LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI PENGENALAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN (SAPROTAN)
Disusun oleh : Nama : Weni Gusti Lestari Npm
: E1J016035
Shift
: C1-1
Dosen : Ir. Dotti Suryati M.Sc Koas : Riski Meliya Ningsih
LABORATORIUM AGRONOMI PRODI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu sektor pertanian, terutama dalam pembudidayaan tanamtanaman di suatu daerah hal yang harus diperhatikan sarana produksi perhatian yaitu kegiatan industri dan perdagangan yang sarana produksi pertanian (arti luas) yakni pembenihan (pembibitan) tumbuhan, ikan dan hewan, dan makhluk hidup lainnya. Sarana produksi merupakan bahan yang sangat menentukan didalam budidaya tanaman. Pada suatu wilayah tertentu sarana yang ada hubungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapangan adalah benih / bibit, pupuk, bahan kimia pengendali musuh tanaman / perangsang tumbuh tanaman dan alat – alat pertanian. Sarana produksi pertanian sudah sejak lama digunakan dan perkembangannya mengikuti perkembangan kebudayaan manusia. Pada awalnya sarana produksi dalam pertanian masih sederhana dan terbuat dari bahan yang mudah didapat dan dijumpai disekitar kita, misalnya pupuk, dulu hanya dikenal pupuk alami tanpa campur tangan manusia seperti kompos, tapi saat ini sudah berkembang dan dikenal berbagai macam pupuk, seperti urea dan lain-lain. Sarana produksi yang baik biasanya digunakan baik dalam proses awal pembukaan lahan, budidaya pertaian seperti pemupukan, pemeliharaan tanaman dan lain-lain sampai dengan proses pemanenan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari sarana produksi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan merubah hasil yang sederhana menjadi lebih baik. Sarana produksi pertanian terdiri dari bahan yang meliputi, benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tumbuh, obat-obatan, dan peralatan lain yang digunakan untuk melaksanakan produksi pertanian. Sarana-sarana tersebut harus sudah dipersiapkan sebelum memulai kegiatan sarana budidaya tanaman.
1.2 Tujuan 1. Mahasiswa dapat mendiskripsikan karakteristik berbagai jenis sarana produksi pertanian (Saprotan)
2. Mahasiwa dapat memilih dengan tepat kebutuhan jenis saprotan yang akan digunakan untuk kegiatan usaha pertanian 3. Mahasiswa mampu menggunakan saprotan dengan baik dan benar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertanian merupakan sektor yang paling penting untuk menunjang kehidupan manusia sejak masa prasejarah hingga saat ini. Begitu juga dengan Indonesia, pertanian tidak bisa dilepaskan karena Indonesia sampai saat ini masih merupakan negara agraris. Meskipun saat ini Indonesia sedang bergerak menuju negara perindustrian, sektor pertanian masih memegang perekonomian Indonesia. Akan tetapi keadaan pertanian Indonesia saat ini bisa dikatakan kurang baik. (Mugnisiah,1993). Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Kita ketahui bersama bahwa prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian. (Mulyani, 1994) Selain daripada itu, teknologi pertanian merupakan pendekatan engineering secara luas dalam bidang pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia. Dengan demikian dalam sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memcahkan berbagai permasalahan di bidang pertanian. Baik secara langsung maupun tidak langsung ( Asmawati, 1987). Sarana produksi selain dipengaruhi benih, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, faktor lain yang mempengaruhi adalah pestisida, pestisida merupakan zat kimia yang berfungsi/digunakan sebagai alat untuk pengendailan musuh-musuh tanaman, berdasarkan kegunaan pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu insektisida, herbisida, moluskarisida, akarisida, rodentisida, fungisida, bakterisida, dan nematisida. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi pestisida yaitu berupa cairan semprot, tepung hembus, butiran, pasta, uap, kabut dan gas (Rukmana, 1995)
Penerapan sarana produksi yang baik dapat memberikan hasil yang baik bagi pertanian indonesia. Sarana produksi dapat dikembangkan dengan pengetahuan yang ada, seperti benih unggul, benih unggul didapat dari sortasi benih yang merupakan pilihan dari banyak benih. Induk yang baik memberikan benih yang baik pula, pembudidayaan tanaman i nduk yang baik akan sangat berperan dalam penentuan hasil yang baik (Robbins,2005). BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan
Parang panjang
Sabit
Parang pendek
Sekop
Seed planter
Penebar pupuk
Gembor
Koret
Ani-ani
Cablak
Bajak
Cangkul
Sprayer
Garpu
Mist blower
Knepsek manual
Knepsek otomatis
Traktor tangan
Skol coating
Traktor mini
Rice plant planter
3.2 Cara kerja
Lakukan pengamatan bagian utama dari setiap alat yang disediakan dan cara kerja alat tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mugnisiah, Wahyu Qamara.1994.Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih. Rajawali Pers.Jakarta
Sutejo, Mul Mulyani. 1998. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Bina Aksara : Jakarta
Harjadi, Sri Setyati. 2002. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Karta Saepotra, G. Ance. 1986. Teknologi Benih. Jakarta : Rineka Cipta
Rukmana, Rahmat. 1995. Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta : Kanisius.
Sjamsoe. M.Mui. 1995. Dari Benih kepada Benih. Jakarta : PT. Gramedia Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta