BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR LATAR BELAKANG
Dermat Dermatitis itis stasis stasis merupa merupakan kan penya penyakit kit inflama inflamasi si kulit kulit yang yang sering sering terjadi di ekstremitas bawah (tungkai) pada pasien dengan insufisiensi dan hipertensi vena. Penyakit ini umumnya menyerang pada usia pertengahan dan usia lanjut serta jarang terjadi sebelum dekade kelima kehidupan, kecu kecual alii pada pada kead keadaa aan n di mana mana insu insufi fisi sien ensi si vena vena dise diseba babk bkan an oleh oleh pembedahan (surgery), trauma, atau trombosis. trombosis. Di A, dermatitis stasis terjadi pada !"#$ dari orang di atas %& tahun. 'isiko mengembangkan dermatitis stasis meningkat dengan usia. anita agak lebih mungkin akan terpengaruh, mungkin karena efek kehamilan pada sistem vena kaki elain elain dikena dikenall dengan dengan istilah istilah dermat dermatiti itiss stasis, stasis, terdap terdapat at pula pula nama nama lain lain sinoni sinonim m yaitu yaitu dermat dermatiti itiss gravita gravitasio sional nal,, ek*em ek*em stasis, stasis, dermatit dermatitis is hipostatik, ek*em verikosa, dan dermatitis venosa. Dermatitis stasis dapat merupakan prekursor dari keadaan lain seperti ulkus vena tungkai. +nsufisiensi vena merupakan suatu keadaan di mana aliran darah vena tidak cukup kuat untuk kembali ke jantung, sehingga cender cenderung ung menump menumpuk uk dan bahkan bahkan kembal kembalii ke jaring jaringan. an. Penyeba Penyebabny bnyaa antara lain oleh inkompetensi katup vena oleh suatu sebab yang belum diketahui. eadaan ini dapat diperparah oleh kondisi jika tubuh sedang berdiri dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga semakin mempersulit mempersulit naiknya naiknya darah dari vena di ekstremitas ekstremitas menuju jantung. -al ini ditandai antaralain dengan pelebaran pembuluh vena secara abnormal, disebut sebagai varises (varicose vein). elain oleh inkompetensi katup, insufi insufisie siensi nsi vena vena bisa bisa juga juga diseba disebabka bkan n oleh oleh kondis kondisii tertent tertentu u seperti seperti kehamilan (peningkatan tekanan di daerah abdomen). -al ini disebut juga sebagai varises vena sekunder.
1
1.2 TUJUAN
. /empelajari dan memahami Definisi Dermatitis tatis 0. /empelajari dan memahami 1pidemiologi Dermatitis tatis 2. /empelajari dan memahami 1tiologi Dermatitis tatis 3. /empelajari dan memahami Patofisiologi Dermatitis tatis %. /empelajari dan memahami 4ambaran klinis Dermatitis tatis !. /empelajari dan memahami Pemeriksaan Dermatitis tatis #. /empelajari dan memahami Diagnosis Dermatitis tatis 5. /empelajari dan memahami Diagnosis banding Dermatitis tatis 6. /empelajari dan memahami Penatalaksanaan Dermatitis tatis &. /empelajari dan memahami omplikasi Dermatitis tatis . /empelajari dan memahami Prognosis Dermatitis tatis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI DERMATITIS
2
Dermatitis adalah peradangan kulit pada epidermis dan dermis sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, yang dapat menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. () 7anda polimorfik tidak selalu muncul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan dapat menjadi kronik.(0) inonim dermatitis adalah ek*em. () A. Etiologi dan Patogenei
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh8 detergen, bahan asam, basa, oli, semen), fisik (contoh8 sinar matahari, panas), mikroorganisme (contoh8 bakteri, jamur)9 dapat pula berasal dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. ebagian lain tidak diketahui etiologinya yang pasti.(2) :anyak pula dermatitis yang belum diketahui dengan pasti patogenesisnya, terutama yang banyak penyebab faktor endogen. B. Ge!ala Klini
Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. elainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat sirkumsrip, dapat pula difuse. Penyebarannya dapat setempat, generalisata, dan universalis. ()
. tadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah (madidans). 0. tadium subakut, eritema dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta. 2. tadium kronis lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul, dan likenifikasi, mungkin bisa terdapat erosi dan eksoriasi akibat garukan. 4ambaran klinis tidaklah harus sesuai stadium, karena suatu penyakit dermatitis muncul dengan gejala stadium kronis. :egitu pula dengan efloresensi tidak harus polimorfik, karena dapat muncul oligomorfik
3
(beberapa) saja. eluhan penyakit dermatitis merupakan hal yang sering terjadi, karena penyakit ini dapat menyerang pada orang dengan rentang usia yang bervariasi, mulai dari bayi hingga dewasa serta tidak terkait dengan faktor jenis kelamin.(2) ". Hitologi
Perubahan histologik dermatitis terjadi pada epidermis dan dermis, bergantung pada stadiumnya.() . tadium akut9 kelainan di epidermis berupa vesikel atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan eksositosis, terutama sel mononuclear. Dermis sembab, pembuluh darah melebar, ditemukan sebukan terutama sel mononuclear,
eosinofil
kadang
ditemukan,
tergantung
penyebab
dermatitis. 0. tadium subakut9 ampir seperti stadium akut akan tetapi jumlah vesikel berkurang di epidermis, spongiosis masih jelas, epidermis tertutup krusta, dan parakeratosis, edema di dermis berkurang, vasodilatasi masih tampak jelas, demikian pula sebukkan sel radang. 2. tadium kronik9 epidermis hyperkeratosis, parakeratosis, akantosis, rete ridges memanjang, kadang ditemukan spongiosis ringan, vesikel tidak ada lagi, dinding pembuluh darah menebal, terdapat sebukan sel radang mononuclear di dermis bagian atas, jumlah fibroblast dan kolagen bertambah.()
4
D. Klai#i$ai
Pembagian berdasarkan tatanama atau nomenklatur, morfologi ataupun stadium masih menjadi kontroversial dimana belum terjadi kesepakatan. /aka dari itu, kami akan memaparkan pembagian berdasarkan etiologi8 E$ogen 8 Dermatitis kontak9 ;enis eksim ini disebabkan karena faktor di
luar tubuh penderita, seperti terpapar bahan kimia, iritasi karena sabun, kosmetik, parfum dan logam. Dermatitis kontak adalah jenis eksim yang paling banyak diderita manusia, diperkirakan #&$ penyakit eksim merupakan jenis ini. ecara klinis jenis eksim ini memiliki gejala terasa panas, kemudian muncul benjolan, dan disertai adanya cairan. :agian kulit yang terserang memiliki batas tepi yang jelas. 7etapi jenis eksim ini dapat menjadi kronis yang ditandai dengan kulit semakin mengering, pigmentasi, terjadi penebalan kulit sehingga tampak garis"garis pada permukaan kulit dan kemudian terjadi retak"retak seperti te riris pada kulit. (2)
Endogen 8
5
De%&atiti ato'i$ 9 jenis eksim yang memiliki ciri khas yang berbeda
dengan jenis eksim dermatitis kontak yaitu adanya rasa gatal, memiliki bentuk yang khas terutama pada kulit wajah dan lipatan"lipatan tubuh, serta adanya riwayat atopik yaitu alergi atau asma. ;enis eksim ini banyak menyerang anak"anak dan bayi, dan biasanya merupakan penyakit eksim kambuhan. De%&atiti n(&(la%i9 ;enis eksim ini pada umunya berhubungan dengan
kulit kering dan sering menyerang pada orang yang berusia lanjut. 4ejala penyakit eksim jenis ini berupa kulit mengering, merah, gatal, dan muncul dalam bentuk bulatan"bulatan pipih seperti koin logam, biasanya terdapat pada kulit kaki dan tangan. Ne(%ode%&atiti 9 peradangan kronik pada kulit yang tidak diketahui
penyebabnya, lebih sering ditemukan pada wanita daripada pria dan puncak insidennya adalah umur paruh baya. De%&atiti tai9 jenis eksim kulit yang berkaitan dengan adanya varises
pada bagian kaki. ;enis eksim ini terdapat pada kaki ditandai dengan rasa gatal, penebalan kulit serta berubahnya warna kulit menjadi memerah bahkan kecoklatan.(,3)
2.2 DEFINISI DERMATITIS STATIS
Dermatitis stasis adalah dermatitis sekunder yang penyebab utamanya akibat insufiensi kronik vena (hipertensi vena) yang sering terjadi di ekstremitas bawah (tungkai).,0
2.) EPIDEMI*L*GI •
Dermatitis tasis lebih banyak terjadi pada wanita usia pertengahan atau lanjut lebih dari %& tahun , kemungkinan karena efek hormonal serta kecenderungan terjadinya thrombosis vena dan hipertensi saat kehamilan. 0
•
+nsidens pada wanita lebih banyak menderita dari pada pria. ,0,2
•
Dijumpai pada orang dewasa dan orang tua, tidak pada anak"anak. 02
6
•
:anyak terjadi pada orang gemuk.
