Distribusi Fisik dan Transportasi Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Rantai Pasok
DISUSUN OLEH:
DIMAS ARDIAN
5551150161
MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Kata Pengantar Assalamualaikum. Wr. Wb. Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka Saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Distribusi fisik dan Transportasi” Transportasi” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehingga lebih mengetahui tentang Distribusi fisik dan Transportasi. Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum, khususnya pada saya dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan semestinya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan
makalah
ini.
Akhir
kata
saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Wassalamualaikum. Wr. Wb
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................I Daftar Isi ................................................................................................................. II Flow Chart ............................................................................................................. III BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Distribusi Fisik ...................................................................................... 2 Pengertian Transportasi ........................................................................................... 2 Fungsi-Fungsi Distribusi Fisik ................................................................................ 3 Kegiatan-Kegiatan Dalam Distribusi Fisik.............................................................. 3 Transportasi Tulang Punggung Perekonomian ..................................................... 10 Hinterland dan Intermoda Transportasi ................................................................. 11 Lokasi dan Transportasi......................................................................................... 12 Manajemen Angkutan/Lalu Lintas (Traffic Management) ................................... 13 Material Handling dan Transportasi ...................................................................... 16 Dokumen Angkutan............................................................................................... 16 BAB III PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................................ 19 Ringkasan .............................................................................................................. 19 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 21
Flow Chart
Pengertian Distribusi Fisik
Pengertian Transportasi
Fungsi-Fungsi Distribusi Fisik
Kegiatankegiatan dalam distribusi fisik
Manajemen Angkutan/Lalu Lintas
Lokasi dan Transportasi
Hinterlan dan Intermoda Transportasi
Transportasi Tulang Punggung Perekonomian
Material Handling dan Transportasi
Dokumen Angkutan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan berbagai aktifitas baik fisik maupun psikis guna memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal, yang kita ketahui berupa produksi, distribusi dan konsumsi yang merupakan kegiatan inti makhluk sosial. Salah satu rangkaian aktifitas itu berupa kegiatan menggunakan moda transportasi sebagai salah satu kebutuhan yang cukup penting untuk menunjang kelancaran dalam bertansaksi ekonomi. Jika dilihat dari segi sosial dan budaya, transportasi berguna sebagai sarana untuk berhubungan dan saling mengunjungi sesama makhluk sosial yang saling membutuhkan. Jika dilihat dari sudut pandang politik dan pertahanan, alat transportasi dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan, keandalan sistem dan sarana berhubungan ikut memperkokoh stabilitas politik suatu negara melalu aparat keamanan dan memberi rasa aman dan tentram. Dari semua kegunaan transportasi di atas tentu sangat dibutuhkan suatu pengaturan, pengawasan dan pengorganisasian yang apik dari suatu institusi agar manfaat dari moda transportasi tersebut bisa tetap dipertahankan dan berfungsi sesuai dengan kebutuhan pengguna, maka dari itu perlu adanya manajemen transportasi di suatu wilayah yang pasti memiliki mobilitas ekonomi yang beragam.
BAB II PEMBAHASAN Pengertian Distribusi Fisik
Distribusi fisik adalah segala kegiatan untuk memindahkan barang dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu. Adapun Pengertian distribusi fisik menurut H. Djaslim Saladin dan Yeves Marty Oesman (2002), distribusi fisik adalah: “Distribusi fisik mencangkup perencanaan dan pengawasan arus bahan dan produk final dari tempat asal ke tempat pemakai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan memperoleh keuntungan. Dengan kata lain distribusi fisik adalah tanggung jawab untuk merancang dan melaksanakan system untuk mengendalikan arus bahan baku dan bahan jadi” (psychologymania, 2013) Sedangkan menurut Philip Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian” (1995) adalah: “ Distribusi fisik terdiri dari seperangkat yang melibatkan perncanaan, penerapan, dan pengendalian arus bahan dan produk akhir dari titik asal ke titik penggunaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan menciptakan laba.” (psychologymania, 2013) Manajemen Distribusi Fisik adalah aspek logistik keseluruhannya yang berkenaan dengan pengolahan dan pengiriman barang yang dipesan oleh langganan (Bowersox, 1978).
Pengertian Transportasi
Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Tempat atau tempat-tempat asal barang disebut juga dengan istilah sumber atau sumber-sumber (resources). Sedangkan tempat atau tempattempat tujuan disebut destination. Hal ini merupakan bagian dari kehidupan nyata manusia untuk memindahkan barang dari tempat satu ke tempat lain sesuai dengan kebutuhannya. (Prawirosentono, 2005)
Fungsi-Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi Fisik memiliki 6 Fungsi, yaitu: 1. Transportasi, yakni memilih cara yang tepat untuk memindahkan barang ke tempat yang jaraknya jauh. Ini merupakan Fungsi Utama Distribusi fisik. 2. Inventory central, ialah pemilihan alternatif apakah penyimpanan harus dilakukan tersebar atau terpusat. 3. Material handling, ialah pemilihan alat yang tepat untuk memindahkan barang ke tempat yang dekat, seperti ke kendaraan, ke retail store, ke gudang,dan sebagainya. 4. Protective packaging, ialah penentuan wadah barang supaya terhindar dari berbagai kerugian yang timbul selama proses pengiriman. 5. Border processing, ialah kegiatan-kegiatan seperti mempersiapkan dokumen, penentuan syarat-syarat pengiriman, dan lain sebagainya. (Ilmu Ekonomi ID, 2017)
Kegiatan-Kegiatan Dalam Distribusi Fisik
Secara luas, kegiatan-kegiatan yang ada dalam distribusi fisik ini meliputi penanganan arus barang secara fisik dan pengembangannya, serta operasi sistem aliran yang efisien. Bagi
produsen kegiatan distribusi fisik ini tidak hanya meliputi
pemindahan barang jadi dari akhir proses produksi sampai ke konsumen akhir, tetapi juga menyangkut arus bahan baku dari suatu sumber sampai pada akhir proses produksi.
Secara terperinci, kegiatan-kegiatan yang ada dalam distribusi fisik dapat dibagi ke dalam lima macam, yaitu : 1. Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya 2. Penentuan sistem penanganan barang 3. Penggunaan sistem pengawasan persediaan. 4. Penetapan prosedur untuk memproses pesanan 5. Pemilihan metode Pengangkutan
Tanggung jawab manajemen pada masing-masing kegiatan sering dibagi-bagi ke dalam beberapa bagian atau unit yang kadang-kadang bertentangan satu dengan lainnya. Misalnya : Bagian Produksi menentukan jadwal produksi untuk jangka panjang agar diperoleh ongkos minimum, tetapi masalah tersebut kemungkinan akan mengakibatkan ongkos persediaan yang tinggi. Untuk menyelesaikan semua masalah yang ada dapatlah dipakai teknik-teknik statistik dan metematika, seperti operation research. Teknik tersebut sangat membantu dalam penyelesaian masalah-masalah seperti :
Penentuan jumlah barang
Penentuan lokasi gudang
Persediaan yang optimum
Rute pengngkutan
Metode pengangkutan, dan sebagainya.
1. PENENTUAN LOKASI PERSEDIAAN DAN SISTEM PENYIMPANANNYA
Beberapa masalah yang dihadapi menejemen dalam penentuan lokasi persediaan ini antara lain :
Jumlah dan ukuran persediaan
Penanganan persediaan
Pengangkutannya.
Keputusan-keputusan yang diambil manajemen tentang jumlah dan lokasi persediaan, misalnya, akan mempengaruhi metode pengangkutannya. Sering terjadi bahwa hubungan-hubungan yang ada di antara kegiatan tersebut sangat komplek. Namun tidak jarang pula kita jumpai hubungan yang sederhana atau tidak begitu komplek, yaitu pada perusahaan-perusahaan kecil, atau jumlah barang yang ditangani tidak begitu banyak. Dalam hal ini, perencanaan dapat dimulai dengan menentukan jumlah dan lokasi persediaan. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap masalah tersebut adalah :
Sifat pasar
Sifat barang
Posisi keuangan dari penjualan
Kebijaksanaan terhadap loakasi persediaan ini bisa didasarkan pada strategi yang diinginkannya, apakah secara memusat (konsentrasi) ataukah menyebar (dispersi) di daerah pasarnya. Jika perusahaan mengkonsentrasikan persediaannya, maka akan memudahkan dalam mengadakan pengawasan. Selain itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan penanganan barangnya. Namun dari segi lain dapat terjadi bahwa beban pengangkutan akan meningkat dan penghantaran barang ke beberapa segmen pasar akan terlambat.
