DIET UNTUK PENYAKIT STROKE
Banyak penelitian menunjukan, bahwa modifikasi diet berperan sangat efektif untuk mencegah sumbatan aterosklerosis pada arteri. Riset yang banyak mendapat perhatian dan di terapkan adalah pola diet dari Dr Dean Ornish, yang mengkombinasikan diet vegetarian, rendah lemak, visual emergery, dan program penurunan stres. Diet yang menekankan pada jumlah asupan sayuran, buah-buahan, buah-buahan, protein rendah lemak serta kaya lemak, diakui sangat bermanfaat untuk kesehatan pembuluh darah. Selain diperoleh pasokan pasokan vitamin-vitam vitamin-vitamin in penting penting ,juga ,juga kebutuhan kebutuhan mineral mineral dan dan unsur unsur fitokimia fitokimia ( phytoche phytochemicals micals ). Fitokimia berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan karena oksidasi oleh radikal bebas, serta membantu proses oksidasi dalam jaringan tubuh dan jaringan di dalam otak. Tujuan Diet : 1) Memberikan Memberikan makanan makanan secukupny secukupnyaa untuk memenuh memenuhii kebutuhan kebutuhan gizi pasien pasien dengan dengan memperhatikan keadaan dan komlikasi penyakit. 2) Memperbaiki Memperbaiki keadaan keadaan stroke, stroke, seperti seperti disfagia, disfagia, pneum pneumonia, onia, kelainan kelainan ginjal ginjal dan dekubitus. 3) Mempert Mempertaha ahankan nkan keseim keseimban bangan gan cairan cairan dan elektroli elektrolit. t. Syarat Diet 1) Energi Energi cukup, yaitu yaitu 25-45 kkal/kg kkal/kgBB. BB. Pada fase fase akut energi energi diberikan 1100 1100-1500 -1500 kkal/hari. 2) Protein cukup cukup yaitu yaitu 0,8-1 g/kgBB g/kgBB.. Apabila pasien pasien berada berada dalam keadaan keadaan gizi kurang, kurang, protein diberikan diberikan 1,2-1,5 1,2-1,5 g/kgBB g/kgBB.. Apabila Apabila penyakit penyakit disertai disertai komplikasi komplikasi gagal ginjal ginjal kronik, protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB. 3) Lemak cukup, cukup, yaitu 20-25% 20-25% dari dari kebutuhan kebutuhan energi energi total. Utamaka Utamakan n sumber sumber lemak tidak tidak jenuh ganda, batasi sumbe sumberr lemak jenuh yaitu yaitu < 10% 10% dari dari kebutuhan kebutuhan energi energi total. total. Kolesterol dibatasi < 300mg. 4) Karbohidrat Karbohidrat cukup, cukup, yaitu 60-70% 60-70% dari kebutuhan kebutuhan energi energi total. total. 5) Vitamin cukup, terutama vitamin A, ribovlavin, B 6, asam folat, B 12, C, dan E.
6) Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium
dibatasi denagan memberikan garam dapur maksimal 1,5 sendok teh/ hari (setara dengan + 5gram garam dapur atau 2 g natrium). 7) Seratcukup, untuk membantumenurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah konstipasi. 8) Cairan cukup, yaitu 6-7 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan asites, cairan
dibatasi, minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makan dapat dihabiskan. Un tuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol . 9) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien. 10) Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering. Alangkah baiknya bila jenis-jenis makanan berikut di konsumsi secara teratur : -
Beras utuh
-
Roti gandum lengkap
-
Kentang dan kentang manis
-
Ikan, terutama yang habitatnya jauh dari kedalaman laut, karena merupakan sumber asam lemak essensial ( omega 3 ) yang bermanfaat. Contohnya : salmon, makerel, dan haring.
-
Sayuran berwarna hijau gelap seperti yang berwarna keunguan ( mengandung pigmen antosianidin yang diyakini membentu menurunkan resiko stroke ) seperti anggur, terung , dan kubis.
-
Kacanng-kacangan ( polong )dan produk olahan kedelai ( tahu, tempe )
-
Umbi sayuran ( wortel, bit, lobak, talas ).
-
Bumbu dan rempah-rempah ( bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit ) Penting memperhatikan jumlah asupan kalori yang masuk agar tidak terjasi kelebihan bera badan. Jumlah kalori harus disesuaikan dengan usia dan aktivitas sehari-hari yang dilakukan.
Sedangkan makanan yang harus di hindari adalah : -
Protein tinggi lemak, terutama daging merah
-
Produk susu ( mentega, keju ) dan telur
-
Asupan gula dan garam yang berlebihan
-
Alkohol dan tembakau
-
Makanan goreng-gorengan Pembuluh darah sangat peka terhadap asam lemak jenuh ( saturated fat ) yang di dalam hati diubah menjadi kolesterol. Semakin sedikit minyak yang digunkan untuk memasak, semakin baik untuk kesehatan. Walaupun disebutkan ada minyak gorenga yang “ non kolesterol” mengandung lebih bbanyak asam tak jenuh, tapi dengan pemanasan tinggi, ketika menggoreng akan berubah menjadi asam lemak jenuh. Karena itu jauhi penggunaan minyak jelantah ( bekas penggorengan ) yang dapat memberikan rasa lebih gurih tetapi mengandung kadar asam lemak jenuh sangat tinggi. JENIS JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN Berdasarkan tahapnya diet strojke dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1. Fase akut (24- 48 jam) Fase akut adalah keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada fase ini diberikan makanan parenteral (NPO/ nothing per oral ) dan dilanjutkan dengan makanan erenteral (naso gastric tube / NGT). Pemberian makanan parenteral total perlu dimonitor dengan baik. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema serebral. Kebutuhan energi pada NPO total adalah AMB x 1 x 1,2; protein 1,5 g / kg BB; lemak maksimal 2,5 g/ kg ; dekstrosa maksimal 7 g/kg BB. 2. Fase pemulihan Fase pemulihan adalah fase dimana pasien telah sedar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan diberikan per oral secara bertahap dalam bentuk Makanan Cair, Makanan Saring , Makanan Lunak , Makanan Biasa. Bila ada disfagia, makanan diberikan secara bertahap, sebagai gabungan makanan NPO, per oral , dan NGT sebagai berikut: a. NPO
b. ¼ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ¾ bagian melalui NGT. c. ½ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ½ bagian melalui NGT.
d. Diet per oral (bentuk semi padat dan semi cair) dan air melalui NGT e. Diet lengkap per oral Diet stroke I