•
:anyak berdiri.
•
:anyak melahirkan (multipara).
2.+ ETI*L*GI
/ekanisme timbulnya dermatitis statis ini masih belum jelas. Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme timbulnya dermatitis stasis, yaitu8 . /eningkatnya tekanan hidrostatik dalam system vena, terjadinya kebocoran fibrinogen masuk kedalam dermis. elanjutnya fibrinogen diluar pembulu darah akan berpolimerasi membentuk selubung fibrin perikapiler dan interstisium, sehingga menghalangi difusi oksigen dan makanan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup kulit, akibatnya akan terjadi kematian sel.tetapi ada data yang kurang mendukung hipotesis tersebtantara lain bahwah derajat endapan fibrin tidak ada hubungan dengan luasnya insufisiensi vena dan tekanan oksigen. Demikian pula selubung fibrin sekeliling kapiler dermis tidak kontinu dan tidak teratur, sehingga sulit berperan sebagai sawar terutama untuk molekul kcil seperti oksign dan nutrient lain. 0. Dermatitis stasis terjadi sebagai akibat langsung dari insufisiensi vena. 7erganggu fungsi sistem "arah katup di pleksus vena dalam hasil kaki di aliran balik darah dari sistem vena dalam ke sistem vena superfisial, dengan disertai hipertensi vena. +ni hilangnya fungsi katup dapat hasil dari penurunan berhubungan dengan usia pada kompetensi katup. Atau, peristiwa tertentu, seperti trombosis vena dalam, pembedahan (misalnya, vena pengupasan, artroplasti lutut total, panen dari vena saphena untuk bypass koroner), atau luka trauma, dapat sangat merusak fungsi dari sistem vena tungkai. /ekanisme yang menyebabkan hipertensi vena peradangan kulit dermatitis stasis. Pada pasien dengan dermatitis stasis, perhatikan bekas luka besar di betis yang.
7
7eori tentang penyebab peradangan kulit di insufisiensi vena berpusat pada perfusi oksigen dari tungkai jaringan. Awalnya, sistem vena yang tidak kompeten dianggap menyebabkan pengumpulan darah di vena superfisial, dengan arus berkurang dan karenanya mengurangi tekanan oksigen
di kapiler
dermis.
kandungan
oksigen
menurun
darah
menggenang menyebabkan kerusakan hipoksia untuk kulit di atasnya. 2. 7eori hipoksia stasis itu disangkal oleh bukti bahwa alih"alih dikumpulkan, darah stagnan dengan tekanan oksigen rendah, vena tungkai pada pasien dengan insufisiensi vena telah meningkatkan laju aliran dan tekanan oksigen tinggi.hunting arteriovenosa bisa menyumbang temuan ini, tetapi tidak ada bukti shunting pada pasien dengan insufisiensi vena ditemukan. urangnya lengkap bukti untuk mendukung teori hipoksia stasis telah menyebabkan banyak peneliti menganjurkan ditinggalkannya dermatitis stasis panjang.
