volcanic remnant ) adalah sisa-sisa dari suatu gunungapi yang telah mengalami proses denudasi.
Gambar sisa gunungapi Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/vulkanik.jpeg
5. BENTANG ALAM MARINE
A. Pengertian Bentang alam marine adalah bentang alam yang terbentuk karena aktivitas gerakan air laut. Proses marine mempunyai pengaruh yang sangat aktif pada daerah pesisir sepanjang pantai. Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Macam-macam Bentuk Lahan Asal Marine
22 Akibat aktivitas gelombang air laut menghasilkan berbagai morfologi di bentang alam marine, antara lain : 1. Stack dan Arches Morfologi stack adalah bentuk-bentuk bentangalam pantai yang berada di sekitar garis pantai merupakan sisa-sisa
daratan akibat kikisan/abrasi gelombang air laut dan
mengakibatkan garis pantai mundur ke arah daratan. Arches adalah sisa-sisa daratan akibat erosi (abrasi) dengan bentuk yang tidak teratur karena batuannya resisten terhadap hantaman gelombang.
Gambar 48 sisa Stack dan Arches Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/ Stack .jpeg
2. Tanggul ( Barrier ) Morfologi Barrier adalah morfologi yang berbentuk memanjang sejajar dengan garis pantai dan terbentuk sebagai hasil pengendapan partikel partikel pasir dibagian muka pantai oleh abrasi gelombang air laut. Topografi barrier island umumnya lebih rendah dibandingkan dengan topografi pantai. 3. Lagoon Morfologi Lagoon adalah bentuk morfologi yang terletak diantara barrier (tanggul) dan daratan, dengan kedalaman air yang dangkal dan dipengaruhi oleh air laut dan air tawar yang berasal dari darat.
23
Gambar 50 lagoon Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/ pictur6 .jpeg
4. Pantai submergent ,morfologi Pantai submergent adalah morfologi yang terbentuk dari pengaruh gabungan antara naiknya muka air laut (transgresi) dan penurunan cekungan. 5. Teras-teras(wave cut teraraces), terjadi karena dasar laut dangkal tererosi, Permukaan menjadi rata kemudian terangkat 6. Head land yaitu batuan daratan resisten yang menjorok ke laut akaibat erosi gelombang,terdiri atas batuan lava dan breksi 7. Gisik (beach) suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai. Gisik terletak tinggi di atas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada pantai depan. 8. Gosong pasir (bar) merupakan endapan pasir atau kerikil di laut sejajr garis pantai 9. Tombolo, endapan yang menghubungkan daratan dengan pulau, sebagai akibat reflaksi gelombang karena rintangan pulau tersebuy 10. Guguk pasir pantai (coast dunes) adalah timbunan pasir dipantai sebagai akibat hasil aktivitas angin dan vegetasi. 6. BENTANG ALAM KARST
A. Pengertian Bentang alam karst adalah bentuk lahan di permukaan bumi yang terbentuknya disebabkan oleh proses pelarutan, baik pelarutan yang terjadi pada daerah berbatuan karbonat ataupun yang terjadi pada batuan lain yang mudah larut seperti batuan gypsum dan batu garam ( sandstone). Salah satu syarat terbentuknya bentuk-lahan karst yaitu terjadinya
24 karstifikasi, yaitu proses pembentukan bentuk lahan karst sebagai akibat dari pelarutan batuan. B. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal Karst Proses pelarutan yang bekerja pada bentuk lahan asal karst menghasilakan berbagai morfologi, yaitu : 1. Lapies, yaitu bentuk yang tidak rata pada batugamping akibat adanya proses pelarutan dan penggerusan.
Gambar lapies Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/ pictur54.jpeg
2. Karst split atau Parit Karst, adalah celah pelarutan yang terbentuk di permukaan, berupa alur memanjang membentuk parit atau palung.
Gambar karst split Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/ pictur9 .jpeg
3. Dolin, yaitu depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter mulai dari beberapa meter sampai beberapa kilometer, kedalaman bisa sampai ratusan meter dan mempunyai bentuk bundar atau lonjong.
25
Gambar dolin Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9pek/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/ pictur34 .jpeg
4. Uvala yaitu bentuknya seperti dolin, namun lebarnya lebih besar dari kedalamannya
Gambar uvala Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/ uvala .jpeg
5. Kerucut karst, adalah bukit karst yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi
. Gambar kerucut karst Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/ kerucut .jpeg
6. Menara karst, adalah bukit sisa pelarutan dan erosi yang berbentuk menara dengan lereng yang terjal tegak atau menggantung, terpisah satu dengan yang lainnya dan dikelilingi dataran aluvial.
