Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum
CRITICAL BOOK REPORT
Dosen Pengampu : Dra. Ratna Tanjung, M.Pd Oleh :
Nama
: Jefry Pranata Ginting Ginting
NIM
: 4143121025
Kelas
: Fisika Dik C 2014
PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2017
Pokok Bahasan
: Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum.
Judul Setiap Buku
: 1. Telaah Kurikulum Fisika. 2. Telaah Kurikulum (Sekolah Menengah Umum/Sederajat).
Penulis
: 1. Dra. Ratna Tanjung, M.Pd. 2. Mara Sanin Lubis, M. Ed.
Penerbit
: 1. UNIMED PRESS 2. Citapustaka Media Perintis
Kota Terbit
: 1. Medan 2. Bandung
Tahun Terbit
: 1. 2015 2. 2011
Edisi
: 1. Edisi Pertama. 2. Edisi Pertama
1. PENDAHULUAN :
Pokok bahasan yang akan menjadi perbandingan pada critical book report (CBR) adalah Prinsip – Prinsip Pengembangan Kurikulum. Adapun yang menjadi buku utama pada CBR ini adalah buku mata kuliah “Telaah Kurikulum Fisika” dan buku pembanding adalah “Telaah Kurikulum”. Tujuan dari perbandingan pokok bahasan dari buku – buku yang dibandingkan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam dimana kita dapat menambahkan dan mengatur konsep-konsep yang kita sudah ketahui dalam buku utama dari buku pembanding. Sehingga kita bisa mengetahui lebih rinci lagi mengenai pokok bahasan yang terkait dalam Prinsip- Prinsip Pengembangan Kurikulum.
2. DESKRIPSI ISI BUKU
:
a) Ringkasan Isi buku :
BAB VI PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDAHULUAN Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika ekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang digunakan oleh guru dan peserta didik. Prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang menjiwai suatu kurikulum. Dalam implementasi kurikulum di suatu loebaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dalam kurikulum lembaga lainnya, sehingga banyak sekali macam prinsip yang digunakan pada pengembangan kurikulum. Nana Syaodih Sukmadinata (1997), mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi menjadi dua kelompok : (1) Prinsip-prinsip umum : relevansi, fleksbilitas kontinuinitas, praktis, dan efektivitas; (2) Prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan media dan alat pengajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilian kegiatan penilaian.
Menurut Hamalik (1993) ada delapan prinsip dalam pengembangan kurikulum antara lain : (1) Prinsip relevansi (kedekatan hubungan yang terjadi) Perlunya kesesuaian antra program pendidikan dengan tuntunan kehidupan masyarakat (the needs of society). Pendidikan dikatakan relevansi bila hasil yang diperoleh berguna bagi kehidupan seseorang. Secara internal kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntunan dan potensi
peserta didik (relevansi psikologis), serta tuntunan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosiologis). (2) Prinsip berorientasi pada tujuan Pengembangan kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang bertitik tolak pada tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran atau upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), sikap (attitude), dan nilai (value), yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku pada peserta didik. Tujuan pedidikan yang dikembangkan oleh satuan pendidikan masingmasing disesuaikan dengan visi dan misi satuan pendidikan, sehingga pengembangan kurikulum tidak tercabut dari akar rumputnya. (3) Prinsip efisiensi Yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat, dan tempat sehingga hasilnya memadai. (4) Prinsip efektivitas Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpat kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas dan kuantitas. (5) Prinsip fleksibilitas Mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur, dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaan berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang sealu berkembangm serta kemampuan dan latar belakang peserta didik. (6) Prinsip kontiunitas (berkesinambungan) Aspek materi atau bahan kajian disusun secara berurutanm tidak terlepas-lepas, satu sama lain saling keterkaitan memliki hubngan fungsional yang bermakna sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur, dan satuan pendidikan. (7) Prinsip keseimbangan Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan (balance) secara proporsional dan fungsional antara bagian program, antara semua mata pelajaranm dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan.
(8) Prinsip keterpaduan Perencanaan terpadu bertitik tolak pada masalah atau topik dan konsistensi antara unsurunsurnya. Pelaksanaan terpadu meliputi semua pihak. Dari keterpaduan ini diharapkan akan terbentuknya kepribadian yang utuh. (9) Prinsip mengedepankan Mutu Pendidikan yang bermutu sangat ditentukan oleh derajat mutu guru (tenaga pendidik), proses pembelajaran, peralatan atau media yang lengkap dan memadai.
Selain dari beberapa prinsip tersebut, Mulyasa (2006), mengutip dari Permendiknas No. 22 tahun 2006 mengatakan terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu : (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentinga peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab, (2) Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan serta tanpa membedakan agama, suku, serta status sosial ekonomi dan gender. (3) Tanggap terhadap perkembangan lmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Urikulu dkembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan krikulum dilakukan dengan melbatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasukdi dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional erupakan keniscayaan.
(5) Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajia keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. (6) Belajar
sepanjang
hayat.
Kurikulum
diarahkan
kepada
proses
pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang ha yat. (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Dikembangkan untuk membangun kehdupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejakan denga motto Bhinke Tungal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tapaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum. Banyak orang yang lebih terfokus hanya pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum, padahal jauh lebih penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum.
b) Penilaian tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing bab pada buku terkait dengan pokok bahasan yang dikritisi
Pada buku utama :
Kelebihan : Memiliki isi yang singkat dan tepat sehingga mungkin mudah untuk dipahami. Kualitas pemakaian kalimat juga sudah baik sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Sumbe r dari buku ini juga banyak sehingga kita mendapatkan banyak pengetahuan dari buku ini.
Kekurangan : Isi pada bab ini tidak disusun dengan struktur yang baik sehingga untuk mencari informasi-informasi tertentu dari bab, kita harus membaca secara akurat.
Pada buku pembanding :
Kelebihan : Buku ini memiliki isi yang tersusun secara terstruktur dan rapi sehingga mudah dalam membaca dan mencari informasiinformasi tertentu. Buku ini juga memiliki ejaan yang sudah baik juga. Isinya juga terkesan lebih lengkap.
Kekurangan : Buku ini hanya memuat satu sumber sehingga kita mendapatkan sedikit pengetahuan dari buku ini.
3. KOMENTAR :
Pada buku utama, buku ini sudah cukup baik dan memberikan pengetahuan yang mendalam dikarenakan banyaknya dimuat sumber-sumber yang membangun isinya menjadi lebih baik. Namun, pada buku ini masih kurang dalam segi pembagian-pembagian pada isinya, sehingga sulit apabila kita ingin mencari informasi-informasi tertentu dari materi ini, sehingga apabila disusun secara rapi dan terstruktur mungkin buku ini akan menjadi sangat layak untuk digunakan menjadi sumber pengetahuan.
Pada buku pembanding, buku ini baik dalam struktur dan kerapian isinya, sehingga mudah bagi pembaca dalam mencari informasi-informasi tertentu. Namun, pada buku ini masih kurang dalam sumber, dimana sumber dalam buku ini masih sedikit, sehingga informasi yang didapat juga masih sedikit. Buku ini masih membutuhkan beberapa sumber untuk membangun informasiinformasi yang terkandung dalam buku ini.