Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan harus dibuang. Bila dibuang sembarangan akan menjadi sumber pencemaran lingkungan dan sumber p…Full description
qqqqqqqqqqqqqqqqqDeskripsi lengkap
makalah tentang peternakan yang mempunyai efek negativ dan posotifDeskripsi lengkap
tambangFull description
Dampak Teknologi Terhadap LingkunganFull description
makalah tentang peternakan yang mempunyai efek negativ dan posotifFull description
qqqqqqqqqqqqqqqqqDeskripsi lengkap
qqqqqqqqqqqqqqqqqFull description
qqqqqqqqqqqqqqqqqFull description
sk
skDeskripsi lengkap
SOP KAJIAN DAMPAK NEGATIF
SOP Kajian Dampak Negatif Kegiatan Puskesmas Terhadap LingkunganDeskripsi lengkap
DAMPAK KEGIATAN AKUAKULTUR TERHADAP LINGKUNGAN Ekosistem mangrove terkenal sebagai penghasil bahan organik yang produktif yang merupakan mata rantai utama jaringan makanan (food web) di ekosistem pantai dan terkenal pula sebagai tempat memijah, bertelur (spawning ground), membesarkan anak (nursery ground) dan tempat hidup dari berbagai jenis binatang (burung, kalong), ikan, udang dan organisme laut lainnya, jarang ada predator dan kondisi tempat yang sesuai untuk kehidupan biologis. Hutan mangrove merupakan tempat rekreasi yang baik untuk olah raga pancing, berperahu, dan melihat-lihat burung.
Jenis-jenis burung yang hidup di daerah
mangrove terutama jenis-jenis pemakan ikan dan rawa. Hutan mangrove berfungsi juga memberikan perlindungan yang baik sekali terhadap tenaga angin dan gelombang sehingga daerah di belakangnya dapat terhindar dari erosi pantai dan hembusan angin yang berbahaya dan merugikan. Delta Mahakam merupakan kawasan hutan mangrove yang sangat potensial, akan tetapi sejak harga udang windu (Penaeus monodon F.) semakin melambung di era 90-an maka konversi hutan mangrove menjadi kawasan tambak udang semakin tak terkendali. Pada zaman dulu pembuatan tambak dilakukan dengan tenaga manusia dan tambak yang dibuat tidak terlalu luas
sehingga perubahan kawasan
berlangsung lambat. Pada era 90-an pembabatan hutan mangrove tidak lagi dilakukan dengan tenaga manusia, akan tetapi penggunaan alat berat escavator semakin mempercepat perubahan kerusakan hutan. Perubahan kawasan hutan mangrove menjadi lahan tambak yang semakin meluas mengakibatkan kerusakan dan terganggunya ekosistem hutan mangrove. Hilangnya biodiversitas mangrove, terganggunya rantai makanan, hilangnya tempat memijah, bertelur dan membesarkan anak berbagai jenis ikan dan organisme akuatik lainnya, hilangnya berbagai jenis burung penghuni hutan mangrove. Rusaknya hutan mangrove akibat konversi menjadi lahan tambak juga dapat menghilangkan fungsi perlindungan hutan tersebut terhadap angin dan gelombang. Selain itu perubahan bentang alam yang signifikan juga berakibat terjadinya perubahan iklim mikro di kawasan tersebut, suhu udara di kawasan itu dapat meningkat akibat perubahan tersebut.
Pelaksanaan kegiatan budidaya udang di tambak yang tidak terkontrol juga berakibat buruk terhadap lingkungan disekitarnya. Penggunaan berbagai jenis obat pembasmi hama (pestisida), selain berakibat buruk terhadap tambak tersebut juga akan berpengaruh terhadap biota yang di pelihara karena sifatnya yang akumulatif. Akibat lain apabila air tambak yang digunakan untuk memelihara udang tersebut apabila terbuang keluar tambak juga akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan disekitarnya. Penggunaan pupuk yang berlebihan akan berakibat terjadinya blooming beberapa jenis plankton yang tidak dikehendaki, akibatnya terjadi penurunan kualitas air seperti turunya konsentrasi oksigen terlarut pada malam hari dan terjadi puncaknya pada pagi hari. Akibat respirasi ini juga diikuti semakin meningkatnya konsentrasi CO2 dalam air. Hal ini apabila terbuang ke luar tambak juga akan mengganggu keseimbangan lingkungan perairan. Pemberian pakan yang berlebihan dan tidak termakan akan mengendap ke dasar tambak dan terjadi perombakan atau pembusukan oleh bakteri pengurai. Akibatnya akan semakin meningkatnya konsentrasi sulfida (H 2S) dan ammonia (NH3) dalam air, menurunya konsentrasi oksigen akibat proses perombakan terutama di dasar tambak. Kejadian ini selain berdampak buruk terhadap organisme yang dipelihara juga mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas air dan munculnya berbagai macam penyakit. Kondisi demikian apabila air tersebut terbuang ke perairan sekitar juga akan berdampak buruk terhadap organisme akuatik disekitarnya.