Kata Pengantar
Indonesia dikenal dengan banyak keragam yang dimilikinya,salah satunya adalah bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan satu orang dengan orang lain. Di indonesia dengan adanya ragam bahasa, maka untuk menyatukan hal itu harus adanya bahasa pemersatu yaitu bahasa indonesia,bahasa indonesia sebagai jembatan untuk masyarakat indonesia yang beragam bahasa untuk dapat berkomuniukasi dengan masyarakat di daerah lain di indonesia. Pentingnya mengenal bahasa indonesia kita juga harus tau keragaman bahasa indonesia yang ada di indonesia ini,agar kita bisa dapat melestarikanya dan mengembangkannya. Semoga dengan dibuatkanya buku ini bisa dapat membantu para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.dalam pembuatan buku ini jika ada kesalahan kami dari para penulis harapanya para pembaca dapat memberikan maaf. Dalam penulisan buku ini penulis sadar banyak kekurangan maka dari itu kami penulis mengharapkan kritik dan saran yang membantu bagi pembaca.
Bengkulu, April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
....................................................................i KATA PENGANTAR ....................................................................i DAFTAR ISI ..................... .......... ...................... ..................... ..................... ...................... ................ ..... ii
BAB V RAGAM BAHASA INDONESIA 1.Latar Belakang ........................................................................................... 1 2.Pengertian ragam bahasa .......................................................................... 7 2.1 Media pengantarnya atau sarananya ......................................... 10 2.2 Berdasarkan situasi dan pemakaian ........................................... 11 3. Jenis- Jenis Ragam Bahasa Indonesia .................................................... 17 3.1 Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/dialek ) .................. ............... ... 17 3.2. Dialek............................................................................................. Dialek............................................................................................. 21 3.3 Ragam Baku .................................................................................. 24 3.4 Ragam Lisan .................................................................................. 29 3.5 Ragam Tulisan .............................................................................. 33 3.6 Ragam Tidak Baku ....................................................................... 36 3.7 Sosiolek .......................................................................................... 42 Latihan Soal ................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
....................................................................i KATA PENGANTAR ....................................................................i DAFTAR ISI ..................... .......... ...................... ..................... ..................... ...................... ................ ..... ii
BAB V RAGAM BAHASA INDONESIA 1.Latar Belakang ........................................................................................... 1 2.Pengertian ragam bahasa .......................................................................... 7 2.1 Media pengantarnya atau sarananya ......................................... 10 2.2 Berdasarkan situasi dan pemakaian ........................................... 11 3. Jenis- Jenis Ragam Bahasa Indonesia .................................................... 17 3.1 Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/dialek ) .................. ............... ... 17 3.2. Dialek............................................................................................. Dialek............................................................................................. 21 3.3 Ragam Baku .................................................................................. 24 3.4 Ragam Lisan .................................................................................. 29 3.5 Ragam Tulisan .............................................................................. 33 3.6 Ragam Tidak Baku ....................................................................... 36 3.7 Sosiolek .......................................................................................... 42 Latihan Soal ................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
BAB V
R
AGAM BAHASA INDONESIA
1.Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu alat komunikas. Melalui bahasa dalam saling berhubungan
atau berkomunikasi ,
saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemapuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hai inikarena bahas Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu. Penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan keperluannya, apapun latar belakangnya. Bahasa Indonesia wajib dipelajari oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar atau mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan ragam bahasa Indonesia yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakan berbeda beda baik secara lisan
ataupun tidak lisan namun yang
paling penting adalah bahasa lisan karena digunakan untuk
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
berbicara, mengemukakan pendapat, pidato , dan lain-lain. Bahasa Indonesia bisa diterpakan dan digunakan dengan baik
agar
identitas
kita
sebagai
bangsa
Indonesia
tidakhilang. Bahasa Indonesia merupakan bahsa bangsa kita yang sudah dipakai oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala sebelum Belanda menjajah Indonesia , namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia,
oleh
karena
itu
pengetahuan tentang ragam bahasa Indonesia cukup penting utuk mempelajari bahas Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai identitas bangsa kita yang sangat berharga Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa , terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari. Komunikasi lisan atau nonstandard yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa, akibatnya kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunkan bahsa tulis atau bahasa yang lebih standard an teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa terbata-bata atau mencampurkan bahsa standar
dengan
bahasa
nonstandard
atau
bahkan,
mencampurkan bahasa atau istilah asing kedalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahsa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa. Pada
dasarnya,
bahsa
memiliki
fungsi-fungsi
tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alaat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan control sosial. Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan
berdampak
pula
pada
perkembangan
dan
pertumbuhan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsepkonsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara atidak langsung memperakaya
khasanah bahasa
Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berekembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengatuhan dan teknologi itu, termasuk bahsa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu. Tanpa danya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidakk akan dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonsia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki keedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam perkembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran) Hasil pendaya gunaan daya nalar
itu sangat
bergantung pada ragam bahsa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baikk dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataannya bahwa bahsa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahsa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern. Ragam bahasa adalah variasi bahsa menurut pemkaian,
yang
berbeda-beda
menurut
topik
yang
dibocarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
orang
yang
dibicarakan,
pembicara.Ragam
bahasa
serta timbul
menurut
medium
seiring
dengan
perubahasan masyarakat. Perubahan itu berupa varaisvariasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar Indonesia
sebagai
negra
yang
multicultural,
memiliki banyak sekaali ragam bahasa disetiap daerahdaerah, dialek dan logat pun sangat berbeda-beda disetiap daerah. Oleh karena itu bahasa Indonesia dijadikan sebagai salah satu unsur pemersatu bangsa Indonesia. Tak lepas bahwa bhasa memiliki fungsi sebgai alat komunikasi, yang menjadikan bahasa Indonesia memiliki ciri khusus sebagai identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu bahsa dinilai sangat penting, dan wajib di pelajari oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
2.Pengertian ragam bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, dibicarakan,
yang
berbeda-beda
menuruthubungan
menurut
topik
pembicara,
yang kawan
bicara,orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundangundangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis. Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragambahasa itu berkembang
menjadi
sistem
bahasa
yang
memiliki
seperangkat kaidah yang tidak identikbenar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidahyang berbeda satu dari yang lain.
Di dalam bahasa Indonesia disamping dikenal kosa kata baku Indonesia dikenal pula kosa kata bahasa Indonesia ragam baku, yang alih-alih disebut sebagai kosa kata baku bahasa Indonesia baku. Kosa kata baasa Indonesia ragam baku atau kosa kata bahasa Indonesia baku adalah kosa kata baku bahasa Indonesia, yang
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
memiliki ciri kaidah bahasa Indonesia ragam baku, yang dijadikan
tolok
ukur
yang
ditetapkan
berdasarkan
kesepakatan penutur bahasa Indonesia, bukan otoritas lembaga atau instansi di dalam menggunakan bahasa Indonesiaragam baku. Jadi, kosa kata itu digunakan di dalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab. Walaupun
demikian,
tidak
tertutup
kemungkinan
digunakannya kosa kata ragam baku di dalam pemakian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa bahasa ragam yang bersangkutan. Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku
agar
dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980).
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
2.1 Media pengantarnya atau sarananya
a.Ragam lisan. b.Ragam tulis. Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya. Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
2.2 Berdasarkan situasi dan pemakaian
Ragam bahasa baku dapat berupa : (1) ragam bahasa baku tulis (2) ragam bahasa baku lisan. Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsurunsur bahasa di dalam struktur kalimat. a.Baku lisan Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat.
Namun,
hal
itu
tidak
mengurangi
ciri
kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasaitu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak
menunjukkan
ciri-ciri
ragam
tulis,
walaupun
direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda. Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata) : 1.Tata Bahasa (Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata) a.Ragam bahasa lisan : - Saya tinggal di Bengkulu -Saya berasal dari suku rejang b.Ragam bahasa Tulis : -Mereka tinggal di Bengkulu -Siti berasal dari suku rejang
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
2.Kosa kata Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata : a.Ragam Lisan -Ariani bilang kalau kita pergi ke Kaur -Kita harus buat Pantai Panjang ini menjadi wisata internasional
b.Ragam Tulis -Ariani mengatakan bahwa kita pergi ke Kaur -Kita harus buat Pantai Panjang ini menjadi wisata internasional Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi standar dan nonstandar. a.ragam standar, b.ragam nonstandar, c.ragam semi standar. Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998: 14).
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan : a.topik yang sedang dibahas, b.hubungan antarpembicara, c.medium yang digunakan, d.lingkungan, atau e.situasi saat pembicaraan terjadi Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandar : •penggunaan kata sapaan dan kata ganti, •penggunaan kata tertentu, •penggunaan imbuhan, •penggunaan kata sambung (konjungsi), dan •penggunaan fungsi yang lengkap. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar dan ragam nonstandar.Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atauistilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti. Penggunaan kata sambung (konjungsi)dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan dihilangkan.Kadang kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat. Contoh : (1) Ibu mengatakan, kita akan pergi besok ke Curup(1a) Ibu mengatakan bahwa kita akan pergi besok ke Curup. Pada contoh (1) merupakan ragam semistandar dan diperbaiki contoh (1a) yang merupakan ragam standar. Contoh : (2) Mereka bekerja keras membangun benteng Marlborought.
(2a)
Mereka
bekerja
keras
untuk
membangun benteng Marlborought. Kalimat (1) kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan kalimat (2) kehilangan kata depan (untuk). Dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering dihilangkan. Hal ini menunjukkan bahwa laras jurnalistik termasuk
ragam
semi
standar.Kelengkapan
fungsi
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
merupakan ciriterakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan
karena
situasi
mendukung
pengertian.
sudah
Dalam
dianggap
cukup
kalimat-kalimat
yang
nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita menjawab “Tau.” untuk menyatak an „tidak tahu‟. Sebenarnya, pembedaan lain yang juga muncul tetapi tidak disebutkan di atas adalah Intonasi.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
3. Jenis- Jenis Ragam Bahasa
3.1 Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/dialek )
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bengkulu,Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Bengkulu tampak pada pelafalan “o” pada posisi akhir saat melafalkan kata tanya seperti “apo”,”siapo”. Ragam daerah adalah ragam bahasa yang menyebar secara geografis atau horizontal. Ragam daerah disebut juga logat (Alwi et al, 2003 : 3) yaitu bentuk yang berbeda secara sistematis yang dapat saling dimengerti dalam sebuah bahasa. (Fromkin et al 2003 : 445). Dengan demikian,bahasa sebagai sebuah kesatuan terdiri atas bermacam-macam dialek yang pada batas terendahnya adalah idiolek (Robins, 1989 : 61).
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Dialek dapat dikenali berdasarkan ciri khasnya yang meliputi tekanan, turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi
yang membangun aksen yang khas
(Alwiet al 2003 :4). Aksen adalah ciri wicara yang menunjukkan
identitas
dialek
penutur.
