KAYU DAN CIRI-CIRINYA
Kayu Mahoni
Ciri-ciri Kayu Mahoni
Tekstur cukup halus Serat indah Berwarna merah muda hingga merah tua. Mempunyai lingkaran tahun Banyak digunakan sebagai elemen dekorasi ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III dan Kelas Kuat II, III. Pohon mahoni banyak ditemui di antara hutan Jati di Pulau Jawa, atau ditanam di tepi jalan sebagai tanaman pelindung.. Kayu Mahoni Kayu Pinus
Ciri-ciri Kayu Pinus
Daun seperti jarum Kulit kasar Batang mengandung minyak/getah Untuk bahan cat Mempunyai lingkaran tahun Warnanya kuning gading Warna Kayu berwarna merah kecoklatan kecoklatan dan kayu gubal berwarna kuning dan krem.
Garis lingkaran tahun pinus radiata lumayan jelas terlihat sehingga garis serat kayu pada pembelahan tangensial bisa terlihat jelas pula. Kayu Lame
Ciri-ciri Kayu Lame
Ringan Mudah dibentuk atau dipahat Tahan lama. Tinggi bisa mencapai lebih dari 40 m. Batang pohon tua beralur sangat jelas, sayatan berwarna krem dan banyak mengeluarkan getah berwarna putih. Daun tersusun melingkar berbentuk lonjong atau elip. Panjang bunga lebih dari 1 cm, berwarna krem atau hijau, pada percabangan, panjang runjung bunga lebih dar 120 cm. Buah berwarna kuning merekah, berbentuk bumbung bercuping dua, sedikit berkayu, dengan ukuran panjang antara 15 – 32 cm, berisi banyak benih. Kayu Albasia
Ciri-ciri Kayu Albasia
Ringan
Mudah dibentuk atau dipahat Tahan lamaUmur pendek/Cepat besar Mudah patah Ada lingkaran tahun Pohon berukuran sedang sampai besar, tinggi dapat mencapai 40 m, tinggi batang bebas cabang 20 m. Tidak berbanir, kulit licin,berwarna kelabu muda, bulat agak lurus. Diameter pohon dewasa bisa mencapai 100 cm atau lebih. Tajuk berbentuk perisai, jarang, selalu hijau. Kayu Sungkai
Ciri-ciri Kayu sungkai:
tahan lama tekstur cukup halus serat indah dan berwarna kuning pucat Tanaman sungkai merupakan tanaman kayu-kayuan yang bisa mencapai tinggi 20-30 meter, dengan diameter batang mencapai 60 cm atau lebih. Tinggi batang bebas cabang bisa mencapai 15 meter. Bentuk batang lurus dengan lekuk kecil, tapi kadang-kadang bentuk batangnya jelek akibat serangan hama pucuk. Kulit berwarna abu-abu atau sawo muda, beralur dangkal mengelupas kecilkecil dan tipis. Penampang kulit luar berwarna coklat, kuning atau merah muda. Kayunya berteras dengan warna sawo muda. Rantingnya penuh dengan bulu-bulu halus. Tajuk tanaman berbentuk bulat telur dan pada umumnya kurang rimbun. Daun mejemuk bersirip ganjil, letak berpasangan dan anak-anak daun letaknya berpasangan atau berselang-selang, lancip, melancip pada ujungnya, anak daun dibagian bawahnya tertutup rapat dengan bulu-bulu halus. Bentuk buah kecil-kecil dan letak bunga berpasangan serta berkedudukan malai. Perakaran menyebar dangkal, tidak tahan terhadap kekuranagn zat asam lebih dari 10 hari Kayu Kamper
tidak terlalu awet dan kuat
serat halus dan indah, tidak tahan air tidak mempunyai lingkaran tahun mudah dikerjakan serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui. Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus dibandingkan daerah lain di Kalimantan. Kayu Jati
Ciri-ciri Kayu Jati:
kuat, tahan lama, serat dan tekstur indah,
tahan dari jamur, rayap dan serangga mudah dikerjakan, ada lingkaran tahun, terdapat banyak macam tapi yang paling indah jati kembang karna seratnya berwarna-warni jadi dinamakan jati kembang, tidak mudah memuai terhadap perubahan suhu. Bentuk pohon besar pada umur 100 tahun dengan tinggi 25-50 meter menurut bonitsit Batang dapat bulat dan lurus apabila tumbuh ditempat yang subur, tapi pada tanah-tanah yang kurang subur dan tegakan yang kurang rapat serta akibat dari kebakaran dan pengembalaanmempunyai kecenderungan untuk melengkung. Batang-batang yang besar biasanya menunjukkan penampang yang tidak rata. Bentuk dahan bengkok-bengkok dan berlekuk-lekuk, bercabang banyak dengan ranting-ranting yang kasar, berpenampang empat persegi dan berbulu banyak. Daun berhadapan, berpucuk lancip dan bertangkai pendek. Bagian atas hijau kasar, bagian bawah daun hijau kekuning-kuningan, berbulu halus. Dengan diantaranya rambut-rambut kelenjar merah mengembung, kalau dirusak daunnya menjadi merah. Susunan bunga banyak terminal, bulir-bulir bercabang tersusun, berbulu halus, panjang 40-70 cm dan lebar 55-80 cm dengan banyak sekali bunga bunga kecil, putih, berkelamin dua. Pada musim berbunga menyebabkan tajuk berwarna keputih-putihan. Buahnya berkulit keras, bulat agak berkeping dengan garis tengah 5-34 mm dengan inti beruang 3,4,6, atau 7 berwarna putih dan sangat keras. Pada dasanya terdapat 4 lubang kecil yaitu ujung alur-alur inti yang menyatu di tengah-tengah inti. Biasanya buah berbenih satu, jarang berbenih dua dan hampir tidak pernah berbenih tiga atau empat. Buahnya masak dalam musim kering yang berikutnya dan jatuh pada musim kemarau atau pada awal musim hujan berikutnya, hasil biasanya banyak tapi tidak sama tiap tahunnya. Pembungaan biasanya tiap tahun berbunga dengan lebat mulai pada awal musim hujan, dan bila air cukup dapat berbunga di musim kering (didaerah aliran sungai). Susunan akar di waktu muda bisa dikatakan cepat pertumbuhannya, dalam hal ini Jati termasuk jenis cepat tumbuhnya. Tidak lama akar tunggangnya bercabang-cabang sehingga akar pokok tidak nyata lagi. Akar-akar yang tumbuh kesamping membuat cabang-cabang pula yang arahnya tegak lurus ke bawah. Bila keadaan tanahnya baik (aerasi baik, tanahnya, air tanah dalam) susunan akar dapat mencapai 1,5 – 2 m, kadang-kadang 3 m kedalamnya. Apabila tanah dalam keadaan tidak baik, susunan akarnya dangkal sekitar 60 – 75 cm. Kulit kayu cokelat kuning keabuan, pecah-pecah menurut alur memanjang, lepas bersisik. Penampang berlapis, cokelat keabuan, hijau daun dan lentisellentisel tidak kelihatan. Kayu Meranti
Ciri-ciri Kayu Meranti
Terdapat 2 jenis, yaitu: meranti merah dan meranti putih. Pada umumnya kayunya lunak. Paling tahan diantara kayu lokal lainnya, seperti durian, nangka, dan rengas. Ada lingkaran tahunan tinggi pohon mencapai 40 m, panjang batang bebas cabang mencapai 10 – 30 m, diameter bisa mencapai 200 cm, bentuk batang lurus dan silindris. Kayu Meranti Merah
Ciri-ciri Kayu meranti merah:
keras, ringan sampai berat-sedang, warna merah muda tua hingga merah muda pucat, tekstur tidak terlalu halus, lebih keras dari putih Meranti merah tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar antara 0,3 – 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan.
