BISNIS INTERNASIONAL “KEKUATAN SOSIO KULTURAL, KEKUATAN SOSIO EKONOMI, DAN KEKUATAN POLITIK DAN HUKUM DALAM BISNIS INTERNASIONAL”
Disusun Oleh: Ferdian Kusumawijaya 43213010013
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Kekuatan Sosiokultural”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bisnis Internasional. Makalah ini telah dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu saya mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Jakarta, 23 September 2015
Penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Setiap negara memiliki permasalahan yang kompleks.Mereka harus bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.Salah satu masalah kompleks tersebut adalah mengenai permintaan masyarakat akan kebutuhan yang mereka inginkan yang tidak sesuai dengan persediaan yang ada di negara/wilayah negara tersebut.Mereka harus mencari cara agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi dan dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat dan penduduknya.Salah satunya adalah dengan melakukan kerjasama dengan negara lain melalui perdagangan internasional atau bisnis internasional. Disini penulis akan mengangkat permasalahan tentang kekuatan politik dalam bisnis internasional dalam suatu negara yang membuat negara dapat melakukan monopoli ataupun dimonopoli oleh negara lain.Bisnis internasional memang mempunyai pengaruh besar pada perubahan suatu negara.Dengan bisnis internasional suatu negara dapat mengetahui apakah negara mereka termasuk negara berkembang ataukah negara maju. Sebenarnya bisnis internasional ini muncul sejak tahun 1600 M yang diawali oleh pedagang-pedagang Venesia dan Yunani yang mengirim wakil-wakilnya keluar negri untuk menjual barang-barang mereka.Setelah itu bisnis internasional semakin berkembang di dunia barat dan timur dengan kebijakan dan perjanjian masing-masing negara yang sesuai dengan hukum dan budaya mereka.Bisnis ini kemudian menjadi sarana penting bagi negara-negara tersebut untuk berkompetisi dengan negara lain agar mereka bisa menjual produk unggulan mereka agar laku di pasaran. 1.2. Rumusan Masalah 1. Memahami kekuatan Sosio Kultural dalam Bisnis Internasional. 2. Memahami kekuatan Sosio Ekonomi dalam Bisnis Internasional. 3. Memahami kekuatan Sosio Politik dan Hukum dalam Bisnis Internasional.
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Kekuatan Sosio Kultural Kebudayaan pada dasarnya merupakan keseluruhan kepercayaan, aturan, teknik, lembaga, dan artefak ciptaan manusia yang mencirikan populasi manusia. Dengan perkataan lain, kebudayaan terdiri atas pola-pola yang dipelajari mengenai perilaku yang umm bagi anggota dari masyarakat tertentu, yaitu gaya hidup yang unik dari suatu kelompok orang tertentu. Kebanyakan antropolog juga sepakat bahwa: 1. Budaya dipelajari, bukan pembawaan sejak lahir 2. Berbagai aspek budaya saling berhubungan 3. Kebudayaan adalah berbagi 4. Kebudayaan menentukan batas-batas dari kelompok yang berbeda Karena masyarakat terdiri atas orang-orang dan budayanya, maka sebenarnya hamper tidak mungkin membicarakan salah satu tanpa mengacu kepada yang lain. Para antropolog sering kali menggunakan istilah yang dapat digunakan secara bergantian atau menggabungkannya menjadi satu kata yakni sosiokultural. Apabila orang-orang bekerja di dalam masyarakat dan budaya yang berbeda dari budaya mereka sendiri, maka masalah-masalah yang mereka hadapi dalam berurusan dengan seperangkat budaya berlipat ganda sesuai dengan jumlah perangkat budaya yang mereka temukan dalam setiap pasar luar negerinya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh pelaku bisnis internasional untuk belajar hidup dengan budaya-budaya lain adalah dengan menyadari bahwa terdapat budaya yang berbeda dari budayanya sendiri. Kemudian, mereka harus terus mempelajari karakteristik dari budaya-budaya tersebut sehingga dapat beradaptasi dengannya. E.T. Hall, seorang antropolog terkenal, menyatakan bahwa itu dapat dicapai dengan dua cara: (1) menghabiskan seumur hidup di suatu
negara atau (2) menjalani suatu program pelatihan yang sangat canggih dan ekstensif, yang mencakup karakteristik-karakteristik utama dari suatu budaya, termasuk bahasa. 2.1.1 Budaya Mempengaruhi Semua Fungsi Bisnis Dalam pemasaran, beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk menggunakan bauran pemasaran yang sama di semua pasar. Misalnya P&G pada saat memperkenalkan deterjen Cheer di Jepang, mereka melakukan kesalahan karena belum mempelajari budaya yang ada di negara tersebut. P&G memberikan diskon untuk pembelian deterjen itu. Padahal dengan memberikan potongan harga, akan merendahkan reputasi deterjen Cheer, sehingga akan sulit sekali untuk menaikkan harga deterjen tersebut. Dalam manajemen sumber daya manusia, budaya nasional juga merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer. Di Amerika Serikat, hasil umumnya merupakan kriteria bagi pemilihan dan promosi para eksekutif. Tetapi, di Inggris, seorang manajer Amerika mengeluh karena orang-orang dipromosikan dengan mempertimbangkan sekolah yang telah dihadirinya dengan latar belakang keluarga mereka. Permasalahan personalia dapat muncul sebagai akibat dari perbedaan sikap terhadap penguasa, yang merupakan variabel sosiokultural yang lain. Orang-orang Amerika Latin secara tradisional telah menganggap manajer sebagai panutan, tokoh otokratis yang bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka. Ketika para manajer Amerika yang telah terbiasa dengan gaya kepemimpinan partisipatif dipindahkan ke Amerika Latin, mereka harus menjadi lebih otoriter, atau dianggap lemah dan tidak kompeten oleh para karyawannya, sehingga mereka akan menghadapi kesulitan serius agar perintahnya-perintahnya dilaksanakan. Para manajer produksi mem\nemukan bahwa sikap terhadap perubahan dapat berpengaruh serius terhadap penerimaan metode produksi baru. Bahkan para bendaharawan mengetahui ampuhnya kekuatan sosiokultural, ketika dipersenjatai dengan neraca yang bagus, mereka melakukan pendekatan kepada bank-bank lokal, hanya untuk menemukan bahwa bankbank tersebut lebih mementingkan siapa mereka ketimbang berapa kuat perusahaan mereka.
2.2 Komponen-Komponen Sosiokultural 2.2.1 Estetika Estetika berkaitan dengan rasa keindahan, budaya dan selera yang baik dan dilengkapkan dalam seni, drama, music, cerita rakyat dan tari-tariannya.Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut (Cateora).
2.2.2 Sikap dan Kepercayaan Setiap budaya memiliki seperangkat sikap-sikap dan kepercayaan yang mempengaruhi hampir seluruh perilaku manusia dan membantu membawa ketertiban kepada masyarakat dan individu-individunya. Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi(Cateora).Semakin bannyak yang dapat dipelajari para manajer tentang sikapsikap kunci tertentu, semakin siap mereka untuk memahami mengapa orang-orang berperilaku seperti yang telah diperbuat, utamanya ketika reaksi-reaksi mereka berbeda dari harapan yang telah dipelajari para manajer itu dalam berurusan dengan masyarakatnya sendiri. Beberapa sikap yang sangat penting bagi para pelaku bisnis adalah : 1. Sikap terhadap waktu Bagi orang Amerika waktu adalah sangat berharga, maka bila membuat perjanjian dengan seseorang dan ia terlambat lebih dari sejam maka bisa diasumsikan bahwa orang ini tidak menganggap pertemuan tersebut penting.