Aksen
biasadigunakan untuk menyebut ciri bahasa yang diujarkan oleh yang bukan merupakan penutur aslinya (Fromkin et al 2003 : 447). Dialek bukan merupakan bagian inferior dari sebuah bahasa karena bahasa merupakan kumpulan dari banyak dialek. Perbedaan antardialek berdasarkan letak geografisnya dapat dilihat dalam peta dialek yangdibatasi oleh garis yang disebut isoglos (Fromkin et al 2003 : 451).Isoglos membatasi satu dialek dengan dialek lainnya karena ciri-ciri linguistik (Romaine, 2000 : 136)tetapi dapat juga karena kondisi alam atau politik. Ciri-ciri dialek yang ditandai dalam isoglos tidak tersebar secara acak di suatu daerah melainkan cenderung mempunyai distribusi yang sama
sehingga
sebuah
peta
dialek
memperlihatkan
beberapa isoglos yang kira-kira mengikuti garis yang sama, khususnya garis-garis yang berkaitan dengan ciri-ciridalam gramatika dan lafal.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Contoh ragam bahasa dialek:
Cut : Mak Wo? Mak Wo:ngapo nak? Cut:Cut ndak ngerayau ke Pantai Wehawang Mak Wo:awu pegilah,jangan petang nian balik
Dialek sosial ( social dialect ) adalah dialek yang dipakai oleh kelas sosial tertentu atau yang menyebar secara vertical di masyarakat. Yang dimaksud dengan kelas sosial adalah sekelompok orang dalam masyarakat yang mempunyai
karakteristik
atau
norma-norma
tertentu
berdasarkan perbedaan status sosialnya.Kelompok sosial dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin, jender, umur, pekerjaan sebagainya
atau
profesi,pendidikan,
(Romaine,
2000
:
pendapatan, 67).Pada
dan
awalnya,
masyarakat menggunakan bahasa yang seragam tetapi pada saat masyarakat berkembang, pendidikan mempunyai peranan yang menentukan bentuk bahasa yang dipakai (Holmes, 2001 :132). Sebagai contoh bahasa yang berkembang di lingkup vertikal yang digunakan oleh berbagai profesi berbeda-beda.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Bahasa yang digunakan oleh kalangan militer berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh kalangan kedokteran, sastrawan, dan politisi. Bahasa yang digunakan oleh golongan terpelajar berbeda dengan kaum yang tidak terpelajar.Penelitian yang dilakukan berkenaan dengan dialek sosial di banyak negara menunjukkan adanya hubungan yang tetap antara status sosial dan pola berbahasa. Orang Orang dari kelompok sosial yang berbeda berbicara secara berbeda. Perbedaan yang paling mudah dijumpai adalah penggunaan kosakata yang berlainan(Holmes, 2001 : 135).
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
3.2.idialek
Idialek adalah ciri ujaran pribadi dalam berbahasa yang tidak dipakai dalam pemakaian bahasapribadi. Hal tersebut berarti setiap orang mempunyai ciri ujaran pribadi yang tidak sama. Idiolek disebut juga bahasa orang perseorangan atau kebiasaan seseorang dalam berbicara (Robins, 1989 : 61). Bahasa Indonesia mungkin terdiri dari ratusan idiolek atau setara dengan jumlah penutur bahasa Indonesia yang akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Perbedaan gaya perseorangan dan perbedaan dialek merupakan akibat dari banyak sekali perbedaan tersendiri dalam berbicara dan menulis yang tampak pada segala tataran : dalam lafal, gramatika dan makna kata-kata tertentu. Dialek regional adalah dialek yang tersebar secara horizontal.Dialek regional dapat bercirikan perbedaan leksikal atau kosa kata yang digunakan dalam menunjuk objek yang sama (Fromkin et al 2003 448), perbedaan sintaktik dalam penyusunan kalimat yang mengacu sebuah peristiwa yang sama dan perbedaan fonologis pada kata yang sama (Fromkin et al 2003 : 453) perbedaan yang terjadi di suatu daerah tetapi tidak menyebar ke daerah lain. Ketika perbedaan terakumulasi di daerah tertentu dan
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
bahasa tersebut membentuk karakter yang berbeda maka akhirnya menjadi dialek tersendiri. Bahasa yang digunakan dalam masyarakat tidak sama, variasi bahasa tersebut disebut ragam bahasa. Ragam bahasa yang menyebar secara horizontal disebut dengan dialek regional, sedangkan yang menyebar secara vertikal disebut dialek sosial. Perbedaan yang paling mudah diidentifikasi adalah penggunaan kosakata yang berbeda untuk menunjuk hal yang sama atau penggunaan struktur kalimat yang berbeda untuk menyatakan hal yang sama. Perbedaan tersebut disebabkan oleh status sosial yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan atau profesi, dan penghasilan.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang
tata
bahasa,
misalnya
mebawa
seharusnya
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
3.3 Ragam Baku
Ragam bahasa baku merupakan ragam bahasa yang standar, bersifat formal. Tuntutan untuk menggunakan ragam bahasa seperti ini biasa ditemukan dalam pertemuan pertemuan yang bersifat formal, dalam tulisan-tulisan ilmiah (makalah, skripsi, tesis, disertasi), percakapan dengan pihak yang berstatus akademis yang lebih tinggi, dan sebagainya. Ragam bahasa menurut pendidikan penuturnya menunjukkan perbedaan yang jelas antara kaum yang berpendidikan formal dan yang tidak, dan ragam bahasa orang yang berpendidikan atau terpelajar lazim diterima sebagai ragam baku ( standard language) (Alwi et al 2003: 45). Bahasa baku sebenarnya adalah sebuah dialek atau sekelompok dialek yang banyak persamaannya, yang mempunyai martabat tinggi sebagai bahasa orang terpelajar atau sebagai bahasa suatu kelompok masyarakat terhormat (Robins, 1992 : 67). Ragam baku juga merupakan ragam bahasa yang diperkenalkan dalam buku ajar untuk pembelajaran orang asing yang mempelajari bahasa tertentu (Bloomfield, 1993 : 41). Ragam
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis dan kecendekiaan. Kemantapan dinamis berarti kemantapan yang tidak kaku, yang cukup luwes atau fleksibel sehingga memungkinkan perubahan sistematik dan teratur dibidang kosa
kata
dan
peristilahan
serta
mengizinkan
perkembangan yang diperlukan dalam kehidupan modern. Kecendekiaan berkaitan dengan perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar yang mengungkapkan penalaran yang teratur dan masuk akal (Alwi et al 2003 : 13-14). Ragam bahasa baku memiliki tiga fungsi yang bersifat simbolik dan satu fungsi yang bersifat objektif.Ketiga fungsi yang bersifat simblikitu adalah (1) sebagai pemersatu yang menghubungkan
semua
penuturdialek
bahasa
yang
bersangkutan, (2)pemberi kekhasan, fungsi ini membedakan bahasa itu dari bahasa lainnya (3) pembawa kewibawaan, fungsi ini berhubungan dengan usaha
orang
untuk
mencapai
kesederajatan
dengan
peradaban lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku itu sendiri.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Fungsi objektif bahasa baku adalah sebagai kerangka acuan bagi pemakaian bahasa melalui norma dan kaidah yang jelas yang menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa orang atau golongan (Alwi etal 2003 : 14-16).Bahasa nasional (nationallanguage) adalah bahasa yangmenjadi standar atau lingua franca dinegara yang mempunyai banyak bahasa karena perkembangan sejarah : kesepakatan bangsa atau ketetapan
undang-
undang (Kamus BesarBahasa Indonesia, 2002). Di negara dengan banyak bahasa, pemerintah mendeklarasikan bahasa tertentu sebagai bahasa nasional dengan alasan politik (Holmes, 2001 : 97).Bahasa nasional adalah bahasa politik, kebudayaan dan unit-unit sosial yang lain. Bahasa nasional dikembangkan dan digunakan sebagai simbol nasional dan fungsinya adalah sebagai identitas bangsa dan alat pemersatu. Sementara itu, bahasa resmi digunakan
dalam
komunikasi
adalah bahasa yang resmi,seperti
dalam
perundang-undangan dan surat-menyurat dinas, dan diakui sebagai
sarana
interaksi
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan fungsi jabatan (Kamus Besar BahasaIndonesia, 2002). Ada suatu negara yang mengunakan satu bahasa sebagai bahasa resmi dan sekaligus bahasa nasional. Akan
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
tetapi ada juga negara yang menggunakan bahasa yang berbeda sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi.
Ragam baku itu mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :
1. Mantap Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe- akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi peakan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada bentuk lepas tangan, lepas pantai, dan lepas landas merupakan contoh kemantapan kaidah bahasa baku.
2. Dinamis Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki
adanya
bentuk
mati.
Kata
langganan
mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan tempat took tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan. 3. Cendekia
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat – tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang – orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal. Dalam kehidupan berbahasa, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam tulisan, ragam baku dan tidak baku. Oleh sebab itu, muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku – buku pelajaran atau buku – buku ilmiah lainnya. Bagi dunia periklanan, misalnya, ragam bahasa yang dianggap baku ialah bahasa yang lebih bersifat menjual; selama bersifat menjual, bakulah bahasa mereka meskipun kalau ditilik secara preskriptif pastilah tidak tepat. Atau bagi kalangan penerbitan, gaya selingkung mereka merupakan standar kebakuan yang tidak boleh tidak diikuti oleh para editornya karena dengan demikian mereka
menjaga
konsistensinya,
terlepas
dari
perkembangan kebakuan yang dirumuskan oleh pihak Pusat Bahasa
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
3.4 Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya
pada
saat
orang
berpidato
atau
memberi
sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan
yang
nonstandar,
misalnya
dalam
percakapan
antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya. Ciri-ciri ragam Lisan: 1.Perlu kehadiran lawan tutur 2.Unsur gramatikal tidak lengkap 3.Terikat ruang dan waktu 4.Dipengaruhi pungtuasi, jeda, ritme suara Bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.Sudah tentu, bahwa bahasa yang diucapkan dengan
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
lisan berbeda dengan bahasa yang dituliskan dengan tulisan. Bahasanya mungkin sama, namun ukuran, bentuk dan susunan katanya seringkali berbeda. Hal ini tentu saja lumrah dan tidak mengejutkan kita. Sebagaimana mana nada yang sama bisa menghasilkan genre musik berbeda seperti pop, rock, dan orkestra, demikian pula halnya dengan bahasa. Dan hal yang membuat kedua bentuk ini berbeda terletak pada waktu ketika dibuatnya kedua bentuk bahasa tersebut. Ketika suatu pesan diproduksi oleh seseorang, terjadilah proses pengkondisian, dan proses penafsiran. Biasanya bahasa yang keluar akan berbeda meskipun dari orang yang sama, antara bahasa tulisannya dengan bahasa lisan. Terkadang bahasa lisan lebih mudah dipahami oleh pendengar dan terkadang tidak. Dan faktor terbesar yang mempengaruhi perbedaan tersebut adalah penekanan dalam hal waktu. Bahasa lisan memiliki waktu yang sangat terbatas bagi pengguna bahasa untuk memilih kata dan struktur yang cocok untuk situasi dan kondisi yang ada, bagaimana mengungkapkannya, ataupun untuk mengecek apakah poin yang dia inginkan sudah tersampaikan dengan baik.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Perbedaan dari segi waktu ini akhirnya mendorong pengguna bahasa lisan untuk melakukan beberapa hal yang berbeda dari yang dilakukan oleh pengguna bahasa tulis. Mereka akhirnya sering melakukan perbaikan-perbaikan kata secara langsung, ditambah lagi karena pemahaman yang lebih baik tentang keadaan dan situasi pendengar, dia pun sering menggunakan elipsis, atau pelesapan atau pemenggalan kata. Dan karena tekanan waktu pula, biasanya seorang pengguna bahasa lisan akan menggunakan beberapa cara untuk memanfaatkan waktu yang ada untuk memproduksi bahasa lisannya, di antaranya dengan
