BREAKING BAD NEWS Skill lab dan dr. Warih Andan P, Sp.KJ
Apakah itu berita buruk? “ Setiap berita yang secara drastic dan negative mengubah pandangan pasien atas masa depannya.” Ada banyak alsan mengapa para dokter mengalami kesulitan menyampaikan berita buruk. Sebuah keprihatinan bersama adalah bagaimana bagaimana berita akan akan mempengaruhi mempengaruhi pasien dan ini sering digunakan digunakan untuk membenarka membenarkan n berita penahanan penahanan buruk. buruk.
Yang perlu dimiliki oleh seorang dokter dalam menyampaikan berita buruk: buruk: 1. Seperangkat ketrampilan komunikasi - Teknik menyampaikan berita buruk - empati 2. Ilmu yang memadai tentang berita yang disampaikan
Tujuan Bad News Interview: 1. Mengumpulkan informasi dari pasien (dokter tahu tentang pengetahuan pasien, harapan dan kesiapan pasien untuk mendengar berita buruk) buruk) 2. Memberikan informasi yang dimengerti sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasien 3. Mendukung pasien dengan ketrampilan untuk mengurangi dampak emosional 4. Mengembangkan strategi dalam bentuk rencana pengobatan dengan masukan dan kerjasama pasien
Enam Langkah strategi penyampaian berita buruk: Buckman‟s 6-step 6-step guide “S.P.I.K.E.S.” S – etting, – etting, listening Skills P – atient‟s – atient‟s Perception I – nvite – nvite patient to share Information K – nowledge – nowledge transmission E - xplore Emotions and Empathize S – ummarize – ummarize & Strategize
1.
Setting, Listening Skills Sebelum menyampaikan kabar buruk kepada pasien, perlu adanya persiapan untuk menjamin kelancaran penyampaian informasi kepada pasien, sebagai berikut: a. Persiapkan diri sendiri Dokter sebagai penyampai „bad news‟ mempersiapkan menta l terlebih dahulu agar tidak ikut larut dalam emosi pasien nantinya, namun tetap berempati sebagaimana mestinya. b. Perkenalkan diri Yang harus dihindari: tampak nervous di hadapan pasien, bahkan sebelum menyampaikan kabar buruk. Tips: siapkan tissue di saku, untuk diberikan pada pasien bila pasien menangis c. Privasi pasien Penyampaian kabar buruk tidak boleh dilakukan di tempat yang ramai atau banyak orang. Hendaknya dilakukan di tempat tenang yang tertutup seperti kamar praktek ataupun dengan menutup tirai di sekeliling tempat tidur pasien d. Libatkan pendamping Untuk menghindari kesan kurang baik yang dapat muncul bila pasien dan dokter berada di tempat tertutup (untuk menjaga privasi), diperlukan satu pendamping. Yang dapat menjadi pendamping: - Keluarga terdekat pasien à satu saja, apabila terlalu banyak dapat menyulitkan dokter untuk menangani emosi dan persepsi banyak orang sekaligus - Perawat atau ko ass yang ikut terlibat dalam perawatan pasien e. Posisi duduk Posisi pasien dan dokter sebaiknya setara. Dokter menyampaikan kabar buruk dalam posisi duduk. Tujuan: untuk menghilangkan kesan bahwa dokter berkuasa atas pasien dan memojokkan pasien Sebaiknya penghalang fisik seperti meja, dihindari. Duduk di sofa jika ada lebih baik. f. Listening mode: ON Sebelum menyampaikan kabar buruk, hendaknya persiapkan kemampuan „mendengar‟, secara prinsip meliputi: - Silence: Jangan memotong kata-kata pasien ataupun berbicara tumpang tindih dengan pasien - Repetition: Ulangi kata-kata pasien atau berikan tanggapan, untuk menunjukkan pemahamanterhadap apa yang ingin disampaikan pasien
- Availability: Dokter harus ada di tempat mulai awal hingga akhir penyampaian kabar buruk. Jangan sampai ada gangguan berupa interupsi, seperti ada sms, telepon, , atau aktifkan mode silent, jika ada tamu minta bantuan pada perawat untuk mengatasi tamu yang mungkin datang. 2.