MACAM-MACAM GUDANG Dalam operasinya, perusahaan/produsen dapat memilih untuk menggunakan gudang atau tempat penyimpanan sendiri, atau menyewa gudang umum. Jadi, pada pokoknya ada dua macam tempat penyimpanan yang bisa dipakai, yaitu : (1) gudang sendiri, dan (2) gudang umum.
1. Gudang sendiri Salah satu alternatif untuk penyimpanan barang adalah menyimpan di gudang sendiri. Perusahaan dapat menempuh cara ini apabila : (a) jumlah barang yang disimpan sangat banyak atau dalam volume besar, dan (b) arus meterialnya berfluktuasi secara musiman. Karena semua fasilitas penyimpanan tersebut dimiliki sendiri oleh perusahaan, maka pengelolaannya menjadi tanggungjawab menejer meskipun lokasinya jauh dari pabrik.
2. Gudang Umum Gudang umum (public warehouse) ini merupakan unit usaha tersendiri yang menghususkan
kegiatannya
di
bidang
penyimpanan.
Ia
menawarkan
jasa
penyimpanan dan fasilitas penanganan /pengangkutan, baik kepada individu maupun kepada perusahaan lain yang memerlukannya, termasuk lembaga-lembaga non bisnis. Sebagai penghasilannya ia menerima sejumlah sewa sebesar ruangan yang dipakai dan selama ruangan tersebut ditempati. Kita mengenal beberapa jenis gudang umum yang penggolongannya didasarkan pada macam barang yang disimpan. Jenis gudang umum tersebut adalah (a) gudang barang-barang umum, (b) gudang barang-barang khusus, dan (c) gudang pendingin.
a.
Gudang barang-barang umum Gudang ini dapat dipakai untuk menyimpan semua jenis barang yang memerlukan perlindungan terhadap cuaca, baik barang dari hasil pabrik maupun bukan pabrik. Biasanya gudang seperti ini tidak dilengkapi dengan alat pengukur suhu, pengatur kelembaban udara, ataupun alat-alat pengangkutannya. Gudang ini juga disebut general merchandise warehouse.
b. Gudang barang-barang khusus Gudang barang-barang khusus ( special commodity warehouse) ini biasanya dipakai untuk menyimpan barang dari hasil pertanian seperti : kapas, tembakau, padi, dan sebagainya. c.
Gudang pendingin Gudang pendingin (cold storage werwhouse) merupakan gudang atau tempat penyimpanan yang dilengkapi degan alat pendingin agar barang yang disimpan tidak cepat rusak, misalnya : daging, ikan basa, dan sebagainya.
Dalam perdagangan internasional sering para pedagang menggunakan gudang umum sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum diperbolehkan memasuki pasaran suatu negara. Seluruh proses administrasi termasuk pembayaran pajak yang sudah ditetapkan harus diselesaikan lebih dulu. Setelah semuanya beres, barang-barang yang ada di gudang baru boleh dikeluarkan untuk dijual ke pasar. Biasanya pemakai gudang seperti ini dilakukan dengan suatu kontrak perjanjian, dan lokasinya tidak jauh dari pelabuhan di mana kapal-kapal dapat melakukan bongkar muat. Gudang umum seperti ini dinamakan bonded warehouse.
2. SISTEM PENANGANAN BARANG
Pemilihan alat-alat yang sesuai untuk menangani barang (product handling) merupakan aspek yang penting dalam menejemen distribusi fisik. Ongkos yang dikeluarkan oleh perusahaan (ongkos untuk menangani barang) adalah termasuk bagian dari seluruh biaya diatribusi fisik. Biasanya semua peralatan yang diperlukan untuk
penanganan tersebut berada ditempat penyimpanan itu sendiri, seperti : truk pengangkat (forklift truck), Derek, dan sebagainya. Adapun system penanganan barang yang dapat digunakan antara lain : (1) paletisasi, dan (2) pengemasan.
1. Paletisasi Dalam paletisasi, penanganan barang-barang baik berupa bahan baku maupun barang jadi dipakai suatu alat yang disebut palet. Dengan alat ini barang-barang dapat dipindahkan secara cepat. Penggunaannya akan lebih ekonomis apabila material yang ditangani jumlahnya besar.