menggunakan
jeda
antara
kalimat
seefisien
mungkin. Dua orang individu dapat saling mengerti satu sama lain, jika kaidah yang dimiliki oleh masing – masing orang itu memiliki kesamaan satu sama lain.Tidak dapat dipungkiri, bahwa semua bahasa mempunyai ragam tulis dan ragam lisan,
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Perhatikan contoh percakapan berikut ini Risa: “hai,Risa” Siti: “apo nian Siti?” Risa: “udah pernah belom ke Curug Sembilan?” Siti: “idak ambo pernah ke situ,padahal ambo ndak nian” Risa: “kapan kita kesana?” Siti: “kelaklah eh,ambo ndak ngerjain tugas bahasa Indonesia” Risa: “yaudah deh,aku pulang dulu yah.” Percakapan di atas merupakan contoh dari ragam bahasa lisan yang mana Risa dan Siti langsung berbicara atau secara lisan dan bertatap muka. Dalam hal ini ragam bahasa lisan lainnya juga dapat berupa pidato yang disampikan secara langsung antara seseorang dengan banyak orang atau dengan kata lain kita sering melakukan bahasa lisan dalam kehidupan sehari-hari.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
3.5 Ragam Tulisan
Ada pendapat yang mengatakan bahwa ragam tulis adalah pengalihan ragam lisan kedalam ragam tulis (huruf). Pendapat ini tidak dapat dibenarkan seratus persen sebab tidak semua ragam lisan dapat dituliskan; sebaliknya, tidak semua ragam tulis dapat dilisankan. Kaidah yang berlaku bagi ragam lisan belum tentu berlaku bagi ragam tulis. Berbeda dengan bahasa lisan, dalam bahasa tulisan anusia dapat menuangkan apa yang ada dalam pikirannya pada secarik kertas dan kemudian disimpan untuk sehari, sebulan, setahun, atau bahkan lebih dari itu. Bahan dalam bentuk
tulisan
ini
dimengerti
oleh
siapapun
yang
membacanya selama mereka memakai bahasa yang sama. Meskipun untuk tujuan yang berbeda, apa yang dikatakan oleh Carnie (2002: 3). Tidak ada makhluk lain didunia ini yang dapat berkomunikasi dengan symbol symbol seperti ini ! namun, berbeda dengan kemampuan berujar, kemampuan membaca bukanlah sesuatu yang kodrati. Orang tidak harus dapat membaca untuk mempertahankan hidupnya. Di luar kedua cara komunikasi linguistik ini, yaitu lisan dan tulisan, boleh dikatan tidak ada cara lain untuk berkomunikasi, mengingat, terutama dalam pembahasan
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
dasar seperti ini, kita harus mengesampingkan sistem – sistem yang khusus dan terbatas seperti komunikasi dengan isyarat yang dipakai para tuna rungu dan tuna wicara, dan sistem – sistem sekunder lainnya. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kelas, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi susastra belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada diluar ruang itu. Sebaliknya ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi,ruang dan waktu. Suatu tulisan dalam sebuah buku yang dituis oleh seorang penulis Indonesia dapat dipakai dan dipahami oleh orang yang berada di Amerika atau Inggris. Sebuah buku yang ditulis pada tahun 1985 akan dapat dipahami dan dibaca oleh orang yang hidup tahun 2008 dan seterusnya. Hal itu dimungkinkan oleh kelengkapan unsur – unsur dalam ragam tulis. Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap dari pada ragam lisan. Fungsi – fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki
agar
orang yang diajak bicara mengerti isi tulisan itu. Contoh
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku,majalah,dan surat kabar atau surat lainnya.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
3.6 Ragam Tidak Baku
Ragam tidak baku banyak mengandung unsur-unsur dialek dan bahasa daerah sehingga ragam bahasa tidak baku banyak sekali variasinya. Selain dialek, ragam bahasa tidak baku juga bervariasi dalam hal lafal atau pengucapan, kosa kata, struktur kalimat dan sebagainya. Untuk mengatasi keanekaragaman
pemakaian
bahasa
yang
merupakan
variasi dari bahasa tidak baku maka diperlukan bahasa bahasa baku atau bahasa standar. Mengapa? Karena bahasa baku
tidak
ketunggalan
hanya
ditandai
ciri-cirinya
oleh
tetapi
kesergaman
juga
ditandai
dan oleh
keseragaman dan ketunggalan fungsi-fungsinya. Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus. Bahasa tidak baku adalah bahasa yang digunakan dalam kehidupan santai (tidak resmi) sehari-hari yang biasanya digunakan pada keluarga, teman, dan di pasar. Fungsi
penggunaan
bahasa
nonbaku
adalah
untuk
mengakrabkan diri dan menciptakan kenyamanan serta
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
kelancaran saat berkomunikasi (berbahasa). pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti kaidah bahasa atau gramatikal baku, melainkan kaidah gramatikal nonbaku. Pemakaian bahasa Indonesia baku dengan baik adalah pemakaian bahasa Indonesia yang mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa baku. Pemakaian bahasa Indonesia nonbaku dengan baik adalah pemakaian bahasa yang tidak mengikuti atau sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa Indonesia nonbaku. Bahasa nonbaku juga memiliki ciri khas yaitu: 1. walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang sama. 2. dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman. 3. dapat terpengaruh oleh bahasa asing. 4. digunakan pada situasi santai/tidak resmi.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Contoh: Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia
Tidak
Baku
Ahmad memandang pantai Ahmad mandang pantai yang yang
ada
di
depan
rumahnya. Hama
ada di depan rumahnya. Hama wereng serang padi
wereng
menyerang petani yang sudah mulai
padi petani yang sudahmulai menguning di desa Arga menguning di desa Arga
Mulyo.