Jika mengadakan perjanjian dengan orang Jerman jam 12 siang, maka pastikan tiba disana sebelum waktu yang dijanjikan. Namun bila melakukannya dengan orang Brasil, harus menyebutkan siang waktu Inggris. Jika tidak, orang Brasil bisa muncul antara tengah hari hingga jam 2 siang. Pebisnis Timur Tengah, biasanya tidak datang pada jam yang dijanjikan tetapi lebih terlambat, mereka tidak ingin mengubah kebiasaan seumur hidup mereka untuk orang asing. Mariana, bagi orang Amerika latin berarti “besok” namun bisa juga berarti “beberapa hari lagi“. Adios, Siesta, baik di Meksiko maupun di Spanyol berarti istirahat siang selama 3 jam. Kemudian pemerintah federal pada bulan April 1999 mengeluarkan peraturan baru yang mengharuskan para pegawai pemerintah untuk bekerja mulai jam 9 pagi hingga 6 sore, dengan mematikan lampu dan AC tepat pada pukul 6 sore. Cara ini berhasil mengubah kebiasaan mereka dengan melakukan banyak tugas disiang hari hingga menghilangkan rasa kantuk disiang hari, dan bekerja lebih produktif setaip hari kerjanya. -
Langsung dan Mendorong Sifat orang Amerika yang langsung dan mendorong diartkan oleh banyak orang asing sebagai sikap kurang ajar dan kasar. Formalitas yang menghormati waktu adalah bagian yang sangat penting dalam melakukan bisnis dan membantu membangun hubungan yang ramah, yang dianggap oleh orang-orang di banyak negaa sebagai persyaratan pendahuluan yang diperlukan bagi perundingan bisnis. Setiap usaha untuk menggerakkan negosiasi dengan mengabaikan beberapa sikap sopan santun yg telah diterima, berarti mengundang malapetaka.
-
Tenggat Waktu Penekanan orang Amerika atas kecepatan dan tenggat waktu sering digunakan untuk melawan mereka sendiri dalam urusan bisnis diluar negeri. Orang Jepang sengaja tidak menyelesaikan negosiasi sampai beberapa jam sebelum orang Amerika itu pergi, ketika orang Jepang itu tahu bahwa mereka bisa mendapat konsesi ekstra dari orang asing tersebut karena keterburu-buruannya untuk kembali kenegrinya sesuai jadwal.
2. Sikap terhadap Pencapaian dan Pekerjaan Orang Jerman menempatkan bersenang-senang sebagai yang pertama dan bekerja sebagai yang kedua, kebalikannya berlaku di Amerika. Dinegara berkembang sikap terhadap bekerja berubah setelah terjadinya efek demonstrasi, yaitu akibat melihat orang lain dengan barnagbarang yang diinginkan, membuat mereka bekerja lebih tekun untuk dapat memiliki barangbarang tersebut. Efek yang sebaliknya terlihat di negara-negara industry, dimana jam kerja mulai berkurang. Di Amerika tahun 1996 pekerja produksi bekerja 42,6 jam, di Jerman 39,0 jam dan di Peransis 38,3 jam. Tahun 1994 jumlah jam di Amerika adalah 43,3 jam. Dijepang th 1988 bekerja 43,3 jam turun menjadi 39,5 jam pada tahun 1996 dan tahun 2001 menjadi 25 jam perminggu. -
Gengsi Pekerjaan Aspek lain yang diperlihatkan adalah gengsi pekerjaan. Banyak negara berkembang memperlihatkan penolakan untuk pekerjaan fisik. Akibatnya ada terlalu banyak pengacara dan ekonom serta kurangnya pembuat alat-alat dan tukang las, meskipun gajinya lebih tinggi. Di Spanyol, perbedaan antara pekerja kerah biru dan pekerja kantor sangat besar dengan sebutan obrero (orang yang menjadi buruh) menandakan pekerja kerah biru dan empleado (karyawan) manandakan pekerja kantor.
3. Sikap Terhadap Perubahan Perusahaan Amerika, yang terbiasa dengan penerimaan yang cepat dari orang Amerika akan sesuatu yang baru, seringkali heran untuk menemukan bahwa sesuatu yang baru tidak membawa semacam keajaiban di pasar, dimana sesuatu yang telah dicoba dan dibuktikan lebih disukai dari pada sesuatu yang tidak dikenal. Penghargaan yang terlalu berlebihan trhadap metode tradisional sangat menyulitkan seorang manajer produksi untuk menerapkan proses baru, seorang agen pemasaran untuk memperkenalkan produk baru atau seorang bendaharawan untuk mengubah system akuntansi.
-
Ide Baru Tak dapat disangkal lagi, perusahaan-perusahaan internasional adalah agen perubahan dan karyawan mereka harus mampu mengatasi penolakan terhadap perubahan tersebut. Semakin konsisten suatu ide baru dengan sikap dan pengalaman masyarakat, maka semakin cepat ide itu akan diadopsi.
2.2.3 Agama Agama, suatu komponen kebudayaan yang penting, bertanggung jawab atas banyak dari sikap kepercayaan yang mempengaruhi perilaku manusia. Suatu pengetahuan mengenai prinsipprinsip dasar dari beberapa agama besar akan memberikan pemahaman yang yang lebih baik mengapa sikap ornag-orang begitu jauh berbeda dari satu negara kenegara lain. Etika kerja Protestan dan Konfusius adalah untuk memuliakan Tuhan dengan bekerja keras dan mempraktikkan prinsip-prinsip.
2.2.4 Kebudayaan Material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci sedangkanKebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional( Cateora).Kebudayaan material merujuk kepada semua obyek buatan manusia dan berhubungan dengan bagaimana orang membuat benda-benda (teknologi) dan siapa membuat apa dan mengapa (ilmu ekonomi). Teknologi. Teknologi suatu masyarakat adalah bauran pengetahuan yang dapat digunakan yang diterapkan masyarakat dan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan ekonomi dan budaya. Ia ada dalam beberapa bentuk disetiap organisasi budaya. Dualisme teknologi. Adanya teknologi maju dan teknologi primitive dalam system produksi yang digunakan secara berdampingan. Teknologi tepat guna. Teknologi
(maju,menengah atau primitive) yang paling cocok dengan masyarakat yang menggunakannya. Efek boomerang. Apabila teknologi yang dijual kepada perusahaan dinegara lain untuk memproduksi barnag-barang yang menyaingi barang-barang dari penjual teknologi itu. 2.2.5 Pendidikan Meskipun pendidikan dalam anti yang paling luas dapat dianggap sebagai bagian dari proses belajar yang memperlengkapi seorang individu untuk mengambil peranannya di dalam masyarakat dewasa, hampir setiap orang menyamakan pendidikan dengan sekolah formal.
2.2.5.1 Ukuran Pendidikan Perusahaan yang bermaksud melakukan investasi di luar negeri tidak mempunyai indikator-indikator mengenai tingkat pendidikan dari penduduk suatu negara kecuali ukuran biasa untuk pendidikan formal tingkat melek huruf, jenis sekolah, jumlah sekolah dan muridnya, serta mungkin juga jumlah pengeluaran per kapita untuk pendidikan. Data yang semacam itu merendahkan ukuran dari kelompok yang terlatih secara kejuruan di banyak negara, di mana orang mempelajari perdagangan melalui magang yang dimulai pada usia yang sangat dini (12 sampai 13 tahun). UNESCO merekomendasikan untuk mendefinisikan seorang yang melek huruf sebagai “seorang yang dapat membaca maupun menulis pernyataan singkat dan sederhana mengenai kehidupan sehari-harinya.“ Di beberapa negara, sensus melek huruf terdiri atas pertanyaan kepada responden mengenai apakah mereka dapat membaca dan menulis, serta meminta mereka untuk menandatangani nama mereka yang dianggap sebagai bukti bahwa mereka melek huruf Walaupun demikian, data ini memang sedikit membantu. Para agen pemasaran tertarik pada tingkat melek huruf karena membantu mereka dalam memutuskan jenis media yang akan digunakan dan pada tingkat mana mereka harus mempersiapkan iklan, label, pajangan strategis, dan manual pemilik. Manajer personalia akan menggunakan tingkat melek huruf sebagai pedoman dalam memperkirakan jenis tenaga manusia yang tersedia untuk menjalankan operasi perusahaan.
3.1. Kekuatan Sosio Ekonomi Ketika perusahaan memasuki pasar luar negeri, maka analisis ekonomi menjadi lebih rumit lagi karena sekarang manajer harus beroperasi dalam dua lingkungan baru : luar negeri dan internasional. Dalam lingkungan luar negeri, tidak hanya terdapat banyak ahli ekonomi, tetapi ekonomi tersebut sangat berbeda-beda. Karena perbedaan-perbedaan ini, kebijakan yang dirancang untuk kondisi ekonomi disuatu pasar mungkin tidak sesuai untuk kondisi ekonomi dipasar yang lain. Disamping memantau lingikungan luar negeri, analis juga harus mengikuti tindakantindakan yang diambil oleh komponen-komponen dari lingkungan internasional, seperti pengelompokan regional (uni Eropa), NAFTA, organisasi PBB IMF, dll. Perusahaan AS sangat memperhatikan kemajuan Uni Eropa dalam mencapai tujuan-tujuannya dan terhadap dampak yang ditimbulkannya terhadap hubungan perdagangan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Mereka juga mengikuti dengan cermat, kemajuan PBB dalam mengembangkan standart-standart polusi dunia, standart-standart kesehatan, dan seterusnya. Apa pun dari tindakan ini dapat mempengaruhi perusahaan secara serius. Analisis ekonomi internasional hendaknya juga memberikan data ekonomi mengenai pasar aktual maupun prospektif. Juga, sebagai bagian dari penilaian atas kekuatan-kekuatan kompetitif, banyak perusahaan memantau kondisi ekonomi dari negara-negara dimana para pesaing utamanya berlokasi, karena perubahan kondisi bisa memperrkuat atau memperlemah kemampuan para pesaing untuk bersaing dipasar dunia. Karena pentingnya informasi bagi fungsi pengendalian dan perencanaan dikantor pusat, maka pengumpulan data dan pembuatan laporan harus menjadi tanggung jawab kantor induk (home office). Namun karyawan yang ditempatkan diluar negeri (perwakilan cabang dan lapangan) diharapkan untuk memberikan sumbangan yang besar terhadap studi kasus atas pasar mereka.
3.1.1. Dimensi-Dimensi Perekonomian dan Relevansinya Bagi Para Pelaku Bisnis Untuk mengestimasikan potensi pasar dan juga untuk memberikan masukan kepada bidang-bidang fungsional lainnya dari perusahaan, maka para manajer memerlukan data mengenai ukuran dan tingkat perubahan dari sejumlah faktor-faktor ekonomi dan sosio ekonomi. Supaya suatu area dapat menjadi pasar yang potensialo, maka area tersebut harus mempunyai cukup orang yang mampu membeliu produk-produk dari suatu perusahaan. Data sosio ekonomi memberikan informasi mengenai jumlah penduduk, sedangkan dimensi ekonomi menceritakan apakah penduduk tersebut memiliki daya beli.
3.1.2. Dimensi-dimensi ekonomi Diantara dimensi ekonomi yang paling penting adalah Pendapatan Nasional Bruto, distribusi pendapatan, pengeluaran konsimsi individu, kepemilikan pribadi atas barang, investasi swasta, biaya tenaga kerja per unit, kurs, tingkat inflasi dan suku bunga. 1.
Pendapatan Nasional Bruto Pendapatan Nasional Bruto (gross national income, GNI) merupakan penjumlahan dari
seluruh barang dan jasa final yang dihasilkan, dan produk domestik bruto (PNB dikurangi dengan pendapatan faktor luar negeri bersih) merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur besarnya ukuran dari suatu perekonomian. Produk domestik bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GNP) adalah nilai total seluruh barang dan jasa yang diproduksi secar domestik, tidak termasuk (tidak seperti PNB) pendapatan faktor bersih dari luar negeri. 2.
GNI/Kapita dan PDB/Kapita Pada umumnya dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi nilai, maka semakin maju
perekonomiannya. Akan tetapi, pada umumnya, tingkat pertumbuhan adalah lebih penting bagi para agen pemasaran karena tingkat pertumbuhan yang tinggi menunjukkan pasar yang berkembang dengan cepat, yang mana selalu mereka cari. Sering kali, apabila diberikan pilihan antara melakukan investasi dinegara dengan PNB/kapita yang lebih tinggi tetapi tingkat
pertumbuhan yang rendah dan melakukan investasi disuatu negara dengan kondisi sebaliknya, maka manajemen akan memilih yang terakhir. Meskipun perbedaan-perbedaan dalam PNB/kapita mengatakan sesuatu tentang kesejahteraan relative dari penduduk sebuah negara, informasi tersebut agak menyesatkan karena sedikit diantaranya memiliki bagian yang sama, yang diindikasikan oleh nilai tengah aritmatika. Estimasi kasar pertama atas daya beli harus dimurnikan dengan memasukkan data mengenai bagaimana pendapatan nasional itu didistribusikan secara aktual. 3.
Distribusi pendapatan Distribusi pendapatan adalah ukuran bagaimana pendapatan suatu bangsa terbagi diantara
rakyatnya, biasanya dilaporkan sebagai persentase pendapatan yang diterima oleh kuintil penduduk. Data memberikan wawasan yang berguna bagi para pelaku bisnis : 1. Data tersebut mengkonfirmasikan keyakinan bahwa, pada umumnya, pendapatan lebih terdistribusi secara merata dinegara-negara yang lebih kaya, meskipun terdapat variasi-variasi penting baik antar negara-negara maju maupun berkembang. 2. Dari perbandingan selama suatu waktu (tidak ditunjukkan), tampak bahwa retribusi pendapatan berjalan dengan sangat lambat, sehingga data yang lebih lama masih bermanfaat. 3. Perbandingan yang sama juga mengindikasikan bahwa kesenjangan pendapatan meningkat pada tahap awal pembangunan, dengan kebalikan dari tendensi ini dalam tahap-tahap kemudian. Hal ini adalah benar baik untuk negara maju maupun berkembang. Perhitungan sederhana ini didasarkan pada PNB, total populasi, dan distribusi pendapatan mungkin tercukupi untuk menunjukkan bahwa suatu negara tertentu bukanlah pasar yang baik. Tetapi, apabila hasilnya tampak menjanjikan, maka analis akan melanjutkan untuk menghimpun data mengenai konsumsi perorangan.