2. Pengemasan Di sini, barang-barang yang ditangani ditempatkan dalam suatu kemasan atau peti kemas baik dari logam, kayu, ataupun bahan yang lain. Biasanya kemasan ini dibuat dalam ukuran-ukuran tertentu sehingga sangat mudah dalam pengangkutannya. Pihak pengangkutan tidak perlu membongkar isinya satu per satu jika ingin memindahkannya, tetapi cukup dipindahkan sekaligus beserta peti kemasannya. Cara ini sekarang banyak dipakai karena dianggap sangat praktis terutama untuk barang-barang kelontong.
3. SISTEM PENGAWASAN PERSEDIAAN
Faktor penting yang lain dalam system distribusi fisik adalah mengadakan pengawasan secara efektif terhadap komposisi dan besarnya persediaan. Adapun tujuan dalam pengawasan persediaan adalah meminimumkan jumlah investasi yang diperlukan, dan meminimumkan fluktuasi dalam persediaan sambil melayani pesanan dari pembeli. Besarnya persediaan sangat ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor biaya. Sedangkan permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan analisa ramalan penjualan. Adapun macam-macam ongkos yang harus dipertimbangkan ini adalah : (1) ongkos perolehan, dan (2) ongkos penyimpanan.
Ongkos perolehan (acquisition cost) adalah ongkos untuk membuat atau membeli barang yang disimpan.
Ongkos penyimpanan ( carryng cost atau holding cost) adalah ongkos-ongkos seperti : biaya simpanan di gudang, bungan investasi, kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan atau hilangnya barang, pajak, dan sebagainya.
Selain keseimbangan kebutuhan pasar dengan faktor bia ya, tingkat kepuasan pembeli juga sangat mempengaruhi batas maksimum persediaan yang harus diadakan. Konsumen yang merasa puas sering memesan kembali secara mendadak, sehingga perusahaan perlu mengambil kebijaksanaan untuk berjaga-jaga. Dari segi lain perlu diperhatikan pula batas tertinggi dari jumlah persediaannya, jangan sampai terlalu berlebihan. Jika jumlah persediaan terlalu besar (melebihi batas maksimum), hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya penghasilan atau bahkan dapat pula terjadi kerugian. Sistem pengawasan persediaan yang umumnya digunakan oleh perusahaan adalah system yang didasarkan pada analisa penjualan masalalu. System tersebut adalah : (a) basic stock lits, dan (b) model stock plan.
a.
Basic stock lists Basic stock atau daftar persediaan pokok ini dapat dipakai untuk mencatat keterangan-keterangan tentang barang yang disimpan, tentang ukurannya, warnanya, jumlahmya, dan sebagainya. Termasuk juga untuk mencatat informasi tentang penjualan barang tersebut, jumlah minimum pada saat memesan lagi, dan jumlah yang dipesan lagi. System ini biasanya digunakan untuk barang-barang seperti kapas, wool, dan sebagainya.
b. Model stock plan Sistem ini biasanya hanya digunakan untuk barang-barang mode seperti : pakaian, sepatu, tas, dan sebagainya, sehingga persediaan hanya diperlukan pada satu musim mode saja.
4. PROSEDUR MEMPROSES PESANAN
Manajemen perlu menetapkan suatu prosedur dalam memenuhi pesanan konsumen. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk memproses pesanan tersebut antara lain : menyelenggarakan kegiatan kantor secara teratur, membuat barang dengan baik, serta menyampaikannya kepada pembeli. Jika perusahaan tidak sanggup atau tidak mampu melaksanakan pesanan, maka ia harus memberitahu kepada pembeli. Hal ini dimaksudkan agar pembeli tidak kecewa di kemudian hari. Ketidak mampuan perusahaan untuk melaksanakan pesanan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa fator, seperti :
Pendeknya waktu yang diminta oleh pembeli dalam menyelesaikan pesanannya, atau
Kemampuan teknis perusahaan tidak memadai, atau
Terbatasnya sumber dana yang dimiliki perusahaan, dan sebagainya.