Mulyo.
Anak
nak
itu
sudah
sudah
mampu
walaupun
masih
Bengkulu terbata-bata.
berbicara walaupun
mampu bicara
itu
masih
terbata-
bata. Kuliah sudah berjalan dengan lancar.
Kuliah sudah jalan dengan lancar.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Berikut contoh artikel yang merupakan salah satu contoh ragam bahasa,
Di wilayah Bengkulu pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Di bawah Kesultanan Banten, mereka menjadi vazal.Sebagian wilayah Bengkulu, juga pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inderapura semenjak abad ke-17. British East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan ladaBencoolen/Coolen yang berasal dari bahasa inggris "Cut Land" yang berarti tanah patah wilayah ini adalah wilayah patahan gempa bumi yang paling aktif di dunia dan kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang menjadi Kota Bengkulu. Saat itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William Cowley untuk mencari pengganti pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ke tangan VOC, dan EIC dilarang berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada tanggal 12 Juli1685 mengizinkan Inggris untuk mendirikan
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
benteng dan berbagai gedung perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara Sungai Serut. Sejak tahun 1713, dibangun benteng Marlborough (selesai 1719) yang hingga sekarang masih tegak berdiri. Namun, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat itu tidak menguntungkan karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi. Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung). Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda. Penemuan deposit emasdi daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19 menjadikan tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan penambangan komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit. Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan, termasuk Sukarno. Pada masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawatiyang
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
kelak menjadi istrinya. Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan. Baru sejak tanggal 18 November1968 ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-26 (termuda sebelum Timor Timur). Rasa bangga tersendiri menjadi anak Indonesia, yang memiliki banyak keistimewaan, adat istiadat,ragam budaya, terutama bahasa yang sangat unik dari setiap suku bangsa, lestarikan keistimewaan yang kita punya ini, rawatlah ragam bahasa yang Indonesia miliki….. AKU….INDONESIA!!!!!!!!!!! KAMU…..INDONESIA!!!!!! KITA……
INDONESIA!!!!!!!!!!!
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
3.7 Sosiolek
Sosiolek adalah idiolek-idiolek yang menunujukan persamaan dengan idiolek-idiolek lain yang disebabkan oleh kedekatan sosial, yaitu penutur-penutur idiolek tersebut termasuk dalam suatu golongan masyarakat yang sama (Nababan, 1984: 4). Di dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang dapat dilihat dari golongan sosialnya, maka idiolek-idiolek tersebut dapat terlihat. Sosiolek juga disebut dengan dialek sosial yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya (Chaer, 1995: 84). Variasi ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya seperti
usia,
pendidikan,
pekerjaan,
keadaan
sosial
ekonomi, dan kelas sosial para penuturnya. Variasi ini cenderung menyangkut masalah pribadi penuturnya seperti faktor
usia,
pendidikan,
seks,
pekerjaan,
tingkat
kebangsawanan, dan keadaan ekonomi. Melalui perbedaan perbedaan golongan tersebut dapat terlihat variasi bahasa yang digunakan pada para penutur. Berdasarkan usia kita bisa melihat perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh kanak-kanak, para remaja, orang dewasa, dan orang yang tergolong lansia. Contohnya
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
pada anak-anak sering menggunakan kata pipis apabila akan buang air kecil namun para remaja, orang dewasa, dan orang tergolong lansia tidak akan menggunakan kata pipis lagi untuk ijin buang air kecil, namun akan menggunakan kata “ijin ke belakang”. Orang yang sudah remaja sampai tergolong lansia cenderung lebih menggunakan kata yang lebih sopan untuk ijin buang air kecil. Bedasarkan pendidikan kita juga bisa melihat adanya variasi sosial, para penutur yang memperoleh pendidikan tinggi akan berbeda variasi bahasanya dengan mereka yang hanya berpendidikan menengah, rendah, atau yang tidak berpendidikan sama sekali. Perbedaan ini yang paling jelas adalah dalam bidang penggunaan kosakata Contoh di Bengkulu ada dua media dari harian RBTV yaitu media eloktronik yang melaui televisi yang menyiarkan berita melalui media gambar atau pun video dan juga ada media Koran harian ,na disini bisa kita lihat dari minat orang yang berpendidikan dan orang yang berpendidikan rendah , karna dengan orang pendidikan yang tinggi dia akan lebih ingin membaca media Koran dan dia juga bisa menikmati media gambar yang di siarkan pertelevisian RBTV di Bengkulu
,namun yang berbeda
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
dari pendidikan rendah lebih memilih menikmati media gambar atau video , Maka kualitas pembicaraannya juga akan berbeda, sehingga variasi bahasa yang digunakan juga akan berbeda Berdasarkan jenis kelamin variasi bahasa juga akan terlihat.
