Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral berdasarka berdasarkan n:
1). Rumus Young Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus : (n/n + 12) x DM (dewasa)
n = umur dalam tahun
2). Rumus Dilling Untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus : (n/20) x DvgM
n = umur dalam tahun
Contoh:R/ Ekstrak Belladonce 0.12 Antipyrin
1,5
Lactosa
q.s
m.f.pulv.No. XII s.t.d.d.p.l. Pro Ani (15) 8 Dengan DM:20mg/80mg DM:1/4 Penyelesaian: a.DM untuk umur 15 th: Extr. Bellad
1 x p =15/20 x 20mg =15mg 1 hari=15/20 x 80mg=60mg
Antipyrin
1 x p =15/20 x 1 =0,75g=750mg 1 hari=15/20 x 4=3g=3.000mg
b.setiap bungkus mengandung mengandung : Extr. Bellad =0,12/12=0,01=10mg =0,12/12=0,01=10mg Antipyrin
= 1,5/12 =0,125 =125mg
c.pemakaian menurut resep : Extr. Bellad : 1 x p
=10mg
1 hari = 3 x 10mg =30mg
:1xp
=125mg
1 hari = 3 x 125mg=375mg
n = umur bayi dalam bulan
a. Rumus Clark (Berat badan dalam kilogram) / 70 kg x DM (dewasa) b.Rumus Augeberger: { (1½ BB+10) / 100 } x DM Keterangan: BB = BB anak dalam Kg
PUYER
Puyer atau pulvis adalah salah satu bentuk sediaan obat yang biasanya didapat dengan menghaluskan atau menghancurkan sediaan obat tablet atau kaplet yang biasanya terdiri atas sedikitnya dua macam obat. Alasan dibuatnya puyer adalah : 1. Pasien tidak bisa menelan tablet/pil/kapsul. biasanya pada pasien anak/balita 2. Tidak ada dosis yang sesuai pada sediaan yang ada 3. Jika pasien anak-anak mendapat obat lebih dari 1 macam 4. Tidak ada sediaan bentuk lain yang sesuai. misalnya bentuk syrup nya tida ada Keuntungan Puyer a. Mudah diminum Anak-anak biasanya susah untuk meminum tablet atau kapsul, s ehingga para dokter lebih sering meresepkan puyer, agar anak-anak mau meminum obat. b. Mudah
diserap
Puyer tidak perlu mengalami disintegrasi lagi, tetapi akan langsung larut, diabsorpsi,dan disebar ke seluruh tubuh c. Mempermudah pasien meminum obat Pada saat pasien meminum obat yang dalam jumlah banyak, jika dibuat dalam bentuk puyer. Kerugian puyer a. Tidak higienis Dikatakan tidak higienis bias disebabkan oleh beberapa hal, misalnya oleh lumpang atau alu yang masih tersisa oleh obat-obatan sebelumnya. b. Tidak homogen Kehomogenan suatu sediaan puyer dilihat dari warnanya yang tercampur rata, jika obatobat itu berbeda warna bisa diketahui jika sudah homogen atau tidak, tapi jika warna obatnya sama, akan susah mengetahui, apakah obat tersebut sudah homogen atau tidak c. Takaran tidak akurat
Di beberapa tempat, atau mungkin di semua tempat,pembagian serbuk-serbuk obat tersebut ke dalam kertas pembungkus, tidak dilakukan dengan ditimbang, tetapi lebih dengan pengamatan mata. Hal inilah yang bisa berbahaya, sebab mungkin di satu kertas A lebih beberapa miligram daripada di kertas B d. Adanya serbuk yang terbuang Dengan menggerus obat menjadi bentuk puyer, akan banyak serbuk obat yang terbuang di beberapa tempat e. Polifarmasi Polifarmasi sangat mungkin terjadi pada sediaan puyer. Adanya berbagai macam obat yang dicampur menjadi satu, dapat menimbulkan interaksi obat, selain itu juga mungkin akan timbul efek samping, atau juga bahkan bisa meningkatkan toksisitasnya f. Kestabilan terganggu Stabilitas obat tertentu dapat menurun bila bentuk aslinya digerus, misalnya bentuk tablet salut selaput (film coated), tablet salut selaput (enteric coated), atau obat yang tidak stabil (misalnya asam klavulanat) dan obat yang higroskopis (misalnya preparat yang mengandung enzim pencernaan). Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila dikelompokkan bisa dibagi :
Dosis Terapi yaitu dosis obat yang dapat digunakan untuk terapi atau pengobatan untuk penyembuhan penyakitt.
Dosis Maksimum yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah obat maksimum yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan.