5. PEMILIHAN METODE PENGANGKUTAN
Produsen perlu membujuk agen yang akan melayani pengangkutan barang barangnya ke perantara, atau ke pembeli akhir, atau dari perantara yang satu ke perantara yang lainnya. Pembahasan disini lebih ditunjukan pada masalah pengangkutan antar kota karena pengangkutan dalam perusahaan sendiri sudah dibahas dimuka.
Dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan merupakan factor yang penting, dan mempunyai hubungan erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta lokasi persediaan. Selain itu, fasilitas pengangkutan yang ada juga merupakan faktor penentu. Pada umumnya, fasilitas pengangkutan yang dipakai untuk dalam kota hanyalah dengan kendaraan bermotor, atau pengangkutan jalan raya lainnya.
Adapun lembaga-lembaga yang menyediakan jasa angkutan ini ada dua, yaitu :
Agen pengangkutan yang memiliki alat-alat pengangkutan sendiri,seperti PJKA
Perantara angkutan (freight forwarder) yang tidak memiliki alat angkutan sendiri.
Lembaga-lembaga tersebut termasuk lembaga pemasaran karena jasa yang ditawarkan ikut membantu dalam bidang pemasaran. (Ilmu Bermanfaat, 2013)
Transportasi Tulang Punggung Perekonomian
Pengertian Transportasi secara umum adalah Rangkaian kegiatan memindahkan/ mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu moda transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, laut/ sungai maupun udara. Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai transportasi (chain of transportation). Tiap sektor disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Kelancaran dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata rantai yang terlemah dari rangkaian kegiatan transportasi tersebut, sampai pada mata rantai yang terkuat. Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang ditentukan, dan barang dalam kondisi baik. Di Indonesia dikenal pula transportasi dalam arti mencakup sama dengan pengertian distribusi dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10 tahun 1988 tanggal 26 Februari 1988 tentang Jasa pengurusan Transportasi , pasal 1 berbunyi : “yang dimaksud dengan jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding) dalam keputusan ini adalah usaha yang ditunjukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut, dan udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penundaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen, perhitungan biaya angkut, klaim, asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan
biaya biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya” Transaksi perdagangan adalah proses pemindahan barang dari penjual kepada pembeli dengan pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual Beralih atau perpindahan barang dagangan tersebut dapat terjadi melalui : •
Dari gudang (stock) yang dimiliki penjual, menuju gudang/ tempat yang ditunjukan oleh pembeli
•
Dari pabrik dimana barang tersebut diproduksi menuju gudang/ tempat yang ditunjuk oleh pembeli
•
Dari gudang/ daerah pertanian atau perkebunan dimana barang (hasil pertanian) tersebut dihasilkan
•
Dari lokasi pertambangan (barang tambang) menuju gudang/ tempat pabrik dimana hasil tambang tersebut dibutuhkan jadi bahan baku Hinterland dan Intermoda Transportasi
Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan. Luas suatu hinterland relatif dan tidak mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau batas suatu negara tergantung kepada ada atau tidaknya pelabuhan yang berdekatan dengan daerah tersebut. Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan barang atau penumpang dari tempat asal sampai ketempat tujuan dengan menggunakan lebih dari satu moda transport tanpa terputus dalam arti biaya, pengurusan adminisratif, dokumentasi dan adanya satu pihak yang bertanggung jawab sebagai pengangkut. Pelayanan intermoda transportasi disebut pula pelayanan dari pintu ke pintu (door to door service).
Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan dalam hal intermoda transportasi, yaitu : 1. Aspek teknis Secara teknis harus ada hubungan tiap moda dengan fasilitas yang digunakan untuk menangani jenis barang atau kemasan yang dibawa. 2. Aspek dokumentasi/file Hanya ada satu macam dokumen pengangkutan yaitu yang dikeluarkan oleh yang bertindak sebagai pengangkut 3. Aspek tanggung jawab (liability) Dalam pelaksanaan intermoda transportasion hanya satu pihak yang bertanggung jawab terhadap terselenggaranya transportasi. Dari segi nasional ada beberapa faktor yang harus diciptakan agar intermoda transportation ini berhasil mencapai tujuannya : 1. Prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi yang baik, dari/ke hinterland. 2.
Peraturan perundang undangan yang mendukung yang menyangkut dokumen
pengangkutan, prosedur bea cukai, pertanggungan jawab pengangkutan (liability) termasuk terminal operator liability. 3. Keserasian hubungan antarmoda baik secara teknis maupun sistem operasi. 4. Tersedianya informasi yang akurat tentang kegiatan transportasi.
LOKASI DAN TRANSPORTASI
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penentuan lokasi industri/ pabrik adalah tersedianya jasa pengangkutan. Transportasi merupakan faktor yang penting
diperhatikan, karena aktifitas pengangkutan meliputi mengangkut memindahkan sampai ketempat tujuan yang membutuhkan biaya pula. Sebaiknya pabrik/ industri didirikan di daerah yang mempunyai fasilitas pengangkutan tersedianya jalan jalan kendaraan ke pabrik, dekat dengan stasiun kereta api atau pelabuhan sehingga pabrik tersebut mudah dihubungi. Dalam analisis lebih lanjut untuk menentukan lokasi industri/ pabrik, sebagai patokan utama ialah biaya transportasi.
Penentuan lokasi perusahaan dapat ditempatkan pada lokasi yaitu : 1. Terpusat pada sumber bahan baku 2. Dipusatkan dekat pasar 3. Ditempatkan pada sumber daya manusia 4. Penempatan dimana saja, setiap lokasi sama yang disebut junction yaitu jarak antara ketempat sumber bahan baku pasar dan SDM sama.
MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC MANAGEMENT)
Traffic dapat didefinisikan pengangkutan penumpang dan muatan dengan alat angkutan dari suatu tempat ke tempat lain. Angkutan penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat dari beberapa segi yaitu : a.
Pengangkutan penumpang antarkota dengan kendaraan.
b.
Alat pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta api,
angkutan menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan pesawat udara.
c.
Selain itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu transmigrasi, angkutan turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah. Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di angkut untuk antar kota menggunakan berbagai bagai jenis moda transportasi antara lain menggunakan kereta api, truk, container (sistem peti kemas) kapal dan tongkang yang ditarik oleh tugboat. Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar atau partai kecil. Distribusi pengangkutan barang barang berbeda menurut volume yang diangkut, pengiriman barang dalam jumlah besar maupun kecil, jarak, berat dari muatan yang diangkut pun berbeda. Untuk pengangkutan domestik dan perdagangan internasional ada pola tertentu yang digunakan untuk lalu lintas muatan (barang). Arus barang dan lembaga penyalur komoditi yang dimanfaatkan dalam rangka pengiriman barang melalui pengangkutan perlu di analisis mengenai lalu lintas muatan (traffic).
Analisis traffic Tujuan dari analisis traffic ini adalah : a.
Untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang tersedia.
b. Bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tari f angkutan. c.
Menentukan pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut barang barang
serta pertimbangan untuk penentuan tarif jasa angkutan. d. Untuk mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan baku.
MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI
Pengertian material handling merupakan kegiatan mengangkat, mengangkut, dan meletakkan bahan bahan dan barang barang dengan menggunakan alat transportasi. Dalam material handling yang harus diperhatikan adalah peralatan (alat angkut) yang digunakan alat mekanis atau nin mekanis. Tujuan utama dari material handling ialah memindahkan barang dari satu titik ke titik lain dengan biaya minimum tanpa ada pengulangan (delay) untuk pengangkutan tersebut Adapun jenis alat material handling yang digunakan terdiri dari : 1. Ban berjalan (conveyor), dipakai dalam pabrik untuk proses produksi. 2. Derek (crane) 3. Forklift 4. Kereta Api 5. Truk 6. Container (transtanier) 7. chasis/Trailer 8. Top Loader Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa ini untuk pengiriman barang banyak digunakan peti kemas (container) terutama pelayanan. DOKUMEN ANGKUTAN
Dalam pengiriman barang dibutuhkan beberapa dokumen dalam pengangkutan yang disebut transportation ducuments. Dibawah ini diberikan beberapa contoh dokumen dalam transportasi 1. Dokumen pengiriman barang
Suatu
perusahaan
ekspedisi
yang
melaksanakan
pengiriman
barang
menggunakan shipment documents sebagai bukti bagi penerima barang nantinya, bahwa barang barang tersebut telah diangkut oleh perusahaan ekspedisi. 2. Surat muatan (Bill of Lading) Di dalam bill of lading diadakan kontrak barang barang yang diangkut, hal mana sipengirim barang akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar perjanjian yang telah dibuat. Ada pun tujuan daripada bill of lading ialah : a.