2., PAT*FISI*L*GI
Dermatitis stasis terjadi sebagai akibat langsung dari insufisiensi vena. 7erganggu fungsi sistem "arah katup di pleksus vena dalam hasil kaki di aliran balik darah dari sistem vena dalam ke sistem vena superfisial, dengan disertai hipertensi vena.+ni hilangnya fungsi katup dapat hasil dari penurunan berhubungan dengan usia pada kompetensi katup. Atau, peristiwa tertentu, seperti trombosis vena dalam, pembedahan (misalnya, vena pengupasan, artroplasti lutut total, panen dari vena saphena untuk bypass koroner), atau luka trauma, dapat sangat merusak fungsi dari sistem vena tungkai. /ekanisme yang menyebabkan hipertensi vena peradangan kulit dermatitis stasis, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah, telah dipelajari secara ekstensif selama beberapa dekade. Pada pasien dengan dermatitis stasis, perhatikan bekas luka besar di betis yang disebabkan oleh pecahan peluru militer.
vena yang tidak kompeten dianggap menyebabkan pengumpulan darah di vena superfisial, dengan arus berkurang dan karenanya mengurangi tekanan oksigen di kapiler dermis. -ipotesis penyatuan menyebabkan dermatitis stasis panjang. +a percaya bahwa kandungan oksigen menurun darah menggenang menyebabkan kerusakan hipoksia untuk kulit di atasnya. 7eori hipoksia stasis itu disangkal oleh bukti bahwa alih"alih dikumpulkan, darah stagnan dengan tekanan oksigen rendah, vena tungkai pada pasien dengan insufisiensi vena telah meningkatkan laju aliran dan tekanan oksigen tinggi.hunting arteriovenosa bisa menyumbang temuan ini, tetapi tidak ada bukti shunting pada pasien dengan insufisiensi vena ditemukan. urangnya lengkap bukti untuk mendukung teori hipoksia stasis telah menyebabkan banyak peneliti menganjurkan ditinggalkannya dermatitis stasis panjang. Penelitian selanjutnya difokuskan pada peran tungkai mikrosirkulasi dalam patogenesis kerusakan kulit akibat insufisiensi vena. Pada 6#&"an dan 65&"an, peningkatan tekanan hidrostatik vena ditemukan akan dikirim ke mikrosirkulasi kulit, hal ini menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler kulit. -al ini memungkinkan peningkatan permeabilitas makromolekul, seperti fibrinogen, bocor keluar ke jaringan pericapillary, kemudian, polimerisasi fibrin fibrinogen untuk menghasilkan pembentukan fibrin manset di sekitar kapiler kulit.7elah dihipotesiskan bahwa manset fibrin berfungsi sebagai penghalang untuk difusi oksigen, dengan mengakibatkan hipoksia jaringan dan kerusakan sel.elanjutnya, fenomena pembentukan fibrin manset ditemukan pada penyakit yang lebih berat, seperti ulkus vena. /anset fibrin tidak ditemukan dalam ulkus karena penyebab selain hipertensi vena. Penurunan aktivitas fibrinolitik kutan telah diusulkan untuk berkontribusi pada pembentukan fibrin manset. Pembentukan manset fibrin, ditambah dengan fibrinolisis menurun, mengakibatkan fibrosis dermal yang adalah ciri khas dari dermatitis stasis maju. >eukosit diaktifkan menjadi terjebak dalam manset fibrin dan ruang perivaskular
sekitarnya,
melepaskan
mediator
inflamasi
yang
berkontribusi terhadap peradangan dan fibrosis. +ni leukosit melepaskan 9
faktor pertumbuhan transformasi faktor pertumbuhan"beta, mediator penting fibrosis dermal. elanjutnya, upregulation molekul" adhesi antar sel vaskular (+
2.- GAMBARAN KLINIS
Sea%a $lini /iaan0a te%liat ,0,2
"
Akibat tekanan vena yang meningkat pada tungkai bawah, akan terjadi pelebaran vena atau varises dan edema
10
"
ulit hipergigmentasi kecoklatan atau berwarna merah kehitaman kemudian muncul purpura ( karena ekstravasasi sel darah merah kedalam dermis)
"
Penyebaran dimulai dari bagian medial atau lateral maleolus dan sekitar pergelangan kaki secara bertahap menyebar keatas hingga kebawah lutut, penyebaran kebawah hingga ke punggung kaki
"
Pada permulaan tampak edema pergelangan kaki, terutama pada sore hari setelah bekerja.