4. Konsumsi perorangan Salah satu bidang perhatian dari para agen pemasaran adalah cara-cara para konsumen mengalokasikan pendapatan bersih mereka (pendapatan pribadi setelah dikurangi pajak) antara pembelian atas barang yang kebutuhan pokok dan nonpokok (esensial dan nonesensial). Para produsen dari alat rumah tangga tahan lama misalnya, akan ingin mengetahui jumlah yang dibelanjalkan dalam kategori ini, sementara para produsen barang-barang yang merupakan kebutuhan nonpokok akan berminat terhadap besarnya pendapatan diskresioner (pendapatan bersih dikurangi dengan pembelian kebutuhan pokok), karena uang ini merupakan uang yang tersedia untuk dibelanjakan pada produk-produk mereka. Indikator-indikator yang menambah pengetahuan mengenai konsumsi perorangan adalah indikator-indikator yang berhubungan dengan 1. Kepemilikan barang. 2. Konsumsi bahan-bahan kunci 5. Biaya tenaga kerja per unit Satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap kesempatan atas investasi yang menguntungkan adalah kemampuan untuk memperoleh biaya tenaga kerja per unit (total biaya tenaga kerja langsung dibagi unit yang diproduksi) yang lebih rendah dibandingkan dengan apa yang sekarang tersedia bagi perusahaan. Kecenderungan luar negeri dalam biaya-biaya ini dipantau secara ketat karena tiap negara mengalami tingkat kenaikan yang berbeda. Negara-negara dengan biaya tenaga kerja per unit yang meningkat secara lambat menarik perhatian menajemen karena dua alasan. Pertama, negara-negara tersebut merupakan prospek investasi bagi perusahaan-perusahaan yang berusaha untuk menurunkan biaya produksi. Kedua, negara-negara tersebut mungkin menjadi sumber persaingan baru dipasar dunia apabila perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama telah berlokasi disana. Perubahan-perubahan dalam tingkat upah juga mungkin menyebabkan perusahaan multinasional yang memperoleh produk atau komponen dari sejumlah cabangnya merubah sumber pasokannya. Alasan bagi perusahaan-perusahaan relatife dalam biaya tenaga kerja. Tiga faktor yang bertanggung jawab adalah : kompensasi, produktifitas dan perubahan kurs.kompensasi per jam
cenderung bervariasi lebih luas dibandingkan dengan upah karena perbedaan-perbedaan yang dapat dinilai dalam ukuran tunjangan. Biaya tenaga kerja per unit tidak akan meningkat secara bersamaan dengan tariff kompensasi apabila keuntungan dalam produktivitas melampaui peningkatan dalam kompensasi per jam. Nyatanya, apabila produktivitas meningkat cukup pesat, maka biaya tenaga kerja per unit akan menurun, meskipun perusahaan itu diminta untuk membayar lebih banyak kepada para pekerjanya. 6. Dimensi ekonomi lainnya Utang internasional yang besar dari sejumlah negara berpendapatan sedang dan rendah menimbilkan banyak permasalahan, tidak hanya bagi pemerintah negara-negara tersebut, tetapi juga bagi perusahaan-perusahaan multi nasional. Jika sebagian besar devisa yang diperoleh suatu negara tidak dapat digunakan untuk mengimpor komponen-komponen yang digunakan dalam produk-produk lokal, maka industriindustri lokal harus membuatnya sendiri atau perusahaan-perusahaan yang mengimpornya harus menghentikan produksi. Kedua alternative dapat menyebabkan perusahaan-perusahaan yang mengimpornya harus menghentikan produksi. Kedua alternative dapat menyebabkan perusahaan itu menjual suku cadang yang dibuat disalah satu pabrik dinegara asalanya kepada cabangnya. Ini merupakan kejadian yang biasa, karena pabrik dinegara asal biasanya lebih terintegrasi secara vertikal dibandingkan dengan cabang-cabangnya. Kelangkaan valuta asing juga dapat mempersulit cabang untuk mengimpor bahan baku dan suku cadang untuk peralatan produksinya Pemerintah mungkin menerapkan pengendalian harga (yang mempersulit suatu cabang untuk memperoleh keuntungan), memotong pengeluaran pemerintah (yang mengurangi penjualan perusahaan), dan menerapkan pengendalian upah (yang membatasi daya beli konsumen). Kekacauan ekonomoi yang mengikutinya dapat berubah menjadi krisis politik, seperti yang terjadi di Venezuela dan Peru ketika terjadi kerusuhan setelah presiden mereka mencoba untuk menerapkan tindakan-tindakan penghematan yang ketat. Suatu aspek pengurangan utang yang telah menarik perhatian dari sebagian perusahan multinasional adalah pertukaran utang dengan ekuitas (debt-for-equity swap). Kelangkaan valuta asing bahkan dapat mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang hanya mengekspor ke negara-
negara dengan tingkat utang luar negeri yang tinggi, karena pemerintah dari negara tersebut tentu saja akan menerapkan pembatasan impor.
3.1.3
Dimensi Sosioekonomi Definisi yang lengkap mengenai potensi pasar juga harus mencukupi informasi rinci
mengenai atribut-atribut fisik populasi sebagaimana diukur dengan dimensi sosioekonomi. Bagian ini akan dimulai dengan suatu analisis atas total populasi. 1.
Populasi total Populasi total, indikator paling umum mengenai ukuran pasar potensial, adalah
karakteristik populasi yang pertama yang akan diperiksa oleh para analis. Fakta bahwa negara maju memiliki penduduk kurang dari 10 juta memperjelas bahwa ukuran populasi saja adalah indikator yang buruk dari kekuatan ekonomi dan potensi pasar. Jelas, lebih banyak informasi yang diperlukan. Hanya untuk beberapa produk murah dan dikonsumsi secara masal saja, seperti minuman ringan, rokok, dan sabun, ukuran populasi saja memberikan dasar yang cukup untuk mengestimasikan konsumsi. Untuk prosuk-produk yang tidak termasuk dalam kategori ini, populasi yang besar dan populasu yang meningkat pesat mungkin tidak menandakan suatu perluasan pasar yang segera, tetapi, jika pendapatan bertumbuh terus, maka pada akhirnya, paling tidak sebagian dari penduduk itu akan jadi pelanggan. Ketika PNB meningkat lebih cepat daripada populasi, ada kemungkinan terdapat pasar yang meningkat; sementara situasi sebaliknya tidak hanya menunjukkan kemungkinan akan adanya penyusutan pasar, tetapi bahkan mungkin menunjukkan kemungkinan akan adanya penyusutan pasar, tetapi bahkan mungkin menunjukkan suatu negara sebagai kawasan potensial terhadap keresahan politik. Kemungkinan ini diperkuat apabila suatu analisis terhadap system pendidikan mengungkapkan adanya peningkatan dalam lulusan teknik dan universitas. Kelompok-kelpmpok tersebut berharap memperoleh pekerjaan dan menerima gaji sebagai professional. Ketika tidak diciptakan pekerjaan baru yang mencukupi untuk menyerap mereka,
maka pemerintah dapat berada dalam kesulitan yang serius. Berbagai negara berkembang telah menghadapi kesulitan semacam ini : Mesir, dan India adalah sua contoh yang menonjol. 2.