Terlihat
pada
percakapan
oleh
sekelompok
mahasiswi atau ibu-ibu yang lebih senang membicarakan orang
lain.
Dibandingkan
dengan
percakapan
yang
dilakukan oleh sekelompok mahasiswa atau bapak-bapak yang lebih sering membicarakan hal yang digemarinya seperti membicarakan mesin, onderdil motor atau mobil, dan membicarakan pekerjaanya. Perbedaan tersebut tampak bahwa variasi bahasa yang digunakan oleh kaum wanita berbeda dengan kaum pria. Berdasarkan pekerjaan juga dapat menyebabkan adanya variasi bahasa yang digunakan. Pembicaraan yang dibincangkan
oleh
pekerja
yang
bekerja
di
suatu
perusahaan, guru, dokter atau bekerja yang lebih bergengsi akan berbeda dengan orang yang bekerja hanya sebagai buruh, pedagang kecil, pengemudi kendaraan umum. Perbedaan bahasa mereka terutama karena lingkungan tugas meraka terutama tampak pada bidang kosakata yang
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
mereka gunakan. Orang yang bekerja sebagai buruh, pengemudi kendaraan umum, pedagang kecil bahasa yang digunakan dalam percakapannya akan cenderung lebih kasar dan kurang sopan karena faktor lingkungan mereka yang sehari-harinya berada dilingkungan umum yang bergaul dengan orang disekelilingnya yang cenderung menggunakan bahasa yang kurang sopan atau kasar. Berbeda dengan para pekerja pengusaha, guru, dokter penggunaan bahasa dalam percakapannya akan lebih hatihati dalam berbicara dengan lawan bicaranya. Bahasa yang digunakan juga akan lebih sopan dan berpendidikan karena lingkungan
sekitarnya
adalah
orang-orang
yang
berpendidikan tinggi. Contoh :
adanya percakapan antara seorang
nelayan pantai panjang Bengkulu dan seorang dokter yang ingin membeli ikan di pantai panjang , di sana telihat jelas dari profesi dari kedua nya . Nelayan : ndak cari ikan apo pak untuk lauk di rumah Dokter : permisi pak saya mau beli ikan arau yang segar yang baru di pancing .
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Nelayan :ado pak ,banyak kami dapek . Dokter: berapa sekilo nya pak Nelayan : limo puluh ribu ajo pak dokter Dokter : saya beli sekilo pak Nelayan : iyo pak Disini kita bisa lihat perbedaan dari bahasa dan tata cara nya dalam
bercakap,yang mana dokter memulai
dengan mengucapkan permisi sebagai awal dari bercakap.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Soal latihan 1. Ragam Bahasa adalahvariasibahasamenurutpemakaian, yang berbeda-bedamenuruttopik yang dibicarakan, menuruthubunganpembicara, kawanbicara,orang yang dibicarakan, sertamenurut medium pembicara.merupakanpengertianragambahasadarise orangilmuan yang bernama; a. DendySugono b. Bachman c. Tomosmunro d. Adam smith e. DendySugono 2. Apamasalahpokokdalampengggunaanbahaasa Indonesia menurutDendySugono? a. Srtukturkalimat yang sulit b. Masalahcarapengucapandanpenerapannya c. Masalahtataletakbahasadansukukatanya d. masalahpenggunaanbahasabakudantakbaku
3. Ditinjaudari media atausarana yang digunakanuntukmenghasilkanbahasa, yaitu; a. ragambahasalisan, ragambahasatulis b. bahasabaku c. bahasatakbaku d. bahasa EYD
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
4. adaberapapembagianragambahasamenurutMenurut Felicia a. ragamtulisdanlisan b. ragamtulis c. ragamlisan d. ragammakna
5. buku-bukupelajaran, teks, majalah, suratkabar, poster, iklanmerupakancontohdari : a. ragamtulis b. Ragamtulisstandar c. Ragamtulisnonstandar d. Ragamkarya
6. Ada beraparagambahasaberdasarkanragamtulis a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
7.Cut :MakWo? MakWo:ngaponak? Cut:CutndakngerayaukePantaiWehawang MakWo:awupegilah,janganpetangnianbalik Dari percakapan di atas ,inimerupakancontohdari? a. b. c. d.
