DAFTAR PERTANYAAN
1. Apaka Apakah h yang yang dima dimaks ksud ud den denga gan n going concern? concern? 2. Kapan Kapanka kah h perm permas asal alah ahan an going going concern harus dinyatakan oleh auditor? 3. Apak Apakah ah opi opini ni aud audiit going concern memiliki nilai guna bagi investor sebagai pemakai laporan keuangan? going concern? concern? 4. Apakah seorang seorang auditor auditor bertanggun bertanggung g jawab jawab untuk mengeluarkan mengeluarkan opini going 5. Jelask Jelaskanl anlah ah mengenai mengenai jenis-j jenis-jeni eniss permas permasala alahan han going going concern! concern! 6. Bagaim Bagaimanak anakaa cara cara auditor auditor memb memberi erikan kan opini opini going going concern? concern? going concern concern yang 7. Apaka akah opini audit going yang tela telah h dite diteri rima ma oleh oleh audit auditee ee pada pada tahu tahun n sebelu sebelumny mnyaa dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi pendapa pendapatt auditor auditor dalam dalam member memberika ikan n opini opini going concern? concern? going concern? concern? 8. Apakah ukuran perusahaan perusahaan dapat mempengaruh mempengaruhii opini opini audit audit going 9. Info Inform rmas asii apak apakah ah yang yang dibu dibutu tuhk hkan an audi audito torr sebe sebelu lum m memb member erik ikan an opin opinii audit audit going concern? concern? 10. Apaka Apakah h opin opinii audi auditt going concern yang yang diberi diberikan kan oleh oleh auditor auditor kepada kepada perusa perusahaan haan meruapakan indikasi bahwa perusahaan tersebut akan mengalami kebangkrutan?
Jawaban:
1. Going concern (kelangsungan hidup) adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas. engan adanya going adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. PSAK 30
menyatakan bahwa going concern dapat dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi
kelangsungan
hidup
suatu
badan
usaha
adalah
berhubungan
dengan
ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar secara bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar atau kegiatan serupa lainnya. 2. Permasalahan going concern seharusnya diberikan oleh auditor dan dimasukkan dalam opini auditnya pada saat opini audit itu diterbitkan. Auditor bertanggung jawab mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Kesangsian terhadap kelangsungan hidup perusahaan merupakan indikasi terjadinya kebangkrutan, dan pertumbuhan
perusahaan
mengindikasikan
kemampuan
perusahaan
dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya. Laporan audit dengan modifikasi mengenai pengungkapan going concern merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) seksi 341 (Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2001) menyatakan bahwa
apabila
auditor
tidak
menyangsikan
kemampuan
satuan
usaha
dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Apabila auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
waktu pantas, maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Dalam hal satuan usaha tidak memiliki rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif mengurangi dampak negatif suatu kondisi atau peristiwa maka auditor
menyatakan
tidak memberikan
pendapat.
Apabila
rencana manajemen
dimungkinkan efektif untuk dilaksanakan, maka auditor harus mempertimbangkan kecukupan pengungkapan mengenai sifat, dampak kondisi, dan peristiwa yang semula menyebabkan ia yakin adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup satuan usaha. Dalam hal ini opininya adalah wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. 3. Pengeluaran opini audit going concern sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi, karena ketika seorang investor akan melakukan investasi, ia perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, terutama yang menyangkut tentang kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Ketika seorang investor akan melakukan investasi pada suatu perusahaan, ia perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut terutama yang menyangkut tentang kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Opini audit atas laporan keuangan merupakan salah satu pertimbangan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Oleh karena itu, auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi yang baik bagi investor. Auditor sering dianggap salah memberikan opini audit atas laporan keuangan karena telah gagal memberikan warning atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini karena adanya anggapan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah jamianan bahwa perusahaan yang diaudit bebas dari kebangkrutan. Untuk itu agar opini
audit tidak menyesatkan bagi investor dan pemakai lainnya maka pada saat penerbitan opini audit perlu diungkapkan permasalahan going concern perusahaan tersebut. 4. Auditor mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan keadaan sesungguhnya. Auditor bertanggung jawab untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan. Auditor tidak bertanggung jawab terhadap kewajaran substansi laporan keuangan, tetapi auditor bertanggung jawab terhadap opini yang diberikan. Opini ini tentunya sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan dan laporan audit sebagai dasar membuat keputusan ekonomi. Dalam kaitannya dengan masalah going concern, berikut dipaparkan beberapa kewajiban auditor yang semestinya dilakukan agar opini yang dinyatakan tidak menyesatkan para pengguna. a. Menilai apakah kelangsungan hidup satuan usaha terancam untuk waktu 12 bulan setelah tanggal neraca Penilaian auditor ini didasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada atau yang sudah terjadi sebelum pekerjaan lapangan auditing selesai. Pengetahuan tersebut tentunya diperoleh auditor melalui suatu prosedur audit yang sudah direncanakan dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan. b. Menyarankan klien untuk mengungkapkan masalah going concern sesuai dengan tingkat ketidakpastian operasi di masa setahun yang akan datang dalam laporan keuangan. Hal ini untuk menyadarkan klien akan tanggung jawabnya terhadap kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, sehingga klien harus membuat
statement
berkaitan
dengan
kemampuannya
mempertahankan
kelangsungan hidup dalam kurun waktu 12 bulan sejak tanggal neraca. c. Menyarankan
klien
untuk
mengungkapkan
rencana
manajemen
dalam
menanggulangi masalah going concern. Jika berdasarkan penilaian auditor terhadap kemampuan klien mempertahanlan hidup, auditor yakin terdapat kesangsian cukup besar maka auditor akan meminta klien untuk membuat rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak dan peristiwa tersebut. Rencana ini meliputi berbagai strategi, program, kebijakan, dan prosedur manajemen yang sudah dan akan dilakukan dalam periode yang pantas. d. Memberikan laporan audit dengan format dan opini sesuai dengan kondisi going concern klien. Meskipun laporan keuangan menyajikan data historis, auditor harus memberikan opini sesuai dengan kondisi going concern klien. Jika klien tidak memiliki rencana manajemen untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan going concern, auditor mempertimbangkan memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat (no opinion / disclaimer of opinion). 5. Masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi.