Distribusi umur Karena hanya sedikit prosuk yang dibeli oleh setiap orang, maka para agen pemasaran
harus mengidentifikasikan segmen-segmen dari populasi yang lebih mungkin akan membeli barang-barang mereka. Untuk beberapa perusahaan, umur merupakan penentu yang penting dari ukuran pasar. Tetapi sayangnya, distribusi kelompok umur dalam populasi sangat berbeda. Pada umumnya karena tingkat kelahiran dan kesuburan yang lebih tinggi, negara-negara yang berkembang memiliki penduduk berusia muda dibandingkan dengan negara-negara industri. Di negara-negara maju, akan ada penurunan dalam permintaan terhadap produk-produk yang digunakan di sekolah-sekolah dan prosuk-prosuk yang dibeli oleh dan untuk anak-anak, pasar yang lebih kecil untuk furniture dan pakaian, tetapi peningkatan dalam permintaan akan produkproduk perawatan medis dan produk-prosuk lain yang terkait, pariwisata dan jasa keuangan. Perusahaan-perusahaan yang menghadapi penurunan permintaan akan produk-produk mereka harus mencari kenaikan penjualan diperekonomian-perekonomian berkembang, dimana distribusi umur adalah sebaliknya. Tingkat pertumbuhan yang tinggi di negara-negar berkembang akan menyediakan pasar untuk system transportasi, biji-bijian untuk makanan yang memberikan hasil yang lebih tinggi, pupuk, alat-alat pertanian, alat-alat rumah tangga,dsb. Banyak kekuatan yang bertanggung jawab atas penurunan dalam tingkat kelahiran. Pemerintah tentu saja mendukung berbagai program keluarga berencana, tetapi banyak bukti yang menunjukkan bahwa tingkat kesahatan dan pendidikan yang baik, bersama-sama dengan peningkatan status wanita, distribusi pendapatan yang lebih merata, dan tingkat urbanisasi yang lebih besar, semuanya juga berperan dalam mengurangi besarnya ukuran keluarga tradisional. 3.
Keprihatinan di negara-negara maju Pada tahun 2025, Jepang, dengan penduduk lanjut usia yang tumbuh paling cepat didunia
industri, akan memiliki penduduk berusia lanjut dengan jumlah dua kali lipat dari jumlah anakanak. Cadangan dana jaminan sosial pemerintah akan mengering karena biaya pensiun dan kesehatan untuk orang berusia lanjut, yang diprediksikan akan menghabiskan 73 persen dari
pendapatan nasional. Menurut kementrian kesehatan dan kesejahteraan, satu-satunya solusi adalah mengenakan pajak yang lebih tinggi dan mengurangi tunjangan-tunjangan. Suatu analisis yang dilakukan oleh dewan penasihat perdana mentri menyimpulkan bahwa apabila system yang ada sekarang tidak diubah, perekonomian akan runtuh. Pensiun muda dan fakta bahwa para pensiunan hidup lebih lama juga membebani system jaminan sosial dibanyak negara lain. Dinegara-negara industri, tidak hanya biaya dari system jaminan sosial meningkat karena pertumbuhan julah pensiunan, hal sebaliknyalah yang terjadi. tingkat kelahiran yang lebih tinggi mengakibatkan banyaknya penduduk berusia muda dan ini mengurangi rasio ketergantungan para pekerja yang mendukung system itu. 4.
Kepadatan distribusi penduduk Aspek-aspek kependudukan lain yang menjadi perhatian manajemen adalah kepadatan
pendudukan dan distribusi penduduk. Kepadatan penduduk adalah suatu ukuran jumlah penduduk per unit wilayah (penduduk per kilometer persegi atau mil persegi). Distribusi penduduk adalah suatu ukuran mengenai bagaimana penduduk terdistribusi dari daerah pedesaan sampai ke kota-kota. Negara berpenduduk padat cenderung membuat distribusi dan komunikasi produk menjadi lebih sederhana dan lebih murah dibandingkan dengan dinegara-negara yang kepadatan penduduknya rendah. Sebuah fenomena yang mengubah ditribusi penduduk adalah perpindahan dari desa ke kota, yang terjadi dimana-mana, terutama dinegara-negara berkembang, karena orang pindah ke kota-kota untuk mencari upah yang lebih tinggi dan hidup yang lebih nyaman. Perpindahan ini sangat penting bagi para agen penting bagi para pemasar, karena penduduk kota yang kurang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dibandingkan dengan orangorang yang tinggal dikawasan pedesaan, harus memasuki perekonomian pasar 5.
Dimensi sosioekonomi lainnya Dimensi-dimensi sosioekonomi lainnya dapat memberikan informasi yang berguna
kepada manajemen. Kenaikan jumlah wanita yang bekerja misalnya, adalah sangat signifikan
bagi para agen pemasaran, karena hal tersebut dapat menghasilkan pendapatan keluarga yang lebih besar, pasar yang lebih besar untuk convenience goods (barang mudah dicari), dan kebutuhan untuk mengubah bauran promosi. Para manajer personalia tertarik dengan kenaikan ini, karena hal tersebut mengakibatkan pasokan tenaga kerja yang lebih besar. Hal ini juga menandakan bahwa perubahan-perubahan mungkin diperlukan dapal proses produksi, fasilitas karyawan, dan kebijakan manajemen personalia. Data mengenai perceraian disuatu negara, apabila tersedia, akan membuat para agen pemasaran menjadi waspada terhadap formasi keluarga dengan orang tua tunggal dan rumah tangga yang terdiri dari satu orang, dimana formasi tersebut memiliki kebutuhan akan produk dan kebiasaan membeli yang berbeda dalam banyak hal dengan keluarga dengan dua orang tua. Dibanyak negara, kelompok-kelompok etnis yang penting membutuhkan pertimbangan khusus baik oleh para manajer pemasaran maupun personalia.
3.1.4. Rencana-Rencana Ekonomi Nasional Sumber data ekonomi lain yang terbukti dapat bermanfaat bagi perusahaan, terutama untuk agen pemasarannya adalah rencana-rencana ekonomi nasional yang diterbitkan oleh banyak negara. Rencana ekonomi nasional adalah rencana-rencana yang dipersiapkan oleh pemerintah yang menyatakan tujuan-tujuan ekonomi dan cara untuk mencapainya. Biasanya untuk jangka waktu sampai lima tahun. Rencana indikatif adalah prediksi yang dibuat oleh pemerintah bekerja sama dengan industri mengenai arah perekonomian yang diharapkan. Dari pada mencantumkan target-target produksi, rencana indikatif lima tahuna berisi target-target dasar yang ditetapkan oleh pemerintah dan beberapa pernyataan kebijakan umum mengenai cara untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kemusian pemerintah berupaya dengan menggunakan alat-alat moneter dan fiscal yang biasanya untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi dunia usaha, sehingga target-target tersebut dapat dipenuhi. Favoritisme ini mungkin dinyatakan dalam banyak cara, beberapa diantaranya meliputi konsensi pajak khusus bagi investor dan alokasi devisa (apabila devisa dikendalikan) untuk membeli barang-barang modal dan bahan baku yang diimpor.
Informasi mengenai rencana dan anggaran pembangunan nasional dilaporkan secara teratur dalam publiikasi seperti Bisnis Indonesia dan Business Amerika. Atase perdagangan dikedutaan-kedutaan AS dan kamar dagang AS diluar negeri adalah sumber-sumber informasi tambahan.