"
elainan
kulit
berupa
eritema,
skuama,
kadang
eksudasi
dan
hiperpigmentasi "
4atal
"
:ila telah berlangsung lama kulit akan menjadi tebal
2.3 PEMERIKSAAN ering kali dermatitis stasis di awal perkembangan penyakit sulit
dibedakan dengan infeksi jamur. @ntuk dapat membedakannya dapat dilakukan pemeriksaan - pada daerah lesi. Dermatitis stasis tidak menunjukkan gambaran spora dan hifa. 2.4 DIAGN*SA Dermatitis stasis dapat didiagnosa melalui pengolahan informasi
anamnesis dan pemeriksaan fisik. /eskipun tiap bagian dari anamnesis adalah penting, yang perlu diperhatikan adalah usia penderita, aktivitas penderita, dan penyakit penyerta seperti penyakit diabetes dan penyakit jantung"pembuluh darah. Pemeriksaan fisik dengan gambaran khas pada tungkai bawah menjadikan diagnosis dermatitis stasis dapat ditegakkan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang ditemukan. elain itu dapat juga dilakukan pemeriksaan radiologiDoppler untuk melihat adanya perubahan (dilatasi) vena yang dalam, trombosis atau gangguan katup. Pada pemeriksaan histologis akan ditemukan adanya tanda"tanda inflamasi, agregasi hemosiderin di dermis atau penebalan arteriolvenula.
2.5 DIAGN*SIS BANDING
"
Dermatitis kontak (dapat terjadi bersamaan dengan dermatitis stasis)
11
Dermatitis
kontak
ialah
dermatitis
yang
disebabkan
oleh
bahansubstansi yang menempel pada kulit dan menyebabkan alergi atau reaksi iritasi.(0) ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas. Ada 0 macam dermatitis kontak, yaitu8 1. Dermatitis kontak iritan
Dermatitis yang terjadi ketika kulit terpajan bahan iritan seperti detergen, asam, basa, serbuk kayu, semen, dan sebagainya. Dapat menyebabkan kerusakan pada kulit apabila teriritasi berulang selama periode tertentu.(3) 2. Dermatitis kontak alergi
Dermatitis yang terjadi ketika kulit tersensitisasi oleh suatu substansi (allergen), dan kontak ulang dengan substansi tersebut. +ni merupakan reaksi kulit tipe lambat.(3)
"
Dermatitis numularis
6 "
De#inii Dermatitis berupa lesi mata uang logam koin atau agak lonjong, berbatas
tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah.() Bama lain dari dermatitis nummular adalah ek*em 6 "
nummular9 ek*em discoid9 atau neurodermatitis nummular.(0) E'ide&iologi Dermatitis numularis pada dewasa lebih sering terjaid pada pria dibandingkan pada wanita. @sia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara %% dan !% tahun, pada wanita usia puncak juga terjadi pada usia % sampai 0% tahun. Dermatitis numularis tidak biasa diteukan pada anak bila ada timbulnya jarang pada usia sebelum satu tahun, umumnya kejadian
6 "
meningkat seiring dengan meningkatnya usia. (,0) Etiologi Penyebabnya tidak diketahui, banyak faktor yang ikut berperan. Diduga stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan, mengingat jumlah koloninya meningkat walaupun tanda infeksi secara klinis tidak tampak. 1ksarsebasi terjadi bila koloni bakteri meningkat di atas & juta kumancm0.
12
Dermatitis kontak mungkin ikut memegang peranan pada berbagai kasus dermatitis numularis, misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula iritasi dengan wol dan sabun. 7rauma fisis dan kimiawi juga dapat berperan. ulit penderita dermatitis numularis cenderung kering, hidrasi stratum korneum rendah. Pada anak"anak lesi numularis terjadi pada dermatitis atopik. " 6 "
Ge!ala Klini Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal. >esi
akut berupa vesikel dan papulovesikel (&,2",& cm), kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik saperti uang logam (koin), eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas. >ambat laun vesikel pecah menjadi eksudasi, kemudian mengering menjadi krusta kekuningan. @kuran garis tengah lesi dapat menjadi % cm, jarang sampai & cm. >esi lama berupa likenifikasi dan skuama. ;umlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi mulai dari miliar sampai nummular, bahkan plakat. 7empat predileksi di tungkai bawah, badan, lengan,
termasuk
punggung tangan.
Dermatitis
numularis
cenderung hilang timbul, ada pula yang terus menerus, kecuali dalam periode pengobatan. :ila terjadi kekambuhan umumnya timbul pada tempat semula.(,0)
" " " 6 "
Diagnoi Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas
gambaran klinis. ebagai diagnosis banding antara lain ialah dermatitis
13
kontak,
dermatitis
atopik,
neurodermatitis
sirkumskripta,
dan
dermatomikosis.()
"
Beurodermatitis De#inii
. Peradangan kulit kronis, gatal, dengan batas yang jelas, ditandai dengan penebalan kulit dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang"ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Penyakit ini menyebabkan bercak"bercak penebalan kulit yang kering, bersisik dan berwarna lebih gelap, dengan bentuk lonjong atau tidak beraturan Bama lain neurodermatitis sirkumskripta ialah liken simpleks kronikus .(,%) Etiologi
>iken simpleks kronis bisa terjadi sebagai akibat sesuatu (misalnya baju) yang bersentuhan dengan kulit atau mengiritasi kulit sehingga seseorang menggaruk"garuk daerah tersebut. ebagai akibat dari iritasi menahun akan terjadi penebalan kulit. ulit yang menebal ini menimbulkan rasa gatal sehingga merangsang penggarukan yang akan semakin mempertebal kulit. Penyakit ini menimbulkan warna kecoklatan pada daerah yang terkena.(#) Penyakit ini biasanya berhubungan dengan8 "
Dermatitis atopik
"
Psoriasis
"
ecemasan, depresi ataupun gangguan psikis lainnya. >ebih banyak ditemukan pada wanita dan biasanya timbul pada usia 0&"%& tahun.
14
Ge!ala Klini
>iken simpleks kronis bisa timbul di setiap bagian tubuh, termasuk anus ( pruritus ani) dan vagina ( pruritus vulva). Pada stadium awal, kulit tampak normal tetapi terasa gatal. elanjutnya timbul bercak"bercak bersisik, kering dan berwarna lebih gelap sebagai akibat dari penggarukan dan penggosokan
Diagnoi
Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta didasarkan gambaran klinis, biasanya tidak terlalu sulit. Bamun perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit lain yang memberikan gejala pruritus, misalnya liken planus, liken amiloidosis, psoriasis, dan dermatitis atopik. Pengo/atan
@ntuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipuritus atau kortikosteroid topikal. Antipruritus dapat berupa antihistamin dengan efek
15
sedative contih9difenhidramin. ortikosteroid yang dipakai biasanya berotensi kuat, kalau masih tidak berhasil dapat diberikan secara suntikan intra lesi. Ada pula yang mengobati dengan @?: dan P@?A. Perlu dicari kemungkinan penyakit yang mendasarinya, dan ditangani terlebih dahulu. Prognosisnya
tergantung
pada
penyebab
pruritus,
penyakit
yang
mendasarinya.
2.17 PENATALAKSANAAN 2.17.1 Tatala$ana de%&atiti ea%a (&(& PENG*BATAN
Pengobatan yang tepat didasarkan atas kausa, yaitu menyingkirkan penyebabnya. 7etapi, seperti diketahui dermatitis multi factor, kadang juga tidak diketahui pasti, maka penobatan bersifat simtomatis, yaitu dengan menghilangkan mengurangi keluhan dan menekan peradangan. 1. Site&i$
Pada
kasus ringan dapat diberikan anti histamine,
atau dapat
dikombinasikan dengan anti serotonin, anti bradikinin, dan sebagainya. -idroksi*in hidroklorida &"%& mg setiap ! jam bilamana perlu.
bat dermatititis yang utama adalah kortikosteroid (prednisone 2& mg hari). ortikosteroid merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang pembuatan bahan sintetik analognya telah berkembang dengan pesat. 7erutama diberikan pada penyakit kasus akut dan berat.
Antibiotik untuk setiap infeksi sekunder.