Dosis Lethalis yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD) Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral : i). Rumus Young Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus : (n/n + 12) x DM (dewasa)
n = umur dalam tahun
ii). Rumus Dilling Untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus : (n/20) x DM
n = umur dalam tahun
iii). Rumus Fried (n/150) x DM
n = umur bayi dalam bulan
iv). Bila dalam berat badan Rumus Clark (Berat badan dalam kilogram) / 70 kg x DM (dewasa) Pengenceran bahan dalam mengerjakan resep biasanya kalau bahan obat yang akan ditimbang kurang dari 50 mg, karena penimbangan di bawah 50 mg kurang akurat maka dilakukan pengenceran supaya bahan obat yang jumlahnya kecil dosisnya dapat tetap dijaga. Misalnya bila dalam resep kita hendak menimbang Diazepam 20 mg. Timbang Diazepam 50 mg, bisa ditambahkan zat warna sedikit (untuk melihat kehomogenan campuran obat nanti), seperti carmin, ditambah saccharum lactis 2.450 mg. Dalam mortir, gerus saccharum lactis sebagian, tambahkan Diazepam, zat warna (carmin), gerus hingga homogen (warna merah merata), tambahkan sisa saccharum lactis sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen. Dari campuran ini ditimbang = 1.000 mg Untuk Diazepam 20 mg = 20/50 x 2.500 mg = 1.000 mg Dari campuran 1.000 mg ini mengandung 20 mg Diazepam dari hasil pengenceran Diazepam dalam saccharum lactis ini yaitu 1.000 mg (1:50). Pengenceran bisa dilakukan dengan perbandingan 10 kali, 30 kali , 50 kali. Hasil pengenceran dari serbuk ini sebaiknya paling sedikit 200 mg.
SIRUP SEDIAAN SIRUP Dalam Farmakope Indonesia edisi III,Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,kadar sakarosa,C 12H22O11,tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%.Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau perngganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat (Ansel, 1989) Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirop adalah 64-66% ,
kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007). Sirop adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang di dalamnya ditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jerni berasa manis. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit, dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga dapat meningkatkn kelarutan obat (Anonim, 1978).
Komponen sirup Sebagian besar sirup-sirup mengandung komponen-komponen berikut didamping air murni dan semua zat-zat obat yang ada: 1. Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula igunakan untuk memberi rasa manis dan kental
2.
Pengawet anti mikroba. Diantara pengawet-penagawet yang umum digunakan sebagi sirup denga konsentrasi lasim yang efektif adalah : asam benzoat (0,1-0,2 %), natrium benzoat (0,1-0,2 %) dan berbagi campuran metil-,profil,dan butil paraben (total ± 0,1 %). Sering kali alkohol digunakan dalam pembuatan sirup untuk membantu kelarutan bahan-bahan yang larut dalam alkohol, tetapi secara normal alkohol tidak ada dalm produk akhir dalm jumlah yang dianggap cukup sebagai pengawet (15-20 %).
3.
Pembau
4.
Pewarna. Untuk menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna yang berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan ( misalnya hijau untuk rasa permen, coklat untuk rasa coklat dan sebaginya). Pewarna yang digunakan umum larut dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain dari sirup, dan warna stabil pada kisaran pH dan dibawah cahaya yang intensif sirup tersebut mungkin menjadi enounter selama masa penyimpanan. Perasa. Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan -bahan yang berasal dari alam seperti minyak-minyak menguap (contoh : minyak jeruk), vanili dan lain-lainnya. Untuk membuat sirup jamin yang sedap rasanya. Karena sirup adalah sediaan air, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam
1.
air yang cukup. Akan tetapi, kadang-kadang sejumlah kecill alkohol ditambahkan kesirup untuk menjamin kelangsungan kelarutan dari pemberi rasa yang kelarutannya dalam air buruk.
2.
Biasanya untuk untuk sirup yang dibuat dalam perdagangan,mengandung pelarutpelarut khusus,pembantu kelarutan,kental,dan stabilisator. JENIS-JENIS SIRUP 1.Sirup simplek: mengandung 65% gula dengan larutan nipagin 0.25% b/v 2.Sirup obat : mengandung 1 jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan dan di gunakan untuk pengobatan 3.Sirup pewangi : tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain
Keuntungan 1. 2.
Sesuai untuk pasien yang sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson, anak - anak). Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak - anak karena rasanya lebih enak dan warna lebih menarik.
3.
Sesuai untuk yang bersifat sangat higroskopis dan deliquescent.
Kerugian 1.
Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.
2.
Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran/kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan oleh pasien. Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien.
3.
Tidak sesuai untuk bahan obat yang rasanya tidak enak misalnya sangat pahit (sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent).
4.
Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense atau eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alcohol, suspense stabilitasnya lebih rendah tergaantung ormulasi dan suspending egent yang digunakan.
5. Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying agent yang digunakan). 6. Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan haInya beberapa hari). 7.
Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang khusus pula.
AETHYLMORPHINIEPHETONINISIRUPUS Sirop Etilmorfina Efetonina Sirop Dionina Efetonina 34 Komposisi
Tiap 5 ml mengandung : Aethylmorphini Hydrochloridum Epetonium Thymi sirupi hingga
Penyimpanan Dosis
2 mg 5 mg 5 ml
Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, ditempat sejuk. 4 kali sehari 1 sampai 2 sendok teh
dr. Anantaria Okawati Rambe SIP. No. 123/K/98 Jln. Balai Kota III No. 15 Kendari, 17 Maret 2011 R/
Aethylmorphini Hydrochloridum
2 mg
Epetonium
5 mg
Thymi sirupi ad
5 ml
S.4.d.d.c.cth II Pro
: Dea
Umur
: 5 Tahun
Alamat
: Jln. Bunga Matahari 2