3.1.5. Dimensi-Dimensi Industri Setiap perusahaan menaruh perhatian terhadap berita-berita ekonomi umum kerena dampaknya terhadap pembelian konsumen, harga bahan baku, dan keputusan-keputusan investasi. Tetapi, faktor-faktor adalah lebih signifikansi daripada yang lainnya untuk suatu industri tertentu atau untuk suatu bidang fungsional tertentu disuatu perusahaan. Tren ukuran dan pertumbuhan industri otomotif adalah amat penting bagi produsen ban misalnya, tetapi tidak berarti buat produsen alat-alat rumah tangga. Demikian pula jumlah operator mesin yang lulus sekolah-sekolah teknik tidak berguna bagi para pejabat keuangan, meskipun data ini sangat penting bagi para manajer sumber daya manusia dari pabrik manufaktur. Para manajer tidak hanya menginginkan data mengenai industri perusahaan itu sendiri, tetapi juga mengenai industri-industri yang memasok kepada dan membeli dari perusahan tersebut.
4.1. Kekuatan Sosio Politik Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam dunia bisnis seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di negara yang bersangkutan. Selain itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hastrat pemerintah dalam mendorong pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan sumber alam. Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai sumber-sumber ideologi dan ada banyak lagi sumber-sumber lainnya. Hal ini meliputi masalah nasionalisme, terorisme, budaya, tingkat stabilitas pemerintah, hubungan dengan organisasi internasional dan badan usaha milik negara.
4.1.1. Kekuatan Ideologi Beberapa ideologi seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme, liberal dan konservatif, sayap kiri dan sayap kanan sering digunakan untuk menjelaskan pemerintah, partai politik dan masyarakat. 4.1.1.1. Komunisme Komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx adalah teori perubahan sosial yang diarahkan kepada cita-cita masyarakat tanpa kelas. Komunis yang dikembangkan oleh Lenin dan lain-lainnya melibatkan penguasaan kekuatan melalui partai politik konspirasi, memelihara kekuatan dengan menekan keras oposisi internal, dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir sebuah negara komunis dunia. Pengambilalihan (expropriation). Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang asing, diikuti dengan kompensasi yang segera, memadai dan efektif yang dibayarkan kepada pemilik sebelumnya. Penyitaan (confiscation). Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang-orang asing, tanpa pembayaran kepada mereka.
4.1.1.2. Kapitalisme Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana alat-alat produksi dan distribusi sebagian besar dimiliki dan dioperasikan oleh swasta untuk keuntungan pribadi. Realitas dalam negara kapitalis benar-benar sangat kompleks. Pemerintah kapitalis biasanya mengatur usaha milik swasta dengan cukup ketat dan pemerintah memiliki badan-badan usaha.
4.1.1.3. Sosialisme Sosialisme adalah Kepemilikan oleh masyarakat secara kolektif atas alat-alat produksi dan distribusi dasar, dioperasikan untuk digunakan ketimbang mencari laba. Dalam pelaksanaannya, pemerintah sosialis bervariasi dan cenderung tidak konsisten dengan
doktrin.Salah satu contoh misalnya Singapura yang menurut bentuknya negara sosialis tetapi dalam kenyataannya adalah kapitalis agresif. 4.1.1.4. Konservatif atau Liberal Kita tidak akan meninggalkan pokok bahasan ideologi tanpa menyebutkan kata-kata ini seperti yang telah digunakan di pertengahan dan akhir abab 20. Secara politis, di Amerika Serikat kata konservatif dapat dikonotasikan seorang, kelompok, atau partai yang ingin meminimalkan kegiatan pemerintah dan memaksimalkan kegiatan usaha swasta dan perorangan. Konservatif dapat diartikan sesuatu yang dianggap sebagai sayap kanan, tetapi di Amerika Serikat dan Inggris yang terakhir ini lebih bersifat ekstrim. Konotasi konservatif berbeda-beda tergantung aplikasinya. Kelompok masyarakat atau kelompok lainnya yang mencoba merintangi dan bahkan menghentikan kegiatan yang dilakukan pemerintah disebut konservatif. Sedangkan di Amerika dan Inggris kelompok konservatif menghendaki keterlibatan pemerintah sekecil mungkin. Secara politis pada awal abab 20 di Amerika, kata liberal berarti sebaliknya dari yang diartikan pada abab 19. Liberal sama dengan sayap kiri, tetapi yang terakhir ini pada umumnya cenderung menunjukkan posisi yang lebih ekstrim dan lebih dekat kepada sosialisme dan komunisme.
4.1.2. Badan Usaha Milik Negara Kita mungkin berpendapat bahwa kepemilikan pemerintah atas faktor produksi hanya ditemukan di negara-negara komunis atau sosialis, tetapi pendapat tersebut tidak benar.Segmen bisnis besar dikuasai oleh pemerintah suatu negara yang tidak menganggap dirinya sendiri sebagai komunis atau sosialis. Banyak alasan mungkin tumpang tindih, mengapa pemerintah menguasai perusahaan. Alasan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. Menarik uang karena perusahaan dimaksud diperkirakan memperoleh banyak laba. 2. Pemerintah yakin mampu mengoperasionalkan perusahaan dimaksud dengan lebih efisien dan lebih banyak menghasilkan uang.
3. Untuk tujuan ideologi, khususnya apabila sayap kiri pemerintah memenangkan pemilihan dan bermaksud menasionalisasi perusahaan. 4. Untuk memperoleh dukungan suara 5. Karena pemerintah telah menyuntikkan dana ke perusahaan atau industri sebagai akibat dari hasil pengawasan. Bila terjadi persaingan antara perusahaan milik negara dengan perusahaan swasta biasanya perusahaan milik pemerintah menang dan mendapatkan keuntungan. Hal ini disebabkan: 1. Perusahaan milik negara dapat menurunkan harga secara tidak wajar karena tidak berorientasi untuk mencari laba. 2. Perusahaan milik negara dapat memperoleh dana/modal lebih murah. 3. Perusahaan milik negara memperoleh kontrak kerja dari pemerintah. 4. Pemerintah milik negara memperoleh kemudahan ekspor. 5. Perusahaan milik negara mendapat bantuan tenaga dari pemerintah sehingga mengurangi biaya upah.
4.1.3. Privatisasi Privatisasi adalah pemindahan aset sektor publik kepada sektor swasta, pemindahan manajemen kegiatan negara melalui kontrak-kontrak dan leasing, dan mengontrakkan kepada pihak luar kegiatan-kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan oleh negara. Perlu dicatat bahwa privatisasi tidak selalu berarti pemindahan kepemilikan dari pemerintah ke swasta. Privatisasi dapat berupa kontrak dengan swasta untuk kegiatan yang semula dilaksanakan oleh pemerintah. Privatisasi juga dapat dilaksanakan dengan usaha patungan, kerjasama dalam mengoperasikan usaha yang semula sepenuhnya dikelola oleh pemerintah.
4.1.4. Nasionalisme Nasionalisme adalah pengabdian kepada bangsa, aspirasi atau kepentingan politik dan ekonomi serta tradisi sosial dan budaya sendiri. Dampak nasionalisme terhadap perusahaan internasional antara lain;
Permintaan lokal terhadap produk perakitan atau pabrikasi sangat minim.
Reservasi industri tertentu khususnya perusahaan lokal.
Pemerintah lebih suka menggunakan jasa pemasok lokal.
Pembatasan jumlah dan jenis tenaga asing.
Proteksi dengan menggunakan tarif, kuota dan lainnya.
Mengusahakan “Solusi Prancis” daripada pengambilalihan asing terhadap perusahaan lokal.
Yang paling ekstrim terjadinya pengambilalihan atau penyitaan.
4.1.5. Proteksi Pemerintah
Berdasarakan fakta sejarah, fungsi pemerintah, apapun ideologinya, pasti melakukan proteksi atas kegiatan ekonomi, pertanian, pertambangan dan sebagainya dalam wilayah kekuasaannya. Proteksi ini dilakukan bila ada serangan, kerusakan perampokkan oleh teroris, bandit atau gerakan revolusioner serta penyerbuan dari negara lain.
4.1.6. Terorisme. Tindakan kekerasan melawan hukum yang diikatkan untuk bermacam-macam alasan,termasuk menggulingkan pemerintahan, memperoleh pembebasan rekan-rekannya yang dipenjara, pembalasan yang pasti untuk kesalahan-kesalahan nyata maupun khayalan, dan menghukum orang-orang yang tidak mempercayai agama teroris tersebut. Sejak tahun 1970-an, dunia dikejutkan dengan terorisme. Beberapa kelompok telah melakukan pembajakan pesawat,
penembakan dan penculikan orang, dan pengeboman orang dan benda lainnya. Kelompok teroris tidak suka dengan keteraturan masyarakat, ekonomi dan politik. 4.1.7. Perubahan Terorisme. Ditinjau dari sisi positifnya, teroris di Eropa Timur dan Uni Soviet telah kehilangan apa yang menjadi haknya, seperti pekerjaan dan mengikuti pendidikan. Ditinjau dari sisi negatifnya, beberapa kegiatan teroris telah menghancurkan kejayaan soviet. Kelompok teroris yang dibentuk berdasarkan suku seperti yang terjadi di Eropa, berjuang untuk kepentingan sukunya termasuk tanah untuk rakyatnya. 4.1.8. Stabilitas Pemerintahan Pemerintah dapat dikatakan stabil apabila ia dapat mempertahankan kekuasaannya sendiri dan jika kebijaksanaan fiskal, moneter dan politik dapat diramalkan dan tidak terkena perubahan-perubahan radikal dan tiba-tiba. Stabilitas pemerintahan dapat dilakukan melalui dua pendekatan. Pertama sekadar memelihara kemampuan untuk tetap memerintah, atau membuat kebijaksanaan pemerintah yang stabil dan permanen. Dengan terciptanya kestabilan, kebijaksanaan pemerintah atau bila ada perubahan secara bertahap, dapat meningkatkan dan menstabilkan dunia usaha (kegiatan perdagangan dan keuangan). Instabilitas pemerintah yang tidak stabil adalah kebalikan dari yang stabil; ia tidak dapat mempertahankan kekuasaannya sendiri atau melakukan perubahan-perubahan kebijaksanaan yang tiba-tiba, tidak dapat diprediksi dan tiba-tiba. 4.1.9. Kebencian Tradisional Disini hanya akan diuraikan sedikit tentang kebencian tradisional untuk menggambarkan dampaknya terhadap dunia usaha dan perdagangan internasional. Kebencian Tradisional adalah permusuhan yang telah berlangsung lama antara suku, ras, agama, ideologi atau negara.
4.1.10. Asesmen Risiko Suatu Negara (CRA) Pengaksesan Risiko Negara (CRA). Bank atau bisnis yang memiliki aset atau piutang dari negara asing, atau mempertimbangkan pinjaman atau investasi di sana, mengevaluasi bahwa situasi dan kebijaksanaan ekonomi negara itu serta politiknya untuk menentukan berapa banyak risiko yang ada karena kehilangan aset atau tidak dibayar.Kejadian politik akhir-akhir ini, mendorong perusahaan internasional untuk mengembangkan CRA. Perusahaan yang telah menggunakan CRA hendaknya melakukan pembaharuan sehingga dapat diperoleh CRA yang muktahir, sedangkan perusahaan yang belum menggunakan CRA disarankan untuk segera menggunakannya. 4.1.11. Bentuk-bentuk Risiko di Suatu Negara Risiko yang diakibatkan oleh kegiatan politik di suatu negara biasanya berkembang secara alamiah. Akibat itu antara lain; perang, revolusi dan kudeta. Yang penting bagi dunia bisnis adalah perubahan yang terjadi dalam pemerintahan. Risiko lainnya yaitu masalah ekonomi atau keuangan. Masalah keuangan mungkin terjadi defisit pada pertimbangan pembayaran atau rata-rata inflasi yang tinggi dan penjadwalan kembali pembayaran utang. 4.1.12. Muatan Informasi Dalam CRA Berbagai informasi termasuk yang disajikan dalam CRA perlu dijadikan bahan pertimbangan oleh perusahaan dalam memutuskan tingkat risiko di suatu negara. Selain itu, perlu dipertimbangkan pula sifat usaha perusahaan Jangka waktu investasi, pinjaman atau lainnya yang berkaitan dengan laba. Pada umumnya analisa faktor sosial, politik dan ekonomi secara makro maupun mikro dilaksanakan oleh instansi-instansi/lembaga swasta maupun pemerintah analisa ini memakan waktu yang cukup lama. Pada saat ini sangat ditekankan pentingnya CRA dan memaksimumkan pemanfaatannya untuk kemajuan perusahaan. Dalam melakukan analisa ini kadang-kadang dipengaruhi oleh keinginan manajemen puncak. Selain menggunakan CRA hasil perusahaan/instansi maupun lembaga lain, hasil analisa CRA oleh perusahaan sendiri perlu diperhatikan dan ditingkatkan kualitasnya.
4.1.13. Pelajaran yang Diperoleh dari Krisis Utang Luar Negeri Paling tidak ada 5 hal yang harus diperhatikan dalam analisa CRA. Pertama ,negaranegara berkembang sangat menentang hal-hal dari luar yang mengejutkan. Kedua , krisis utang pembangunan telah menunjukkan bahwa kebijaksanaan ekonomi negara penerima pinjaman dapat berakibat pada kurang mampunya pembayaran hutangnya.Negara-negara yang mengalami krisis berat pada umumnya adalah negara yang kebijaksanaan keuangan dan fiskalnya bersifat meluas. Ketiga , Perubahan ekonomi yang stabil adalah persyaratan utama bagi negara yang berhutang banyak agar mampu membayar dan mengurangi beban hutangnya. Keempat , pemulihan penyelesaian masalah secara sepotong-potong memerlukan biaya tinggi. Ketegangan masalah sosial dan politik semakin tinggi dan penyelesaiannya cenderung dengan melaksanakan pemilihan umum yang demokratis. Kelima , yang perlu diperhatikan untuk para analisis CRA mengenai krisis hutang adalah dampak gelombang globalisasi yang diakibatkan adanya goncangan ekonomi.
4.2. Kekuatan Hukum 4.2.1. Lingkungan Hukum Suatu perusahaan dalam negeri harus mengikuti hukum dan kebiasaan negara asalnya. Bisnis internasional menghadapi tugas yang lebih rumit. Perusahaan itu harus menaati bukan hanya undang-undang negaranya sendiri tetapi juga undang-undang semua negara tujuan tempat beroperasinya. Hukum negara asal maupun hukum negara tujuan dapat sangat mempengaruhi cara perusahaan-perusahaan Internasional menjalankan bisnisnya. Contohnya, beberapa perusahaan internet telah memilih untuk menempatkan usahanya diluar RRC karena peraturanperaturan yang tampaknya diterapkan dengan sewenang-wenang oleh pemerintahnya.
