DENTAL CERAMIC
OLEH : MUHAMMAD IQBAL J520110022
A. PENDAHULUAN Dental keramik adalah bahan material kedokteran gigi digunakan dalam pembuatan inlay, onlay, mahkota vinir, jembatan dan dental implant (Van Noort, 2002). keramik terdiri atas unsur nonmetal dan unsur anorganik dimana dalam pembuatannya, memerlukan pemanasan (Craig et. al., 2000). keramik memiliki kekurangan yaitu mudah terjadi cracking¸ karena ceramic bersifat brittle, oleh sebab itu untuk mengatasi cracking pada ceramic dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penguatan dengan sistem alumina dan zirkonia serta PFM (Porcelain Fuse To Metal ). Istilah keramik mengacu pada setiap produk yang pada dasarnya terbuat dari nonmetallic inorganic material yang biasanya diproses dengan pembakaran pada suhu yang tinggi untuk mencapai sifat yang diinginkan. Sedangkan istilah yang lebih khusus yaitu porcelain lebih mengacu pada bahan yang lebih spesifik yaitu dengan mencampur kaolin, quartz, dan feldspar, dilanjutkan dengan
proses pembakaran
pada suhu tinggi.
Dental
ceramic
yang digunakan
untuk
restorasi ceramic-metal memiliki bahan yang juga berasal dari bahan-bahan tersebut dan biasa disebut dengan dental porcelain. Dental keramik pertama kali digunakan dalam praktek kedokteran gigi pada akhir tahun 1700-an. Sedangkan jaket porcelain ditemukan pada awal 1900-an, yang terbuat dari feldspatik atau aluminium porcelain yang kemudian dibakar diatas sebuah aluminium foil tipis, ini diperkirakan sebagai awal dari teknologi ceramic-crown. Kekuatan yang tidak begitu memadai mengakibatkan jaket porcelain hanya digunakan pada gigi anterior.
B. PEMBAHASAN Ada dua konsep pokok untuk bisa memahami apa itu dental keramik, pertama menurut komposisinya dental keramik dibagi mnjadi tiga, yaitu : •
Predominantly glass : meniru sifat optik dari enamel dan dentin dan memiliki kandungan gelas tinggi dan memiliki kandungan opalescence Warna dan opacity.
Jenis dental keramik ini dijadikan salah satu pilihan dokter gigi untuk diaplikasikan ke pasien. •
Particle-filled glass : Pada jenis ini partikel diisi dengan kaca untuk meningkatkan sifat mekanik seperti kekuatan dan ekspansi termal serta pengaruh kontraksi.
•
Polycristaline : Pada jenis ini tidak ada kandungan kaca, semua atom yang dikemas ke dalam kristal membuat polikristalin ini jauh lebih sulit untuk mengalami keretakan. Maka dari itu, jenis ini jauh lebih keras dan kuat dari keramik berbasis kaca.
Kedua, hampir semua dokter gigi dapat mempertimbangkan keramik dalam spektrum ini menjadi komposit, artinya komposisi dari dua atau lebih entitas. Meskipun dokter gigi biasanya cadangannya, untuk partikel diisi resin, mereka bisa menggeneralisasi konsep tersebut untuk memasukkan dental keramik di matriks yang biasanya adalah kaca yang ringan dan berat diisi dengan partikel (kristal partikel atau partikel kaca yang mencair pada suhu tinggi). Untuk keramik polikristalin, yang tidak mengandung kaca, matriks tersebut adalah aluminium oksida atau oksida zirkonium dengan bahan pengisi tidak partikel, namun atom memodifikasi disebut "Dopan “. Keramik dari kaca yang partikelnya penuh dan polikristalin sudah tersedia lalu dikategori sesuai dengan matriks, bahan pengisi dan jenisnya ynag digunakan untuk bahan restorasi. Dokret gigi sudah mengaplikasikan konsep dental keramik :
Dental keramik sangat baik untuk estetika, dia memiliki konten kaca dan kekuatan yang tinggi dengan substruktur umumnya adalah Kristal.
Sejarah perkembangan substruktur dental keramik sudah melibatkan kristal sekitar 55% untuk sepenuhnya polikristalin.
Keramik sistem dapat memberikan hasil estetika yang lebih baik untuk pasien dari pada logam-keramik sistem, karena lebih luas, tembus dan opacity serta nilai dapat dicapai. Keramik seistem juga tidak memiliki kerangka logam untuk menghasilkan estetik yang baik, seringkali hal ini diterima untuk meninggalkan margin dari keramik sistem untuk protesa supragingiva atau pada margin gingiva, sehingga kesannya kurang baik atau kurang traumatic. Kebanyakan keramik lebih unggul dari logam karena bagus dan respect terhadap korosi, galvanisme dan biokompatibilitas. Para peneliti juga melaporkan bahwa jumlah plak dan molekul kepatuhan dari permukaan keramik
lebih kecil dibandingkan dari paduan emas atau amalgam.
Namun demikian, dibutuhkan pengetahuan tingkat tinggi untuk keberhasilan dan estetik yang baik keramik system dalam pengaplikasiannya didalam klinis, dan membutuhkan kecermatan yang baik dalam memilih bahan yang tepat untuk structural jangka panjangnya. Factor keberhasilan klinisnya dengan mempunyai indikasi untuk inlay, onlay, dan gigi anterior . kenapa harus memilih keramik? Karena lebih tahan lama, memiliki umur jangka panjang, dan biokompatibilitas yang baik. C. KESIMPULAN Keramik sudah tidak lagi di ragukan dan menjadi bahan perobaan atau diaplikasikan kedalam praktek yang khusus, tetapi dengan data dan hasil yang sudah didapatkan dari tahun ketahun, keramik sudah terbukti baik dari segi estetik dan biokompatibilitasnya.