2. To'i$al
7erdapat beberapa prinsip umum terapi topikal8
16
Dermatitis akut basah (madidans) harus diobati secara basah (kompres terbuka), bila subakut diberikan losio (bedak kocok), krim (terutama pada daerah berambut), dan apabila kronikkering diberikan salap.
o
ompres, pertama"tama gunakan kompres dingin dengan air keran dingin atau larutan burrow untuk lesi"lesi eksudtif dan basah. enakan selama 0& menit tiga kali sehari. -indari panas disekitar lesi.
o
>osio
topikal
yang mengandung menol,
fenol,
atau
premoksin
sangat berguna untuk meringankan rasa gatal sementara, dan tidak mensensitisasi, tidak seperti ben*okain dan difenhidramin. bat"obatan bebas yang dapat digunakan antara lain lasio atau obat semprot sarna dan lasio PraC
ortikosteroid topikal, berguna bila daerah yang terkena terbatas atau bila kortikosteroid oral merupakn kontraindikasi.
/akin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentase obat spesifik.
2. R(!($an9 Pasien dengan penyakit kronik yang tidak memberikan respons terhadap terapi dan penghindaran semua penyebab yang dicurigai harus dirujuk ke ahli kulit untuk tes tempel 2.17.2 Penatala$anaan $(( 'ada de%&atiti tati
"
Pengobatan ausatif terhadap gangguan sirkulasi dengan elevasi tungkai atau menggunakan pembalut elastis. @ntuk mengatasi edema akibat varises, maka tungkai dinaikkan (elevasi) sewaktu tidur atau duduk. :ila tidur kaki diusahakan agar terangkat melebihi permukaan jantung selama 2& menit dilakukan 2"3 kali sehari untuk memperbaiki mikrosirkulasi dan menghilangkan edema. Dapat pula kaki tempat tidur disangga balok setinggi %"0& cm (sedikit lebih tinggi dibanding letak jantung). Apabila sedang menjalankan aktivitas, memakai kaos kaki penyangga varises atau pembalut elastis.
"
Apabila lesi eksudatif
17
1ksudat yang ada dapat dikompres terbuka dengan permanganas kalikus &.&&& dan setelah kering diberi kortikosteroid topikal potensi rendah sampai sedang. "
Apabila terdapat infeksi sekunder maka dapat ditangani dengan pemberian antibiotika sistemik
2.11 K*MPLIKASI
Dermatitis stasis dapat mengalami komplikasi berupa ulkus diatas maleolus desebut ulkus venosum atau ulkus varikosum, dapat pula mengalami infeksi sekunder, misalnya selulitis. Dermatitis stasis dapat diperberat karena mudah teriritasi oleh bahan kontakan.
2.12 PR*GN*SIS
Dermatitis stasis sering merupakan penyakit dengan kondisi jangka panjang (kronis). ita bisa meminimalkan gejala dengan mengendalikan kondisi dan pembengkakan. BAB III KESIMPULAN
Dermatitis stasis adalah dermatitis sekunder yang penyebab utamanya akibat insufiensi kronik vena (hipertensi vena) yang sering terjadi di ekstremitas bawah (tungkai). Dermatitis tasis lebih banyak terjadi pada wanita usia pertengahan atau lanjut lebih dari %& tahun , kemungkinan karena efek hormonal serta kecenderungan terjadinya thrombosis vena dan hipertensi saat kehamilan. Dermatitis stasis dapat didiagnosa melalui pengolahan informasi anamnesis dan pemeriksaan fisik. /eskipun tiap bagian dari anamnesis adalah penting, yang perlu diperhatikan adalah usia penderita, aktivitas penderita, dan penyakit penyerta seperti penyakit diabetes dan penyakit jantung"pembuluh darah. Pemeriksaan fisik dengan gambaran khas pada tungkai bawah menjadikan diagnosis dermatitis stasis dapat ditegakkan.
18
DA7A' P@7AA . Djuanda, Adhi. 0&&5. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. :alai Penerbit @+. +ndonesia8 ;akarta 0. P1'D+. 0&. Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. ;akarta 8 Departemen +lmu esehatan ulit dan elamin @+. 2. it*patrick, 7. :., ;onhson, '. A., Polano, /.., uurmond, D., olff, . 660. Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology: Common and Serious Disease Second Edition. @nited tates of America 8 /c.4raw" -ill. 3. Daili, 1mmy . ., /enaldi, ri >., isnu, /ade. 0&&%. Penyakit ulit =ang @mum di +ndonesia 8 ebuah Panduan :ergambar. ;akarta Pusat 8 P7 /edical /ultimedia +ndonesia. %.
19