ragambahasadialek bahasasunda bahasabaku dialog biasa
8. Ragam bahasa berdasarkan pendekatan sosial adalah pengertian dari a . ragam bahasa sosiolek b.ragam bahasa sunda c. ragam bahasa tulis d. ragam bahasa lisan 9.Dibawah ini yang merupakan ciri khas dari ragam bahasa nonbaku,kecuali a. dapat terpengaruh oleh perkembangan zaman. b. dapat terpengaruh oleh bahasa asing. c. digunakan pada situasi santai/tidak resmi. d. digunakan dalam situasi resmi
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
10.dibawah ini yang termasuk sifat ragam bahasa baku adalah, kecuali a. Dinamis b.fleksibel c. mantap d. cendikiawan 11.Ragam bahasa dialek dipengaruhi karena a. kebiasaan b. daerah dan letak geografis c. budaya d. kesepakatan 12. Dalam dunia bisnis biasanya menggunakan ragam bahasa a. idialek b. dialek
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
c. baku d. nonbaku 13. Bahasa yang dijadikan standar dalam suatu negara tertentu disebut sebagai bahasa a.bahasa nasional b. bahasa tulisan c.bahasa dialek d.bahasa indialek 14.Dibawah ini yang merupakan contoh dari bahasa sosiolek a. ragam bahasa buruh b.ragam bahasa pebisnis c.ragam bahasa peneliti d.ragam bahasa ilmiah 15. Dibawah ini merupakan bagian dari dialek ,kecuali
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
a. dialek regional b.dialek sosial c.dialek temporal d.dialek tradisional 16. Berdasarkan pendidikan terdapat variasi ragam bahasa yang ditandai dengan a.kosakata b.penuturan c.pelafalan d.notasi 17. Apa yang membedakan sehingga adanya variasi bahasa dalam masyarakat a.pandangan sosial b.logat di masyarakat c. status sosial d.adat di masyarakat 18. Yang tidak termasuk kalimat ragam bahasa nonbaku adalah a.Adik berjalan di Pantai Panjang b. Dia lempar rumah saudaranya c. polisi itu menjaga jalanan d. Dosen ngajar tengah malam
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
19. Kriteria penggunaan bahasa yang baik adalah a.ketepatan memilih ragam bahasa b.kalimat efektif c.kalimat mandiri d.bahasa sederhana 20. Kalimat baku terdapat pada a. Banyak alumni yang berhasil b. harap pelan-pelan,banyak anak kecil c. saya akan berbicara pada dia d. kepada ibunya dia mengadu Essay 1. Sebutkanapa yang menjadiperbedaanantararagamstandar, nonstandar, dan semi standar? 2. Apa yang dimaksuddengandilaek social? 3. Apa yang dimaksudtigafungsiragambahasa? 4. Seburtkandanjelaskansifatsifatragambahasabaku! 5. Jelaskanfungsiobjektifbahasabaku ?
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Jawaban Pilihan ganda 1. b 2. d 3. a 4. a 5. b 6. c 7. a 8. a 9. d 10. b 11. b 12. c 13. a 14. a 15. dS 16. a 17. c 18. a 19. a 20. a
1.
Pembedaanantararagamstandar, nonstandar, dan semi
standardilakukanberdasarkan : a.topik yang sedangdibahas, b.hubunganantarpembicara, c.medium yang digunakan,
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
d.lingkungan, atau e.situasisaatpembicaraanterjadi 2.
Dialeksosial
( social
dialect )
adalahdialek
yang
dipakaiolehkelassosialtertentuatau yang menyebarsecara vertical di masyarakat
3. fungsi yang bersifatsimblikituadalah (1) sebagaipemersatu yang menghubungkansemuapenuturdialekbahasa
yang
bersangkutan, (2)pemberikekhasan, fungsiini membedakanbahasaitudaribahasalainnya (3)
pembawakewibawaan,
fungsiiniberhubungandenganusaha
orang
untukmencapaikesederajatandenganperadaban
lain
yang
dikagumilewatpemerolehanbahasabakuitusendiri.
4. sifat sifat ragam bahasa baku 1. Mantap Mantapartinyasesuaidengankaidahbahasa.Kalau kata rasa dibubuhiawalanpe-, akanterbentuk kata perasa. Kata rabadibubuhipe-
akanterbentuk
kata
peraba.
Bab v Ragam Bahasa Indonesia Bahasa indonesia
Olehkarenaitu,
menurutkemantapanbahasa,
kata
rajindibubuhipe- akanmenjadiperajin, bukanpengrajin.
2. Dinamis Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki
adanya
bentuk
mati.
Kata
langganan
mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan tempat took tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan. 3. Cendekia Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat – tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang – orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal.
5.Fungsiobjektifbahasabakuadalahsebagaikerangkaacuanba gipemakaianbahasamelaluinormadankaidah yang jelas yang menjaditolokukurbagibenartidaknyapemakaianbahasa orang ataugolongan.
DAFTAR PUSTAKA
. 2003. Digitalized by USU digita library. .2013.
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Volume 6,
Nomor 1. Kesalahan Berbahasa Indonesia Mahasiswa S-1 PGSD STIKIP Nuuwar FakFak. sumber :http://tithagalz.wordpress.com/2010/10/03/ragam dan variasi bahasa. Arifin,Zaenal. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademi Presindo. Kridalaksana Harimurti.2003. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Ibrahim Syukur. Analisis Bahasa. Jakarta :Usaha Nasional. Nuryadi. Jurnal Suatu Kajian Sosiolinguistik. Sendieka.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files//2.Ragam dan Laras Bahasa.pdf
Data diri
Ali gafar al gafi Bengkulu,03 februari 1995 Bengkulu C1B013056
Ayu oktaria Bengkulu,20 oktober 1998 Bengkulu C1B016113
“The best sword that you have is a limitless patience ” Dasma
Fero Fernando C1B113018 Bengkulu,29 Juni 1994
Gatri Widya Laras C1B016037 Banda Aceh,12 April 1998 Bandar Lampung
Gopindo Curup, 06 april 1997 Curup C1B016060
Marta hotmarina sihotang Hutagorat, 14 juni 1998 Sidikalang,sumatera utara C1B016050
“komitmen 100% atau tidak sama sekali”