buku ini berisikan tentang dilematis puisi di dunia
Musik KontemporerFull description
pembagian musik kontemporerFull description
Chapter 18Full description
musik klasikDeskripsi lengkap
Tafsir Kontemporer Hadir karena para mufassir kontemporer menganggap bahwa harus ada proses penyegaran terhadap tafsir al-Quran berhubung permasalahan yang ada di muka bumi ini semakin kompl…Full description
Deskripsi lengkap
reverensi
Full description
musik klasikFull description
Music kontemporerFull description
Deskripsi lengkap
PUISI RAKYATFull description
Full description
Full description
puisiDeskripsi lengkap
Full description
PUISI KONTEMPORER HARAPAN TENGAH MALAM Malam yang melelapkan Umat sedang diselimuti mimpi Mataku terjaga dengan penuh Tanya Apa yang hendak kulakukan ? Malam yang melelapkan Kusucikan diriku dengan air dari surga Air yang memancarkan cahaya dari Wajah yang basah penuh dosa Malam yang melelapkan Tuhan …kusembah engkau dengan cinta Hendaklah dosa ini kau hapus Dengan air mata penuh taubat Taubatan Nasuha … Tuhan …terimalah harapanku di tengah malam Karya : DzulIkram Sang Surya Sang Surya, Pagi ini engkau tertutup mendung Tak terlihat secerah sinarmu Tapi mereka tahu dimana dirimu Sang Surya, Kehadiranmu sangat dinantikan Mereka ingin kau dating membantunya Memberi kehidupan lewat sinar yang kamu pancarkan Sang Surya, Dengan sinarmu dedaunan dapat berfotosintesa Hewan dapat mengahngatkan tubuhnya Manusia dapat mempertahankan hidupnya Karya : Nitha
Jembatan Ampera Malam ini Aku bergembira Berada di atas Jembatan Ampera
Jembatan yang megah terkenal di Indonesia Pemandangan malam Sungguh indah menawan Terlihat lampu – lampu elayan berjalan Di sungai Musi mereka mencari ikan Suasana itu Menggoncang jiwaku Mengajakku lebih Mensyukuri karunia Ilahi Rasanya…… Aku tak ingin pulang Aku ingin menghabiskan hari libur di sini Di atas Jembatan Ampera yang indah ini
Siapa Bilang Ia Pahlawan Siapa Bilang Ia Pahlawan Kalau belajar saja tak mau Siapa Bilang Ia Pahlawan Kalau membantu ibu pun enggan Siapa Bilang Ia Pahlawan Kalau suka berbohong Siapa Bilang Ia Pahlawan Kalau suka menyakiti hati teman Siapa Bilang Ia Pahlawan Kalau suka mengajak teman berbuat cela Siapa Bilang Ia Pahlawan Kalau suka mendendam Siapa Bilang Ia Pahlawan Kalau tak sayang pada sesame Pahlawan tak butuh pujian Pahlawan tak pernah menyebut dirinya pahlawan Karya
: Dian SUNGAI
Saat kupandang engkau Terlihat keagungan Tuhan Engkau mengalir dengan indah Engkau mengalir dengan jernih
Sayang kini kau tak seindah dulu Banyak kotoran dan sampah Menggunung dan menumpuk Semua ini ulah siapa? Aku ingin engkau kembali Kembali seperti yang dulu Bersih, indah dan jernih Mengalir dengan deras Mengalir seperti permata Karya
: Jefta
Duhai Penari Kecil Malam itu Aku begitu terkesan Melihat penampilanmu di panggung Dengan selendang di pinggangmu Kau menari dengan lemah gemulai Malam itu Kau begitu menawan Menawan setiap orang yang menontonmu menari Tepuk tangan bergemuruh Ketika kau menari Rasanya Aku ingin sepertimu Duhai penari kecil Meskipun usiamu masih dini Tapi kau telah ikut melestarikan kebudayaan negri ini Karya
: Nita
HERMAN herman tak bisa pijak di bumi tak bisa malam di bulan tak bisa hangat di matari tak bisa teduh di tubuh tak bisa biru di lazuardi tak bisa tunggu di tanah tak bisa sayap di angin tak bisa diam di awan tak bisa sampai di kata tak bisa diam di diam tak bisa paut di mulut tak bisa pegang di tangan takbisatakbisatakbisatakbisatakbisatakbisa di mana herman? kau tahu? tolong herman tolong tolong tolong tolongtolongtolongtolongngngngngng! Sutardji Calzoum Bachri, O AMUK KAPAK ,1981 1
IDUL FITRI Lihat Pedang tobat ini menebas-nebas hati dari masa lampau yang lalai dan sia-sia Telah kulaksanakan puasa ramdhanku, telah kutegakkan shalat malam telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang Telah kuhamparkan sajadah Yang tak hanya nunu Ka'bah tapi ikhlas mencapai hati dan darah Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menunggu Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya Maka aku girang-girangkan hatiku Aku bilang: Tardji rindu yang kau wudhukan setiap malam Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang Namun si bandel Tardji ini sekali merindu Takkan pernah melupa Takkan kulupa janjiNya Bagi yang merindu insyaAllah kan ada mustajab Cinta Maka walau tak jumpa denganNya Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini Semakin mendekatkan aku padaNya Dan semakin dekat semakin terasa kesiasiaan pada usia lama yang lalai berlupa O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini ngebut di jalan lurus Jangan kau depakkan lagi aku ke trotoir tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia Kau biarkan aku menenggak marak cahayaMu di ujung usia O usia lalai yang berkepanjangan yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus Tuhan jangan Kau depakkan lagi aku di trotoir tempat dulu aku menenggak arak di warung dunia Maka pagi ini Kukenakan zirah la ilaha illallah aku pakai sepatu siratal mustaqiem akupun lurus menuju lapangan tempat shlat ied Aku bawa masjid dalam diriku Kuhamparkan di lapangan Kutegakkan shalat dan kurayakan kelahiran kembali di sana MANTERA lima percik mawar tujuh sayap merpati sesayat langit perih dicabik puncak gunung sebelas duri sepi dalam dupa rupa tiga menyan luka mengasapi duka puah! kau jadi Kau! Kasihku
BATU batu mawar batu langit batu duka batu rindu batu jarum batu bisu kaukah itu teka teki yang tak menepati janji? Dengan seribu gunung langit tak runtuh dengan seribu perawan hati tak jatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan seribu beringin ingin tak teduh. Dengan siapa aku mengeluh? Mengapa jam harus berdenyut sedang darah tak sampai mengapa gunung harus meletus sedang langit tak sampai mengapa peluk diketatkan sedang hati tak sampai mengapa tangan melambai sedang lambai tak sampai. Kau tahu?
batu risau batu pukau batu Kau-ku batu sepi batu ngilu batu bisu kaukah itu teka teki yang tak menepati janji?
SATU kuterjemahkan tubuhku ke dalam tubuhmu ke dalam rambutmu kuterjemahkan rambutku jika tanganmu tak bisa bilang tanganku kuterjemahkan tanganku ke dalam tanganmu jika lidahmu tak bisa mengucap lidahku kuterjemahkan lidahku ke dalam lidahmu aku terjemahkan jemariku ke dalam jemarimu jika jari jemarimu tak bisa memetikku ke dalam darahmu kuterjemahkan darahku kalau darahmu tak bisa mengucap darahku jika ususmu belum bisa mencerna ususku kuterjemahkan ususku ke dalam ususmu
kalau kelaminmu belum bilang kelaminku aku terjemahkan kelaminku ke dalam kelaminmu daging kita satu arwah kita satu walau masing jauh yang tertusuk padamu berdarah padaku