26
Gambar menara karst Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/ pictur5 .jpeg
7. Pepino Hill adalah morfologi perbukitan yang tersusun dari batugamping yang berbentuk kerucut-kerucut batugamping.
Gambar Pepino Hill Sumber : http://1.bp.blogspot.com/k2IMir9peMk/UIvKTJFAqkI/M/yWhz4B7KuQI/ pictur3 .jpeg
7. BENTANG ALAM AEOLIAN
A Pengertian Bentang alam aeolian adalah
bentang alam yang dibentuk karena aktivitas angin.
Bentang alam ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir. Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim. Syarat-Syarat Berkembangnya Lahan Aeolian 1. Tersedia material berukuran pasir halus-kasar dalam jumlah banyak. 2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas. 3. Adanya angin yang mampu mengangkat dan mengendapkan bahan pasir tersebut. 4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi/objek lain.
27 B. Macam-macam Bentuk Lahan Asal Aeolian Morfologi dari bentuk lahan asal aeolian antara lain : 1. Desert pavement(pebble armor ) yaitu permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah gurun, sebagai akibat bahan-bahan halus mengalami deflasi.
Gambar pebble armor http://edtech.mit.edu/pgt/pictures/LW1A_1.11.jpg
2. Blow out, yaitu cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil pelapukan di permukaan yang berukuran halus.
Gambar blow out Sumber:http://4.bp.blogspot.com/-pT41YyaKwVQ/UEsBEdkQ0uI /2mmgfa8KCe0/s1600/Untitled.jpg
3. Ventifact yaitu permukaan batuan yang menjadi rata karena korasi, terutama yang berukuran halus (debu dan liat) yang terbawa oleh angin.
4. Dreikanter , seperti ventifact tetapi bentuknya piramida karena arah angin berubah-ubah (dari tiga sisi).
5. Groove , merupakan alur-alur memanjang pada permukaan batuan karena erosi angin.
6. Yardang yaitu merupakan pegunungan memanjang dan paralel (tinggi kurang dari 10m, panjang kurang dari 100m ) berkembang di daerah bebatuan lunak
28
Gambar Yardang Sumber:http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ASP21O5m8PpYnW70hjkd2cRVr1Ub4Lm_NnGK6Dkw
7. Loess yaitu bentuk lahan yang berbentuk dataran dan merupakan hasil pengendapan material yang berbutir halus oleh angin.
Gambar loess Sumber:http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ASP21O5m8PpYnW70hjkd2cRVr1Ub4Lm_NnGK6Dkw
8. Sand Dunes ( Gumuk Pasir) Dune adalah suatu timbunan yang dapat bergerak atau berpindah, dipengaruhi oleh bentuk permukaan ataupun
bentuknya tidak
rintangan. dune ini biasanya mempunyai
ketinggian antara 6 m sampai 20 m, tetapi beberapa dune dapat mencapai ketinggian beberapa puluh meter. Sedangkan kecepatan bergerak atau berpindahnya berbeda-beda tergantung pada kondisi daerahnya. Biasanya tidak lebih dari beberapa meter per tahun, tetapi ada juga yang sampai 30 m per tahun Tipe-tipe gumuk pasir : 1. Gumuk Pasir Tipe Barchan (barchanoid dunes) Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier 2. Gumuk Pasir Melintang (transverse dunes)
29 Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasirnya 3. Gumuk Pasir Parabolik Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang membedakan adalah arah angin 4. Gumuk Pasir Memanjang (linear dune) Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. 5. Gumuk Pasir Bintang ( star dune) Gumuk pasir bintang adalah gumuk pasir yang dibentuk sebagai hasil kerja angin dengan berbagai arah yang bertumbukan. 8. BENTANG ALAM GLASIAL A. Pengertian Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial, dimana proses glasial itu tenaga yang berpengaruhnya adalah gletser. Gletser adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju dan lelehan air yang secara keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan memberikan kenampakan tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan. Beberapa hal yang penting dalam gletser diantaranya adalah: 1. Keadaan daerah 2. Proses 3. Dan endapan yang terbentuk di tepi perbatasan gletser (moraine) B. Macam-macam Bentuk Lahan Asal Glasial Macam-macam morfologi pada bentang alam glasial 1. Hanging valley yaitu ketika gletser tidak terlihat lagi, anak sungai yang tersisa menyisakan hanging valley yang tinggi diatas lembah utama. Meskipun proses glasial
30 membentuk lembah menjadi lurus dan memperhalus dinding lembah, es meyebabkan permukaan batuan dibawahnya terpotong menjadi beberapa bagian, tergantung resistensinya terhadap erosi glasial. 2. Truncated Spurs merupakan bagian bawah tepi lembah yang terpotong triangular faced karena erosi glasial. Makin tebal gletser makin besar erosi pada bagian bawah lantai lembah. Makin besar erosi maka mengakibatkan pendalaman lembah dan anak sungainya sedikit. 3. Cirques merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley, berisi gletser dari glacier valley yang tumpah ke bawah. Terbenruk karena proses glasial, pelapukan dan erosi dinding lembah. 4. Rock basin lake air meresap pada celah batuan, membeku dan memecah batuan sehingga lapisan batuan kehilangan bagiannya, digantikan es dan ketika melelh kembali terbentuk rock basinlake. 5. Bergschrund merupakan batuan yang telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke valley glacier lalu jatuh ke crevasse. 6. Aretes merupakan sisi dinding lembah yang mengalami pemotongan dan pendalaman sehingga bagian tepinya menjadi tajam, karena proses frost wedging . 7. Horn merupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong atau ada bagian yang hilang karena erosi ke arah hulu pada beberapa sisinya. 8. Crevasses merupakan celah yang lebar (terbuka). Bila celah tertutup (sempit) disebut closed crevasses.