Berdasarkan BJnya, kayu ini dibedakan lebih lanjut atas meranti merah muda yang lebih ringan dan meranti merah tua yang lebih berat. Namun terdapat tumpang tindih di antara kedua kelompok ini, sementara jenis-jenis Shorea tertentu kadang-kadang menghasilkan kedua macam kayu itu. Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti merah dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV; sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreosot.
Kayu Sonokeling
Ciri-ciri Kayu Sonokeling:
serat indah, berwarna ungu bercoret hitam, kuat dan awet, sangat keras, halus, warna tidak terlalu hitam, bobot sedang hingga berat, tahan air ada lingkaran tahun Kayu sonokeling memiliki serat kayu yang sangat indah,berwarna ungu bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan berbelang dengan coklat kemerahan. Kayu sonokeling selain indah juga kuat dan awet sehingga dapat digunakan sebagai material konstruksi bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I dan Kelas Kuat II. Pohon sonokeling hanya tumbuh di hutan-hutan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun, jumlahnya mulai berkurang. Kayu Triplek
Ciri-ciri Triplek :
Tipis Berlapis tiga Ukuran pasaran 122cmx244cm Terdiri dari macam ketebalan mulai 3ml-6ml biasa dikenal juga dengan nama KAYU LAPIS , terbuat dari lembaran kayu tipis (veneer) dengan ketebalan antara 0.6 mm hingga 3 mm . Setiap lembaran kayu dilem dengan lem khusus, kemudian di susun dengan sudut berbeda beda agar dapat menghasilkan kekuatan terhadap tekanan. Jumlah lapisan disesuaikan dengan ketebalan yang di inginkan dan jumlahnya harus ganjil (3,5,7,9, dst lembar). Setelah disusun dengan jumlah ketebalan yang diinginkan kemudian lembaran lembaran tersebut dipress dengan tekan yang sangat tinggi serta suhu hingga 140 derajat C. Kayu Multiplek
Ciri-ciri Multiplek:
Lebih tebal dari triplek Ukuran sama Lebih dari 3 lapis Papan Multiplek dibuat dari serutan kayu yang dilapiskan secara ver tical dan horizontal secara berselangseling antar lapisan, dan antar lapisan tersebut di press dengan tekanan tertentu dan di lem.
Dalam proses pembuatannya masing-masing lapisan pada triplek maupun multiplek telah mengalami pengeringan yang sempurna dan telah difumigasi, sehingga menjadikan papan triplek/multiplek tahan terhadap rayap dan hewan pemakan kayu lainnya dan tidak mudah mengalami pelapukan. Kayu Teak Blok
Ciri-ciri Teak Blok:
Seperti triplek tapi tengahnya diisi kayu tebal-tebal Tidak tahan air Balok-balok kayu berukuran 4cm-5cm dipadatkan menggunakan mesin, setelah itu diberi pelapis, sehingga hasil akhirnya berupa lembaran seperti papan kayu. Dan memiliki dua pilihan ketebalan, 15mm dan 18mm, dan terdapat tambahan satu lapisan lagi pada satu permukaan untuk menambah nilai estetika, yaitu lapisan vinir kayu jati Kayu Partikel Blok
Ciri-ciri Partikel Blok:
Bahannya dari limbah kayu dip roses dicampur lem lalu dipres sesuai ketebalan tidak tahan air Jenis kayu olahan yang satu ini terbuat dari serbuk kayu kasar yang dicampur dengan bahan kimia khusus, campuran tersebut kemudian disatukan dengan lem dan dikeringkan dengan suhu tinggi. Kayu partikel banyak digunakan sebagai material untuk berbagai furnitur. Namun, kayu partikel tergolong jenis kayu yang tidak tahan lama. Dalam kurun waktu tertentu, kayu partikel bisa berubah bentuk, terutama jika terkena air dan menahan beban terlalu berat.