4.2.2. Kekuatan Hukum •
Kekuatan hukum yang dihadapi bisnis Internasional sangat rumit karena bisnis dipengaruhi
oleh berbagai undang-undang dan peraturan yang dibuat oleh negara bagian/ daerah, negara maupun organisasi internasional. •
Pemerintah yang stabil dan adanya sistim pengadilan yang baik diperlukan untuk menjamin
lingkungan kondusif bagi pelaku bisnis. Bentuk hukum internasional •
Hukum internasional publik: hubungan hukum antar pemerintah,termasuk hubungan
diplomatik, dan segala hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban suatu negara berdaulat •
Hukum internasional privat/swasta:hukum transaksi antar individu dan perusahaan yang
melalui batas Negara 4.2.3. Perbedaan dalam Sistem Hukum Sistem hukum nasional sangat berbeda-beda karena alas an-alasan sejarah, budaya, politik dan agama. Tatanan hukum, peran pengacara, beban pembuktian, hak atas peninjauan kembali dan tentu saja undang-undang itu sendiri berbeda-beda dari negara ke negara. 1. Hukum Anglo Saxon Hukum Anglo-Saxon (common law) adalah fondasi sistem hukum di Inggris dan bekas koloni-koloninya termasuk AS, Kanada, Australia, India, Selandia Baru, Barbados, Saint Kitts, dan Nevis, dan Malaysia. Hukum Anglo-Saxon didasarkan pada kebijakan kumulatif putusanputusan para hakim tentang masing-masing perkara sepanjang sejarah. 2. Hukum Kontinental Hukum Kontinental (civil law) didasarkan pada suatu kodifikasi atau daftar lengkap tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan. Salah satu perbedaan penting antara hukum Anglo-Saxon dan hukum continental tampak jelas dalam peran hakim dan pengacara.
3. Hukum Agama Hukum Agama didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang diciptakan secara resmi yang mengatur iman dan praktik suatu agama tertentu. Suatu negara yang menerapkan hukum agama untuk tindakan perdata dan pidana disebut teokrasi. 4. Hukum Birokratis Sistem hukum dinegara-negaara komunis dan kediktatoran sering digambarkan sebagai hukum birokratis. Hukum Birokratis adalah apa saja yang dikatakan para birokrat, tanpa mempedulikan hukum formal negara tersebut.
Hukum yang berorientasi ke Dalam Negeri
Hukum negara-negara tempat bisnis internasional dijalankan memegang peran utama dalam menciptakan peluang-peluang yang tersedia bagi perusahaan. Beberapa diantara hukum ini terutama dirancang untuk mengatur lingkungan ekonomi dalam negeri. Hukum seperti itu mempengaruhi segala segi usaha dalam negeri suatu perusahaan. Pengelolaan tenaga kerjanya (undang-undang rekrutmen, kompensasi, dan hubungan tenaga kerja), pembiayaan usahausahanya (undang-undang surat berharga, perbankan, kredit), pemasaran produk-produknya (undang-undang periklanan, distribusi dan perlindungan konsumen), dan pengembangan serta penggunaan teknologi (undang-undang paten, hak cipta dan merek dagang).
Hukum Langsung mempengaruhi Transaksi Bisnis
Suatu negara mungkin akan berupaya mengajak negara kedua untuk mengubah kebijakan yang tidak diinginkan dengan menerapkan sanksi- larangan perdagangan dengan negara tersebut. Sanksi dapat mengambil berbagai bentuk, seperti larangan akses ke barang-barang berteknologi tinggi, penarikan perlakuan tariff istimewa, pemboikotan barang-barang negara tersebut, dan penolakan pinjaman baru.
Embargo sanksi menyeluruh terhadap perdagangan dengan negara tetentu dapat diterapkan negara-negara yang bertindak serentak atau sendiri-sendiri. Contohnya, PBB mengembargo semua perdagangan dengan Irak setelah invasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990.
Hukum yang ditujukan ke Perusahaan-perusahaan Asing
Sering, ketika pemerintah kiri memperoleh kekuasaan, mereka memilih untuk memindahkan kepemilikan sumber daya sector swasta ke sector pemerintah, suatu proses yang dikenal sebagai nasionalisasi. Yang paling rentan terhadap tindakan-tindakan semacam ini adalah industry yang tidak mudah dipindahkan. Industri-industri paday modal seperti baja, kimia, dan penyulingan minyak. Apabila pemerintah negara tujuan memberikan ganti rugi kepada pemilik swasta atas kerugian mereka, pengalihan tersebut dinamai eksprosiasi (pengambialihan). Apabila pemerintah negara tujuan tersebut tidak member ganti rugi, pengalihan tersebut dinamakan konfiskasi (penyitaan). 5. Dampak Ekonomi dan Politik Perusahaan-perusahaan multinasional mempengaruhi setiap perekonomian local dimana perusahaan tersebut bersaing dan beroperasi. Perusahaan multinasional juga membayar pajak, yang akan menguntungkan perekonomian local dan membantu meningkatkan jasa pendidikan, transportasi da pelayan kota lainnya. 6. Dampak Budaya Perusahaan-perusahaan multinasional juga dapat mempunyai pengaruh besar terhadap budaya yang menjadi tempatnya beroperasi. Ketika perusahaan ini menaikkan standar hidup local dan memperkenalkan produk dan jasa baru yang sebelumnya tidak tersedia masyarakat dalam budaya negara tujuan tersebut mengembangkan norma, standar, dan perilaku yang baru.
BAB III KESIMPULAN Pengetahuan tentang budaya – budaya lain dan bagaimana budaya tersebut mempengaruhi cara orang – orang melakukan bisnis bisa menunjukkan kepada para pelaku bisnis yang bekerja didalam budaya yang berbeda dari budaya mereka sendiri,bahwa solusi – solusi mereka tidak selalu baik untuk suatu tugas yang diberikan. Memahami hal ini merupakan langkah pertama dalam mempelajari bagaimana menggunakan perbedaan budaya untuk memperoleh keuntungan strategis. Analisis ekonomi internasional hendaknya juga memberikan data ekonomi mengenai pasar aktual maupun prospektif. Juga, sebagai bagian dari penilaian atas kekuatan-kekuatan kompetitif, banyak perusahaan memantau kondisi ekonomi dari negaranegara dimana para pesaing utamanya berlokasi, karena perubahan kondisi bisa memperrkuat atau memperlemah kemampuan para pesaing untuk bersaing dipasar dunia. Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam dunia bisnis seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di negara yang bersangkutan. Selain itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hastrat pemerintah dalam mendorong pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan sumber alam. Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai sumber-sumber ideologi dan ada banyak lagi sumber-sumber lainnya. Hal ini meliputi masalah nasionalisme, terorisme, budaya, tingkat stabilitas pemerintah, hubungan dengan organisasi internasional dan badan usaha milik negara. Kekuatan hukum yang dihadapi bisnis Internasional sangat rumit karena bisnis dipengaruhi oleh berbagai undang-undang dan peraturan yang dibuat oleh negara bagian/ daerah, negara maupun organisasi internasional.
DAFTAR PUSTAKA http://indahdear.blogspot.co.id/2010/11/kekuatan-kekuatan-ekonomi-dan.html http://tugasdanmakalahku.blogspot.co.id/2013/02/kekuatan-politik-dalam-bisnis.html http://bisnisinternas.blogspot.co.id/2013/12/bab-ix-kekuatan-sosiokultural.html http://goesur25.blogspot.co.id/2014/04/kekuatan-hukum-teknologi-dan-politik.html