II. STADIA SUNGAI DAN POLA PENGALIRAN SUNGAI
Stadia sungai dibagi menjadi 3, yaitu:
31 1. Stadia Muda Memiliki ciri-ciri yaitu :
a. Biasa di daerah hulu b. Aliran air relatif lurus dan deras c. Erosi vertikal lebih domonan daripada erosi horisontal d. Penampang sungai berbentuk “V” e. Banyak jeram f. Belum ada dataran banjir
Gambar 27 sugai muda Sumber : http://ahmad007.blogspot.com/image/2010/12/stadia-muda.jpg
2. Stadia Dewasa Memiliki ciri-ciri, yaitu : a. Relief yang maksimal b. Cabang-cabang sungai sudah memperlihatkan bentuk meandering c. Berada di daerah bagian tengah d. Aliran mulai berkelok-kelok e. Erosi vertikal seimbang dengan erosi horizontal f. Lembah lebih lebar berbentuk “U” g. mulai ada dataran Banjir
32
Gambar sugai dewasa Sumber : http://ahmad007.blogspot.com/image/2010/12/stadia-dewasa.jpg
3. Stadia Tua Memiliki ciri-ciri yaitu: a. Biasanya berada di daerah hilir, dekat dengan muara (terkadang di bagian tengah) b. Aliran sungai bermeander c. Sudah ada Oxbow-lake d. Dataran banjir cukup luas e. Erosi Lateral lebih domonan dari erosi vertikal f. Pengendapan lebih domonan dari aktivitas erosi
Gambar sugai muda Sumber : http://ahmad007.blogspot.com/image/2010/12/stadia-tua.jpg
4. Stadia peremajaan Perkembangan sungai yang kembali didominasi oleh erosi vertikal dibanding erosi lateral. Proses ini terjadi akibat terjadinya pengangkatan di daerah sungai tua sehingga sungai kembali menjadi stadia muda/awal (rejuvenation). Peremajaan sungai terjadi ketika tingkat
33 dasar sungai turun bisa disebabkan oleh penurunan muka air laut dan pengangkatan daratan. Keduanya merupakan dampak dari terjadinya zaman es dan antar es.
Jenis-jenis pola pengaliran sungai antara lain : 1. Pola Aliran Dendritik Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang).
Sumber : http://kelompoklimahmg09.files.wordpress.com/2010/12/picture28.jpg
2. Pola Aliran Radial Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran
34 radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith. Pada bentangalam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular.
Sumber : http://kelompoklimahmg09.files.wordpress.com/2010/12/picture16.jpg
3. Pola Aliran Rectangular Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar.
Gambar pola raktangular Sumber : http://kelompoklimahmg09.files.wordpress.com/2010/12/picture23.jpg
4. Pola Aliran Trellis Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus disepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola
35 aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluransaluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah se arah dengan sumbu lipatan.
Gambar pola trelis Sumber : http://kelompoklimahmg09.files.wordpress.com/2010/12/picture07.jpg
5. Pola Aliran Annular Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah downstream aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.
6. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar) Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala meng-indikasikan adanya suatu patahan besar
36 yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.
7. Pola Pengaliran Multibasinal Pola pengaliran multibasinal disebut juga sink hole, adalah pola pengaliran yang tidak sempurna, kadang tampak kadang hilangyang disebut sebagai sungai bawah tanah, pola ini bekembang pada daerah karst atau batugamping
8. Pola Pengaliran Contorted Pola pengaliran concorted adalah pola pengaliran yang arah alirannya berbalik dar arah semula, pola ini terdapat pada daerah patahan