Sipenerima akan menerima barang dalam kondisi baik.
b. Pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat. c.
Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian
Dokumen bagi manajemen Ada beberapa jenis manajemen dokumen yaitu : a.
Kontrak
Dalam kontrak dijelaskan jangka waktu, dan asal/tujuan pengiriman barang. b. Tarif Untuk angkutan harus jelas tarif yang dihitung untuk pengangkutan tersebut. c.
Polis asuransi
Selama dalam perjalanan barang barang yang diangkut diasuransikan terdiri dari :
Asuransi atas kerugian barang
Asuransi atas kerusakan barang barang
d. Biaya biaya/cost Dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya uang tambang. e.
Cif (cost insurance and freight)
Selama dalam pengangkutan yang diperhitungkan adalah biaya, as uransi dan uang tambang. f.
Franco gudang artinya si pengirim/si penjual barang hanya bertanggung jawab atas
barang sampai masuk ke dalam gudang. g. Manifest yaitu surat muatan yang dibawa oleh nahkoda kapal memuat seluruh barang barang dan penumpang yang diangkut. (Salim, 1993)
BAB III PENUTUP Kesimpulan
1. Distribusi fisik adalah segala kegiatan untuk memindahkan barang dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu. 2. Secara luas, kegiatan-kegiatan yang ada dalam distribusi fisik ini meliputi penanganan arus barang secara fisik dan pengembangannya, serta operasi sistem aliran yang efisien. Bagi produsen kegiatan distribusi fisik ini tidak hanya meliputi pemindahan barang jadi dari akhir proses produksi sampai ke konsumen akhir, tetapi juga menyangkut arus bahan baku dari suatu sumber sampai pada akhir proses produksi. 3. Transportasi adalah fungsi utama dari Kegiatan Distribusi Fisik. 4. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan ( derived demand ) akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. 5. Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain. 6. Kebanyakan
dari
negara
maju
menganggap
pembangunan
transportasi
merupakan bagian yang integral dari pembangunan perekonomian. Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal tersebut. Ringkasan
Distribusi fisik adalah segala kegiatan untuk memindahkan barang dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu, dan dalam jangka waktu tertentu. Distribusi fisik memiliki 6 fungsi yaitu : Transportasi, Inventory central, Material handling, Protective packaging, Border processing. Secara terperinci, kegiatan-kegiatan yang ada dalam distribusi fisik dapat dibagi ke dalam lima macam, yaitu : 1.
Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya
2.
Penentuan sistem penanganan barang
3.
Penggunaan sistem pengawasan persediaan.
4.
Penetapan prosedur untuk memproses pesanan
5.
Pemilihan metode Pengangkutan Transportasi mempunyai peranan penting bagi industri karena produsen
mempunyai kepentingan agar barangnya diangkut sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang ditentukan, dan barang dalam kondisi baik Materi Distribusi fisik memiliki keterkaitan dengan aspek pemasaran, Dalam hal memilih lokasi pemasaran, misalnya lokasi toko, gudang atau tempat persediaan. Penyaluran suatu barang ke tempat tertentu pada saat yang tepat dapat dilakukan untu memaksimumkan kesempatan pada volume penjualan yang menguntungkan.
Daftar Pustaka
(2013,
Agustus).
Retrieved
12
07,
2017,
from
psychologymania:
http://www.psychologymania.com/2013/08/pengertian-distribusi-fisik.html (2013, 10). Retrieved Desember 08, 2017, from Ilmu Bermanfaat: http://bahanpustakaula.blogspot.co.id/2013/10/distribusi-fisik.html (2017, Januari). Retrieved Desember 08, 2017, from Ilmu Ekonomi ID: http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2017/01/pengertian-dan-6-fungsi-distribusifisik.html Bowersox, D. J. (1978). Manajemen Logistik: Integrasi Sistem-Sistem Manajemen Distribusi Fisik dan Manajemen Manajerial. (H. Ali, Ed.) Jakarta: Bumi Aksara. Prawirosentono, S. (2005). Riset Operasi dan ekonofisika. Jakarta: Bumi Aksara. Salim, A. (1993). Manajemen Transportasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.