Audit report dengan modifikasi mengenai going concern
mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan
kebutuhan likuiditas dimasa yang akan datang. 6. Kajian atas opini audit going concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi internal perusahaan, seperti kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Pemberian opini going concern bukanlah suatu tugas yang mudah bagi seorang auditor. Untuk itu seorang auditor memerlukan suatu model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Opini going concern diberikan apabila entitas ekonomi secara operasional dan keuangan perusahaan memiliki kemampuan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penggunaan suatu model prediksi kebangkrutan akan lebih akurat dibandingkan opini auditor untuk menunjukkan signal-signal kebangkrutan di masa yang akan datang. Tingkat akurasi dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan opini audit dapat diprediksi secara tepat pada satu tahun sebelum kepailitan terjadi. Penggunaan model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memberikan signal kepada auditor. 7. Dalam menerbitkan opini audit going concern, seorang auditor akan mempertimbangkan opini audit going concern yang telah diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Berbagai penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa opini audit going concern pada tahun sebelumnya dapat mempengaruhi pendapat auditor. Mutchler (1984) melakukan wawancara dengan praktisi auditor yang menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan. Penelitian oleh Carcello dan Neal (2000)
serta Rahmadhany (2004) memperkuat bukti mengenai opini audit going concern yang diterima tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan. Ada hubungan positif yang signifikan antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern, maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going cocern pada tahun berikutnya. 8. Mutchler (1985) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini going concern pada perusahaan yang lebih kecil. Berdasarkan teori ini, maka semakin besar perusahaan akan semakin kecil kemungkinan perusahaan menerima opini going concern. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dapat mempengaruhi opini going concern. McKeown et. al. (1991) mengatakan bahwa perusahaan besar lebih banyak menawarkan fee audit tinggi daripada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Dalam kaitannya mengenai kehilangan fee audit yang signifikan tersebut, sehingga auditor mungkin ragu untuk mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan besar. Dalam kondisi ini dapat dilihat bahwa independensi auditor terganggu. 9. Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang menunjukkan
adanya
kesangsian
besar
tentang
kemampuan
entitas
dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001: seksi 341). Audit berkaitan dengan pengumpulan bukti-bukti tentang informasi yang akan mempengaruhi proses keputusan auditor. Bukti diartikan sebagai semua informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti audit dapat diperoleh dalam
berbagai bentuk, seperti pernyataan lisan dari pihak yang diaudit (klien), komunikasi tertulis dengan pihak ketiga dan hasil pengamatan auditor. Demi tercapainya sasaran dari kegiatan auditing ini, diperlukan bukti-bukti dengan mutu dan jumlah yang memadai. Proses penentuan jumlah bahan bukti yang diperlukan dan penilaian kelayakan informasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang merupakan bagian penting dari audit. Opini audit going concern selain dipengaruhi informasi finansial dan kualitas auditor juga perlu mempertimbangkan informasi non financial seperti karakteristik kepemilikan perusahaan (manajerial dan institusional), dengan adanya kepemilikan tersebut diharapkan keputusan yang diambil merupakan keputusan perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan terhindar dari potensi terjadinya kesulitan keuangan. Semakin besar kepemilikan institusional dan manjerial, maka semakin efisien pemanfaatan keuangan perusahaan. 10. Model prediksi kebangkrutan yang dikembangkan Altman dan McGough (1974) dalam Fanny dan Saputra (2005) menunjukkan tingkat keakuratan 82%. Karena itu, model prediksi kebangkrutan dapat digunakan sebagai alat bantu auditor untuk memutuskan kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Fanny dan Saputra (2005) menemukan bahwa penggunaan model prediksi kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. Penelitian oleh Setyarno dkk. (2006) juga berhasil membuktikan bahwa model prediksi kebangkrutan Altman berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang terancam bangkrut berpeluang mendapatkan opini audit going concern dari auditor. Berdasarkan teori dan hasil-hasil penelitian tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa opini audit going concern merupakan suatu indikasi bahwa
perusahaan dapat mengalami kebangkrutan.