Patient‟s Perception Sebelum menyampaikan kabar buruk, hendaknya dokter mengetahui persepsi pasien terhadap: - Kondisi medis dirinya sendiri Tanyakan sejauh mana informasi yang pasien ketahui tentang penyakitnya beserta kemungkinan terburuk yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut - Harapannya terhadap hasil medikasi yang ia tempuh Tanyakan perkiraan pasien terhadap hasil medikasi Tujuan mengetahui kedua aspek tersebut bukan semata-mata untuk mengubah persepsi pasien agar sesuai dengan kenyataan, melainkan sebagai jalan untuk menilai kesenjangan antara persepsi dan harapan pasien dengan kenyataan sebagai pertimbangan penyampaian kabar buruk agar tidak terlalu membuat pasien terguncang.
3.
Invitation to share Information - Tanyakan apakah pasien ingin tahu perkembangan mengenai keadaannya atau tidak. Apabila pasien menyatakan diri belum siap, pertimbangkan untuk menyampaikan di waktu lain yang lebih tepat dan minta pasien untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu - Apabila pasien menyatakan ingin tahu perkembangan mengenai keadaannya, tanyakan sejauh mana ia ingin tahu, secara umum ataukah mendetail.
4.
Knowledge transmission “Penyampaian „bad news‟” - Sebelum menyampaikan kabar buruk, lakukan „warning shot‟ sebagai pembukaan katakan pada pasien bahwa ada „kabar buruk‟ yang akan disampaikan pada pasien agar pasien tidak kaget. - Cara penyampaian: Gunakan bahasa yang sama dan hindari jargon medis. Sampaikan informasi sedikit demi sedikit (bertahap)
Setiap menyampaikan sepenggal informasi, nilai ekspresi dan tanggapan pasien, beri waktu pasien untuk bertanya ataupun sekedar mengekspresikan emosinya. Bila kondisi pasien tampak memungkinkan untuk menerima informasi tahapselanjutnya, teruskan penyampaian informasi. Bila pasien tampak sangat tergunjang hingga tidak memungkinkan untuk menerima lebih banyak informasi lagi, pertimbangkan penyampaian ulang kabar buruk di lain waktu sambil mempersiapkan pasien. Sampaikan dengan intonasi yang jelas namun lembut, tempo yang tidak terlalu cepat dengan jeda untuk member kesempatan pada pasien dalam mencerna kalimat yang ia terima.
5.
Explore Emotions and Empathize - Amati selalu ekspresi dan emosi pasien serta apa yang mendasari perubahan emosinya (informasi mana yang merubah emosinya), nilai sejauh mana kondisi emosi pasien - Tunjukkan pengertian atas kondisi emosi pasien. Dalam hal ini, menunjukkan pengertian tidak diartikan sebagai „menge rti apa yang dirasakan pasien‟, namun lebih pada „dapat memahami bahwa apa yang dirasakan pasien saat ini adalah sesuatu yang dapat dimaklumi‟.
6.
Summarize and Strategize - Di akhir percakapan, review kembali percakapan secara keseluruhan: simpulkan „kabar buruk‟ yang tadinya disampaikan secara bertahap (sedikit demi sedikit). - Simpulkan juga tanggapan yang diberikan pasien selama kabar buruk disampaikan, tunjukkan bahwa dokter mendengarkan dan mengerti apa yang disampaikan pasien - Berikan pasien kesempatan bertanya - Berikan feed back - Diskusikan rencana untuk menindaklanjuti kabar buruk yang telah disampaikan pada pasien
CHECKLIST BREAKING BAD NEWS DAN CONTOH KALIMATNYA
No 1
Skills S= persiapan dan sambutan
salam
Standar
Contoh Kalimat
Salam, memperkenalkan diri (bila perlu), mempersilahkan duduk, sambung rasa dilakukan dengan ramah dan keterbukaan
Assalamu‟alaikum bapak, mari silahkan duduk Pak. Kalau kurang nyaman bilang saja ya Pak, mungkin AC nya kedinginan atau gimana. Bapak dengan siapa datang kesini? Diajak masuk saja Pak. Bisa ditambah: Menanyakan dan meminta hasil pemeriksaan yang dianjurkan sebelum pertemuan.
2
P=Persepsi
Dokter melakukan pengecekan terhadap tingkat pengetahuan klien terhadap penyakit atau problemnya
3
I= Invitation
Dokter mengetahui seberapa besar keingintahuan klien terhadap penyakit atau problemnya
4
K= Knowledge
Dokter menyampaikan berita buruk dimulai
1. Bagaimana Bu Atik, apa yang sudah Ibu ketahui sejauh ini tentang penyakit ibu 2. Bagaimana pak Hasan, apakah bapak mengetahui tujuan kami melakukan pemeriksaan…. kemarin? 3. Bagaimana mbak Sarah, apakah mbak sarah kuatir dengan penyakit atau keluhan-keluhan yang diderita selama ini? 4. Bagaimana dik Hasan, apa yang telah disampaikan dr. X tentang penyakit yang ibu derita ini? 1. Apakah ibu menginginkan saya untuk memberikan penjelasan tentang kondisi ibu? 2. Apakah saat ini Bapak bersedia mendengarkan penjelasan tentang hasil test yang saya terima dan memberikan waktu kepada saya kesempatan untuk membicarakan rencana selanjutnya? 1. Saya mohon maaf karena harus menyampaikan
dengan:
-
5
6
E= Emotion Empathic
Fire warning shot, ada jeda waktu untuk memperhatikan respon verbal dan non verbal
berita ini…. 2. Begini pak Ali, saya sebenarnya berat untuk menyampaikan berita ini, berdasarkan hasil pemeriksaan kemarin, Bapak saat ini menderita…. 3. Saya kuatir berita ini tidak baik. Hasil tes menunjukkan bahwa bapak menderita… 4. Maaf, hasil tes yang kami terima, tidak seperti yang kita harapkan 5. Kami telah menerima hasil tes bapak, dan tampaknya ini lebih serius dari yang saya harapkan Menjelaskan dengan bahasa awam, jangan memakai bahasa medis yang sulit dimengerti
Berita buruk disampaikan dengan secara lembut, jelas, mudah dimengerti, dan tidak terlalu banyak dan Respon empati dokter (verbal dan non Refleksi perasaan: verbal) dilakukan dengan: 1. Saya memahami, keadaan ini sangat berat bagi g. Akurat (refleksi perasaan), natural ibu (dokter dapat sambil bergerak mendekati (refleksi isi), kehangatan, kesejatian klien, bila memungkinkan dapat dengan (sesuai) mengusap punggung atau menggenggam tangan klien) 2. Saya memahami kekecewaan bapak, … 3. Memberikan tissue, secangkir the Refleksi Isi: 1. Berita ini pasti sangat berat untuk bapak. Dapatkan bapak mengatakan bagaimana perasaan Bapak saat ini? 2. Saya lihat bapak tampak takut. Dapatkah saya tahu apa yang sangat menakutkan untuk Bapak? 3. Dapatkah ibu menceritakan perasaan ibu?
4. Apakah berita ini sangat berarti untuk ibu? 5. Bapak kelihatan sangat cemas, bisakah bapak menceritakan… 7
S= Strategy Sumary
8
9 10
Penutup
and Dokter memberikan informasi yang dibutuhkan klien dengan pengetahuan yang memadai Dokter dapat membantu klien untuk bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya Dokter membuat rangkuman atas diskusi yang telah dilakukan Dokter memberikan kesempatan untuk bertanya dan kesediaan untuk berkonsultasi lagi
Pertanyaan yang mungkin ditanyakan pasien pada kita: Dokter : Sebelum saya menyampaikan hasil pemeriksaan, saya mau menanyakan apakah bapak siap mendengarkan? Pasien : Kok kayaknya serius dok? Dokter : Iya Pak, soalnya biar tahu bagaimana langkah kedepannya Pasien : Kira kira ini bahaya tidak dok? Dokter : Kalau bapak menanyakan berbahaya atau tidak, saya harus jujur bilang ini cukup berbahaya Pak. Pasien : Terus obatnya gimana dok? Dokter : Nah ini yang akan saya sarankan untuk ke spesialis untuk menentukan betul atau tidaknya dan terapi selanjutnya. Jika pasien tidak percaya dengan apa yang kita sampaikan, kita bisa bilang Dokter : Saya bisa memahami bahwa ini sangat berat bagi bapak, kalau bapak ingin memastikan lagi, bisa periksa dengan tes tes yang lain atau bisa minta opini kedua mungkin bisa dari dokter spesialis.
Contoh penutup: Kami juga berharap bapak tetep semangat dan selalu berdoa kepada Allah, sesungguhnya Allah memberikan cobaan kepada umatnya tidak melebihi kemampuan kita dan tidak hanya bapak yang mengalami ini, masih banyak mungkin di tempat lain yang mengalami kondisi seperti bapak.